Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 4: 34:3. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspisdan permata sardis; dan suatu pelangimelingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrudrupanya.
= Pribadi TUHAN dan takhta sorga yang dilihat oleh rasul Yohanes, yang memancarkan sinar kemuliaan--
shekina glory--dalam bentuk sinar dari batu-batu indah.
Sudah kita pelajari 4 macam batu indah, itulah 4 dasar yang kuat dari gereja TUHAN--bagaikan mendirikan rumah di atas dasar batu--, sehingga bisa bertahan untuk mengikut TUHAN sampai ke takhta sorga.
Ada
4 macam batu indah(diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 29 Februari 2016):
- Ayat 3: permata yaspis= menunjuk pada iman (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 06 Maret 2016).
- Ayat 3: permata sardis= menunjuk pada pertobatan (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya,07 Maret 2016sampai Ibadah Doa Surabaya, 09 Maret 2016).
- Batu kristal= menunjuk pada baptisan air (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 13 Maret 2016).
- Ayat 3: batu zamrud = pelangi= menunjuk pada baptisan Roh kudus (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 13 Maret 2016).
Malam ini kita pelajari mengenai
PELANGI.
Kejadian 9: 13-179:13. Busur-KuKutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
9:14. Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan,
9:15. maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhlukyang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.
9:16. Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi."
9:17. Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi."
'
busur-Ku'= pelangi.
'
segala makhluk'= segala daging.
Jadi, pelangi adalah perjanjian TUHAN dengan segala makhluk--segala daging--di bumi.
Di perjanjian baru digenapkan dalam kitab Kisah Rasul.
Kisah Rasul 2: 15-182:15. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan,2:16. tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel:
2:17. Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Kuke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.
2:18. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.
Waktu di loteng Yerusalem, murid-murid menerima Roh Kudus dan dikira mabuk.
'
semua manusia'= semua daging.
Pelangi adalah perjanjian TUHAN dengan segala makhlukdi bumi lewat nabi Nuh, kemudian nubuatan ini dituliskan lagi--dibaharui--oleh nabi Yoel dan digenapkan--nubuat yang sudah digenapkan--di Kisah Rasul 2: 15-18.
Artinya, perjanjian pelangi sudah digenapkan dalam bentuk pencurahan Roh Kudus--kepenuhan Roh Kudus.
Jadi, kita harus diurapi dan dipenuhi oleh Roh Kudus, bahkan meluap-luap dalam Roh Kudus--seperti murid-murid di loteng Yerusalem.
Kita mutlak memiliki Roh Kudus!Ada
3 hal tentang pelangiyang dituliskan di alkitab:
- Pada zaman Nuh.
Kejadian 9: 15
9:15. maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.
Yang pertama: pelangi ada diAWAN.
Artinya: tidak ada lagi penghukuman karena dosa-dosa.
Setelah bumi dihukum dengan air bah, TUHAN menaruh pelangi di awan dan berjanji: Tidak akan lagi penghukuman karena dosa-dosa.
Bagaimana bisa terjadi, karena orang yang berdosa seharusnya binasa--maut?
Roma 8: 1-2, 13
8:1. Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
8:2. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamudalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
8:13. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
'Roh'= Roh Kudus.
Dengan adanya tanda pelangi, maka orang berdosa tidak dihukum, karena Roh Kudus sudah menghukum perbuatan-perbuatan daging yang berdosa, sehingga kita bisa hidup. Kita hidup dalam kebenaran--Roh Kudus adalah Roh kebenaran--, sehingga tidak dihukum, tetapi mendapatkan hidup kekal.
Mari, kalau ada tanda pelangi dalam hidup kita--tanda Roh Kudus--, matikan perbuatan daging dan hidup dalam kebenaran. Semua harus benar! Mulai dari pribadi--SIM, KTP, kerja, sekolah, berlalu lintas dan lain-lain--, harus benar. Setiap langkah hidup kita harus benar. Itu tanda kalau ada pelangi dalam hidup kita.
Lanjut, nikah dan ibadah pelayanan harus benar, sehingga kita mendapatkan hidup kekal.
Jadi, yakinlah! Kalau ada 4 dasar di atas--percaya, bertobat, baptisan air dan Roh Kudus--, maka ada Roh Kudus yang mematikan perbuatan dosa dan kita bisa hidup dalam kebenaran. Yang ada hanya hidup kekal dan tidak ada lagi penghukuman.
- Wahyu 10: 1
10:1. Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanyadan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api
'pelangi' = Roh Kudus.
Yang kedua: pelangi ada di atasKEPALA--pikiran.
Artinya: pikiran harus diurapi oleh Roh Kudus, sehingga tidak bisa disesatkan oleh ajaran-ajaran sesat.
Sekarang ini, selain dosa yang menjatuhkan manusia untuk binasa, ajaran sesat juga luar biasa. Dosa membuat kita jatuh, sehingga tidak sampai ke sorga. Tetapi ajaran sesat membuat kita tidak pernah sampai ke sorga--menuju arah yang lain. Karena itu kita membutuhkan pelangi.
Kalau daging, tidak bisa melawan dosa, malah cenderung berbuat dosa. Harus ada Roh Kudus yang mematikan dosa, supaya kita hidup benar dan menuju ke surga. Begitu juga dengan ajaran palsu yang menyesatkan kita. Ular lebih pandai, kita tidak bisa melawan. Roh Kudus yang menolong kita. Pikiran harus diurapi oleh Roh Kudus.
Matius 24: 3-5, 11, 24=> khotbah tentang akhir zaman.
24:3. Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?"
24:4. Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkankamu!
24:5. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkanbanyak orang.
24:11. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkanbanyak orang.
24:24. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkanorang-orang pilihan juga.
'apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?'= tanda kiamat.
TUHAN Yesus sendiri juga memperingatkan kita akan banyaknya penyesat-penyesat.
Tanda utama kedatangan Yesus adalah terjadi penyesatan.
4 kali dituliskan tentang penyesatan, artinya sungguh-sungguh serius dan angka 4 menunjuk pada 4 penjuru bumi, artinya ajaran sesat melanda 4 penjuru bumi, tidak ada tempat yang aman.
Kalau tersesat, tidak akan pernah mencapai kerajaan sorga--kehilangan arah menuju kerajaan surga--dan tidak bisa sempurna, tetapi binasa selamanya.
2 Korintus 11: 2-3
11:2. Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkankamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
11:3. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkandari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya
'seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya' = pikiran disesatkan.
Masa pertunangan= masa paling dekat dengan pernikahan--satu langkah lagi menuju perkawinan. Ini menunjuk pada akhir zaman. Nanti pada saat kedatangan Yesus kedua kali, akan terjadi perjamuan kawin Anak Domba; pernikahan yang rohani antara Kristus sebagai kepala--suami/mempelai pria surga--dan sidang jemaat sebagai tubuh Kristus--isteri/mempelai wanita--di awan-awan yang permai. Kita tidak terpisah lagi selamanya.
Kita harus waspada. Justru banyak anak TUHAN/hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang disesatkan pikirannya seperti Hawa diperdaya oleh ular. Banyak logika-logika, pengetahuan-pengetahuan hari-hari ini yang bertentangan dengan firman.
1 Timotius 6: 20-21
6:20. Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan,
6:21. karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu
Banyak anak TUHAN yang diperdaya oleh pengetahuan. Kelihatannya benar dan bagus secara pikiran manusia, tetapi tidak cocok dengan alkitab--bertentangan dengan firman--, sehingga kehilangan nilai rohani--nilai penebusan atau penyelamatan. Ini yang bahaya!
Pikiran harus ada pelangi; harus diurapi Roh Kudus.
Contohnya, Hawa di dalam 2 Korintus 11: 2-3.
2 kali Hawa diperdaya atau disesatkan oleh ular:
- Kejadian 2: 16-17
2:16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17. tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakanbuahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Ayat 16-17= Inilah perintah TUHAN. Dibandingkan dengan Kejadian 3: 1-3.
Kejadian 3: 1-3
3:1. Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2. Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3. tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun rababuah itu, nanti kamu mati."
TUHAN katakan: Boleh makan dengan bebas. Tetapi ular katakan: Tidak boleh. Yang boleh jadi tidak boleh ataupun sebaliknya, inilah penyesatan.
Hawa menghilangkan kata 'bebas' dan menambah kata 'raba.'
Yang pertama: Hawa menambah dan mengurangi firman pengajaran yang benar:
- Mengurangi kata 'bebas'. 'Bebas' artinya: dalam urapan Roh Kudus. Jadi, kita mendengarkan firman harus dalam urapan Roh Kudus. 'Bebas' juga berarti tidak terbatas oleh waktu atau oleh apapun. Roh Kudus bisa menolong kita.
Menghilangkan kata 'bebas', artinya: tanpa urapan Roh Kudus.
Hamba TUHAN menerangkan firman TUHAN dengan pengetahuan, kepandaian, pengalaman dan lain-lain, bukan dengan urapan Roh Kudus. Tidak bebas lagi dalam memberitakan atau mendengarkan firman--waktunya dibatasi--, karena menggunakan logika: manusia mendengarkan pelajaran itu hanya bisa sekian menit. Bagus kalau menurut logika manusia--untuk pengetahuan di dunia.
"Saya dulu pernah menjadi guru juga bergitu. Satu jam pelajaran berapa menit (45 menit dan lain-lain)."
Tetapi firman, lain. Ini urusan sorga dan Roh Kudus yang menolong kita.
Di Kisah Rasul, malah rasul Paulus memberitakan firman semalaman--sampai fajar menyingsing--dan yang mengantuk hanya 1 orang, itulah Euthikus. Itupun karena dia berada di jendela--mendengar sana sini--, mengantuk dan jatuh. Kalau sungguh-sungguh dalam urapan, pasti mampu.
"Kita satu bulan sekali doa semalam suntuk. Kalau ada Roh Kudus, pasti mampu."
Inilah yang mulai dihilangkan sekarang, tetapi bertentangan dengan firman. Karena tidak ada kata 'bebas' dalam mendengarkan firman, akibatnya, sidang jemaat tetap terikat oleh waktu--di gereja mau cepat-cepat pulang, padahal kalau bergosip bisa berjam-jam--dan lebih dari itu, terikat dengan dosa--tidak bisa terlepas dari dosa.
Ini yang berbahaya karena diperdaya oleh ular.
Kata 'bebas' ini sudah dibuang. Kami memberitakan firman waktunya dibatasi, isinya juga dibatasi--tidak boleh keras-keras lagi dalam pemberitaan firman--, sehingga jemaat juga tidak bisa bebas--terikat soal waktu dalam beribadah dan terikat dalam dosa, sampai tidak bisa terlepas seumur hidupnya.
Biarlah Roh Kudus mengurapi pikiran kita semua.
- Hawa menambah kata 'raba'.
Artinya: hamba TUHAN juga menambah firman TUHAN dengan lawak, ilustrasi yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan--seperti cerita dongeng--dan lain-lain. Secara logika, bagus. Tetapi tidak sesuai dengan firman pengajaran yang benar.
Contohnya: dalam kitab Hakim-Hakim, Simson--gambaran roh Kudus--disuruh melawak, tetapi di kuil Dagon--pemberhalaan. Kalau di rumah TUHAN harus ada pedang firman. Dalam Injil Matius, Markus, Lukas: Yesus mengajar bukan melawak.
Kalau menambah kata 'raba', akibatnya hati jemaat tidak pernah dijamah TUHAN, tetapi yang diraba hanya logika dan emosinya--tertawa, menangis--, sehingga banyak yang menjadi sombong; tidak pernah berubah ke arah yang baik--tetap manusia lama. Tidak pernah berubah contohnya: yang korupsi tetap korupsi, yang menyontek tetap menyontek, tetap melanggar peraturan lalu lintas.
Kalau hati dijamah TUHAN, hidupnya akan berubah--ke arah menjadi sama dengan Yesus--dan menjadi rendah hati.
"Bahkan seringkali hamba TUHAN berkata: Tidak apa-apa, tidak ada SIM, sebab kita melayani untuk TUHAN. Ini lebih salah lagi, melayani untuk TUHAN, tetapi tidak benar. Ini karena hatinya tidak pernah diraba, sehingga tidak pernah berubah."
Inilah Hawa yang disesatkan oleh ular. Tidak ada lagi pelangi--urapan Roh Kudus. Pikiran boleh diisi dengan kepandaian--S1, S2--, tetapi jangan lupa harus diisi pelangi--urapan Roh Kudus--supaya tidak dissatkan oleh ajaran sesat.
- Kejadian 3: 6
3:6. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminyayang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
Yang kedua: dari isteri kepada suami (susunan yang terbalik, seharusnya dari suami kepada isteri), yaitu Hawa memberi buah yang dilarang TUHAN kepada Adam, sehingga Adam memakannya dan telanjang.
Artinya: wanita mengajar dan memerintah laki-lakidalam nikah rumah tangga maupun dalam ibadah.
Susunan yang benar adalah laki-laki--suami--kepala dari wanita--isteri--, baik dalam nikah maupun ibadah. Jangan dbalik!
Ular memperdaya pikiran sampai susunan nikah menjadi terbalik--isteri menjadi kepala dari laki-laki. Di dalam ibadah juga seringkali dibalik. Inilah setan yang merusakkan pikiran.
1 Timotius 2: 11-14
2:11. Seharusnyalah perempuan berdiam diridan menerima ajaran dengan patuh.
2:12. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
2:13. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
2:14. Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa.
1 Timotius 2= judulnya: mengenai sikap laki-laki dan perempuan didalam ibadah--termasuk di dalam rumah tangga.
Seharusnya wanita berdiam diri di hadapan laki-laki, baik di rumah tangga maupun dalam ibadah--tidak boleh mengajar dan memerintah laki-laki.
1 Korintus 14: 34-35
14:34. Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diridalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat.
14:35. Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat.
'seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat' = sejak zaman Taurat, sampai sekarang--digenapkan--bahwa wanita harus berdiam diri.
Kalau mau jemaatnya kudus, maka perempuan-perempuan harus berdiam diri.
Mengapa wanita harus berdiam diri--tidak boleh mengajar dan memerintah laki-laki--? Untuk menempatkan laki-laki pada kedudukan yang benar, sesuai firman, yaitu laki-laki menjadi kepala dari wanita, sehingga Yesus menjadi kepala di dalam rumah tangga dan ibadah.
Jika Yesus menjadi kepala, hasilnya: Yesus sanggup memberikan suasana Firdaus kepada kita, bahkan membawa kita kembali ke Firdaus, sebab tempat kita di Fridaus.
Sekarang ini, sejak Adam dan Hawa berbuat dosa, kita sudah kehilangan Firdaus.
Kembali pada susunan yang benar! Kalau susunan sudah benar, kita bisa kembali lagi ke Firdaus--kerajaan 1000 Tahun Damai--bahkan sampai duduk di takhta surga bersama Dia.
Inilah yang harus kita waspadai dari ajaran sesat. Menambah dan mengurangi firman kelihatannya baik sekali secara logika--tidak boleh lama, tidak boleh keras--, tetapi tidak cocok dengan firman. Atau menambah dengan lawak, dongeng, tetapi bertentangan dengan firman.
Akibatnya: kehilangan nilai rohani, tidak ada keubahan hidup; tidak ada kebebasan--terikat dengan waktu dan dosa. Ini yang harus diubah!
Biarlah kita mengikuti firman hari-hari ini. Pelangi harus ada di kepala, supaya tidak disesatkan.
Kemudian wanita mau menjadi kepala--mengajar dan memerintah laki-laki--, sehingga benar-benar jungkir-balik. Kalau Hawa memberi makan buah kepada Adam--wanita mengajar dan memerintah laki-laki--maka kepalanya adalah ular. Kalau kembali pada yang benar, maka Yesus akan menjadi kepala.
Prosessupaya pelangi ada di kepala--mendapat urapan Roh Kudus--: kita berada di ruangan suci.
Imamat 21: 12 (kudusnya para imam)
21:12. Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
'ia' = imam-imam.
Kita harus selalu berada di ruangan suci untuk mendapatkan pelangi di kepala--urapan Roh Kudus di atas kepala.
Dulu, Musa naik ke gunung Sinai. TUHAN perlihatkan kerajaan sorga kepada Musa dan TUHAN perintahkan Musa untuk membuat kerajaan sorga di bumi, supaya di bumi sama seperti di sorga. Kerajaan sorga di bumi adalah Tabernakel--Kemah Suci (Keluaran 25-40). Tabernakel (kemah suci) adalah tempatnya 2 loh batu.
Di atas gunung Sinai, Musa menerima 2 hal, tetapi gereja TUHAN banyak yang mengajarkan hanya menerima 2 loh batu. Selain itu Musa juga menerima Tabernakel; petunjuk untuk membangun sorga di bumi.
Ada ruangan yang namanya ruangan suci. Dulu ada 3 macam alat yang harus dibuat semua (pelita emas dengan 34 kg emas, meja roti sajian dan mezbah dupa emas). Sekarang sudah hancur semua dan dalam arti rohani, yaitu ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:
- Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya (ada kesaksian, nyanyian dan lain-lain).
- Meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; perseketuuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus (perjamuan suci).
- Mezbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Inilah ketekunan dalam penggembalaan dan tempat kita diurapi.
Kala kita sudah tekun dalam kandang penggembalaan, maka tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, sehingga kita mengalami penyucian terus menerus. Sama seperti Yesus bertanya pada Petrus 3 kali: Petrus apakah engkau mengasihi Aku? Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Petrus menyangkal Yesus 3 kali, sebab itu tubuh, jiwa, rohnya perlu disucika dalam kandang penggembalaan.
Hasilnya:
- Ada minyak urapan Roh Kudus di kepala--pelangi di kepala. Suci, baru ada urapan. Kalau tidak suci dan tidak benar, tidak ada Roh Kudus--kering.
1 Timotius 4: 1
4:1. Tetapi Roh dengan tegasmengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
Bukti ada minyak urapan di kepala adalah
- Roh Kudus membuat kita tegas untuk berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar, yang sudah kita terima--sudah kita alami.
Jangan seperti Hawa! Sekian tahun sudah enak dengan Adam di dalam taman Firdaus--mengalami suasana Firdaus: semua buah pohon di taman boleh kamu makan buahnya dengan bebas, kecuali satu. Mendadak ular datang dan langsung berubah semua. Dia pilih suara ular dari pada suara TUHAN.
Ini bahayanya kalau mendengar 2 suara. Pasti meninggalkan yang bena dan menerima yang salah!
- Roh Kudus juga menolong kita untuk tegas menolak ajaran yang lain. Caranya: dengan menyingkir. Jangan mendengar ajaran asing. Hati-hati!
"Di pengetahuan dunia saja, kalau dosen satu dengan dosen kedua tidak sama mengajarnya, sudah bingung mau ikut yang mana. Satu keponakan saya (sekolah S2) bingung menghadapi 2 dosen yang berbeda (dosen pembimbing dan penguji), sehingga tidak lulus-lulus. Sampai ketua jurusannya menengahi. Bisa ujian. Dan waktu ujian terbuka siapa yang salah dan siapa yagn benar. Ini akibatnya kalau mendengar 2 suara. Untung bisa terselesaikan dengan baik. Ini soal pengetahuan dunia. Kalau untuk firman TUHAN, bahaya. Pasti nanti jatuhnya pada yang tidak benar. Hawa dengar suara ular dan TUHAN, pasti ambil suara ular. Salomo dengar suara TUHAN dan isteri, pasti pilih suara isteri. Harus tegas oleh kuasa Roh Kudus."
- Hasil kedua: kita menjadi biji matanya TUHAN--dikhususkan menjadi biji mata TUHAN.
Mazmur 17: 8
17:8. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-
Kita dikhususkan oleh TUHAN; kita dipelihara dan dilindungi oleh TUHAN, sehingga sebutir pasirpun tidak boleh masuk--begitu khusus di hadapan TUHAN.
- Hasil ketiga: urapan Roh Kudus menjadi mahkota mempelai.
Hari-hari ini kita harus tegas!
Yang pertama, pelangi di awan; tidak ada hukuman lagi bagi manusia berdosa, sebab sudah diurapi Roh Kudus dan Roh Kudus mematikan perbuatan daging, sehingga kita bisa hidup benar dan tidak dihukum.
Yang kedua: pelangi di atas kepala; pikiran diurapi Roh Kudus, supaya jangan disesatkan. Untuk dapat menerima urapan, kita harus digembalakan. Tetapi hasilnya luar biasa, yaitu ada minyak urapan di kepala (tidak tersesat), menjadi biji mata TUHAN (dipelihara dan dilindungi dalam kesulitan dunia, bahkan satu butir pasirpun tidak boleh masuk), sampai nanti menjadi mahkota mempelai.
- Pelangi ada diTAKHTA TUHAN--takhta kemuliaan.
Wahyu 4: 3
4:3. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangimelingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
Matius 25: 31
25:31. "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nyadan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
Takhta TUHAN = takhta kemuliaan.
Yehezkiel 1: 28
1:28. Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.
Bagaimana caranya kita bisa melihat pelangi kemuliaan?
- Saat menghadapi mendung dan bukit terjal. Kalau ada mendung, dan ada matahari, akan ada pelangi.
Mendung= kesulitan-kesulitan atau ujian--percikan darah. Itu adalah saatnya untuk melihat pelangi, bukan mengomel. Percikan darah: kita tidak bersalah, tetapi malah menghadapi sesuatu.
Dialami juga oleh keluarga Betania (Maria, Marta dan lazarus), di mana Lazarus mati 4 hari.
Yohanes 11: 3-5
11:3. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."
11:4. Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."
11:5. Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.
Dulu, 'mengirim kabar pada Yesus', sekarang dalam bentuk berdoa.
Orang yang dikasihi TUHAN dan mengasihi TUHAN, tetapi doanya tidak dijawab, bahkan dibiarkan mati, sampai 4 hari--sudah tidak ada harapan. Ini yang disebut dengan mendung, bukit terjal, ujian/percikan darah. Bukan untuk dihancurkan, tetapi supaya bisa melihat pelangi kemuliaan TUHAN.
Demikian juga kita. Kita mengasihi dan dikasihi TUHAN, tetapi diizinkan menghadapi yang luar biasa. Mungkin sudah setia, sudah melakukan ini, mengapa saya menghadapi ujian--bidang ekonomi, perkerjaan, study? bukan supaya kita putus asa, kecewa. Bukan maksud TUHAN juga supaya kita lari dari Dia, atau hancur, tetapi supaya kitabisa melihat pelangi kemuliaan dari TUHAN.
- Yang kedua: kita melhat pelangi kemuliaan TUHAN saat kita tersungkur/sembah sujud (Yehezkiel 1: 28).
Yohanes 11: 31-32
11:31. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
11:32. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlahia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Secara dunia, kalau saudaranya meninggal, memang umum untuk meratap di kubur. Tetapi yang luar biasa dari Maria adalah ia tersungkur di kaki TUHAN.
2 sikap saat menghadapi mendung/bukti terjal:
- Pergi ke kubur dan meratap= bersungut-sungut, menyalahkan orang yang sudah mati, menyalahkan orang lain dan menyalahkan TUHAN.
Kalau meratap saat menghadapi kesulitan dan ujian, justru akan hancur dan busuk.
- Tersungkur di kaki Yesus--sikap yang benar.
Artinya, melembut; kita mengaku bahwa kita hanya tanah liat; tidak layak, banyak dosa-dosa, kekurangan, tidak mampu, tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi apapun juga (saat menghadapi kegagalan, kemustahilan), tidak berharga apa-apa, hanya untuk diinjak-injak.
Tersungkur di bawah kaki Yesus, berarti kita berada di tanah--kita mengakuhanya tanah liat. Kita hanya bergantung pada belas kasih TUHAN.
Mari, menghadapi kesulitan, ujian bahkan kemustahilan, jangan meratap, tetapi tersungkur di bawah kaki TUHAN. Ini sama dengan mengulurkan tangan kepada TUHAN; percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN, sekalipun sudah di luar logika--seperti sudah mati 4 hari.
Inilah orang yang nanti bisa melihat pelangi kemuliaan TUHAN--takhta kemuliaan TUHAN. Memang harus melewati mendung, bukit terjal, ujian, kesulitan, kemustahilan, tetapi kita harus tersungkur di kaki TUHAN dan TUHAN akan mengulurkan tangan kepada kita, sehingga terjadi mujizat:
- Mujizat rohani--ini yang tidak bisa ditirukan oleh setan--: keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Di sini, Marta harus diubahkan. Selama Marta tidak diubah, ia seperti kuburan yang ditutup dan Lazarus tidak bisa bangkit lagi. Kuburan harus dibuka!
Yohanes 11: 39-40
11:39. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
11:40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percayaengkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Marta terus menggunakan logika. Ini yang harus diubahkan. Hatinya keras seperti batu penutup kuburan. Ia tidak menggunakan iman, hanya menggunakan logika. Memang benar, tetapi tidak sesuai firman. Ini yang sering dipertahankan oleh manusia.
Kalau tanya TUHAN, berbeda. Kalau logika, bersungut-sungut, tetapi dengan iman, kita bisa tersungkur di hadapan TUHAN--hati yang lembut menggunakan iman.
Biarpun sudah mustahil bagi kita, mari melembut dan percaya-mempercayakan diri kepada TUHAN, sehingga dengan iman kita bisa melihat pelangi kemuliaan TUHAN.
- Kalau mujizat rohani terjadi--hati keras menjadi hati lembut, percaya sepenuhnya kepada TUHAN--, maka mujizat jasmani juga terjadi' pelangi kemuliaan TUHAN dinyatakan.
Lazarus yang sudah mati 4 hari bangkit.
Artinya: masalah yang mustahil selesai; hidup kita menjadi berhasil dan indah--masa depan berhasil--, ada kebahagiaan sorga. Bagi manusia mustahil, tetapi tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
Malam ini mari, kita mohon pelangi dari TUHAN.
- Jika TUHAN datang kembali kedua kali, kita diubahkan jadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk Firdaus--kerajaan 1000 Tahun Damai--sampai kita duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga selamanya.
Sekarang kita melihat takhta lewat pembukaan firman tetapi, satu waktu kita akan masuk di takhta--duduk di takhta sorga bersama dengan Dia untuk selama-lamanya.
Kita butuh pelangi--Roh Kudus.
Pelangi di awanmerupakan tanda tidak ada hukuman. Kita hidup benar, hukum dosa!
Jangan kita yang dihukum di neraka. Biarlah Roh Kudus yang menghukum dosa-dosa, perbuatan daging. Mari hidup benar!
Kemudian
pelangi ada di atas kepala. Kita diurapi oleh Roh Kudus, supaya tidak disesatkan. Bagaimana caranya? Kita tergembala sungguh-sungguh, jangan jalan-jalan ke sana-sini. Perhatikan 3 macam biadah, supaya ada minyak urapan, kita tidak disesatkan, tetapi disucikan dan jadi biji mata TUHAN bahkan menerima mahkota.
Kemudian,
pelangi ada di takhta TUHAN. Kita mau dibawa pada takhta kemuliaan TUHAN. Bagaimana caranya melihat pelangi kemuliaan TUHAN? Saat ada ujian (mendung, bukit terjal). Jangan meratap, jangan bimbang, jangan salahkan siapapun, tetapi tersungkur--percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN--dan TUHAN akan adakan mujizat-mujizat di tengah-tengah kita.
Kita menghadapi penghukuman TUHAN, penyesatan dan mendung. Kita butuh pelangi. tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Yang sudah berhasil, jangan sombong. Jangan berharap pada siapapun, tetapi kita hanya berharap kepada TUHAN.
TUHAN memberkati.