Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 2-3Dalam susunan Tabernakel, ini menunjuk tentang
tujuh kali percikkan darah di depan Tabut Perjanjian.
Ini sama dengan
tujuh suratyang ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir =
penyucian terakhiryang dilakukan oleh Tuhan kepada
tujuh sidang jemaat bangsa kafir(tujuh sidang jemaat di akhir zaman) supaya sidang jemaat bangsa kafir menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti Yesus.
Ada tujuh sidang jemaat yang mengalami percikkan darah. Yang pertama adalah sidang jemaat
EFESUS(
Wahyu 2: 1-7) (mulai diterangkan dari
Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).
Wahyu 2: 4-5, 72:4. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
2:5. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.2:7. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."
Penyucian terakhir dari jemaat Efesus adalah jemaat Efesus telah
KEHILANGAN KASIH MULA-MULAdan Tuhan menghendaki supaya jemaat Efesus kembali pada kasih mula-mula.
ay. 7=
janji Tuhankalau jemaat Efesus mau kembali pada kasih mula-mula, yaitu
mengembalikan sidang jemaat Efesus ke taman Firdaus Allah.
Manusia memang hidup di taman Firdaus, tetapi karena berbuat dosa, manusia diusir ke dunia dan hidup dalam kutukan. Sebab itu Tuhan ingin kembalikan lagi ke Firdaus.
Malam ini, kita belajar
langkah-langkah untuk kembali ke Firdaus:
- Langkah pertama kembali ke Firdaus: kembali pada kasih mula-mulaseperti sidang jemaat Efesus.
Kasih mula-mula adalahkasih Allah yang dinyatakan lewat kurban Kristus di kayu salib.
Dalam Kisah Para Rasul 19: 1-6, Paulus tiba di Efesus.
Kisah Para Rasul 19: 1-6
19:1. Ketika Apolos masih di Korintus, Paulussudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.
19:2. Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."
19:3. Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."
19:4. Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
19:5. Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptisdalam nama Tuhan Yesus.
19:6. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kuduske atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.
'baptisan Yohanes'= baptisan air.
Praktik kembali pada kasih mula-mula:
- ay. 2= percaya/imankepada Yesus lewat mendengar Firman Kristus (Roma 10: 17). Firman Kristus = Firman yang diurapi Roh Kudus.
Roh Kudus inilah yang mendorong kita untuk mendengar Firman Allah dengan sungguh-sungguh dan berkobar-kobarsampai kita bisa mengerti Firman dan percaya/yakin akan Firman, yaitu percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat (tahu dengan pasti bahwa Yesus satu-satunya Juruselamat).
Mendengarkan firman dengan sungguh-sungguh dan berkobar-kobar inilah kobaran kasih mula-mula. Kalau mendengarkan firman dengan mengantuk, loyo, itu berarti tidak ada kasih mula-mula.
- ay. 4= bertobat= berhenti berbuat dosa dan kembali pada Tuhan= mati terhadap dosa.
Roh Kudus membuat kita ada kerinduan untuk bertobatsekalipun kita masih berbuat dosa. Itulah kasih mula-mula.
Kalau kita berbuat dosa lalu kita tertawa-tawa, mempertahankan/membela dosa, menyalahkan orang lain, itu sudah kehilangan kasih mula-mula dan kehilangan Firdaus.
- ay. 5= baptisan air.
Roma 6: 4
6:4. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Diaoleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Baptisan air yang benar adalahorang yang sudah mati terhadap dosa harus dikuburkan bersama dengan Yesus dalam air, kemudian bangkit bersama Yesus (keluar dari air bersama Yesus) untuk mendapatkan hidup baru/hidup Surgawi, yaitu mengalami kelepasan dari dosa.
Artinya: kita tidak mau berbuat dosa lagi sekalipun ada kesempatan, paksaan, tantangan, godaan, keuntungan dan sebagainya.
Baptisan air ini lebih tinggi dari bertobat. Bertobat adalah berhentiberbuat dosa (kembali kepada Tuhan), tetapi kalau baptisan air mengalami kelepasandari dosa.
Roh Kudus mendorong kita untuk selalu rindu terlepas dari dosa.
Contoh: Yusuf.
Yusuf ada keuntungan kalau berbuat dosa dengan istri Potifar, tetapi diancam hukuman kalau tidak mau berbuat dosa, tetapi Yusuf tetap tidak mau berbuat dosa.
- ay. 6= baptisan Roh Kudus= kepenuhan Roh Kudus = lahir baru dari Roh Kudus.
Ini bukti bahwa kita kembali pada kasih mula-mula, yaitu menerima Roh Kudus.
Yohanes 16:13
16:13. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
‘Roh Kebenaran’ = Roh Kudus.
Roh Kudus memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran= hidup dalam kebenaran. Seluruh aspek kehidupan kita ada dalam kebenaran.
Inilah bukti kembali pada kasih mula-mula, yaitu sampai kita HIDUP DALAM KEBENARAN, sehingga kita layak makan buah dari pohon kehidupan di taman Firdaus.
Wahyu 2: 7
2:7. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupanyang ada di Taman Firdaus Allah."
Jadi kalau sudah hidup benar, kita boleh makan buah kehidupan lagi.
Waktu Adam dan Hawa berbuat dosa, mereka diusir dari Firdaus. Mengapa mereka diusir dari Firdaus? Sebab, kalau mereka berdosa dan makan buah dari pohon kehidupan, maka mereka hidup kekal dalam dosa. Tetapi kalau sudah hidup benar, kita makan buah dari pohon kehidupan, maka kita bisa hidup kekal (kebenaran itu kekal).
Kalau hidup dalam kebenaran, kita akan mengalami suasana Firdaus. Artinya:
- mengalami kebahagiaan. Kebahagiaan tidak di tentukan oleh kaya, miskin, pandai, bodoh, tua, muda, tetapi oleh hidup dalam kebenaran.
- Yesaya 3: 10
3:10. Katakanlah berbahagia orang benar! Sebab mereka akan memakan hasil pekerjaannya.
‘Sebab mereka akan memakan hasil pekerjaannya’= jika hidup benar, maka hidup kita akan berhasil dan diberkati oleh Tuhansampai anak cucu.
Raja Daud pernah bersaksi “orang benar diberkati oleh Tuhan sampai ke anak cucu”.
Malam ini, biarlah kita kembali pada kasih mula-mula, mulai dari iman (mulai dengan mendengar Firman).
Permulaan dari semuanya adalah mendengarkan Firman, sebab ada ayat mengatakan “Pada mulanya adalah Firman”.
Jadi, kalau kita mau berhasil, hidup kekal, hidup suci, mau tertolong dan sebagainya, permulaannya adalah mendengar Firman. Setelah itu dilanjutkan pada kerinduan untuk berhenti berbuat dosa (bertobat) sampai berkobar-kobar untuk mempertahankan kebenaran (baptisan Roh Kudus).
Semakin kita mendengar Firman Tuhan yang diurapi oleh Roh Kudus, maka kebenaran akan semakin dimantapkan.
Kesaksian:
"Saya pernah bersaksi. Dulu gereja saya masuk di jalan yang agak kecil, sehingga tidak ada Polisi di sana. Dulu tahun-tahun pertama saya di Malang, saya tidak memakai helm juga saat naik motor. Setelah ada perkembangan dari Firman, maka kebenaran ini semakin di tingkatkan. Sekarang, saya harus memakai helm saat naik motor. Kalau ada pengerja yang tidak punya SIM, tidak usah naik motor. Saya mengajarkan harus memiliki SIM dan memakai helm saat naik motor, tetapi ini dites juga oleh Tuhan. Satu waktu ada orang mau operasi, sedangkan rumah sakitnya jauh, tetapi tidak ada helm. Akhirnya saya naik mikrolet dan di jalan macet semuanya. Akhirnya ditolong oleh Tuhan tepat pada waktu Nya, padahal menurut perhitungan manusia tidak akan bisa. Kalau saya minta dibonceng oleh seseorang yang tidak punya SIM, saya tidak akan pernah tertolong sampai hari ini. Mari kita hidup dalam kebenaran."
Hidup dalam kebenaran= bahagia.
Tidak benar= tidak bahagia.
Mari kita periksa kehidupan kita, kalau pekerjaan tidak benar, study tidak benar, nikah tidak benar, kita tidak akan bahagia.
Biarlah kita kembali pada kebenaran dan disanalah kita bahagia, berhasil dan diberkati oleh Tuhan.
- Langkah kedua kembali ke Firdaus: harus mengalami pekerjaan pedang Firman Allah(Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua).
Kejadian 3: 24
3:24. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
'menjaga jalan ke pohon kehidupan'= jangan sampai manusia makan buah pohon kehidupan saat dalam keadaan berdosa, sebab dosanya akan kekal dan binasa.
Jalan menuju Firdaus atau pintu masuk Firdaus dijaga oleh malaikat (‘kerub’) yang memegang pedang yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar.
Siapa yang berusaha masuk ke pintu Firdaus akan terkena pedang penghukuman.
Disinilah kita bersyukur, sebab Yesus rela mati di kayu salib= terkena pedang yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar untuk membuka pintu Firdausbagi kita semua. Seandainya Ia tidak kena pedang, maka pedang penghukuman ini akan terus bekerja dan manusia akan binasa.
Bagi kitasekarang, kalau kita mau masuk pintu Firdaus, kita bukan lagi kena pedang penghukuman, tetapi kena pedang penyucian= mengalami pekerjaan Firman Allah yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Firman pengajaran).
Ibrani 4: 12-13
4:12. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hatikita.
4:13. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Jangan mau ditipu!Kalau tidak mau kena pedang, kita tidak akan pernah masuk Firdaus. Sebab itu, jangan mendengar Firman yang hanya lawak-lawak saja.
Ada Firman penginjilan tetapi ada juga Firman pengajaran.
Firman penginjilan membawa orang berdosa untuk diselamatkan.
Firman penginjilan jangan dihina, sebab ini penting! Kalau tidak ada Firman penginjilan, tidak akan ada saya dan saudara disini. Tetapi setelah itu kita mau kemana? supaya bisa kembali ke Firdaus, kita harus kena pedang Firman. Firman penginjilan harus ditingkatkan pada Firman pengajaran. Ini yang kita saksikan.
Jadi, bersaksi ada dua:
- kepada jiwa-jiwa yang belum percaya Yesus (orang di luar Yesus). Ini bersaksi dengan Firman penginjilan.
- kepada orang-orang yang sudah percaya (orang di dalam Yesus) kita menyaksikan tentang pedang Firman (makanan keras).
Dalam gereja, Firman penggembalaan itu makanan double:
- seperti dibaringkan di padang rumput= penginjilan,
- disediakan hidangan (Mazmur 23) = makanan keras= pedang untuk menuju ke Firdaus.
Jadi, jiwa-jiwa baru akan bertambah (ada baptisan air), itu merupakan pekerjaan Firman penginjilan, tetapi yang lama harus terkena pedang untuk menuju ke Firdaus.
Firman penggembalaan merupakan makanan dauble. Ini seperti manna pada hari ke-6. Setiap hari bangsa Israel makan satu gomer manna, tetapi pada hari ke-6 harus double, yaitu untuk sehari-hari dan juga untuk hari ke-7 (Sabat). Sabat sekarang menunjukpada kerajaan 1000 tahun damai = Firdaus yang akan datang.
Pedang Firman menyucikan kehidupan kita mulai dari hati dan pikirankita (Ibrani 4: 12). Ini merupakan sumber/pusat/penentu kehidupan rohani.
Dalam Tabernakel, hati digambarkan dengan meja. Meja harusnya diberi roti, bukan muntah. Dalam Kitab Maleakhi, banyak meja yang sudah cemar oleh muntah.
Lewat pedang Firman, biarlah muntah-muntah dibersihkan dan diganti dengan roti.
Markus 7: 21-23
7:21. sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan(1), pencurian(2), pembunuhan(3),
7:22. perzinahan(4), keserakahan(5), kejahatan(6), kelicikan(7), hawa nafsu(8), iri hati(9), hujat(10), kesombongan(11), kebebalan(12).
7:23. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
‘dari hati orang, timbul segala pikiran jahat’ = dijadikan satu yaitu hati dan pikiran jahat.
'kebebalan'= tidak bisa dinasihati, tidak bisa ditegor, sehingga ia mempertahankan dosa-dosa.
Hati-hati!kalau sudah ada yang ke-12 yaitu kebebalan!Sebab orang bebal tidak bisa dinasehati, tidak bisa ditegor oleh Firman Allah atau nasehat secara pribadi, sehingga dia tetap mempertahankan dosa-dosa.
Orang bebal sangat berbahaya, sebab hati nuraninya sudah mati (hati nuraninya kebal). Ia berbuat dosa malah tertawa-tawa dan tidak ada rasa takut sama sekali.
Pedang Firman menyucikan hati dan pikiran (meja kehidupan) kita dari 12 keinginan jahat dan najis.
Kalau hati sudah disucikan, maka hati akan diisi dengan 12 roti yang disusun menjadi 2 susun (meja roti sajian), masing-masing 6 buah (66= diisi dengan Firman pengajaran benar atau Alkitab).
Inilah permulaan penyucian sampai hati pikiran kita diisi dengan firman pengajaran yang benar. Dengan jalan inilah kita bisa kembali ke Firdaus.
Kalau hati pikiran disucikan oleh pedang firman, maka seluruh kehidupan kita akan disucikan, baik perkataan maupun perbuatan. Ini merupakan penyucian pribadi.
Kuncinya ada di hati. Sebab itu hati jangan sampai bebal. Kalau hati sudah bebal, tidak akan bisa disucikan (tetap bertahan dalam dosa, membanggakan dosa dan tidak bisa berbuat benar dan baik lagi).
Kalau mau kembali ke Firdaus, penyucian pribadi belum cukup, masih ada penyucian sendi. Ini seperti tubuh tidak hanya terdiri dari satu tangan saja, tetapi masih ada yang lainnya juga (tangan yang lainnya, bahu dan sebagainya). Jadi, dalam tubuh ada sendi-sendinya, artinya hubungan dengan orang lain juga harus disucikan.
Ibrani 4: 12
4:12. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
'sendi-sendi'= hubungan antar 2 tulang (hubungan dengan sesama) supaya bisa bekerja sama dengan baik dan masuk kesatuan tubuh Kristus.
Penyucian sendi dimulai dari dalam nikah, pengembalaan, antar pengggembalaan sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna.
Dalam antar penggembalaan, Misalnya: dalam ibadah kunjungan-kunjungan, kita hanya membawa pedang untuk menyucikan (bukan membawa yang lainnya).
Sendi (hubungan antar sesama) harus disucikan dari apa?
2 Korintus 12: 20
12:20. Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan, dan kerusuhan.
'perselisihan, iri hati'= hati-hati, jangan sampai ada 2 hal ini dalam nikah.
Iri hati di dalam nikah ini termasuk cemburu. Inilah yang membuat sendi tidak baik. Kalau sendi tidak baik, mau goyang sedikit saja akan sakit.
Dalam nikah, kalau ada perselisihan, kita selesaikan dengan baik. Kalau orangnya tidak mau diselesaikan, kita biarkan dan kita tidak berhutang darah. Iri hati dan cemburu juga harus diselesaikan, sampai kita saling percaya kembali di dalam rumah tangga.
Begitu juga dalam penggembalaan dan antar penggembalaan.
Perselisihanini karena 2 hal:
- karena dosa-dosa (kesalahan)= diselesaikan lewat saling mengaku dan mengampuni. Kalau kita sudah mau menyelesaikan tetapi dia tidak mau selesaikan, kita biarkan dan itu urusan dia dengan Tuhan.
- karena pengajaran. Tabernakel dimulai dari iman. Jadi mulai dari iman bisa terjadi perselisihan.
Misalnya: Alkitab mengajarkan, iman berasal dari mendengar (Roma 10: 17), tetapi ada ajaran sekarang “iman karena melihat” (“kalau ada mobil putih dipegang, nanti kamu mendapatkan”). Ini sudah berbeda.
Perselisihan soal pengajaran bisa diselesaikan kalau kita mau kembali membaca ke Alkitab. Kalau berdasarkan yang lain itu namanya berdebat.
Kalau dalam iman (pintu gerbang) saja sudah berbeda sekalipun hanya sedikit, pasti sudah beda masuknya.
Jangan main-main dengan pengajaran!Itu penentu kita mau masuk kemana.
"Demikian juga pengajaran soal baptisan air dan baptisan Roh Kudus sekarang sudah bermacam-macam. Maafkan, di dalam pengajaran (GPT) sekarang sudah bermacam-macam. Saya pernah dilapori ada yang dijatuhkan dan lain-lain. Kita harus waspada sekarang! Perselisihan soal pengajaran diselesaikan lewat kembali ke Alkitab, bukan kembali ke organisasi gereja."
Kalau perselisihan dan iri hati dipertahankan, akan timbul yang lain dan sendi benar-benar hancur, tidak ada hubungan lagi.
Iri hatiterjadi karena:
- berkat Tuhan. Contohnya: Yakub diberkati dan Esau menjadi iri hati.
Kita semua diberkati oleh Tuhan. Kalau iri hati dengan berkat yang diterima orang lain, berarti tidak menghargai berkat dan kemurahan Tuhan.
- jubah indah(pemakaian Tuhan). Kita semua dipakai oleh Tuhan sampai bagian mengepel gereja juga dipakai oleh Tuhan.
Contohnya: kakak-kakak Yusuf iri hati kepada Yusuf.
Kalau dalam rumah tangga, iri hati juga dalam bentuk cemburu. Contohnya seperti Rahel yang iri hati kepada Lea karena Lea sudah memiliki anak terlebih dahulu.
Kalau semuanya sudah ditusuk oleh pedang, maka semuanya bisa diselesaikan (masalah suami istri bisa diselesaikan). Kalau sudah saling mengaku dan saling mengampuni, maka darah Yesus menyucikan dosa seperti kita tidak pernah berbuat dosa, sehingga hubungan sendi akan menjadi baik.
Kalau iri hati dan perselisihan tidak diselesaikan, akan timbul amarah, kepentingan diri sendiri (egois), fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan dan kerusuhan.
'kerusuhan'= sudah tidak ada lagi hubungan sendi, sudah terlepas satu dengan yang lain.
Tetapi malam ini, biarlah terjadi penyucian hati, pikiran dan sendi, supaya kita bisa bekerja sama satu dengan yang lain dan bisa masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna (menjadi mempelai wanita surga).
Kita tidak bisa suci sendiri.
Dalam Tabernakel, temboknya terbuat dari papan-papan. Kalau papan hanya satu saja yang disalut emas (hanya suci sendirian), ular dan angin bisa masuk, sehingga roboh.
Tetapi kalau suci semua dan dipasang berjajar-jajar, jangankan ular, anginpun tidak bisa masuk. Inilah gunanya PENYUCIAN PRIBADI(hati dan seluruh kehidupan), tetapi juga ada PENYUCIAN SENDIsupaya tidak ada fitnah dan lain-lain, tetapi bisa kembali ke Firdaus.
Kalau sudah ada kerjasama (mulai dari rumah, penggembalaan, antara penggembalaan), semua menjadi enak dan ringan. Sesudah itu, kita masuk kesatuan tubuh Kristus yang sempurna (mempelai wanita Surga) yang bisa kembali ke Firdaus.
- Wahyu 22: 14
22:14. Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupandan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Langkah ketiga kembali ke Firdaus: membasuh jubah.
'memperoleh hak atas pohon kehidupan'= ada hak untuk menjadi penghuni dari Firdaus (kerajaan 1000 tahun damai).
‘jubah’= jabatan pelayanan.
Jadi, kalau mau kembali ke Firdaus, kita HARUS PUNYA JUBAH PELAYANAN (MENJADI IMAM-IMAM DAN RAJA-RAJA), yaitu kehidupan yang beribadah dan melayani Tuhan.
Wahyu 20: 6
20:6. Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imamAllah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai rajabersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
'seribu tahun'= Firdaus.
Penghuni Firdaus adalahimam-imam dan raja-raja. Bahkan, sekalipun ia mati, mautpun tidak bisa menghalangi untuk tetap menjadi imam dan raja. Artinya: jika diijinka meninggal dunia oleh Tuhan, nanti pada kebangkitan pertama waktu Tuhan Yesus datang kedua kali, ia akan dibangkitkan dan tetap menjadi imam dan raja didalam Firdaus (kerajaan 1000 tahun damai). Sampai di tahta Surga yang kekal, tetap menjadi imam dan raja untuk selama-lamanya (Wahyu 22: 3-4). Inilah kekuatan jabatan pelayananyang Tuhan berikan kepada kita.
Supaya jabatan ini kuat, tidak bisa dikalahkan oleh maut dan setan, maka jubah harus dicelup dalam darah.
Jika jubah dicelup dalam darah, kita tidak pernah ditelanjangioleh siapapun dan apapun, bahkan mautpun tidak bisa menelanjangi dan kita tetap beribadah melayani Tuhan sampai di tahta surga (tidak bisa dihalangi oleh siapapun).
Jubah dicelup darah= harus mengalami percikan darah, sengsara daging tanpa dosa bersama Yesus.
Contoh percikan darah: hari Minggu seharusnya untuk liburan, tetapi kita harus beribadah dan sebagainya, nanti setelah ibadah masih ada latihan zangkoor, besok hari Senin masih kembali lagi untuk beribadah.
Kalau jubah dicelup dalam darah, maka:
- jubah akan menjadi jubah putih berkilau-kilauan.
Inilah pakaian mempelaiyang bisa membawa kita kembali ke Firdaus. Kalau telanjang, kita akan diusir dari Firdaus seperti Adam dan Hawa, tertinggal di dunia dan binasa.
Wahyu 19: 8
19:8. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauandan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
- berguna supaya kita mengalami keubahan hidupdari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Tubuh darah daging tidak bisa kembali ke Firdaus, sebab itu harus mengalami pembaharuan.
2 Korintus 4: 16-17
4:16. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharuidari sehari ke sehari.
4:17. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
Kita memang harus menderita supaya manusia daging ini bisa diubahkan menjadi manusia rohani.
Yesus juga harus mengalami sengsara lebih dulu (mati di kayu salib), mengalami kebangkitan dalam tubuh kemuliaan, baru bisa kembali ke Surga.
Begitu juga dengan kita. Kita disucikan dari dosa-dosa oleh pedang sampai menjadi tubuh Kristus yang sempurna (tidak ada cacat cela). Tetapi kalau tubuhnya masih darah daging, tidak akan bisa kembali ke Firdaus. Sebab itu harus diubahkan.
Efesus 4: 24-25
4:24. dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25. Karena itu buanglah dustadan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
‘mengenakan manusia baru’ = bukan manusia darah daging lagi.
Tanda manusia baru adalah
- TIDAK ADA DUSTA= berkata benar dan baik.
Inilah yang bisa kembali ke Firdaus.
Selama berdusta, kita tidak bisa kembali ke Firdaus.
Mulut hanya untuk berkata benar (jujur) dan berkata baik (menjadi berkat bagi orang lain).
Petrus bisa berjalan diatas air, ikut melihat mujizat dari Tuhan Yesus: 5 roti 2 ikan bisa memberi makan 5000 orang, 7 roti bisa memberi makan 4000 orang, melihat anak mati dibangkitkan oleh Yesus. Petrus memiliki pengalaman yang luar biasa, tetapi masih bisa berdusta. Ini berbahaya, sebab dusta ini berasal dari setan (‘bapa pendusta adalah setan’).
Hati-hati!Petrus hamba Tuhan yang hebat bisa berdusta (menyangkal Yesus tiga kali). Siapa kita? Sebab itu, kita harus sungguh-sungguh.
- mulut digunakan untuk MENGAKU DOSAkepada Tuhan (vertikal) dan sesama (horisontal), bukan untuk menghakimi orang lain. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi!
- mulut digunakan untuk MENYEMBAH TUHAN.
Penyembahan yang benar didorong oleh pengajaran benar dan merupakan pantulan dari Surga, yaitu penyembahan dengan 'Haleluya' (Wahyu19: 1, 3-4).
Kalau lidah sudah digunakan untuk 3 hal di atas, inilah mujizat rohani(mujizat yang terbesar).
Tadi pagi juga diterangkan dalam ibadah di Malang, 2 macam kategori penyembahan (suara merpati):
- penyembahan dalam suasana kebangkitan= penyembahan yang disertai dengan ucapan syukur. Misalnya: menyembah Tuhan karena kita sudah diberkati, ditolong, disembuhkan oleh Tuhan (“Haleluya Yesus, terima kasih”).
- penyembahan dalam suasana kematian= penyembahan yang ditandai dengan hancur hati. Misalnya: menyembah Tuhan saat ada dalam masalah keluarga, ekonomi, penyakit (“Haleluya Yesus”, tetapi ditandai dengan hancur hati).
Seringkali, karena beratnya beban yang kita tanggung, kita hancur hati seperti bayi yang menangis.
Penyembahan dalam suasana kebangkitan dan kematian akan menjadi nyanyian baru dari mempelai.
Sebagai contoh penyembahan dalam suasana kematian (hancur hati seperti bayi): raja Hizkia.
Ketia ia divonis oleh Tuhan bahwa ia akan mati, ia menangis dengan sangat seperti bayi (menangis dengan hancur hati) sekalipun ia seorang raja. Dan belas kasih Tuhan jatuh atasnya, sehingga mujizat jasmani terjadi.
Yesaya 38: 1-6
38:1. Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi."
38:2. Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN.
38:3. Ia berkata: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.
38:4. Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya:
38:5. "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi,
38:6. dan Aku akan melepaskan engkaudan kota ini dari tangan raja Asyurdan Aku akan memagari kota ini.
“Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat” = seperti bayi yang menangis, tidak peduli apapun juga.
Ayat 5-6 = doa Hizkia dijawab oleh Tuhan, sehingga terjadi mujizat jasmani (disembuhkan dan menang atas musuhnya).
Ini merupakan pesan Tuhan, bukan dokter bahwa raja Hizkia akan mati. Ini luar biasanya Hizkia. Sekalipun pesan Tuhan seperti itu, tetapi ia masih menangis.
Artinya: sekalipun Tuhan sudah memvonis, tetapi kita masih bisa berdoa kepada Tuhan.
Kalau kita menyembah Tuhan dengan hancur hati, menangis yang sangat seperti bayi, yang hanya memohon belas kasihan Tuhan, itu bisa melunakan hati Tuhanuntuk mengadakan mujizat jasmani:
- Hizkia yang dikatakan “sakit sampai mati” oleh Tuhan, menjadi sembuh dan hidup kembali. Artinya:
yang mustahil jadi tidak mustahil, yang gagal menjadi berhasil, yang hancur menjadi baik.
- ay. 6= Tuhan memberikan kemenangan = Tuhan memagari kita (Tuhan memeluk bayi-bayi yang menangis), semua masalah selesai, Tuhan melindungi dan memelihara sampai selamanya.
Dan jika Tuhan datang kembali, terjadi mujizat yang terakhiryaitu kita diubahkan mejadi sama mulia dengan Tuhan, mulut tidak salah dalam berkata-kata. Kita hanya menyeru dengan sorak sorai 'haleluya' dan kita akan terangkat di awan-awan yang permai untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba, masuk kerajaan 1000 tahun damai (Firdaus), sampai masuk Yerusalem baru dan kita bersama dengan Dia untuk selama-lamanya.
Malam ini, biarlah kita kembali ke Firdaus:
(1)kembali pada kasih mula-mula,
(2)kembali pada pedang (penyucian pribadi, sendi dan nikah yang benar),
(3)sampai kita kembali seperti bayi yang hanya memohon belas kasih Tuhan dan Tuhan akan mengadakan mujizat di tengah-tengah kita.
Tuhan memberkati.