Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah bahagia dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.
Wahyu 5: 15:1. Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnyadan dimeterai dengan tujuh meterai.
Kita masih mempelajari tentang '
gulungan kitab yang ada di dalam tangan TUHAN, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya', dalam perjanjian baru menunjuk pada
logosatau
firman Allah yang tertulis di dalam alkitab atau Kitab Suci.
Di dalam perjanjian lama, kitab Keluaran 20-23,
firman Allah ditulis pada dua tempat: (diterangkan mulai dari
Ibadah Doa Surabaya, 21 September 2016)
- Yang pertama: Keluaran 20: 1-17=> firman Allah ditulis pada dua loh batu. Sekarang artinya firman ditulisi pada hati dan pikirankita, sehingga kita mengalami kasih Allah(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 25 September 2016sampai Ibadah Raya Surabaya, 02 Oktober 2016).
Kita bisa mengasihi TUHAN lebih dari semua dan mengasihi sesama seperti diri sendiri, bahkan mengasihi musuh.
- Yang kedua: Keluaran 21-23=> firman Allah ditulis pada gulungan atau lembaran surat-surat. Sekarang artinya firman Allah ditulis dalam lembaran hidup kita--seluruh hidup kita/solah tingkah laku kita--, sehingga kita mengalami kebebasan/kemerdekaan dari TUHAN(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 02 Oktober 2016).
AD.2. FIRMAN ALLAH DITULIS PADA GULUNGAN ATAU LEMBARAN SURAT-SURAT
Kita mengalami kebebasan/kemerdekaan dari dosa.
Untuk apa kita mengalami kemerdekaan dari dosa-dosa?(diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 03 Oktober 2016)
- Keluaran 21: 1-6 = kemerdekaan budak laki-laki = kemerdekaan dari dosa untuk menjadi seorang hamba TUHAN/hamba kebenaran--imam-imam dan raja-raja--(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 03 Oktober 2016sampai Ibadah Doa Surabaya, 19 Oktober 2016).
Syaratnya yaitu:
- Harus bekerja selama enam tahun, dan pada tahun ketujuh boleh bebas= mengalami perobekan daging.
- Harus ada perkembangan rohani.
- Telinga harus ditusuk, artinya taat dengar-dengaran.
- Keluaran 21: 7-11 = kemerdekaan budak perempuan.
AD. 2.
kemerdekaan budak perempuanKeluaran 21: 7-921:7. Apabila ada seorang menjual anaknya yang perempuan sebagai budak, maka perempuan itu tidak boleh keluar seperti cara budak-budak lelaki keluar.
21:8. Jika perempuan itu tidak disukai tuannya, yang telah menyediakannya bagi dirinya sendiri, maka haruslah tuannya itu mengizinkan ia ditebus; tuannya itu tidak berhak untuk menjualnya kepada bangsa asing, karena ia memungkiri janjinya kepada perempuan itu.
21:9. Jika tuannya itu menyediakannya bagi anaknya laki-laki, maka haruslah tuannya itu memperlakukannya seperti anak-anak perempuan berhak diperlakukan.
Kemerdekaan budak perempuan
tidak samadengan kemerdekaan budak laki-laki, sebab budak perempuan yang dibeli, dijadikan/dianggap sebagai isterinya sendiri. Kalau tuannya suka, ia diperistri tuannya; kalau tuannya tidak suka, ia diberikan kepada anak tuannya.
Inilah ketentuan tentang budak perempuan.
Jadi, kemerdekaan budak perempuan adalah
kemerdekaan mempelai wanita TUHAN yang sempurna--menjadi isteri. Kita mengarah ke sana.
Kita sudah mempelajari, kemerdekaan budak laki-laki adalah kemerdekaan kita dari dosa, untuk menjadi hamba/pelayan TUHAN--hamba kebenaran; imam dan raja. Sekarang ditingkatkan. Kemerdekaan budak perempuan adalah kemerdekaan mempelai wanita TUHAN yang sempurna, yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai, dan masuk perjamuan kawin Anak Domba. Ini betul-betul kemerdekaan/kebebasan.
Syarat menjadi mempelai wanita TUHAN: harus mengalami penebusan--sekarang
PENEBUSAN OLEH DARAH YESUS.
Keluaran 21: 7-821:7. Apabila ada seorang menjual anaknya yang perempuan sebagai budak, maka perempuan itu tidak boleh keluar seperti cara budak-budak lelaki keluar.
21:8. Jika perempuan itu tidak disukai tuannya, yang telah menyediakannya bagi dirinya sendiri, maka haruslah tuannya itu mengizinkan ia ditebus; tuannya itu tidak berhak untuk menjualnya kepada bangsa asing, karena ia memungkiri janjinya kepada perempuan itu. Kita bandingkan dengan Wahyu 14: => tentang 144.000 orang, itulah inti mempelai wanita TUHAN dari dua belas suku Israel.
Wahyu 14: 1-514:1. Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orangdan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
14:2. Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
14:3. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumiitu.
14:4. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusiasebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
14:5. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.Ada tiga macam penebusan oleh darah Yesus:
- Penebusan oleh darah Yesus yang pertama: 'ditebus dari bumi'= ditebus dari bumi/dunia dengan segala pengaruhnya: kesibukan, kesusahan, kesukaan, kenajisan dan lain-lain, yang membuat kita tidak setiakepada TUHAN.
Yakobus 4: 4
4:4. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat duniaini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Buktijika kita ditebus dari dunia dengan segala pengaruhnya yaitu kita menjadi hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang SETIA DAN BERKOBAR-KOBARdalam ibadah pelayanan kepada TUHAN sampai garis akhir--sampai meninggal dunia; atau sampai TUHAN Yesus datang kedua kali.
Jangan diikat oleh dunia! Kalau diikat oleh dunia dengan segala pengaruhnya, kita menjadi tidak bisa setia; kita menjadi musuhnya TUHAN.
Kita harus hati-hati.
- Wahyu 14: 4
14:4. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusiasebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Penebusan oleh darah Yesus yang kedua: 'ditebus dari antara manusia' = ditebus dari daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya.
Roma 8: 7
8:7. Sebab keinginan dagingadalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Harus ditebus, karena daging juga merupakan musuh Allah.
'tidak takluk' = tidak taat.
Daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya membuat kita tidak taatkepada TUHAN--melawan TUHAN; menjadi musuhnya TUHAN.
Kalau kita ditebus dari daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya, kita bisa menjadi kehidupan yang TAAT DENGAR-DENGARAN--berpegang teguh dan taat pada firman pengajaran yang benar--sehingga kita disucikan, terutama disucikan dari perempuan-perempuan.
Wahyu 14: 4
14:4. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkandirinya dengan perempuan-perempuan,
Disucikan dari perempuan-perempuan artinya:
- Arti yang pertama: disucikan dari dosa kenajisan--dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan.
Dosa makan-minum: merokok,mabuk, narkoba.
Dosa kawin-mengawinkan: dosa percabulan.
Kalau kita masih dipengaruhi oleh daging yang berdosa, kita tidak akan bisa menjadi mempelai. Harus dipotong atau disucikan.
- Arti yang kedua: perempuan juga menunjuk pada ajaran-ajaran palsu, yaitu:
- Ajaran palsu yang pertama: perempuan Babel= ajaran Babel= ajaran kemakmuran dan hiburan jasmani, tetapi tanpa penyucian/tidak mengutamakan pemberitaan firman pengajaran. Ini yang bahaya!
Kita beribadah melayanii, tetapi hanya ditampilkan kemakmuran dan hiburan jasmani. Dunia menjadi seperti tempat hiburan, tetapi tidak mengutamakan pemberitaan firman--tanpa penyucian.
Wahyu 17: 4-5
17:4. Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
17:5. Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacurdan dari kekejian bumi."
Ayat 4= menampilkan kekayaan/kemakmuran dan hiburan jasmani.
Ayat 5= Babel sama dengan pelacur= tidak setia.
Artinya: ajaran-ajaran yang mendorong kita untuk tidak setia dalam ibadah pelayanan dan dalam jabatan pelayanan.
Mulai dari gembala, tidak setia tidak ada penyesalan. Sudah biasa di mana-mana: 'Untuk apa saya selalu melayani?'
Itulah pelacur, yaitu ajaran yang justru mendorong kita untuk tidak setia dalam ibadah pelayanan; tidak setia dalam jabatan pelayanan. Sekarang ini terjadi.
Kita harus hati-hati! Terutama gembala dulu yang dihantam. Kalau gembala tidak setia tidak merasa apa-apa, jemaat santai saja. Ini yang bahaya!
- Ajaran palsu yang kedua: ajaran Izebel.
Wahyu 2: 20
2:20. Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkanhamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
Ajaran Izebel adalah ajaran palsu yang mengizinkan wanita mengajar dan memerintah laki-laki dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
Jadi, susunannya terbalik; seharusnya pria yang menjadi kepala dari wanita, tetapi sekarang wanita yang menjadi kepala dari pria. Nanti akan berimbas juga ke dalam rumah tangga.
Kalau wanita yang menjadi kepala dari laki-laki, Yesus tidak bisa menjadi kepala, tetapi ular yang menjadi kepala. Ini betul-betul membawa kepada dosa-dosa dan kebinasaan.
Tetapi kalau laki-laki yang menjadi kepala dari wanita, maka Yesus yang menjadi kepala dan membawa kepada kesempurnaan.
Inilah pengertian dari istilah 'tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan: dosa makan-mium dan kawin-mengawinkan, dan ajaran-ajaran palsu'.
Oleh sebab itu kita perlu mengalami penebusan dari daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya, sehingga kita menjadi kehidupan yang taat dengar-dengaran--berpegang teguh dan taat pada firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Kita betul-betul diputus dari semua ikatan yang mencemarkan ini.
Inilah penebusan oleh darah Yesus supaya kita menjadi mempelai wanita TUHAN. Yang pertama: ditebus dari dunia, sehingga kita bisa setia. Yang kedua: ditebus dari daging, sehingga kita bisa taat; kita mengalami penyucian.
- Wahyu 14: 5
14:5. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Penebusan oleh darah Yesus yang ketiga: 'tidak terdapat dusta'= mengalami penebusan dari lidah.
Darah Yesus menebus kita dari lidah yang salah, yang penuh cacat cela. Kalau lidah yang salah tidak ditebus oleh darah Yesus, akan menjadi lidah yang buas--lidahnya antikris.
Wahyu 13: 5-6
13:5. Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulanlamanya.
13:6. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nyadan semua mereka yang diam di sorga.
'empat puluh dua bulan'= tiga setengah tahun zaman antikris.
'kemah kediaman-Nya' = Tabernakel.
Lidah yang buas sama seperti lidahnya binatang buas yang keluar dari dalam laut, itulah antikris yang akan dibinasakan selama-lamanya.
Praktiklidah buas:
- Berdusta;
- suka menjelekkan orang;
- suka bergosip;
- suka memfitnah;
- sampai menghujat--lawannya menyembah adalah menghujat. Ini sudah puncaknya.
Menghujat Tabernakel artinya menghujat pengajaran yang benar, malah mendukung yang salah.
Lidah yang buas akan diserahkan kepada antikris; dicap 666, menjadi sama dengan antikris yang akan dibinasakan selamanya. Oleh sebab itu, lidah harus ditebus.
Ada tiga tingkatan penebusan lidah oleh darah Yesus:
- Amsal 10: 20a
10:20. Lidah orang benarseperti perak pilihan,
'perak' = penebusan (1 Petrus 1: 18-19).
Tingkatan penebusan lidah yang pertama: ditebus menjadi LIDAH YANG BENAR.
Lidah yang benar, artinya perkataan yang benar dan baik. Boleh berkata-kata, tetapi batasi perkataan--mengekang mulut--yaitu perkataan benar dan baik.
Perkataan benar = sesuai firman.
Perkataan baik = menjadi berkat bagi orang lain, dan menjadi kesaksian.
"Cobadi dalam rumah tangga, batasi perkataan, pasti akan bahagia. Seorang suami, berkata yang benar, sesuai firman; berkata yang baik, menjadi berkat bagi orang lain. Kalau membentak isteri, isteri pasti sakit hati, malah tidak menjadi berkat. Jadi harus berkata yang benar dan baik. Yang membuat keributan di dalam rumah tangga adalah lidah. Yang mengarahkan rumah tangga menuju sorga--damai sejahtera dan ketenangan--atau ke neraka adalah lidah. Kalau lidah tidak benar dan tidak baik, akan terus bertengkar. Harus dibatasi! Mulai dari suami, isteri, anak-anak harus membatasi. Lidah ini sebagai kendali/kemudi. Kapal yang besar dikendalikan oleh kemudi yang kecil, itulah lidah yang mengemudikan kita menuju ke sorga--damai sejahtera, ketenangan--atau ke neraka--pertengkaran. Ciptakan suasana damai sejahtera dan ketenangan di dalam rumah tangga, penggembalaan, dan fellowship! Sorga dan neraka bukan urusan nanti, tetapi urusan sekarang. Kalau setiap kali kita bicara selalu bertengkar, itu mengarah ke neraka, tidak ada damai. Kalau damai, mengarah ke sorga. Oleh sebab itu batasi perkataan kita dengan perkataan benar dan baik. Anak-anak terhadap orang tua, hati-hati! Batasi dengan perkataan benar dan baik."
- Wahyu 14: 5
14:5. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Tingkatan penebusan lidah yang kedua: mulut tidak berdusta = JUJUR.
Ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar, selebihnya dari si jahat. Ini penentu terakhir kesempurnaan kita.
Ditebus dari dunia, baik, ditebus dari daging, baik, penentunya adalah ditebus dari lidah yang berdosa.
Tadi, lidah yang benar, yaitu perkataan yang benar dan baik. Yang kedua: jujur.
Kejujuran adalah:
- Dimulai dari jujur soal TUHAN--soal firman pengajaran yang benar. Harus jujur! Kalau tidak bisa jujur soal itu, sudah pasti tidak bisa jujur dalam hal yang lain.
"Nomor satu kami hamba TUHAN/gembala. Kalau pengajarannya salah, tetapi kami masih berkata: 'Ya memang ada salahnya, tapi kita harus...', atau sebaliknya terhadap pengajaran benar: 'Ya memang benar, tetapi...' Ini tidak bisa diharapkan, malah mengundang ular. Tidak mungkin menjadi mempelai, tidak mungkin bisa tidak salah dalam perkataan. Mulai dari pengajaran yang benar, harus jujur. Bukan berarti hanya di sini yang benar. Tidak! Pokoknya, yang sesuai firman, kalau tidak sesuai, jangan! Kalau tidak sesuai, walaupun sedikit, itu sudah tidak benar. Harus sesuai alkitab. Itu yang harus kita perjuangkan sekarang ini."
Kalau: 'Benar, tetapi....; tidak benar, namun...', nanti akan seperti murid-murid. Begitu gelombang datang, TUHAN dianggap hantu; hantu/antikris datang, dianggap TUHAN, karena sudah panik. Kalau saat dalam keadaan tenang saja kita tidak bisa jujur soal TUHAN, apalagi nanti kalau saat lautan sekonyong-konyong bergelora. Sudah langsung TUHAN dianggap hantu, nanti antikris datang dianggap TUHAN, lalu menyembah antikris. Tidak bisa! Kita harus tegas hari-hari ini! Harus jujur!
- Kalau bisa jujur soal TUHAN--pengajaran/ibadah--, kita bisa jujur soal nikahdan
- jujur soal keuangan.
Tiga hal ini merupakan peranan penting dalam kejujuran. Kalau tidak bisa jujur dalam ketiga hal ini--soal TUHAN, nikah dan keuangan--tidak mungkin bisa sempurna. TUHAN tolong kita. Sungguh-sungguh!
- Yakobus 3: 2
3:2. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Tingkatan penebusan lidah yang ketiga: tidak salah dalam perkataan= sempurna.
Artinya: mulut hanya untuk menyembah dengan kata 'Haleluya'.
"Hati-hati! Banyak yang mengatakan kalau 'haleluya' itu salah; nanti kalau dusta dianggap benar. Ini serius, bukan saya menghantam sana-sini. Nanti akan dibolak-balik. Berdusta diperbolehkan, demi kebaikan dan lain-lain; tetapi kalau yang sempurna ('haleluya'), tidak diperbolehkan. Susah sekarang ini. Seperti tadi, TUHAN datang, mau berbuat kebaikan malah dianggap hantu, karena dimulai dari perkataan yang tidak jujur. Perkataannya tidak benar dan tidak baik, hanya gosip, nanti menjadi tidak jujur dan tidak bisa menyembah TUHAN. Sebaliknya, kalau sekarang dimulai dengan berkata benar, berkata jujur, satu waktu tidak salah dalam perkataan, hanya menyembah Yesus Sang Raja dan Mempelai Pria Sorga dengan kata: Haleluya."
Wahyu 19: 6-7
19:6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bahdan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena TUHAN, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
'seperti deru guruh yang hebat'= kalau kita bandingkan dengan Wahyu 14, dari seratus empat puluh empat ribu orang, juga ada suara desau air bah. Itulah nyanyian baru.
Wahyu 14: 2
14:2. Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bahdan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
'Haleluya' adalah nyanyian baru. Bagaimana bisa demikian?
Menyembah dengan kata 'haleluya' itu berdasarkan pengalaman masing-masing; hanya diri sendiri yang tahu. Saat kita dalam penderitaan, penyembahan kita dengan kata 'haleluya' berbeda dengan saat kita diberkati. Ada nada kematian dan kebangkitan.
Dalam penyembahan harus ada maknanya, yaitu berdasarkan pengalaman kematiandan kebangkitan. Nanti sorak-sorai dari keempat penjuru bumi di awan-awan yang permai, itu adalah kemuliaan.
"Kemuliaan itu nanti, dari keempat penjuru bumi, luar biasa. Sekarang dari kita masing-masing. Saudara tidak bisa belajar dari saya, saya tidak bisa belajar dari saudara, yang bisa hanya saling menguatkan. Oleh karena itu, setiap doa penyembahan saya selalu mengatakan: tidak apa-apa mengeluarkan suara asalkan jangan teriak-teriak, nanti mengganggu sebelahnya. Biasa saja, berdasarkan pengalaman masing-masing. Dalam keadaan susah, kita serahkan pada TUHAN. Kalau sudah ditolong, kita mengaku semua hanya dari TUHAN. Inilah yang disebut nyanyian/penyembahan mempelai."
Wahyu 19: 6-7
19:6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bahdan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena TUHAN, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Dombatelah tiba, dan pengantin-Nyatelah siap sedia.
'telah menjadi raja'= Yesus sebagai Raja.
'hari perkawinan Anak Domba'= Yesus sebagai Mempelai.
Jadi, mulut menyembah dengan 'haleluya' adalah penyembahan kepada Yesus sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga.
Mengapa 'Haleluya'?:
- Sebab di sorga berseru 'haleluya' (Wahyu 19: 1, 3-4), sehingga di bumi juga 'haleluya'.
- Satu tubuh hanya satu suara.
Satu-satunya suara yang sama di seluruh dunia adalah 'haleluya, amin'.
Jangan mau dialihkan kepada penyembahan yang lain! Mari, bertahan!
Inilah penebusan. Keluarnya budak perempuan tidak sama dengan budak laki-laki. Budak perempuan seharusnya dimiliki tuannya, dijadikan isteri; kalau tidak mau, harus ada penebusan. Dia boleh ditebus--menjadi mempelai.
Ditebus dari apa?:
- Ditebus dari dunia dengan segala pengaruhnya = setia.
- Ditebus dari daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya = taat.
Kita disucikan dari perempuan-perempuan yang mencemarkan.
- Ditebus dari lidah yang bersalah = lidah benar, jujur sampai tidak salah dalam perkataan--hanya menyembah Sang Raja.
Hasilmenyembah Yesus sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga dengan kata '
haleluya':
- Yesaya 43: 15-17
43:15. Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel."
43:16. Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui lautdan melalui air yang hebat,
43:17. yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, juga tentara dan orang gagah--mereka terbaring, tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu--,
Hasil yang pertama: tangan anugerah yang besar dari Sang Raja mampu menciptakan jalan di laut.
Waktu itu Israel dalam keadaan terjepit; menghadapi laut Kolsom di depan, Firaun di belakang, kiri kanan padang gurun; hanya ada satu kata: mati!
Mereka diperbudak, keadaannya kecil, tidak berdaya tetapi menghadapi masalah yang besar. Hanya satu kata: Mati!
Mereka bagaikan buluh yang terkulai dan sumbu yang berasap--tidak ada harapan secara jasmani. Tidak bisa maju lagi; tidak bisa hidup lagi.
Mungkin di antara kita ada yang demikian secara jasmani. Mungkin menghadapi ekonomi, penyakit, menghadapi apa saja yang sudah tidak bisa lagi. Kita kecil--budak--, tidak punya apa-apa, tidak berdaya apa-apa, tetapi menghadapi sesuatu yang luar biasa/mustahil terutama secara jasmani.
Mari, kita tenang dan menyembah TUHAN. Kalau kita tetap mengalami penebusan sampai bisa menyembah Sang Raja, tangan anugerah yang besar dari Sang Raja sanggup menciptakan jalan di laut.
Artinya:
- Memberi jalan keluardari segala masalah yang mustahil; menyelesaikan segala masalah yang mustahil. Banyaklah menyembah! Ini berasal dari penebusan.
Nomor satu kalau kita ditebus adalah setia dan taat, baru lidah ditebus sampai bisa menyembah.
"Tadi malam, kesaksian seorang ibu yang ikut kebaktian kaum muda. Saya juga kaget akan kesaksiannya, saya doakan juga keluarganya. Beliau pernah mengeluh pada saya: 'Sulit, Om,' bahkan sudah putus asa, kecewa. Tetapi dia menangkap firman TUHAN: yang penting urusan kita hanya beribadah sungguh-sungguh, melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh, banyak menyembah TUHAN. Dia terapkan, bisa. Kalau saya pikirkan memang mustahil. Oleh sebab itu banyak doa-doa khusus yang saya naikkan. Selain doa dari gembala, mari dari jemaat juga disertai dengan penebusan. Ditebus dari dunia yaitu setia; ditebus dari daging yaitu taat dan hidup suci; dan banyak menyembah TUHAN: 'Haleluya'. Jangan banyak berkomentar! Hanya itu tugas kita, selanjutnya biar tangan anugerah TUHAN yang besar membuka jalan di laut. Kaum muda, itu saja urusan kita! Urus urusan kita saja! Saya sudah berpengalaman dengan beberapa orang, masalah ekonomi. Pernah ada satu orang. Jangankan orang itu, sayapun sebagai gembala putus asa saat mendengar dia mengeluh. Dalam hati saya berkata: 'Aduh, tidak bisa ini, sulit.' Tetapi saya berdoa pada TUHAN. Saya tidak tahu bagaimana, tetapi dia bersaksi: 'Saya sudah dibukakan jalan,' saya senang. Urus yang menjadi urusan kita!"
Urusan kita hanya soal penebusan oleh darah. Itu saja. Mau ke mana lagi?
Mari, kaum muda, masalah apapun, TUHAN tolong.
- Tangan anugerah Sang Raja sanggup memberi masa depanyang berhasil dan indah. Tidak mungkin TUHAN menipu kita.
Kalau TUHAN menipu kita, untuk apa Dia menebus kita dengan darah-Nya? Lebih baik di sorga saja.
Tidak! Justru Dia melihat bagaimana kita di dunia, yang seperti Israel diperbudak Mesir: kecil, tidak berdaya, tetapi menghadapi masalah yang besar. Mana bisa? Hanya tangan anugerah TUHAN yang besar, yang mampu. Mulai dengan ditebus dari dunia--setia, taat, disucikan--, baru lidah ditebus--banyak menyembah. Kita tinggal tunggu waktu TUHAN untuk menolong kita.
Sebaliknya, Firaun yang hebat, kaya, pandai dan luar biasa, tetapi di luar tangan anugerah TUHAN yang besar, ia mati konyol. TUHAN tolong kita semua.
"Kalau ingat ini, saya ingat pelajaran kitab Keluaran. Saat saya mengajar murid-murid Lempin-El tentang kitab Keluaran, saya menangis mengingat ini. Firaun yang hebat, pandai, luar biasa, berkuasa, mati; kita yang tidak hebat, tidak terkenal, tidak bisa apa-apa tetapi bisa dipakai TUHAN, diberkati TUHAN. Itulah tangan anugerah TUHAN yang besar. Kita yang najis, jahat, tidak bisa apa-apa, tetapi bisa ditolong oleh TUHAN"
Siang ini, apapun keadaan kita, jangan putus asa! Kembali pada darah penebusan! Yakin TUHAN buka jalan bagi semuanya.
- Yesaya 6: 5-8
6:5. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
6:6. Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
6:7. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
6:8. Lalu aku mendengar suara TUHAN berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
Nabi Yesaya najis bibir dan hidup di tengah bangsa yang najis bibir, artinya tidak ada harapan secara rohani.
Dia najis bibir dan kelompoknya juga najis bibir, kapan mau keluar? Kalau dia najis bibir berteman dengan orang jujur, masih bisa. Orang merokok, temannya merekok semua, kapan keluarnya? Tidak bisa!
Ini seperti buluh yang terkulai dan sumbu yang berasap secara rohani. Mana bisa dipakai dan diutus oleh TUHAN. Tidak bisa! Secara manusia saja tidak bisa.
Hati-hati! Ada ayat mengatakan: 'yang terdahulu menjadi terkemudian, yang terkemudian menjadi terdahulu.' Oleh sebab itu jangan menghina orang, tetapi doakan! Yesaya sudah tidak mungkin dipakai, sebab ia najis bibir dan tinggal di tengah bangsa yang najis bibir, tetapi untunglah dia melihat/menyembah Sang Raja. Itu kuncinya, yaitu 'Haleluya'.
Mulut adalah penentu/puncaknya. Kalau najis bibir, pasti najis seluruhnya, dari ujung kaki sampai ujung rambut semuanya najis, pikiran dan perbuatannya najis. Sudah tidak ada harapan.
Hasil yang kedua: jika mata masih bisa memandang Sang Raja, masih ada bara dari mezbah korban bakaran--kurban Kristus--menyentuh bibir sampai bisa berkata benar dan suci--berarti hidup benar dan suci, dan bisa dipakai/diutus oleh TUHAN dalam kegerakan yang besar ('Ini aku, utuslah aku!').
Kalau mau dipakai TUHAN, siapa kita? Hanya karena bara dari mezbah korban bakaran--setetes darah dari kurban Kristus--ditaruh di bibir kita, artinya: penyucian. Mulut berkata benar, perbuatan benar dan suci, dan kita akan dipakai oleh TUHAN.
Mari, kita diutus oleh TUHAN, jangan sampai ketinggalan!
Kalau tidak diutus dalam pembangunan tubuh Kristus, kita hanya akan diutus untuk Babel--kenajisan. Tidak ada lagi!
Mugnkin secara jasmani, sudah tidak ada harapan, tetapi ada harapan bagi kita lewat setetes darah.
Secara rohani, mungkin sudah jatuh, mari, masih ada setetes darah Yesus.
- Salah satu penjahat yang disalib bersama Yesus, tidak ada harapan secara jasmani dan rohani, binasa selamanya. Tetapi matanya melihat Sang Raja. Pertama, dia mengaku dosa: 'Dia tidak berdosa, kita yang berdosa, kita layak dihukum.' Inilah suara 'Helaluya' dalam nada kematian--mengingat dosa-dosa. Lalu dia berkata: 'Yesus, ingatlah akan aku jika Engkau datang sebagai Raja!' Inilah suara penyembahan. Luar biasa, sementara penjahat yang satunya suaranya sumbang sekali: 'Selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu! Selamatkanlah diri-Mu dan kami!'
Setiap suara 'haleluya' yang kita naikkan, akan selalu diingat/dicatat oleh TUHAN.
Kita mengingat TUHAN, buktinya adalah apa saja yang terjadi kita hanya sebut: 'Haleluya, Yesus.'
"Saya sering mengajar ini, tetapi sering lupa juga dalam praktiknya. Mau marah seharusnya: 'Haleluya.' Tetapi saya lupa. Bukan marah pada orang-orang, tetapi pada murid-murid dan pengerja saja, yang tiap hari bikin ulah di situ. Harusnya: 'Haleluya,' baru bisa: 'Hei, kau, yang baik ya.' Tetapi seringkali lupa. Kalau sudah marah begitu, saya yang minta maaf pada mereka. Salah lagi. Masih belajar."
Setiap kita menyeru 'haleluya' berarti kita mengingat Yesus Sang Raja. Ada apa-apa katakan: 'Haleluya', serahkan semua pada Yesus! Dan ingat! Yesus Sang Raja juga mengingat kita.
Hasil ketiga: sekarang Dia mengingat kita untuk menolong kita secara jasmani--mujizat jasmani--, tetapi juga mujizat rohani yaitu mengubahkan kitasedikit demi sedikit sampai satu waktu sempurna seperti Dia. Dan jika Dia datang, kita juga diingat oleh Dia. Suara kita berkumandang di awan-awan yang permai, kita bersama dengan Dia selamanya.
Inilah gunanya kita ditulisi firman, yaitu supaya ada kemerdekaan.
Kalau hati ditulisi firman, ada kasih Allah..
Kalau lembaran hidup kita ditulisi firman, kita mengalami kemerdekaan yaitu kemerdekaan dari dosa untuk menjadi hamba TUHAN, kita juga merdeka sebagai mempelai wanita TUHAN. Kita mengalami penebusan.
Ada sesuatu yang terjadi, ingat setetes darah Yesus! Kita serukan: '
Haleluya', yang sama nilainya dengan '
Darah Yesus!' Setetes darah Yesus menolong kita. Kalau TUHAN datang, biarlah suara kita tetap berkumandang di awan-awan yang permai.
Setetes darah Yesus membuat hidup kita berharga.
Jangan putus asa baik secara jasmani maupun rohani! Kejatuhan, kesulitan, kegagalan dan lain-lain, serahkan kepada Dia! Kembali pada setetes darah Yesus!
Apa keadaan kita? mungkin seperti buluh yang terkulai dan sumbu yang berasap--seperti bangsa Israel, nabi Yesaya, dan penjahat yang disalib. Ingat! Kita adalah hamba/pelayan TUHAN yang selalu diingat TUHAN. TUAH tidak biarkan. Mungkin sudah berhasil, sudah baik, mari sembah Dia: '
Semua karena Engkau, karena setetes darah-Mu.'
Yang belum berhasil, dalam kesulitan, dalam kenajisan, mari berserah kepada Dia.
Mungkin tidak ada yang tahu keadaan kita, tetapi TUHAN tahu dan Dia ingat kita. Kamu muda, TUHAN ingat engkau semua! Apapun keadaan kita, serahkan hidup kepada Dia, sampai kita mengalami damai sejahtera!
TUHAN memberkati.