Matius 24:29-31adalah keadaan pada waktu kedatangan Yesus kedua kali:
- Matius 24:29, terjadi kegoncangan dan kegelapan melanda bumi, baik di bidang jasmani maupun di bidang rohani.
- Matius 24:30, Yesus tampil dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga di awan-awan yang permai, untuk menolong gereja Tuhan menghadapi badai maut di bumi.
- Matius 24:31.
Kita masih berada pada keadaan pertama dan kedua.
Ada 2 macam kuasa kemuliaan Tuhan:- Kuasa kemuliaan di atas gunung.
- Kuasa kemuliaan dalam dua sayap burung nazar = kuasa kemuliaan dalam firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus.
Kita bahas kuasa kemuliaan yang kedua.
Filipi 3:13-14Kalau manusia tidak mencapai kesempurnaan, maka akan masuk dalam badai maut.
Syarat mencapai kesempurnaan:- Melupakan apa yang di belakang = jangan menoleh ke belakang = ingat istri Lot.
- Berlari-lari.
Istri Lot adalah gambaran gereja Tuhan yang sudah selamat, tetapi tidak mencapai kesempurnaan sebab menoleh ke belakang, dan akibatnya adalah menjadi tiang garam, garam yang tawar. Sama seperti Israel yang diselamatkan, tetapi tidak masuk Kanaan.
Menoleh ke belakang artinya:
- Ada ikatan Sodom dan Gomora.
Mulai dengan ikatan kekayaanSodom dan Gomora = keinginan jahat = keinginan akan uang.
Prakteknya sekarang adalah:
- Mencari uang, ijazah, sampai meninggalkan ibadah pelayanan. Kalau terbentur kuliah atau pekerjaan, harus digumulkan dan didoakan.
- Mencuri milik Tuhan, yaitu perpuluhan dan persembahan khusus.
Tuhan bukan ingin uang kita, tetapi Dia ingin kita terlepas dari ikatan Sodom dan Gomora (Kejadian 14:19-23).
Perpuluhan adalah pengakuan bahwa kita sudah diberkati Tuhan, kita hidup dari Tuhan.
Selain ikatan kekayaan, juga ada ikatan dosaSodom dan Gomora, yaitu dosa kawin-mengawinkan dan dosa makan minum.
Jika gereja Tuhan mempertahankan ikatan Sodom dan Gomora, maka semakin jauh mengikut Tuhan akan semakin terasa.
- Tidak taat, tidak dengar-dengaran pada firman Tuhan = sombong = menantang Tuhan.
Seperti Hawa sombong dan makan buah terlarang, sehingga dibuang ke bumi. Di jaman Nuh banyak orang tidak dengar-dengaran sehingga dilanda air bah dan hanya 8 orang yang selamat. Di jaman Lot, istri Lot menjadi tiang garam, garam yang tawar.
Tiang garam = kehidupan tanpa urapan Roh Kudus = manusia daging yang sedang dibusukkan oleh ulat-ulat bangkai, virus-virus dosa. Garam yang tidak asin lagi tidak punya kemampuan untuk membunuh virus-virus dosa.
Praktek hidup garam yang tawar:
- Hatinya tawar, kecewa, putus asa, atau bahkan bangga.
Tawar hati itu seperti orang yang terkena penyakit AIDS, tidak punya daya tahan lagi. Seringkali tawar hati ini dalam:
- Ibadah pelayanan (II Korintus 4:1), ini terjadi sebab merasa hebat, merasa mampu. Sebaliknya, kalau merasa bisa melayani hanya karena kemurahan Tuhan, maka tidak akan pernah tawar hati dalam pelayanan, melainkan akan setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
- Rumah tangga (Kolose 3:21).
Di sini anak-anak menjadi tawar hati sebab dirinya sendiri tidak taat pada orang tua, atau karena jodoh. Orang tua juga membuat anak-anak menjadi tawar hati kalau memaksakan kehendaknya sendiri yang tidak sesuai firman pada anak. Mungkin anak itu menurut, tetapi hidupnya akan tawar, tidak bahagia; atau anaknya melawan, sehingga sama-sama tawar. Atau juga orang tua menuruti keinginan anak yang tidak sesuai firman, mungkin sekarang senang hidupnya, tetapi nanti akan tawar.
Suami istri akan menjadi tawar jika suami tidak mengasihi istri, atau istri tidak tunduk pada suami.
- Di tengah kesesakan, di tengah badai maut (Amsal 24:10).
- Kolose 4:6, perkataan tawar = perkataan yang sia-sia, yang tidak menjadi berkat bagi orang lain, yang melemahkan orang lain, gosip, fitnah; dan ini harus dipertanggungjawabkan saat kedatangan Tuhan kedua kali.
- Galatia 5:19-21, perbuatan tawar = perbuatan daging.
Matius 5:13
Nasib garam yang tawar adalah hanya untuk diinjak-injak oleh antikris selama 3,5 tahun.
Memang ada kemungkinan kecil, sekecil lubang jarum, bahwa di jaman antikris tetap bertahan untuk menyembah Tuhan, tidak menyangkal Yesus, maka ia akan disiksa dalam siksaan dahsyat, sampai dipancung, untuk mengasinkan dirinya dengan darahnya sendiri. Maka ia akan selamat dan disempurnakan. Tetapi kemungkinan besar adalah menyembah antikris, dan binasa untuk selama-lamanya.
Proses garam tawar menjadi garam asin:
- Markus 9:49-50, berdamai, yaitu saling mengaku dan saling mengampuni.
Mengaku dosa adalah dengan jujur, mengampuni adalah dengan tulus dan jangan diungkit-ungkit lagi. Berdamai = mematikan virus dan ulat dosa, sehingga hati menjadi damai dan kita mengalami urapan Roh Kudus, garam itu mulai menjadi asin.
- Baptisan air (Matius 3: 16; Roma 6: 4) = kalau baptisan airnya benar seperti Yesus dibaptis, maka Roh Kudus akan mengurapi kita dan membuat garam itu menjadi asin. Dan lewat baptisan air ini, maka ulat dan virus dosa akan dikuburkan, sehingga kita bangkit dan hidup dalam kebenaran. Dan satu waktu kita akan mengalami merpati datang, kepenuhan Roh Kudus, lebih dari sekedar urapan Roh Kudus.
- lewat doa penyembahan = proses perobekan daging untuk memantapkan dan mempermanenkan urapan dan kepenuhan Roh Kudus, sampai kita meluap-luap dalam urapan Roh Kudus.
Praktek garam yang asin adalah:
- Kuat dan teguh hati.
- Perkataannya menjadi berkat bagi orang lain.
- Perbuatannya taat dan setia.
Taat dan setia = mengulurkan tangan kepada Tuhan, dan Tuhan juga akan mengulurkan tangan kepada kita.
Yesus taat sampai mati di kayu salib, dan Dia ditinggikan sampai di takhta Kerajaan Sorga.
Wahyu 3:8
Mungkin kekuatan kita tidak seberapa, tapi bukan itu yang Tuhan lihat. Tuhan melihat apakah kita taat dan setia. Kalau mau taat dan setia, mengulurkan tangan kepada Tuhan, maka Tuhan akan mengulurkan tangan kepada kita, hasilnya:
- Tuhan membuka pintu-pintu bagi kita, seperti yang dialami Daud.
- Pintu pemeliharaan, Tuhan mampu memelihara kita di tengah badai. Dulu Daud cuma gembala yang memelihara beberapa ekor kambing domba, tetapi kemudian dia bisa menjadi raja.
- Pintu kemenangan, Tuhan mampu memberi kita kemenangan atas segala musuh. Seperti Daud dulu melawan Goliat.
- Pintu pengangkatan, pintu pengampunan, seperi saat Daud jatuh dalam dosa.
- Wahyu 3:10, perlindungan Tuhan dari segala badai maut di bumi.
- Wahyu 3:12, tangan Tuhan mampu untuk mengangkat kita untuk menjadi tiang penopang di Yerusalem Baru, dan tidak akan keluar lagi dari situ. Tidak keluar lagi berarti mulai sekarang tidak tersandung.
Tuhan memberkati.