Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai sejahtera dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.
Tema Ibadah Persekutuan di Sibolga:
Markus 4: 204:20.Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
Ini adalah temanya yaitu
berbuah tiga puluh kali, enam puluh kali dan seratus kali lipat. Ini bicara tentang penaburan benih. Secara rohani, artinya:
penaburan benih firman Allah.
Tujuan dari penaburan benih firman Allah adalah berbuah-buah rohani: tiga puluh kali, enam puluh kali dan seratus kali lipat.
Jadi penaburan benih firman bukan bertujuan untuk membentuk gereja besar, atau supaya kita diberkati dan lain-lain. Bukan itu, tetapi sampai berbuah-buah rohani.
Untuk itu
harus diperhatikan dua hal:
- Hal pertamayang harus diperhatikan: tanah hati.
Di sini ada empat macam tanah hati, salah satunya adalah tanah yang baik, artinya: hati nurani yang baik; hati yang lembut. Itu yang penting. Hati semacam ini yang bisa ditaburi oleh benih firman Allah.
Hati manusia sebenarnya cenderung jahat dan najis seperti pada zaman Nuh.
Untuk mendapatkan hati nurani yang baik, jalannya hanya lewat baptisan air. Tidak ada jalan lain.
Ada hati seperti pinggir jalan, hati yang berbatu dan hati semak duri; ini hati nurani yang tidak baik, firman Allah tidak bisa berbuah-buah sehingga perbuatannya hanya menghasilkan buah-buah kejahatan dan kenajisan. Itu sebabnya perlu tanah hati yang baik.
Dari mana tanah hati yang baik? Manusia dilahirkan, hati nuraninya hanya jahat dan najis seperti zaman Nuh, tetapi bisa mendapatkan hati nurani yang baik lewat baptisan air.
1 Petrus 3: 20-21
3:20.yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21.Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Dulu, hati nurani yang baik itu masuk bahtera Nuh, sekarang dalam kiasannya yaitu masuk baptisan air.
Dulu hanya satu bahtera yang menyelamatkan, yaitu bahtera Nuh. Sekarang juga. Hanya ada satu baptisan air yang menyelamatkanyaitu baptisan air yang benar, artinya: sesuai dengan firman dan kita dibaptis seperti Yesus dibaptis.
Kalau baptisannya sama dengan Yesus, hasilnya atau hatinya juga sama dengan Yesus yaitu hati nurani yang baik.
Kalau baptisannya tidak sama dengan Yesus, hatinya juga tidak sama. Ini jelas!
Matius 3: 16
3:16.Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari airdan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
Sesudah dibaptis, Yesus 'segera keluar dari air'. Ini yang jadi perdebatan, sejauh mana 'keluar dari air'? Diterangkan di dalam Kolose 2: 12.
Kolose 2: 12
2:12.karena dengan Dia kamu dikuburkandalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.
Jelas, baptisan air yang benar--kita dibaptis seperti Yesus dibaptis--adalah kita yang sudah mati terhadap dosa--bertobat--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus sehingga kita bangkit dari dalam air--keluar dari dalam air--bersama Yesus untuk mendapatkan hidup baru--langit terbuka; Roh Allah turun--, yaitu hidup yang diurapi Roh Kudus.
Hidup baru sama dengan hati yang baru; hati yang diurapi oleh Roh Kudus; hati merpati., itulah hati yang tulus dan lembut.
Inilah tempat penaburan benih firman sehingga bisa berbuah-buah rohani: tiga puluh kali, enam puluh kali dan seratus kali lipat.
- Hal keduayang harus diperhatikan: benihnya--benih firman yang ditaburkan juga harus benar, itulah firman pengajaran yang benar, yaitu:
- Tertulis dalam alkitab.
- diwahyukan/diilhamkan oleh TUHAN--dibukakan rahasianya--yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.
Satu ladang--satu tanah--harus satu benih.
Imamat 19: 19
19:19.Kamu harus berpegang kepada ketetapan-Ku. Janganlah kawinkan dua jenis ternak dan janganlah taburi ladangmu dengan dua jenis benih, dan janganlah pakai pakaian yang dibuat dari pada dua jenis bahan.
Perikop: kudusnya hidup--buah kebenaran, buah kesucian.
Ini adalah ketentuan. Di sini letaknya.
Benih firman hanya satu yaitu ki a harus ditaburi dengan satu firman pengajaran yang benar.
Kembali pada zaman Nuh--soal tanah hati--, yang masuk bahtera Nuh adalah empat pasang nikah.
Jadi, satu keluarga, mulai dari suami isteri harus satu baptisan, supaya hatinya sama, yaitu seperti hatinya Yesus.
Kemudian mengenai benih, suami isteri harus ditaburi oleh satu firman pengajaran yang benar.
Kalau tidak, misalnya ada benih positif dan negatif; kalau listrik, positif dan negatif ketemu, akan selalu korslet, tidak mungkin senang hidup itu; hanya bertengkar.
Sebab itu suami isteri harus satu hati--satu baptisan--dan satu benih, supaya pertumbuhannya sama dan menghasilnan buah yang sama, yaitu:
- Berbuah tiga puluh kali lipat= buah kebenaran--Yesus dijual seharga tiga puluh kepting perak untuk membenarkan kita.
- Berbuah enam puluh kali lipat= buah kesuccian.
- Berbuah seratus kali lipat= buah kesempurnaan. Kita menjadi tubuh Kristus yang sempurna--mempelai wanita sorga--yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Mengapa kita harus ditaburi benih sampai berbuah yang rohani?
- Kalau tidak berbuah, nasibnya hanya seperti pohon ara yang tidak berbuah, yang ditanam di pinggir jalan. Hanya dikutuk oleh TUHAN.
Kalau tidak berbuah yang rohani, hidup ini hanya ditaburi ilmu di dunia, gaji, kekayaan dan lain-lain. Boleh saja, tetapi kalau tidak ditaburi benih dan kita tidak berbuah yang rohani, semua itu percuma. Hidupnya hanya seperti pohon ara yang ditanam di pinggir jalan, tidak berbuah sehingga dikutuk.
Dikutuk, artinya: hidupnya letih lesu, berbeban berat, susah payah, pahit getir, sampai binasa.
Ini jawaban pertama mengapa kita harus ditaburi benih firman; mengapa kita hars mendengar firman dan berbuah.
- Yang kedua: kalau ditaburi benih kita bisa berbuah kebenaran, kesucian, sampai buah kesempurnaan untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kalidi awan-awan yang permai.
Mari, satu keluarga satu tanah--satu baptisan--dan satu benih--satu pengajaran--, supaya buahnya sama yaitu untuk kesempurnaan; untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali, tidak ada yang ketinggalan.
- Yang ketiga: harus terjadi penaburan benih sampai berbuah yang rohani, untuk menghadapi kelaparan dobel di akhir zaman:
- Kelaparan jasmani.
Kejadian 26: 1-2, 12
26:1.Maka timbullah kelaparandi negeri itu. --Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin.
26:2.Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu.
26:12. Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.
Kelaparan ini terjadi dari zaman ke zaman sampai zaman akhir.
Antikris semakin berkuasa, kita orang kristen semakin sulit; orang dunia semakin gampang. Antikris berkuasa 60%, kita tinggal 40%, begitu seterusnya sampai antikris berkuasa 100%, habislah kita--kelaparan akan terjadi.
Apa yang TUHAN katakan kepada Ishak utnuk mengatasi kelaparan? (ayat 12) TUHAN beri jalan yaitu 'Janganlah pergi ke Mesir', artinya kelaparan jasmani atau krisis ekonomi dan kesulitan di segala bidang tidak bisaditanggulangi dengan cara:
- Menggunakan cara duniawi: ijazah, modal, pangkat dan sebagainya. Memang antikris yang membuat itu semua.
- Menghalalkan cara seperti di dunia. Justru makin hancur.
Satu-satunya caraadalah harus berada dalam penaburan benih yang menghasilkan buah seratus kali lipat, itulah penaburan benih firman.
Jadi, apapun yang kita gunakan harus ditambah dengan penaburan benih firman Allah. Kalau berbuah seratus kali, kita baru bisa mengatasi kelaparan jasmani.
Juga terjadi pada murid-murid saat Petrus menangkap ikan pertama kali; ia menggunakan kepandaian, pengalaman--dia memang nelayan--, waktu, tenaga semalam-malaman, tetapi ia tidak menangkap apa-apa. Itu gambarannya, karenra itu TUHAN katakan: 'Janganlah pergi ke Mesir'. Jangan hanya mengandalkan dari dunia! Tidak bisa! Sebab dunia dikuasai oleh antikris.
Waktu itu--siang hari--TUHAN katakan: Tebarkan jalamu. Ini menunjuk pada penaburan benih--ada firman. Petrus mengikuti firman yang tidak cocok dengan kepandaian dan pengalamannya; ia lebih percaya Yesus dari pada yang di dunia. Ia menebarkan jala dan berhasil.
Keadaan Ishak dan Petrus sama dengan keadaan kita di akhir zaman. Kelaparan dan krisis akan lebih dahsyat secara jasmani. Semua boleh dipakai--ijazah dan lain-lain--tetapi harus disertai dengan penaburan benih firmanyang menghasilkan buah seratus kali lipat. Ini jalan keluar yang paling tepat.
Mari, kuliah yang keras, kerja yang keras, tetapi jangan lupa ditambah dengan penaburan benih ffirman; ini yang menentukan semuanya. Tanpa penaburan firman, satu waktu akan berada di titik jenuh dan gagal total, tidak bisa lagi. Tetapi kalau ada penaburan firman, akan selalu berhasil menghadapi krisis di dunia.
- Kelaparan rohani. Ini yang lebih dahsyat.
Amos 8: 11-14
8:11."Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman TUHAN ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparanke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
8:12.Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.
8:13.Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus;
8:14.mereka yang bersumpah demi Asima, dewi Samaria dan yang berkata: Demi allahmu yang hidup, hai Dan! serta: Demi dewa kekasihmu yang hidup, hai Bersyeba! mereka itu akan rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi."
'tetapi tidak mendapatnya'= satu waktu tidak ada kesempatan untuk membaca firman dan mendengar firman seperti saat ini; sekarang ini saatnya.
Kelaparan rohani lebih dari pada kelaparan jasmani. Ini yang ngeri.
Tanda utama kelaparan rohaniadalah tidak puas. Kalau rohani ini lapar/haus, rohani menjadi tidak puas sehingga:
- Selalu bersungut-sungut, menyalahkan orang lain, memfitnah, bergosip dan lain-lain.
Ini sudah salah dalam perkataan; jatuh dalam dosa perkataan.
- Kalau dilanjutkan, ia akan mencari kepuasaan di dunia sehingga jatuh dalam dosa perbuatan sampai puncaknyayaittu: dosa makan minum dan kawin mnegawinkan. Ini kembali pada zaman Nuh. Karena itu hati ini ditata dulu lewat baptisan air.
Kalau baptisannya belum dikubur seperti Yesus, berarti belum dibaptis. Kalau baptisannya sudah benar, baik, tetapi hasilnya apa ada hati nurani yang baik; apakah bersedia ditanami satu beiih firman pengajaran yang benar sampai bisa berbuah?
Kalau sudah berbuah, kita bisa puas--kita makan buah. Tetapi kalau tidak ada buah, akan mengalami kelaparan, tidak ada kepuasan sehingga jatuh dalam dosa perkataan dan perbuatan sampai puncaknya:
- Dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
Itu gambaran itidak puas; tanah hatinya kosong, sehingga ia mencari kepuasan di dunia.
Betapa susahnya orang tua kalau anak-anak begitu. Susah sekali, tetapi itulah ketidakpuasan.
- Sampai dosa kawin mengawinkan. Ngeri!
Dosa kawin mengawinkan yaitu:
- Percabulan antara lakii-laki dengan perempuan yang bukan suami isteri sah.
- Penyimpangan seks (laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuana).
- Kawin campur, kawin cerai, dan kawin mengawinkan.
Satu gambaran di alkitab untuk kita bangsa kafir adalah seperti perempuan Samaria yang lima kali kawin cerai. Bayangkan! Jangan pernah berpikir: Saya mau bercerai, cari yang lain pasti bagus. Baca ayat! Lima kali kawin cerai tetapi tidak puas. Yang keenam bukan suaminya lagi, mungkin sudah yang keseribu, tidak ada kepuasan di dalam dosa.
Kepuasan kita rasakan kalau ada firman di dalam hati.
Jangan ditipu oleh dosa!
Ini akibatnya kalau tidak ada firman, yaitu jatuh dalam dosa perkataan. Di rumah tangga mulai bersungut dan saling menyalahkan. Mari, kembali pada penaburan firman! Tidak ada yang lain.
'Janganlah pergi ke Mesir'=> kalau ke Mesir: Cerai saja; introspeksi diri dulu, pisah ranjang dulu! Bodoh sekali! Tidak bisa! Kembali pada penaburan benih!Itu jalan keluarnya apapun yang kita hadapi! Jangan pakai logika dan cara manusia atau dunia!
Celakanya, kalau sudah jatuh dalam dosa makn minum dan kawin mengawinkan, bisa tidak bangkit-bangkit lagi; tidak bisa bertobat; binasa karena:
- Ia menolak firman--firman dianggap terlalu keras, terlalu lama dan lain-lain--,
- atau waktunya sudah tidak ada lagi--pemberitaan firman sudah tidak ada lagi. Satu waktu firman akan ditarik dari udnia.
Dua hal ini yang menyebabkan rebah. Seperti orang lumpuh 38 tahun--sudah ikut KKR, tetapi tetap lumpuh karena tidak ada pemberitaan firman, tetapi hanya bercanda dan lain-lain, bukan benih yang benar; yang najis tetap najis. TUHAN tolong kita.
Hari-hari ini, terutama kaum muda, hargailah setiap penaburan benih firman Allah!Ini akan dicari satu waktu; semua akan mencari. Hargai sungguh-sungguh!
Amos 8: 5
8:5.dan berpikir: "Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu,
Mengapa anak TUHAN/hamba TUHAN/pelayan TUHAN bisa jatuh dalam kelaparan rohani?Gejalanya: 'mengecilkan efa, membesarkan syikal'--timbangannya palsu di hadapan TUHAN.
Artinya: syikal adalah timbangan untuk uang--perkara jasmani--; efa untuk gandum--firman Allah.
Neraca palsu: syikalnya lebih berat, gandumnya kalah terus. Ini gejala kelaparan.
"Termasuk kami hamba TUHAN, tidak mau sibuk dalam penaburan benih--tidak mau berkhotbah. Lau mau apa? Maaf, saya hamba TUHAN 100%, fulltimer, tidak kerja dan lain-lain, tetapi tidak mau sibuk dalam penaburan benih, lalu apa pekerjaannya? Ke syikal--menghitung uang. Bahaya! Kalau hamba TUHANnya sudah pakai neraca palsu, apakah jemaatnya tidak palsu semua? Ini yang sangat berbahaya! Hari-hari ini sangat berbahaya!
Karena itu Lempin-El, perhatikan! Kita hamba TUHAN 100%, tidak ada tugas kita yang lain. Tugas nomor satu adalah penaburan benih ditambah doa. Boleh membesuk tetrapi jangan mengganggu penaburan benih firman.
di Surabaya, saya seringkali pulang ibadah ke rumah sakit. Terkadang harus ke rumah sakit di Malang, jam dua belas malam saya datang dari Surabaya, bisa. Orangnya tidur, saya kasih di tissue: tadi malam saya datang jam sekian. Boleh, yang sangat perlu harus dibesuk juga, tetapi jangan mengganggu penaburan benih! Itu tugas kita. Kalau tidak, akan terjadi nerasa palsu."
Kita kerja keras, bagus, tetapi bagaimana untuk menerima firman? Apa kalah terus? Jangan! Berat hidup itu nanti.
Di sini bisa disimpulkan, pelayan TUHAN/hamba TUHAN/anak TUHAN bisa masuk dalam kelaparan rohani karena:
- Sikap hidupnya salah, yaitu banyak mengejar perkara jasmani lebih dari pada perkara rohani; mengutamakan perkara jasmani leibh dari pada perkara rohani--meremehkan atau mengecilkan perkara rohani.
Ini sikap hidupnya
salah! Nanti ia akan masuk kelaparan--puncak kelaparan adalah pada zaman antikris.
Mau kejar yang jasmani, silahkan, tetapi jangan sampai mengorbankan yang rohani.
Esau menangis meraung-raung karena ia mengorbankan perkara rohani.
Jangan mengorbankan perkara rohani: ibadah pelayanan dan penaburan benih!
- Sikap ibadahnya juga salah, yaitu banyak gereja TUHAN yang justru mengecilkan firman, tetapi hanya menampilkan kemakmuran dan hiburan jasmani.
Dua hal ini, kalau belajar dari timbangan palsu. Hidupnya palsu dan ibadahnya palsu--sikap ibadahnya salah--, yaitu banyak gereja TUHAN yang sangat mengecilkan firman, tetapi hanya menampilkan kemamkuran dan hiburan jasmani, sheingga kita sia-sia beribadah melayani TUHAN, karena kita masuk dalam kelaparan. Ini tidak menampilkan firman tetapi kemakmuran dan hiburan jasmani--tidak mengutamakan penaburan benih firman.
Bayangkan! Semua kegiatan itu dari kita seperti menyanyi dan bersaksi--bukan tidak boleh--, TUHAN disuruh dengar. Katanya beribadah pada TUHAN tetapi kita yang bicara dan TUHAN disuruh dengar. Ini terbalik, TUHAN yang beribadah pada kita.
Seharusnya kita yang diam dan TUHAN yang bicara terus. Dibalik sekarang ini, kita bicara teru, TUHAN diberi sedikit saja bahkan disuruh diam. Ini sikap ibadah yang salah dan akan jatuh dalam kelaparan--tidak mengalami kepuasan.
"Sekarang masalah apa saja ada di dalam gereja, sampai masalah paling memalukan yaitu masalah uang, masalah warisan. Ini memalukan. Ini gambaran tidak puas, sampai jatuh dalam dosa-dosa.
Sekarang sudah biasa, mau main musik, mau berkhotbah, punya isteri dua, biasa, yang penting bisa khotbah dan sumbangannya banyak. Termasuk saya juga diperiksa. Orang tidak berimanpun boleh main musik, yang penting pintar supaya menarik orang. Sudah tidak ada lagi nilai rohani karena tidak ada peanaburan benih firman."
Mari kita sungguh-sungguh hari-hari. Jangan curang! Neraca harus jujur; jasmani dan rohani harus seimbang, bahkan harus menitikberatkan perkara rohani dari pada yang jasmani, karena antikris juga sudah berkembang.
Mari, titik beratkan pada yang rohani! Antikris semakin berkuasa, tidak apa-apa, kita juga lebih lagi dalam perkara rohani, sampai ia berkuasa 100%, kita sudah 0 di dunia, tetapi sudah 100% rohaniya; kita bisa bersama TUHAN dan bisa disingkirkan.
Sekali lagi, jangan ada neraca palsu, tetapi jasmani dan rohani harus seimbang, bahkan di akhir zaman kita harus menitikberatkan perkara rohani lebih dari pada yang jasmani; mengutamakan perkara rohani dari pada yang jasmani, sehingga kita tidak jatuh dalam kelaparan jasmani dan rohani.
Titik beratkan pada penaburan benih firman--perkara rohani dalam ibadah--! Kita tidak akan jatuh dalam kelaparan jasmani, TUHAN bela kita, dan kita tidak jatuh dalam kelaparan rohani; Ia memelihara kita secara dobel yaitu secara jasmani dan rohani.
Contoh: Eutikhus. Ini gambaran kehidupan yang neracanya palsu.
Kisah Rasul 20: 7-12
20:7.Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicaradengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.
20:8.Di ruang atas, di mana kami berkumpul, dinyalakan banyak lampu.
20:9.Seorang muda bernama Eutikhus duduk di jendela. Karena Paulus amat lama berbicara, orang muda itu tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya ia tertidurlelap dan jatuh dari tingkat ketiga ke bawah. Ketika ia diangkat orang, ia sudah mati.
20:10.Tetapi Paulus turun ke bawah. Ia merebahkan diri ke atas orang muda itu, mendekapnya, dan berkata: "Jangan ribut, sebab ia masih hidup."
20:11.Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; habis makan masih lama lagi ia berbicara, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat.
20:12.Sementara itu mereka mengantarkan orang muda itu hidup ke rumahnya, dan mereka semua merasa sangat terhibur.
'Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam'= pemberitaan firman sampai tengah malam.
"Saya juga pernah ibadah sampai jam sebelas malam lewat karena pesawatnya telat, waktu itu ke Pekanbaru. Ibadah dimulai jam tujuh, saya ditunggu, baru tiba jam sepuluh malam, baru khotbah. Tetapi orang tidak lari, sudah menyanyi sejak jam tujuh, udaranya sudah tidak tahu bagaimana, masuk sudah panas. Tetapi orang mendegarkan firman sampai jam setengah dua belas malam. Saya tiba di hotel jam dua belas lebih, baru makan malam. Waktu itu cuaca buruk di Malang, pesawat tidak bisa terang, jadi kejar ke Surabaya, ternyata sudah ditinggal dan menunggu sampai malam. Di sini juga, pemberitaan firman sampai tengah malam."
'Eutikhus duduk di jendela'= ini sudah salah, karena TUHAN perintahkan duduk di rumput, tetapi dia duduk di jendela--mau lebih tinggi.
'Karena Paulus amat lama berbicara' => ini yang sering terjadi, dikatakan: pengajaran itu terlalu lama, terlalu keras dan sebagainya, padahal yang terlalu itu dagingnya.
Hati-hati! Nubuat dari Amos sudah digenapkan di dalam Eutikhus.
Sebenarnya arti nama dari Eutikhus itu bagus, yaitu: beruntung. Tetapi ia curang. Inilah gambaran dari orang kristen yang curang-neracanya curang. Dia beruntung, tetapi neracanya curang. Jangan sampai untuk untung seratus rupiah kita curang; hilang keselamatan, padahal TUHAN katakan: Apa gunanya kamu mendapatkan seluruh dunia tetapi jiwamu tidak selamat? Sudah untung seratus tetapi berdusta dengan bilang: Rugi. Itu cara dunia! Jangan sampai terjadi! TUHAN tolong kita semua.
Ini adalah contoh kehidupan hamba/pelayan TUHAN yang neracanya curang. Sudah dinubuatkan di kitab Amos, lalu terjadi di kitab Kisah Rasul--gereja hujan awal--, dan nanti akan terjadi lagi pada zaman kita--gereja hujan akhir.
Apa neraca curang itu?Tidak menghargai penaburan benih firman, sheingga jatuh dan mati--jatuh dari lantai tiga dan mati. Ini yang seringkali terjadi.
Wkatu itu rasul Paulus memberitakan firman Allah berlangsung sampai tengah malam bahkan sampai fajar menyingsing.
Artinya: ini adalah pemberitaan firman Allah yang menampilkan pribadi Yesus sebagaii Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga yang akan datang kembali kedua kalil di awan-awan yang permai. Inilah yang disebut dengan kabar mempelai.
Matius 25: 6
25:6.Waktu tengah malamterdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!Songsonglah dia!
Ada firman penginjilan--kabar baik--, yang memberitakan kedatangan Yesus pertama kali, supaya kita percaya, bertobat, dan baptisan air. Sudah selesai. Tetapi harus dilanjutkan dengan kabar mempelai, yang memberitakan kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga-tidak kena mengena lagi dengan dosa--untuk menyempurnakan kita semua. Ini yang disebut dengan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua untuk menycikan kita semua gereja TUHAN sampai sempurna seperti Yesus dan bisa menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali di awan-awan--fajar menyingsing.
Inilah pemberitaan firman TUHAN: dari tengah malam sampai fajar menyingsing.
Tengah malam= keadaan yang paling gelap, paling jahat, paling najis dan paling sulit. Yang dibutuhkan hanya satu suara: 'Mempelai datang!Songsonglah dia!'
Ini yang didoakan. Ada firman penginjilan untuk jiwa-jiwa baru, tetapi setelah itu harus ada pengajaran untuk mempersiapkan kita menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan, kita bersama Dia selama-lamanya. Pemberitaan firman juga harus dobel!
Jika di dalam sidang jemaat ada pemberitaan kabar mempelai--firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua--, sidang jemaat akan selalu berada dalam kebangunan rohani; tidak tidur, tetapi berjaga-jaga terus karena kedatangan Yesus--waktu kedatangan-Nya--seperti pencuri di tengah malam, tidak ada yang tahu. Harus bangun terus; berjaga-jaga--selalu aktif. Rohani kita harus berjaga-jaga terus lewat pemberitaan kabar mempelai, sehingga kita tidak ketinggalan saat Yesus datang kembali kedua kali, sekalipun waktukedatangan Yesus seperti pencuri.
Itu gunanya firman pengajaran, yaitu untuk membangunkan kita: 'Lihat, Mempelai datang!'
Memang keras dan tajam, tetapi untuk menbangunkan. Jangan lengah!
Tadi ada pemberitaan firman, seharusnya bangun terus, tetapi sikap Eutikhus yang menentukan.
Kisah Rasul 20: 9
20:9.Seorang muda bernama Eutikhus duduk di jendela. Karena Paulus amat lama berbicara, orang muda itu tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya ia tertidurlelap dan jatuh dari tingkat ketiga ke bawah. Ketika ia diangkat orang, ia sudah mati.
Kenapa dia malah mengantuk, tidur, jatuh dan mati? Sikap dari Eutikhus adalah duduk di jendela. Itu adalah sikap yang salah dalam mendengar firman. Firmannya sudah benar--kabar mempelai/firman pengajaran untuk membangunkan kita; untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali--, tetapi sikapnya yang salah yaitu duduk di jendela saat pemberitaan kabar mempelai.
Artinya:
- Tidak menghargai firman.
- Di jendela ada perkara luar--bukan hanya rohani saja. Kalau lebih condong ke firman, akan jatuh ke dalam, tetapi kalau condong ke luar, akan jatuh ke luar.
Jadi pengertian duduk di jendela yang kedua: lebih mengutamakan perkara jasmani lebih dari firman, sehingga jatuh ke luar, ke perkara jasmani--di dalam perkara rohani, di luar perkara jasmani. Karena terlalu perhatian pada perkara di luar, akhirnya jatuh ke luar.
Mari sungguh-sungguh lebih mengutamakan yang rohani! Bukan tidak boleh mau berbuat apa saja--yang penting sesuai friman--, tetapi jangan mengganggu perkara rohani, sebab nanti bisa jatuh ke luar.
- Pengertian ketiga: tidak mantap di dalam penggembalaan--tidak duduk di rumput, tetapi di jendela--tetapi terpengaruh oleh angin pengajaran lain--di luar banyak angin--: gosip -gosip yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Mari hati-hati! Hari-hari ini jangan sampai terpengaruh oleh ajaran lain!
"Hati-hati dengan gosip sekarang ini. Gosip lewat media sosial, saya sampai heran kok bisa hamba TUHAN dan pelayan TUHAN berbuat begitu. Macam-macam sekarang.
Kaum muda, kalau sikapmu duduk di jendela: tidak menghargai firman, lebih condong pada perkara jasmani dari pada yang rohani dan tidak mantap dalam penggembalaan, maaf, kamu sedang membuang-buang waktu dan masa mudamu!Sungguh-sungguh! Masa muda yang indah dibuang begitu saja. Jangan! Sungguh-sungguh!
Saya sudah mengalami, saya diizinkan TUHAN tinggal di gereja sekalipun saya bukan hamba TUHAN. Kalau menggunakan waktu sungguh-sungguh di rumah TUHAN--bukan berarti nanti tinggal di Malang semua, apalagi di sini masih kontrak, tidak boleh--, TUHAN tidak pernah menipu, sampai hari ini saya saksikan. Meskipun jalannya ada sengsara dan lain-lain, tetapi tetap TUHAN tidak pernah menipu. Tetapi kalau kita mau cari enaknya daging, kita sdang membuang masa muda."
Tadi, sikapnya salah sehingga jatuh dalam kelaparan.
Tanda-tanda kelaparansudah melanda Eutikhus:
- Bosan, malas, atau mengantuk saat mendengar firman; bosan dalam ibadah pelayanan. Itu tanda-tanda sudah lemah imannya. Hati-hati!
- Kalau dilanjutkan akan tertidur--non aktif; tidak bisa lagi dan tidak mau masuk dalam aktifitas rohani; tidak mau beribadah melayani, tidak mau mendengar firman, sampai satu waktu tidak bisa lagi masuk dalam perkara rohani.
Ngeri! Kalau sudah tidak mau dan tidak bisa masuk dalam perkara rohani, ia akan jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa.
Kita semua, kalau sikap dalam mendengar firman sudah salah, yaitu duduk di jendela--bukan di rumput--, kita akan mulai mengantuk, tertidur dan jatuh dalam dosa perkataan dan perbuatan sampai puncaknya dosa. Akhirnya mati: mati masa depan, menghadapi kemustahilan, sampai kematian rohani yang membawa pada kebinasaan.
Apapun keadaan kita pada siang yang berbahagia ini, yang sudah diberkati hati-hati. Yang mungkin seperti Eutikhus: sudah mati rohani, enjoydalam dosa, tidak bisa dinasihati, malah menantang, itu sudah bahaya, sudah terpisah dari TUHAN dan sesama, sampai mencapai kematian kedua di neraka selamanya.
Tetapi bersyukur rasul Paulus merebahkan diri dan mendekap.
Kisah Rasul 20: 10
20:10.Tetapi Paulus turun ke bawah. Ia merebahkan dirike atas orang muda itu, mendekapnya, dan berkata: "Jangan ribut, sebab ia masih hidup."
Rasul Paulus sebagai gembala manusia berusaha untuk menolong Eutikhus yang sudah mati.
Merebahkan diri dan mendekap= memberitakan seluruh bobot firman pengajarankepada kita semua. Ini usaha seorang gembala. Harus sungguh-sungguh kalau melihat keadaan jemaat yang sudah banyak jatuh, merosot, sampai mati rohani. Harus berusaha sungguh-sungguh lewat doa puasa, doa semalam atau apapun untuk bisa mendekap dan memeluk Eutikhus--memberitakan seluruh bobot firman Allah.
Bagaimana menolongnya?
- Kembali pada posisi yang benar, jangan duduk di jendela! Biarlah pemberitaan firman mengalihkan kita dai posisi/sikap yang salah--duruk di jendela--menjadi duduk di rumput--mantap dalam penggembalaan yang benar. Kalau sudah duduk di rumput, kita tidak bisa jatuh, siapapun kita. Perhatikan pengggembalaan!
- Kemudian berbaring--'dibaringkan-Nya aku di padang rumput yang hijau.'
Bukan hanya mantap dalam penggembalaan, tetapi tambahkan dengan berbaring!
"Inilah pemberitaan firman.
Saya sebagai gembala juga berusaha sungguh-sungguh untuk memberitakan firman. banyak kesibukan saya, doakan saya sungguh-sungguh, supaya dalam pemberitaan firman seluruh bobot firman bisa diberitakan untuk membawa kita kembali pada posisi yang benar, yaitu duduk di rumput--mantap dalam penggembalaan yang benar--dan berbaring."
Berbaring= menikmati penggembalaan yang benar. Jangan mengomel dan lain-lain! Kalau sudah bisa berbaring, tidak ada lagi letih lesu dan beban berat, tetapi hidup menjadi enak dan ringan.
Tadi, kalau duduk--mantap--, mau diapakan juga kita tidak akan bisa jatuh; jangankan oleh manusia, setannpun tidak bisa menjatuhkan.
Kemudian, berbaring--sungguh-sungguh menikmati penggembalaan yang benar.
Kaum muda perhatikan! Menikmati penggembalaan yang benar, sehingga tidak ada letih lesu dan bban berat tetapi hidup kita menjadi enak dan ringan.
- Sampai didekap oleh tangan Gembala Agung.
Tadi gembala manusia berusaha mendekap, tetapi tangan manusia terbatas.
"Saya kadang-kadang berusaha menelepon, membesuk, supaya jemaat datang lagi; berusaha menyampaikan firman, tetapi seringkali tidak berhasil, tetap tidak datang, malah jauh. Saya hanya sedih dan menangis, berdoa setiap saat kepada TUHAN. Itu tangan saya untuk mendekap, seringkali tidak sampai. Tetapi di sini ada tangan Gembala Agung."
Sampai kita berada di dalam pelukan tangan Gembala Agung, itulah penggembalaan. Jangan duduk di jendela, tetapi di rumput sampai didekap oleh tangan anugerah yang besar dari Gembala Agung!
Sekalipun keadaan kita sudah mati, mustahil dan hancur-hancuran dan sebagainya, kalau mau kembali pada posisi yang benar: duduk di rumput, berbaring (nikmati penggembalaan), sampai penyerahan sepenuh, kita akan didekap tangan Gembala Agung.
Didekap artinya kita mengulurkan tangan pada TUHAN dan Dia mengulurkan tangan kepada kita--kita didekap tangan TUHAN.
Gembala yang baik rela menyerahkan nyawa di kayu salib untuk domba-domba-Nya. Yang sudah matipun bisa bangkit. Ia yang hidup rela mati supaya yang mati menjadi hidup--kita didekap oleh Dia.
Mari, pada kesempatan siang ini, apa yang sudah mati? Ekonomi mati, perkara jasmani sudah mati/mustahil, kesehatan, studi atau apapun yang sudah mati? Kalau sudah mati mau apa lagi? Hanya ada satu jalan!Kembali dalam dekapan tangan Gembala Agung!Itu saja.
Kembali duduk di rumput, kembali berbaring, sampai menyerah sepenuh--didekap--!
Mati jamsani, rohani, nikah dan buah nikah hancur sampai mati, kembali semua dalam dekapan tangan TUHAN! Menghadapi nikah dan buah nikah yang hancur; sudah serasa mati, mari kembali!
Jangan banyak bicara, tetapi duduk saja! Kalau banyak bicara, akan tambah hancur. Duduk saja! Berbaring saja sambil mengangkat tangan--menyerah pada TUHAN--!
"Setiap saat saya melihat siapa yang tidak datang. Saya berusaha untuk mendoakan. Saya paling takut kering dan merosot. Jangan terjadi! Kalau lapar dan sebagainya aku masih mau, tetapi jangan kering, minta ampun saya. Kalau harus capek tidak apa-apa, tetapi jangan sampai kering. Kalau kering, percuma semua."
Tetapi kalau sudah kering dan sebagainya, secara rohani sudah jatuh dalam dosa dan sebagainya, kembali pada dekapan tangan TUHAN! TUHAN akan menghidupkan kita kembali. Kita kembali hidup benar dan suci, sampai satu waktu kalau TUHAN datang kembali, kita sempurna bersama Dia.
Mari, semuanya kembali. Duduk, berbaring dan ulurkan tangan pada TUHAN! Biar kita didekap oleh tangan TUHAN. Apa yang sudah mati bisa hidup kembali. Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. TUHAN menolong, sampai kita sama mulia dengan Dia. Kita sungguh-sungguh bersama dengan Dia selama-lamanya.
Serahkan semua kepada TUHAN sampai kita didekap/dipeluk oleh Dia! Kita sungguh-sungguh bersama Dia.
Kembali pada TUHAN!
Sudah tidak bisa apa-apa, seperti Eutikhus yang mati, saatnya kita didekap oleh Dia. Kembali pada dekapan tangan TUHAN!
Suami tidak tahu, isteri tidak tahu, anak tidak tahu, orang tua tidak tahu, kakak adik tidak tahu, jangan marah. Saatnya untuk kembali dalam dekapan tangan TUHAN; tangan kasih anugerah yang besar. Kaum muda, serahkan semua! Mata hanya mmandang Dia--seperti bayi didekap ibunya, matanya hanya memandang ibunya, mulutnya hanya berseru pada ibunya, bukan pada yang lain.
Saat kita tidak sanggup lagi, kita hanya mengangkat tangan kepada Dia; hanya memandang Dia, hanya berseru kepada Dia. Berseru dan berserah kepada Dia! Yang berhasil tetap dipeluk, yang gagal seperti Eutikhus juga dipeluk oleh TUHAN sampai ke lantai tiga--sampai kepada kesempurnaan.
TUHAN memberkati.