Lalu, mengapa pohon ara sudah berdaun tapi tidak berbuah? Karena pohon ara ini di tanam di tepi jalan, artinya: kristen jalanan/hamba Tuhan jalanan, tidak tergembala, dan hanya beredar-edar. Kehidupan yang beredar-edar, walaupun aktif melayani, TIDAK MUNGKIN bisa berbuah.
2 macam tentang beredar-edar:
1 Petrus 5: 8
Amos 3: 12
Kalau bertemu singa, maka yang diserang adalah dua tulang betis dan telinga.
makan 2 tulang betis= hidup itu tidak punya pendirian yang teguh terhadap Firman pengajaran yang benar. Dan seringkali juga bimbang terhadap Pribadi Yesus. Dan kalau tulang betis sudah dimakan, hidup itu bukan hanya bimbang, tapi jadi lumpuh. Lumpuh rohani dan pelayanannya. Sebab itu, jangan sampai betis ini dimakan oleh singa! Jangan ragukan sedikitpun akan Pribadi Yesus. Dan akibatnya, orang lumpuh itu selalu ditaruh di atas tilam= nikahnya lumpuh bahkan jatuh dalam dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan.
makan telinga= tidak mau mendengar dan tidak mau dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang benar= mengundurkan diri dari Firman pengajaran yang benar. Dan ini artinya GUGUR DARI IMAN!
Yohanes 6: 60, 66
Mengundurkan diri dari Firman pengajaran yang benar, itu sudah tidak mengikut Yesus lagi, sekalipun ia beribadah melayani, tapi bukan melayani Yesus lagi, melainkan ikut dirinya sendiri dan ikut setan dengan ajaran-ajaran palsu yang enak bagi daging. Itulah yang menuju kebinasaan.
Mazmur 92: 13-16
Kalau mau berbuah, maka kita harus tertanam di Bait Tuhan. Jangan ditanam di pinggir jalan! Dan berbuah ini, sampai pada masa tua! Dan Tuhan tidak pernah menipu kita!
Tertanam di Bait Allah= tergembala.
Bait Allah dalam Tabernakel, itu adalah ruangan suci dan ruangan maha suci. Untuk sempurna (ruang maha suci), kita masih belum. Sebab itu kita harus berada dalam ruangan suci. Artinya adalah tekun dalam 3 macam ibadah, dalam kandang penggembalaan. Mulai dari gembala. Kalau gembala tidak tekun, maka jemaat sudah tercerai berai.
Kalau kita sudah tergembala, maka kita ada jaminan untuk bisa menghasilkan buah-buah, bukan hanya berdaun.
Kalau pohon ara tidak mau ditanam di bait Allah, maka ada pohon lain yang akan ditanam dalam bait Allah.
ay. 13= pohon ara tidak ada lagi, tapi yang ada adalah pohon korma dan pohon aras.
POHON ARAS
1 Raja-raja 5: 3, 6
Pohon aras ini dipakai dalam pembangunan bait Suci Salomo.
“Sidonâ€= bangsa kafir.
Disini, Salomo mengakui bahwa bangsa kafir lebih ahli dalam menebang pohon. Kalau bangsa Israel bisa menebang pohon, maka tidak ada kesempatan bagi bangsa kafir. Artinya, kalau bangsa kafir dilibatkan dalam pembangunan tubuh Kristus, itu adalah suatu kepercayaan dan kemurahan Tuhan yang seharga darah Yesus.
Kalau kita tidak sungguh-sungguh dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus, kita sedang menginjak-injak korban Kristus! Itu suatu celaka, kutukan dan kebinasaan. Dan kepercayaan itu bisa di alihkan kepada orang lain.
Pohon aras ini menunjuk pada kekuatan.
Dalam pembangunan tubuh Kristus, yang dicari bukan kepandaian dan kekayaan, tapi kekuatan, itulah kuat dan teguh hati. Artinya:
Wahyu 3: 8
Pintu yang pertama dibukakan oleh Tuhan adalah pintu pembukaan rahasia Firman. Setelah itu pintu-pintu lainnya akan dibukakan juga oleh Tuhan, sampai pada pintu Surga.
POHON KORMA
Pohon korma inilah yang berbuah, sebab pohon aras tidak berbuah. Jadi tidak cukup hanya sampai pohon aras saja. Pohon aras ini diambil kekuatannya. Sebab itu perlu pohon korma untuk diambil buahnya yang manis.
Kidung Agung 7: 6-9
Pohon korma itu kasar dan jelek. Tapi Tuhan justru memilihnya untuk jadi mempelai Tuhan. Inilah buah yang tertinggi, yaitu buah mempelai.
'memanjat pohon korma'= harus dikerat, supaya bisa dipanjati oleh Mempelai Pria dan kalau dikerat, dan supaya pohon korma itu bisa berbuah. Jadi untuk bisa menghasilkan buah mempelai, kita harus mau dikerat; artinya sengsara daging tanpa dosa (salib).
Jadi, kalau kita bangsa kafir mau dipakai Tuhan, maka harus ada sengsara bagi daging tanpa dosa.
Dalam pengalaman salib, kita sedang dipeluk oleh Tuhan, seperti memanjat pohon korma, pohon korma itu harus dipeluk. Tidak ada jalan lain untuk bisa bersekutu dengan Yesus secara Pribadi, kecuali lewat SALIB.
Dalam ibadah pelayanan, jangan cari yang enak. Tapi kita harus cari salib supaya kita dipeluk oleh Tuhan dan hidup kita ada dalam Tangan Tuhan.
ay. 9= buah korma yang manis, dimulai dengan kata-kata yang manis. Ini buah yang ditunggu oleh Tuhan. Kata-kata yang manis adalah perkataan yang bisa mengaku dosapada Tuhan dan sesama dan jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Kalau selalu menyalahkan orang lain, itu adalah kata-kata yang kasar, seperti pohon korma yang belum dikerat.
Kata-kata manis yang kedua adalah bersaksi, menjadi berkat bagi orang lain, sebab lebih banyak pohon ara yang tertanam di pinggir jalan. Dan Gembala Agung tidak akan menipu kita!
Mazmur 92: 16
Kata-kata manis yang ketiga adalah perkataan yang dipakai untuk menyembah Tuhandengan iman.
Kidung Agung 7: 9
Perkataan manis itu mengalir pada bibir orang yang sedang tidur, itulah Yesus yang sedang tidur di buritan kapal.
Matius 8: 23-25
Selama perkataan kita belum manis, walaupun kita sudah melayani, Yesus masih tidur!Dan perahu hidup kita bisa sekonyong-konyong dihantam angin dan gelombang dalam waktu yang tidak bisa diperkirakan. Sebab itu perlu perkataan yang manis.
ay. 25= inilah perkataan manis yang dinanti oleh Tuhan. Saat gelombang menghantam hidup kita, saatnya ada buah yang manis, supaya ada Yesus yang bangun untuk menghardik angin dan gelombang. Yesus bangun, itulah kuasa kebangkitan untuk menyelesaikan segala masalah kita. Semua jadi teduh, hati kita jadi tenang dan perjalanan kapal menuju pelabuhan damai sejahtera akan tercapai saat Yesus datang kembali kedua kali.