Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih melanjutkan pembahasan tentang srt Yudas yang dalam susunan tabernakel terkena pada tudung kulit lumba-lumba. Istilah tudung berarti perlindungan dan pemeliharaan TUHAN kepada gereja yang benar dan sekaligus pemisahan dari gereja yang palsu.

Ada empat macam gereja yang palsu yaitu:

  1. gereja yang tidak tergembala >>> yang mengarah kepada antikrist dan nabi palsu >>> ay 4.
  2. gereja taurat >>> ay 5
  3. gereja setan >>> gereja yang bersuasanakan Sodom dan Gomora >>> ay 6 & ay 7.
  4. gereja daging >>> mulai ay 8.

Kita akan melanjutkan pembahasan tentang gereja palsu ini dengan membaca di dalam srt Yudas.
Yudas 1 : 8, >>> gereja daging.
Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.
Kita melihat gereja daging ini terdiri dari hamba-hamba TUHAN serta anak-anak TUHAN yang tidak mengalami keubahan hidup karena tetap mempertahankan manusia darah dan daging.

Prakteknya:

  1. Galatia 5 : 19 – 21,
    19. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
    20. penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
    21. kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. hidup di dalam perbuatan-perbuatan daging.

    Berpikiran daging >>> Roma 8 : 5, Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
    Salah satu contoh dari berpikiran daging ini ada di injil Matius 16 yaitu seperti Petrus yang menolak salib. Di hari-hari ini banyak gereja TUHAN yang menolak salib dan ini sepertinya logis >>> di luar gereja kita sudah mengalami banyak kesulitan, oleh sebab itu di dalam gereja tidak diperlukan salib/sengsara tetapi hanya yang mengenakan daging saja. Inilah pikiran daging seperti Petrus >>>
    Matius 16 : 21 – 23,
    21. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
    22. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau”
    23. Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis, Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

    Pikiran manusia = pikiran daging.
    Orang yang berpikiran daging dengan menolak salib, akan menjadi batu sandungan sebab ia hanya mencari apa yang enak bagi daging, mencari apa yang untung bagi daging, ia tidak mau berkorban sehingga menjadi batu sandungan seperti Petrus >>> ‘engkau suatu batu sandungan’ bahkan ia memiliki sifat dari setan/iblis >>> ‘enyahlah iblis’. Orang yang menolak salib = hidup di dalam dosa seperti setan yang tidak dapat keluar/terlepas dari dosa/tidak dapat bertobat. Semoga kita dapat mengerti.
  2. Hidup mengikuti keinginan daging >>> Roma 8 : 6, 7,
    6. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
    7. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

    Jadi, keinginan daging itu akan membuat manusia/anak TUHAN/hamba-hamba TUHAN tidak dapat taat dengar-dengaran kepada Firman TUHAN >>> ay 7.
    Tidak takluk = tidak taat dan dengar-dengaran/selalu bertentangan dengan kehendak TUHAN sehingga akan menjadi gereja daging karena hanya mengikuti kehendak/keinginan daging.
    Akibat dari mengikuti keinginan daging, maka kehidupan itu tidak dapat mewarisi kerajaan surga >>> 1 Korintus 15 : 50, Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.
    Kita harus menjaga jika kita sudah menjadi anak TUHAN, tetapi jika tetap mempertahankan manusia daging/tidak mengalami keubahan hidup, maka prakteknya adalah perbuatannya adalah perbuatan daging, pikirannya adalah pikiran daging karena menolak salib.
    Rasul Paulus sendiri sempat mengeluh dan memberi istilah kepada manusia darah dan daging ini adalah tubuh maut.
    Roma 7 : 18 – 20, 24, 25,
    18. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.
    19. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.
    20. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.
    24. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
    25. Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita

    Rasul Paulus mengeluh dan menyebut manusia darah daging itu sebagai manusia celaka = tubuh maut/tubuh yang dikuasai oleh maut/kebinasaan. Siapa yang dapat melepaskan aku dari tubuh maut ini? jawabannya adalah hanya TUHAN YESUS >>> syukur kepada ALLAH! Oleh YESUS Kristus TUHAN kita. Hanya YESUS Satu-satunya Yang sanggup melepaskan kita dari tubuh maut ini, mengapa hanya YESUS Yang dapat melakukan itu? Sebab YESUS dari Manusia Rohani/ALLAH menjadi Manusia Darah Daging >>> mati di kayu salib untuk melahirkan kita kembali dari manusia daging/dari maut dan menjadi manusia yang rohani lewat satu-satunya jalan yaitu kelahiran baru. Oleh sebab itu bagi kaum muda jangan lepaskan YESUS sebab tanpa YESUS, maka manusia yang hanya terdiri dari manusia daging/tubuh maut hanya untuk dibinasakan.
    Yohanes 3 : 3 – 5,
    3. Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
    4. Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
    5. Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

    Manusia darah daging/manusia yang tidak dilahirkan kembali, jangankan masuk ke dalam kerajaan surga, untuk melihat kerajaan surga saja tidak dapat. Jalan untuk dilahirkan kembali adalah lewat air dan Roh.
    Air ini menunjuk pada baptisan air dan syarat untuk masuk ke dalam baptisan air adalah: Roma 6 : 1 – 3,
    1. Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
    2. Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
    3. Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
    Jadi, masuk dalam baptisan air yang benar, maka itu merupakan kasih karunia seperti dulu Nuh masuk ke dalam bahtera Nuh, bukan bahtera yang lain. Sekalipun tidak ditulis di dalam alkitab, tetapi saya yakin pasti saat itu ada bahtera/kapal/perahu yang lain. Sekarang ini banyak baptisan air yang diciptakan oleh manusia tetapi yang mendapatkan kasih karunia hanya orang yang masuk ke dalam baptisan air yang benar. Apa yang dimaksud dengan baptisan air yang benar? Ialah baptisan yang seperti YESUS dibaptis, maka kita juga harus dibaptis/baptisan sesuai dengan Firman TUHAN.
    Syarat dari baptisan yang benar adalah:
    Ay 2 >>> mau masuk ke dalam baptisan air adalah seperti mau masuk ke dalam kuburan, maka syaratnya harus mati dari dosa/bertobat terlebih dahulu dari dosa-dosa ini supaya kita berpindah lewat baptisan air untuk masuk ke dalam surga.
    Dosa-dosa yang langsung masuk ke dalam api neraka >>> Wahyu 21 : 8, Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
    Daripada masuk ke dalam lautan api belerang, maka lebih baik masuk ke dalam lautan air/baptisan air.
    • Penakut/takut >>> dosa takut ini terutama takut untuk berkorban. Hal ini juga merupakan koreksi bagi saya, sebab sudah terlalu banyak hamba TUHAN yang takut berkorban untuk TUHAN, malahan mengorbankan sidang jemaat. Rasa takut ini harus dimatikan/ditenggelamkan di dalam air, jangan di dalam lautan api.
    • Bimbang/tidak percaya >>> juga sudah terlalu banyak, bimbang di dalam pencobaan, di dalam pengajaran, ini juga harus ditenggelamkan di dalam air, jangan di dalam lautan api.
    • Pendusta ini adalah kunci dari segala dosa. Sebab selama ada dusta, maka tidak dapat masuk ke dalam lautan air, tetapi yang dapat adalah masuk ke dalam lautan api belerang. Jadi, kalau mau masuk ke dalam baptisan air seperti dulu Nuh dengan isteri demikian juga dengan ketiga orang anak mereka bersama dengan isteri, jadi semuanya berjumlah delapan orang. Untuk sekarang ke delapan dosa ini harus ditenggelamkan ke dalam air/baptisan air/bertobat.
      Itu sebabnya, kita harus bersungguh-sungguh untuk masuk ke dalam baptisan air dengan syarat harus terlebih dahulu bertobat dari ke delapan dosa/jangan ada lagi hubungan dengan sihir-sihir/jimat-jimat/ramalan-ramalan.
    Pelaksanaan dari baptisan yang benar ialah: Orang yang sudah mati harus dikubur >>> Roma 6 : 4, Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
    Hidup baru = hidup yang rohani, tidak lagi manusia darah daging, tetapi menjadi manusia yang rohani.

Masih ada lagi yaitu harus dilahirkan kembali lewat air dan Roh. Bagi yang sudah dibaptis dengan air, masih ada satu lagi yaitu dibaptis dengan Roh. Sebenarnya ada baptisan darah dan baptisan darah itu adalah bertobat dan ini adalah istilah di dalam Kabar Mempelai yang disampaikan oleh alm.bpk.pdt v Gessel. Kemudian baptisan air, kemudian baptisan Roh. Roh ini menunjuk pada baptisan Roh.Kudus/kepenuhan Roh.Kudus/urapan Roh.Kudus yang juga melahirkan kita menjadi manusia yang rohani/menjadi anak-anak ALLAH.
Wujudnya:

  • kalau sudah dibaptis dengan air, maka akan menjadi manusia yang rohani.
  • sudah dibaptis dengan Roh, juga menjadi manusia yang rohani.

Jika kedua hal di atas itu digabung menjadi satu, maka wujudnya adalah >>> Yohanes 3 : 6 – 8,
6. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
7. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
8. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

Kalau kita dilahirkan oleh air dan Roh, maka kita akan menjadi manusia rohani dalam wujud seperti angin dan pasangannya adalah seperti api >>> Mazmur 104 : 4, yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu,
Jadi angin dan api = pelayan-pelayan TUHAN. Inilah saudaraku! Kita jangan menjadi gereja daging yang hanya mempertahankan manusia darah daging/perbuatan, perkataan, pikirannya hanya daging. Tetapi karena YESUS su -dah lahir menjadi Manusia Daging/ALLAH Yang adalah Roh untuk melahirkan kita kembali menjadi manusia rohani lewat air/baptisan air dan baptisan Roh yang menjadikan kita manusia rohani dalam wujud angin dan api = pelayan-pelayan TUHAN.

Mari kita periksa, bagaimana pelayan TUHAN ini seperti angin dan api.

  1. Kita mulai memeriksa angin terlebih dahulu. Angin ini hampa/menghampakan diri seperti YESUS >>> ada tetapi tidak ada. Mungkin memiliki kepandaian dlsbnya, tetapi merasa tidak ada. Jangan dibalik dan saya memohon ampun kalau saya menyebut hamba TUHAN dan ini maksudnya bukan untuk mengecam hamba TUHAN, tetapi nomor satu merupakan koreksi buat saya dan ini juga merupakan pelajaran bagi siswa/i Lempin-El. Sebab terlalu banyak hamba TUHAN yang tidak ada tetapi merasa ada dan ini bukan menjadi angin.
    Sebagai contoh: jika ada yang bertanya tentang pelayanannya yang berada di luar P.Jawa, maka jawabannya: seharusnya jika ia memiliki lima orang jiwa, maka ia harus mengatakan bahwa jumlah jemaatnya hanyalah lima orang, tetapi jawabannya adalah >>> karena saya berada di luar Jawa, maka sangatlah sulit untuk mendapatkan jiwa. Satu di luar P.Jawa seperti seribu jiwa di P.Jawa; jadi maksudnya, jika ia hanya memiliki lima jiwa, maka itu berarti lima ribu jiwa di P.Jawa >>> inilah saudaraku! Tidak ada tetapi merasa ada. Ini bukanlah angin tetapi batu.
    Bagi sidang jemaat, saudara boleh memiliki ijazah atau apa saja, tetapi kalau mau melayani TUHAN, harus ada tetapi merasa tidak ada/menghampakan diri seperti YESUS. Apa yang tidak dimiliki oleh YESUS? Surga adalah milik YESUS, tetapi YESUS merasa tidak memiliki apa-apa >>> inilah menghampakan diri.
    Menghampakan diri itu adalah: memakai pikiran dan perasaan seperti YESUS >>> Filipi 2 : 5 – 7,
    5. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
    6. yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
    7. melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

    Sebagai contoh: kalau memakai pikiran saya, maka pikiran/otaknya adalah saya, berarti kalau saya bekerja, maka memakai kekuatan saya. Kalau memakai pikiran dan perasaan YESUS, berarti kalau kita bekerja, kita memakai pikiran dan perasaan YESUS. Juga di dalam bekerja sekalipun kita tidak memiliki pengalaman, tetapi kalau kita memakai pikiran dan perasaan YESUS, maka kita memakai pengalaman YESUS.
    Bagi siswa/i Lempin-El, saudara jangan bekerja memakai pikiran dan perasaan sendiri. Harus dengan pikiran dan perasaan YESUS/menghampakan diri, sehingga jika kita bekerja dengan kepandaian, kekuatan dan kehendak dari YESUS, maka hal ini tidak dapat dihalangi oleh apapun juga. Waktu murid-murid mengunci pintu >>> tiba-tiba YESUS sudah berada ditengah-tengah mereka >>> ‘damai sejahtera’. Karena YESUS seperti angin, seandainya seperti batu, maka akan terdengar dan juga dapat merusak apa saja sehingga orang menjadi ketakutan jika YESUS datang. Semoga kita dapat mengerti.
  2. Angin itu juga berhembus sesuai dengan dihembuskan ke arah mana, jadi angin itu taat dengar-dengaran/bekerja sesuai dengan kehendak ALLAH >>>
    Filipi 2 : 8, Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Jika kita ingin dipakai oleh TUHAN:

  • maka kita harus menghampakan diri/menjadi angin.
  • taat dengar-dengaran kepada kehendak TUHAN/kepada Firman.

Jika kita seperti angin, maka hasilnya;

  • 2 Korintus 2 : 12 – 15,
    12. Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.
    13. Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia.
    14. Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.
    15. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

    Kalau kita bekerja seperti angin, maka hasilnya adalah kita mengalami kuasa kemenangan dari TUHAN untuk membuka jalan. Membuka jalan ini di segala bidang, baik itu di dalam pelayanan/melayani TUHAN dan juga membuka jalan di segala bidang/seperti angin yang tidak dapat ditahan dan dihalangi oleh apapun juga. Sekalipun pintu terkunci, angin tetap dapat masuk. Semoga kita dapat mengerti.
  • angin yang bertiup itu menggerakkan semuanya, >>> kita dipakai di dalam kegerakkan terutama kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir yaitu kita membawa bau yang harum dari Kristus lewat Kabar Mempelai/injil tentang kemuliaan ALLAH. Kita menyebarkan Kabar Mempelai yang memberitakan YESUS Yang akan datang kembali kedua kalinya sebagai Mempelai Pria Surga/Raja di atas segala raja. Awalnya kita ini pasif, tetapi begitu kita dipakai menjadi angin, maka semuanya bergerak. Untuk ini kita harus bersungguh-sungguh melayani TUHAN, sebab nanti akan ada waktunya angin sudah tidak boleh bergerak lagi dari empat penjuru dan di saat itu pemeteraian Tubuh Kristus yang sempurna dan ini berarti kita sudah tidak memiliki waktu lagi. Jadi, jika kita mau dipakai oleh TUHAN, maka harus sekarang ini, entah apa saja bentuknya.
    Wahyu 7 : 1, 3, 4, 9,
    1. Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.
    3. katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"
    4. Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
    9. Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

    Ay 4 dan ay 9 >>> terjadi pemeteraian dari Tubuh Kristus yang sempurna dan terdiri dari bangsa Israel yang menyatu dengan bangsa kafir >>> terjadi kegerakkan. Nanti kita sudah tidak dapat melayani TUHAN lagi, oleh sebab itu harus sekarang melayani TUHAN bagaikan angin yang bertiup.
    Jadi arah dari pelayanan itu jelas, yaitu sampai kita dimeterai oleh TUHAN/dimiliki oleh TUHAN menjadi Satu Tubuh Kristus yang sempurna dan tidak dapat diganggu gugat. Tidaklah rugi melayani TUHAN sekalipun harus berkorban, angin itu juga harus berkorban, apa gunanya angin itu bertiup ke sana kemari, tetapi yang merasakan enaknya adalah orang lain. Tetapi kita ini sedang dimeterai oleh TUHAN. Saya memohon maaf jika harus berkata ini >>> kehidupan yang meninggalkan pelayanan/tidak melayani TUHAN, berarti kehidupan itu tanpa meterai, dan di luar meterai, maka kehidupan itu sungguh-sungguh berada di dalam penghukuman TUHAN/tidak ada perlindungan TUHAN, dan ini harus saya katakan. Inilah angin >>> dari manusia daging menjadi angin, sebab manusia rohani itu bagaikan angin.

Pelayan TUHAN bagaikan api,
Apa praktek dari pelayan TUHAN bagaikan api? Yaitu:

  • Mengalami api penyucian di dalam sistim penggembalaan/kandang penggembalaan. Contohnya adalah Musa yang adalah seorang yang pandai dan hebat tetapi ia tidak dapat melayani. Oleh sebab itu ia harus masuk ke dalam penggembalaan/harus terlebih dahulu mengalami api penyucian terlebih dahulu >>> Keluaran 3 : 1, 2, 5,
    1. Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
    2. Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
    5. Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."

    Inilah pelayan TUHAN yang mengalami penyucian oleh api dari ALLAH dalam sistim penggembalaan/kandang penggembalaan seperti Musa yang mengalami penyucian sampai ia menanggalkan kasut dari kakinya.
    Sekarang bagi kita, penggembalaan itu di dalam tabernakel berada di dalam ruangan suci dengan tiga macam alat dan untuk sekarang berarti ketekunan di dalam tiga macam ibadah pokok. Ketekunan di dalam tiga macam ibadah pokok itu, mengandung nyala api TUHAN yaitu:
    • Pelita emas (gbr: www.gptkk.org/pelita.php) ibadah umum/raya, kita berhadapan dengan nyala api Roh.Kudus. Di dalam pelita itu ada minyak.
    • Meja roti sajian (gbr: www.gptkk.org/mrs.php) ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab dengan perjamuan suci. Kita mengalami api Firman ALLAH; ada nyala api penyucian oleh nyala api Firman ALLAH >>> Yeremia 23 : 29, Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?
    • Mezbah dupa emas (gbr: www.gptkk.org/dupa.php) ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan. Kita mengalami penyucian oleh api kasih ALLAH.
      Ketiga alat-alat ini memiliki api >>> pelita emas, kemudian meja roti sajian, di atas roti ada piring kecil/ceper dengan dupa yang dibakar/ada api, lalu mezbah dupa yang juga ada dupa yang dibakar/ada api.

Sekarang ini api rohani:
Dalam pelita emas >>> api Roh.Kudus.
Dalam meja roti sajian >>> api Firman ALLAH.
Dalam mezbah dupa emas >>> api kasih ALLAH.
Semuanya ada api seperti Musa dulu, sebelum ia masuk ke dalam penggembalaan, ia melihat api dan ia diperintahkan untuk menanggalkan kasut. Jadi, mengalami penyucian di dalam penggembalaan sehingga hasilnya adalah menanggalkan kasut.

Bahasa alkitab dari menanggalkan kasut adalah kembali seperti bayi. Musa mau hebat, tetapi ia tidak ingat pada waktu masih bayi, ia sudah akan mati sebab selain ia dibuang ke dalam sungai Nil, ia juga berada di dalam tangan puteri Firaun. Tetapi oleh Tangan belas kasihan TUHAN, ia hidup. Tetapi setelah dewasa, Musa menjadi sombong karena ia mau melayani TUHAN berdasarkan ilmu yang ia dapat dan juga kuasa yang ia miliki sehingga Musa gagal. Musa dikembalikan kepada penggembalaan; kita dapat membayangkan, ia yang pandai tetapi diperintahkan untuk menggembalakan kambing domba. Kalau untuk jaman sekarang, orang seusia Musa yaitu empatpuluh tahun, sudah menjadi seorang doktor, tetapi diperintahkan untuk menuntun kambing domba.

Begitulah seharusnya dan bagi siswa/i Lempin-El, saudara harus belajar merendahkan diri/menghampakan diri di dalam penggembalaan seperti Musa yang melihat api/disucikan sampai mengaku >>> ya TUHAN, biar saya adalah seorang yang pandai, tetapi saya hanyalah seorang bayi yang seandainya bukanlah bayi Musa, maka saya sudah mati. Bayi ini hanya menangis dan hanya bergantung pada belas kasih TUHAN.

Inilah penyucian di dalam pelayanan dan di dalam penggembalaan sampai kita dapat mengakui bahwa kita hanyalah bayi yang hanya menyembah TUHAN/hanya menangis kepada TUHAN dan hanya bergantung pada belas kasihan TUHAN/kasih setia TUHAN. Inilah orang yang akan dipakai oleh TUHAN. Selama Musa tidak mengakui bahwa ia hanyalah seorang bayi dan mengaku bahwa ia adalah seorang yang pandai, maka ia tidak dapat dipakai oleh TUHAN. Musa bukannya menjadi seorang pelayan TUHAN, tetapi ia menjadi seorang pembunuh. Inilah saudaraku! Pelayanan kita, harus disucikan bagaikan nyala api di dalam sistim penggembalaan/kandang penggembalaan; itu sebabnya kita jangan keluar dari kandang penggembalaan. Semoga kita dapat mengerti.

Kalau kita sudah disucikan oleh api, sampai sudah menjadi seperti seorang bayi >>> TUHAN saya tidak mampu melakukan apa-apa, hanya bergantung pada kasih setia TUHAN. Musa sudah terancam hidupnya mulai dari dalam kandungan >>> bayi laki-laki, harus mati. Kasih setia TUHAN dimulai sejak di dalam kandungan, setelah lahir, ia dibuang di sungai Nil, kemudian sampai ia berada di dalam tangan dari puteri Firaun dan menjadi seorang anak raja >>> semuanya ini terjadi karena belas kasihan TUHAN. Dan ini mau dilupakan oeh Musa, tetapi untung TUHAN mengingatkannya lewat penggembalaan.

Jika sudah disucikan maka di dalam Efesus 4, dikatakan, kita akan diperlengkapi dengan jabatan dan karunia. Karunia ini melebihi apapun yang ada di dunia ini >>> Efesus 4 : 11, 12,
11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
12. untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

ay 11 >>> ini adalah jabatan untuk memperlengkapi orang-orang kudus/suci >>> ay 12 >>> orang-orang yang mau disucikan di dalam penggembalaan sampai melepaskan/menanggalkan kasut >>> mereka akan dilengkapi dengan jabatan dan karunia oleh Roh.Kudus dan dipakai untuk pelayanan pembentukkan Tubuh Kristus.

Karunia Roh.Kudus adalah kemampuan ajaib sampai kita dapat melayani pekerjaan TUHAN sesuai dengan jabatan kita. Bagi siswa/i Lempin-El, jika ada yang pandai >>> silahkan! Tetapi jika hanya bergantung pada kepandaian, maka saudara akan gagal seperti Musa; tetapi jika kita bergantung pada karunia Roh.Kudus sampai kita dapat menanggalkan kasut, kemudian kita akan diberi karunia, maka kita dapat melayani TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Sesudah kita mendapatkan karunia, maka kita jangan melempem. Ada yang mendapatkan talenta, kemudian dibungkus dengan saputangan dan dipendam di dalam tanah. Jadi praktek selanjutnya dari pelayan bagaikan nyala api adalah setia dan berkobar-kobar dalam pelayanan dan karunia-karunia Roh.Kudus.

2 Timotius 1 : 6
Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

Berkobar-kobar dalam pelayanan, inilah nyala api.

Mari saudaraku! Bagaimana dulu pertama kali kita melayani TUHAN dengan menjadi seorang guru sekolah Minggu? Apakah masih berkobar-kobar? Kita harus tetap berkobar-kobar dengan jabatan apapun yang TUHAN berikan.
Inilah pelayan TUHAN yang bagaikan nyala api yaitu:

  • kita mau disucikan di dalam penggembalaan/harus tergembala supaya TUHAN memberikan karunia-karunia Roh.Kudus/kemampuan ajaib dan jabatan.
  • setia dan berkobar-kobar di dalam karunia-karunia Roh.Kudus.

Di dalam ktb Daniel 7 : 9, Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
Kursi/Tahta TUHAN dari nyala api, pelayan TUHAN yang disucikan dan berkobar-kobar, bagaikan nyala api. Jadi pelayan TUHAN yang suci dan berkobar-kobar = Tahta TUHAN di bumi. Inilah yang harus kita tarik, bukannya untuk menarik kaum muda, kita menarik pengaruh duniawi masuk dalam gereja dan ini berarti tidak akan sampai pada Tahta TUHAN/kehilangan Tahta TUHAN.

Bagi siswa/i Lempin-El, mari! pelayanan kita entah itu banyak ataupun sedikit, setiap kali kita melayani TUHAN, maka kita harus berusaha menarik Tahta TUHAN agar ada di bumi ini. Ini yang dapat menarik orang untuk datang kepada TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Jika kita menjadi Tahta ALLAH di bumi, maka hasilnya adalah:

  • Ibrani 4 : 16, Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
    Hasilnya adalah di Tahta TUHAN ada kasih setia TUHAN Yang bagaikan uluran Tangan TUHAN Yang dapat menolong kita tepat pada waktunya.
    Masalah apapun yang kita hadapi, jika ada Tahta TUHAN/ada kasih setia TUHAN, maka semuanya dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga hal ini menjadi pengalaman kita bersama di saat-saat kita menghadapi banyak masalah/problem. Mari! tampilkan Tahta TUHAN. Jangan karena menghadapi banyak persoalan, kita tidak melayani TUHAN, sebab ini merupakan kesalahan yang besar. Justru di saat kita menghadapi banyak persoalan >>> mari! pelayan TUHAN bagaikan nyala api:
    • kita tekun di dalam tiga macam ibadah supaya kita terus menerus disucikan sampai kita menanggalkan kasut/menjadi seperti bayi. Dosa-dosa kita benar-benar ditelanjangi oleh TUHAN, bahkan
    • setia dan tambah berkobar-kobar sampai terwujud Tahta TUHAN, maka segala masalah sampai apa yang sudah mustahilpun, maka kasih setia TUHAN dapat menjadikan tidak mustahil tepat pada waktunya.
    Jika di dalam menghadapi masalah dan kita tidak beribadah karena merasa sulit, maka itu berarti kita seperti Musa yang memakai kekuatan sendiri sehingga kita akan gagal.
  • Mazmur 11 : 4, TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
    Tahta TUHAN ada di surga, tetapi juga ada di bumi di dalam pelayan TUHAN yang bagaikan nyala api. Kalau kita menjadi Tahta TUHAN, maka akan ada Mata Imam Besar Yang selalu memandang/mengamat-amati kita dengan belas kasihNYA. Istilah mengamat-amati itu berarti melindungi dan memelihara seperti yang dikatakan oleh Ayub bahwa TUHAN selalu mengamati setiap langkahku >>> Ayub 31 : 4, Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku dan menghitung segala langkahku?
    • setiap langkah = setiap denyut nadi/jantung kita. Jadi hasil kedua adalah TUHAN mengamat-amati/melindungi dan memelihara setiap langkah hidup/setiap denyut nadi kita. Inilah saudaraku! Jika kita menjadi Tahta TUHAN, mati dan hidup kita berada di dalam Tangan TUHAN.
    • langkah itu juga menunjuk pada masa depan yang dipelihara dan dilindungi oleh TUHAN sehingga menjadi masa depan yang indah di dalam TUHAN. Itu sebabnya, mari! kita menjadikan Tahta TUHAN di bumi ini, jangan hal yang duniawi yang dibawa masuk di dalam pelayanan sebab akan menjadi hancur lebur.
      Bagi kaum muda, sudah cukup jika saudara sekalian menjadikan Tahta TUHAN di dalam hidup saudara untuk menapak masa depan yang indah sebab TUHAN itu mengamat-amati setiap langkah kita.
    TUHAN mengamat-amti setiap langkah kita, itu berarti TUHAN melindungi kita dari maut, sebab raja Daud mengatakan bahwa jarak antara aku dengan maut hanyalah satu langkah dan ini berarti TUHAN melindungi kita dari maut. Sekarang ini maut itu bergentayangan dimana-mana dalam bentuk bencana dlsbnya. Dan juga maut secara rohani dalam bentuk dosa sex, dosa makan minum di mana saja.
  • Kita kembali ke Mazmur 11 : 4, TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
    Sorot MataNya menguji, salah satu bentuk perhatian dari TUHAN adalah ujian. Ujian = percikkan darah/sengsara bersama YESUS/sengsara tanpa berbuat dosa. Inilah hasil yang ketiga. Tahta TUHAN ini jika di dalam tabernakel menunjuk pada tabut perjanjian yang ada tujuh kali percikkan darah. Jika kita diperhatikan oleh TUHAN, pasti ada ujian/dipercikkan dengan darah, bukan untuk dihancurkan tetapi untuk mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia yang rohani bahkan menjadi sama Mulia dengan TUHAN YESUS.

1 Petrus 4 : 12, 13,
12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
13. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

Kemuliaan = keubahan hidup dari manusia darah daging menjadi manusia rohani yang sama mulia dengan TUHAN YESUS.

Jadi dimulai dari baptisan air, kemudian baptisan Roh, kita diubahkan oleh TUHAN sampai pada yang terakhir yaitu percikkan darah yang merupakan penyucian/keubahan terakhir sampai kita menjadi sama mulia dengan YESUS.

Keubahan hidup yang mula-mula dimulai dari:
Manusia daging menjadi manusia rohani berawal dari mezbah korban bakaran (gbr: www.gptkk.org/mkb.php) yaitu bertobat/baptisan darah. Kemudian baptisan air/kolam pembasuhan (gbr: www.gptkk.org/bejana.php) dan kemudian baptisan Roh.Kudus/pintu kemah (gbr: www.gptkk.org/kemah.php). Dan pembaharuan terakhir adalah pada peti perjanjian (gbr: www.gptkk.org/tabut.php) Kita/Tahta TUHAN dipercik dengan darah sampai kita menjadi sama mulia dengan TUHAN YESUS.

Bagaimana sikap kita, sebab di saat-saat ujian apakah kita lulus atau tidak? Ayub dan raja Daud diuji. Waktu raja Daud diuji, ia berkata: ‘ujilah aku TUHAN, mataku hanya memandang kepadaMU’.

Mazmur 26 : 2, 3,
2. Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
3. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.

Disaat-saat ujian, maka sikap kita adalah:

  • jangan berharap kepada orang lain.
  • jangan bersungut-sungut.
  • mata kita hanya tertuju dan menyembah kepada TUHAN dan mohon kasih setia TUHAN di TahtaNYA dalam kehidupan kita untuk menolong kita, sampai kita benar-benar menjadi sama mulia dengan TUHAN YESUS,

Mari! perjalanan kita jangan menjadi gereja daging yang terdiri dari darah dan daging saja tetapi:

  • kita mengalami pembaharuan lewat baptisan darah, air dan Roh.
  • kita menjadi pelayan TUHAN seperti angin dan api.
  • angin dan api menjadi Tahta TUHAN sehingga kita ditolong, dilindungi dan dipelihara oleh kasih setia TUHAN, diberi masa depan yang indah tetapi kita juga diberi ujian oleh TUHAN.

Saat diuji, maka itu adalah saatnya mata kita hanya memandang Dia sampai kita dapat berserah sepenuh dan selesailah segala masalah dan satu waktu kita menjadi sama mulia dengan YESUS. TUHAN memberkati.

1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 16 September 2010 (Kamis Sore)
    ... kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Hamba yang menerima talenta menyembunyikan talentanya di dalam tanah sehingga disebut hamba yang jahat dan malas. Hamba yang malas. Amsal . Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak. Malas artinya tidak setia lalai dalam pelayanan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 03 Maret 2012 (Sabtu Sore)
    ... bersekutu yaitu persekutuan dengan sesama anggota tubuh Kristus. Dalam Yohanes ini menunjuk pada persekutuan carang dengan carang pada pokok anggur yang benar. Syarat bersekutu adalah Berdasarkan pokok anggur yang benar yaitu SATU pengajaran yang benar. Zakharia mendengar berita dari Gabriel demikian juga Maria mendengar berita dari Gabriel. Didorong oleh kebenaran ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 09 Maret 2016 (Rabu Sore)
    ... menerima kasih mula-mula kita harus bertobat. Mezbah dupa emas--di ruangan suci-- berdoa menyembah. Ini kasih yang bertambah-tambah. Di dalam penyembahan kita semakin diubahkan. Semakin diubahkan kasihnya semakin bertambah. loh batu--isi dari tabut perjanjian di dalam ruangan maha suci-- puncaknya kasih kasih yang sermpurna. Tabut perjanjian takhta sorga. Jadi kita orang berdosa ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 16 Februari 2015 (Senin Sore)
    ... demikian ahli taurat aktif dalam ibadah pelayanan tetapi mati Pada ayat Yesus mengeluh karena ibadah pelayanan ahli taurat beberapa jemaat Sardis tidak menempatkan Yesus sebagai kepala 'Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya' . Pribadi Yesus adalah Firman pengajaran yang benar. Dalam Yohanes pada mulanya adalah Firman atau logos Firman ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 21 Desember 2014 (Minggu Sore)
    ... penyucian panca indera penyucian hati dan pikiran penyucian seluruh hidup kita. Makin disucikan makin nyata pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ayat - kegunaan kedua manna untuk hari Sabat hari perhentian damai sejahtera sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya Desember sampai Ibadah Doa Surabaya Desember . Pada hari keenam bangsa ...
  • Ibadah Raya Malang, 28 Januari 2018 (Minggu Pagi)
    ... melanda Adam dan Hawa orang hebat dan terjadi di taman Eden suasana kelimpahan . Kejadian - Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya Di manakah engkau Ia menjawab Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini aku menjadi takut karena aku telanjang sebab itu aku bersembunyi. Yaitu ketakutan ...
  • Ibadah Raya Malang, 19 Februari 2017 (Minggu Pagi)
    ... Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Keluaran - Apabila ada seorang menjual anaknya yang perempuan sebagai budak maka perempuan itu tidak boleh keluar seperti cara budak-budak lelaki keluar. Jika perempuan itu tidak disukai tuannya yang telah menyediakannya bagi dirinya sendiri maka haruslah tuannya itu mengizinkan ia ditebus tuannya itu ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 18 Juni 2011 (Sabtu Sore)
    ... binasa. Di sini Babel atau gereja palsu memiliki pakaian putih tetapi tidak berkilau-kilau. Ini berarti penuh dengan kepura-puraan tidak berasal dari dalam hati yang mengasihi. Kita harus berhati-hati dengan kepura-puraan pura-pura baik pura-pura setia pura-pura melayani. Wahyu - Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai dan memuliakan Dia Karena hari perkawinan Anak ...
  • Ibadah Persekutuan Ciawi II, 20 April 2012 (Jumat Pagi)
    ... supaya bisa masuk Yerusalem Baru. 'Seolah-olah tidak menangis ' Artinya dalam penderitaan namun jangan sampai menghalangi kita untuk dibaharui. Ayat yang harus dibaharui adalah kekuatiran dan memusatkan perhatian kepada Tuhan. Siang ini kita mempelajari MEMUSATKAN PERHATIAN PEMBAHARUAN PERHATIAN. Perhatian kita yang utama HARUS kepada perkara Tuhan perkara rohani perkara kekal yaitu II Petrus . ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Januari 2015 (Senin Sore)
    ... Ajaran palsu yang pertama ajaran Izebel. Ajaran Izebel adalah ajaran palsu yang mengizinkan wanita mengajar dan memerintah laki-laki di dalam ibadah maupun di dalam nikah. Kalau terjadi dalam ibadah pasti terjadi juga di dalam nikah sebab ibadah dan nikah tidak bisa dipisahkan dua perkara ini merupakan dua rahasia besar . Timotius - ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.