Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita berada pada kitab Wahyu 2-3, tentang 7 jemaat bangsa kafir yang mengalami penyucian terakhir, supaya bisa sempurna (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).

Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di LAODIKIA(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015). Ini adalah jemaat yang terakhir--jemaat ketujuh. Ini menunjuk pada keadaan jemaat akhir zaman--kita semua.

Wahyu 3: 21-22
3:21.
Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
3:22. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."


JANJI TUHANkepada jemaat Laodikia--kita semua--yang sudah menang bersama Yesus atas keadaan suam-suam kuku, yaitu duduk bersanding bersama Yesus di takhta sorga; Yesus adalah Mempelai Pria--kepala--dan kita mempelai wanita--tubuhnya--duduk bersanding di takhta sorga selama-lamanya.

Wahyu 22: 3-4=> tentang takhta
22:3. Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Dombaakan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadahkepada-Nya,
22:4. dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan
nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

Yang terjadi di takhta adalah:

  • beribadah,
  • nama-Nya tertulis di dahi mereka--ada meterai nama Yesus.

Siapa yang boleh duduk bersama TUHAN di takhta sorga? Jadi, yang boleh duduk di takhta sorga adalah:

  1. orang yang beribadah melayani TUHAN. Semua aktifitas/jerih payah di dunia--sehebat apapun itu--hanya sampai liang kubur--paling maksimal--, tetapi ibadah pelayanan adalah satu-satunyaaktifitas/jerih payah yang tidak sia-sia, karena bisa membawa kita sampai duduk bersanding di takhta sorga bersama Yesus selama-lamanya.

    Jadi, jangan diremehkan soal ibadah ini! Seringkali, kita berjuang untuk hal di dunia--bekerja, kuliah--, sehingga halangan besar menjadi kecil dan halangan kecil menjadi tidak ada. Tetapi kalau untuk ibadah, kita justru mencari-cari halangan--tidak ada halangan menjadi ada halangan; halangan kecil menjadi besar.

  2. Nama Yesusharus tertulis (dimeteraikan) di dahi kita.

Kita tekankan pada bagian kedua.
Ada 3 macam meterai TUHAN:

  1. Keluaran 13: 13, 16
    13:13. Tetapi setiap anak keledai yang lahir terdahulu kautebuslahdengan seekor domba; atau, jika engkau tidak menebusnya, engkau harus mematahkan batang lehernya. Tetapi mengenai manusia, setiap anak sulung di antara anak-anakmu lelaki, haruslah kautebus.
    13:16. Hal itu harus menjadi
    tandapada tanganmudan menjadi lambang di dahimu, sebab dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN membawa kita keluar dari Mesir."

    Jemaat Laodikia adalah jemaat bangsa kafir (jemaat akhir zaman). Di sini digambarkan sebagai keledai; jadi, keledai sama dengan bangsa kafir.

    Meterai TUHAN Yang pertama: meterai darah Yesus; meterai darah penebusan.

    Keledai adalah bangsa kafir. Kalau keledai lahir, domba harus disembelih; kalau tidak, keledainya yang harus mati--dipatahkan batang lehernya.
    Bagi kita sekarang, darah domba menunjuk pada darah Yesus.

    Jadi, tanpadarah penebusan, bangsa kafir hanya akan dipatahkan batang lehernya.
    Artinya: tidak ada hubungan dengan TUHAN sebagai kepala--leher adalah penghubung antara kepala dengan tubuh--; tidak ada hubungan dengan takhta sorga dan hanya binasa begitu saja.

    Sehebat apapun bangsa kafir, tanpa darah Yesus (tanpa darah penebusan), hanya ada kesia-siaan. Darah penebusan inilah yang kita butuhkan.

    Proses bangsa kafir untuk menerima meterai darah Yesus di dahi dan tangan kita--darah penebusan; dalam Tabernakel ditunjukkan dengan alat mezbah korban bakaran. Dulu, binatang korban disembelih dan dibakar untuk pengampunan dosa, tetapi sekarang tidak usah lagi membawa korban-korban binatang, sebab semua sudah digenapkan oleh kurban Kristus di kayu salib--dulu mezbah, sekarang adalah kayu salib.

    Mezbah korban bakaran, sekarang artinya percaya kepada Yesussebagai satu-satunya juruselamat dan kita mengaku dosakepada TUHAN dan sesama (vertikal dan horisontal membentuk kayu salib)--hati percaya, mulut mengaku. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Inilah proses menerima meterai darah Yesus.

    Kita harus bertobat--berhenti berbuat dosa--dan mengalami kelepasan dari dosa.
    Yesus adalah satu-satunya juruselamat; hanya Yesus satu-satunya manusia yang tidak berdosa, yang bisa menyelamatkan manusia berdosa. Tidak ada yang lain!

    Kelepasan dari dosa= tidak mau berbuat dosa, sekalipun diberikan keuntungan, ada ancaman--mau dibunuh dan sebagainya.
    Contoh: Yusuf tidak mau berbuat dosa dengan isteri Potifar, sekalipun ia mendapat keuntungan--uang, kedudukan--dan sekalipun diancam dimasukkan dalam penjara, ia tetap tidak mau berbuat dosa.

    1 Korintus 5: 7-8, 11
    5:7. Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
    5:8. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu
    kemurnian dan kebenaran.
    5:11. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu
    jangan bergauldengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul(1), kikir(2), penyembah berhala(3), pemfitnah(4), pemabuk(5)atau penipu(6); dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.

    'janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama' = tidak bisa bersekutu, tidak bisa menyatu.
    Kita harus lepas dari 6 dosa yang mendarah daging--menguasai tubuh, jiwa dan roh kita:

    • menguasai tubuh: mabuk, cabul.
      Mabuk= dosa makan minum; merokok, mabuk, narkoba.
      Cabul= dosa kawin mengawinkan; dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks pada diri sendiri), sampai nikah yang salah (kawin campur, kawin cerai, kawin mengawinkan).

    • menguasai jiwa--menjadi tabiat--: kikir, pemfitnah, penipu.
      Kikir= tidak bisa memberi, bahkan sampai tidak bisa memberi kepada orang tua dan saudara yang membutuhkan; tidak bisa memberi untuk pekerjaan TUHAN.

      Pemfitnah= yang salah menjadi benar; yang benar menjadi salah.
      Penipu= berdusta.

      Kalau sudah menjadi tabiat, berarti tidak pernah menyesal, tidak pernah sadar; sudah merasa biasa saat berbuat dosa.

    • menguasai roh: penyembahan berhala--termasuk serakah.
      Serakah= merampas milik orang lain--hutang tidak bayar, korupsi--, terutama milik TUHAN, yaitu persepuluhan dan pesembahan khusus.

      Roh ini mau menyembah TUHAN, tetapi seringkali menyembah uang (menyembah antikris), yaitu dalam bentuk serakah.

      Penyembahan berhala juga berarti mengasihi sesuatu lebih dari TUHAN--sesuatu yang menghalangi kita untuk mengasihi TUHAN dan beribadah melayani kepada-Nya. Kita seringkali mengasihi sesuatu sampai tidak bisa beribadah.

      Sebenarnya, roh kita berasal dari Roh Allah--manusia diciptakan dari tanah liat, kemuduan TUHAN menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya--, sehingga selalu ingin beribadah kepada TUHAN (menyembah TUHAN), tetapi seringkali roh kita diikat--digagalkan--dengan penyembahan berhala.

    Kalau darah Yesus dimeteraikan di dahi dan tangan kita, maka kita akan terlepas dari 6 dosa yang mendarah daging--mengikat tubuh, jiwa dan roh kita--, sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran dan kemurnian(ayat 8).
    Kebenaran= sesuai dengan firman (hidup benar).
    Kemurnian= pegang teguh kemurnian firman pengajaran benar.

    Tadi, juga dibahas soal pergaulan: 'Jangan makan bersama!' Kebenaran dan kemurnian ini adalah batas pergaulankita di dunia--sebagai pagar. Kita boleh bergaul--dalam berdagang dan sebagainya--, tetapi batasi dengan kebenaran dan kemurnian.

    Kalau tidak ada kebenaran dan kemurnian--yang satu benar dan yang lainnya tidak benar--, tidak akan bisa menjadi satu--tidak bisa makan bersama.
    Kalau sudah ada kemurnian dan kebenaran, maka:

    • kita baru bisa makan bersama (berfellowship)--bisa menjadi satu tubuh. Ini dimulai dari:

      1. suami-isteri. Jika sama-sama hidup benar dan murni--ada meterai darah Yesus di dahi dan tangan--tidak usah diapa-apakan, pasti menjadi satu.
      2. dalam penggembalaan juga bisa menjadi satu.
      3. antar pengembalaan juga menjadi satu. Kalau sudah sama-sama benar, tidak perlu bingung--tidak perlu sampai dipaksa.

      Kalau sama-sama benar, raja Daud mengatakan: 'Orang fasik tidak tahan dalam perkumpulan orang benar.', artinya jika firman yang benar disampaikan dalam ibadah, maka orang yang mempertahankan yang tidak benar, tidak akan tahan. Tetapi jika tidak ada firman yang benar, orang semacam ini akan bertahan.

      Kalau kita memaksakan diri untuk masuk dalam pergaulan yang tidak benar dan murni, maka kita akan ikut masuk di dalamnya (pagarnya terbuka dan campur-baur). Harus hati-hati!Kalau tidak benar dan murni, jauhi!

    • Selain menjadi satu lewat kebenaran dan kemurnian, kita juga bisa bersuasana pesta; mulai dari nikah rumah tangga. Istilah dalam kabar mempelai, yaitu nikah yang bersuasana pesta, berarti suasananya pesta terus sampai puncaknya pada perjamuan kawin Anak Domba Allah--saat Yesus datang kembali.

      Kalau hanya sampai pesta nikah, maka pestanya hanya satu kali saja; mungkin raja, bisa sampai 7 hari 7 malam. Sesudah itu tidak ada lagi pestanya, tidak ada air anggurnya lagi--sudah pahit dan tawar. Tetapi nikah yang bersuasana pesta, pestanya akan lebih manis--lebih hari, lebih manis--, sampai puncaknya mencapai pesta kawin Anak Domba Allah.

    Jadi, kalau benar dengan benar akan menjadi satu; kalau benar dengan tidak benar, tidak akan menjadi satu. Kalau tidak benar dengan tidak benar, bisa menjadi satu, tetapi kering--tidak bersuasana pesta--dan hanya dibakar.

    Kita memang bangsa kafir--jemaat Laodikia paling terpuruk seperti muntah--, tetapi ada janji TUHAN untuk kita bisa duduk di takhta sorga--janji paling tinggi. Mulai dari sekarang, kita harus adaptasi untuk hidup di takhta sorga--sebab di takhta sorga kita beribadah terus.

    Suasana takhta sorga merupakan suasana rohani--tidak hura-hura dan sebagainya. Karena itu, ibadah kita di dunia juga harus bersuasana rohani.

  2. Ulangan 6: 4-8
    6:4. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
    6:5. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
    6:6. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
    6:7. haruslah engkau
    mengajarkannyaberulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
    6:8. Haruslah juga engkau
    mengikatkannyasebagai tandapada tanganmudan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,

    'haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang'= firman.

    meterai TUHAN yang kedua: meterai firman TUHAN.

    Memeterai= mengukir; bukan melukis. Untuk mengukir ini perlu diulang-ulang; kalau melukis bisa satu kali. Itu sebabnya, firman harus diulang-ulang--supaya terukir--bukan untuk membuat bosan.

    "Sekarang ini Wahyu 3 : 14-22, sudah diterangkan beberapa bulan. Wahyu 1-3, mungkin sudah satu tahun. Mungkin lama sekali, inilah diulang-ulang (diukir). Kalau hanya sekilas saja, nanti bisa lupa, sebab itu perlu dilang-ulang. Kalau pengajaran bisa diulang-ulang. Kalau bukan pengajaran, jangankan jemaat, yang khotbahpun bisa lupa. Kalau pengajaran, dari masuk sekolah sampai lulus kuliah masih ingat terus (masih bisa diulang terus)."

    Supaya firman Allah termeterai di dahi kita, maka firman Allah harus disampaikan/diajaran dengan berulang-ulang. Ini sama dengan firman penggembalaan. Hanya gembala yang bisa mengulang-ulang firman. Kalau bukan gembala, tidak bisa. Ini karunia bagi gembala. Hanya domba-domba yang tergembala, yang bisa memamah biak--menerima firman yang diulang-ulang. Lain dengan binatang buas yang tidak bisa memamah biak.

    Kalau gembala benar, ia bisa mengulang-ulang firman.
    Kalau domba benar-benar tergembala, ia bisa menerima firman yang diulang-ulang--semakin diulang, sari-sari makanan semakin dicerna.

    Kalau tidak suka firman yang diulang-ulang--bosan dan mengantuk saat firman--, berarti bukan domba, tetapi binatang buas.

    "Saya juga diperiksa. Kalau sebagai gembala tidak bisa mengulang firman, berarti tidak bisa memberi makan domba. Tadi pagi di Malang, jubah itu tidak berjahit--tidak ada campur tangan manusia. Jabatan itu langsung dari TUHAN dan Ia yang bertanggung jawab untuk menempatkan seorang gembala. Kalau dari TUHAN, gembala akan bertanggung jawab untuk menyediakan makan (mengulang-ulang firman) dan domba-domba bisa makan. Jika kita bisa makan firman yang diulang-ulang, maka firman bagaikan terus diukir, sampai tidak bisa dihapus."

    Meterai firman Allah di dahi, itulah firman yang disampaikan berulang-ulang (firman penggembalaan). Jadi, bangsa kafir harus menjadi domba yang digembalakan oleh TUHAN, supaya bisa menerima meterai firman.

    Kalau tidak digembalakan, bangsa kafir akan menjadi seperti anjing dan babi yang mengulang-ulang dosa. Kalau tidak mau menerima firman yang diulang-ulang, maka pastimengulang-ulang dosa--lewat perkataan atau perbuatan; seperti anjing menjilat muntah dan babi yang dimandikan berkubang lagi.

    Jika mau menerima firman yang diulang-ulang, maka dosa yang diulang-ulang akan ditabrak oleh firman, sampai terlepas. Inilah kuncinya!

    Tadi, bangsa kafir sama dengan keledai. Kalau keledai tidak digembalakan, akan menjadi keledai liar atau keledai jalang, yang meringkik ke sana sini untuk memuaskan hawa nafsunya (kenajisan).

    Kita sungguh-sungguh. Firman Allah harus dimeteraikan di dahi dan tangan lewat firman yang diulang-ulang (tergembala).

    Proses menerima meterai firman:

    • mendengar firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus, sehingga kita bisa setia dan bersungguh-sungguh dalam mendengar firman, sampai mengerti firman pengajaran benar--firman ditulis di dahi. Roh Kudus yang menolong, supaya kita bisa mengerti firman.

    • Urapan Roh Kudus menolong kita untuk percaya/yakin pada firman pengajaran benar, sehingga menjadi iman di dalam hati--firman ditulis/diukir di hati (menjadi iman dalam hati).

    • Urapan Roh Kudus menolong kita untuk bisa mempraktikkan firman (taat dengar-dengaran)--firman diukir di tangan (firman pengajaran yang benar dimeteraikan di tangan).
      Praktik firman = perbuatan (tangan).

    Jadi, firman ada di dahi, hati, dan tangan.
    Kalau firman pengajaran yang benar dipraktikkan, maka akan menjadi hikmat dan kuasa Allah; untuk menyucikan dan mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
    Firman pengajaran yang benar= firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, artinya:

    • Tajam pertama: menyucikan; memotong yang lama (memotong dosa).
    • Tajam kedua: membaharui.

    Contoh:

    • tangan yang mencuri dipotong oleh tajam pertama (hilang mencurinya). Tetapi kalau tidak tumbuh lagi, akan cacat. Sebab itu ada tajam ke dua untuk membaharui, sehingga munculah tangan yang bisa memberi.

    • Telinga yang suka mendengar gosip dipotong dan dibaharui menjadi telinga yang suka mendengar firman.

    Mungkin belum bisa berubah, tetapi firman terus diulang sampai kita bisa praktik firman--ada hikmat dan kuasa TUHAN yang menyucikan dan mengubahkan.

    Keubahan hidup dimulai dari mulut.
    Ulangan 6: 7
    6:7. haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannyaapabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

    Ayat 7 = mulut ini membicarakan firman.

    Lidah bangsa kafir adalah lidah anjing yang menjilat muntah terus--gosip, fitnah, menjelek-jelekkan orang. Ini harus diubah, dari lidah anjing menjadi lidah domba(lidah yang benar), yaitu lidah yang menjilat remah-remah roti.
    Artinya:

    • perkataan yang benar--sesuai dengan firman--dan perkataan yang baik; suka bersaksi tentang firman Allah:

      1. Bersaksi tentang kabar baik untuk orang-orang yang belum percaya Yesus. Ceritakan pengalaman kita: mungkin kita dulu bukan orang Kristen dan bisa menjadi orang Kristen, karena mendengar Injil tentang Kristus.

      2. Bersaksi tentang kabar mempelai untuk orang-orang yang sudah selamat--percaya, bertobat--dan diberkati, supaya bisa disucikan sampai sempurna.

        "Susu itu untuk anak kecil, kita harus bertumbuh dewasa. Kalau yang enak-enak: Saudara diberkati, hebat dan sebagainya, itu untuk anak kecil. Kalau di sini, tidak pernah dipuji, malah dibilang: Anjing dan babi. Inilah dewasa. Penginjilan memang untuk jiwa-jiwa baru: Saudara diselamatkan, diberkati. Itu boleh saja. Tetapi kalau sudah lama mengikut Yesus, harus ditingkatkan kepada kabar mempelai (firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua): Jangan sampai ada dosa dan kesalahan. Biarlah pedang firman yang menyucikan kita, sampai sempurna."


      Inilah lidah yang membicarakan firman--untuk bersaksi.

    • Lidah juga untuk menyembah TUHAN.

    Inilah kekuatan meterai firman. Dari mulut ini bisa diperiksa apakah kehidupan kita berubah atau tidak. Sudah sekian tahun kita jadi orang Kristen, bisa berubah atau tidak, dilihat dari mulutnya.
    Kalau lidah kita tetap lidah anjing--tetap menjilat muntah; berkata dusta, gosip--, akibatnya:

    • seperti perempuan Kanaan yang datang pada Yesus, yang nikah dan buah nikahnya hancur. Serius!!anaknya dirasuk setan dan sangat menderita, suaminya tidak tahu di mana; bangsa kafir ada dalam penderitaan dan kenajisan.

      Kapal yang besar ditentukan oleh kemudi yang kecil. Kita harus hati-hati! Hidup kita ditentukan oleh lidah yang kecil. Mau bahagia atau mau seperti perempuan Kanaan yang sangat menderita, ditentukan dari lidah kita!

    • Menjadi lidah antikris--dicap antikris dan menjadi sama dengan antikris; benar-benar lidahnya menjadi sombong--penuh dengan gosip, fitnah--dan penuh dengan hujatan seperti antikris.

      Wahyu 13: 5-6 ('tentang antikris')
      13:5. Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongandan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
      13:6. Lalu ia membuka
      mulutnyauntuk menghujatAllah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

      'empat puluh dua bulan lamanya' = 3,5 tahun.

      Kalau lidah tidak mau dimeterai oleh firman, maka akan dimeterai oleh antikris.

      Lidah antikris menghujat TUHAN--pengajaran benar--dan orang-orang benar.
      Kalau bertahan pada yang benar--sekalipun ada ancaman--, itulah lemah lembut. Kalau bertahan pada yang tidak benar, itulah keras hati. Jangan dibolak-balik!
      Seperti Yusuf yang tidak mau diajak berbuat dosa, bukan keras hati, tetapi lemah lembut. Seringkali kita dibodohi oleh hamba TUHAN. Kalau keras hati, tinggal menuai hasilnya.

    Mulai dengan dicap darah dulu--lepas dari dosa, hidup benar dan pegang kemurnian firman pengajaran yang benar--, sehingga kita menjadi satu tubuh (makan bersama) dan bersuasana pesta sampai pesta kawin Anak Domba.

    Kemudian, dimeterai oleh firman. Firman harus diulang-ulang (diukir) dan kita bangsa kafir harus menjadi domba yang tergembala. Jika kita praktik firman, maka kita mempunyai hikmat dan kuasa TUHAN untuk menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita.

    Keubahan dimulai dari lidah; lidah membicarakan firman--berkata benar dan baik, sampai menyembah TUHAN, bahkan tidak salah dalam perkataan.

  3. Keluaran 28: 36-38
    28:36. Juga haruslah engkau membuat patam dari emas murni dan pada patam itu kauukirkanlah, diukirkan seperti meterai: Kudus bagi TUHAN.
    28:37. Haruslah patam itu engkau beri bertali ungu tua, dan haruslah itu dilekatkan pada serban, di sebelah depan serban itu.
    28:38.
    Patamitu haruslah ada pada dahiHarun, dan Harun harus menanggung akibat kesalahan terhadap segala yang dikuduskan oleh orang Israel, yakni terhadap segala persembahan kudusnya; maka haruslah patam itu tetap ada pada dahinya, sehingga TUHAN berkenan akan mereka.

    '
    Kudus bagi TUHAN' = nama TUHAN.

    Meterai TUHAN yang ketiga: meterai nama TUHAN.

    Tadi, syarat untuk menerima meterai darahadalah percaya Yesus dan bertobat (hati percaya, mulut mengaku dosa), setelah itu mengalami kelepasan dari dosa--hidup benar dan murni.

    Kemudian, syarat menerima meterai firmanadalah menjadi domba yang tergembala--mau menerima firman yang diulang-ulang.

    Dan yang ketiga, syarat untuk menerima meterai nama TUHAN: harus menjadi imam-imam dan raja-raja. Yang dimeterai ini adalah imam besar Harun dan anak-anaknya.

    Imam adalah

    • seorang yang suci; bukan yang pandai atau bodoh,
    • seorang yang memangku jabatan pelayanan (ada gembala, pemain musik dan sebagainya); seorang yang beribadah melayani TUHAN.

    Yang belum punya jabatan pelayanan, berdoa, supaya ada nama TUHAN dan bisa beribadah sampai di takhta TUHAN. Kita beribadah di dunia ini, sampai di takhta TUHAN--dicap nama TUHAN, menjadi milik TUHAN.
    Dengarkan firman saja, semuanya harus berasal dari gerakan firman; bukan dari gerakan manusia.

    Yang sudah melayani, pertahankan meterai nama TUHAN (jabatan pelayanan). Jangan seperti Yudas, jabatannya diberikan pada orang lain--kehilangan meterai nama TUHAN dan tidak menjadi milik TUHAN lagi--, akhirnya perutnya pecah dan binasa.
    Pertahankan jabatan pelayanan!

    Wahyu 14: 1, 5
    14:1. Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nyadan nama Bapa-Nya.
    14:5. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

    Ayat 1= inti mempelai wanita.
    Ayat 5 = 'mereka tidak bercela'= sempurna, itulah mempelai wanita.

    Kalau kita sungguh-sungguh beribadah melayani TUHAN, kita akan terus meningkat--rohaninya ditingkatkan dan disucikan--, sampai satu waktu kita diangkat menjadi mempelai wanita TUHAN yang sempurna--ada meterai nama TUHAN di dahi, sehingga kita menjadi milik TUHAN selama-lamanya; tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun.

    Puncak melayani TUHAN: 'Di mana Aku berada, di situ pelayan-Ku harus berada'.
    Aku= Yesus (laki-laki); pelayan= gereja TUHAN (perempuan). Ini merupakan hubungan suami dan isteri (menjadi mempelai).

    Jadi pertama, kita menjadi pelayan; kalau setia dan bersungguh-sungguh, akan meningkat sampai menjadi mempelai wanita TUHAN. Kita menjadi milik TUHAN yang tidak bisa diganggu gugat.

    Proses menerima meterai nama TUHAN: lewat sunat/baptisan air.
    Kolose 2: 11-12
    2:11. Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,
    2:12. karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam
    baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.

    Ayat 11= dulu sunat secara lahiriah--sunat kulit khatan.
    Ayat 12= sekarang sunat rohani.

    Kita mendapatkan meterai nama TUHAN lewat sunat. Pada perjanjian lama, sunat kulit khatan hanya berlaku untuk bangsa Israel asli--keturunan Abraham, Ishak dan Yakub secara jasmani. Ini janji TUHAN. Di situlah, nama TUHAN diberikan kepada manusia.

    Contoh: waktu disunat, nama Abram menjadi Abraham; nama TUHAN adalah Yehova/Yahweh--AH-nya berikan pada Abraham. Ini hanya berlaku bagi bangsa Israel asli dan sunat kulit khatan.

    Pada perjanjian baru, sunat adalah baptisan air, untuk kita semua (bangsa Israel dan bangsa kafir). Kita bukan dibaptiskan dengan Yehova/Yahweh lagi, tetapi dibaptiskan dalam nama Bapa, Anak Laki-laki dan Roh Kudus, yaitu TUHAN Yesus Kristus==nama Yesus dimeterai di dahi kita.
    "pergilah jadikanlah semua bangsa menjadi murid-Ku, baptiskanlah mereka didalam nama Bapa, Anak Laki-laki dan Roh Kudus, yaitu TUHAN Yesus Kristus."

    Pelaksanaan baptisan air yang benar: orang yang sudah mati terhadap dosa--disunat kulit khatannya (menanggalkan dosa atau bertobat)--, harus dikubur dalam air bersama Yesus, kemudian bangkit dari dalam air (keluar dari dalam air) bersama Yesus, untuk menerima hidup baru--hidup dalam kebenaran, yaitu taat dengaran-dengaran.

    Karena taat, Yesus mendapat nama di atas segala nama. Kalau kita taat sampai daging tak bersuara lagi, maka kita menerima kuasa nama Yesus--nama Yesus ditulis di dahi kita.
    Contoh: Abraham taat kepada TUHAN untuk menyembelih Ishak anaknya.

    Meterai nama Yesus ditulis di dahi, artinya: kita tidak akan pernah dilupakan oleh TUHAN apapun keadaan kita dan kita jangan pernah melupakan TUHAN sedetikpun. TUHAN selalu memperhatikan, mempedulikan dan selalu bergumul untuk kita.

    Jangan putus asa dan jangan merasa sendiri!Kalau merasa sendiri, berarti kita mengabaikan TUHAN. Saat mengadapi appaun, kita tidak pernah sendiri dan TUHAN tidak pernah melupakan kita.

    Yesaya 49: 14-16
    49:14. Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku."
    49:15. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya,
    Aku tidak akan melupakan engkau.
    49:16. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.

    Ayat 14 = umat Israel sudah putus asa karena penindasan. Mungkin kita juga sudah putus asa, hancur (ekonomi hancur, penyakit, rumah tangga hancur dan sebagainya) dan merasa TUHAN sudah lupa kepada kita.

    Ayat 15 (jawaban TUHAN)= Kasih ibu kandung sudah bergeser. Dulu, kasih ibu kandung gambaran dari kasih Allah. Tetapi sekarang tidak bisa lagi, karena banyak ibu kandung membuang anaknya. Kasih ibu kandung sudah bergeser, tetapi kasih Allah tidak pernah bergeser. Kasih Yesus tetap untuk selama-lamanya.

    Kalau kita menerima meterai darah Yesus, meterai firman dan meterai nama Yesus, maka TUHAN tidak pernah melupakan kita; TUHAN bergumul untuk kita, dan posisi kita tetap dalam gendongan tangan kasih kemurahan TUHAN seperti bayi.

    Hasilnya:

    • ayat 16: 'Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku'= kita diukir di telapak tangan TUHAN.
      Artinya:

      1. tangan kasih kemurahan TUHAN sanggup memeliharakita di tengah kesulitan dunia--kita seperti bayi yang tidak bisa apa-apa.
      2. tangan kasih kemurahan TUHAN sanggup menyelesaikansemua masalah kita sampai yang mustahil. Apa yang tidak bisa kita lakukan karena terbatas--ijazah, modal terbatas--, akan dilakukan oleh TUHAN. Yang penting kita memiliki meterai darah Yesus, meterai firman dan meterai nama Yesus. TUHAN tolong kita.

      3. tangan kasih kemurahan TUHAN juga memberikan masa depan kita berhasil dan indah. Seperti bayi yang terus dituntun, dibesarkan, sampai disekolahkan. Semua menjadi tanggung jawab TUHAN!

    • Ayat 16: 'tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku' (tembok = perlindungan):

      1. tangan kasih kemurahan TUHAN melindungikita dari celaka, marabahaya, dosa-dosa sampai puncaknya dosa, antikris, sampai penghukuman TUHAN,

      2. tangan kasih kemurahan TUHAN menyucikan dan menyempurnakankita sampai sempurna; kita melintasi tembok Yerusalem baru (kerajaan sorga)--kita duduk di takhta sorgabersama dengan Dia untuk selama-lamanya.

        Dalam Wahyu 22: 3, di takhta sorga kita hanya beribadah dan melayani Dia untuk selama-lamanya. Kita menjadi milik TUHAN selama-lamanya dan memandang wajah TUHAN siang malam.

Inilah janji TUHAN. Sekalipun sudah terpuruk seperti muntah--jemaat Laodikia--, tetapi ada janji untuk duduk di takhta sorga.
Syaratnya: perhatikan ibadah dan kita harus dimeterai; dimeterai darah, firman sampai nama Yesus.

Dia tidak melupakan kita dan kita jangan melupakan Dia. Dia memperhatikan dan mempedulikan kita, sampai kita berada dalam gendongan TUHAN; semua tanggung jawab TUHAN--pemeliharaan, perlindungan, masa depan--, sampai kita sempurna seperti Dia.

Kita masuk Yerusalem baru, duduk di takhta bersama dengan Dia siang dan malam. Kita memandang wajah-Nya selama-lamanya.
TUHAN tidak pernah melupakan kita; Ia selalu mempedulikan dan mengingat kita. Siapapun kita, apapun keadaan kita, serahkan semua kepada TUHAN.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Surabaya, 17 April 2011 (Minggu Sore)
    ... ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. . Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu terkutuklah dia. . Seperti yang telah kami katakan dahulu sekarang kukatakan sekali lagi jikalau ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 17 Maret 2020 (Selasa Sore)
    ... sehingga mereka menyakiti hati TUHAN. Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret. Salah satu nama Baal adalah Baal Asytoret. Bangsa Israel menyembah Baal Asytoret sehingga meninggalkan Tuhan sebagai sumber air yang hidup. Yeremia Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat mereka meninggalkan Aku sumber air yang hidup untuk menggali ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 03 November 2013 (Minggu Sore)
    ... untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba. Mengapa demikian Sebab kalau tidak masuk perjamuan kawin Anak Domba berarti tertinggal didunia ini dan saat Tuhan datang kembali akan binasa selamanya. Apapun yang kita miliki didunia ini tidak ada artinya jika kita tertinggal saat Yesus datang kembali. Dengan apa Tuhan mengundang kita masuk perjamuan kawin Anak ...
  • Ibadah Raya Malang, 01 Juni 2014 (Minggu Pagi)
    ... mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat katanya Haleluya Karena Tuhan Allah kita Yang Mahakuasa telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai dan memuliakan Dia Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba dan pengantin-Nya telah siap sedia. Lalu ia ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session II Malang, 27 Oktober 2017 (Jumat Dini Hari)
    ... Angka menunjuk luka Yesus yang utama untuk menebus dosa manusia di tangan di kaki di lambung. Jadi angka angka ketebusan penebusan dosa. Dari Kitab Suci kita mengetahui dan mendapatkan ketebusan oleh korban Kristus keselamatan sampai kesempurnaan. Prosesnya Ditebus dari bumi dunia. Wahyu - Dan aku melihat sesungguhnya Anak Domba berdiri di ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 07 Januari 2013)
    ... zaman. kita dipakai dalam kegerakan yang besar sesuai dengan amanat agung Tuhan. Kita sudah mempelajari syarat supaya kita bisa dipakai Tuhan diterangkan pada Ibadha Raya Surabaya Januari . Malam ini kita mempelajari mengenai KEGERAKANNYA. kegerakan besar yang sesuai dengan amanat agung Tuhan ay. 'pergilah jadikanlah semua bangsa murid-K' kegerakan Roh Kudus hujan ...
  • Ibadah Raya Malang, 17 Mei 2015 (Minggu Pagi)
    ... waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu. Oleh sebab itu kita harus berjaga-jaga tentang kedatangan Yesus kedua kali terutama dikaitkan dengan kedatangan Yesus kedua kali yang seperti pencuri. nbsp Markus Hati-hatilah dan berjaga-jagalah Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Karena itu berjaga-jagalah sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 05 Desember 2009 (Sabtu Sore)
    ... tidur rohani. Jika kita tidur kedatangan Yesus kedua kali akan bagaikan pencuri yang datang di malam hari kita akan ketinggalan tidak terangkat ke awan-awan binasa selamanya. Ada waktu jaga malam menjelang malam -- gt menjaga firman tengah malam -- gt menjaga roh kudus larut malam -- gt menjaga kasih pagi-pagi ...
  • Ibadah Paskah Kaum Muda Remaja Malang, 08 April 2023 (Sabtu Sore)
    ... tetapi kita semuanya akan diubah . dalam sekejap mata pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Firman Allah dengan kuasa kebangkitan adalah sama dengan bunyi sangkakala yang keras yaitu firman pengajaran yang ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 10 Mei 2019 (Jumat Sore)
    ... es itu terlalu dahsyat seperti yang belum pernah terjadi di seluruh negeri orang Mesir sejak mereka menjadi suatu bangsa. Ini adalah tulah ketujuh yang menimpa Mesir di mana ada dua macam penghukuman Tuhan atas Mesir yaitu hujan es dan api yang berkilat-kilat--ini menubuatkan penghukuman di akhir zaman yaitu penghukuman yang ketujuh ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.