Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.
Wahyu 6: 7-86:7. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempatberkata: "Mari!"
6:8. Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuningdan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan mautmengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparandan sampar, dan dengan binatang-binatang buasyang di bumi.Ini adalah pembukaan
METERAI yang KEEMPAT; penghukuman yang keempat dari Allah Roh Kudus atas dunia, yaitu terjadi
kegerakan kuda hijau kuning/kuda kelabu, yang mengakibatkan
MAUT DAN KERAJAAN MAUTmenguasai seperempat bagian dari bumi untuk membunuh penduduk bumi dengan pedang, kelaparan, sampar dan binatang buas (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 16 Juli 2017).
Ada tiga macam maut:
- Maut secara tubuh/jasmani; meninggal dunia, entah karena sebab apa.
- Maut/kematian rohani= hidup dalam dosa, enjoy dalam dosa, tidak mau bertobat sampai tidak bisa bertobat; kering rohaninya dan terpisah dari Tuhan.
- Maut/kematian yang kedua; kematian di lautan api dan belerang; neraka selamanya.
Tadi disebutkan, makhluk yang keempat berseru: '
Mari!'
Kita menghadapi tiga macam maut ini, bahkan raja Daud mengatakan:
satu langkah jaraknya aku dengan maut; satu denyut nadi jaraknya, begitu dekatnya.
Lalu bagaimana cara kita menghadapi maut?
Wahyu 4: 7
4:7. Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
Makhluk keempat adalah sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
'
Burung nasar yang sedang terbang' gambaran kehidupan yang menantikan kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Jadi,
JALAN KELUAR/CARAsupaya terlepas dari maut dan kerajaan maut adalah
kita harus menantikan kedatangan Yesus kedua kalidi awan-awan yang permai.
Wahyu 22: 18-2122:18. Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
22:19. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
22:20. Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
22:21. Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.
Di sini terdengar suara:
Ya, Aku datang segera!Ini menunjuk pada
kesiapan Tuhan Yesusuntuk segera datang kembali kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga di awan-awan yang permai.
Kemudian ada jawaban:
Amin, datanglah, Tuhan Yesus!Ini adalah
kesiapan gereja Tuhan untuk menjadi mempelai wanita sorgayang siap menantikan dan menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Persiapan Yesus adalah mati di kayu salib, bangkit, naik ke sorga untuk mempersiapkan tempat bagi kita semua, setelah itu Dia akan datang kembali kedua kali.
Lalu,
apa persiapan gereja Tuhan untuk menantikan dan menyambut kedatangan Yesus kedua kali?
Ayat 18-19: dikaitkan dengan firman nubuat. Ayat 21: dikaitkan dengan kasih karunia.
Ayat 20--kesiapan kita--diapit oleh ayat 18-19 dan 21.
Jadi, kesiapan gereja Tuhan untuk menantikan dan menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai harus
dikaitkan dengan dua hal: (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 23 Juli 2017)
- Gereja Tuhan harus menerima dan mengalami pekerjaan firman nubuat (ayat 18-19) (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 23 Juli 2017sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 28 Juli 2017).
- Gereja Tuhan harus menerima dan mengalami kasih karunia Tuhan Yesus Kristus (ayat 21).
AD. 2. KASIH KARUNIATitus 2: 112:11.Karena kasih karuniaAllah yang menyelamatkansemua manusia sudah nyata.
Kasih karunia
menyelamatkanmanusia berdosa, artinya kita tidak dihukum dan dibinasakan.
Tetapi masih ada kelanjutannya; sesudah selamat dan diberkati, mau ke mana?
1 Petrus 5: 105:10.Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
(terjemahan lama)
5:10. Maka Allah, pohon segala anugerah, yang sudah memanggil kamu masuk kemuliaan-Nya yang kekal itu di dalam Kristus, sesudahnya kamu merasai sengsara di dalam sedikit masa, sendiri akan menjadikan kamu sempurnadan tetap dan kuat dan beralas.
Kasih karunia Tuhan
menyempurnakankita.
Dalam Matius 16: 26:
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?
Artinya
keselamatan bahkan kesempurnaan lebih dari semua harta, lebih dari segala apapun di dunia.
Jadi,
kasih karuniaadalah
pemberian Tuhan yang terbesarkepada manusia berdosa.
Di luar kasih karunia, semuanya sia-sia, tidak berguna. Mau punya harta gunung emaspun, kalau di luar kasih kasih karunia tidak ada gunanya; semuanya sia-sia, bahkan binasa. Jadi jangan ukur hidup ini dengan harta! Di luar kasih karunia tidak ada gunanya semua itu.
Oleh sebab itu Tuhan selalu melimpahkan kasih karunia-Nya kepada manusia di bumi. Ini yang dibutuhkan oleh manusia karena hanya kasih karunia yang bisa menyelamatkan dan menyempurnakan kita.
Tuhan selalu melimpahkan kasih karunia-Nya kepada manusia di bumi dari zaman ke zaman:
- "Tabernakel ini satu kesatuan dengan peta zaman. Tabernakel diwahyukan Tuhan kepada opa F.G. van Gessel, kalau peta zaman: W.H.Offiler. Dulu, mereka pernah bertemu dan membahas hal ini, benar-benar Tabernakel dan peta zaman ini bisa diterangkan dalam satu kesatuan."
Zaman permulaan; zaman Allah Bapa--dihitung dari Adam sampai Abraham--diwakili oleh Nuh.
Sejak zaman permulaan, Tuhan sudah memberikan kasih karunia.
Kejadian 6: 8, 5-7
6:8.Tetapi Nuh mendapat kasih karuniadi mata TUHAN.
6:5.Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatansemata-mata,
6:6.maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.
6:7.Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."
Nuh sekeluarga mendapat kasih karunia Tuhan sehingga ia sekeluarga diselamatkan dari hukuman air bah. Bukan karena lebih kaya atau pintar. Yang lebih kaya banyak, lebih pintar banyak, tapi habis semua.
MengapaTuhan harus menghukum dunia dengan air bah sehingga banyak manusia yang binasa?
Jawabannya di ayat 5-7, yaitu karena hati nurani manusia cenderung jahat dan najissehingga manusia melakukan perbuatan-perbuatan dosa yang:
- memalukan dan memilukan hati Tuhan,
- memedihkan hati orang tua, suami (isteri berbuat sesuatu, hati suami pedih), isteri (kalau suami berbuat sesuatu, hati isteri pedih), anak,
- dan membuat keluh kesah hati seorang gembala atau jemaat,
Itulah perbuatan dosa sampai pada puncaknya dosayaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinkan (dosa percabulan dan nikah yang salah). Hati-hati!
Perbuatan-perbuatan dosa ini semakin membumbung tinggi sampai ke hadirat Tuhan, sehingga Ia turun ke dunia untuk menghukum dengan air bah. Kalau yang membumbung tinggi asap dupa berbau harum--perbuatan baik dan penyembahan--, Ia akan turun untuk memberi kasih karunia.
Hati-hati kalau suami macam-macam pada isteri, tetapi isteri diam saja, perbuatan suami itu membumbung tinggi terus--tidak ada yang menghentikan--, sampai ke hadirat Tuhan, dan Ia turun untuk menghukum. Begitu juga dengan gembala, jemaat. Kita sama semua di hadapan Tuhan. Kita harus saling menjaga; kalau memedihkan hati seseorang dan memilukan hati Tuhan, perbuatan itu akan membumbung tinggi dan dihukum.
Hati-hati! Dalam Lukas 17 pada akhir zaman, keadaan dunia ini kembali pada zaman Nuh, yaitu manusia pada umumnya, termasuk hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang tidak sungguh-sungguh juga berbuat dosa sampai puncaknya dosa; itu yang memedihkan, memilukan dan membuat keluh kesah, sehingga membumbung tinggi juga ke hadirat Tuhan dan Ia turun untuk menghukum dunia akhir zaman dengan hujan api dan belerang dari langit--maut dan kerajaan maut; kiamat--sampai kebinasaan di neraka--lautan api belerang--selamanya.
Kita butuh kasih karunia!
1 Petrus 3: 20-21
3:20.yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21.Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
'tidak taat kepada Allah'= berbuat dosa sampai puncaknya dosa.
Dulu, Nuh sekeluarga mendapat kasih karunia Tuhan, diselamatkan dari hukuman Allah--air bah--, lewat masuk bahtera Nuh.
Sekarang, kita mendapat kasih karunia sehingga bisa masuk baptisan air yang benar.
Sekali lagi, baptisan air yang benar adalah sesuai dengan alkitab, bukan sesuai pendeta atau aliran gereja. Kita baru mendapat kasih karunia kalau masuk bahtera Nuh. Bahtera Nuh hanya satu, berarti baptisan air yang benar juga hanya satu. Tidak bisa kita bertahan: Oh tidak apa-apa, saya begini, om. Itu sama seperti masuk bahtera yang lain, pasti mati. Harus mendapatkan kasih karunia untuk bisa masuk baptisan air yang benar!
Baptisan air yang benaradalah menurut alkitab dan seperti Yesus dibaptis kita juga dibaptis, yaitu orang yang sudah mati terhadap dosa--bertobat--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus, sehingga bangkit--keluar dari kuburan air--bersama Yesus untuk mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi, yaitu hati nurani yang baik--inilah tempat dari kasih karunia Tuhan.
Hati yang jahat jadi baik. Kalau tidak masuk bahtera Nuh, berarti hatinya jahat--ia mengejek bahtera Nuh: Apa itu? Orang apa itu kebenaran sendiri, jangan-jangan orang gila, tidak ada hujan dan angin tetapi membuat bahtera, lebih celaka lagi tidak ada hujan masuk bahtera bersama hewan-hewan.Setelah air bah datang, yang mengejek itu yang mati. Tidak bisa! Harus masuk satu baptisan air yang benar! Tidak ada tawar menawar soal baptisan air.
Kenapa dia tidak masuk bahtera Nuh? Karena mempertahankan hati nurani yang cenderung jahat dan najis. Tetapi kalau hatinya mau diubahkan, dia akan bisa masuk bahtera Nuh. Kita juga, ada baptisan air yang benar, hati nurani juga akan benar.
Kejadian 6: 9
6:9.Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benardan tidak berceladi antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
(terjamahan lama)
6:9. Maka inilah anak buah Nuh. Maka Nuh itu seorang yang benar dan tulushatinya di antara orang zamannya, dan Nuh itu hidup dengan Allah.
Praktiksehari-hari hati nurani yang baik:
- Hidup dalam kebenaran; jangan ada yang salah; buang yang tidak benar.
- Tidak bercela; tulus hati.
- Bergaul dengan Allah--setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Kalau kita hidup benar, tulus dan setia dalam ibadah pelayanan, itu sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan dan Ia mengulurkan tangan anugerah-Nya yang besar kepada kita; tangan kasih karunia yang besar.
Hasilnya:
- Dulu dilindungi dari air bah, sekarang kita dilindungi dari celaka marabahaya, dosa, ajaran palsu, hukuman Allah dan sebagainya, sehingga kita mengalami damai sejahtera, semua enak dan ringan. Kita selamat; mengalami KESELAMATAN MEMPELAI--nikah selamat (tadi Nuh sekeluarga merupakan empat pasang nikah)--dan damai sejahtera; semua enak dan ringan.
- Kita dipelihara--yang lain mati tetapi Nuh dipelihara--= tangan anugerah Tuhan yang besar sanggup memelihara kehidupan kitadi tengah kesulitan dan kemustahilan dunia, sampai hidup kekal selamanya.
Inilah kasih karunia pertama yang harus kita terima, yaitu keselamatan mempelai.
Mari, seperti Nuh masuk bahtera Nuh, bukan bahtera sembarangan, kita juga masuk baptisan air yang benar, jangan sembarang. Jangan ikuti kata orang atau aliran manapun, tetapi ikuti apa kata alkitab! Barulah kita menerima kasih karunia, ada keselamatan mempelai, perlindungan, damai sejahtera, dan pemeliharaan Tuhan sampai hidup kekal.
- Zaman pertengahan; zaman Anak Allah--dihitung dari Abraham sampai kedatangan Yesus pertama kali--diwakili oleh Maria, ibu Yesus.
Lukas 1: 30
1:30.Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karuniadi hadapan Allah.
Maria mendapat kasih karunia sehingga ia mengandung bayi Yesus.
Yohanes 1: 1, 14
1:1.Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:14.Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
'Firman'= logos.
Sekarang, bayi Yesus sama dengan firman pengajaran.
Jadi Maria mendapat kasih karunia mengandung bayi Yesus, sekarang artinya kita mendapat kasih karunia untuk mengandung firman pengajaran yang benar.
Kalau firman penginjilan semua sudah menerima--ayo percaya Yesus, ayo diselamatkan--, tetapi untuk menerima firman pengajaran: 'Aduh, terlalu keras, terlalu lama'; hanya yang mendapat kasih karunia, yang bisa mendapatkan pengajaran.
"Saya salah satu orang yang mendapat kasih karunia. Satu kali saya mendengar firman pengajaran, saya langsung tertarik, bukan marah. 'Kok bisa?' Saya sudah mendengar dari banyak hamba Tuhan, saya berpikir: 'Ayatnya sama, tapi kok bisa artinya begini, begini?' Itu pengalaman saya. Untung tidak menolak. Kalau menolak waktu itu, mungkin tidak ada di sini. Pertama kali itu saya mendengar firman pengajaran, saya terpacu untuk mencari firman."
Ingat, semua gandum tunduk pada gandum Yusuf! Bukan berarti sombong, tetapi semua pemberitaan firman harus mencapai pengajaran--sampai pada kesempurnaan. Kalau tidak, mau ke mana kita? Coba saudara Yusuf yang juga gembala--memberitakan firman--, kalau tidak ada Yusuf mau ke mana? Lapar; mati. Itu saja!
Penginjilan bagus, semua bagus, tetapi mau kemana kalau tidak ada pengajaran? Harus ke arah pengajaran!
Hanya kasih karunia kalau kita bisa menerima firman pengajaran yang benar, yang keras dan lebih tajam dari pedang bermata dua; semakin firman itu keras kita semakin bersyukur karena kita dikoreksi firman.
Prosesnya:
- Mendengar sungguh-sungguh,
- mengerti,
- percaya/yakin,
- praktik firman pengajaran yang benar.
Itulah istilah mengandung: semakin kita dengar, kita semakin mengerti dan yakin, lalu dipraktikkan--kandungan bertambah sampai lahir. Kalau menolak, akan keguguran.
"Ini kasih karunia. Berapa banyak--termasuk teman-teman saya--yang tidak mau pengajaran dengan alasan terlalu lama, terlalu keras.
Saya bersyukur, pertama belum terlalu mengerti--memang lama--tapi saya terus mendengar. Lama-lama bisa mengerti."
Mari berdoa, mohon pada Tuhan kalau suami/isteri belum masuk baptisan air yang benar. Itu kasih karunia, tidak bisa dipaksa.
"Ada di Medan: 'Jangan datang di situ, dipaksa baptisan.' Saya bilang: 'Iya kalau kamu bayar, kamu saya paksa. Tidak bayar, saya juga kurang waktu untuk membaptis.' Tadi mengubur, sekarang membaptis di air. Kurang waktu, lebih baik saya istirahat. Tidak begitu. Saya hanya ingin menunjukkan yang benar. Itu saja. Terserah mau dibaptis atau tidak. Kedua: pengajaran, mau diterima atau tidak, terserah. Yang penting saya menunjukkan yang benar."
Yang bisa menerima hanya yang mendapat kasih karunia. Didoakan saja yang belum menerima baptisan air dan pengajaran yang benar. Mohon kasih karunia dari Tuhan, supaya bisa mengandung firman pengajaran sampai praktik firman.
Kalau terus mendengar sampai dengar-dengaran--kandungan terus bertambah--, bayi harus lahir; ada hasilnya:
- Ibrani 4: 12-13
4:12.Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13.Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Hasil pertama: kita mengalami penyucianmulai dari dalam hati dan pikiran--pusat/gudangnya dosa--yang terdiri dari keinginan jahat, keinginan najis dan kepahitan hati. Kalau sudah disucikan, maka perbuatan dan perkataanjuga disucikan sampai kita bisa jujur; tidak ada dusta, tidak ada yang tersembunyi. Kemudian bisa bersaksi dan berdoa pada Tuhan.
Jujur dulu!Kalau orang dusta bersaksi, nanti jadi saksi dusta. Jujur dulu, baru bisa bersaksi dan berdoa; kita menjadi rumah doa, sehingga segala masalah diselesaikan oleh Tuhan.
Amsal 15: 8
15:8.Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.
Kalau suami, isteri, anak-anak bisa menjadi rumah doa; jujur, bersaksi, berdoa, maka:
- mengalami home sweet home; begitu manis,
- segala masalah diselesaikan oleh Tuhan.
Kita sungguh-sungguh saat ini.
Bisa masuk baptisan air yang benar, hidup benar, tulus dan setia, itu kasih karunia. Kita masuk bahtera Nuh; kita dilindungi, ada damai sejahtera dan dipelihara oleh Tuhan--keselamatan mempelai.
Kemudian mengandung firman pengajaran; kita mengalami KESUCIAN MEMPELAI--hati, pikiran, perbuatan, perkataan disucikan--; sama dengan menjadi rumah doa, artinya: jujur, bersaksi, berdoa. Kita mengalami home sweet homedan semua masalah diselesaikan oleh Tuhan.
Jangan bertengkar! Kalau bertengkar, air bah masuk. Jangan, itu membuka kran; air bah! Yang ada malah habis. Tetapi kalau menjadi rumah doa, yang kosong menjadi ada, yang ada tambah indah, tambah home sweet home.
- Zaman akhir; zaman Allah Roh Kudus--dari kedatangan Yesus pertama kali sampai kedatangan Yesus kedua kali--diwakili oleh kita semua, gereja Tuhan.
Wahyu 22: 20-21
22:20.Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
22:21.Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamusekalian! Amin.
1 Petrus 2: 19
2:19.Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Praktik menerima kasih karunia adalah rela menderita/sengsara daging untuk memikul salib bersama Yesus, bukan karena berbuat dosa.
Mengapaharus ada salib? Kalau tidak disalib, Tuhan tidak bisa mulia. Kita juga, kalau tidak mau memikul salib bersama Dia, kita juga tidak bisa mulia/sempurna, naik ke sorga, menanti dan menyambut Yesus. Harus lewat proses salib!
2 Korintus 4: 16-17
4:16.Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharuidari sehari ke sehari.
4:17.Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
Kita menderita bersama Yesus--memikul salib--supaya mengalami pembaharuan--kemuliaan---dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Apa itu? (ayat 16) salah satu tanda manusia baru/mulia adalah tidak tawar hati; sama dengan kuat teguh hati. Seperti Yosua mau ke Kanaan, syaratnya hanya kuat teguh hati.
Kita sudah selamat, diberkati, mengalami damai--halaman; keselamatan mempelai--, sudah suci, menjadi rumah doa; doa dijawab oleh Tuhan dan semua masalah selesai--ruangan suci--, baik, tetapi kurang satu yaitu ruangan maha suci. Harus kuat teguh hati!
Berapa banyak orang Israel yang sudah benar dan suci tetapi tidak bisa masuk Kanaan karena tidak kuat teguh hati--begitu lihat musuh: ayo mundur, mundur!Bagaimana mereka bisa mengalami mujizat? Sudah hidup benar dan suci, tetapi tinggal satu yang menentukankita bisa mengalami mujizat yaitu kuat teguh hati. Jangan gugur di tengah jalan!
Kuat teguh hati, artinya:
- Tidak kecewa, putus asa, tinggalkan Tuhan menghadapi apapun juga.
- Tetap taat dan berpegang teguh pengajaran yang benar.
Banyak yang gugur karena menganggap semua pengajaran sama; tidak kuat teguh hati.
Padahal Tuhan berkata kepada Yosua: 'Ayo terus pegang perintah Tuhan, jangan kiri kanan, terus lurus!' Banyak yang digoda-goda--apalagi menguntungkan daging--akhirnya menganggap semua pengajaran sama, dan ia gugur.
- Tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sampai garis akhir.
Banyak yang pensiun; berhenti di tengah jalan. Betapa sayangnya! Sudah benar--keselamatan mempelai--, diberkati, dipelihara, dilindungi, damai sejahtera, enak ringan, kemudian ada rumah doa--kesucian--, ada mujizat-mujizat--laut Kolsom terbelah--, semua sudah, eh...tinggal satu langkah, gugur. Dari 603.550 orang Israel, hanya dua orang yang masuk. Betapa mengenaskan!
Ruangan maha suci= percikan darah. Ayo kuat teguh hati!
- Tetap hidup benar.
- Tetap menyembah Tuhan.
- Tetap percaya dan berharap Tuhan sampai garis akhir; mengulurkan dua tangan kepada Tuhan dan Ia mengulurkan tangan anugerah yang besar kepada kita, sehingga mujizat jasmani juga terjadi: yang mustahil menjadi tidak mustahil; tidak ada menjadi ada.
Kalau sudah kuat teguh hati, langkah-langkah kita adalah langkah mujizat, bukan satu langkah jaraknya dengan maut, tapi satu langkah jaraknya dengan mujizat.
Kalau tawar--berhenti melayani--, itu satu langkah jaraknya dengan maut, tidak akan ada yang bisa menjamin dia lolos dari maut.
Tetapi kalau kita sungguh-sungguh kuat teguh hati, ada jaminan dari Tuhan, kita hidup dalam tangan anugerah Tuhan yang besar.
Sampai langkah terakhir, kalau Tuhan datang kembali kita diubahkan jadi sempurna seperti Dia, tidak salah dalam perkataan: 'Amin, datanglah Tuhan Yesus! Haleluya!' Kita menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai.
Mulai kasih karunia pada zaman Nuh,
kita hanya mengangkat tangan. Kesucian juga mengangkat tangan--
orang laki-laki menadahkan tangan. Itu saja hari-hari ini.
Mau menghadapi apa saja, angkat tangan, tetapi
dalam kebenaran, ketulusan dan kesetiaan--seperti Nuh. Di situ ada keselamatan mempelai.
Ada kesucian--
menjadi rumah doa--kita juga mengangkat tangan. Kita mengandung firman bukan kandungan jahat, najis. Dan Tuhan akan menolong kita.
Kemudian, dalam penderitaan/percikan darah, kita bertahan,
tetap kuat teguh hati, tidak mau bergeser sedikitpun.
Kalau sudah kuat teguh hati, kita hanya mengangkat tangan:
Terserah Engkau, Tuhan.Tuhan akan mengulurkan tangan dan mujizat terjadi, sampai kesempurnaan.
Kuat teguh hati semua! Jangan pikir Dia tidak tahu keadaan kita! Dia tahu semua.
Dari dulu sampai sekarang bukan uang atau yang lainnya, tetapi kasih karunia yang menyelamatkan, menyucikan sampai menyempurnakan. Kasih karunia lebih dari uang dan apapun juga.
Masuk baptisan air yang benar: hidup benar, tulus dan bergaul dengan Allah, itu kasih karunia. Menjadi rumah doa; mengandung firman dan disucikan, itu juga kasih karunia. Menderita bersama Yesus juga kasih karunia. Kuat teguh hati! Serahkan pada Dia!
Mungkin tidak ada yang tahu, kesempatan kita hanya dengan Tuhan. Kita tidak hidup dari mana-mana, tetapi hanya dari kasih karunia dan anugerah Tuhan; Dia akan memberikan yang terbaik sampai kesempurnaan.
Tuhan memberkati.