Kita meneruskan ibadah dengan tema yang sama yang terdapat di dalam ktb Wahyu
21 : 5, Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah,
Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah,
karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
Sebenarnya penciptaan sudah dilakukan oleh TUHAN di dalam ktb Kejadian, tetapi
manusia yang sudah diciptakan menurut Gambar dan Teladan ALLAH itu sudah dirusak
oleh setan/dosa sehingga dibuang ke dunia dan di duniapun masih dikejar oleh
binatang buas/antikrist untuk dijadikan sama dengan antikrist dengan cap 6.6.6.
sehingga manusia harus binasa. Itu sebabnya di dalam ktb Wahyu, TUHAN mengulangi
‘Aku menjadikan/menciptakan segala sesuatu baru!’ termasuk menciptakan
manusia yang baru yaitu manusia yang memiliki kembali Gambar dan Teladan ALLAH
yang sudah hilang. Usaha TUHAN untuk mengembalikan manusia pada Gambar dan Teladan
ALLAH disebut sebagai asuhan TUHAN/TUHAN sebagai Gembala Yang Baik mengasuh
kita sehingga kita menjadi sama mulia dengan ALLAH.
Kita akan mempelajari asuhan TUHAN itu di dalam injil Lukas 6 yang terbagi
menjadi tujuh bagian. Mulai dari bagian yang pertama yaitu tubuh diasuh oleh
TUHAN dan bagian yang kedua yaitu jiwa diasuh oleh TUHAN dstnya sampai bagian
yang ketujuh yaitu perjalanan hidup diasuh oleh TUHAN supaya manusia kembali
pada Gambar dan Teladan ALLAH dan menjadi sempurna seperti TUHAN.
Bagian pertama yaitu tubuh diasuh oleh TUHAN untuk masuk ke dalam kegiatan
rohani yaitu kegiatan ladang gandum/kegiatan makan Firman. Dan ini adalah bagian
yang sulit sebab tubuh manusia itu sulit untuk giat di dalam kegiatan rohani
apalagi untuk makan/mendengarkan Firman. Menyanyi, berkorban, bersaksi banyak
yang mau, tetapi untuk mendengarkan/makan Firman banyak dalih >>> pemberitaan
Firman terlalu lama, mengantuk dsbnya. Itu sebabnya tubuh itu diasuh oleh TUHAN
supaya memiliki kerinduan bagaikan orang yang lapar dan ini yang ditunggu oleh
TUHAN. Jika kita memiliki kerinduan untuk makan Firman, maka kita akan mengalami
keajaiban-keajaiban. Ini sudah kita dengar penjelasannya.
Tadi pagi, kita sudah mendengar bagian yang kedua yaitu jiwa diasuh oleh TUHAN
untuk masuk kedudukan rohani yaitu menjadi imam-imam dan raja-raja/melayani
TUHAN. Jika jiwa manusia tidak diasuh oleh TUHAN, akan menjadi jiwa pengkhianat
karena tidak mau melayani TUHAN bahkan melayani dosa. Sudah diciptakan oleh
TUHAN tetapi tidak mau melayani TUHAN tetapi mau melayani dunia/melayani dosa.
Mencari kedudukan di dunia bahkan di dalam gereja beribadah kepada TUHAN hanya
untuk mencari kedudukan secara jasmani. Tetapi TUHAN mau mengasuh jiwa kita
untuk melayani TUHAN dan TUHAN menunggu/melihat kesungguhan di dalam pelayanan.
Kesungguhan di dalam pelayanan = menjiwai pelayanan. Dan jika ada kesungguhan,
maka TUHAN akan memberikan kekuatan ekstra. Jadi melayani/berkhotbah itu bukan
hanya sekedar melayani, tetapi harus sungguh-sungguh sampai kita menjiwai. Jika
kita menjadi seorang gembala maka kita harus benar-benar menjiwai sehingga sidang
jemaat benar-benar merasakan bahwa mereka itu tergembala.
Sekarang kita akan membahas bagian yang ketiga yaitu roh diasuh
oleh TUHAN,
Lukas 6 : 17 – 19,
17. Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar:
di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain
yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus
dan Sidon.
18. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit
mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
19. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang
keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Jadi YESUS turun dari bukit dan tiba di tanah yang datar dan menyembuhkan banyak
orang yang sakit. Ini adalah roh yang diasuh oleh TUHAN. Manusia yang sudah
kehilangan Gambar dan Teladan ALLAH itu, roh mereka berada di dalam keadaan
sakit >>> ayat di atas menggambarkan ‘banyak orang sakit’.
Mungkin ada yang bertanya, bagaimana bisa tahu kalau keadaan dari roh itu
sedang sakit?’ Kalau tubuh jasmani kita sakit, kita dapat mengetahuinya,
tetapi kalau roh yang sakit itu bagaimana? Praktek dari roh yang sakit/sakit
rohani itu adalah jatuh di dalam dosa/berbuat dosa. Kalau orang yang sakit itu
dibiarkan dan tidak diobati, maka lama kelamaan akan mati. Demikian juga rohnya
sakit/sakit rohani dan tidak di asuh oleh TUHAN, lama kelamaan akan menuju pada
mati rohani. Apa praktek dari mati rohani? Hidup di dalam dosa/sengaja berbuat
dosa. Dan akibatnya adalah masuk dalam kebinasaan. Efesus 2 : 1,
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Sudah hidup dalam dosa = pelanggaran dan juga sengaja berbuat dosa. Semoga kita
dapat mengerti.
Bagaimana cara menolong orang yang sakit rohnya, bahkan mungkin sudah mati
rohaninya? Lukas 6 : 19, Dan semua orang banyak itu berusaha
menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu
disembuhkan-Nya.
Untuk menolong, harus ada kontak dengan Pribadi YESUS >>> dulu mereka
menjamah dan dijamah oleh YESUS Yang memang masih dalam Wujud Manusia. Sekarang
bagaimana? Jika sekarang ini ada yang berbuat dosa dengan memiliki dua isteri,
sekalipun sudah tahu bahwa itu adalah hal yang berdosa tetapi sudah bertahun-tahun
hidup dengan dua isteri >>> itu namanya hidup di dalam dosa/sengaja
berbuat dosa bahkan rohaninya sudah mati. Kalau berselingkuh itu namanya jatuh
dalam dosa/sakit dan jika ia sadar, maka ia akan dijamah oleh TUHAN sehingga
menjadi sembuh. Untuk menolong orang yang mati rohaninya >>> dulu menjamah
dan dijamah oleh YESUS, untuk sekarang adalah lewat Firman, Roh.Kudus dan kasih
ALLAH supaya rohnya dilepaskan dari dosa.
Jika sekarang ini ada orang tua yang memiliki anak yang sangat nakal, sudah
dibawa ke ahli jiwa tidak dapat menjadi baik, cara agar anak itu dapat menjadi
baik adalah dibawa ke gereja untuk mendengarkan Firman. Jika saja anak itu dijamah
sepatah kata saja, maka anak itu akan dibaharui menjadi anak yang baik. Itu
sebabnya sangatlah penting untuk memiliki kontak dengan TUHAN.
Di mana terjadinya kesembuhan/kontak? Lukas 6 : 17, Lalu
Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul
sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh
Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
Kontak dengan Pribadi TUHAN/kesembuhan terjadi adalah di tempat yang datar.
Tidak terjadi di atas gunung maupun di lembah. Jadi TUHAN mengasuh roh kita
supaya menjadi tempat yang datar. Sebab tempat yang datar itu adalah tempat
untuk dijamah oleh TUHAN.
Apa yang dimaksud dengan tempat yang datar? Tempat yang datar adalah hati
yang rata; jika hati rata, maka pribadi itu memiliki roh yang sehat supaya terjadi
kontak dengan Pribadi TUHAN; bukan saja terjadi kontak/saling menjamah, tetapi
hati yang rata itu menjadi tempat bagi Pribadi TUHAN yaitu Firman, Roh.Kudus
dan kasih. Sebab kalau hati kita kosong, itu menjadi kesempatan bagi roh jahat
untuk masuk >>> rumah yang kosong, maka roh yang jahat itu mengajak
tujuh roh jahat yang lain sehingga rohaninya menjadi benar-benar sakit. Itu
sebabnya hati itu tidak boleh kosong, harus menjadi tempat bagi Firman, Roh.Kudus
dan kasih.
Yesaya 40 : 3 – 5,
3. Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan
untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!
4. Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah
yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk
menjadi dataran;
5. maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya
bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya."
Jalan raya = jalan yang rata. Seruan ini nanti diulangi di dalam injil Matius
yaitu suara dari Yohanes Pembaptis.
TUHAN mencari hati yang rata, supaya dapat menjadi tempat bagi Pribadi TUHAN,
tetapi kenyataannya di dalam ay 3 – ay 5 >>> manusia yang sudah
kehilangan Gambar dan Teladan ALLAH sehingga hatinya menjadi seperti bukit-bukit
dan lembah-lembah, dan juga berlekuk-lekuk >>> tidak lurus/rata.
Apa artinya itu? Kejadian 6 : 5, Ketika dilihat TUHAN,
bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya
selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
Inilah hati yang berbukit-bukit, berlembah-lembah dan berlekuk-lekuk yaitu hati
yang cenderung jahat, najis sehingga memilukan Hati TUHAN sehingga harus dibinasakan
seperti pada waktu jaman Nuh. Hati yang cenderung jahat itu tidak memuliakan
tetapi memilukan Hati TUHAN sehingga menarik hukuman TUHAN turun dalam bentuk
air bah.
Salah satu perbuatan jahat dan najis antara lain adalah kawin campur antara
anak-anak TUHAN dengan anak-anak manusia >>> ay 2; kawin campur ini
akan menghasilkan kawin cerai dan dari kawin cerai akan menghasilkan kawin mengawinkan.
Ini yang dibenci oleh TUHAN sebab TUHAN tidak menginginkan percampuran dalam
nikah maupun di dalam ibadah. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan. Hanya hamba
TUHAN yang hatinya cenderung jahat dan najis, yang mau mencampurkan ibadah dengan
cara dunia, mau mencampur pengajaran bahkan mau mencampur adukkan agama.
Selain kawin campur, kita juga harus berhati-hati, sekalipun tidak ditulis,
tetapi ibadah seringkali juga dicampur dan ini merupakan salah satu taktik dari
Firaun. Waktu Musa diperintah oleh TUHAN untuk mengeluarkan bangsa Israel dari
Mesir, terjadi tawar menawar >>> Musa mengatakan bahwa kami mau pergi
ke padang gurun sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh TUHAN yaitu jauh dari
Mesir/jauh dari dunia tiga hari perjalanan untuk beribadah dan salah satu tawaran
dari Firaun adalah untuk tetap beribadah di Mesir. Sekarang ini ibadah itu dicampur
dengan cara-cara dunia baik itu dari segi menyanyi, dari segi pemberitaan Firman
diambil topik-topik dari dunia yang lucu-lucu, sampai dengan iklan-iklan dunia
semuanya dimasukkan di dalam khotbah supaya terlihat menarik. Hanya orang yang
memiliki hati nurani yang jahat dan najis yang suka percampuran yang rohani
dengan yang jasmani, baik di dalam nikah maupun di dalam ibadah dan hal ini
bukanlah memuliakan TUHAN tetapi memilukan Hati TUHAN sehingga menarik hukuman
TUHAN untuk membinasakan manusia, dulu dengan air bah, tetapi nanti dengan api
yang menyambar dari langit. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah keadaan saudara dan saya yaitu manusia yang sudah kehilangan Gambar
dan Teladan ALLAH sehingga memiliki hati seperti bukit, seperti lembah dan juga
berkelok-kelok/tidak lurus dan juga tidak rata. Sedangkan yang dicari oleh TUHAN/tempat
jamahan TUHAN adalah tanah yang datar/hati yang rata. Tempat Pribadi TUHAN adalah
di dalam hati yang rata.
Bagaimana jalan keluarnya/bagaimana caranya sebab sementara kenyataannya hati
manusia yang sudah kehilangan Gambar dan Teladan ALLAH itu berkelok-kelok/cenderung
jahat, tetapi TUHAN merindu akan hati yang rata/yang datar?. Dikaitkan dengan
jaman Nuh, sebab jaman Nuh hati yang cenderung jahat itu sudah tidak dapat diperbaiki
sebab suka mencampur hal yang rohani dengan yang jasmani sehingga TUHAN menghukum
dengan air bah. Tetapi bagaimana caranya untuk mengubahkan hati yang cenderung
jahat/yang berbukit-bukit, berlembah-lembah, berkelok-kelok menjadi hati yang
rata. Jalannya adalah lewat baptisan air.
Itu sebabnya baptisan air itu bukanlah hal yang seremonial tetapi menentukan
apakah kita dimurkai oleh ALLAH ataukah kita menjadi tempat tinggal TUHAN!
1 Petrus 3 : 20, 21,
20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat
kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan
bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan
oleh air bah itu.
21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya
bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati
nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Kita harus berhati-hati, sebab sampai anak kecilpun tidak taat. Mendapatkan
hati nurani yang baik itu lewat baptisan air (gbr: http://gptkk.org/bejana.php)
Semoga kita dapat mengerti.
Syarat untuk masuk ke dalam baptisan air itu adalah bertobat/mati terhadap
dosa dan pelaksanaan baptisan yang benar adalah seperti YESUS dibaptis, kitapun
dibaptis/bersama YESUS kita dibaptis >>> Roma 6 : 2, 4,
2. Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita
masih dapat hidup di dalamnya?
4. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan
dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang
baru.
Pelaksanaan baptisan air adalah orang mati/mati terhadap dosa harus dikuburkan
bersama YESUS sehingga kita bangkit dalam hidup yang baru. Jika syarat dan pelaksanaan
baptisan air itu benar, maka hasilnya juga benar yaitu hidup baru = mendapatkan
hati nurani yang baik/hati yang rata/roh yang sehat. Semoga kita dapat mengerti.
Tanda dari hati yang rata ialah:
- taat dengar-dengaran, di jaman Nuh disebutkan, hanya delapan
orang yang taat. Sedangkan yang lainnya tidak taat termasuk anak-anak kecil
juga tidak taat. Karena delapan orang ini adalah pasangan suami dan isteri/mempelai/persoalan
nikah, berarti ketidak taatan itu yang paling banyak terjadi di dalam persoalan
nikah sebab terjadi percampuran antara yang rohani dengan yang jasmani sehingga
tidak dapat mencapai keselamatan mempelai/empat pasang suami dan isteri. Itu
sebabnya kita harus berhati-hati dan jangan mencoba untuk mencampur yang rohani
dengan yang jasmani sebab tidak akan pernah ketemu dan juga bukan memuliakan
TUHAN tetapi memilukan Hati TUHAN/dibenci oleh TUHAN. Jaman Nuh, tidak ada
seorang anak kecilpun yang selamat dan itu berarti yang bersalah adalah guru-guru
sekolah Minggu yang sudah mencampur apa yang dari dunia masuk ke dalam sekolah
Minggu. Itu sebabnya selain kami sebagai gembala bertanggung jawab, demikian
juga guru-guru sekolah Minggu juga harus bertanggung jawab.
Demikian juga di dalam ibadah kaum muda yang mengatakan kepada saya agar memakai
cara ini dan itu supaya kaum muda itu dapat maju. Saya katakan kepada mereka,
bahwa dengan cara itu, bukannya akan lebih maju, tetapi akan tenggelam. Saya
memberi contoh yang mudah: gereja TUHAN itu bagaikan Musa yang berada di dalam
keranjang dan dihanyutkan ke S.Nil yang adalah aliran dari dunia. Kemudian
berkata bahwa cara dari dunia bermain musik dllnya itu bagus >>>
ambil air dari sungai Nil dan dimasukkan ke dalam keranjang, terus begitu
>>> kira-kira keranjang itu akan lebih maju atau tenggelam? Itu sebabnya
keranjang Musa itu dipakal dengan ter/galah-galah >>> dipakal dengan
Firman TUHAN/Firman pengajaran yang benar di dalam urapan Roh.Kudus, supaya
apa yang berasal dari dunia tidak dapat masuk. Dan ini adalah pelajaran yang
bagus sekali untuk para hamba-hamba TUHAN dan ktb Keluaran itu adalah ktb
bagi seorang hamba TUHAN dan selalu diajarkan di Lempin-El agar dapat sampai
ke tabernakel. Jika kita memakai kekuatan kita sebagai seorang gembala, maka
kaum muda dengan keinginan mereka, akan keluar/pergi, tetapi kalau dipakal
dengan Firman TUHAN/Firman pengajaran yang benar di dalam urapan Roh.Kudus,
maka mereka akan bungkam. Sehingga baik gembala maupun kaum muda, kedua-duanya
akan selamat.
Kita harus berhati-hati, sebab di jaman Nuh itu ketidak taatan terjadi karena
adanya percampuran antara yang rohani dengan yang jasmani sehingga akibatnya
tidak ada seorang anak kecil/bayi-bayi tidak ada yang selamat. Jadi hal ini
bukanlah ketidak taatan yang biasa >>> bayi tidak mengetahui apa-apa
tetapi ia merupakan akibat. Mungkin bayi itu dibawa beribadah, itu sebabnya
kita harus berhati-hati dalam berfellow-ship >>> bayi-bayi itu mau
diselamatkan atau mau mati. Kalau bertemu dengan YESUS, maka bayi-bayi itu
akan dibela, tetapi kalau tidak bertemu dengan YESUS, akan dimakan oleh setan
sehingga binasa. Bagi kaum muda, saudara jangan mengulangi jaman Nuh itu tetapi
berhati-hati dan juga di dalam ibadah, saudara jangan nekad kepada gembala
dengan memaksa kehendak sendiri sebab kita memiliki warna sendiri di dalam
ibadah sehingga jangan dicampur-campur dengan yang lain.
- bebas dari keinginan jahat dan keinginan najis dan dari kepahitan-kepahitan,
ini adalah hati yang rata/hati nurani yang baik/roh yang sehat dan ini yang
dicari oleh TUHAN sebab ini merupakan tempat kontak dengan YESUS/Pribadi YESUS
ada di dalam hati yang rata/roh yang sehat/bukan yang tinggi/yang dalam dan
yang berlekuk-lekuk. Semoga kita dapat mengerti.
Kita kembali kepada baptisan masing-masing dengan memeriksa syaratnya, pelaksanaanya,
jika sudah benar, bagaimana dengan hasilnya? Apakah sudah benar? Yaitu mendapatkan
hati yang rata/hati nurani yang baik/roh yang sehat dengan tanda taat dengar-dengaran
dan juga bebas dari keinginan jahat dan keinginan najis dan juga dari kepahitan/dendam/iri
dlsbnya.
Hati yang rata/roh yang sehat sebab sudah diasuh oleh TUHAN, digambarkan
dalam tiga hal yaitu:
- bagaikan padang rumput, jika kita ingat padang rumput,
maka kita teringat akan domba-domba. Jadi hati yang rata bagaikan padang rumput
= dapat menampung Firman penggembalaan/tergembala. Kita tidak akan kesana-sini/beredar-edar.
Selain domba-domba harus tergembala, maka seorang gembala juga harus tergembala
>>> Matius 14 : 19, 20,
19 Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya
lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat,
lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu
murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
20. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan
potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.
Duduk di rumput = kehidupan yang tergembala.
Makan Firman penggembalaan = menampung Firman penggembalaan = kehidupan yang
tergembala.
Firman penggembalaan: adalah Firman yang dipercayakan oleh TUHAN kepada seorang
gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat/domba-domba, secara terus menerus
dan diulang-ulang untuk membawa sidang jemaat bertumbuh ke- arah pembangunan
Tubuh Kristus.
Jadi bukan hanya menjadi anggauta gereja, sebab hal itu terlalu kecil tetapi
harus sampai menjadi anggauta Tubuh Kristus. Firman penggembalaan ini harus
dimakan terlebih dahulu oleh gembala/gembala harus terlebih dahulu mempraktekkan
Firman baru dikhotbahkan sehingga sidang jemaat juga dapat makan Firman penggembalaan/tergembala.
Inilah hati yang rata bagaikan padang rumput. Semoga kita dapat mengerti.
Itu sebabnya kita perlu tergembala, terutama kita bangsa kafir, sebab bangsa
kafir yang tidak tergembala, maka nasibnya hanya seperti perempuan Kanani.
Yang menentukan kita tergembala atau tidak adalah hati, kalau hati itu jahat,
biar di apakan pun, tidak akan bisa tergembala. Hanya hati yang rata/hati
nurani yang baik yaitu taat dan dengar-dengaran yang bebas dari hati yang
jahat dan najis dan juga bebas dari kepahitan sehingga dapat tergembala dan
dimulai terlebih dahulu dari seorang gembala, baru kemudian domba-domba juga
akan tergembala.
Siapa perempuan Kanani itu? Matius 15 : 22 – 26,
22. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru:
"Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan
setan dan sangat menderita."
23. Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang
dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan
berteriak-teriak."
24. Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari
umat Israel."
25. Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan,
tolonglah aku."
26. Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan
bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
Kehidupan dari bangsa kafir yang tidak tergembala, maka nasibnya akan menjadi
sama dengan perempuan Kanani yaitu:
- hidupnya seperti anjing/dalam kenajisan >>> anjing kembali
ke muntahnya. Perkataan dan perbuatannya najis, siapapun dia, entah dia
itu memiliki kedudukkan yang tinggi di dunia, dia kaya/miskin atau memiliki
ilmu yang tinggi, tetapi kalau tidak tergembala, hanya seperti perempuan
Kanani. Selain kembali kemuntahnya, maka anjing juga suka menjilat borok
>>> suka menghakimi orang lain. Dan juga suka menjilat darah/darah
Nabot yang tidak bersalah >>> suka menjelek-jelekkan orang lain
dan juga memfitnah orang lain apalagi dari mimbar sekalipun tidak menyebut
nama, tetapi mengatakan ciri-ciri orang itu.
- hidup nikah dan buah nikahnya hancur/anaknya kerasukkan setan. Mari
para suami, saudara bertanggung jawab untuk tergembala, sebab di dalam
cerita lima roti, dua ikan, ada lima ribu orang laki-laki (Matius 14)
>>> saudara jangan mengorbankan isteri dan anak-anak sampai nikah
menjadi hancur. Itu sebabnya para suami harus tergembala, sebab jika tidak,
maka akan terancam oleh kehancuran nikah dan buah nikah.
- tidak dapat tidur = tidak ada ketenangan >>> Markus
7 : 30, Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu di dapatinya
anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Inilah, kalau bangsa kafir itu tidak tergembala, hanya seperti perempuan
Kanani. Perempuan secara umum adalah gambaran dari gereja, tetapi secara
khusus adalah para ibu-ibu/wanita. Para ibu/wanita mungkin ada yang stress
dalam menghadapi anak atau menghadapi suami, tetapi sekarang ini TUHAN
mencari hati yang bagaikan padang rumput/tergembala.
Apa yang harus dilakukan oleh gereja TUHAN yang bagaikan perempuan Kanani
atau seorang wanita, entah itu seorang gadis/ibu rumah tangga/nenek? Bukan
berusaha dengan meceraikan suami atau dengan memukul anak tetapi harus
berusaha untuk makan roti/tergembala. Padahal TUHAN sudah mengatakan ‘bahwa
tidak patut roti untuk anak-anak diberikan kepada anjing’ >>>
Matius 15 : 26, 27,
26. Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan
bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
27. Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah
yang jatuh dari meja tuannya."
Berusaha untuk makan Firman penggembalaan dan ini hanya dapat dicapai
kalau ada penghargaan dan kebutuhan akan Firman penggembalaan. Para ibu
yang mungkin berada dalam keadaan seperti perempuan Kanani, juga para
gembala-gembala yang mungkin keadaan sidang jemaat lebih banyak anjing
daripada domba >>> banyak yang menggonggong >>> jangan
dipukul atau dipentung tetapi kita sebagai gembala yang harus berusaha
untuk merendahkan diri dengan menjilat roti/makan Firman penggembalaan
sebab di situ ada pertolongan TUHAN. TUHAN tidak melihat sejauh mana kehancuran
nikah kita, TUHAN tidak melihat sejauh mana najisnya kita, tetapi TUHAN
melihat usaha kita untuk makan Firman.
Kemarin TUHAN melihat kerinduan kita, kemudian tadi pagi, TUHAN melihat kesungguhan
kita dan sekarang TUHAN melihat usaha kita untuk makan Firman dan ini di hargai
oleh TUHAN. Usaha saudara untuk datang dari Poso ke tempat ini di mulai dari
naik kapal, kemudian di lanjutkan dengan naik kereta api dan dilanjutkan dengan
naik bis >>> ini adalah satu usaha yang tidak dibiarkan oleh TUHAN.
Asal saudara jangan berusaha untuk mencari uang atau sesuatu yang bersifat
jasmani dengan datang ke tempat ini. Tetapi berusaha untuk mencari Firman
penggembalaan, maka akan ada pembelaan dari TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Tanda bahwa kita sudah makan Firman penggembalaan adalah >>>’benar
TUHAN’ /membenarkan Firman penggembalaan dan menyalahkan diri sendiri.
Seumpama saudara datang ke dokter membawa anak saudara yang sakit, tentu saja
kita akan memberitahukan ke dokter bahwa anak kami yang sakit, bukan kami
yang sakit. Banyak kali kita berbuat begitu >>> seandainya kita menghadapi
masalah, maka kita akan mengatakan bahwa anak atau suami/isteri >>>
jangan berkata begitu. ‘tolonglah aku TUHAN, menjadi seperti ini karena
aku yang bersalah, bukan suamiku, bukan anakku yang bersalah tetapi diriku
yang bersalah’. Inilah yang ditunggu oleh TUHAN yaitu kita makan Firman
penggembalaan yang didorong oleh penghargaan dan kebutuhan akan Firman pengajaran
dan tandanya adalah kita membenarkan Firman dan menyalahkan diri sendiri dan
di situ terjadi pertolongan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
1 Petrus 2 : 25, Sebab dahulu kamu sesat seperti domba,
tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu. Jika
kita benar-benar tergembala, maka kita akan benar-benar terpelihara.
Hasil dari kehidupan yang tergembala yaitu:
- pemeliharaan secara langsung dan ajaib dari Gembala Agung. Secara jasmani
kita terpelihara, dari lima roti dan dua ekor ikan dimakan oleh lima ribu
orang. Seandainya ada orang yang memiliki gaji bagaikan lima roti dan
dua ekor ikan sedangkan anak saya bagaikan lima ribu orang, bagaimana
jalan keluarnya? Kita harus berusaha untuk makan Firman pengajaran/tergembala.
Demikian juga dengan gembala yang hanya memiliki sidang jemaat tiga orang
sedangkan keluarga saya delapan orang, bagaimana? Kita tidak tergantung
dari sidang jemaat tetapi kita tergantung dari Gembala Agung kita. Itu
sebabnya bagi rekan-rekan hamba TUHAN, janganlah saudara beredar kesana
sini untuk mencari hal yang jasmani sebab nanti saudara akan bertemu dengan
singa dan akan mengalami kekurangan sebab dimakan oleh singa. Secara rohani
kita juga terpelihara, >>> ada ketenangan jiwa.
- ada pertolongan dari TUHAN di dalam nikah >>> ada ketenangan
dan kebahagiaan. Semoga kita dapat mengerti.
Saya tidak sadar, tadi di dalam penyembahan kepada TUHAN, TUHAN tekankan tentang
wanita dan ini berarti kalau ada sesuatu yang terjadi, maka wanita yang terlebih
dahulu harus berusaha, sebab yang bersalah terlebih dahulu di taman Eden adalah
Hawa, jadi yang harus terlebih dahulu memperbaiki adalah yang berbuat kesalahan.
Itu sebabnya jangan menunjuk-nunjuk kepada suami atau kepada sidang jemaat,
tetapi aku yang bersalah. Tetapi wanita juga merupakan gambaran dari gereja
TUHAN/kita semuanya. TUHAN melihat usaha kita sekarang ini untuk makan Firman.
Kalau ada seorang ibu yang datang bagaikan anjing yang menjilat roti/merendahkan
diri, TUHAN tidak membiarkan usaha semacam ini/Gembala Agung tidak membiarkan.
- Hati yang rata bagaikan permukaan air = tempat menampung
Roh.Kudus.
Kejadian 1 : 2, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap
gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan
air.
Pribadi TUHAN adalah Firman penggembalaan, ditampung dalam padang rumput/hati
yang rata, bukan hati yang berkelok-kelok. Dan kedua adalah hati yang rata
bagaikan permukaan air/tempat melayangnya Roh.ALLAH/Roh.Kudus. Itu sebabnya
kita harus berusaha untuk menampung Roh.Kudus, sebab itu juga merupakan Pribadi
TUHAN. Sebab tanpa Roh.Kudus, keadaan dari manusia itu seperti bumi yang belum
berbentuk dan kosong sehingga tidak ada kepuasan dan pasti gelap serta bercampur
baur/tidak memiliki bentuk/kebenaran bercampur baur dengan dosa. Siapapun
kita, jika tanpa Roh.Kudus, maka keadaan kita kosong/tidak pernah puas serta
berada di dalam kegelapan dosa seperti perempuan Samaria. Wanita Samaria ini
karena haus >>> kalau sudah haus/kosong maka kelakuannya tidak terpuji
sebab ia lima kali kawin cerai. Ini tanda dari ketidak adanya kepuasan/nikahnya
sudah tidak berbentuk lagi/tidak ada kebenaran >>>
Yohanes 4 : 15,
15. Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu,
supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
Inilah keluhan dari perempuan Samaria, tanpa Roh.Kudus maka keadaannya seperti
bumi yang belum berbentuk = keadaannya seperti perempuan Samaria yang merasa
haus/tidak ada kepuasan. Tetapi ia sudah beruasaha tetapi usaha yang salah
sebab ia menimba air dari sumur dunia. Kita harus berhati-hati, sebab kalau
sudah tidak merasa puas di gereja/di dalam rumah TUHAN, maka akan berbahaya
sebab akan mencari kepuasan di sumur dunia >>> sudah minum, merasa
haus lagi, minum lagi, haus lagi, merasa segar tetapi hanya sebentar sehingga
perempuan Samaria itu mengeluh dan meminta air dari YESUS supaya ia tidak
perlu bolak-balik untuk mengambil air lagi. Perempuan Samaria ini mencari
kepuasan di dunia yaitu kepuasan sex sehingga ia kawin sebanyak lima kali.
Dan sekarang ini yang keenam bukanlah suaminya. Bagi kaum muda, jangan ditipu
oleh yang mengajak untuk berpesta sex >>> ini bukanlah pesta tetapi
hanyalah tipuan. Perempuan Samaria ini merupakan contoh bagi kita >>>
ia sudah mencari kepuasan sex, tetapi tidak ia dapatkan. Mungkin sudah mencari
dari bangsa apa, atau dengan pria yang memiliki bentuk tubuh yang gagah. Perempuan
Samaria ini selain merasa haus, hidupnya juga najis dan juga berada di dalam
kepahitan bagaikan minum empedu yang pahit. Jika kawin cerai, apa yang dirasakan
>>> kesenangan atau kepahitan? Apalagi jika memiliki anak. Tanpa
Roh.Kudus, maka kita bagaikan minum anggur asam bercampur empedu. Ini adalah
hal yang sungguh-sungguh serius. Firman TUHAN penting, Roh.Kudus juga penting
>>> keduanya ini tidak dapat dipisahkan dan memiliki nilai yang sama.
Sekalipun kami memiliki pengajaran, tetapi jika tanpa Roh.Kudus, maka itu
juga berarti kita makan/minum empedu/hidup dalam kepahitan.
Perempuan Samaria ini hidup tanpa Roh.Kudus sehingga hidupnya penuh kepahitan,
usaha apa yang harus ia lakukan? Yohanes 4 : 10, Jawab
Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah
Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta
kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
Jika kita mau minum Roh.Kudus, maka usahanya adalah harus memberi YESUS minum
terlebih dahulu. Inilah rumus: berilah YESUS minum, barulah YESUS memberi
kita minum. Jadi usaha dari perempuan Samaria ini adalah usaha untuk memberi
YESUS minum di kayu salib; memberi YESUS minum adalah pada saat YESUS berada
di kayu salib >>> ‘Aku haus’ (Yoh 19). Lalu YESUS diberi
minum anggur asam bercampur empedu dan ini tepat seperti yang dimiliki oleh
perempuan Samaria yaitu dosa-dosa bercampur dengan kepahitan. Inilah usaha
kita sekarang seperti perempuan Samaria yaitu memberi YESUS minum di kayu
salib dengan anggur asam bercampur empedu = usaha untuk menyelesaikan dosa/mengaku
dosa di kayu salib. Jika kita mau merasa puas/mau menerima Roh.Kudus, maka
dosa harus diselesaikan.
Kepada perempuan Samaria itu YESUS menyuruhnya untuk memanggil suaminya, tetapi
perempuan Samaria itu menjawab: bahwa yang tinggal bersamanya itu bukanlah
suaminya = kumpul kebo = hidup bersama = berzinah dan hukum dari orang yang
berzinah itu adalah dilempar dengan batu sampai mati. Tetapi wanita Samaria
ini siap untuk dilempar dengan batu kalau YESUS mengatakan bahwa ia sudah
melanggar hukum dan harus dilempar dengan batu, maka matilah ia.
Bagaimana memberi YESUS minum dengan anggur asam bercampur empedu di kayu
salib? Bentuk dari kayu salib itu adalah vertical dan horizontal >>>
mengaku dosa kepada TUHAN dan kepada sesama = memberi YESUS minum = menyelesaikan
dosa-dosa/mengaku dosa kepada TUHAN dengan sejujur-jujurnya dengan berani
menanggung risikonya seperti perempuan Samaria. Kita harus mengaku dosa dengan
menanggung risiko sebab banyak kali kita mengaku dosa hanyalah perbuatan dosa
yang ringan-ringan saja. Tetapi dosa yang berat >>> tidak kita lakukan
karena memiliki risiko yang berat yaitu kedudukkan kita dapat terancam. Tetapi
kalau kita mengaku dosa, YESUS mengampuni dan jangan berbuat dosa lagi >>>
selesai! Salib ini bukan hanya vertikal tetapi juga horizontal >>>
memberi YESUS minum = saling mengaku dan juga saling mengampuni kepada sesama
dan melupakan, jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
Sebagai reaksi dari kita memberi minum YESUS dengan air anggur asam bercampur
empedu maka YESUS akan mencurahkan kepada kita air anggur yang baru/kuasa
Roh.Kudus untuk kita minum sehingga kita mendapatkan kepuasan/kebahagiaan
surga. Setelah berusaha untuk memberi YESUS minum/mengaku dosa, maka perempuan
Samaria ini berada di dalam kepuasan/kebahagiaan sehingga ia bersaksi. Tanda
dari orang yang puas itu, ia akan banyak bersaksi, bukan menjelekkan orang
lain.
Jika tanah yang datar dan hati yang rata, diisi dengan Roh.Kudus, diisi dengan
Firman penggembalaan >>> akan ada pemeliharaan dan pertolongan dari
TUHAN dan kepuasan/kebahagiaan sehingga kita dapat membagikan kepada orang
lain/kepada yang kering.
Yohanes 4 : 39, Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya
kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan
kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat."
Roh. Kudus dicurahkan kepada kita, maka kita harus menyaksikan kepada yang
lain, maka Roh.Kudus akan terus dicurahkan, jika kita terus bersaksi sehingga
kita tidak akan pernah menjadi kering >>> ini adalah tanda dari orang
yang berada di dalam kepuasan/kebahagiaan yaitu bersaksi kepada yang lain.
Tanah yang datar, hati yang rata dan roh yang sehat itu digambarkan bagaikan:
- padang rumput/pengembalaan, kita berusaha makan Firman penggembalaan.
- bagaikan permukaan air, kita menampung Roh.kudus >>> kita
berusaha untuk menyelesaikan dosa sekarang ini. Bukan menyimpan dosa biar
kita terlihat hebat, tetapi itu tidak berarti apa-apa. Kita harus menyelesaikan
dosa sekarang ini sehingga Roh.Kudus akan dicurahkan dan kita mendapatkan
kepuasan/kebahagiaan surga di dalam nikah rumah tangga dan juga di dalam
hidup kita.
- Lukas 6 : 17, Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti
pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya
dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan
dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
Tanah datar ini berhadapan dengan bukit >>> YESUS turun dari bukit
ke tanah yang datar. Tadi pagi kita sudah mendengar bahwa bukit itu adalah
gambaran dari bukit Joljuta >>> YESUS naik ke bukit Joljuta = kasih
ALLAH. Jadi, tanah datar ini berhadapan dengan bukit Joljuta/kasih
ALLAH/menghargai Korban Kristus/menampung kasih ALLAH. Hati yang
rata/roh yang sehat dapat menampung kasih ALLAH dan salah satu prakteknya
adalah menyembah TUHAN. Kasih ALLAH mendorong kita untuk menyembah TUHAN =
usaha untuk menjamah TUHAN dan dijamah oleh TUHAN.
Sekarang ini usaha kita adalah:
- mendengarkan Firman supaya Gembala Agung memelihara kita.
- mengaku/menyelesaikan dosa supaya Roh.Kudus dicurahkan dan kita mendapatkan
kepuasan/kebahagiaan
- usaha tertinggi dan terakhir adalah >>> jika hati menampung
kasih ALLAH dari bukit Joljuta, kasih ALLAH dari Korban Kristus, akan
mendorong kita untuk menyembah Dia. Dan menyembah TUHAN itu merupakan
usaha untuk menjamah dan dijamah oleh TUHAN >>> kita mengulurkan
tangan kepada TUHAN dan TUHAN juga mengulurkan Tangan kepada kita.
Itu sebabnya penyembahan itu penting, sebab seringkali kita hanya mau mendengarkan
Firman pengajaran, tetapi kita mengabaikan Roh.Kudus dan juga kita mengabaikan
penyembahan >>> jangan! Sebab penyembahan itu adalah usaha, apalagi
kalau disertai dengan puasa, maka ini akan cepat untuk menjamah TUHAN. Juga
dengan doa semalam suntuk >>> ini yang kami lakukan di Malang. Setiap
kali kami akan melayani di luar seperti di Ciawi, ada doa puasa dan juga ada
doa semalam suntuk, sebab tanpa puasa dan doa semalam suntuk, maka saya tidak
ada kemampuan untuk menjamah dan dijamah oleh TUHAN, maka saudara yang datang
sekarang ini akan kering semuanya. Oleh sebab itu kita sebagai gembala yang
harus terlebih dahulu dapat menjamah dan dijamah oleh TUHAN sehingga seluruh
sidang jemaat juga dapat dijamah oleh TUHAN.
Sebagai contoh adalah perempuan yang mengalami pendarahan selama duabelas
tahun. Ia sudah berusaha berobat ke tabib-tabib sampai hartanya habis, tetapi
penyakitnya tidak bertambah baik, tetapi bertambah buruk bahkan mustahil.
Pendarahan yang dialami oleh seorang ibu, itu berarti dari rahim/kanker rahim
dan yang ditunggu oleh TUHAN adalah usaha terakhirnya yaitu menyembah TUHAN.
Mungkin sekarang ini kita seperti perempuan yang sakit pendarahan selama duabelas
tahun/kita sudah divonnis tidak dapat sembuh/masalah yang sudah mustahil/mustahil
dan semakin memburuk/ekonomi makin memburuk sampai sudah mustahil. Sudah banyak
usaha kita >>> ke ahli penyakit jiwa, ke seorang ekonom, kita memberi
tambahan modal. Dan juga di gereja masing-masing yang mengalami perpecahan
>>> jika mengeluarkan darah, itu berarti ada pembuluh darah yang
pecah. Ada banyak sidang jemaat yang keluar >>> sudah usaha dengan
didatangi dlsbnya, tetapi usaha terakhir adalah menjamah YESUS dan dijamah
oleh YESUS = menyembah.
Markus 5 : 25 – 28,
25. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya
menderita pendarahan.
26. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya
semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya
keadaannya makin memburuk.
27. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah
orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
28. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Sudah banyak usaha yang dilakukan, tinggal satu yang terakhir yaitu ‘asal
kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.’
Penyembahan dengan sikap yang benar adalah:
- berserah dan berharap sepenuhnya/penyerahan sepenuhnya kepada TUHAN,
tidak berharap kepada yang lain lagi. Dengan ucapan ‘asal saja kujamah
jubah-Nya’ = ia sudah melupakan tabibnya/dokternya.
- penyembahan dengan sikap tahan uji sehingga tidak mudah kecewa dan
putus asa. Kita dapat membayangkan bagaimana perempuan yang mengalami
pendarahan selama duabelas tahun dan ia hendak memegang jubah YESUS di
tengah banyaknya orang yang ada. Sekalipun seorang yang sehat tentu akan
sulit untuk mendekati YESUS. Bagi perempuan yang sakit itu ia berusaha
dan tahan uji, tidak pernah kecewa, tidak pernah putus asa dan tidak pernah
ragu-ragu.
- merendahkan diri >>> mengaku bahwa sebenarnya saya tidak layak
untuk menyembah Engkau, dan tidak mampu untuk menjamah Engkau tetapi hanya
kemurahanMU TUHAN, maka di saat itulah kita menjamah TUHAN dan TUHAN menjamah
kita sehingga terjadi pemulihan.
Secara jasmani kita dipulihkan dari apa yang sudah mustahil >>>
mengalami pendarahan, tubuh dipulihkan sampai menjadi Serupa dengan Gambar
ALLAH. Terjadi pemulihan secara rohani >>> segala cacat cela
dihapus sehingga kita menjadi sama mulia dengan TUHAN, kita kembali kepada
Gambar ALLAH.
Inilah usaha yang ingin dilihat oleh TUHAN dan dimulai dari:
- hati terlebih dahulu harus rata, jangan ada lekuk-lekuk.
- kemudian usaha makan Firman.
- usaha menyelesaikan dosa dan
- usaha menyembah TUHAN. Jika kita dapat menyembah, maka itu berarti kita
menjamah sehingga terjadilah pemulihan.
TUHAN memberkati.
1