Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 9: 7
9:7. Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kudayang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia,
Ayat 1-12 merupakan peniupan sangkakala yang kelima; penghukuman yang kelima dari Anak Allah atas manusia di bumi yaitu sengatan kalajengking selama lima bulan; manusia mencari mati tetapi tidak bisa (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Februari 2019).
Ayat 7-12 bicara tentang
belalang dan kalajengking(diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Maret 2019).
Belalang menunjuk pada roh jahat dan najis yang keluar dari lobang jurang maut.
Di sini, rupa belalang sama seperti kuda yang dipersiapkan untuk peperangan, itulah peperangan rohani, terutama
peperangan dalam penaburan benih firman pengajaran yang benar/bunyi sangkakala.
Ini yang sangat menentukan. Apapun yang kita lakukan, tanpa penaburan firman, tidak ada artinya.
Kuda menunjuk pada kekuatan dan kecepatan.
Jadi,
belalang--roh jahat dan najis--menggunakan kecepatan dan kekuatannya untuk menguasai hati dan pikiran gereja Tuhan, untuk dua hal:
- Supaya hati dan pikiran kita menjadi tanah yang tidak baikdalam penaburan benih firman pengajaran yang benar sehingga tidak bertumbuh dan berbuah-buah rohani (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Maret 2019sampai Ibadah Doa Surabaya, 08 Maret 2019).
Benihnya sudah benar, tetapi belalang menghantam sehingga tanah hatinya tidak baik.
Akibatnya: hamba/pelayan Tuhan menjadi seperti pohon ara di pinggir jalan yang tidak berbuah--terkutuk, kering, dan binasa selamanya; kering sampai ke akar-akarnya.
- Supaya hamba/pelayan Tuhan memiliki pemikiran yang salah dalam ibadah pelayanan dan penggembalaan termasuk fellowship, yaitu hanya mengutamakan perkara jasmani--keuangan, kedudukan dan lain-lain--, tetapi tidak mengutamakan firman pengajaran yang benar; tidak mempedulikan firman pengajaran yang benar, bahkan menolak firman pengajaran yang benar (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 10 Maret 2019).
Untuk beribadah memang dihalangi, tetapi kalau kita tetap berusaha untuk beribadah, baik, tetapi belalang tidak menyerah: saat ada pengajaran yang benar, dia menguasai hati manusia sampai tidak mengerti firman, sehingga tidak bertumbuh, dan semua menjadi sia-sia; kemudian dia mempengaruhi supaya hamba/pelayan Tuhan memiliki pemikiran yang salah dalam ibadah pelayanan, penggembalaan, dan fellowship--sampai hamba Tuhanpun juga memiliki pemikiran yang salah, yang penting uang masuk, tidak lagi mementingkan yang rohani.
Akibatnya: doanya menjadi kekejian; berarti bukan menjadi rumah doa lagi, tetapi sarang penyamun yang akan dibinasakan--tempatnya belalang dan kalajengking.
Amsal 28: 9
28:9.Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
Oleh sebab itu
kita harus menggunakan perlengkapan senjata Allahuntuk berperang melawan belalang dan kalajengking terutama dalam penaburan benih firman, supaya
kita memiliki tanah hati yang baik/lembut/subur, sehingga benih firman pengajaran yang benar bisa bertumbuh dan berbuah tiga puluh kali lipat, enam puluh kali lipat, dan seratus kali lipat.
Markus 4: 204:20. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengardan menyambut firmanitu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
Sudah berbuahpun masih ada tingkatannya.
Karena itu ikut Tuhan jangan digampang-gampangkan.
"
Sekali lagi, saya punya pengalaman mau masuk pintu kedutaan saja dijemur di Jakarta, padahal belum tentu diterima. Masuk kedutaan saja susah, apalagi masuk sorga. Jangan bilang: Masuk sorga, gampang. Itu namanya tidak tanggung jawab; sama seperti guru berkata pada muridnya: Tidak apa-apa, begitu ujian tidak lulus satu kelas. Harus benar-benar mendidik."
Ada
tiga macam tingkatan buah-buah rohani:
- Berbuah tiga puluh kali lipat= kehidupan kristen termasuk hamba/pelayan Tuhan yang sama seperti debu tanah liat.
Kalau dalam ibadah kita merasa capek, itu sudah benar.
Berbuah tigapuluh kali lipat artinya hanya puas dengan perkara jasmani/daging--hanya menggembar-gemborkan perkara daging/dunia; sama dengan kristen debu.
Sudah berbuah tiga puluh kali lipat, tetapi arahnya masih kepada daging.
Hati-hati! Debu hanya menjadi makanan ular--BERHADAPAN DENGAN MULUT ULAR/NAGA.
Kejadian 3: 14
3:14. Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
Ini adalah nubuat dari wahyu 12: 17: ada benih kristen yang tertinggal saat antikris berkuasa di bumi.
Wahyu 12: 17
12:17. Maka marahlah nagaitu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allahdan memiliki kesaksian Yesus.
'naga'= antikris.
Sementara ada gereja Tuhan yang sempurna, yang disingkirkan ke padang gurun, ada benih yang tertinggal pada saat antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun--ia akan dipaksa untuk menyembah antikris--; tidak disingkirkan ke padang gurun karena diikat oleh perkara dunia.
Tandanya:
- 'menuruti hukum-hukum Allah'= memiliki meja roti sajian.
- 'kesaksian Yesus'= memiliki pelita emas.
- Tetapi tidak memiliki mezbah dupa emas.
Karena itu ibadah doa, penting. Doa pribadi di rumah, kemudian doa bersama.
Tidak memiliki mezbah dupa emasartinya:
- Tidak mau menyembah Tuhan atau mengantuk saat menyembah Tuhan.
- Terpaksa atau dipaksa menyembah Tuhan.
- Menyembah Tuhan tetapi belum mencapai ukurannya, yaitu sampai daging tidak bersuara lagi. Dagingnya masih bersuara.
Di ruangan suci, kalau ada meja roti sajian--firman; sekarang ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab-dan pelita emas--kesaksian Yesus; sekarang ketekunan dalam ibadah raya--, kita akan terdorong untuk menyembah. Di belakangnya ada pintu tirai, artinya daging harus dirobek--waktu Yesus mati, tirai terobek; daging tidak bersuara lagi.
Praktikdaging masih bersuara:
Galatia 5: 24-26
5:24. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan dagingdengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
5:25. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
5:26. dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantangdan saling mendengki.
- Gila hormat, gila kedudukan (takhTA); mencari kedudukan dengan cara tidak halal. Dalam perkara jasmani dan rohani, jangan sikut sana sini tetapi berserah kepada Tuhan.
Yang benar adalah saling menghormati, terutama menghormati yang lebih rendah dari kita.
- Gila harTA= keinginan akan uang yang membuat kikir dan serakah.
Kikir= tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan.
Jangan terlalu perhitungan dengan Tuhan! Kalau perhitungan, nanti kita tidak akan dihitung Tuhan--seperti Yudas digantikan oleh Matias; ia terlalu perhitungan.
Serakah= mencuri milik Tuhan.
- Gila waniTA/pria= dosa kenajisan.
Ini yang seringkali belum terobek. Kita mohon pada Tuhan supaya daging tidak bersuara.
- Gila dusTA; tidak ada benarnya lagi kalau berbicara--dusta ditutup dusta.
- Saling menantang/saling menyakiti. Banyak kali kita saling menyakiti di dalam rumah tangga, kemudian penggembalaan. Jangan saling menyakiti, tetapi saling mendoakan dan merendahkan diri--kalau salah kita mengaku, kalau benar, kita mengampuni. Tidak usah menantang!
- Mendengki. Sudah tidak boleh ada, tetapi saling mengasihi sampai mengasihi orang yang memusuhi kita, apalagi di dalam rumah tangga, kita belajar untuk saling mengasihi dan melayani.
Inilah suara daging yang harus dirobek supaya tidak ketinggalan saat Tuhan datang kembali.
Kalau tirai tidak terobek--masih ada tanda-tanda di atas--, kita akan masuk dalam aniaya antikris--debu menjadi makanan ular.
Ada dua kemungkinan:
- Yang paling banyak adalah menyangkal Yesus; sama dengan menyembah antikris.
Secara jasmani dia aman karena memang dari dulu ia ikut Tuhan karena perkara jasmani, tidak memperhitungkan yang rohani.
- Hanya sedikit yang tidak mau menyembah antikris sekalipun harus disiksa--tetap menyembah Tuhan--sampai dipancung kepalanya, sehingga memenuhi ukuran tirai terobek yaitu daging tidak bersuara lagi. Sekalipun mati, dia akan dibangkitkan untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Inilah pembelaan Tuhan kalau sudah berbuah tiga puluh kali lipat.
Sekarang ini biarlah kita sungguh-sungguh berusaha, supaya terjadi perobekan daging. Jangan perhatian pada perkara daging, tetapi perobekan daging. Biar daging sengsara, tetapi yang rohani kita dapatkan. Jalani! Tuhan akan menolong kita.
- Berbuah enam puluh kali lipat= hamba/pelayan Tuhan yang bagaikan bintang yang bercahaya.
Artinya: dipakai oleh Tuhansesuai dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus yang dipercayakan Tuhan kepadanya, untuk memuliakan Dia.
Jadi, tugas kita adalah memuliakan nama Tuhan.
Mari jadi bintang!
Jangan menjadi debu tanah yang puas dengan perkara jasmani. Tingkatkan doa penyembahan kita, jangan lagi yang jasmani, tetapi kita mengutamakan perkara yang rohani, sampai daging tidak bersuara. Kemudian kita menjadi bintang--imam-imam dan raja-raja--yang memuliakan nama Tuhan, dan saat itulah kita bercahaya. Kalau tidak setia, tidak akan bercahaya. Gembala tidak pernah muncul, bagaimana bisa bercahaya? Ia sudah tenggelam. Harus setia dan benar, mulai dari seorang gembala!
Setia tetapi tidak benar, tidak ada gunanya.
"Saya salah. Dulu pesawat ke Medan sulit sekali, sekarang agak sulit juga. Dulu saya malu karena lewat hotel ke gedungnya, sudah kenal semua dengan saya. Tetapi satu orang berkata: Pak, masih semangat? Itu yang membuat saya kuat. Jadi mereka bukan menilai terlambatnya karena tahu saya dari jauh. Jadi bahan pembicaraan: Oh, bisa ya datang terus. Ini bukan membagus-baguskan, tetapi contoh. Dulu saya minder karena terlambat lagi. Sampai kadang jam setengah sembilan baru datang. Harus setia dan benar!
Di Medan kalau tidak benar, istilah: lucu-lucu--pendeta itu ada lucu-lucunya. Saya paling takut disebut lucu-lucu. Lucu-lucu di sini bukan artinya melawak, tetapi ada keinginan ini itu. Takut saya kalau disebut lucu-lucu. Tetapi puji Tuhan, jaga yang benar saja. Tanpa diketahui, isteri saya ada di belakang seseorang, dia berkata kepada temannya--ini kesaksian--: Ayo tergembala di sini, pendetanya tidak lucu-lucu kali ini."
Wahyu 12: 3-4
12:3. Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
12:4. Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintangdi langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
Sudah berbuah tiga puluh kali lipat, kita masih berhadapan dengan mulut ular, kemudian berbuah enam puluh kali lipat--menjadi bintang--, hati-hati, kita masih BERHADAPAN DENGAN EKOR NAGA.
Kita tidak bisa santai, tetapi harus waspada. Tingkatkan buah sampai seratus kali lipat!
Yesaya 9: 14
9:14. Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor.
Ekor naga menunjuk pada ajaran palsu, termasuk gosip, dan dosa-dosa sampai puncaknya dosa--pada ekor naga ada (maaf) ada alat reproduksi--, yang akan menggugurkan sepertiga bintang di langit. Justru bintang--kehidupan yang setia dan benar, sudah dipakai dan diberkati--yang dihantam.
Mengapa bintang bisa gugur oleh ekor naga?Karena tidak berpegang teguh pada firman kehidupan.
Filipi 2: 15-16
2:15. supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintangdi dunia,
2:16. sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.
Firman kehidupan= firman pengajaran yang benar, yang sudah menjadi pengalaman hidup.
Tidak berpegang teguh pada firman kehidupan, artinya:
- Mulai bimbangterhadap firman pengajaran yang benar karena mulai membuka telinga bagi ajaran-ajaran lain dan gosip-gosip. Kalau bimbang berarti pegangannya sudah mulai kendur; sepertinya lebih menarik dan hebat, tetapi sudah ajaran palsu.
Hati-hati! Memberi tanggapan saja sudah kena ajaran palsu--seperti Hawa.
"Saya ingat saat dipanggil dua orang guru agama: Bagaimana menurut bapak: Yesus satu-satunya Juruselamat.: Benar.: Oh, bapak tidak baca ini, sini duduk, saya terangkan. Saya langsung lari. Kalau saya dengar, mungkin saya tidak di sini; mungkin ragu terus."
Kalau memberi tanggapan, berarti kita merasa sok kuat dan pintar, tetapi tidak sadar pasti sudah terpengaruh.
- Sampai melepaskanfirman kehidupan--tidak taat--, sehingga masuk suasana kutukan--duri-duri--seperti Hawa.
- Malah melawanfirman pengajaran yang benar--keluar dari kehendak Tuhan--, sehingga hancur dan binasa
Contoh: Yudas Iskariot; perutnya pecah dan isi perutnya terburai.
Yudas adalah bintang--dipakai Tuhan sebagai bendahara, setia dan benar--, tetapi akhirnya terkena ekor naga.
Untuk menghadapi ekor naga kita harus berpegang teguh dan taat pada firman kehidupan, sehingga kita semakin disucikan dan bercahaya. Kita tidak akan pernah gugur, tetapi hidup dalam tangan Tuhan.
Taat sama dengan mengulurkan tangan dan Tuhan mengulurkan tangan; kita hidup di dalam tangan Tuhan yang kuat--bintang ada di tangan kanan Tuhan yang tidak bisa direbut oleh siapapun (wahyu 1: 16), tidak bisa dijatuhkan oleh siapapun, dan ada jaminan kepastian untuk hidup sekarang, masa depan, sampai hidup kekal.
Mari, hidup dalam tangan kanan Tuhan.
Mungkin mata kita masih melihat yang sulit, jangan putus asa, tetapi tetap pegang teguh pengajaran yang benar dan taati. Yang penting kita sudah sudah bercahaya--setia dan benar, berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran, ditambah dengan disucikan--, kita akan dipegang Tuhan; Dia yang bekerja.
"Saya juga pengalaman dari tidak ada menjadi ada. Yang penting tekun dan pegang firman. Dia akan membuktikan. Kalau terlepas, akan hancur, tidak ada gunanya sekalipun punya uang--Yudas menggunakan uangnya untuk membeli tanah kuburan."
Sudah berbuah tiga puluh kali lipat, tingkatkan pada perobekan daging.
Kemudian pegang teguh pengajaran dan taati. Kita akan disucikan, semakin bercahaya, dan semakin erat Tuhan memegang kita; semakin nyata jaminan kepastian dari Tuhan biarpun dunia bergoncang.
- Berbuah seratus kali lipat= menjadi terang dunia--matahari, bulan, dan bintang--; menjadi mempelai wanita sorga yang tidak bercacat cela.
Wahyu 12: 1
12:1. Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulandi bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintangdi atas kepalanya.
Mari, robek daging, kemudian jangan gugur tetapi tetap bercahaya--pegang teguh pengajaran yang benar--, sampai menjadi terang dunia.
Prosesmenjadi terang dunia: lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok/kandang penggembalaan:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
Kalau ditekuni, urapan dan karunia Roh Kudus akan sempurna--menjadi mahkota dua belas bintang.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
Firman dan kurban Kristus menyucikan kita secara dobel--penebusan--sampai tidak bercacat cela; penebusan sepenuh dari darah Yesus--menjadi terang bulan.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Kalau ditekuni kita akan terus disinari sampai kasih sempurna menjadi milik kita--matahari.
Kita terus disinari bintang, bulan, dan matahari sampai tidak ada kegelapan; sempurna seperti Yesus--mulai dari gembala, kemudian diikuti domba-domba, kita bersama-sama menjadi satu kesatuan tubuh Kristus yang sempurna; mempelai wanita sorga.
Sudah tekun dan menjadi mempelai, tetapi masih MENGHADAPI NAGA SEUTUHNYA.
Wahyu 12: 2
12:2. Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkania berteriak kesakitan.
12:3. Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
Kita tidak boleh sombong. Tuhan memang izinkan terjadi, supaya kita tidak sombong.
Posisi gereja Tuhan di akhir zaman sama seperti perempuan yang mengandung, dan hendak melahirkan, ditambah lagi menghadapi naga--tidak berdaya. Yang dihadapi adalah kelahiran, kalau tidak lahir, bagaimana? Harus lahir. Masih ditambah menghadapi naga.
Yang bisa dilakukan hanyalah mengeluh dan mengerang.
Untuk apa mengeluh dan mengerang? Menyembah Tuhan dengan dengan hancur hati untuk menyerahkan semua kekurangan dan kelemahansecara rohani--banyak dosa, tabiat belum diubahkan--, dan jasmani--ekonomi, penyakit. Serahkan semua kepada Tuhan!
Tabut perjanjian terbuat dari kayu penaga--pohon bergetah. Kalau tidak ada apa-apa, baik, begitu kena serempet sedikit, tanduknya langsung keluar. Itulah tabiat kita. Karena itu kita mengeluh dan mengerang supaya kita diubahkan dan mengalami kelahiran baru.
Satu-satunya yang menolong kita adalah uluran tangan Tuhan, itulah kuasa Roh Kudus--kayu penaga harus disalut dengan emas, sehingga getahnya tidak bisa keluar lagi. Kesempatan ini, kita membutuhkan Roh Kudus. Kita mengeluh dan mengerang, dan Tuhan akan mengulurkan tangan Roh Kudus.
Hasilnya:
- Roh Kudus menolong kitasaat menghadapi kelemahan menghadapi dosa-dosa.
Roma 8: 13
8:13. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Kalau ada Roh Kudus, Dia yang mematikan semua tabiat anjing dan babi yang membuat kita mati rohani dan berbau busuk, sampai kita bisa hidup benar dan suci--berbau harum di hadapan Tuhan.
"Saya pernah berhadapan dengan seorang bapak--sebelum jadi gembala--, dia cerita pada saya. Dia dulu bekerja di bagian sensor film, dan yang disensor itu justru melekat pada dia, sampai anaknya sudah besar, tidak bisa hilang. Waktu itu saya hanya nasihatkan untuk doa, karena saya belum jadi gembala. Setelah jadi gembala, seorang ibu juga menghadap karena sulit terlepas dari dosa. Saya suruh berpuasa, sampai berpuasa empat hari baru terlepas."
Roh Kudus mematikan dosa saat ini juga, bukan besok atau lusa. Begitu disentuh dan dilapisi Roh Kudus, selesai sudah.
- Dulu Musa menghadapi laut Kolsom, sudah putus asa, tetapi Tuhan suruh dia mengulurkan tangan, dan saat itu angin timur--Roh Kudus--datang untuk membelah laut Kolsom--masalah selesai.
Hasil kedua: menghadapi kekurangan dan kelemahan jasmani--pencobaan-pencobaan yang mustahil--yang membuat kita kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan, kita mengeluh dan mengerang kepada Tuhan, biar Roh Kudus menolong. Kita menyerah sepenuh. Dia yang menyelesaikan semua masalah yang mustahil dan memberikan masa depan yang berhasil.
- Roma 8: 26-28
8:26. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kitakepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
8:27. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
8:28. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikanbagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Jangankan mengeluh dan mengerang, untuk berdoapun sulit, terlalu kering.
Mungkin selama ini sudah menyembah tetapi kering, masih ada Roh Kudus.
Hasil ketiga: Roh Kudus menolong kita untuk bisa berdoa, menyerahkan semua kepada Tuhan. Dia membuat semua baik pada waktunya. Yang hancur dan buruk menjadi baik pada waktunya.
Semua berhasil dan indah; semua bahagia, sampai kalau Tuhan datang kembali semua sempurna seperti Dia--kayu penaga sudah dilapisi sepenuhnya dengan emas. Kita layak menyambut kedatangan Tuhan. Keluh kesah kita akan menjadi sorak sorai Haleluya--tidak sia-sia apa yang kita lakukan.
Sudah berbuahpun, posisi kita masih terlalu lemah--seperti ibu hendak melahirkan, dan musuhnya terlalu kuat. Memang Tuhan buat begitu supaya kita tidak mengandalkan apa-apa dari diri kita, kecuali Roh Kudus.
Tuhan memang mengizinkan, sampai kita mengaku kita hanya kayu yang lemah, tidak bisa apa-apa. Kita semua dan berjuang dan berperang melawan belalang dan kalajengking--roh jahat dan najis.
Apapun yang kita hadapi, tidak mampu ditanggung oleh manusia kayu sehebat apapun kita. Kita tidak kuat menghadapi perkara jasmani, rohani, dan nikah. Roh Kudus yang menolong kita.
Kaum muda tidak mampu menghadapi masa depan--hancur, rapuh, dan putus asa. Biar disalut Roh Kudus siang ini.
Tuhan memberkati.