Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Kita berada pada kitab Wahyu 2-3, tentang 7 jemaat bangsa kafir yang mengalami penyucian terakhir--percikan darah--, supaya bisa sempurna (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).
Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di
LAODIKIA(diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015). Ini adalah jemaat yang terakhir--jemaat ketujuh. Ini menunjuk pada keadaan jemaat akhir zaman--kita semua.
Wahyu 3: 21-22
3:21. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
3:22. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."JANJI TUHANkepada jemaat Laodikia--kita semua--yang menang bersama Yesus, yaitu
duduk bersanding bersama Yesus di takhta sorga selama-lamanya; artinya kita sebagai mempelai wanita sorga--isteri/tubuh Kristus yang sempurna--duduk bersanding dengan Yesus--Mempelai Pria Sorga/suami/kepala--di takhta sorga untuk selama-lamanya; tidak terpisah lagi untuk selama-lamanya.
Hubungan antara Mempelai Pria dan mempelai wanita adalah hubungan nikah yang rohani--
HUBUNGAN KASIH. Dalam Tabernakel ditunjukkan dengan 2 loh batu.
Jadi, kita
mutlak menerima kasih Allah--2 loh batu.
Kita harus memiliki 2 loh batu (kasih Allah), supaya bisa duduk bersanding dengan Yesus di takhta surga selamanya. Inilah hubungan kasih, mulai dari nikah yang jasmani sampai kepada nikah yang rohani.
Dua loh batu terdiri dari 2 bagian:
- Loh batu pertama: berisi 4 hukum, yaitu mengasihi TUHAN dengan segenap tubuh, jiwa, roh kita; mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 07 Desember 2015sampai Ibadah Raya Surabaya, 13 Desember 2015).
Artinya: kalau diperhadapan pada 2 pilihan--TUHAN atau sesuatu--, kita memilih TUHAN apapun resikonya.
- Loh batu kedua: berisi 6 hukum, yaitu mengasihi sesama yang mengasihi kita, mengasihi sesama seperti diri sendiri; bahkan sampai mengasihi orang yang memusuhi kita (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 14 Desember 2015sampai Ibadah Doa Surabaya, 23 Desember 2015).
Inilah yang bisa menerima janji TUHAN, yaitu yang memiliki kasih Allah.
Tetapi di akhir zaman kita harus waspada, karena keadaan di akhir zaman justru terbalik.
Matius 24: 9-1224:9. Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,
24:10. dan banyak orang akan murtaddan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.
24:11. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.
24:12. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
'
kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin' = krisis kasih.
Menjelang kedatangan Yesus kedua kali, kita justru menghadapi
KRISIS KASIH--sementara untuk menyambut kedatangan TUHAN sampai bisa duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga, kita harus memiliki kasih.
Krisis kasih ini dalam bentuk 3 wujud:
- kebencian dan pembunuhan oleh setan(ayat. 9).
- kemurtadan oleh nabi palsu(ayat 10-11).
- kedurhakaan oleh antikris(ayat 12).
Contoh kehidupan yang mengalami kebencian, kemurtadan, dan kedurhakaan, yaitu Yusuf. Yusuf dilahirkan pada masa tua Yakub. Yakub merupakan gambaran dari Allah Roh Kudus. 'Pada masa tua', berarti pada masa akhir--menunjuk pada akhir zaman. Jadi, Yusuf dilahirkan pada masa tua Yakub, merupakan gambaran dari masa Roh Kudus hujan akhir; gereja hujan akhir; gereja mempelai; gereja akhir zaman.
Yusuf menghadapi 3 hal:
- Kebencian.
Kejadian 37: 4
37:4. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilahmereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Yusuf--gereja akhir zaman--menghadapi 2 macam kebencian:
- Kebencian dari luar--dari dunia. Dunia ini membenci gereja TUHAN, padahal gereja membangun gereja sendiri--tidak tergantung pada pemerintah dan sebagainya--tetapi tetap dibenci.
Yohanes 15: 18-25
15:18. "Jikalau dunia membenci(1)kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci(2)Aku dari pada kamu.
15:19. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci(3)kamu.
15:20. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.
15:21. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.
15:22. Sekiranya Aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang mereka tidak mempunyai dalih bagi dosa mereka!
15:23. Barangsiapa membenci(4)Aku, ia membenci(5)juga Bapa-Ku.
15:24. Sekiranya Aku tidak melakukan pekerjaan di tengah-tengah mereka seperti yang tidak pernah dilakukan orang lain, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, namun mereka membenci(6)baik Aku maupun Bapa-Ku.
15:25. Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan(7).
Seharusnya kebencian ini hanya ada di dunia--kebencian dari luar--, tetapi nanti masuk juga ke dalam gereja--seperti kakak-kakak Yusuf membenci Yusuf.
Dunia membenci kita sampai 7 kali= kebencian yang sempurna; kebencian tanpa alasan.
Ini yang kita hadapi dari dunia. Yang tidak boleh adalah kebencian dari dalam--di dalam TUHAN ada kasih--, tetapi karena kasih menjadi dingin, maka terjadi kebencian juga di dalam.
- Kebencian dari dalam:
- kakak-kakak Yusuf terhadap Yusuf: kebencian dari dalam nikah rumah tangga(suami-isteri, kakak-adik, anak-orang tua, menantu-mertua dan sebagainya), sehingga terjadi pertengkaran, perselingkuhan, perceraian dan sebagainya.
Kebencian dimulai dari rasa tidak suka. Rasa tidak suka, mulai dengan mereka-reka--prasangka buruk. Seperti Yusuf diperintahkan ayahnya untuk meninjau keadaan kakak-kakaknya; Yusuf sudah baik, tetapi dari jauh kakak-kakaknya sudah berprasangka buruk. Kalau dibiarkan terus, akan menjadi kebencian tanpa alasan.
Sebab itu, kalau ada rasa tidak suka harus diselesaikan dengan berdamai.
- Kebencian dari dalam pelayanan(sesama pelayan TUHAN dan hamba TUHAN). Hati-hati! Sesama hamba TUHAN membenci karena iri hati--karena jubah maha indah; seperti Yusuf mendapat jubah maha indah dan kakak-kakaknya iri hati.
Jubah maha indah= jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus, dan karunia pembukaan firman (mimpi).
Kejadian 37: 5
37:5. Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih bencilagi kepadanya.
Kakak-kakak Yusuf iri hati kepada Yusuf karena jubah maha indah, ditambah lagi karena karunia mimpi, berarti kebencian semakin meningkat sampai kebencian tanpa alasan--mereka menjual Yusuf. 'Menjual Yusuf'--saling menjual--= saling memfitnah, menjelekkan dan sebagainya.
Ini yang kita hadapi akhir zaman ini. Sementara untuk bisa duduk bersanding dengan Yesus, kita mutlak membutuhkan kasih Allah, tetapi kenyataan yang ada adalah krisis kasih--kasih menjadi dingin. Yang ada hanya kebencian dari luar--dunia--dan dari dalam--nikah serta pelayanan--, sampai kebencian tanpa alasan. Kita harus hati-hati
- Kemurtadan.
Kejadian 39: 10-12
39:10. Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujukYusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
39:11. Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah.
39:12. Lalu perempuan itu memegang baju Yusufsambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.
Dulu, Yusuf menghadapi isteri Potifar. Sekarang, gereja akhir zaman menghadapi wanita Babel.
Wahyu 17: 4-5
17:4. Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
17:5. Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babelbesar, ibu dari wanita-wanita pelacurdan dari kekejian bumi."
Sifat perempuan Babel adalah:
- Membujuk secara halus ('merayu'). Yusuf dibujuk tiap hari.
- Kalau tidak bisa dibujuk, akan memaksa.
Perempuan Babel menunjuk pada 2 hal:
- ajaran-ajaran sesat, yaitu ajaran palsu yang mengajarkan tentang kemakmuran jasmani (berkat jasmani)--dia memakai perhiasan dari emas dan lain-lain--dan hiburan jasmani; tanpa penyucian/pekerjaan firman pengajaran benar. Kalau mempelai wanita TUHAN, yang ditonjolkan adalah pakaian putih berkilau-kilauan.
Kalau manusia darah daging, pasti senang, karena dia takut dengan pedang firman. Pasti terjebak oleh ajaran Babel.
Untuk mendapatkan kemakmuran (berkat-berkat), segala cara diperbolehkan dan semuanya diakui dari TUHAN--yang penting banyak. Sebenarnya ini bukan berkat dari TUHAN, tetapi godaan setan. Kalau kita menerima berkat jasmani, tetapi tidak mau penyucian, itu adalah godaan setan. Tetapi kalau mengarah pada kesucian, itu benar-benar berkat dari TUHAN. Hati-hati!
- Dosa-dosasampai puncaknya dosa:
- dosa-dosa diwakili dengan tidak setia. Perempuan Babel disebut juga pelacur besar. Pelacur itu tidak setia pada satu laki-laki. Kita dipertunangkan pada satu Laki-Laki, yaitu Yesus. Tetapi seringkali kita tidak setia dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Ini adalah dosa yang tidak disadari. Bahkan hamba TUHAN juga seringkali tidak setia dalam ibadah.
- Puncaknya dosa:
dosa makan-minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin-mengawinkan (dosa seks dengan berbagai macam ragamnya, penyimpangan seks--homoseks, lesbian, seks pada diri sendiri--, nikah yang salah).
Bagaimana sikap Yusuf dalam menghadapi isteri Potifar--perempuan babel? Harus tegas.
Kejadian 39: 12
39:12. Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunyadi tangan perempuan itu dan lari ke luar.
'Marilah tidur dengan aku'= dibujuk tidak bisa, akhirnya dipaksa. Karena itu, kaum muda hati-hati dalam maca pacaran atau tunangan. Batasi pergaulan, masa pacaran dengan pedang firman!Kalau tidak ada pedang, daging tidak akan bisa dibatasi dan banyak yang jatuh.
Menghadapi ajaran Babel juga jangan sungkan-sungkan. Jangan mengikuti ajaran babel! Satu waktu akan dipaksa dan dicengkeram oleh ajaran Babel; termasuk dosa Babel.
Contoh: saat jam-jam ibadah dibujuk untuk tidak setia, sampai puncaknya dosa. Kalau tidak bisa dibujuk, akhirnya dipaksa--seperti di dunia juga ada kejhatan di mana orang dipaksa untuk minum minuman keras.
Menghadapi dosa Babel dan untuk menyingkir dari Babel, Yusuf melepaskan bajunya dan lari. Ini merupakantindakan tegas Yusuf untuk menyingkir dari babel.
Sekarang, kita melepaskan jubah secara rohani. Ini ada kaitan dengan pedang: 'Juallah jubah, beli pedang! ' (untuk penyucianterhadap perempuan babel).
Lukas 22: 35-38
22:35. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?"
22:36. Jawab mereka: "Suatupun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
22:37. Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi."
22:38. Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup."
'dua pedang' = Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Dalam menghadapi babel, kita sekarang harus tegas, yaitu harus menjual jubah.
Menjual jubah= rela mengorbankan segala sesuatu--waktu, tenaga dan sebagainya--untuk mendapatkan firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua; untuk tegas berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar; tegas untuk meninggalkan dosa-dosa Babel--mengalami penyucian.
"Di sini ada dari kota-kota lain (Pamekasan, Tuban, Mojokerto). Di Malang juga ada dari kota lain (Pandaan, Blitar) yang datang untuk mencari firman. Ini namanya membeli pedang (menjual jubah)--berkorban untuk mendapatkan firman. Di Jakarta juga ada dari Bandung, Bogor. Yang dari Bandung, bisa naik travel atau bawa mobil sendiri. Yang dari Bogor, jalan kaki dulu setelah itu naik kereta, turun dari kereta lalu jalan kaki ke halte busway, naik busway, jalan kaki lagi dan seterusnya. Ini namanya menjual jubah, bukan untuk bertemu teman, tetapi untuk mendapatkan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Bukan orang biasa juga. Yang dari Bogor ini S2 Statistika. Kalau orang bodoh, bisa dianggap tidak mengerti. Kita yang dekat-dekat, harus jual gengsi juga."
Untuk menghadapi perempuan Babel harus tegas. Tidak ada waktu lagi untuk berpikir: 'Nanti kalau saya bisa, saya berusaha.' Kekuatan pedang tajam sudah cukup dan selesai. Tinggal kita mau atau tidak!
Kita sudah mencari pedang yang benar (firman pengajaran yang benar), itu sudah benar, sekarang tegasberpegang teguh terhadap firman pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran. Kita mengalami penyucian oleh pedang bermata dua, sehingga kita tegas meninggalkan dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Ini sudah menjelang akhir zaman--kedatangan Yesus kedua kali. Kita berhadapan dengan kebencian dan kemurtadan.
- Kedurhakaan.
Kejadian 39: 20
39:20. Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakandi sana
Yusuf tidak salah, tetapi dipenjarakan. Ini kedurhakaan.
Sekarang, gereja TUHAN akhir zaman menghadapi fitnahan(tidak salah dikatakan salah); tindakan sewenang-wenang--tidak adil--baik di kantor, di sekolah dan sebagainya; sampai kekerasan. Kita akan menghadapinya. Bahkan di dalam organisasi gereja, ketidakadilan masuk di situ juga.
Jadi, setan tritunggal melancarkan kebencian, kemurtadan, dan kedurhakaan,
supaya gereja TUHAN masuk dalam SUASANA PENJARA.
Dulu, manusia berada di Taman Eden, lalu berbuat dosa dan dibuang ke dunia. Berarti dunia ini sudah merupakan penjara--tempat orang bersalah. Di dalam dunia yang bagaikan penjara, Yusuf dipenjara lagi--di penjara ada penjara lagi. Itulah gambaran bagaimana sengsara yang kita hadapi. Memang penderitaan.
Suasana penjaraadalah:
- Sangat terbatas bahkan kekurangan. Pada cerita Yusuf--penjaranya Yusuf--, istilahnya adalah liang tutupan--tertutup sampai tidak ada matahari.
Orang Kristen juga sangat terbatas, bahkan kekurangan.
- Kegagalan--dibuat gagal.
- Kesusahan, penderitaan, kesulitan--dibuat sulit.
- Jalan buntu (tidak ada jalan keluar); mustahil, sehingga membuat putus asa, kecewa.
- Sampai membuat mati rohani dan masuk kebinasaan di neraka--kematian kedua.
Inilah caranya setan. Semuanya bersuasana penjara--mulai dari dalam nikah.
Jalan keluaruntuk menghadapi krisis kasih sampai suasana penjara--suasana neraka:
- Kejadian 37: 1-2
37:1. Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan.
37:2. Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
'biasa' = tekun.
Jalan keluar yang pertama: ketekunan dalam kandang penggembalaan(Yusuf biasa menggembalakan domba); ruangan suci; ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:
- pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya (ada kesaksian, nyanyian); domba diberi minum (Roh Kudus bagaikan air kehidupan).
- meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus (perjamuan suci); domba diberi makan.
Kalau tidak makan, tetapi kerja terus, pasti pingsan--tidak kuat. Harus makan. Ini yang seringkali menjadi kesalahan. Banyak pelayan-pelayan TUHAN, yang dipakai oleh TUHAN tahu-tahu hilang, karena tidak makan.
- Mezbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya; domba bisa bernafas (ada sirkulasi udara).
Di dalam kandang penggembalaan, kita mengalami pertumbuhan rohani--penyucian--, sehingga tidak mau kompromi dengan dosa.
'Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya'= Yusuf tidak mau kompromi dengan dosa (tidak menutupi dosa)--membenci dosa; takut akan TUHAN.
Kalau di dalam setiap kesempatan bisa berbuat dosa, tetapi kita tidak mau berbuat dosa, itu berarti rohani kita bertumbuh. Bertumbuh rohani, bukan tentang berapa lama mengikut TUHAN. Tetapi kalau sudah tidak mau berbuat dosa dan membenci dosa, itu berarti sudah bertumbuh rohaninya.
Tadi ada istilah pada usia 17 tahun, Yusuf masuk penggembalaan. Yesus berusia 12 tahun masuk dalam pengajaran--Yesus masuk dalam Bait Allah berhadapan dengan guru-guru agama.
Jadi, usia 12-17 tahun adalah usia efektif untuk masuk dalam penggembalaan, sebab pada usia itu daging sedang kuat-kuatnya di dalam keinginan-hawa nafsunya.
Anak-anak berusia 12-17 ingin tahu semua. Hati-hati! Kalau tidak digembalakan, akan benar-benar seperti kuda liar. Ini usia riskan. Selanjutnya, daging tetap harus digembalakan. Bukan berarti setelah itu bebas, untuk usia-usia selanjutnya daging harus tetap digembalakan. Usia 12-17 merupakan usia untuk mulaimasuk dalam penggembalaan.
Daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya hanya bisa dibendung di dalam penggembalaan--seperti kuda dimasukkan kandang tidak bisa bebas lagi.
Jadi, dalam penggembalaan yang benar, yang dibendung adalah daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya, bukan aktifitasnya.
"Saudara mau kebaktian setiap hari, bisa. Misalnya: hari Senin di sini, Selasa di Malang, Rabu di sini, Kamis di Malang, Jumat ke Medan, Sabtu ke Jakarta, Minggu di sini dan di Malang. Belum lagi ditambah kebaktian kunjungan."
Seperti Hawa, sudah jelas dilarang oleh TUHAN makan 1 buah ('semua buah pohon di taman boleh kamu makan buahnya dengan bebas, kecuali satu'), tetapi ia ingin tahu yang satu. Inilah yang dibendung dalam penggembalaan. Dalam penggembalaan, aktifitasnya tidak dibendung, yang dibendung adalah keinginan-hawa nafsu yang mengarah kepada yang salah; ajaran yang salah, ibadah yang salah dan sebagainya.
Hasilnya: dalam penggembalaan, kita mengalami kasih Allah--tidak akan dingin.
Dalam Yohanes 21 Yesus bertanya 3 kali kepada Petrus:
- TUHAN bertanya dengan kasih agape (kasih Allah)--loh batu I: 'Simon adakah engkau mengasihi Aku? gembalakanlah domba-domba-Ku' Petrus menjawab--loh batu II: 'Saya mengasihi dengan kasih sesama' (kasih filio).
- Ditanya lagi yang kedua oleh Yesus--loh batu I: 'Simon adakah engaku mengasihi Aku dengan kasih agape? Jawabannya tetap--loh batu II: 'Mengasihi dengan kasih sesama.'
- Ditanya lagi yang ketiga oleh Yesus--loh batu II: 'Apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih sesama?'. Dijawab dengan menangis (sedih hati), karena Petrus menyangkal TUHAN. Ini berarti Petrus tidak mengasihi TUHAN; baik dengan kasih sesama ataupun dengan kasih Allah--tidak ada kasih.
Tetapi dalam penggembalaan Petrus mendapatkan kasih. 3 kali Yesus bertanya kepada Petrus tentang kasih = ketekunan dalam 3 macam ibadah. Pada pertanyaan ketiga, Petrus sedih hati, berarti di luar penggembalaan tidak ada kasih, tetapi hanya ada daging dengan segala keinginan dan hawa nafsu.
"Kaum muda, ini juga pelajaran. Pertemuan mempelai wanita dan mempelai pria adalah di tepi sumur penggembalaan. Di sinilah benar-benar ada kasih. Yakub dengan Rachel dan Ishak dengan Ribka; Yesus dengan perempuan Samaria. Dalam pengggembalaan, di situlah ada kasih yang mengikat. Di luar itu, hanya ada daging dengan segala keinginan-hawa nafsunya. Daging itu tidak setia dan bosan. Tetapi kasih mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan. Harus digembalakan, baru kita menemukan kasih Allah. "
Setan melancarkan kebencian, kemurtadan, dan kedurhakaan--krisis kasih--, supaya gereja TUHAN kecewa, putus asa dan menyangkal Yesus seperti Petrus.
Tetapi lewat pengggembalaan, kita menerima kasih Allah, sehingga kita tidak kecewa, putus asa, dan menyangkal TUHAN; kita tidak meninggalkan TUHAN; kita tidak akan terpisah dari TUHAN selama-lamanya; kita mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu.
Roma 8: 35
8:35. Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
Kita harus tergembala semua. Kebencian, kemurtadan dan kedurhakaan ini sebenarnya hanya ada di dunia, tetapi sekarang sudah masuk ke dalam gereja. Kalau tubuh, jiwa dan roh melekat pada Allah Tritunggal, maka kita tidak bisa dijamah oleh setan tritunggal--kebencian, kemurtadan, kedurhakaan tidak bisa masuk.
Kalau kita sudah tidak setia--meninggalkan TUHAN dan menyangkal TUHAN--kembali malam ini! Masuk dalam kandang penggembalaan, supaya nikah dan pribadi kita terjaga--ada kasih Allah yang menjaga. Jangan sampai menjadi dingin--benci dan sebagainya. Kalau kita mengasihi TUHAN, pasti kita mengasihi sesama--kalau ada loh batu I, maka ada loh batu ke II.
- Kejadian 37: 31
37:31. Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
Jalan keluar yang kedua: jubah--jubah pelayanan--dicelup dalam darah.
Artinya:
- Kisah Rasul 20: 18-20
20:18. Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini:
20:19. dengan segala rendah hatiaku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air matadan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
20:20. Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikanapa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
Arti pertama: pelayanan dengan rendah hati(ayat 19):
- mengakui kekurangan dan kelemahan kita dan jangan diulangi, tetapi ditinggalkan,
- juga mengakui kelebihan orang lain. Memang sakit bagi daging. Mungkin kita yang lebih dulu melayani TUHAN, tetapi yang baru melayani lebih dipakai. Harus bisa mengakui.
- Pelayanan dengan mencucurkan airmata (ayat 19) = pelayanan dengan pengorbanan dan kesungguhan. Melayani TUHAN bukan untuk mencari sesuatu, tetapi berkorban.
- Tidak pernah lalai(ayat 20)= setia berkobar-kobar sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN datang kembali--dan kita akan memiliki pakaian putih berkilau-kilau.
Jangan ragu-ragu! Kalau pakaian dicelup dalam darah, akan menjadi pakaian putih berkilau-kilau.
- Sengsara daging tanpa dosa--percikan darah--supaya kita mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Memang harus sengsara daging, sekalipun bentuknya berbeda-beda, tetapi nilainya sama dihadapan TUHAN--sama-sama sengsara karena Yesus (sengsara tanpa dosa). Bentuk sengsara daging, contohnya: difitnah, 6 hari sudah bekerja tetapi hari Minggu harus datang beribadah, Hari Senin atau Rabu, pulang kantor atau kuliah belum mandi harus ke gereja, dari jauh-jauh harus datang beribadah. Semuanya mengalami salib.
Hasilnya: keubahan hidup.
Kejadian 45: 4-5
45:4. Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
45:5. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
'Marilah dekat-dekat' = memeluk.
Keubahan hidup yang dialami oleh Yusuf adalah dia sudah dibenci dan dijual, tetapi ia balas dengan pelukan. Tidak ada perasaan benci atau mau membalas.
Jadi, keubahan hidup dalam melembut; sama dengan mengampuni dosa orang lain dan melupakan; membalas kejahatan dengan kebaikan.
Kita digembalakan dan menjadi kuat; tidak putus asa, kecewa, dan menyangkal TUHAN sekalipun menghadapi kebencian, kemurtadan, suasana penjara, tetapi kita tetap mengasihi TUHAN lebih dari semua.
Kemudian jubah dicelup dalam darah sampai bisa mengampuni dosa orang lain dan membalas kejahatan dengan kebaikan. Ini adalah sinar kesaksian. Seperti Stefanus dirajam batu sampai mati, tetapi ia berseru: 'Tuhan, ampunilah mereka.'
"Saya baru mengalami mobil dilempar batu, sudah mau lihat orangnya dan heran kenapa mobil dilempar batu. Kacanya tidak pecah, tetapi hati saya seperti dilempar batu. Lalu isteri saya mengingatkan saya soal Stefanus. Saya langsung sadar dan minta ampun kepada TUHAN. Saya ambil batunya dan saya berkata: 'Ampunilah mereka.' Saya malu waktu itu."
Mari kita semakin melembut--semakin diubahkan--, sehingga semakin bersinar dan semakin bersaksi. Kalau ada sinar lemah lembut (membalas kejahatan dengan kebaikan), maka kegelapan tidak bisa masuk; kebencian, kemurtadan dan kedurhakaan tidak bisa masuk.
- Kejadian 39: 2
39:2. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
Jalan keluar yang ketiga: penyertaan TUHAN.
Di atas segala-galanya adalah penyertaan TUHAN. Kalau TUHAN tidak beserta, tidak ada gunanya. Satu waktu TUHAN berkata kepada Musa (Keluaran 33): 'Sana jalan, Aku tidak beserta ke Kanaan, malaikat saja, supaya kamu jangan ditumpas', karena saat itu Israel baru menyembah berhala (Keluaran 32).
Tetapi Musa tidak mau berangkat, kalau TUHAN tidak beserta. Biar ke Kanaan--ke sorga--kalau tidak ada Yesus, semua tidak ada artinya. Tetapi kalau ada Yesus, sekalipun gubuk, kita akan bahagia. Yang menentukan adalah Yesusnya. Tetapi TUHAN baik, disediakan sorga bersama dengan Yesus di takhta-Nya.
Keluaran 33: 3-4
33:3. yakni ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu. Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan."
33:4. Ketika bangsa itu mendengar ancaman yang mengerikanini, berkabunglah mereka dan seorangpun tidak ada yang memakai perhiasannya.
Ancaman paling mengerikanadalah kalau TUHAN tidak beserta. Biar kita ditinggal seorang diri, tetapi kalau TUHAN beserta, kita bahagia. Biarpun banyak orang menerima kita, tetapi kalau TUHAN tidak beserta, benar-benar mengerikan. Mohon penyertaan TUHAN pada malam hari ini.
Bagaimana penyertaan TUHAN terhadap Yusuf?
Kisah Rasul 7: 9-10
7:9. Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,
7:10. dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karuniadan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya.
TUHAN menyertai Yusuf dengan hikmat dan kasih karunia-Nya.
Jika kita seperti Yusuf, yaitu mau tergembala, memiliki jubah dicelup dalam darah--melayani dengan sungguh-sungguh, penuh air mata, dan pengorbanan--, dan mau berubah (melembut)--membalas kejahatan (kebencian, kemurtadan, kedurhakaan) dengan kebaikan--, maka TUHAN menyertai kita dengan hikmat dan kasih karunia TUHAN--bagaikan 2 tangan TUHAN yang diulurkan untuk memeluk kita.
Hasilnya:
- Yusuf menghadap Firaun karena menghadapi masa kelaparan. Hikmat dan kasih karunia TUHAN--dua tangan TUHAN yang diulurkan kepada kita yang tidak berdaya--, untuk menghadapi kelaparan, artinya:
- TUHAN sanggup memeliharakehidupan jasmani kita yang tidak berdaya (terbatas) di tengah kesulitan dunia, sampai zaman antikris. Yakin! Kalau kita tergembala, melayani dengan sungguh-sungguh, jubah mau dicelup dalam darah, mau diubahkan, dan ada penyertaan TUHAN--ada hikmat dan kasih karunia TUHAN, maka dua tangan TUHAN memeluk kita semua.
- TUHAN juga memelihara kehidupan rohani kita lewat pembukaan firman, supaya tidak lapar dan haus; kita mengalami kepuasan sorga, sehingga tidak mencari kepuasan di dunia.
Kalau sudah bisa menikmati firman, kita tidak akan terpengaruh dengan kepuasan dunia.
Kalau mendengarkan firman mengantuk, bahaya, bisa mencari kepuasan di dunia.
- Matius 28: 19-20
28:19. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
28:20. dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamusenantiasa sampai kepada akhir zaman."
Hasil kedua: TUHAN memakai kitadalam kegerakan pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Mulai dari dalam nikah, TUHAN memakai kita.
Layani nikah dengan baik, baru dalam penggembalaan dan antar penggembalaan, sampai tubuh yang sempurna.
"Dalam penggembalaan sudah berat, hari Minggu, Senin, Rabu, Sabtu (kaum muda), masih ditambah ke Malang, Walikukun. Ini luar biasa. Tadi ada kesaksian juga di Malang. Ibadah kunjungan, perhatikan! Kalau di dalam penggembalaan, kita sudah dipelihara--seperti Natanael di bawah pohon ara (daunnya rindang sejuk). Yang lain terkena panas. Dalam penggembalaan sudah enak, tetapi tidak pernah lihat langit. Kalau saya mau egois, maaf jangan dianggap sombong, penggembalaan Malang-Surabaya sudah cukup--enak, tetapi tidak pernah lihat langit terbuka (Yesus turun naik).
Karena itu kalau TUHAN utus, harus keluar--tinggalkan yang rindang-rindang--, dan harus bayar sendiri. Orang mau paksa kirim tiket, saya hanya katakan: 'Kirimkan aja, nanti tiketnya datang, orangnya tidak datang.'
Tadi kesaksian, dia kesulitan mengurus disertasi. Lalu, ia ikut ibadah persekutuan di Jakarta, malah dosennya bingung dan berkata: Jangan cepat-cepat lulusnya', karena ada peraturan bahwa Doktor jangan lulus di bawah 3 tahun. Yang satunya lagi dari IPB, tidak ada pekerjaan juga (tidak ada panggilan pekerjaan). Setelah ikut, ibadah persekutuan di Jakarta, dia dipanggil untuk tes terus dan langsung kerja. Gampang sekali."
Penggembalaan sudah berat, tetapi masih ditambah antar penggembalaan, tetapi langit semakin terbuka, sampai langit benar-benar terbuka saat kedatangan TUHAN kedua kali. Pertolongan dan berkat TUHAN semakin nyata dalam kehidupan kita.
"Pdt In Juwono dan Pdt Pong Dongalemba selalu mengatakan: 'Jangan sampai kepercayaan TUHAN dialihkan pada orang lain--langit tertutup.' Kalau langit sudah tertutup, kita tidak bisa apa-apa. TUHAN tolong kita semuanya."
- Kejadian 39: 21-23
39:21. Tetapi TUHAN menyertai Yusufdan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
39:22. Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.
39:23. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai diadan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Hasil ketiga: TUHAN mampu menjadikan semua berhasil dan indah pada waktu-Nya. Sekalipun kita di penjara--serba terbatas--tidak usah bingung. Kalau TUHAN beserta, Ia yang membuat berhasil dan indah.
Sampai keberhasilan-keindahan tertinggi, saat Ia datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia. Kita layak untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai; kita duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga selama-lamanya.
Sekarang kita menghadapi kebencian, kemurtadan, kedurhakaan yang menghasilkan suasana penjara--kesukaran, kepedihan, keterbatasan, kemustahilan. Inilah yang dihantamkan setan, supaya kita menyangkal dan meninggalkan TUHAN seperti Petrus. Tetapi mari,
tergembala--terima kasih TUHAN, sampai tidak terpisah dengan TUHAN--,
jubah dicelup dalam darah--layani sunguh-sungguh, melembut--, dan
TUHAN akan menyertai kita semua; TUHAN memeluk kita semuanya, sehingga hidup kita menjadi berhasil, indah sampai sempurna.
Secara manusia, Yusuf sudah dipenjara--tidak bisa apa-apa--, tetapi TUHAN membuat semuanya menjadi berhasil dan indah pada waktu-Nya.
TUHAN memberkati.