Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai sejahtera dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.
Wahyu 5: 5-105:5. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itudan membuka ketujuh meterainya."
5:6. Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Dombaseperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
5:7. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
5:8.Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
5:9. Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
5:10.Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Siapayang layak/dapat membuka tujuh meterai dari gulungan kitab/membukakan rahasia firman? (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 09 Januari 2017)
- Ayat 5= Yesus sebagai tunas Daud dari suku Yehuda yang telah menang--singa dari suku Yehuda--(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 15 Januari 2017).
- Ayat 6-10= Yesus sebagai Anak Domba yang telah disembelih.
AD. 1. YESUS SEBAGAI TUNAS DAUD DARI SUKU YEHUDAKita sudah mendengar tentang:
- Yesus sebagai singa dari suku Yehuda. Artinya: pembukaan firman oleh Yesus sebagai singa dari suku Yehuda yang berkaitan dengan penyucian bangsa kafir--keledai. Bangsa kafir harus digembalakan dan disucikan untuk bisa dipakai oleh TUHAN (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 16 Januari 2017).
- Yesus sebagai tunas Daud yang telah menang. Kita sudah mendengar, orang yang menang adalah orang yang diurapi oleh Roh Kudus--seorang raja. Keturunan Daud adalah raja, artinya: orang yang diurapi oleh Roh Kudus (diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya, 18 Januari 2017).
- Tunas Daud yang dikaitkan dengan pembaharuan; kedatangan Yesus kedua kali. Belajar pada pohon ara, kalau rantingnya sudah melembut, ia akan bertunas--tunas Daud--(diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 16 Januari 2017).
Siang ini, kita masih membahas
Yesus sebagai tunas Daud YANG TELAH MENANG(diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 16 Januari 2017).
Yesus layak membukakan firman Allah. Pembukaan firman Allah adalah ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab, itulah firman pengajaran yang benar. Jadi Yesus sebagai singa Yehuda, yaitu tunas Daud yang telah menang dan Ia membukakan firman.
Kita mengenal ada
dua macam pebeiritaan firman:
- Firman penginjilan/Injil keselamatan, yaitu firman yang memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali ke dunia untuk mati di kayu salib dan menyelamatkan manusia berdosa. Ini sudah kita terima, yaitu kita percaya Yesus, bertobat dan masuk baptisan.
- Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yaitu firman yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga--Suai/Kepala--untuk menyucikan dan menyempurnakan kita semua, sehingga kita menjadi sama seperti Dia, untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai.
2 Korintus 4: 3-4
4:3.Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4:4.yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Ini disebut juga dengan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Jadi, pemberitaan firman adalah: pengjinjilan--sudah kita terima--, sekarang dilanjutkan dengan firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua--pembukaan rahasia firman adalah firman pengajaran.
Jadi, pembukaan rahasia firman/firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua sama dengan
CAHAYAInjil tentang kemuliaan Kristus. Ini dikaitkan dengan tunas Daud yang telah menang.
Tunas Daud yang telah menang ditulis juga di
Wahyu 22: 1622:16."Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang."
Siapa yang layak membukakan firman? Yesus sebagai singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud yang telah menang.
Apa itu pembukaan firman? Firman pengajaran. Ada firman penginjilan, tetapi dilanjutkan dengan firman pengajaran/cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus. Ini ada kaitan dengan tunas Daud yang telah menang.
'
keturunan Daud'= tunas Daud.
Di sini, istilah '
yang menang' diganti dengan '
bintang timur yang gilang gemilang'--tidak pernah kalah/gugur; selalu menang.
Jadi, pembukaan rahasia firman sama dengan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua atau cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang dikaitkan dengan penampilan Yesus sebagai tunas Daud yang telah menang, yaitu
BINTANG TIMUR YANG GILANG-GEMILANG.
Sebenarnya ada dua macam bintang timur:
- Penghulu malaikat (Lucifer--bintang fajar/bintang timur dalam Yesaya 14), tetapi dia sombong, ia mau menyamai TUHAN, tetapi ahirnya dia jatuh ke bumi dan jadi setan.
Sorga itu tidak boleh kosong. Karena itu jabatan pelayanan tidak boleh kosong. Kalau Yudas pergi harus ada penggantinya yaitu Matias. Dan kalau sudah diganti orang itu tidak bisa kembali lagi; terhilang selamanya.
- Inilah, bintang timur jatuh, maka tampil yang kedua, itulah Yesus, bintang timur yang gilang-gemilang.
Tadi, Lucifer adalah bintang timur yang jatuh/padam/gelap karena dia sombong/tidak taat. Ia melawan TUHAN dan ingin menyamai TUHAN. Ia jatuh, direndahkan seredan-rendahnya dan menjadi setan--berkuasa dalam kegelapan.
Tempat yang kosong harus diisi, yaitu diisi oleh Yesus bintang timur yang gilang-gemilang, karena Ia merendahkan diri serendah-rendahnya dan taat sampai mati di kayu salib. Karena itu TUHAN mengangkat Dia menjadi bintang timur yang gilang-gemilang; tidak bisa dikalahkan, tetapi menang--tunas Daud yang telah menang.
Demikian juga kita sekarang.
Kalau kita menerima pembukaan firman Allah--menerima firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua/cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus; kita mendengar sungguh-sungguh sampai taat dengar-dengaran--, kita akan mengalami pekerjaan dari firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Kita akan mengalami cahayadari Injil kemuliaanyang bekerja dalam hidup kita sampai
menampilkan kita sebagai bintang timur yang gilang-gemilang(tunas Daud yang telah menang)--menjadi sempurna seperti Yesus.
Bagaimanamanusia yang gelap dan hina bisa menjadi bintang timur yang gilang-gemilang/sempurna seperti Yesus--tunas Daud yang telah menang--?
Harus disinari!Gelap itu harus disinari, kalau tidak disinari cahaya Injil kemuliaan, tidak bisa.
"
Firman penginjilan, penting. Bukan berarti penginjilan tidak penting. Penting! Firman penginjilan berguna supaya kita mengenal Yesus, dan percaya Yesus. Seperti saya, bukan dari keturunan orang kristen, tetapi setelah ada firman penginjilan, saya bisa percaya Yesus dan bertobat. Tetapi sesudah itu mari ditingkatkan untuk menjadi bintang timur yang gilang-gemilang; menjadi mempelai wanita TUHAN yang sempurna. Harus ada cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus--pembukaan firman--!"
2 Korintus 4: 64:6. Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hatikita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.Ayat 3-4= cahaya Injil. Cahaya Injil ini akan bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Bukan lagi Kristus sebagai bayi dan kemudian Ia mati disalib--itu penginjilan. Tetapi ini adalah cahaya Injil yang bersinar di dalam hati kita, itulah Yesus yang mulia--bintang timur yang ilang-gemilang.
Terang Injil tentang kemuliaan Kristus--firman pengajaran-- mulai bersinar di dalam hati kita yang gelap. Kalau kita mendengar firman pengajaran yang keras dan lebih tajam dari pedang, kita seperti disinari oleh cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, bukan Injil keselamatan lagi. Itu
mulai bekerja/bersinar di dalam hati kita yang gelap. Sebab kalau hati gelap, semua akan gelap, tidak mungkin jadi bintang; tidak mungkin bercahaya.
Hati ini pusatnya. Kalau hati terang, semua bisa jadi terang.
Matius 15: 1915:19. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat(1), pembunuhan(2), perzinahan(3), percabulan(4), pencurian(5), sumpah palsu(6)dan hujat(7).
'
pikiran jahat'= prasangka buruk, termasuk pikiran najis.
Yang ada di dalam hati manusia hanya tujuh keegepan--tujuh keinginan jahat dan najis--, yang membuat selruuh hidup manusia, sehebat apapun dia, menjadi gelap dan menuju kegelapan yang palign gelap--neraka.
Kalau gelap dipertahankan, hidupnya akan tetap gelap, masa depannya gelap sampai kegelapan yang paling gelap di neraka.
Tetapi bersyukur, kalau kita mau menerima cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus--firman pengajaraan yang benar--dan mempraktikkannya, maka sinar cahaya Injil kemuliaan mulai menembusi hati kita.
Hati kita menjadi terang dan terang itu dipancarkan keluar. Kalau hati sudah terang dan terus disinari, akan melimpah keluar.
"
Seperti gelas diisi air, kalau sudah penuh dan diisi terus, akan melimpah keluar. Hati juga, kalau sudah terang--tujuh dosa disingkirkan--, dan terus disinari, terangnya akan meluap keluar; terangnya bisa keluar."
Jadi hati yang disinari oleh cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus akan menjadi terang dan terang itu akan dipancarkan keluar sehingga
seluruh hidup kita menjadi terang; terus meningkat--terus disinari--sampai sempurna seperti Yesus--sama mulia dengan Yesus--;
kita menjadi terang dunia.
Yesus berkaa: Akulah terang dunia, kamulah terang dunia. Kita menjadi terang dunia atau bintang timur yang gilang-gemilang. Itu adalah gereja yang sempurna--mempelai wanita sroga. Yesus adalah kepala/suami--Mempelai Pria Sorga--dan kita adalah isteri--mempelai wanita yang sempurna--, supaya kepala dan tubuh tidak bisa dipisahkan selamanya.
Kalau Yesus hanya Gembala dan kita domba, masih bisa terpisah; apalagi kalau Yesus sebagai Tabib dan kita orang sakit, setelah sehat, kita terpisah. Tetapi kalau Yesus itu Mempelai Pria/kepala dan kita tubuh-Nya/mempelai wanita, maka kepala dan tubuh tidak boleh berpisah. Suami dan isteri tidak boleh becerai--kekal selamanya.
Di sinilah: Akulah terang dunia, kamulah terang dunia; Akulah bintang timur yang gilang-gemilang, kamulah juga bintang timur yang gilang-gemilang.
Jadi disinari mulai dari dalam hati, tujuh dosa tidak ada lagi--tidak ada lagi prasangka buruk/pikiran jahat, kebencian/pembunuhan/kepahitan, kenajisan/perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu/dusta dan hujat/fitnah--, hati menjadi terang dan terus disinari, sehingga terang ini meluap keluar--seluruh hidup terang. Terus disinari, kita lebih terang lagi, sampai TUHAN berkata: Akulah treang dunia, kamulah terang dunia. Kita menjadi sama terang dengan Yesus; kita menjadi bintang timur yang gilang-gemilang--sempurna seperti Yesus/mempelai wanita sorga.
Tiga macam tingkatan terang--dari dalam hati diterangi oleh firman pengajaran/cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus sehingga gelapnya hilang dan mulai nampak di luar; lebih terang sampai menjadi terang dunia--:
- Tingkatan terang yang pertama: menjadi pelita di dalam rumah tangga.
Kalau hati kita disinari oleh cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, kita bisa menjadi pelita di dalam rumah tangga--kecil tetapi menjadi terang dalam rumah tangga.
Semiskin-miskinnya rumah tangga, harus punya pelita. Kalau tidak punya pelita, susah sekali hidup itu.
Tetapi di sini kita mempelajari tentang pelita dalam arti rohani.
Praktiknya: pelita harus diletakkan di atas kaki dian--kalau di bawah kaki dian, percuma, pelita akan mati.
Artinya: KEDUDUKAN DALAM NIKAH HARUS TEPAT, tidak boleh salah:
- Suamimenjadi kepaladari isteri.
Jangan dibalik! Kalau dibalik, itu sama seperti pelita diletakkan di bawah kaki dian sehingga pelitanya padam.
Suami menjadi kepala dari isteri artinya:
- Bertanggung jawab atas aliran secara jasmani dan rohani--semua dari kepala.
Aliran secara jasmani: makan, minum, pakaian, sekolah anak-anak. Sekalipun isteri bekerja, tidak masalah, tetapi tetap suami yang bertanggung jawab.
Aliran secara rohani:
- Aliran hidup benar.
"Kalau mau benar, kepalanya harus benar dulu. Kalau kepalanya tidak benar, misalnya yang dimakan setiap hari sambal yang pedas, akhirnya perutnya sakit. Perut itu isteri (tubuh). Nanti kalau sudah sakit perut, yang disalahkan perutnya, padahal yang salah mulutnya, makan sambal tiap hari."
Kalau rumah tangga mau benar, isteri dan anak benar, suami harus benar dahulu.
- Aliran kesucian.
- Aliran ibadah pelayanan.
Kalau bukan suami yang aktif dalam ibadah pelayanan--suami menjadi ekor--, bahaya! Dalam kitab Yesaya 9, ekor adalah nabi palsu. Didoakan, TUHAN tolong semua.
- Suami mengambil keputusan akan segala sesuatu dalam rumah tangga, berdasarkan firman Allah. Di atas suami, Yesus sebagai Kepala.
Di Taman Eden, Hawa mencoba-coba mengambil keputusan. Begitu berdialog dengan ular, dia langsung mengambil keputusan untuk memakan buah yang dilarang TUHAN, tanpa memberitahu suaminya. Akibatnya, nikahnya menjadi hancur.
Apalagi kalau anak-anak yang mengambil keputusan, nikah akan menjadi kacau-balau.
- Suami mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar kepada isteri.
"Mohon maaf, saya juga sebagai suami. Saya ingat cerita orang gila di tempat pekuburan di Gadara yang memukul dirinya dengan batu."
Kalau suami kasar kepada isteri--memukul isteri--, itu seperti memukul dirinya sendiri--rumah tangga menjadi seperti kuburan (orang tidak waras itu ada di kuburan).
Suasana kuburan= suasana kering rohani, suasana maut; tidak ada kebahagiaan.
Mari, suami, kalau disinari dengan cahaya Injil, akan meluap ke rumah tangga menjadi pelita di rumah tangga. Pelita di rumah tangga bukan berarti suami harus kaya, bukan, tetapi harus menjadi kepala dari isteri dan anak-anak; harus mengasihi isteri seperti diri sendiri.
Kalau ini terjadi, rumah tangga akan bersuasana firdaus, seperti dulu saat Adam menjadi kepala. Tetapi begitu Hawa yang menjadi kepala, habis--rumah tangga bersuasana kuburan/neraka.
- Isteri tunduk kepada suami dalam segala sesuatu.
Penundukan ditentukan oleh leher.
Ratu Wasti geleng-geleng terus. Bahaya kalau geleng-geleng terus! Wasti geleng-geleng saat dipanggil oleh raja Ahasyweros, dan akhirnya ia dicopot dari jabatannya sebagai ratu.
Leher juga menunjuk pada doa penyembahan.
Inilah tugas isteri yaitu penundukan disertai doa penyembahan untuk memohon perlindungan TUHAN atas kelemahan-kelemahan suami dan anak-anak--mungkin anak-anak atau suami nakal. Isteri diambil dari tulang rusuk--tulang rusuk ini untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang lemah seperti jantung.
Kalau isteri tidak tunduk, tetapi suka berbantah, bahaya! Nanti suami akan naik ke sotoh rumah seperti raja Daud--yang dilihat orang mandi, dan akhirnya jatuh dalam dosa; berarti isteri ikut andil dalam kejatuhan suami.
"Kaum muda, lihat ya! Anak-anak gadis, yang pria juga, ini calon bapak-bapak, mari, kita sebagai kepala, yang baik hidupnya. Harus mengasihi, jangan kasar-kasar! Kalau ada kaum muda kasar-kasar, jangan pacaran! Sedikit-sedikit main pukul, berhenti saja. Besok kalau sudah menikah, saudara jadi bola. Jangan mau! Yang perempuan juga hati-hati. Jangan suka bergosip dan bertengkar!"
Amsal 21: 9
21:9. Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumahdari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.
Kalau isteri suka bertengkar, suaminya jalan-jalan di sotoh rumah--loteng--dan lihat perempuan mandi seperti raja Daud, lalu jatuhlah dia dalam dosa.
Jadi, kalau suami berselingkuh dan lain-lain, isteri juga harus mawas diri, ke mana lehernya? Geleng-geleng atau tunduk dan menyembah TUHAN? Kita belajar.
Yang gadis-gagis, sekarang harus belajar penundukan. Tunduk pada orang tua, jangan melawan!
"Jelek sekali kalau gadis tidak tunduk. Laki-laki saja kita bentak kalau tidak tunduk. Apalagi gadis, tidak boleh itu! Sungguh-sungguh belajar. Bagaimanapun orang tua kita, mereka tetap orang tua. Kita belajar untuk tunduk, itu adalah sinar."
Kalau tidak ada sinar, hidup kita akan hancur-hancuran. Kalau gelap dengan gelap, mau suami-isteri atau anak-orang tua, akan hancur-hancuran.
Karena itu perlu pembukaan firman--dikaitkan dengan tunas Daud yang telah menang; bintang timur yang gilang-gemilang. Mulai dari pelita dalam rumah tangga.
- Anak-anak taat dengar-dengaran pada orang tua.
Anak-anak adalah anggota tubuh, tugasnya meringankan beban orang tua--tangan dan kaki bekerja.
Sekalipun belum bisa mencari uang, tetapi kalau sudah taat, itu sudah meringankan beban orang tua.
Sebaliknya, sekalipun sudah bisa mencari uang, bisa memberi uang kepada orang tua tetapi kalau tidak taat, itu memberatkan.
Hati-hati! Kalau anak tidak taat, berarti ia tidak punya pelita--gelap.
Amsal 30: 17
30:17. Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibuakan dipatuk gagaklembah dan dimakan anak rajawali.
Mata dipatuk= tidak mempunyai biji mata; artinya hidupnya gelap, masa depannya gelap--sekalipun pandai, hebat di sekolah, hidupnya tetap gelap. Rumusnya bukan pandai atau tidak, tetapi hormat dan taat kepada kedua orang tua, itu baru ada sinar.
Inilah tingkatan terang yang pertama; terang yang kecil dulu yaitu menjadi pelita di dalam rumah tangga. Ini bukti bahwa kita menerima pembukaan firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus menyinari kita--kita dengar dan dengar-dengaran. Hati menjadi bersih, terang, lalu meluap keluar, kita menjadi pelita di dalam rumah tangga. Kita bahagia.
Kalau ada terang dalam nikah rumah tangga--ayah, ibu dan anak bersinar--, maka dua kegelapan yang hebat yaitu kegelapan gantang dan tempat tidur tidak bisa masuk di dalamnya:
- Kegelapan gantang= kegelapan ekonomi--gantang menunjuk pada ekonomi--dan dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba).
Banyak pasangan suami isteri ditemukan memakai narkoba. Anak-anak menjadi korban narkoba.
Karena itu harus jadi terang. Butuh cahaya Injil!
Firman penginjilan penting, tetapi kita sudah percaya Yesus dan dibekrati, sekarang tingkatkan pada firman pengajaran/makanan keras/pedang firman--cahaya Injil--yang memembusi hati untuk menjadi terang dalam rumah tangga.
- Kegelapan tempat tidur= dosa kawin-mengawinkan (dosa percabulan dan nikah yang salah).
Hati-hati kaum muda! Sungguh-sungguh dihantam dengan dua kegelapan ini! Tetapi kalau kaum muda menjadi terang, kegelapan tidak bisa menembusi.
Suami yang menjadi terang, kegelapan tidak bisa menembus; isteri yang menjadi terang, kegelapan tidak bisa menembus; anak yang menjadi terang, kegelapan tidak bisa menembusi. Rumah tangga terang, tidak bisa ada kegelapan. TUHAN tolong kita semuanya.
Kalau sudah menjadi pelita, kemudian kita masih terus disinari--kita terima firman lalu mempraktikkannya--, kita akan menjadi bintang yang bercahaya.
- Tingkatan terang yang kedua: bintang yang bercahaya di depan semua orang, bukan bintang yang gugur.
Terang di rumah tangga dulu. Ini kesalahan kita, di rumah tangga begini, di luar hebat. Tidak bisa, itu palsu. Rumah tangga dulu! Alkitab tidak pernah salah, yaitu dari kecil dahulu. Menjadi pelita di rumah tangga dulu, baru menjadi bintang yang bercahaya di depan semua orang.
Daniel 12: 3
12:3. Dan orang-orang bijaksanaakan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Pengertian bintang:
- Secara khusus: gembalasidang jemaat.
- Kalau gembala menjadi bintang, jemaat bahagia sebab terang terus, tidak menghadapi kegelapan.
Kapan gembala menjadi bintang dalam sidang jemaat?Jika gembala menjadi teladandalam sidang jemaat, terutama teladan iman. Doakan gembala!
Ibrani 13: 7-9a
13:7. Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
13:8. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
13:9a. Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing.
'yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu'= gembala.
Gembala menjadi teladan iman artinya:
- Berpegang teguhpada firman pengajaran yang benar, yang sudah menjadi pengalaman hidup--tidak berubah-ubah.
- Hidup dalam kebenaran--iman adalah kebenaran; nikah, keuangannya dan semuanya benar.
Tadi ajarannya benar, sekarang praktik hidupnya, yaitu hidup dalam kebenaran. Mau diperiksa apapun, semuanya benar.
Kalau gembala tidak benar, jemaat mau ke mana? Bintang menuntun pada yang tidak benar, mau ke mana jemaat ini?
Hidup benar harus dimulai dari gembala lebih dulu. Pegang ajaran yang benar--pengajarannya benar; makanannya benar--dan hidupnya benar. Itulah teladan iman.
- Saat menghadapi pencobaan, hanya percaya dan berharap TUHAN. Bukan lari sini-sana.
Kalau gembalanya lari sini-sana, minta tolong sini-sana, bagaimana jemaat?
"Bahkan kami di Lembaga Pendidikan El-Kitab "Kristus Ajaib", selalu diajarkan: Seorang gembala--hamba TUHAN sepenuh--tidak boleh minta, tidak boleh hutang apalagi mencuri. Laparpun tidak boleh minta, memang dilatih. Dulu serignkali saya tidak punya odol, teman pasta gigi, tetapi saya dilatih tidak boleh minta sekalipun ada teman. Saya tidak mau meminta. Diizinkan tidak ada, jadi saya hanya pakai tangan. Shampo dan sabunnya juga "cap tangan", sampai ada murid saya yang benar-benar membeli sabun cuci dengan merk 'tangan', dia ingin meniru saya. Saya tidak menerangkan bahwa 'cap tangan' itu maksudnya memakai jari tangan saya sendiri. Memang dilatih, supaya menjadi teladan iman. Bersyukur, belajar yang kecil dari situ. Setelah saya melanjutkan pembangunan di Malang, betul-betul diperhadapkan, supaya hutang, supaya cepat selesai. Ada orang menawarkan sekian juta, bayarnya bisa dicicil, tetapi saya tidak mau.'Saya tidak begitu, kalau kamu memberi saya lima ratus ribu, ya sudah, saya bangun,': ''Wah, Om tidak punya iman,': Oh ya, terima kasih, iman saya bukan begitu.' Akhirnya selesai tepat pada waktunya, bahkan uangnya lebih. Itu teladan iman. TUHAN tolong."
- Wahyu 1: 20
1:20. Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintangitu ialah malaikat ketujuh jemaatdan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Yang kedua: gembala juga adalah malaikat sidang jemaat.
"Mari, tanggung jawab. Ini saya minta didoakan sungguh-sungguh."
Jadi, gembala bukan hanya bintangnya sidang jemaat, tetapi juga malaikatnya sidang jemaat.
Kapan gembala menjadi malaikat sidang jemaat?Jika gembala bisa menunaikan tugas yaitu
- Memberi makan jemaat dengan roti malaikat--firman penggembalaan yang berlimpah-limpah.
Mazmur 78: 23-25
78:23. Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,
78:24. menurunkan kepada mereka hujan mannauntuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;
78:25. setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Roti= firman.
Malaikat= gembala.
Roti malaikat artinya firman penggembalaan.
"Doakan saya sebagai gembala, sebab tugasnya dua ini. Kalau gembalanya bisa menjadi bintang dan malaikat bagi sidang jemaat, jemaat akan berbahagia."
- Menjaga sidang jemaat lewat menaikkan doa penyahutan.
"Saya tertolong lewat formulir. Gunanya formulir adalah untuk didoakan dan ditumpangi tangan, bukan untuk keanggotaan. Kalau dulu saat saya menjadi guru sekolah minggu, murid saya ada lima belas, saya hafal satu per satu namanya. Kalau sekarang, hafal juga wajah-wajahnya yang ada masalah. Setiap menyembah, saya hafal wajah-wajah yang ada dalam penyakit atau masalah, semua keluar. Itu kemurahan TUHAN. Yang lain saya doakan lewat penumpangan tangan."
- Secara umum: bintang adalah kehidupan yang dipakai oleh TUHAN--kita semua.
Syaratmenjadi bintang bercahaya adalah BIJAKSANA.
Daniel 12: 3a
12:3a. Dan orang-orang bijaksanaakan bercahayaseperti cahaya cakrawala
Bijaksana artinya:
- Taat dengar-dengaranpada firman pengajaran yang benar--"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu." (Matius 7: 24)
Kalau kita betul-betul taat kepada firman pengajaran yang benar, kita akan menjadi kehidupan yang tahan uji. Sekalipun ada hujan lebat, angin kencang dan bajir, kita tetap tahan uji; tetap kokoh.
Jangankan manusia, setan tritunggalpun tidak bisa menjatuhkan kita.
- Hujan dari atas= setan.
- Angin= nabi palsu.
- Banjir dari bawah= antikris.
Oleh karena itu kita harus mendengar yang benar--ada di dalam alkitab. Jangan yang tidak benar! Kalau tidak benar, kita akan melenceng jauh.
- Pengertian bijaksana yang kedua: tahu batas--batasnya adalah kebenaran dan kemurnian; seperti bintang tetap dalam orbitnya/keretta pada relnya.
Begitu menyimpang sedikit, akan hancur.
"Kaum muda, dalam bergaul, kelompok belajar dan lain-lain--memang harus begitu karena kita masih hidup di dunia. Mungkin ada anak-anak yang merokok, yang najis. Mari, kita tidak bisa katakan: 'Saya tidak mau berkelompok, tetapi sendirian saja.' Nanti gurunya yang marah. Harus berkelompok, tetapi batasi dengan kebenaran dan kemurnian! Dalam bekerja juga: 'Om, kalau sendirian modalnya tidak cukup,' misalnya saham, silakan. Tetapi tetap batasi dengan kebenaran dan kemurnian!"
Jangan lewat sedikitpun! Begitu lewat sedikit, sekalipun menjanjikan keuntungan besar--itu bohong, itu adalah suara setan--, kita akan hancur. Dengar suara TUHAN!
- Pengertian bijaksana yang ketiga: hanya menghasilkan perbuatan benar dan baik, sampai membalas kejahatan dengan kebaikan.
Jangan pernah melakukan perbuatan jahat!
Membalas kejahatan dengan kebaikan, itu adalah sinar yang paling bercahaya.
Kalau orang baik pada kita, lalu kita balas juga dengan kebaikan, itu biasa, sebab orang-orang di luar Yesus juga melakukan hal yang sama. Tetapi kalau kita membalas kejahatan dengan kebaikan, itu bintang yang paling bercahaya.
Bijaksana itu berarti punya hikmat dari TUHAN/firman, bukan lulus dari sekolah tinggi dengan gelar sarjana, profesor dan lain-lain.
Amsal 24: 14
24:14. Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang.
'Hikmat'=> dari mendengar firman dan dengar-dengaran.
Hasilnya: ada jaminan masa depan yang berhasil dan indah dari TUHAN. Yakinlah!
"Yang sekolah, silakan, saya senang, saya doakan. Kalau kumpul-kumpul di depan selalu saya tanya: 'Ranking berapa?': 'Dua, Om,': 'Oh, bagus.' Kalau yang belum ranking: 'Belajar.' Saya senang, tetapi harus ditingkatkan. Saat mendengar firman harus sungguh-sungguh, sampai praktik. Itu hikmat yang tertinggi dari TUHAN, yang menjamin keberhasilan masa depan kita."
Jadi, dari rumah tangga dulu, baru menjadi bintang yang bercahaya di depan semua orang. Baru tingkat yang ketiga, yaitu bintang timur yang gilang-gemilang. Lewat disinari firman saja.
Asalkan kita menerima firman dengan sungguh-sungguh, mendengar dan mempraktikkan, tiba-tiba tanpa disadari, kita mengalami keubahan. Keubahan itu sederhana, tetapi membekas di hati. Misalnya dulu suka membentak orang tua, sekarang bisa menjawab dengan baik. Yang melihat hanya berkata: Kok bisa?
Seperti cerita Musa di Midian. Biasanya tujuh gadis Midian diganggu oleh gembala-gembala palsu. Kalau mereka mau memberi minum kambing dombanya, sudah antriannya di depan tetapi disingkirkan--karena perempuan--dan harus antri lagi. Jadi, selalu pulang terlambat ke rumah. Tetapi begitu ada Musa, mereka dibantu oleh Musa; gembala-gembala palsu diusir oleh Musa sehingga mereka bisa lekas pulang ke rumah. Sampai ayah mereka bertanya: 'Mengapa selekas ini kamu pulang hari ini?'
Itu terang di rumah tangga. Biasanya pulang larut malam, sekarang sudah bertobat, pulang yang baik ke rumah.
Orang tuanya sudah bertanya-tanya: 'Kok bisa ya?' Itu terang yang kecil--berubah menjadi anak yang taat. Mungkin dulu kalau dipanggil oleh orang tuanya selalu marah, tetapi sekarang: 'Iya, Pak.' Kalau orang tuanya tidak pernah beribadah, nanti bisa beribadah.
- Tingkatan terang yang ketiga: bintang timur yang gilang gemilang.
2 Petrus 1: 19
1:19. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelitayang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
'firman yang telah disampaikan oleh para nabi'= firman nubuat/firman pengajaran/cahaya iIjil tentang kemuliaan Kristus yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali. Belum terjadi, tetapi pasti akan terjadi; ini sama dengan firman yang disampaikan oleh para nabi.
'memperhatikan pelita'= tadi, terang dimulai dari menjadi pelita dalam rumah tangga.
'sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu'= sampai kita menjadi bintang timur. Terus perhatikan firman!
Hari-hari ini banyak perhatian kita. Mungkin perhatian pada pelajaran, pekerjaan, rumah tangga, silakan. Tetapi fokuskan, nomor satu adalah perhatikan cahaya; perhatikan firman pengajaran dengan sungguh-sungguh! Mendengar sampai dengar-dengaran. Kita terang terus, sampai bintang timur bersinar di dalam hati kita.
Jadi, Yesus sebagai bintang timur yang gilang-gemilang sama dengan Mempelai Pria Sorga yang sempurna.
Kita sebagai bintang timur yang gilang-gemilang sama dengan mempelai wanita sorga yang sempurna.
Prosesnyaadalah DIUBAHKAN. Disinari sama dengan diubahkan sedikit demi sedikit, sampai menjadi sama mulia dengan Yesus.
Seumpama ada tempat gelap yang disinari, mungkin baru satu persen sinarnya masuk, tetapi sudah ada terang. Lalu dengar lagi, disinari lagi sebanyak sepuluh persen. Terus disinari sampai seratus persen--menjadi sama mulia dengan Yesus. Kita bisa merasakannya. Sekalipun sedikit demi sedikit, tetapi bisa dirasakan di dalam rumah tangga, pergaulan, sampai nanti sama dengan Yesus.
Wahyu 21: 9-11 => mempelai wanita yang sempurna
21:9. Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
21:10. Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
21:11. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Gereja TUHAN yang sempurna/mempelai wanita sama dengan Yerusalem baru/kerajaan sorga.
Apa yang harus diubahkansupaya menuju kesempurnaan di Yerusalem baru--bintang timur yang gilang-gemilang--?:
- Kita tampil seperti 'permata yaspis', artinya kerinduan yang menyala-nyala dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
Ini yang dilihat oleh TUHAN. Istilah dalam kitab kejadian, kerinduan yang menyala-nyala adalah (maaf) berahi secara rohani; tidak bisa dihalangi oleh apapun.
TUHAN berkata kepada Hawa: 'Namun engkau akan berahi kepada suamimu.'
Kerinduan yang menyala-nyala adalah berahi kita secara rohani kepada TUHAN, artinya SETIA DAN BERKOBAR-KOBARdalam ibadah pelayanan. Tidak bisa dihalangi oleh apapun.
"Saya bercerita, dii sini ada yang jaraknya 3-4 jam datang. Di Malang juga istimewa, ada jemaat yang dari gunung. Jalannya berkelok-kelok, dia pakai motor sampai hampir celaka. Tapi TUHAN tahu, dia hampir celaka, sekarang diberkati mobil oleh TUHAN. Ada cerita lagi, kalau ikut fellowship di Kartika Graha, mereka sekeluarga tidur di pom bensin. Saya tidak tahu, sedangkan orang lain saya tampung di penginapan, hotel dan lain-lain. Tetapi dia tidur di gerobak motornya, mandinya di pom bensin. Saya benar-benar tidak tahu. Dia memang rindu. Ini bukan mengagung-agungkan orang, tetapi ini pelajaran bagi saya, jangan sampai mengeluh. Orang lain bisa sampai sebegitunya, saya masih enak. Ini kerinduan yang menyala-nyala. Saya ceritakan keadaan jemaat di sini, sekarang di Malang sudah mulai. Ada yang dari Blitar, Pandaan, Bondowoso. Kalau di sini, ada yang dari Pamekasan, Tuban. Memang kita berjuang bersama-sama--kerinduan yang menyala-nyala."
Kalau disinari, kegelapannya hilang, dan kerinduan akan terus terbit. Tetapi kalau sudah ditutupi gelap, akan seperti sumbu yang ditutupi kegelapan. Lama-lama pelita akan padam. Jangan gelap! Biar disinari terus! Bersihkan dulu sumbunya, dan kita akan terus disinari, terus semangat.
"Apalagi yang dekat di Surabaya sini, mari, setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN."
- Pembaharuan yang kedua: 'jernih seperti kristal'= JUJUR. Ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar.
Jujur dalam pengajaran yang benar, mengaku dosa, dan jujur dalam segala hal.
Setia berkobar-kobar dan jujur, itu sama dengan mengulurkan tangan kepada TUHAN. Di situ permulaannya!
Kalau kita mau menjadi bintang timur, kita harus terus bercahaya--setia berkobar-kobar. Kalau sudah tidak setia dan berkobar-kobar, bintang akan jatuh.
"Sama seperti lampu. Kalau nyala lampu sudah berkedap-kedip, tidak lama lagi akan mati."
Pertahankan setia dan berkobar-kobar! Bukan oleh emosi atau kekuatan daging, tetapi kekuatan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus--sinar dari TUHAN. Itu yang membuat kita terus berapi-api. Kalau pakai kekuatan daging, umur berapa sudah habis.
Setia berkobar-kobar dan jujur, itu sama dengan mengulurkan tangan kepada TUHAN dan Ia mengulurkan tangan kepada kita, sehingga kita hidup di dalam tangan TUHAN.
Lihat bintang! tidak ada tiang yang menyangga dia dari bumi; itulah hidup dalam tangan TUHAN.
Kalau kita setia, tangan TUHAN juga setia. Istilah 'setia' berarti tidak pernah ditarik. TUHAN tidak pernah menipu kita, Dia membalas yang sama.
Hasilnya:
- Ibrani 2: 16-18
2:16. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
2:17. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setiakepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
2:18. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
'bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani'= bintang timur yang hebat--Lucifer--, begitu berbuat dosa, dia langsung jatuh dan menjadi setan.
Hasil yang pertama: TUHAN mengulurkan tangan yang setia dan berbelas kasihuntuk:
- 'mendamaikan dosa seluruh bangsa'= mengampuni kalau kita jatuh, dan mengangkat kita dari kejatuhan-kejatuhan.
Kita adalah manusia darah daging.
Kalau malaikat itu roh. Tidak ada unsur dagingnya, dia kuat. Kalau roh menjadi sombong dan jatuh, ia habis dan hancur.
Tetapi manusia darah daging ini banyak kelemahan, TUHAN tahu.
Kalau ada kejatuhan dan kegagalan, masih ada pengangkatan TUHAN. Daud jatuh dengan Batsyeba, tetapi masih diangkat. Asal kita mengaku.
Inilah tangan TUHAN yang setia dan berbelas kasih: untuk mendamaikan dosa kita dan mengangkat kita dari kejatuhan-kejatuhan.
Apapun kejatuhan kita, akui pada TUHAN dan sesama! Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi!--kita dipulihkan. Kita juga diangkat dari kegagalan-kegagalan--kalau mengalami kejatuhan, otomatis mengalami kegagalan.
"Saya juga diperiksa dalam pelayanan. Jangan sampai merosot! Jangan gagal! Mari, dalam pekerjaan, studi, kembali pada tangan yang setia dan berbelas kasih."
Setia artinya tangan-Nya tidak pernah dicabut; tidak pernah ditarik, tetapi selalu siap mengangkat kita dari kejatuhan, kegagalan dan kemerosotan, untuk dijadikan berhasil.
- Ayat 18: 'Ia dapat menolong mereka yang dicobai'= tangan yang setia dan berbelas kasih menyelesaikan segala masalahyang mustahil tepat pada waktunya.
- 1 Tesalonika 5: 23-24
5:23. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
5:24. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.
Hasil yang kedua: tangan TUHAN yang setia dan menggenapi janji-Nyadiulurkan untuk memelihara kitasecara jasmani di tengah kesulitan sampai zaman antikris; juga untuk memelihara kita secara rohani, yaitu menyucikan dan mengubahkan kitasampai sempurna seperti Dia.
Jika Yesus datang kedua kali, kita terangkat bersama Dia sampai di takhta sorga.
Dia setia, kita harus setia berkobar-kobar dan jujur. Dia setia dan berbelas kasih, Dia setia dan menggenapi janji-Nya. Catat baik-baik!
Dia tidak pernah menipu kita dan ingkar janji, apapun keadaan kita siang hari ini.
"
Banyak kesaksian, tadinya menghina TUHAN, menghina firman pengajaran yang benar. Seorang siswa SMA, menghina sekali. Setiap saya umumkan tiga macam ibadah, dia langsung berkata: 'Iya, pendeta tidak ada kerjanya. Jadi kolektenya diperbanyak, supaya dia kaya. Kita yang miskin.' Padahal dia tidak tahu, kalau kolekte dan lain-lain itu saya tidak pergunakan untuk diri saya pribadi, tetapi untuk pekerjaan TUHAN semua. Kalau mendengar firman, dia bicara sendiri. Tetapi lama-lama dia bisa mendengar. Kalau ibunya datang--dia orang luar pulau--, selalu bertengkar dengan ibunya. Tetapi anehnya dia masih mau datang dan mendengar firman. untungnya mau datang. Selain bertengkar dengan ibunya, di sekolah dia juga menyontek. Akhirnya dia betul-betul dikerjakan firman. Dia bisa datang tiga macam ibadah, ditambah ibadah kaum muda. Di akhir studinya, dia ranking satu paralel. Dia menulis surat kepada saya, saya baca saat saya akan berangkat ke Surabaya--masih awal-awal melayani di Surabaya. Saya baca, saya menangis, dia tulis: 'Seperti Om pendeta bilang: TUHAN tidak pernah menipu kita, betul saya alami, TUHAN tidak pernah menipu.' Ini anak SMA, tadinya menghina luar biasa. Saya baca tulisannya, sampai tertawa kecut. Sampai sebegitunya dia mengata-ngatai, kasar sekali. Tetapi di akhir: 'Seperti Om pendeta katakan: TUHAN tidak pernah menipu kita.' Mari, Dia setia dan berbelas kasih, Dia setia dan menggenapi janji-Nya."
Dia setia, asalkan kita setia. Sampai saat TUHAN datang kedua kali, kita mendapatkan mahkota kehidupan. Kita bersama dengan Dia selama-lamanya.
Sungguh-sungguh layani TUHAN hari-hari ini! Kita serahkan hidup pada TUHAN.
Apapun keadaan kita, serahkan pada Dia! Jangan berhenti di tengah jalan! Dia tidak ingkar janji, Dia tidak menipu kita.
Silahkan bekerja, sekolah dan lain-lain, tetapi jangan lupa TUHAN! Kita juga harus setia pada Dia. Serahkan semua pada Dia! Dia tidak menipu kita. Kaum muda, serahkan semua!
Setia sungguh-sungguh dan jujur di hadapan TUHAN! Apapun yang sedang kita hadapi, tinggal tunggu waktunya TUHAN. Sungguh-sungguh Dia tidak menipu; Dia menggenapi janji-Nya.
Ada kendala, kesulitan, kegagalan, atau kehancuran, serahkan pada Dia!
TUHAN memberkati.