Matius 24: 29-31Kita masih membahas ayat 31, dimana terdengar sangkakala yang dasyat bunyinya untuk menampilkan gereja Tuhan di awan-awan yang permai.
Sangkakala ini adalah Firman penggembalaan yang mengubah kita sedikit demi sedikit.
Kalau Firman ini disampaikan dengan terus menerus, kita juga harus mendengar Firman secara terus menerus.
Imamat 25: 8-10Sangkakala ini juga ditiup pada tahun Yobel= tahun pembebasan= tahun penebusan, dimana segala sesuatu harus kembali pada pemiliknya tanpa syarat apapun dan dengan cuma-cuma.
Pada tahun yobel ini, Tuhan mengembalikan apa-apa yang sudah hilang.
Jadi, Firman penggembalaan sanggup mengembalikan apa yang sudah hilang dari hidup kita, memulihkan kehidupan kita, baik jasmani maupun rohani.Apa yang sudah hilang dari manusia yang paling penting adalah
Roma 3: 23. Dan ini merupakan kehilangan segala-galanya. Dimana manusia
kehilangan kemuliaan Allah, sehingga jadi telanjang. Dan setelah telanjang yang muncul adalah ketakutan (
kehilangan damai sejahtera, sehingga
hidup dalam ketakutan dan kegelisahan).
Kalau
hilang damai sejahtera, hidup itu terpisah dari Tuhan. Kalau dilanjutkan, hidup itu akan terpisah untuk selama-lamanya dan itu sama artinya dengan binasa dalam api neraka.
Makin tidak bergairah dalam ibadah, artinya hidup itu sedang menjauh dari Tuhan.
Dan didunia ini, tidak ada kekuatan/manusia yang mampu mengembalikan damai sejahtera.
Jalan satu-satunya adalah lewat korban pendamaian.
1 Yohanes 2: 2Yesus, manusia yang tidak berdosa, harus mati disalib untuk mendatangkan pendamaian bagi manusia.
Tadi, tiap sangkakala dibunyikan, itu mengembalikan apa yang sudah hilang. Jadi,
firman penggembalaan mendorong kita untuk berdamai atau memanfaatkan korban pendamaian guna mengembalikan damai sejahtera.
Sebab itu, dalam penggembalaan jangan sampai kita bermusuhan satu dengan lainnya.
Proses untuk berdamai:
- mengaku dosa kepada Tuhan dan sesamadengan sejujurnya dan jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
Tiap kali kita mendengar Firman penggembalaan, seharusnya kita bisa merasa makin damai, sebab kita terdorong untuk saling mengaku dan mengampuni, bukan saling menyalahkan.
- mengampuni dosa orang lainyang sudah mengaku pada kita dengan setulus-tulusnya dan melupakannya.
Kalau dosa diselesaikan, maka kita akan benar-benar merasakan damai sejahtera.
Hasil perdamaian oleh korban Kristus:
- Roma 3: 24-25→ kita DIBENARKAN oleh darah Yesus dan hidup dalam kebenaran.
Jangan kita mempertahankan dosa! Sebab itu membuat hidup kita makin jauh dari Tuhan dan sesama.
Kalau hidup dalam kebenaran, kita bisa lebih dekat lagi menjadi hamba kebenaran.
Roma 6: 18
Hamba kebenaran= melayani Tuhan dengan setia dan benar.
Dalam kebenaran, kita sudah hidup damai sejahtera (Yesaya 32: 17).
Jadi hamba kebenaran ini dimulai dari dalam nikah dan dalam melayani Tuhan.
Kembali pada kebenaran = kembali pada damai sejahtera.
Kalau ada kebenaran dan damai sejahtera, kita akan diberkati oleh Tuhan (Mazmur 5: 13). Tapi kalau tidak ada damai (bertengkar), itu malah akan menghabiskan semuanya. Dan kehilangan ini bukan sekedar kehilangan perkara jasmani, tapi sampai kehilangan perkara rohani (keselamatan).
Amsal 17: 14
Ingat akan ayat ini! Dalam rumah tangga, jangan memulai pertengkaran. Tapi baiklah kita saling menahan diri sendiri.
- Ibrani 10: 8-10→ kita DISUCIKAN oleh darah Yesus.
Yang disucikan disini adalah hati, perbuatan-perbuatan, sampai perkataan juga disucikan, tidak ada dusta lagi.
Kalau suci, PASTI damai dan bisa melihat Tuhan.
Ibrani 12: 14
Melihat Tuhan sekarang artinya adalah menyembah Tuhan.
Mazmur 24: 3-4Â
Naik ke gunung Tuhan= naik ke gunung penyembahan untuk menyembah Tuhan.
Matius 17: 1-2
Menyembah Tuhan itu sama dengan melihat Yesus dalam kemuliaan, wajahNya bercahaya bagaikan matahari.
Jadi, kalau kita suci dan damai, kita bisa menyembah Tuhan= melihat wajah Yesus yang mulia dan bersinar-sinar bagaikan matahari.
Wahyu 1: 16
Saat Yesus datang kembali, memang kita akan melihat wajah Yesus yang bercahaya. Tapi mulai sekarang, kalau kita disucikan, kita sudah bisa melihat wajah Yesus dalam penyembahan sampai pada sangkakala terakhir, kita melihat Dia muka dengan muka. Dan apapun yang kita hadapi, biarlah hari-hari ini, kita hanya memandang wajahNya saja.
Mazmur 84: 12 (terjemahan lama)
Hasil memandang Yesus dalam kemuliaan:- kita mengalami anugerah dan kebajikan Tuhan.
Kemurahan dan kebajikan Tuhan mengikuti kita seumur hidup kita.
Mazmur 23: 6
Kemurahan dan kebajikan Tuhan mengikuti kita, artinya adalah langkah-langkah tapak kaki kita, itu hanya karena kemurahan Tuhan.
Mazmur 136: 1-4
Kemurahan dan kebajikan Tuhan ini adalah langkah-langkah keajaiban Tuhan. Dan langkah-langkah keajaiban ini sanggup menghapuskan kemustahilan dalam hidup kita.
Daud, hanya seorang gembala dari 2-3 ekor domba, tapi lewat langkah ajaib Tuhan, ia bisa jadi raja, artinya Tuhan mampu menghapuskan kemustahilan bagi kita.
- kita mengalami matahari perisai perlindungan.
Matius 10: 30
Perisai ini berguna untuk melindungi kita supaya tidak ada yang terhilang lagi dari hidup kita, bahkan sampai sehelai rambutpun tidak akan hilang. Termasuk apa yang sudah di kembalikan pada kita lewat suara sangkakala.
Sebab itu, hari-hari ini, tiap ada sangkakala dibunyikan, biar kita mencari apa yang sudah hilang dari hidup kita lewat berdamai.
Sekalipun kita hanya sehelai rambut yang tidak berguna dan bahkan tidak ada harganya, tidak ada yang memandang kita, tidak berdaya apa-apa, tapi kalau kita memperhatikan sangkakala dan hidup dari matahari kemurahan Tuhan, disanalah kita mendapatkan pemeliharan dan perlindungan Tuhan untuk masa sekarang sampai pada jaman antikris, dimana mata ular tidak bisa melihat kita, benar-benar terpisah dari antikris dan kita bersama dengan Tuhan selamanya.
Kalau kita sudah berhasil, biarlah kita mengecil seperti sehelai rambut. Jangan malah membesar!
- kita mengalami sinar kemuliaan dari matahari.
Sinar kemuliaan ini berguna untuk mengubahkan hidup kita. Yang mulia semakin masuk dan yang jelek akan semakin keluar.
Selama yang jelek ini dipertahankan, maka yang mulia tidak akan bisa masuk.
Kalau kita dibaharui terus, saat sangkakala terakhir, kita akan menjadi sama dengan Tuhan.
Saat kita memandang wajah Yesus, terjadi keubahan hidup, mulai dari hatinya, yaitu hati yang tulus seperti Yesus, itulah hati yang taat dengar-dengaran.
Hati yang tulus ini bisa membedakan ajaran yang benar dengan ajaran yang tidak benar, ibadah yang benar dan ibadah yang tidak benar, penyembahan yang benar dan penyembahan yang tidak benar. Dan dengan hati tulus, kita bisa tegas untuk menolak yang tidak benar. Dan ini artinya, kita bisa membedakan yang benar dan tidak benar! Dan kita TIDAK AKAN melakukan apa yang tidak benar!
Tapi kalau hati tidak tulus dan hanya cerdik seperti ular, maka hidup itu seperti orang Niniwe yang tidak bisa membedakan tangan kanan dengan tangan kiri. Artinya, tidak mau membedakan yang benar dengan yang tidak benar. Menganggap semua sama, tidak ada bedanya.
Kalau hati tulus, saat sangkakala terakhir, kita akan diubahkan jadi sama dengan Yesus untuk bisa memandang Dia muka dengan muka diawan-awan yang permai, sementara dunia ini hancur lebur.
Tuhan memberkati.