Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Malam ini, kita belajar dari tema Ibadah Persekutuan di Palangkaraya.
Yohanes 8: 12
8: 12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Tema: "
AKULAH TERANG DUNIA".
Mengapa Yesus tampil sebagai terang dunia?:
- Yohanes 8: 2-5
8: 2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
8: 3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
8: 4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
8: 5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempariperempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
Yang pertama: Yesus tampil sebagai terang dunia untuk menerangiperempuan yang tertangkap basah sedang berzinah dan harus dilempari batu sampai mati.
Ini gambaran dari manusia yang hidup dalam kegelapan dosasampai puncaknya dosa, yaitu:
- dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
- dosa kawin mengawinkan: dosa percabulan dengan berbagai ragamnya (penyimpangan seks, homoseks, lesbian, seks pada diri sendiri), sampai pada nikah yang salah (kawin campur, kawin-cerai, kawin mengawinkan/seks bebas).
Manusia yang hidup dalam kegelapan dosa sampai puncak dosa harus binasa selamanya, tetapi mau diterangioleh Tuhan supaya tidak binasa.
- Matius 5: 14
5: 14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Yang kedua: Yesus tampil sebagai terang dunia untuk menerangi manusia yang berada dalam kegelapan dosa, supaya ditampilkan sebagai terang dunia seperti Yesus.
'Kamu adalah terang dunia' = berarti sama dengan kehidupan yang sempurna/sama mulia seperti Yesus= Mempelai Wanita Surga.
Bagaimana kita bisa menerima terang dari Tuhan?:
Yohanes 8: 12
8: 12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai teranghidup.”
Jawabannya:
kita harus
mengikut Yesus.
Pengertian mengikut Yesus:
Yohanes 10: 4
10: 4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan merekadan domba-domba itu mengikutidia, karena mereka mengenal suaranya.
'
ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikutidia' = Yesus sebagai Gembala berjalan di depan, sedangkan kita sebagai domba-domba berada di belakang Yesus.
Jadi,
mengikut Yesus= kita harus
tergembala dengan benar dan baik.
Mengapa ada istilah tergembala dengan benar dan baik? Sebab ada penggembalaan yang
tidak benardan
tidak baik, yaitu:
- Gembala pandir= merasa lebih bijaksanadari Tuhan (sok bijaksana), sehingga gembala menambahdan mengurangi Firmanpengajaran benar yang tertulis dalam Alkitab, seperti Hawa.
Akibatnya, meracunisidang jemaat/domba-domba sampai mati rohani.
- Gembala pedagang domba= gembala yang tidak mau memberi makandomba-domba, tetapi mengambil keuntungan jasmanidari domba-domba. Ini juga meracunidomba-domba sampai mati rohani.
Siapa saja bisa memberi makan, yang penting dia menerima uangnya, tidak peduli siapa yang khotbah.
Bagaimana kita bisa tergembala dengan benar dan baik?:
Supaya kita bisa tergembala dengan benar dan baik, maka kita harus
mengikuti dua hal:
- Yang pertama: supaya kita bisa tergembala dengan benar dan baik, kita harus mengikuti jejak gembala.
Karena Yesus sebagai Gembala berjalan di depan, maka kita tinggal mengikuti jejak Gembala. Jangan mengambil jalan sendiri!Pasti tersesat.
Sekalipun kita naik gunung yang jalannya tidak rata, tetapi kalau Yesus sebagai Gembala berada di depan dan meninggalkan jejak, kita tidak akan tersesat. Kalau tidak ada jejak atau keluar dari jejak, kita akan tersesat.
1 Petrus 2: 21-25
2: 21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
2: 22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
2: 23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
2: 24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
2: 25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembaladan pemelihara jiwamu.
'kembali kepada gembala'= jejak Gembala, bukan jejak yang lainnya.
Jejak Gembala yaitu jejak kematian dan kebangkitan. Ini yang harus kita ikuti.
Praktik mengikuti JEJAK KEMATIAN, yaitu kita harus mati terhadap dosa. Pada saat kita menderita secara daging maupun saat diberkati, kita harus mati terhadap dosa. Jadi, jejak kematian bukan hanya dinilai dari menderita atau diberkati.
Di mana pun, kapan pun, situasi apapun kita harus mati terhadap dosa. Jangan mau berbuat dosa, sekalipun diancam dan lain sebagainya!
Mati terhadap dosa, artinya:
- ay. 22: 'Ia tidak berbuat dosa' = Yesus tidak berbuat dosa. Kalau mengikut jejak-Nya maka kita tidak berbuat dosa.
- ay. 22: 'tipu tidak ada dalam mulut-Nya' = kita tidak berdusta.
- ay. 23 = tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi bisa membalas kejahatan dengan kebaikan.
Praktik mengikuti JEJAK KEBANGKITANyaitu hidup dalam kebenaran.
1 Petrus 2: 24
2: 24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Di mana pun, kapan pun, situasi apapun kita harus hidup dalam kebenaran.
Kesaksian I:
"Sebagai contoh, saya seringkali diprotes soal naik sepeda motor harus memakai helm. Yang protes malah hamba Tuhan, 'kalau ke kebun sawit, bagaimana?'. Kalau naik sepeda motor, ya harus memakai helm. Di mana pun, kapan pun, situasi apapun kita harus hidup dalam kebenaran."
Kesaksian II:
"Seringkali untuk hidup dalam kebenaran, kita harus menanggung resiko. Satu waktu, saya harus naik bus dari Malang ke Surabaya, karena waktu itu ada tamu dari Jerman, jadi mobil saya harus duluan ke Surabaya. Waktu sampai di Porong, macet total, tidak bisa lewat. Akhirnya saya turun dari bus untuk naik ojek. Lalu ojeknya mengantar saya lewat di atas tanggul untuk keluar sampai ke pintu keluar tol. Waktu dia naik motor dan pakai helm, saya tanya, 'Mana helm saya?'
Dia jawab, 'Tidak perlu Pak'. Tetapi saya tidak mau, dia mengomel karena harus mencari pinjaman helm ke teman-temannya yang lain sampai lama, akhirnya baru dapat. Akhirnya dia beri helm ke saya. Saat lewat di atas tanggul, kondisinya sepi, tidak ada orang. Saya ingat, jangan-jangan orang ini marah gara-gara helm tadi, apalagi orangnya bertato, lalu saya dilempar ke dalam lumpur, karena orangnya tadi marah-marah juga. Saya ketakutan dan berdoa dalam hati, 'Tuhan tolong saya, jangan sampai orang ini marah'.
Memang untuk hidup benar harus menanggung resiko, kita terlihat seperti orang bodoh, tetapi tidak apa-apa. Sampai ke pintu keluar, ada bis, saya naik bis tersebut. Seharusnya ada uang kembaliannya, tapi karena gembiranya, saya katakan, 'tidak usah..tidak usah'. Dia yang tercengang, 'lo..benar pak?' Saya jawab, 'tidak usah..tidak usah', karena saya sangat gembira. Takut juga, sebab saya sendirian keliling di atas tanggul tersebut. Kalau saya saksian ini, bukan berarti sudah hebat. Masih ada salahnya dan belajar juga. Lewat kata-kata, kadang belum benar, maksudnya, mungkin keras atau sebagainya. Kalau dusta, sudah diusahakan tidak berdusta, tetapi mungkin masih keras, menyakiti orang, menyinggung orang. Kita sama-sama belajar hidup dalam kebenaran."
Praktik mula-mulamengikuti jejak kematian dan kebangkitan bersama Tuhan adalah di dalam baptisan air.
Roma 6: 2, 4
6: 2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
6: 4 Dengan demikian kita telah dikuburkanbersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkandari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
'mati bagi dosa'= setelah mati terhadap dosa, jangan ulangi dosa itu lagi.
Baptisan air yang benaryaitu orang yang sudah bertobat/mati terhadap dosa harus dikuburkan dalam air bersama Yesus, sehingga bangkit bersama Yesus/keluar dari air bersama Yesus untuk mendapatkan hidup baru(hidup surgawi). Waktu Yesus dibaptis, setelah Ia keluar dari air, maka langit terbuka dan Roh Kudus bagaikan burung merpati turun atasNya.
2 Tawarikh 31: 20-21
31: 20 Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benardi hadapan TUHAN, Allahnya.
31:21. Dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil.
Hidup baru/hidup surgawi yaitu
- hidup dalam kebenaran,
- melakukan apa yang baik(tidak merugikan orang lain),
- jujur.
Hasilnya: kita mengalami kuasa bilur Tuhan/kesembuhandari penyakit, artinya:
- kesehatan secara tubuh,
- kesehatan secara rohani: bisa hidup benar, tidak stress, kita hidup tenang,
- kesehatan nikah rumah tangga.
Kalau semua benar, yaitu suami, isteri dan anak berbuat baik, benar dan jujur, maka rumah tangga menjadi sehat.
- kesehatan ekonomi.
Kalau dalam perusahaan, semua benar, baik dan jujur, maka perusahaan itu tidak akan bangkrut.
- ay. 21: 'segala usahanya berhasil'= segala usaha kita berhasil, tidak pernah gagal.
1 Petrus 2: 25
2: 25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Kalau kita hidup benar, berbuat baik dan jujur, maka kita menjadi DOMBA-DOMBANYA TUHAN. Sekalipun bangsa kafir kaya dan hebat, tetapi kalau tidak benar, baik dan jujur, maka bangsa kafir hanya seharga anjing dan babi.
Jejak gembala = jejak kematian dan kebangkitan (jejak salib) akan membawa domba-domba masuk pintu yang sempit, sama dengan masuk kandang penggembalaan(Ruangan Suci). Untuk masuk dalam kandang penggembalaan, memang masuk pintu sempit dan sakit bagi daging.
Tetapi, di luarkandang penggembalaan, domba-domba yang sudah sehat, baik dan berhasil, cepat atau lambat akan diterkam oleh serigala/binatang buas, sehingga jatuh bangun dalam dosa lagi dan disesatkan oleh ajaran palsu = menjadi anjing dan babi lagi, sampai binasa selamanya.
Jadi, kalau kita sudah hidup benar, baik dan jujur, sudah baptisan air, semuanya berhasil, baik, sehat, diberkati dan kita sudah menjadi domba-domba. Lanjutkan mengikuti jejak Gembala, yaitu jejak kematian dan kebangkitan. Jejak salib akan membawa kita masuk ke pintu yang sempit untuk masuk kandang penggembalaan.
Dalam Ruangan Suci (kandang penggembalaan) ada tiga macam alat = ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita Emas: ketekunan dalam Ibadah Raya = persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia Roh Kudus.
- Meja Roti Sajian: ketekunan dalam Ibadah Pendalam Alkitab dan Perjamuan Suci = persekutuan dengan Anak Allah dalam Firman pengajaran dan kurban Kristus.
- Mezbah Dupa Emas: ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Dalam kandang penggembalaan, maka tubuh, jiwa, roh kita bersekutu dengan Allah tritunggalsehingga tidak ada bagian yang dapat dijamah oleh setan dan kita hidup dalam ketenangan.
Hasilnya:
- 1 Petrus 2: 25
2: 25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Yohanes 10: 9-10
10: 9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10: 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Hasil pertama: di balik pintu yang sempit/kandang penggembalaan, maka Gembala sanggup memelihara hidup kita dalam segala kelimpahan.
Hidup secara berkelimpahan, Artinya:
- kita dipelihara sampai selalu mengucap syukur.
Jumlahnya terserah, tetapi kita selalu mengucap syukur kepada Tuhan. Sekalipun berjuta-juta, tetapi kalau tidak mengucap syukur, maka belum berkelimpahan.
- di saat kita membutuhkan, maka Tuhan menyediakan.
Mungkin kita tidak punya tabungan dan lain-lain, tetapi saat kita membutuhkan sesuatu, maka Tuhan menyediakan.
- sampai hidup kekal selama-lamanya.
- Imamat 21: 12
21: 12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Hasil kedua: Di dalam kandang penggembalan, maka tubuh, jiwa dan roh kita disucikanoleh Allah tritunggal, sehingga kita selalu diurapioleh Roh Kudus.
Efesus 4: 11-12
4: 11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4: 12 untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Kalau kita sudah hidup suci dan diurapi Roh Kudus, maka kita akan diperlengkapidengan jabatan pelayanandan karunia-karunia Roh Kudus, sehingga kita dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna (kegerakan Roh Kudus hujan akhir).
Karunia Roh Kudus = kemampuan ajaibdari Roh Kudus, sehingga kita bisa melakukan jabatan pelayanan.
Jabatan pelayananadalah:
- kalau kita dipakai oleh Tuhan, itu sama dengan kita ditunggangi oleh Tuhan.
Artinya: Tuhan mempercayakan hidup-Nya kepada kita. Jadi, kita melayani Tuhan bukan disiksa, tetapi Tuhan sedang mempercayakan diri-Nya pada kita. Tuhan yang punya kasih, uang dan segalanya, tetapi mempercayakan hidupNya kepada kita.
"Tadi saya bercerita di Malang, kalau orang mau menunggang keledai atau unta, harus lihat-lihat dulu. Saudara kalau berada di tempat pariwisata mau menunggang kuda, lihat-lihat dulu mana kuda yang jinak, baru kita bisa percaya. Tidak sembarangan, kalau menaiki kuda liar nanti akan jatuh.
Begitu juga Tuhan, kalau Tuhan mau memakai hidup kita, berarti Dia mau menunggangi keledai/kita = Tuhan mempercayakan diri-Nya pada kita. Dia yang punya segalanya dipercayakan kepada kita. Kalau kita punya kenalan seorang bupati, lalu kita dipercaya sebuah proyek, kita pasti merasa bahagia sekalipun belum mengerjakan proyeknya."
Tuhan mau mempercayakan diri-Nya kepada kita, tetapi sering kita tolak. Jangan!
Sebab, sekali tidak dipercaya seperti Yudas, selamanya tidak bisa dipercaya.
- dan masih ditambah lagi, jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus adalah bagaikan jubah indah.
Artinya: hidup kita diperindah oleh Tuhan, bukan dipersulit.
Syaratuntuk dipakai Tuhan adalah suci. Semakin disucikan, maka kita semakin diurapi dan kita semakin dipakai oleh Tuhan, semakin setia dan berkobar-kobar. Tidak peduli usia dan sudah berapa lama melayani. Memang, kalau masih baru melayani, pasti berkobar-kobar, tetapi kalau sudah lama, biasanya kendor. Ini berarti kesuciannya kendor.
- Yang kedua: supaya kita bisa tergembala dengan benar dan baik, kita harus mengikuti suara gembala.
Suara gembala = Firman penggembalaan, yaitu Firman pengajaran benar yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat/domba-domba dengan:
- setia= gembala harus setia, seperti kalau kita memberi makan ternak kita, tidak bisa kalau kita hanya memberi makan tiga hari sekali,
- terus-menerus,
- berkesinambungan.
Sudah diterangkan, untuk bayi ada susu di bawah satu tahun, lalu susu untuk satu tahun dan dua tahun. Ini yang disebut berkesinambungan, tidak bisa sembarangan, harus gembala yang memberi makan. Kalau orang lain yang memberi makan, bayi umur satu tahun malah diberi makan untuk umur lima tahun. Bisa mati bayinya.
- diulang-ulang, menjadi makanan bagi sidang jemaat/domba-domba.
Maka, domba-domba mengalami pertumbuhan rohanike arah kedewasaan rohani/kesempurnaan seperti Yesus.
Firman penggembalaanadalah:
- dalam Perjanjian Baru, suara gembala bagaikan:
- kokok ayam.
Lukas 22: 60-62
22: 60 Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.
22: 61 Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokokpada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."
22: 62 Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Petrus/hamba Tuhan yang hebat, tetapi bisa menyangkal Tuhan sebanyak tiga kali (tubuh, jiwa, rohnya menyangkal Tuhan) dan Tuhan sudah tidak mau memandang dia lagi. Berarti, Petrus harus binasa ('barangsiapa menyangkal Aku, Aku akan menyangkalnya di depan BapaKu').
Tetapi, untunglah ada kokok ayam = Firman penggembalaan yang diulang-ulang.
[ayat 61] 'Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus' = tadinya Tuhan memandang yang lain. Petrus sudah menyangkal Tuhan tiga kali, sehingga Tuhan tidak memandang dia lagi (Tuhan juga menyangkal Petrus) dan dia binasa selamanya.
Tetapi saat terdengar bunyi kokok ayam, Tuhan berpaling untuk memandang Petrus.
Kokok ayam/suara gembala yang diulang-ulang = pandangan belas kasihImam Besar/Gembala Agung untuk MENYADARKANkita atas dosa-dosa kita.
Mengapa diulang-ulang? Karena kalau cuma satu kali, seringkali kita tidak sadar. Sudah berbuat dosa malah menyalahkan orang lain. Makanya, Firman penggembalan diulang-ulang sampai kita sadar, bukan supaya bosan.
Karena ada pandangan belas kasih Imam Besar, Petrus menangis= Petrus bisa sadar, menyesaldan mengakui dosa-dosakepada Tuhan dan sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi = bertobat, sehingga kita tidak dihukum oleh Tuhan tetapi diselamatkan.
Kalau tidak ada kokok ayam, Petrus tidak akan sadar dan habis sudah.
- 1 Petrus 2: 2
2: 2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Suara gembala = air susu ibu yang murni dan rohani.
Kalau bayi tidak mau minum air susu ibu = egois. Tetapi, lebih egois kalau gembala/ibu tidak mau menyusui domba-domba/bayi.
Kita semua harus bisa menikmati air susu yang murni dan rohani (Firman penggembalaan).
Kalau bisa menikmati, posisi kita sama seperti bayi dalam gendongan tangan Tuhan.
Yesaya 49: 14-15
49: 14 Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku."
49: 15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
Air susu yang murni = Firman penggembalaan yang benar.
Rohani = diurapi Roh Kudus.
Jadi, Firman penggembalaan adalah uluran tangan belas kasih Tuhan untuk MENGGENDONGkita= memeliharadan melindungikehidupan kita yang tidak berdaya seperti bayi di tengah kesulitan dunia.
Kita tidak berdaya dan kita hanya bergantung pada Firman penggembalaan/belas kasih Tuhan. Kita memang harus kerja keras, tetapi kita juga harus bisa menikmati Firman penggembalaan dan Tuhan tidak akan pernah melupakan kita.
- Mazmur 78: 23-25
78: 23 Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,
78: 24 menurunkan kepada mereka hujan mannauntuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;
78: 25 setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
'roti'= Firman.
'malaikat'= gembala.
'roti malaikat'= Firman penggembalaan.
Dalam Perjanjian Lama, Firman penggembalaan adalah: manna yang turun dari langit(roti malaikat) = Firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua (makanan keras). Ini makanan terakhir bagi kita, tetapi justru ini yang banyak ditolak.
Yohanes 6: 32-35
6: 32 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.
6: 33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
6: 34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
6: 35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Dulu, berupa manna yang turun dari langit, tetapi sekarang, roti hidup adalah pribadi Tuhan sendiri = Firman penggembalaan yang hanya bisa dipelajari di bawah kaki Tuhan (hanya kemurahan Tuhan).
Yohanes 6: 60-61, 66
6: 60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
6: 61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
6: 66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diridan tidak lagi mengikut Dia.
Di akhir zaman akan terjadi kegoncangan dalam gereja Tuhan karena Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Banyak yang menolakFirman pengajaran benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua, sehingga mengundurkan diridan tidak lagi mengikut Yesus. Artinya: mengikut dirinya sendiri(mengikuti keinginan telinganyauntuk mendengar dongeng/ajaran-ajaran palsu, bahkan mengikut setan/antikrisuntuk dibinasakan).
Jangan menolak Firman pengajaran benar, sekalipun Firman itu keras!
Bilangan 21: 4-6
21: 4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
21: 5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
21: 6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedungke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
'makanan hambar'= manna.
Dulu, bangsa Israel menolak manna, sehingga dipagut ular sampai mati (binasa selama-lamanya).
Bagi kita sekarang, kalau menolak Firman pengajaran benar maka kita akan mati rohani sampai binasa selamanya.
Sebenarnya, saat manna diturunkan/ada Firman pengajaran benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua, maka Tuhan tampil dalam kemuliaan.
Keluaran 16: 7 (tentang manna)
16: 7 Dan besok pagi kamu melihat kemuliaan TUHAN, karena Ia telah mendengar sungut-sungutmu kepada-Nya. Sebab, apalah kami ini maka kamu bersungut-sungut kepada kami?"
Sekarang, jika ada Firman pengajaran yang keras, maka Tuhan sebagai Gembala yang Baik akan tampil dalam kemuliaan, untuk:
- memberi makan = memeliharakehidupan kita sampai zaman antikris berkuasa 3,5 tahun di bumi.
Saat zaman antikris, semua tidak laku dan kita dipelihara lewat Firman pengajaran benar dan perjamuan suci. Dalam 3,5 tahun di padang gurun, kita semua menjadi fulltimer.
Sekarang, kita mulai mengarah untuk menjadi fulltimer.
Artinya: sekalipun kita masih sekolah, kuliah, bekerja dengan keras, tetapi kita tidak terikatdan kita tetap mengutamakan Tuhanlebih dari semuanya. Kalau sekarang lebih terikat pada pekerjaan dan lain-lain, maka nanti akan teringgal.
- menyembuhkan anak yang sakit ayan.
Di atas gunung, Yesus berdoa bersama tiga murid, tiba-tiba wajah-Nya bersinar = Yesus tampil dalam kemuliaan, sementara di lembah/bawah gunung ada anak yang sakit ayan (gila babi) yang tidak bisa disembuhkan oleh apapun juga. Tetapi saat Yesus datang, anak yang sakit ayan (gila babi) disembuhkan.
Firman pengajaran yang keras harus diulang-ulang, sebab anjing dan babi adalah dosa yang diulang-ulang.
Sakit ayan/gila babi artinya:
- dosa-dosa sampai puncak dosa (dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan),
- kehancuran nikah dan buah nikah yang sungguh-sungguh memedihkan dan memilukan hati.
- menghadapi Lazarus yang busuk (mati empat hari) = menghadapi kemustahilan dan kebinasaan(maut).
Yohanes 11: 39-40
11: 39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
11: 40 Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Syaratuntuk menerima kemuliaan Tuhan, yaitu 'angkat batu itu!' = membuang hati yang keras.
Hati yang keras yaitu:
- hati yang busuk, berisi tujuh hal.
Matius 15: 19
15:19. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat(1), pembunuhan(2), perzinahan(3), percabulan(4), pencurian(5), sumpah palsu(6)dan hujat(7).
Tujuh hal ini membuat pelita padam (tujuh lampu pada pelita menjadi padam), betul-betul gelap seperti perempuan yang tertangkap basah berbuat zinah. Kalau hatinya gelap, maka hidupnya membabi-buta.
Kalau membuang hati yang busuk, maka menjadi hati yang JUJUR. Semua yang busuk harus diakui dan dibuang.
- hati yang bimbang.
Hati yang bimbang Harus dibuang menjadi hati yang PERCAYApada Tuhan.
Kalau hati kita jujurdan percaya, maka kemuliaan Tuhan sebagai Imam Besar dan Gembala Agung akan bekerja melakukan mujizat di tengah kita.
Mujizat secara jasmani: menyelesaikan segala masalah yang sudah mustahil bagi kita (Lazarus bangkit).
Mujizat secara rohani: kehidupan yang sudah busuk akan mengalami keubahan hidup.
Kita mengalami keubahan hidup dari manusia yang busuk menjadi manusia yang baik. Sampai satu waktu, jika Yesus datang kedua kali, kita diubahkan menjadi manusia yang sempurna seperti Yesus = Mempelai Wanita yang layak untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan permai. INILAH TERANG DUNIA.
Memang manusia berdosa keadaannya seperti perempuan yang berbuat zinah, gelap. Tetapi, Tuhan mau menyinari kita.
Tuhan menyinari kita lewat penggembalaan yang benar. Di dalam penggembalaan yang benar, kita mengikuti:
- jejak Gembala: mati, bangkit, hidup benar, masuk pintu sempit/kandang penggembalaan supaya kita disucikan, dipakai dan diperindah oleh Tuhan.
- suara Gembala: Firman penggembalaan yang:
- sederhana bagaikan kokok ayam untuk menyadarkan kita akan dosa-dosa,
- bagaikan air susu untuk menjadikan kita bayi-bayi yang digendong dalam tangan Tuhan,
- tetapi juga Firman pengajaran yang keras/pedang supaya ada kemuliaan Tuhan.
Malam ini, ada kemuliaan Tuhan. Apapun yang kita hadapi, Tuhan akan menolong kita semua.
Tuhan memberkati.