Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dilimpahkan Tuhan di tengah-tengah kita.
Kita melanjutkan tema ibadah di Jambi:
sangkakala yang dahsyat untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.Matius 24: 3124:31.Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinyadan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.
'mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi' = bangsa Israel asli dan bangsa kafir; gereja Tuhan yang sempurna.
Sangkakala yang dahsyat ditiup saat Yesus datang kembali kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga, sehingga terjadi kelepasan dari gereja Tuhan di seluruh dunia untuk terangkat di awan-awan yang permai. Sesudah itu masuk kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang) dan Yerusalem baru.
Dalam perjanjian lama, bunyi sangkakala juga ditiup pada tahun Yobel.
Imamat 25: 9-10, 2825:9.Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakaladi mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu.
25:10.Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobelbagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya.
25:28.Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk mengembalikannya kepadanya, maka yang telah dijualnya itu tetap di tangan orang yang membelinya sampai kepada tahun Yobel; dalam tahun Yobel tanah itu akan bebas, dan orang itu boleh pulang ke tanah miliknya."
Tahun Yobel sama dengan
tahun pembebasan tanpa syarat.
Jadi, pada tahun Yobel
Tuhan sanggup mengembalikan apa yang sudah hilang dari umat-Nya, sampai tidak ada yang hilang lagi--sempurna seperti Dia.
Sangkakala yang dahsyat sama dengan firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Ibrani 4: 12); cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus--memberitakan Yesus yang datang kembali kedua kali dalam kemuliaan (2 Korintus 4: 3-4); makanan keras; atau kabar mempelai (Matius 25: 6).
Matius 25: 625:6.Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
'
berseru'= bunyi sangkakala. Ini yang harus ditiupkan dalam ibadah kita.
Di dalam penggembalaan ada dua macam pemberitaan firman:
- Firman penginjilan untuk jiwa baru dan yang belum percaya Yesus, supaya percaya Yesus dan diselamatkan.
Firman penginjilan= susu; kabar baik.
- Bunyi sangkakala= firman pengajaran yang benar, yang diulang-ulang= firman penggembalaan yang bisa mengembalikan apa yang hilang dari kita, sampai kita sempurna seperti Yesus.
Apa yang sudah hilang dari manusia?- Berkat Tuhan, sehingga kita jadi terkutuk.
Ketika manusia berbuat dosa di taman Eden, berkat yang diterima manusia selama ini secara cuma-cuma diganti jadi kutuk.
- Pakaian kemuliaan--'telanjang'.
Kejadian 3: 10
3:10.Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
- Damai sejahtera--'aku menjadi takut'--, sehingga manusia takut, khawatir, dan bimbang. Hidupnya pahit getir.
Tidak damai berarti terpisah dari Tuhan selamanya--binasa selamanya.
AD. 3 Jalan keluar untuk mengembalikan damai sejahtera:
- Kolose 1: 20
1:20.dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Yang pertama: manusia berdosa hanya bisa diperdamaikan dengan Allah dan sesama--vertikal dan horizontal--lewat kurban Kristus di kayu salib. Ini adalah korban pendamaian.
Sekarang manusia berusaha menciptakan damai--menghentikan perang dan sebagainya--, tetapi tidak bisa, karena pendamaian hanya bisa dicapai kalau kembali pada salib Tuhan--kita berdamai dengan Allah dan sesama.
Bunyi sangkakala--firman pengajaran yang benar, yang diulang-ulang--menunjuk dosa-dosa kita dan mendorong kita untuk sadar, menyesal, dan berdamai dengan Tuhan dan sesama--mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama.
Jika salah pada Tuhan, kita mengaku dosa pada Tuhan. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
Jika salah pada sesama, kita mengaku dosa pada sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau kita benar, dan sesama mengaku dosa pada kita, kita mengampuni dan melupakan kesalahan sesama.
Hasilnya: darah Yesus membasuh segala dosa kita, sehingga kita bisa bertobat dan hidup dalam kebenaran.
Yesaya 32: 17
32:17.Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.
Kalau sudah hidup dalam kebenaran, kita akan mengalami damai sejahtera.
Semua menjadi enak dan ringan seperti lautan yang teduh. Kalau laut teduh, kapal sederhana pun bisa berjalan.
Enak ringan atau pahit getir hidup kita bukan ditentukan dari kaya miskinnya kita--banyak orang kaya stres dan bunuh diri--, tetapi dari hati damai atau tidak.
Kalau ada yang belum sadar dan tetap dalam kesalahan, jangan balas, tetapi ampuni dan doakan. Kita akan mengalami hati damai sekalipun ia belum bertobat. Orang berdosa sama dengan orang yang sedang sakit rohani. Harus kita rawat lewat kita doakan dan mengampuni sampai hati kita damai. Hidup kita akan enak dan ringan di dalam Tuhan.
- 1 Petrus 4: 7
4:7.Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimudan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
'jadilah tenang' = damai.
Yang kedua: menguasai dirisehingga kita menjadi tenang/damai sejahtera.
"Ini pelajaran yang sering saya terima dari Tuhan lewat perjalanan-perjalanan saat naik pesawat. Saya belajar menguasai diri. Setiap saya pulang, pesawat pukul 5 dari Medan sampai Jakarta pukul 7.20-7.30 di terminal 2, padahal pesawat garuda pukul 7.45 sudah boarding di terminal 3. Bayangkan! Pertama saya marah kalau tidak berangkat-berangkat. Lama-lama, terserah Tuhan saja, Tuhan yang tolong semuanya. Akhirnya aman sampai hari ini. Kalau sudah turun pesawat dan mepet waktunya, diberikan Tuhan tangga yang biasa, lalu saya turun dan diantarkan mobil ke terminal 3. Kemudian parkir pesawatnya diberikan yang dekat. Ini bisa terjadi. Ini pelajaran bagi saya, ternyata saya terburu-buru orangnya. Dan saya bisa tenang."
Bunyi sangkakala--firman penggembalaan yang ditiup berulang-ulang--sanggup menolong kita untuk menguasai diri; menguasai daging yang liar untuk menjadi tenang.
Daging yang liar= terburu-buru, tidak betah di rumah--ingin keluar terus--dan sebagainya.
Firman mampu menekan daging yang liar, sehingga kita tetap menjadi tenang dan damai.
Praktik menguasai diri:
- Roma 12: 3
12:3.Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
Yang pertama: memiliki pikiran sederhana, yang sesuai dengan iman yang dikaruniakan kepada kita.
Kalau pikiran terlalu tinggi, kita tidak akan tenang dan hidup jadi berat.
Contoh: ingin gaji tinggi, sehingga korupsi dan sebagainya.
Kalau memiliki pikiran sederhana, kita akan selalu mengucap syukur pada Tuhan.
Apapun yang Tuhan berikan kita bersyukur. Itu adalah seperti naik tangga. Kita tetap tenang tetapi naik tangga.
1 Timotius 6: 7-8
6:7.Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
6:8.Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Ini adalah pikiran sederhana--mengucap syukur--, yaitu kita datang ke dunia tidak membawa apa-apa dan keluar dari dunia tidak membawa apa-apa, sehingga kita selalu puas dengan apa yang diberkatkan Tuhan.
Bukan berarti kita pesimis. Kalau kita mengucap syukur, kita akan memiliki pijakan yang kuat bahwa berkat itu dari Tuhan. Kita akan terus naik sampai ke awan-awan yang permai.
Rumus kerajaan sorga adalah dari tidak ada menjadi ada; kecil menjadi besar; kita semakin naik sampai di awan-awan yang permai.
- 2 Timotius 4: 5
4:5. Tetapi kuasailah dirimudalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
Ayat 5= kalau tidak ada dorongan firman, kita tidak kuat melayani. Dengarkanlah firman yang diulang-ulang, itulah yang memberikan kekuatan untuk bisa menguasai diri.
Yang kedua: sabar dalam penderitaan dan sabar untuk menunggu waktu Tuhan.
Di dalam penderitaan kita tidak bersungut, kecewa, putus asa dan tinggalkan Tuhan, tetapi mengucap syukur pada Tuhan.
Saat mengucap syukur kita akan menerima kekuatan ekstra dari Tuhan.
"Ketika saya tidak bisa makan dan minum, Tuhan berkata dalam hati saya: Mana lebih menderita dengan Aku di kayu salib? Saya tidak bisa menjawab, hanya menangis. Saya sombong, baru menderita begini saja sudah merasa hebat dan ingin berhenti (berputus asa). Harus mengucap syukur."
Sabar menunggu waktu Tuhan artinya tidak mengambil jalan sendiri di luar firman.
Jalan Tuhan adalah jalan kematian dan kebangkitan.
Jalan sendiri di luar firman adalah jalan buntu dan kebinasaan--masalah yang tidak pernah selesai.
Contoh: Abraham pernah salah saat mengambil Hagar. Memang cepat punya anak daripada menunggu janji Tuhan--saat Ismail berumur 13 tahun, Ishak baru lahir--, tetapi jadi masalah sampai hari ini. Untung saat ujian kedua ia tidak salah lagi, yaitu ia taat untuk mempersembahkan Ishak.
Tetap di jalan Tuhan! Sabar dalam menunggu waktu Tuhan!
Kalau sudah sabar dalam penderitaan dan sabar menunggu waktu Tuhan, kita akan sanggup untuk menunaikan ibadah pelayanankita kepada Tuhan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita sampai kedatangan-Nya kedua kali.
Di dalam nikah kita juga sabar dalam penderitaan dan sabar menunggu waktu Tuhan, sehingga kita tetap melakukan tugas kewajiban di dalam nikah sampai Tuhan datang kembali.
Kalau suami atau isteri tidak kembali lagi, terserah. Yang penting kita bisa menjaga rumah tangga kita sampai Tuhan Yesus datang kembali kedua kali.
Tadi, menguasai diri yaitu pikiran sederhana sesuai iman; selalu mengucap syukur kepada Tuhan--'asal ada makanan dan pakaian...'Agungkan Tuhan, nanti akan naik. Lalu, sabar dalam penderitaan dan menunggu waktu Tuhan, sampai bisa menunaikan ibadah pelayanan kepada Tuhan dan nikah rumah tangga sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan.
- Titus 2: 6
2:6.Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal
Yang ketiga: menjauhi nafsu orang muda.
Firman penggembalaan; bunyi sangkakala yang ditiup berulang-ulang ini untuk semuanya yang mendengarkan, bahkan kaum muda pun diperhatikan.
Sebab itu dalam ibadah kaum muda, saya sendiri yang berkhotbah. Kekuatan kaum muda adalah firman. Penting!
"Dulu saya digembalakan om In Juwono (alm.), kaum muda tidak dipegang oleh beliau, tetapi pendeta lain yang baik dan dipakai Tuhan. Tetapi tetap kurang, karena bukan gembalanya. Setelah dipegang beliau sendiri, beliau bisa bersaksi. Setelah itu dilanjutkan om Pong, luar biasa kaum muda. Di situlah tanggung jawab gembala. Karena kaum muda perlu menguasai diri, terutama dari nafsu orang muda."
2 Timotius 2: 22
2:22.Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Nafsu orang muda adalah berburu daging seperti Esau, termasuk orang tua juga bisa berburu daging, sehingga seringkali meninggalkan kandang penggembalaan. Dulu Esau sering meninggalkan kemah untuk berburu daging.
Meninggalkan kandang penggembalaan= tidak tergembala dengan benar dan baik.
Akibatnya:
- Kehilangan hak kesulungan seperti Esau. Artinya: kehilangan hak untuk masuk nikah rohani--perjamuan kawin Anak Domba--saat Yesus datang kembali, berarti tidak bisa terangkat ke awan permai tetapi turun.
Orang yang tidak tergembala akan turun semua sampai ke alam maut di neraka selamanya.
- Hak sulung adalah hak waris.
Artinya: tidak bisa mewarisi kerajaan sorga, tetapi turun ke neraka selamanya.
Dulu, Esau kehilangan segala-galanya karena tidak bisa menguasai diri.
Ini sama seperti Simson dikuasai oleh Delilah, sehingga kehilangan segala-galanya.
Oleh sebab itu bunyi sangkakala--firman pengajaran yang benar, yang diulang--mendorong kita untuk selalu masuk dalam kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Di dalam kandang penggembalaan daging dengan segala hawa nafsunya dibendung.
Dulu Tuhan perintahnya Musa untuk naik ke gunung Sinai, lalu Musa diperlihatkan kerajaan sorga, setelah turun Ia perintahkan Musa membuat kerajaan sorga di bumi--'supaya di bumi seperti di sorga'--, itulah Tabernakel. Ada halaman--percaya, bertobat, baptisan (selamat)--, lalu ada ruangan maha suci (kesempurnaan). Sudah selamat, tetapi belum sempurna.
Jadi kita harus di ruangan suci; kandang penggembalaan.
Dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat, ini menunjuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Di dalam kandang penggembalaan--ruangan suci-- hawa nafsu daging sudah dibendung dan dikuasai, sehingga kita bisa mengejar keadilan--kebenaran--, kebenaran, kesetiaan, kasih--tidak ada kebencian--, dan damai.
Dalam rumah tangga harus adil.
2 Timotius 2: 22
2:22.Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Hati murni= hidup suci, dan perkataan juga suci, berarti hidup dalam kesucian, sehingga kita dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Kita akan mendapatkan segala-galanya seperti Yakub yang tekun di dalam kemah.
Akhirnya Esau ingin kembali, tetapi sudah terlambat.
Firman penginjilan harus ditingkatkan kepada firman pengajaran. Yang sudah dalam pengajaran jangan kembali kepada penginjilan. Nanti tidak bisa kembali lagi. Ini yang bahaya!
Apa yang hilang dari manusia? Manusia dalam ketakutan karena sudah berbuat dosa; hilang damai. Biarlah firman yang mendorong untuk berdamai dengan Tuhan dan sesama.
Kemudian menguasai diri. Sudah diberkati masih merasa susah, karena ingin ini dan itu. Bagaimana dengan orang yang kekurangan? Lebih baik memiliki pandangan 'dulu datang ke dunia tidak membawa apa-apa, keluar dari dunia juga tidak membawa apa-apa.'Asalkan ada kepuasan dari Tuhan, sudah lebih dari semuanya. Cari kepuasan di dalam Tuhan!
Kita seringkali salah dan menuntut karena tidak puas (kering) dalam ibadah. Bukan salah pendetanya, tetapi diri sendiri saat firman diberitakan malah mengantuk. Puaskan Tuhan terlebih dahulu maka kita akan dipuaskan oleh Tuhan.
Jadi, menguasai diri artinya memiliki pikiran yang sederhana (sesuai dengan iman). Kalau Tuhan sudah berikan, kita mengucap syukur. Tuhan tambahkan lagi, kita mengucap syukur.
Lalu sabar dalam penderitaan dan sabar menunggu waktu Tuhan saat menghadapi apapun di dunia, sehingga kita bisa menunaikan jabatan pelayanan dan tugas dalam nikah rumah tangga. Tunaikan tugas sebagai suami dan istri sampai Tuhan datang kembali!
Lalu, menguasai hawa nafsu orang muda. Jangan ke mana-mana, mari tergembala hari-hari ini. Di luar penggembalaan, akan sama seperti Esau yang berburu daging sampai jatuh dalam dosa babel.
Dalam penggembalaan kita justru menguasai daging dengan segala hawa nafsunya sampai bisa mengejar yang dari sorga--keadilan sampai kesucian.
Jika sudah suci, dipakai Tuhan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
"Bapak pendeta In Juwono dan Pong selalu mengatakan: Jangan sampai kepercayaan ini dialihkan. Dulu satu minggu sebelum om Pong meninggal, saya ditumpangi tangan: Kamu kuat Pak Wi, kamu kaki meja, kamu guru dan gembala; tekunilah persekutuanmu yang kecil-kecil!"
- 1 Petrus 4: 7
4:7.Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimudan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Yang keempat: berdoa menyembah Tuhan.
Tenang artinya tidak bimbang terhadap pribadi Tuhan--pegang firman pengajaran yang benar--, dan kuasa Tuhan.
Kalau tenang, kita akan bisa berdoa menyembah Tuhan.
Kita tidak berharap pada yang lain, sehingga kita hanya percaya dan berharap sepenuh pada Tuhan. Ini yang mendorong kita untuk menyembah Tuhan; menyerahkan seluruh hidup kepada Dia; menyeru nama Yesus.
Contoh:
- Petrus mulai tenggelam.
Matius 14: 28-32
14:28.Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
14:29.Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
14:30.Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelamlalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
14:31.Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
14:32.Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
Ayat 28 = ini sudah menunjukkan kebimbangan.
'anginpun redalah'= tenang.
Saat bimbang Petrus tidak ingat lagi pengalaman bersama Yesus.
Saat bimbang kita sudah kehilangan segala pengalaman pengikutan kita bersama Tuhan selama ini. Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa!
Saat orang mati dibangkitkan, Petrus ada di sana. Saat Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan, Petrus ada di sana. Ketika Petrus bimbang, ia lupa semuanya.
Hati-hati! Jangan bimbang terhadap firman pengajaran yang benar dan kuasa Tuhan!
Saat kita bimbang--kecewa, putus asa--, maka lupa pengalaman bersama Tuhan; lupa pernah ditolong Tuhan dan lupa mengikut Tuhan. Kalau lupa mengikut Tuhan, kita akan mengikut dunia, sehingga tenggelam bersama dunia.
Akibatnya: mulai tenggelam. Segala yang di dunia pasti akan tenggelam sampai tenggelam di lautan api dan belerang. Kalau bimbang, semuanya merosot baik jasmani maupun rohani--ibadah pelayanan dan kesucian merosot.
Tetapi bersyukur, saat mulai tenggelam--kemerosotan, kegagalan--, Petrus sadar dan kembali pada pengajaran yang benar.
Jadi, Tuhan izinkan kita merosot, gagal, dan jatuh, supaya kita kembali pada Dia.
Dibandingkan sebelas murid lainnya, Petrus hanya berseru kepada Yesus. Inilah yang Tuhan tunggu!
Di saat kita merosot Tuhan menunggu supaya kita tidak bimbang kepada pribadi Tuhan. Kembali kepada pengajaran yang benar dan kuasa Tuhan.
Kita mengangkat kedua tangan; menyerukan nama Yesus yang berkuasa dan Tuhan ulurkan tangan kepada kita, maka semua yang merosot dipulihkan diangkat kembali oleh Tuhan. Hati kita damai sejahtera, semua enak dan ringan.
Ada yang mulai tenggelam? Kuasai diri, jangan ragu, jangan berharap yang lain tetapi kembali pada Tuhan.
- Yunus sudah tenggelam.
Yunus 2: 1-3, 6-7
2:1.Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu,
2:2.katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
2:3.Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.
2:6.di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.
2:7.Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.
Saat kita sudah tenggelam seperti Yunus--letih lesu, beban berat, susah payah, tidak ada harapan, hidup pahit getir--, Tuhan akan tolong kita. Serukan nama Yesus!
Dia akan mengangkat kita.
Jika Yesus datang kembali kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai. Bunyi sangkakala terakhir mengubahkan kita dan membangkitkan orang-orang yang mati dalam Tuhan dalam tubuh kemuliaan. Semua jadi satu tubuh Kristus yang sempurna. Kita terangkat di awan-awan permai bersorak sorai: Haleluya. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru selamanya.
Apapun keadaan kita, kembali pada pribadi Yesus (firman pengajaran yang benar) dan kuasa Tuhan. Serukan nama Yesus yang berkuasa. Dia akan menolong kita semua.
Tuhan memberkati.