Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 6: 3-46:3. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
6:4. Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padamdan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahteradari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.
Ini adalah pembukaan
METERAI YANG KEDUA(kegerakan kuda merah)--penghukuman yang kedua dari Allah Roh Kudus--, yaitu
DAMAI SEJAHTERA DIAMBIL DARI DUNIA(diterangkan mulai dari
Ibadah Jumat Agung Surabaya, 14 April 2017).
Akibatnya: manusia di dunia termasuk hamba TUHAN/pelayan TUHAN/anak TUHAN hanya saling memfitnah, memaki, membenci tanpa alasan sampai membunuh, sehingga mengalami penghukuman lewat pedang yang besar--pedang pembantaian--sampai kebinasaan selamanya di neraka; tidak bisa masuk Yerusalem baru, kota damai sejahtera--kalau tidak ada damai, tidak bisa masuk kota Yerusalem baru.
Ada
dua saksidari kegerakan kuda merah--pembukaan metera yang kedua:
Wahyu 6: 36:3. Dan ketika Anak Domba itu membuka meteraiyang kedua, aku mendengar makhluk yang keduaberkata: "Mari!"
- Saksi yang pertama: Yesus sebagai Anak Domba yang tersembelih; sama dengan Yesus sebagai korbanpendamaiandi kayu salib.
1 Yohanes 4: 10
4:10.Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaianbagi dosa-dosa kita.
- Saksi yang kedua: makhluk yang kedua, yang sama seperti anak lembu.
Wahyu 4: 7
4:7.Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
Ini juga menunjuk pada korban pendamaian.
Keluaran 29: 1
29:1."Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imambagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan mudadan dua ekor domba jantanyang tidak bercela,
Ada tiga macam korban untuk pentahbisan seorang imam/hamba TUHAN/pelayan TUHAN:
- Seekor lembu jantan muda--tadi makhluk yang kedua seperti anak lembu; ini sama--= korban pendamaian.
Mau melayani TUHAN, harus lepas dulu dari dosa.
- Domba jantan I= korban penyerahan diri.
Kalau sudah bisa menyerahkan dosa, baru bisa menyerahkan diri. Kalau dosa masih dipertahankan, bagaimana mau menyerahkan diri?
- Domba jantan II= korban tahbisan.
Kita diperdamaikan dulu dari dosa-dosa, ada korban penyerahan diri, baru bisa dipakai oleh TUHAN.
Jadi, lembu adalah korban pendamaian. Makhluk yang kedua/saksi kedua itu seperti anak lembu. Ini menunjuk pada korban pendamaian.
Jadi, Yesus sebagai korban pendamaian, dan makhluk yang kedua, yang sama seperti anak lembu juga sebagai korban pendamaian.
Inilah dua saksi--dua saksi, perkara itu sah. Sebelum damai sejahtera diambil--sebelum dunia dihukum--, TUHAN sudah memberikan korban pendamaian.
Kemudian, ada suara dari makhluk yang kedua:
Mari!Wahyu 6: 36:3.Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
'
Mari!', artinya:
kita harus memanfaatkankorban pendamaian yaitu segeraberdamai dengan TUHAN dan sesama oleh dorongan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua/pedang firman.
Sebab kalau sudah masuk kegerakan kuda merah, tidak ada lagi kesempatan untuk berdamai, tetapi masuk penghukuman pedang besar--pedang pembantaian--sampai binasa selamanya. Sekarang ini kita harus berdamai.
Sudah beberapa kali ditekankan, kita harus berdamai dengan sesama mulai dari dalam nikah rumah tangga, lalu dalam penggembalaan, antar penggembalaan sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna. Mulai dari rumah tangga, jangan mempertahankan dosa! Harus berdamai.
Keluaran 29 : 10-15 adalah
PROSES PENDAMAIAN:
AD. 1Keluaran 29 : 1029:10. Kemudian haruslah kaubawa lembu jantan itu ke depan Kemah Pertemuan, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu. Kemah Pertemuan= ruangan suci dan ruangan maha suci; lembu dibawa ke depan Kemah Pertemuan berarti ada di halaman.
Dulu Musa melihat kerajaan sorga di gunung Sinai, lalu TUHAN perintahkan Musa membuat kerajaan sorga di bumi. Itulah Tabernakel.
Ada tiga ruangan:
- Halaman.
- Ruangan suci.
- Ruangan maha suci.
Ruangan suci dan ruangan maha suci, ini yang disebut Kemah Pertemuan. Di luar Kemah Pertemuan adalah halaman.
Jadi, proses pendamaian adalah lembu jantan dibawa ke halaman Tabernakel, kemudian Harun dan anak-anaknya meletakkan tangan ke atas kepala lembu jantan.
Meletakkan tangan berarti ada kontak; harus selalu ada
persekutuandengan kurban Kristus/korban pendamaian.
Meletakkan tangan ke atas
kepalalembu artinya harus ada
penghargaankepada kurban Kristus/korban pendamaian--menghargai kurban Kristus.
"
Banyak kali, orang mengatakan menghargai kurban Kristus yaitu dalam perjamuan suci. Bisa, tapi kalau hanya lewat perjamuan suci, itu hanya seminggu sekali. Yang dimaksud di sini adalah menghargai kurban Kristus selama dua puluh empat jam. Bukan hanya saat makan dan minum perjamuan suci, setelah itu tidak tahu bagaimana."
Praktik bersekutu dan menghargai kurban Kristus selama dua puluh empat jam yaitu kita harus
SELALU BERDAMAIdengan TUHAN dan sesama; sama dengan kita harus selalu
mengaku dosa secara tuntas. Ada perjamuan suci atau tidak, kita selalu berdamai.
Banyak macam pengakuan dosa, tetapi kalau tidak tuntas, percuma.
Mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama secara tuntas artinya pengakuan dosa yang didorong oleh
pekerjaan pedang firmandan
urapan Roh Kudus--mendengar firman dalam urapan Roh Kudus--;
pengakuan dosa karena kesadaran diri sendiri.
"
Firman itu yang menunjukkan dosa sehingga kita bisa sadar kalau kita salah; bukan diingatkan orang lain, itu percuma. Oleh karena itu, saya selalu berdoa supaya dalam setiap ibadah, selalu ada pedang firman. Saya juga tidak bisa. Saudara yang berdoa, merindu supaya ada pedang firman TUHAN yang menunjuk dosa-dosa. Ibadah bukan untuk tertawa-tawa, bersenang-senang, bukan itu. Dalam ibadah, minta pedang."
Lewat pedang firman dan urapan Roh Kudus, kita bisa mengaku dosa karena kesadaran sendiri, yaitu menyadari dosa, menyesali dosa sampai mengakui dosa kepada TUHAN dan sesama. Bukan karena paksaan orang lain, disudutkan orang lain, didorong orang lain. Itu tidak ada gunanya.
Contohnya: Akhan.
Ketika Israel di bawah pimpinan Yosua, menang atas Yerikho yang dahsyat, Yerikho diporak-porandakan. Lalu TUHAN berfirman supaya jangan mengambil barang jarahan, emas perak dan lain-lain; tetapi Akhan mencuri barang-barang milik TUHAN yang seharusnya diletakkan ke perbendaharaan rumah TUHAN. Akhan menyembunyikan semua barang itu ke dalam kemahnya sendiri. Akhirnya, saat melawan Ai, Israel kalah. Menghadapi Yerikho yang besar, menang; tetapi menghadapi Ai yang kecil, mereka kalah dan tawar hati karena ada dosa--Akhan yang mencuri.
Akhan harus disudutkan dahulu baru mau mengaku dosa. Percuma, dia tidak mendapatkan pengampunan.
Yosua 7 : 1, 16-217:1. Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel.
7:16. Keesokan harinya bangunlah Yosua pagi-pagi, lalu menyuruh orang Israel tampil ke muka suku demi suku, maka didapatilah suku Yehuda.
7:17. Ketika disuruhnya tampil ke muka kaum-kaum Yehuda, maka didapatinya kaum Zerah. Ketika disuruhnya tampil ke muka kaum Zerah, seorang demi seorang, maka didapatilah Zabdi.
7:18. Ketika disuruhnya keluarga orang itu tampil ke muka, seorang demi seorang, maka didapatilah Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda.
7:19. Berkatalah Yosua kepada Akhan: "Anakku, hormatilah TUHAN, Allah Israel, dan mengakulah di hadapan-Nya; katakanlah kepadaku apa yang kauperbuat, jangan sembunyikan kepadaku."
7:20. Lalu Akhan menjawab Yosua, katanya: "Benar, akulah yang berbuat dosa terhadap TUHAN, Allah Israel, sebab beginilah perbuatanku:
7:21. aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali." Ayat 16 => ketika baru ditunjuk suku Yehuda, seharusnya Akhan sadar akan dosanya dan mengaku. Tetapi Akhan tetap tidak mau mengaku.
Ayat 18 => bahkan ketika Akhan sudah ditunjuk, masih belum mau mengaku.
Ayat 19 => pengakuan dosa yang didorong oleh orang lain.
Inilah dosa Akhan. Peristiwa Akhan menunjuk pada kegerakan Roh Kudus hujan akhir--kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Saat dipakai TUHAN, menang dan diberkati, hati-hati! Jangan ada dosa Akhan! Akhan mencuri emas, perak dan lain-lain, itu adalah
dosa mencuri milik TUHAN.
Milik TUHAN= perpuluhan dan persembahan khusus.
Yosua 6 : 246:24. Tetapi kota itu dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dibakar mereka dengan api; hanya emas dan perak, barang-barang tembaga dan besi ditaruh mereka di dalam perbendaharaan rumah TUHAN. Uang adalah perkara kecil, tetapi sekarang di dalam gereja TUHAN menjadi perkara besar yang menimbulkan keributan besar. Ini gambaran kalau mau kembali lagi ke zaman Akhan.
Yosua 7 : 24-257:24. Kemudian Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin Zerah, dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya dan segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah Akhor.
7:25. Berkatalah Yosua: "Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN pun mencelakakan engkau pada hari ini." Lalu seluruh Israel melontari dia dengan batu, semuanya itu dibakar dengan api dan dilempari dengan batu. '
lembah Akhor'= lembah kesukaran.
Kalau mencuri milik TUHAN, hidup ini dalam kesukaran, yaitu letih lesu, beban berat, susah payah, air mata sampai binasa selamanya di neraka.
Pengakuan dosa Akhan tidak tuntas, yaitu disudutkan dan dipaksa oleh Yosua--didorong orang lain. Kalau pengakuannya terpaksa, nanti berbuat dosa lagi sebab pengakuannya tidak dari kedalaman hatinya. Akibatnya
tidak ada pengampunan dan tetap binasa.
Yosua 7 : 197:19. Berkatalah Yosua kepada Akhan: "Anakku, hormatilah TUHAN, Allah Israel, dan mengakulah di hadapan-Nya; katakanlah kepadaku apa yang kauperbuat, jangan sembunyikan kepadaku." '
hormatilah TUHAN, Allah Israel'= kalau kita
mengaku dosa secara tuntasoleh dorongan pedang firman dan urapan Roh Kudus--oleh kesadaran sendiri dan penyesalan diri sendiri--, maka
kita menghormati TUHAN.
Sebab itu mari, kita mohon kepada TUHAN, supaya sungguh-sungguh menerima pedang firman dalam urapan Roh Kudus untuk menusuk dosa-dosa; menunjukkan dosa-dosa sampai kita sadar, mengaku dosa dengan kesadaran sendiri dan penyesalan diri sendiri; sama dengan
menghormati TUHAN dan kita dihormati oleh TUHAN. Tidak dipermalukan oleh TUHAN, tetapi
dipermuliakan.
Apapun dosa kita. Raja Daud ketika ditegor oleh nabi Natan, langsung menyadari dan mengakui dosanya. Dia tidak dipermalukan sekalipun sudah membunuh suami orang dan mengambil isteri orang. Tetapi kalau masih mau mengaku dosa oleh dorongan pedang firman dan urapan Roh Kudus, dengan kesadaran diri dan penyesalan diri sendiri; masih diampuni oleh TUHAN. Raja Daud tidak dipermalukan, bahkan dipermuliakan. Kita juga, mari, biarlah pada kesempatan ini TUHAN tolong kita semua.
Kalau
tidak mau mengaku dosa--pengakuan dosa tidak tuntas--, sama dengan
menghina kurban Kristus. Itu akan dipermalukan, hidupnya hina sampai pedang besar---penghukuman. Dulu Akhan dibakar, nanti akan mengalami pedang besar--kebinasaan.
1 Yohanes 1 : 7, 91:7. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
1:9. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kitadan menyucikan kita dari segala kejahatan. Kalau kita mengaku dosa secara tuntas kepada TUHAN dan sesama--oleh dorongan pedang firman dan urapan Roh Kudus; atas kesadaran dan penyesalan diri sendiri--maka
darah Yesus aktif untuk melakukan dua hal:
- Yang pertama: darah Yesus mengampuni segala dosa kita, menutupi segala dosa kita sampai tidak ada bekasnya lagi.
TUHAN melihat kita seperti tidak pernah berbuat dosa itu. Kita tidak dihukum, sebab semua kutukan dan hukuman dosa sudah ditanggung oleh Yesus di kayu salib. Itu keuntungan kita mengenal Yesus.
Tetapi masih ada kelemahannya. Sesudah mengaku dan diampuni, tidak dihukum, seringkali kita mengulangi dosa lagi. Akibatnya pengampunan batal dan penghukuman--pedang besar--tetap berlangsung. Itu sebabnya masih ada yang kedua.
- 1 Yohanes 1 : 9
1:9. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Yang kedua: darah Yesus menyucikan kita dari segala dosa, sama dengan mencabut akar-akar dosa sehingga kita tidak berbuat dosa lagi; tidak mengulangi dosa--hidup dalam kebenaran.
Inilah kekuatan darah Yesus--darah pendamaian. Itu sebabnya harus selalu ada persekutuan dan menghargai kurban Kristus. Manusia siapa yang tidak pernah berbuat dosa? Lewat angan pikiran, dan sebagainya. Selama kita hidup di dunia, masih berkecimpung dalam dosa, perlu kurban Kristus untuk kita bisa mengakui dan mengampuni dosa. Darah Yesus mengampuni dosa dan kita tidak dihukum, tetapi darah Yesus juga mencabut akar dosa sehingga kita tidak mengulangi dosa, kita berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran. Kita selamat dan diberkati oleh TUHAN.
1 Yohanes 1 : 8, 101:8. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiridan kebenaran tidak ada di dalam kita.
1:10. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Sebaliknya, kalau kita berbuat dosa tetapi tidak mau mengaku dosa, maka:
- Kita menipu diri sendiri--manusia paling jahat.
Menipu diri sendiri= tidak bisa bertobat.
"Banyak kali, menipu TUHAN itu jahat, menipu orang lain itu jahat. Mungkin saat dalam keadaan hancur-hancuran sudah ditolong oleh TUHAN, tapi lalu dia menipu temannya. Jahat. Tetapi menipu diri sendiri lebih jahat. Bayangkan, bagaimana bisa? Umpama tangan saya sakit, lalu saya bilang tidak sakit. Padahal sakitnya sudah parah; kalau sampai bisa bilang tidak sakit, berarti dia penipu yang hebat."
- Kosong dari firman pengajaran yang benar--kosong dari kebenaran firman.
1 Yohanes 1 : 10
1:10. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Hati-hati! Kalau kosong dari firman pengajaran benar--pribadi TUHAN--, yang terdahulu akan menjadi terkemudian. Kita sudah bertahun-tahun lebih dahulu menerima pengajaran, tetapi ternyata mempertahankan dosa. Itu kosong, tidak ada kebenaran.
Banyak yang baru mendengar firman pengajaran, justru terdorong oleh pedang firman untuk mengaku dan menyelesaikan dosa.
Kosong dari firman pengajaran benar sama dengan sekam untuk dibakar. Sekarang ini banyak Kristen sekam, hanya bagus di luarnya. Gereja besar, gaji besar, kaya dan lain-lain tapi dalamnya kosong dari firman; yang ada hanya dosa-dosa yang ditimbun di dalamnya.
Akibatnya menjadi seperti sekam yang akan dibakar; seperti Yudas Iskariot. Dari luar terlihat hebat, dia seorang rasul dan bendahara tetapi menipu diri sendiri. Dia tidak mau mengaku dosa; ada dosa keinginan akan uang yaitu mencuri milik TUHAN. Dia menimbun dosa di dalam hatinya, kosong dari pribadi TUHAN, sampai satu waktu meledak, keluar bau busuk dan dia binasa selamanya. Seperti sekam dibakar selamanya.
Mari, mengikut TUHAN jangan seperti sekam! Hanya terlihat bagus luarnya, tetapi dalamnya kosong. Dalamnya hanya menimbun dosa, kosong dari firman pengajaran benar, kosong dari pribadi TUHAN. Seperti Yudas Iskariot yang perutnya pecah; semua dosa-dosanya dinyatakan, dipermalukan dan tidak ada pengampunan lagi.
Lebih baik sekarang, jika pedang firman menunjuk dosa, mari kita akui dosa-dosa kita kepada TUHAN dan sesama. Kita diampuni dan tidak dipermalukan oleh TUHAN.
AD.2Keluaran 29 : 1129:11. Haruslah kausembelih lembu jantan itudi hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan. Lembu jantan harus disembelih, maksudnya untuk
mendapatkan darah yang paling banyak.
Ada tiga saksi penyembelihan:
- Di hadapan TUHAN= Allah Bapa.
- Yang disuruh: Musa dengan tongkatnya= Yesus dengan salibnya= Anak Allah.
- Di depan pintu kemah= Allah Roh Kudus.
Jadi, pendamaian atau pengakuan dosa yang tuntas disaksikan oleh Allah Tritunggal. Oleh sebab itu, jangan main-main dalam mengaku dosa!Mengaku jangan dengan berpolitik dan lain-lain.
"
Saya sering bercerita tentang pengerja-pengerja. Namanya pengerja, tugasnya bekerja di rumah TUHAN. Kalau dia terus-menerus melakukan kesalahan dan diulang-ulang, lebih baik berhenti kerja. Tidak usah bekerja, tidak usah melayani. Mereka kebingungan. Disuruh cuci gelas, gelasnya pecah, semua pecah, lebih baik tidur saja, tidak usah bekerja. Ada yang datang untuk meminta maaf, tapi lalu bertanya: 'Tapi saya boleh melayani lagi, Om?' : 'Tidak boleh.' Jadi, mengaku dosanya supaya bisa melayani. Itu pengakuannya tidak tuntas. Mengaku dosa, ya sudah, mengaku saja. Menyadari dosa, menyesali dan mengaku dosa. Mau disuruh pulang, tidak boleh melayani lagi, terserah. Yang penting dosanya selesai. Itu yang penting. Di kantor juga, umpama kita korupsi, lalu oleh dorongan firman kita mengaku. Tapi kalau mengaku jangan berkata: 'Pak, tunggu dulu.' Dulu saya juga begitu, saya tidak mengerti. Saya sebagai ketua kelas, lalu ada murid yang melempari gurunya. Saya dipanggil oleh kepala sekolah: 'Kamu tahu siapa yang melempar?' : 'Tunggu dulu, hukumannya apa dulu Pak?' Dulu saya begitu. Saya membantu teman. Itu salah. Pengakuannya supaya tidak dihukum dan sebagainya. Sudah, mengaku saja, mau dihukum atau tidak , terserah."
Harus dengan sungguh-sungguh mengaku dosa, supaya dosa diampuni dan diselesaikan oleh darah Yesus. Ini tujuannya mengaku dosa.
Demikian juga sebaliknya dalam hal mengampuni. Jangan main-main dalam menerima pengakuan dosa! Jangan mengejek orang yang sudah mengaku dosa pada kita.
Orang mengaku dosa sama dengan naik ke gunung Joljuta; berat dan malu. Tetapi oleh dorongan firman, dia bisa melakukannya. Harus sungguh-sungguh menerima pengakuan dosa, harus sungguh-sungguh mengampuni dan melupakan dosa orang lain.
"
Jangan dijadikan senjata! Banyak kali pengakuan dosa dijadikan senjata. Suami terhadap isteri, kalau ada sesuatu: 'Beberapa tahun yang lalu kamu begitu kan?' Ini yang menimbulkan sumber perpecahan."
Mengaku harus tuntas, kita diampuni dan jangan berbuat dosa lagi. Mengampuni juga harus tuntas, yaitu harus mengampuni dosa orang lain dan melupakannya; sebab
sama-sama disaksikan oleh Allah Tritunggal.
"
Ibu-ibu atau isteri-isteri tidak perlu takut. Kalau suami mengaku dosa: 'Ampuni saya, saya sudah berselingkuh,' dan lain-lain, jangan: 'Wah, nanti begini...' Tidak usah. Pengakuan dosa itu di hadapan Allah Tritunggal, dia bertanggung jawab pada TUHAN."
Kalau terjadi sesuatu tentang pengakuan dan pengampunan; yang mengaku berbuat dosa lagi, akan berhadapan dengan Allah Tritunggal. Yang mengampuni, kalau mengungkit-ungkit dosa lagi, akan berhadapan dengan Allah Tritunggal. Kita yang rugi, kita yang mendapat pedang besar.
AD. 3Keluaran 29 : 1229:12. Haruslah kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan kaububuh dengan jarimu pada tanduk-tanduk mezbah, dan segala darah selebihnya haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah. =
dua macam perlakuan terhadap darah pendamaian:
- Yang pertama: darah dioleskan pada tanduk mezbah.
Tanduk terdiri dari zat tulang yang keras, menunjuk pada kuasa kebangkitan.
Ingat tentang tulang Elisa. Ketika ada orang mau menguburkan jenazah, tiba-tiba mereka diserang oleh gerombolan. Karena ketakutan, mereka melempar jenazah itu ke dalam kuburan Elisa dan terkena tulang Elisa. Akhirnya orang mati itu bangkit (2 Raja-raja 13 : 21). Itulah kuasa kebangkitan. Tanduk pada mezbah diolesi darah.
1 Raja-raja 1 : 50-52
1:50. Takutlah Adonia kepada Salomo, sebab itu ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah.
1:51. Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut kepada raja Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini dengan pedang."
1:52. Lalu kata Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambutpun dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia dibunuh."
Dulu, jika ada orang bersalah dan harus dibunuh, ia harus lari ke tanduk mezbah supaya selamat. Sekarang menunjuk pada kurban Kristus--salib.
Adonia mau merebut kerajaan Salomo dan sudah mengangkat dirinya menjadi raja, sementara Salomo sudah ditahbiskan sendiri oleh raja Daud. Ia menjadi takut, karena pasti akan dibunuh. Lalu ia lari dan memegang tanduk mezbah.
'kesatria'= orang yang memegang tanduk mezbah sama dengan kesatria.
Sekarang artinya orang yang berani mengakui dosa secara tuntaskepada TUHAN dan sesama, baik perbuatan dan perkataan dosa maupun niat di dalam hati. Darah Yesus mengampuni dan menyucikan segala dosa kita. Hasilnya kita mengalami kuasa tanduk--kuasa kebangkitan yang menyelamatkan; yaitu sehelai rambutpun tidak akan jatuh artinya selamat, tidak dihukum malah dipelihara, diberkati dan dilindungi oleh TUHAN.
Inilah kegunaan darah pendamaian dioleskan pada tanduk mezbah. Mari mengaku dosa dengan sungguh-sungguh. Darah Yesus mengampuni dan sungguh-sungguh ada kuasa kebangkitan.
- Keluaran 29 : 12
29:12. Haruslah kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan kaububuh dengan jarimu pada tanduk-tanduk mezbah, dan segala darah selebihnya haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah.
Yang kedua: darah selebihnya dicurahkan di bawah mezbah.
Waktu itu bangsa Israel berada di padang pasir, di bawah mezbah adalah pasir/debu tanah. Jadi, darah dicurahkan di atas pasir/debu tanah.
Jadi, pengampunan dosa seperti darah dicurahkan ke tanah, artinya TUHAN selalu tahu, ingat, dan berbelas kasih atas kelemahan-kelemahan kita sebagai manusia darah daging--debu tanah liat.
TUHAN ingat bahwa kita memiliki banyak kelemahan, oleh karena itu jika kita mengaku, kita diampuni. Tidak seperti malaikat yang adalah roh. Roh itu penurut, begitu berbuat dosa, tidak ada pengampunan; juga karena tidak punya tubuh daging sehingga tidak bisa diampuni.
Mazmur 103 : 11-14
103:11. tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
103:12. sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
103:13. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
103:14. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
'setinggi langit di atas bumi'= vertikal.
'sejauh timur dari barat'= horisontal.
Ini menunjuk kayu salib.
Dia ingat dan berbelas kasih atas kelemahan kita sebagai debu tanah liat, sehingga Yesus rela menjadi manusia darah daging yang harus mati di kayu salib mencucurkan darah, untuk mengampuni/menghapus segala dosa kita.
Dari pihak TUHAN, Dia ingat akan darah yang dicurahkan ke tanah. TUHAN berbelas kasih atas kelemahan manusia daging yang hanya seperti debu tanah liat.
Timbal baliknya, dari pihak kita, kita juga harus selalu ingat bahwa sehebat apapun, kita hanya debu tanah liat yang banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh sebab itu, kita harus selalu ingat salib TUHAN--kurban Kristus--sehingga mendorong kita untuk selalu mengaku kepada TUHAN dan sesama akan segala dosa kita, sampai puncaknya dosa, sampai dosa kebenaran diri sendiri. Bukan supaya kita bertahan di dalam dosa.
Puncaknya dosa= dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan.
Dosa kebenaran diri sendiri= menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain dan menyalahkan TUHAN.
Ini dimulai sejak di taman Eden. Ketika TUHAN bertanya: 'Apakah kau yang memakan buah yang Ku-larang?'; seharusnya jawabnya: 'Iya TUHAN, ampunilah kebodohan saya. Saya tidak mau berbuat lagi.' Tetapi Adam malah menjawab: 'Perempuan yang Kau berikan...,' artinya Adam juga menyalahkan TUHAN. Seandainya TUHAN tidak memberikan Hawa untuk Adam, tidak akan jadi begitu.
"Di dalam nikah, jangan saling menyalahkan! Yang ada hanya sakit hati. Suami berkata: 'Untung aku mau mengambil kamu menjadi isteriku, kalau tidak...' itu kesombongan; atau yang isteri berkata: 'Untung aku jadi isterimu, kalau tidak...' Nikah akan menjadi kacau. Jujur saja, yang tuntas; yang salah mengaku, yang benar mengampuni. Beres."
Inilah kebenaran firman terus mendorong kita untuk bisa mengaku dosa, sampai dosa kebenaran diri sendiri harus diselesaikan, kalau tidak, bahaya!
Ayub 42 : 5-6
42:5. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
42:6. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."
Ayub harus mengalami ujian habis-habisan, baru bisa duduk di dalam debu dan abu--bisa mengaku segala dosa, terutama dosa kebenaran diri sendiri. Ayub baru bisa mengaku setelah mengalami ujian habis-habisan. Rugi.
"Mari siang ini, lewat dorongan firman saja sudah cukup. Apalagi kaum muda, masih muda masa harus hancur-hancuran dulu? Biarlah oleh dorongan firman pengajaran dan urapan Roh Kudus, kita bisa duduk di atas debu dan abu; mengakui segala dosa sampai dosa kebenaran diri sendiri dicabut. Suami, isteri, anak, orang tua; jangan menunggu ujian habis-habisan! Untuk apa? Apa yang dipertahankan? Kalau sudah seperti Ayub, iya kalau kuat. Kalau tidak kuat? Bisa gila, bisa meninggalkan TUHAN. Siang ini selesaikan semua."
Ayub 32 : 1-2
32:1. Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.
32:2. Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,
Kebenaran diri sendiri banyak diwujudkan dalam perkataan-perkataan yang salah/sia-siayaitu dusta, gosip, memaki, menyalahkan, menghakimi dan lain-lain. Itu semua harus dicabut, mencabut kebenaran diri sendiri dan mencabut perkataan-perkataan yang salah; baru Ayub dipulihkan oleh TUHAN.
Kita juga, siang ini, apapun dosa kita sampai kebenaran diri sendiri harus diakui, mari selesaikan semua. Baru kita dipulihkan.
Saat-saat kita mengaku dosa--mencabut perkataan yang salah, dosa kebenaran diri sendiri--kepada suami, isteri, anak, orang tua, kakak, adik, jemaat, gembala, adalah seperti kita duduk di atas debu; hina dan sangat terhina. Tetapi debu tanah liat berada di dalam tangan TUHAN Sang Pencipta. Kita kembali kepada tangan TUHAN Sang Penjunan.
Hasilnya:
- Semua menjadi baik; yang hancur, buruk, dan lain-lain, semua menjadi baik. Yang gagal menjadi berhasil dan indah. Semua baik, berhasil dan indah di hadapan TUHAN.
- Kita dipakai menjadi bejana kemuliaan TUHAN; dipakai TUHAN dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--untuk memuliakan TUHAN.
Kalau kita memuliakan TUHAN, hidup kita tidak akan pernah dipermalukan, tetapi kita dipermuliakan oleh TUHAN.
- Kita diciptakan menjadi manusia baru.
Dulu tanah liat diciptakan sampai sama mulia dengan TUHAN. Kita diubahkan sedikit demi sedikit, sampai sempurna seperti Yesus. Mulai dari taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara. Tanah liat supaya bisa dibentuk, harus menurut sekalipun harus dibanting dan sebagainya. Ini mujizat rohani/mujizat yang terbesar, maka mujizat yang jasmani juga terjadi.
Ayub dipulihkan dua kali lipat. Petrus gagal semalam-malaman, tetapi begitu taat, siang hari tidak ada ikan, ia menebarkan jala, bisa mendapatkan ikan. Orang lumpuh taat, disuruh bangkit dan mengangkat tilamnya. Jangankan bangkit dan mengangkat tilam, orang lumpuh mau duduk pun susah. Tetapi dia taat dan terjadi mujizat.
Sampai jika TUHAN datang, kita betul-betul sempurna seperti Dia dan layak menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali di awan-awan permai.
Sehebat apapun kita hanya tanah liat, serahkan kepada TUHAN. Apa saja, mungkin tanah liat sudah hancur, gagal, buruk, dan lain-lain; serahkan pada TUHAN. Dosa-dosa dan kebenaran diri sendiri, serahkan pada TUHAN. Biarlah TUHAN bekerja di tengah kita semuanya.
TUHAN memberkati.