Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Kita masih melanjutkan pelajaran tentang
meja roti sajian(diterangkan mulai dari
Ibadah Doa Surabaya, 16 Agustus 2019).
Meja menunjuk pada hati, pikiran, mulut, dan tangan manusia yang bisa diisi dengan firman.
Tangan diisi dengan firman artinya firman Tuhan dipraktikkan.
Dua belas roti disusun menjadi dua, enam buah sesusun--66 kitab dalam alkitab--, menunjuk pada firman pengajaran yang benar.
Firman pengajaran yang benar adalah pribadi Yesus--roti sajian juga menunjuk pada pribadi Yesus.
Proses Yesus menjadi roti sajian yang menyenangkan dan mengenyangkan Bapa; disajikan pada Bapa--
proses bagi kita untuk menjadi seorang hamba/pelayan Tuhan--:
- Biji gandum harus jatuh ke dalam tanah= merendahkan diri dan rela direndahkan(diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya, 16 Agustus 2019).
Untuk membuat roti harus ada tepung. Untuk mendapat tepung harus ada tanaman gandum.
- Biji gandum harus mati= menyangkal diri--tegas untuk berkata: Tidak terhadap dosa dan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan alkitab (diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya, 16 Agustus 2019).
Jangan tawar menawar!
Kalau tidak menyangkal diri kita akan menyangkal Tuhan.
- Mulai bertumbuh dan bertunasyang tidak bisa diketahui, dihalangi, dan ditiru--Yesus disebut sebagai tunas Daud dengan kuasa kebangkitan--(diterangkan pada Ibadah Doa Malam Surabaya, 16 Agustus 2019).
- Markus 4: 26-28
4:26.Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
4:27.lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
4:28.Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butiryang penuh isinya dalam bulir itu.
Proses keempat: muncul tangkai.
Artinya: sudah bisa diharapkan untuk berbuah; sudah mulai dipakai oleh Tuhan. Kalau masih bertunas, belum tentu berbuah. Jadi bertangkai lebih tinggi dari pada bertunas.
Tetapi harus waspada, kalau tangkai sudah tinggi, jangan sampai sombong.
"Dulu saya menjadi pengerja, tugas saya hanya menerima telepon, bukan berkhotbah. Kemudian disuruh ke bagian komputer, bawa tas, siapkan panggung dan seterusnya. Ini artinya mulai dipakai Tuhan. Jangan sombong! Tangkai sudah tinggi tetapi jangan terlalu tinggi; ada batasnya, jangan merasa lebih dari yang lain. Seringkali pengerja baru disuruh berkhotbah satu kali lalu dipuji, ia sudah merasa lebih hebat dari pada gembalanya."
Kalau tangkai sombong, ia akan jatuh dan menjadi jerami.; tadinya sudah berguna karena dipakai Tuhan, tetapi kalau sombong, akan menjadi jerami. Hati-hati!
Jerami ini digunakan untuk membakar batu bata--dulu untuk membangun menara Babel.
Artinya: kalau sombong, ia akan dipakai dalam pembangunan Babel.
Kejadian 11: 4
11:4.Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
'marilah kita cari nama'= dipakai untuk membangun menara Babel sama dengan cari artinya suka menonjol, suka popularitas, kehormatan, kebanggaan, sekalipun tidak benar. Bahaya, itu sama dengan membangun menara Babel, sampai akhirnya jatuh dalam dosa makan minum dan kawin mengawinkan untuk dibinasakan.
Di dalam Tuhan tidak perlu mencari popularitas, karena kalau kita benar, Tuhan yang akan meninggikan.
- Markus 4: 28
4:28.Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butiryang penuh isinya dalam bulir itu.
Proses kelima: mengeluarkan bulir.
Bulir artinya sudah berbentuk buah gandum tetapi belum ada isinya--sekam/kulit buah.
Bulir menunjuk pada berkat-berkat secara jasmani: perlindungan, kesehatan, keuangan, kepandaian dan sebagainya.
Kalau kita mau mati--menyangkal diri bersama Yesus--, kita pasti bangkit--bertunas--, ditinggikan--dipakai; mulai berguna--, dan diberkati. Ini sudah rumus yang tidak bisa dilawan. Tidak usah bingung, tetapi ikuti siklusnya Tuhan. Kuasa kebangkitan tidak bisa dilawan oleh apapun.
Kita sudah diberkati, bagus, tetapi jangan hanya puas sampai menjadi sekam--dalam ibadah pelayanan jangan puas dengan perkara jasmani apalagi mencari perkara jasmani.
Mengapa demikian?
Mazmur 1: 1-4
1:1.Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
1:2.tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
1:3.Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
1:4.Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekamyang ditiupkan angin.
Ayat 1-3= tentang buah.
Orang fasik= orang berdosa; orang jahat, yang sama seperti sekam.
Kalau kita mengikut Tuhan hanya puas dengan perkara jasmani dan mencari perkara jasmani tanpa menghiraukan yang rohani--kebenaranpun tidak ada--, kita sama dengan orang fasik--sekam--, yaitu:
- 'yang ditiupkan angin'= kehidupan yang diombang-ambingkan angin pengajaran palsusehingga jauh dari Tuhan.
Di kitab wahyu, antikris bisa menurunkan api dari langit, artinya ajaran palsu menampilkan mujizat-mujizat palsu, sehingga banyak orang tertarik, itulah kehidupan yang sama seperti sekam. Ia tidak pernah melihat api dari sorga (api penyucian) tetapi hanya api yang jasmani.
Jangan berkata: Beda sedikit.Semakin hari akan semakin jauh; semakin terpisah dengan Tuhan dan sesama, sampai tidak bisa bertemu lagi.
- 'Tidak tahan dalam perkumpulan orang benar'= kehidupan yang menolak penggembalaan dan persekutuan yang benarkarena mempertahankan sesuatu yang salah.
Mazmur 1: 5
1:5.Sebab itu orang fasik tidak akan tahandalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;
Mengapa kita tidak cocok? Karena ada yang benar dan ada yang salah. Harus periksa diri! Benar dengan benar bisa jadi satu; salah dengan salah juga bisa jadi satu.
Kaya dan miskin bisa bertemu tetapi salah dan benar tidak akan bisa bertemu.
Kalau suami isteri tidak pernah ketemu berarti ada yang benar dan ada yang salah. Kalau dibiarkan terus rumah tangga itu akan terbakar. Begitu juga dalam penggembalaan dan antar penggembalaan.
Harus periksa diri! Kalau tidak benar, mari kembali pada kebenaran, jangan salahkan yang benar; yang benar jangan mengikuti yang tidak benar. Selesaikan, baru bisa bertemu.
Perhatikan baik-baik! Di dalam rumah tangga kalau tidak bisa menyatu, dengar firman, periksa diri, harus jujur. Kita yang benar bertahan pada kebenaran dan mengampuni yang salah; kita yang salah minta ampun dan kembali pada kebenaran, sehingga bisa menjadi satu. Begitu juga dalam penggembalaan dan antar penggembalaan. Hanya itu kuncinya.
Jangan menggunakan kebenaran sendiri!
Kalau sudah ditiup angin--semakin jauh dari Tuhan--dan tidak tahan dalam perkumpulan orang benar--tidak tahan dalam nikah, penggembalaan, dan persekutuan yang benar--, akibatnya: dibakar untuk selamanya.
Mengapa Tuhan memberikan bulir/sekam?Tujuan utama Tuhan memberkati kita adalah supaya kita diisi dengan firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci, bukan untuk foya-foya. Itulah isi dari gandum yang matang.
Karena itu ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci merupakan salah satu cara supaya kita tidak salah menggunakan berkat--kulit.
Ada yang bekerja dan datang ibadah agak malam, tidak apa-apa, yang penting berdoa supaya bisa mendengar firman dari awal sampai akhir, nanti Tuhan akan membukakan jalan. Jangan menyerah! Kalau tidak mau diisi, sekam tidak akan bisa bertahan. Tetapi kalau diisi, kita akan tahan uji.
Tahan uji artinya:
- Tidak salah menggunakan berkat, yaitu
- Saat diberkati kita ingat Tuhan sebagai pemberi berkat lewat mengembalikan persepuluhan dan persembahan khusus. Banyak hamba Tuhan yang mencuri milik Tuhan seperti Yudas.
- Kita ingat pada sesama yang membutuhkan. Dalam berkat yang kita terima, Tuhan titipkan berkat untuk orang lain.
Hati-hati, banyak yang salah menggunakan berkat: tidak mengembalikan persepuluhan, tidak ingat sesama--egois. Jangankan sesama yang jauh, sesama dalam rumah tangga saja tidak ingat.
"Satu keluarga yang sangat kaya saya nasihati: Dalam hal warisan, jangan ikut-ikut, nanti kita seperti makan darah daging; sama dengan binatang buas. Kalau ada yang lebih miskin, berikan kepada dia, kenapa kita harus menuntut lagi sementara kita sudah diberkati? Untuk apa? Berikan kepada keluarga yang masih kurang, beres."
- Tahan uji dalam penderitaan karena Yesus; kita tidak kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan tetapi tetap bersama Dia.
- Tahan uji menghadapi ajaran palsu dan dosa; kita tetap hidup benar, suci, dan berpegang teguh pada pengajaran yang benar.
ini gunanya ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci, yaitu untuk memberi bobot dalam hidup kita, jangan sampai kosong.
Ujian sama dengan penampian. Kalau hanya menjadi sekam, ia akan terbawa angin, tetapi yang ada isinya akan tetap kuat.
Biar hebat, kalau sekam, tetap hampa/kosong, tidak pernah puas. Bahaya, dia bisa mencari kepuasan-kepuasan dalam dosa.
Sebaliknya, sekalipun sederhana, kalau ada isinya, hidup itu ada bobotnya, hidup itu berharga di hadapan Tuhan.
Manfaatkan sungguh-sungguh ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci karena kita menghadapi penampian dari setan dan Tuhan!
- Proses keenam: menghasilkan butir, artinyadiisi dengan firman dan perjamuan suci.
Markus 4: 28
4:28.Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butiryang penuh isinya dalam bulir itu.
Dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci kita mendengar firman pengajaran yang benar sampai mengerti, percaya, dan taat dengar-dengaran, sampai firman pengajaran yang benar mendarah daging dalam hidup kita.
Ketaatan adalah proses pengisian bulir dengan butir-butir sampai menjadi buah gandum yang berisi bahkan matang.
Tetapi dari bulir yang sudah berisi sampai menjadi matang harus hati-hati.
Waktu masih sekam tidak ada burung yang datang. Bulir sudah mulai berisipun tidak ada yang datang. Tetapi saat mau matang, burung datang.
Hati-hati, proses pengisian selalu dihalangi oleh burung.
Efesus 2: 2
2:2.Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
'penguasa kerajaan angkasa'= burung.
Baru mau mendengar ibadah pendalaman alkitab saja--belum mentaati--sudah merasa capek, itu artinya sudah ada burung.
Saat-saat pengisian bulir dengan butir-butir dan menuju pada buah gandum yang masak harus dijaga dari godaan burung-burung di udarayaitu roh durhaka--tidak taat dengar-dengaran.
Burung ini--roh tidak taat--terus menghalangi:
- Mulai dari mendengar dihalangi, supaya tidak mendengar firman lewat tidak datang beribadah.
- Sudah bisa datang ibadah, saat mau mendengar firman dibuat mengantuk.
- Sudah mendengar firman, tetapi iman dibuat goyah: Masak bisa?, sampai memberontak pada firman.
- Mungkin sudah mendengar firman sungguh-sungguh, mengerti, percaya pada Firman, bahkan bersaksi, tetapi tidak bisa mempraktikkannya--melawan firman pengajaran yang benar. padahal kalau bisa praktik, gandum akan matang dan masuk ke lumbung.
Akibatnya: gagal menjadi gandum yang matang--dimakan oleh burung--; hidup itu kosong, kembali pada sekam yang hanya untuk dibakar selamanya. Benar-benar habis!
Jaga ketaatan!
- Markus 4: 29
4:29.Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
Proses ketujuh: disabit/dituai. Gandum yang matang akan masuk ke lumbung, tetapi sekam dan jerami dibakar--pemisahan semakin hari akan semakin jelas.
Hati-hati! Mungkin suami isteri satu tempat tidur, tetapi bisa terjadi pemisahan, satu diangkat satu ditinggal; mungkin satu tempat duduk di gereja, satu diangkat satu ditinggal. Pemisahan semakin jelas dan tegas. Kita harus hati-hati!
Karena itu jangan pernah berkata: Pokoknya melayani.Jangan! Pemisahan yang jelas dan tegas akan terjadi, entah suami isteri atau sesama pelayan Tuhan. Kita saling mendoakan karena kita tidak bisa bergantung pada yang lain.
- Proses kedelapan: dikuliti/dikupas--bulir/sekam diambil; berkat-berkat jasmani diambil--, artinya semua haknya diambil sehingga kita menjadi hamba Tuhan yang tidak punya hak tetapi hanya punya kewajiban--doulos--; kita menjadi hamba/pelayan Tuhan dalam penyerahan sepenuh kepada Tuhan.
Contoh: Yesus taat sampai mati di kayu salib--hak untuk hidup diserahkan padahal Ia tidak berdosa.
Lukas 17: 9-10
17:9.Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
17:10.Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
Kalau hanya melakukan kewajiban, kita tidak akan merasa berjasa, sehingga tidak menuntut pujian, hormat dan sebagainya, tetapi merasa tidak berguna. Dengan jalan inilah kita bisa memuliakan dan mengagungkan Tuhan di mana saja, kapan saja, dan situasi apa saja.
"Saya belajar dari Pdt Pong. Beliau berkata: 'Pengurus itu kuli--hanya punya kewajiban. Tidak ada hak untuk dihormati sekalipun pengurus punya kedudukan tinggi.' Itulah doulos."
Yesaya 49: 3-4
49:3.Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."
49:4.Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."
Contoh memuliakan Tuhan: hamba Tuhan sepenuh saat lapar tidak hutang atau mencuri.
Kita tinggal melakukan kewajiban, dan hak kita tidak akan hilang. Setanpun tidak bisa menggagahi hak kita, baik hak untuk hidup di dunia sampai hak untuk hidup kekal.
Sungguh-sungguh melayani Tuhan! Kita hanya memuliakan Tuhan, bukan mencari kehormatan sendiri.
Siapa yang menjadi tukang kupas?Kalau ia gembala, tukang kupasnya adalah sidang jemaat, tidak apa-apa, jangan sampai gembala yang mengupas sidang jemaat; bisa juga suami, isteri, anak. Kita harus rela untuk dikupas.
Semakin hak kita dikupas, kita semakin bisa melakukan kewajiban, dan semakin nyata hak kita di tangan Tuhan; kita semakin merasakan Tuhan memberkati untuk hidup di dunia sampai hidup kekal selamanya.
- Proses kesembilan: digiling/ditumbuk= penghancuran/penghalusan= dilembutkan sampai menjadi tepung.
Inilah jalan untuk menjadi roti seperti Yesus. Dia turun dari sorga ke kandang Betlehem--merendahkan diri--, dari kandungan sudah mau dibunuh, dan terakhir Ia disalib.
Kalau sudah jadi tepung berarti sudah tidak ada bentuknya.
Artinya: lemah lembut, pendiam, dan penurut (dengar-dengaran).
1 Petrus 3: 4-5
3:4.tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembutdan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
3:5.Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tundukkepada suaminya,
Saat kita sedang dihancurkan sampai tidak ada bentuknya lagi--tidak ada yang dibanggakan lagi--, saat itu kita sedang mendapatkan tabiat ilahi yaitu lemah lembut, pendiam, penurut, rendah hati, dan sabar:
- Pendiam= tenteram= banyak mengoreksi diri lewat ketajaman pedang firman, bukan menyalahkan orang lain.
- Penurut= taat.
- Lemah lembut= kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain, bukan mengungkit-ungkit dosa.
- Rendah hati= kemampuan untuk mengaku dosa, bukan menambah dosa.
Tabiat ilahi merupakan:
- Perhiasan rohani, sehingga kita menjadi sangat berharga di hadapan Tuhan dan sesama.
- Sesuatu yang bisa menyatukankita.
Mulai dari rumah tangga, yang menyatukan bukan uang, tetapi tabiat ilahi.
Efesus 4: 2-3
4:2.Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
4:3. Dan berusahalah memelihara kesatuanRoh oleh ikatan damai sejahtera:
Kalau sudah ada tabiat ilahi, kita bisa saling membantu, dan akhirnya saing menyatu.
Mulai dulu dari saling membantu, baru bisa saling menyatu--masuk dalam kesatuan tubuh Kristus.
Inilah proses dihancurkan menjadi tepung, tidak boleh mempertahankan bentuk--harga diri, kebanggaan dan lain-lain. Semuanya harus dihabiskan untuk menjadi lemah lembut, pendiam, dan penurut.
- Proses kesepuluh: dibuat adonan--adonan harus diremas, dibanting, baru dibentuk menjadi roti. Di atas meja roti sajian terdapat dua belas roti bundar. Jadi adonan dibentuk menjadi roti bundar sesuai dengan kehendak Tuhan.
Syaratnya: lemah lembut, pendiam, penurut, dan rendah hati.
Kalau masih keras, tidak akan bisa dibentuk menjadi roti.
Proses pembentukan seringkali tidak sesuai dengan kehendak kita. Misalnya kita mau roti berbentuk segitiga, tetapi Tuhan mau roti bundar.
"Dulu saat gembala saya diperlakukan tidak baik oleh orang, saya marah dan berkata kepada Tuhan: 'Kalau Engkau panggil aku jadi hamba Tuhan sepenuh, kapanpun saya rela, tetapi saya tidak mau jadi gembala.' Tetapi setelah Tuhan panggil, saya masih lari selama lima belas tahun. Kalau janji memang mudah, tetapi setelah dipanggil tidak dengar. Untunglah Tuhan tolong. Saya berkata kepada Tuhan saya tidak mau jadi gembala. Saya mau jadi guru sekolah alkitab untuk mengajarkan Tabernakel ke mana-mana. Kelihatan bagus, tetapi Tuhan suruh jadi gembala. Memang itulah proses pembentukan yang seringkali tidak sesuai dengan kehendak kita."
Contoh di alkitab: Yohanes yang disebut juga Markus.
Kisah Rasul 13: 5
13:5.Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanesmenyertai mereka sebagai pembantumereka.
Kisah Rasul 12: 12
12:12.Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.
Yohanes yang disebut juga Markus sudah menyerahkan hidup sepenuh tetapi hanya jadi pembantu. Bayangkan, bagaimana perasaan orang tuanya.
Tetapi justru saat-saat pembentukan ini yang penting.
Sekalipun tidak cocok dengan kehendak kita, kita harus bertahan dan menerima kehendak Tuhan.
Markus menerima untuk jadi pembantu, ternyata di balik itu ada maksud Tuhan, yaitu dia dipercaya Tuhan untuk menuliskan Injil Markus yang menampilkan Yesus sebagai hamba.
Jangan memberontak saat dalam pembentukan!
"Saat saya disuruh terima telepon, ada yang marah. Ia bertanya: 'Apa tugasmu?': 'Terima telepon.': 'Pulang...pulang! Apa maksudnya, orang sudah buang gaji dan sebagainya tetapi hanya terima telepon.' Banyak yang marah, padahal itulah proses pembentukan. Untunglah saya seperti Markus, saya katakan: 'Saya mau belajar di sini satu dua tahun.' Baru mereka sadar."
Ikuti pembentukan dari Tuhan! Di balik itu ada rencana Tuhan bagi kita, dan kita hanya bisa berkata: Untung aku mau mengikuti pembentukan dari Tuhan.
- Proses kesebelas: dibakar.
Adonan sudah dibentuk jadi roti, sudah bagus, tetapi masih mentah, karena itu harus dibakar.
Contoh: di atas kayu salib Yesus bagaikan adonan yang dibakar--mulai dari jam sembilan sampai jam tiga petang--menjadi roti yang matang, yang bisa disajikan kepada Tuhan.
1 Petrus 4: 12-14
4:12.Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaanyang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13.Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14.Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Bagi kita sekarang, kita harus menghadapi percikan darah; penderitaan bersama Yesus, bukan karena dosa--sengsara daging karena firman pengajaran yang benar, ibadah pelayanan dan lain-lain.
Di balik pembakaran/salib ada Roh kemuliaan--shekinah glory.
Kalau roti tidak dibakar, tidak akan bisa matang, berarti tidak bisa mencapai kemuliaan dan tidak bisa masuk Yerusalem baru.
Harus ada percikan darah supaya kita menerima Roh kemuliaan untuk:
- Mengubahkan kitamanusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Belajar dari Ayub kita diubahkan mulai dari SABAR DAN TEKUNdalam penderitaan--kita hidup di dalam tangan Imam Besar yang berbelas kasih.
Kalau tidak sabar dan tekun, roti tidak akan bisa matang.
- Memakai kitadalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--kegerakan kuda putih. Kita memberitakan kabar mempelai di mana-mana. Ini yang dibutuhkan.
"Salah satu kesaksian dari hamba Tuhan India yang masih muda: Saya tidak pernah mendengar seperti ini. Di sini tidak ada yang memberitakan firman seperti ini. Pemberitaannya sama semua. Hamba Tuhan datang dari manapun, pemberitaannya sama: Percaya Yesus, bertobat, selamat, diberkati. Hanya itu. Tidak ada pemberitaan yang menyangkut kedatangan Tuhan kedua kali. Ini tugas kita untuk memberitakan kabar mempelai. Memang sengsara--dibakar--, tetapi di balik itu ada Roh kemuliaan. Ingat, kalau sabar dan tekun dalam penderitaan kita aman di dalam tangan Tuhan, setan tidak bisa menjamah kita."
- Mengadakan mujizat jasmani.
Ayub dipulihkan dua kali lipat: jasmani dan rohani.
Yohanes 11: 39-40
11:39.Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
11:40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percayaengkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Tadi, Ayub--gambaran laki-laki--diubahkan menjadi sabar dan tekun. Kalau tidak sabar dan tekun, kita akan mengalami ujian habis-habisan seperti Ayub.
Mari sabar dan tekun, supaya semua dipulihkan oleh Tuhan.
Sekarang, perempuan diubahkan jadi JUJUR DAN PERCAYA.
Kalau tidak jujur dan percaya, kebusukan dan kehancuran akan menimpa kita.
Mari jujur dan percaya! Kemuliaan Allah akan dinyatakan: busuk karena dosa jadi harum; mustahil jadi tidak mustahil; semua masalah selesai.
Sampai kalau Tuhan datang kembali kita diubahkan menjadi sempurna, sama mulia dengan Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya di awan-awan yang permai.
Kebutuhan kita hari-hari ini adalah Roh kemuliaan untuk menghadapi kehancuran, kebusukan, kemustahilan dan sebagainya.
Sabar, tekun, jujur, dan percaya, di situ ada Roh kemuliaan.
Siapa tahu siang ini saatnya Roh kemuliaan turun di tengah proses yang kita alami. Jangan mundur dari proses! Memang sakit, harus sabar dan tekun, jujur dan percaya. Menyerah kepada Tuhan, biar Roh kemuliaan--tangan Tuhan Imam Besar--yang bekerja.
Yang sudah mapan, semua sudah baik, jangan sombong, karena sekonyong-konyong apa yang tidak baik bisa terjadi.
Mungkin sudah sekian lama kita menunggu waktu Tuhan dengan sabar dan tekun. Siapa tahu siang ini saatnya Tuhan menolong kita. Jujur akui semua, percayakan semua kepada Dia!
Jangan andalkan apapun di dunia! Hanya Roh Kudus yang tidak bisa dikalahkan dan dihalangi oleh apapun.
Roh Kudus akan bekerja untuk memulihkan kita secara dobel; yang busuk jadi harum, yang hancur jadi baik, yang mustahil jadi tidak mustahil, yang penuh air mata jadi bahagia, sampai nanti tidak ada setetespun air mata, kita bahagia bersama Tuhan selamanya.
Tuhan memberkati.