Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.
Wahyu 6: 12-176:12. Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyatdan matahari menjadi hitambagaikan karung rambut dan bulan menjadi merahseluruhnya bagaikan darah.
6:13. Dan bintang-bintang di langit berjatuhanke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
6:14.Maka menyusutlahlangit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
6:15.Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16.Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
6:17.Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
Ini adalah pembukaan
METERAI yang KEENAM; penghukuman yang keenam dari Allah Roh Kudus atas dunia (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017), yaitu terjadi gempa bumi yang dahsyat, yang mengakibatkan:
- Ayat 12-13: kegelapan(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017) sampai Ibadah Doa Surabaya, 27 Oktober 2017).
- Ayat 14: kegoncangan dan ketenggelaman(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 29 Oktober 2017sampai Ibadah Doa Surabaya, 10 November 2017).
- Ayat 15-17: ketakutan(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 12 November 2017).
AD. 3 KETAKUTANBanyak ketakutan di dunia karena dosa, pekerjaan dan sebagainya, sampai yang terakhir
takut untuk memandang Yesus yang datang kembali kedua kalinya dalam kemuliaan.
Gempa bumi yang dahsyat secara rohani adalah dunia dengan segala pengaruhnya: kesibukan, kesukaan, kesusahan, kejahatan, kenajisan, kepahitan, kebencian dan lain-lain, yang membuat hamba/pelayan Tuhan ketakutan untuk memandang Yesus yang akan datang kembali kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga. Kalau takut, berarti ketinggalan di dunia saat Yesus datang kembali, dan mengalami tiga kali tujuh penghukuman Allah, kiamat, sampai kebinasaan di neraka selamanya.
Oleh sebab itu
mulai sekarang kita harus belajar memandang Yesus dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria. Mungkin kita sudah memandang Yesus sebagai Tabib--sakit jadi sembuh--, Gembala, Bapa yang baik--dipelihara--, baik, tetapi yang terakhir adalah memandang Dia dalam kemuliaan--ini kuncinya.
Bagaimana caranya memandang Yesus dalam kemuliaan?
- 2 Korintus 4: 3-4
4:3.Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4:4.yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Ilah= berhala.
Yang pertama: untuk melihat Yesus dalam kemuliaan, mulai sekarang kita harus mantap untuk menerima cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, itulah firman pengajaran yang benar/kabar mempelai (Matius 25: 6); firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Ibrani 4: 12-13).
Ada dua macam pemberitaan firman:
- Firman penginjilan/Injil keselamatan/kabar baik= memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali sebagai manusia yang tidak berdosa, tetapi harus mati di kayu salib untuk menyelamatkanmanusia berdosa--Yesus datang sebagai Juruselamat. Kita selamat dan diberkati.
- Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus/firman pengajaran/makanan keras/kabar mempelai= memberitakan kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorgadi awan-awan yang permai untuk menyucikan dan menyempurnakankita.
Tadi, kedatangan Yesus pertama kali, kita sudah selamat dan diberkati, tetapi kita masih berbuat dosa dalam perkataan dan lain-lain. Karena itu perlu pedang untuk menyucikan kita sampai sempurna, tidak bercacat cela seperti Yesus; kita layak menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai.
Ini yang harus kita lihat hari-hari ini. Penginjilan sudah kita teirma--kedatangan Yesus pertama kali sudah kita terima--, sekarang lanjutan, mulai sekarang kita belajar menerima firman pengajaran yang menyucikan kita sampai sempurna seperti Yesus.
Sikapterhadap firman pengajaran yang benar:
- Sikap negatif:
- Tidak mau melihat/menerima firman pengajaran, karena ada ilah zaman ini atau menerima firman dengan hati yang keras.
Ilah zaman ini= hati yang keras--seperti lembu emas pada zaman Israel sementara Musa menerima dua loh batu dan Tabernakel (cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus).
Hati keras ini mempertahankan berhala lembu emas dalam bentuk dosa kejahatan (ikatan akan uang yang membuat kikir dan serakah), dosa kenajisan (makan minum dan kawin mengawinkan), dan kepahitan (iri, benci, dendam), sampai dusta. Kalau hamba Tuhan kikir malah mencuri milik Tuhan mana bisa menerima firman? Tidak bisa!
Pendusta tidak bisa melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus; tidak bisa menerima firman pengajaran yang keras.
Waktu Musa masih di atas gunung, umat Israel membuat lembu emas lalu berdusta dengan berkata: Inilah ilah yang membawa kita keluar dari Mesir. Padahal lembu itu ilahnya orang Mesir, dan waktu di Mesir mereka ditawari untuk ibadah di Mesir.
Mereka berdusta.
Akibatnya: tidak bisa mendengar dan dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar--buta rohaninya.
Buta rohani= hidupnya membabi buta, hidup dalam kegelapan sampai kegelapan yang paling gelap. Di dunia, kegelapan paling gelap adalah saat zaman antikris. Kegelapan paling gelap yang terakhir: di neraka selama-lamanya.
- Menerima firman pengajaran dengan hati bimbang/mendua hati, seperti Eutikhus yang duduk di jendela--satu telinga mendengar rasul Paulus menyampaikan kabar mempelai, tetapi telinga yang satunya mendengar ajaran lain.
Akhirnya, ia jatuh pada yang tidak benar--seperti Hawa mendengar suara ular, dan ia jatuh pada yang tidak benar. Harus tegas hari-hari ini!
Eutikhus jatuh dari lantai tiga ke lantai satu, dan mati.
Lantai tiga menunjuk pada ruangan maha suci; firman pengajaran membawa kita sampai sempurna.
Jatuh ke lantai satu artinya: rohaninya merosot, kering rohani, mati rohani, sampai membawa pada kematian yang kedua.
Mati rohani= mulai tidak bergairah dalam hal rohani, tetapi bersungut, berbantah, tidak bisa lagi menyembah; malas dalam hal rohani, sampai menuju kematian kedua di neraka selamanya.
- Sikap positif: menerima firman pengajaran yang benar dengan hati yang lembut, sehingga bisa mendengar dengan sungguh-sungguh dan taat dengar-dengaran pada firman pengajaran. Kita mengalami penyucian mulai dari dalam hati--sumbernya kejahatan, kenajisan, kepahitan, dan dusta.
Matius 15: 19
15:19.Karena dari hatitimbul segala pikiran jahat(1), pembunuhan(2), perzinahan(3), percabulan(4), pencurian(5), sumpah palsu(6)dan hujat(7).
Sumpah palsu= termasuk hujat.
Kalau sudah menghujat Tuhan berarti sudah sempurna dalam kejahatan, kenajisan, dan kepahitan.
Hati disucikan dari tujuh keinginan jahat, najis, kepahitan, dan dusta, sehingga hati diisi dengan Roh Kudus dengan tujuh manifestasinya.
Yesaya 11: 1-3a
11:1.Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
11:2.Roh TUHAN(1)akan ada padanya, roh hikmat(2)dan pengertian(3), roh nasihat(4)dan keperkasaan(5), roh pengenalan(6)dan takut akan TUHAN(7);
11:3a.ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN.
Sikap kita terhadap firman menentukan hati mau diisi Roh Kudus atau tujuh dosa tadi.
Kalau hati diisi Roh Kudus, hasilnya:
- Kita mengalami kepuasan sorga, sehingga kita selalu mengucap syukur pada Tuhan dan bersaksi, tidak perlu lagi mencari kepuasan di dunia. Tidak perlu lagi merokok, mabuk dan sebagainya.
Bawa orang-orang yang sudah ditawan oleh berhala kejahatan, kenajisan! Kalau ia bisa mendengar firman sampai mempraktikkannya, ia akan mengalami penyucian dan di situlah ada kepuasan; kepuasan itu bukan karena kaya, pandai, kedudukan tinggi, tetapi karena hati yang suci.
- Kuat teguh hati, artinya:
- Tidak kecewa, putus asa dan meninggalkan Tuhan apapun yang sedang terjadi dalam hidup kita.
Kalau mau melihat kemuliaan memang harus lewat salib, karena itu saat menderita kita sudah tahu, dan kita tidak kecewa. Inilah kehidupan yang melihat kemuliaan Yesus di dalam kabar mempelai.
- Tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan. Kalau tidak melihat kemuliaan, tidak akan mau lagi beribadah, dan saat Yesus datang ia akan meratap dan ketakutan; ketinggalan untuk binasa selamanya.
- Tetap taat dengar-dengaran kepada Tuhan.
Mari, mulai sekarang kita belajar. Apa hasilnya melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus? Kita mengalami kepuasan--selalu mengucap syukur--dan bersaksi, dan kuat teguh hati.
Setia dan taat adalah kunci untuk membuka pintu sorga--kunci Daud. Daud taat dan setia. Sekali waktu ia pernah jatuh, tetapi begitu diangkat dia terus bersama Tuhan selamanya. Inilah kunci Daud.
Wahyu 3: 7-8
3:7."Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
3:8.Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku(taat)dan engkau tidak menyangkal nama-Ku(setia).
Hati-hati! Tidak setia dalam ibadah berarti sudah belajar menyangkal Tuhan.
Kunci Daud (kemurahan dan kebaikan Tuhan) berguna untuk membuka pintu sorga, dan pintu-pintu di dunia.
Di mana ada pembukaan firman, kalau kita menerima dengan hati lembut, percayalah, kita bisa disucikan. Roh Kudus menguasai kita; kita mengalami kepuasan, dan tetap kuat teguh hati--tetap setia dan taat.
Hasilnya: Tuhan yang membuka pintu-pintu bagi kita sampai pintu sorga terbuka bagi kita. Percayalah! Tuhan tolong kita.
Inilah bukti kita melihat kemuliaan Yesus. Kalau kita bisa menerima firman pengajaran, taat dan disucikan berarti kita sudah bisa melihat Yesus dalam kemuliaan.
Buktinya: kita mengalami kepuasan sehingga kita selalu mengucap syukur dan bersaksi, dan kuat teguh hati--tidak mundur setapakpun. Setia dan taat, maka mau tidak mau Yesus harus membuka pintu bagi kita. Kita tinggal menunggu waktu saja. Mari kita bersaksi pada yang lain bagaimana melihat Yesus dalam kemuliaan!
- Matius 17: 1-2
17:1.Enamhari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
17:2.Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti mataharidan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
Yang kedua: kita melihat Yesus dalam kemuliaan lewat doa penyembahan yang benar.
Dari dua belas murid, hanya tiga yang diajak, berarti hanya seperempat. Yang malas ibadah, mari rajin. Yang sudah setia, jangan senang dulu, periksa ibadah kita berkenan pada Tuhan atau tidak. Kita harus hati-hati!
Hanya tiga murid yang diajak naik gunung, artinya tidak semua ibadah pelayanan diterima oleh Tuhan--hanya dua puluh lima persen.
Dulu, Kain dan Habel, yang diterima lima puluh persen. Kemudian pada zaman gereja hujan awal ini turun jadi dua puluh lima persen. Zaman akhir tinggal berapa? Kalau belajar dari umat Israel yang keluar dari Mesir ke Kanaan--gambaran kita keluar dari dunia--, dari enam ratus tiga ribu lima ratus lima puluh orang yang masuk hanya dua orang. Hati-hati! Yang tidak setia, mari setia. Yang sudah setia, hati-hati, ibadah pelayanan kita berkenan pada Tuhan atau tidak.
Ikut Tuhan jangan digampang-gampangkan! Mau masuk sorga dimulai dari sekarang, bukan nanti. Mau lihat Yesus, lihat firman, dan menyembah; memang sakit bagi daging, tetapi kita harus meningkat sampai berkenan pada Tuhan.
Tandadoa penyembahan yang benar:
- 'Enam hari'=> angka 6 menunjuk pada daging.
Tanda pertama: doa penyembahan adalah proses perobekan dagingdengan segala hawa nafsunya; tidak enak bagi daging.
Kalau ibadah pelayanan tidak enak bagi daging, itu sudah benar.
Jangan cari yang enak! Kalau enak--tidak ada salibnya--, kita tidak akan pernah naik gunung penyembahan.
Tetapi kalau ibadah itu ditandai salib, kita sedang naik Golgota sampai naik ke gunung penyembahan.
- Lukas 9: 28
9:28.Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaranitu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
Tanda kedua: harus didorong oleh firman pengajaran yang benar.
Karena itu kalau tidak mau menerima pedang firman (point 1), tidak mungkin bisa naik gunung penyembahan. Kita menerima pedang dulu dan disucikan, barulah kita bisa menyembah Tuhan. Itu yang benar.
Lihat Yesus, terima pengajaran dulu baru bisa menyembah Tuhan--melihat wajah Yesus.
- Tanda ketiga: dinaikkan oleh tiga orang: Yakobus (iman), Petrus (pengharapan/kesucian), dan Yohanes (kasih)= doa harus dinaikkan dengan iman, pengharapan, dan kasih.
Inilah ibadah pelayanan dan doa penyembahan yang diterima oleh Tuhan.
Nanti banyak yang berseru kepada Tuhan tetapi tidak diterima oleh Tuhan.
(mohon maaf) Inilah kurang ajarnya setan. Setan menghalangi kita untuk beribadah, kalau tidak bisa, setelah ibadah, dipalsukan supaya tidak naik gunung.
Kita sungguh-sungguh. Tuhan tolong kita semua.
Kalau doa penyembahan kita benar dan diterima oleh Tuhan, kita akan menerima kuasa kemuliaan Tuhan--wajah-Nya berubah.
Hasilnya:
- Kuasa keubahan hidup; mujizat secara rohani/mujizat terbesar yang tidak bisa ditiru setan. Kalau sakit jadi sembuh, setan bisa.
Kalau setan bisa bertobat, dari dulu ia sudah bertobat karena ia tahu bagaimana neraka itu, tetapi ia tidak bisa, karena itu ia mengganggu kita, supaya kita tidak berubah. Sebab itu sekarang ibadah di dalam gereja hanya yang jasmani supaya tidak pernah berubah.
Buktikeubahan hidup:
- Wajah bersinar bagaikan matahari, artinya:
- Wajah menunjuk pada hati.
Hati diubahkan dari hati keras dan bimbang menjadi hati lembut, yang memancarkan sinar matahari/sinar kasih Allah sehingga kita bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri bahkan mengasihi musuh.
Mari, tidak ada istilah musuh, apalagi dalam rumah tangga. Kalau di rumah tangga ada musuh, bagaimana bisa jadi satu tubuh Kristus? Tidak mungkin! Kalau ada yang menyakiti kita di rumah tangga, sinari dengan kasih Allah.
Kemudian meningkat dalam penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh sempurna.
Bertahan! Sinarkan kasih sampai kepada musuh! Balas kejahatan dengan kebaikan!
- Wajah juga menunjuk pada panca indera.
Mulai dari mulut harus diubahkan supaya berkata benar dan baik--memancarkan kasih--; menjadi berkat bagi orang lain.
Jadi setiap mau bicara kita harus menyinarkan matahari, yaitu berkata benar dan baik; bersaksi dan menjadi berkat bagi orang lain. Itulah batas kita dalam berkata-kata.
- Pakaian-Nya bersinar terang; pakaian menunjuk pada perbuatan, artinya perbuatan diubahkan.
Ini mujizat rohani di dalam doa penyembahan. Kita yang najis dan kotor kalau mau menerima firman, disucikan dan naik ke gunung, kita bisa menjadi seperti Yesus; mulia seperti Yesus. Tadinya bertengkar terus, sekarang saling mengasihi; tadinya berkata yang tidak baik, sekarang berkata yang benar dan baik.
"Saya seringkali dapat telepon, suami-suami berkata yang tidak baik pada isterinya. Janganlah, sakit hatinya isteri. Saya ikut menangis karena tidak kuat: Om tidak kuat, sampai binatang kaki empat keluar. Apalagi ibu-ibu muda yang telepon. Janganlah!"
Efesus 5: 8-9
5:8.Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
5:9. karena terang hanya berbuahkan kebaikandan keadilandan kebenaran,
Perbuatan diubahkan menjadi:
- 'berbuahkan kebaikan dan kebenaran'= perbuatan benar dan baik.
Benar dulu baru baik. Kalau tidak benar tidak akan ada baiknya; kalaupun baik, itu pura-pura baik--misalnya menyumbang untuk gereja ternyata hasil dari korupsi. Kalau benar, pasti baik sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan, dan luar biasa sinar kemuliaan yang kita alami.
- 'berbuahkan keadilan'= ditambah dengan keadilan; tidak memihak.
Musa dalam keadaan terjepit, dia turun gunung semua sudah menyembah lembu emas, tetapi dia berkata: Siapa memihak Tuhan, sandang pedang!
Kalau mau adil, harus memihak Tuhan/firman pengajaran yang benar!Mau di manapun, kalau mau adil, pegang pedang! Kalau tidak--masih main mata--, tidak akan bisa adil.
Hati-hati! Jangan sampai membalas kebaikan dengan kejahatan! Itu sama dengan setan, benar-benar gelap. Anak-anak pada orang tua, sekalipun orang tua mungkin ada salah, ingatlah, dari kandungan sampai sekarang siapa yang baik? Kalau tidak baik, tidak ada kita anak-anak. Sungguh-sungguh, jangan balas kebaikan dengan kejahatan! Kalau kejahatan dibalas dengan kebaikan, benar-benar terang, seperti terang dari pakaian Yesus. Tuhan tolong kita semua.
- Kuasa untuk mengadakan mujizat secara jasmani, yaitu menyelesaikan segala masalah yang melanda hidup kita/badai maut yang melanda kehidupan kita.
Di bawah gunung ada penyakit ayan. Bagi kita sekarang penyakit ayan menunjuk pada badai.
Matius 17: 14-15
17:14.Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah,
17:15.katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayandan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam apidan juga sering ke dalam air.
(terjemahan lama)
17:15. "Ya Tuhan, kasihankanlah anak hamba yang laki-laki, karena ia gila babi, lagi amat sangat sengsaranya; karena kerapkali ia jatuh ke dalam api dan kerapkali ke dalam air,
Kita mengalami kuasa kemuliaan untuk menyelesaikan badai maut/masalah yang mustahil, yaitu:
- Penyakit ayan/gila babi. Ini badai maut dari luar.
Artinya:
- Kehancuran nikah dan buah nikah. Mari dengar firman, banyak naik ke gunung untuk menyembah. Kalau sudah menerima pengajaran kita pasti terdorong untuk banyak menyembah.
Hadapi dengan penyembahan, tidak bisa dengan lainnya!
Kehancuran nikah dan buah nikah tidak ada pakarnya. Murid-murid saja tidak mengerti; ketika mereka bertanya soal perceraian, mereka menjawab: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin."
Jangan sekali-kali tanya nikah pada orang lain apalagi di luar Tuhan; sedangkan pada hamba Tuhanpun harus hati-hati, dia mengerti pengajaran atau tidak. Jangan tafsiran-tafsiran!
- Penyakit ayan juga menunjuk pada kekeringan, ketidakpuasan, penderitaan, dan susah payah hidupnya.
Akibatnya: jatuh ke dalam api (dosa-dosa sampai puncaknya dosa). Kalau orang sakit ayan jatuh ke dalam api dia tidak merasakan panasnya sampai mati.
Juga jatuh ke dalam air (kesegaran dunia) = tidak setia.
Hati-hati! Kalau gembalanya ayan, bagaimana jemaatnya? Doakan saya supaya tetap setia berkobar-kobar sampai Tuhan datang.
Kalau sakit ayan, tidak bisa keluar lagi dari air sampai mati, artinya ia tidak setia sampai mati (sampai Tuhan datang). Bahaya besar!
Inilah badai maut.
- Masalah yang tidak pernah selesai, air mata yang bercucuran.
Kalau dibiarkan akan menjadi seperti Esau; terus mencucurkan air mata sampai di neraka selamanya.
Inilah gila babi/badai maut, tetapi Yesus datang dan menyelesaikan semuanya. Semua masalah yang mustahil diselesaikan lewat doa penyembahan. Tuhan mampu. Kalau Dia mampu mengubahkan kita, mujizat jasmani pasti terjadi. Tuhan tolong.
- Badai maut yang kedua: kebimbangan/ketidakpercayaan. Ini badai maut dari dalam.
Markus 9: 22-24
9:22.Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami."
9:23.Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"
9:24.Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"
Mari, apapun keadaan kita saat ini, biarlah lewat kejadian-kejadian yang kita alami; badai maut apapun yang melanda kita, bukan maksud Tuhan untuk membuat kita tidak percaya Dia, lalu meninggalkan Dia--putus asa dan kecewa--, tetapi supaya kita belajar percaya Dia. Kita bisa percaya dan mempercayakan diri sepenuh pada Tuhan lewat masalah-masalah yang mustahil; kita hanya mengangkat tangan; berserah dan berseru kepada-Nya. Ini adalah tangan iman, dan Tuhan akan mengulurkan tangan belas kasih-Nya kepada kita.
Iman ditambah dengan belas kasih, akan terjadi mujizat-mujizat.
Semua selesai pada waktunya; semua indah pada waktunya.
Sampai kalau Yesus datang kembali kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, dan layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali. Kita memandang Dia muka dnegan muka. Kita tidak takut lagi; kita bersama Dia selamanya, dan dengan keluarga kita. Tidak ada air mata setetespun. Betapa indahnya!
Nanti memandang Yesus bukan lagi sebagai Tabib dan sebagainya, tetapi Raja dan Mempelai Pria Sorga yang sempurna; dalam kemuliaan. Kita juga tidak boleh bercacat cela.
Mulai sekarang lihat pedang! Penginjilan harus ada dan terus diberitakan, tetapi juga harus ada pengajaran untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Terima pedang dan naik gunung hari-hari ini!
Ulurkan tangan pada Tuhan; percaya kepada-Nya. Gelombang paling dahsyat adalah hati yang tidak percaya. Tuhan tolong kita semuanya.
Sumbernya dari hati. Kalau hati lembut, mujizat rohani akan terjadi. Kalau hati percaya, mujizat jasmani akan terjadi.
Buang semua kepahitan, kejahatan, kenajisan, dan dusta! Percaya pada Tuhan!
Tuhan memberkati.