Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 9: 13-149:13. Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah,
9:14. dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu: "Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu."Ayat 13-21 adalah
PENIUPAN SANGKAKALA KEENAM; penghukuman yang keenam dari Anak Allah atas manusia di dunia, yaitu
sepertiga dari umat manusia akan terbunuh lewat peperangan(diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 22 Mei 2019).
Kita sudah mempelajari ayat 13 (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 22 Mei 2019sampai
Ibadah Doa Surabaya, 14 Juni 2019).
Siang ini kita mempelajari ayat 14.
Ayat 14: '
terikat dekat sungai besar Efratitu'= sungai Efrat berada di taman Eden; suasana taman Eden.
Kejadian 2: 10, 142:10.Ada suatu sungai mengalir dari Edenuntuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.
2:14. Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.
Yang ada di taman Eden adalah pohon buah-buahan, sekarang menunjuk pada
makanan rohani.
Jadi, empat malaikat perang yang terikat dekat sungai Efrat, artinya
hendak menghancurkan suasana taman Eden--suasana damai jadi suasana peperangan--,
dan menghalangi kita untuk kembali ke taman Eden--dulu manusia memang berada di taman Eden, tetapi karena berbuat dosa, dia diusir ke dunia, dan sekarang Tuhan mau mengembalikan manusia ke taman Eden.
Siapakah keempat malaikat perang ini?
- Setan.
- Antikris.
- Nabi palsu.
Sejak Hawa di taman Eden, setan, antikris, dan nabi palsu--setan tritunggal--sudah mengganggu soal buah--makanan rohani, yaitu ajaran palsu, gosip, dosa-dosa, dan puncaknya dosa.
Setan tritunggal mau menghancurkan suasana taman Eden dan menghalangi kita kembali ke taman Eden lewat makanan rohani lagi; makanan yang benar diganti dengan makanan palsu.
Dulu Tuhan berkata kepada Adam dan Hawa: Semua buah pohon di taman boleh kaumakan buahnya dengan bebas, kecuali satu.Tetapi ular--setan tritunggal--datang kepada Hawa dan berkata:"Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" Jangan berkata: Hanya sedikit, om. Justru sedikit perbedaan itulah yang membuat kita kehilangan suasana Firdaus dan terhalang untuk bisa kembali ke Firdaus. Ini yang bahaya.
- Gembala palsu; pemimpin palsu--orang upahan--yaitu gembala yang tidak mau memberi makanan rohani yang benar kepada sidang jemaat, sehingga ia membiarkan makanan rohani yang palsu--ajaran palsu--di dalam sidang jemaat. Akibatnya: dosa dan puncaknya dosa termasuk nikah yang salah berkembang dalam sidang jemaat; tidak ada suasana taman Eden, dan ketinggalan saat Yesus datang kembali, tidak bisa masuk Firdaus dan kerajaan sorga yang kekal.
Kita harus hati-hati!
Inilah empat malaikat yang diikat di dekat sungai Efrat yang menghancurkan suasana taman Eden dan menghalangi kita untuk kembali ke taman Eden lewat makanan rohani yang palsu dan dosa-dosa.
Sekarang kita mempelajari
makanan yang benar.
Kejadian 2: 8-92:8.Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
2:9.Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohondari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupandi tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.Ada tiga macam pohon-pohonan di taman Eden--supaya kita bersuasana taman Eden bahkan bisa kembali ke taman Eden; jangan memperhatikan yang lainnya--:
- Pohon yang baik untuk dimakan buahnya dengan bebas= firman yang bisa kita makan dalam ibadah raya--bebas artinya dalam urapan Roh Kudus--yaitu firman yang menjadi pelita dalam hidup kita.
Kejadian 2: 16
2:16.Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
Mazmur 119: 105
119:105.Firman-Mu itu pelita bagi kakikudan terang bagi jalanku.
Makan firman sama dengan mendengar dan dengar-dengaran pada firman Tuhan.
Firman Tuhan dalam ibadah raya adalah firman dalam bentuk penginjilan tetapi sekarang dalam sistem pengajaran, bukan murni penginjilan.
"Ada seorang bertanya pada guru saya, Pdt Pong Dongalemba--saya ada di sana--: Mana bedanya kebaktian minggu, katanya penginjilan tetapi kok begini begitu? Om Pong menjawab: 'Kita sekarang beda, bukan murni penginjilan, bukan untuk jiwa-jiwa batu: Ayo percaya Yesus, bertobat, tetapi penginjilan yang sudah dalam pengajaran; sudah meningkat.'"
Jika kita mendengar dan dengar-dengaran pada firman dalam ibadah raya--penginjilan dalam pengajaran--, firman akan menjadi:
- Pelita bagi kaki kita, sehingga:
- Kita tidak tersandung di dunia yang gelap.
- Kita tidak jatuh dalam dosa-dosa dan puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan--kita tetap hidup benar.
kalau tidak ada firman, pasti jatuh sekalipun kita kuat.
- Kita tidak tersandung dalam panggilan dan pilihan; tidak meninggalkan ibadah pelayanan tetapi tetap setia berkobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali.
Ini berarti pelita tetap menyala.
Kalau meninggalkan ibadah pelayanan berarti sudah tidak setia, sehingga pelita menjadi padam. Jangan tersandung!
Jadi, firman menjadi pelita bagi kaki kita, supaya kita menjadi hamba/pelayan Tuhan yang setia dan benar.
- Firman menjadi terang bagi jalan kitauntuk memberi arah yang benardalam perjalanan hidup kita mengikuti Tuhan, supaya kita tidak tersesat sampai puncak pengikutan kita yaitu kota Terang, Yerusalem baru--Yerusalem baru juga disebut kota Setia.
Inilah gunanya makan buah/firman di ibadah raya.
- Pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat= firman yang kita terima dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suciuntuk memberi pengertian yang lebih mendalam tentang:
- Pribadi Tuhan.
Kita bukan hanya mengenal pribadi Tuhan sebagai Juruselamat, tetapi sampai mengenal Dia sebagai Kepala/Mempelai Pria Sorga--kita sebagai tubuh-Nya.
Kalau hanya mengenal Tuhan sebagai Juruselamat, setelah selamat, tidak butuh lagi; mengenal sebagai Gembala, masih ada domba yang terhilang.
Hubungan Kepala dan tubuh tidak boleh dan tidak bisa dipisahkan oleh apapun.
- Pribadi kita sendiri dengan segala kekurangan dan kelemahannya, sehingga tidak timbul kebenaran sendiri, tetapi kita mau diubahkan.
- Setandengan tipu dayanya sehingga kita tidak bisa diperdaya dan dijatuhkan oleh setan.
Inilah pentingnya pendalaman alkitab
Mazmur 119: 15, 11
119:15. Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu.
119:11. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
Kalau kita lebih jelas dalam mengenal dan mengerti pribadi Tuhan, iman kita akan semakin teguh di dalam hati, sehingga ada rem untuk tidak berbuat dosa--kita bisa hidup dalam kesucian sampai satu waktu suci seperti Yesus.
Inilah gunanya ibadah pendalaman alkitab.
- Buah pohon kehidupan di tengah-tengah taman= firman yang kita terima dalam ibadah doa penyembahansehingga firman mendarah daging dalam kehidupan kita.
"Tadi dalam ibadah raya kita makan dengan bebas, kemudian dalam ibadah pendalaman alkitab mulai diproses--seperti kita makan. Kalau ada makanan di perut kita kenyang dan kuat--ada rem untuk tidak berbuat dosa. Belum cukup sampai di sini, kalau tidak jadi sari-sari makanan, bisa meledak perutnya. Makanan terus diproses sampai menjadi sari-sari makanan untuk disalurkan lewat darah ke seluruh tubuh. Itulah doa penyembahan--firman Allah mendarah daging dalam hidup kita."
Hasilnya: kerohanian kita bertumbuh sampai kedewasaan rohani--sempurna seperti Yesus untuk menerima hidup kekal selamanya.
Inilah pentingnya makan buah. Dulu taman Eden bicara soal buah--makanan. Itu sebabnya ada empat malaikat di dekat sungai Efrat, itulah setan tritunggal dan gembala palsu.
Doakan kami gembala-gembala, karena gembala juga ikut menentukan. Gembala palsu adalah gembala yang dikuasai oleh setan tritunggal untuk mengganggu soal makanan yang benar.
Karena itu jangan sekali-kali berkata:
Tidak apa-apa, sama saja.Kalau salah sedikit, akan kehilangan taman Eden dan tidak bisa kembali lagi. Ngeri!
Itu sebabnya gembala yang dihantam karena tugas gembala adalah memberi makan. Sekarang dibalik, yang penting gembala membesuk atau memberi ini itu. Baik, tetapi tidak benar karena tidak memberi makan.
Contoh: di dalam rumah, orang tua baik tetapi tidak benar, anak diberi mobil, rumah dan sebagainya tetapi tidak boleh makan. Anaknya pasti mati. Itulah orang tua yang tidak benar.
Jangan salah! Beri makan dulu baru pelayanan yang baik, itulah tugas gembala.
Jadi,
kalau kita bisa makan firman Allah lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--kandang penggembalaan--,
kita pasti mengalami suasana Firdaus di tengah dunia yang terkutuk.
Masuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok bukan disiksa, tetapi supaya kembali ke taman Eden.
"
Ada kesaksian di Malang, dia bekerja di perusahaan besar, orang kristennya berkumpul lalu dia bersaksi: 'Kami yang melayani harus masuk tiga macam ibadah.': 'Semuanya?': 'Iya.': 'Wah....mana mungkin.' Inilah, mau dikembalikan ke taman Eden tetapi tidak mau, itulah keempat malaikat yang berada dekat sungai Efrat."
Jelas, taman Eden adalah masalah buah--makanan. Semoga hati dan pikiran kita terbuka.
Kalau mau kembali ke taman Eden, mari kembali ke kandang penggembalaan! Doakan gembala untuk bisa memberi makan yang benar, dan tidak membiarkan makanan asing.
"
Itu sebabnya kita fellowship untuk makanan bagi sidang jemaat, bukan lainnya. Itu ajaran dari guru saya. Kalau salah, jemaat akan habis semuanya. Tuhan tolong kita semua."
Kita harus
tergembala dengan benar dan baik; kita kembali pada suasana taman Eden, dan perjalanan kita untuk sungguh-sungguh kembali ke taman Eden saat Tuhan datang kembali.
Hasilnya:
- Amsal 30: 8-9
30:8.Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
30:9.Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Hasil pertama: kalau kita makan makanan rohani dalam kandang penggembalaan, Gembala Agung sanggup untuk menjamin makanan jasmani secukupnya, artinya: bisa dinikmati dan tidak kekurangan bahkan berkelimpahan--sampai kita mengucap syukur kepada Tuhan.
Jadi, kalau kita sudah tergembala dengan benar dan baik, tidak perlu lagi mencari sesuatu dengan cara tidak halal--'supaya aku tidak mencuri dan mencemarkan nama Allahku'. Gembala Agung sudah mencukupi kita. Camkan baik-baik!
Gembala-gembala juga tidak perlu berjualan lagi; tidak perlu penghasilan tambahan, karena sudah cukup dari Gembala Agung. Tuhan tolong kita semua.
- Yohanes 10: 1-3
10:1."Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandangdomba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
10:2.tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
10:3.Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanyadan menuntunnya ke luar.
Gembala palsu adalah seorang pencuri/perampok yang tidak mau masuk kandang.
'kandang'= kandang secara jasmani adalah organisasi gereja yang legal dan diakui oleh pemerintah. Tetapi lebih dari itu, kandang secara rohani--ruangan suci--, yaitu ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
"Termasuk yang ikut ibadah lewat siaran langsung karena keadaan. Harus sungguh-sungguh seperti beribadah di gereja. Saya tidak kenal, tahu-tahu berkata kepada saya: 'Om saya sudah terus mendengar dan tergembala.' Bagaimana mau diusir? Terserah saja. Saya hanya mendoakan. Yang penting nikmati makanan rohani. Kalau ada makanan rohani, yang jasmani jadi urusan Gembala Agung. Tuhan tidak pernah menipu kita."
'masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba'= ada pintunya untuk masuk dan keluar.
"Hari senin saya ke Bagan Batu, izin pada jemaat, nanti jumat saya datang. Biarpun gembala tetap 'mengetok pintu'--izin--kepada jemaat. Kalau tidak, nanti jadi pencuri. Begitu juga jemaat, jangan sampai jadi domba yang terhilang. Kita harus memperhatikan kandang."
Pintu masuk ke kandang adalah pintu sempit, artinya perobekan/penyaliban daging.
Gembala masuk pintu harus mengalami penyaliban daging untuk terus berkhotbah; jemaat pulang kuliah atau kerja datang ibadah.
Bayangkan, jemaat yang pulang kerja mau mendengar firman tetapi gembala yang tidak ada pekerjaan tidak mau berkhotbah. Bagaimana itu? Secara manusia saja tidak bisa diterima apalagi secara rohani.
Hasil kedua: kalau sudah berada di kandang penggembalaan dan menikmati firman penggembalaan, Gembala Agung akan:
- Melindungi kita karena banyak pencuri dan perampok.
Di dalam Tabernakel, ruangan suci memiliki empat lapis tudung. Ini adalah lawan dari empat malaikat perang.
Empat lapis tudung:
- Allah Bapa--tudung paling atas.
- Anak Allah.
- Allah Roh Kudus.
- Yang paling bawah adalah gembala yang benar, yang bisa dilihat.
Orang pintar belum tentu bisa jadi gembala, karena jabatan gembala berasal dari Tuhan. Biarpun orang memuji khotbahnya bagus, coba jadi gembala, belum tentu, satu kali khotbah mungkin hebat, tetapi coba terus menerus berkhotbah, belum tentu jemaat bisa makan.
"Lempin-El perhatikan, jangan mengangkat diri jadi gembala! Itu khusus dari Tuhan."
Empat lapis tudung ini untuk menghadapi empat malaikat peperangan--setan tritunggal dan gembala palsu/orang upahan; pencuri dan perampok yang hanya menghancurkan domba-domba.
Kita dilindungi sehingga kita mengalami suasana Firdaus, yaitu damai sejahtera.
- Menuntun kita ke luar.
Jangan hanya berada di bawah pohon ara. Digembalakan memang enak dan sejuk, damai, terpelihara, bagus, tetapi tidak pernah melihat langit/Tuhan. Harus keluar dari bawah pohon ara--Tuhan berkata kepada Natanael: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.
"Oleh karena itu ada pelayanan ke luar. Saya bersyukur pada Tuhan. Mohon ampun, kalau kita egois, di dalam saja, bangunan gereja cepat selesai. Tidak usah bingung, semua santai. Tetapi tidak bisa begitu, kita tidak akan pernah melihat malaikat turun naik kepada Anak Manusia."
Menuntun ke luar artinya setelah kita digembalakan, dipelihara, dan dilindungi--semua ada--, kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir; pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, mulai dari dalam nikah--kembali pada nikah yang benar (sesuai dengan alkitab), suci, dan satu--, penggembalaan--ditudungi dan dipelihara--, antar penggembalaan--kita mulai melihat langit terbuka--, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna; kita melihat Yesus datang kedua kali di awan-awan yang permai, dan kita bersama Dia selamanya.
Inilah hasil dalam penggembalaan, yaitu bersuasana Firdaus--dipelihara dan dilindungi--, sampai dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
- Kidung Agung 2: 16, 1-2
2:16.Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakandomba di tengah-tengah bunga bakung.
2:1.Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah.
2:2.--Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
Bunga bakung adalah sebutan untuk mempelai wanita.
Hasil ketiga: Gembala Agung menuntun kita ke masa depan yang berhasil dan indah; semakin dipakai semakin indah, sampai pada kesempurnaan--siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Ayat 1-2= posisibunga bakung adalah di lembah-lembah, yaitu:
- Lembah berduri. Tidak usah takut! Yesus sudah mati di kayu salib--turun ke lembah maut--untuk mengalahkan maut dan mengulurkan tangan kemurahan dan kebajikan-Nya kepada kita yang berada di lembah-lembah.
Kalau Dia tidak lebih dulu turun ke lembah, Dia tidak akan bisa mengangkat kita dari lembah-lembah.
Mungkin hari ini kita berada di lembah duri--stres, takut, gelisah, kuatir, letih lesu, berbeban berat, susah payah--, mari datang kepada Tuhan. Dia mau mengulurkan tangan kemurahan dan kebajikan untuk mengangkat kita dan memberikan damai sejahtera, sehingga semua menjadi enak dan ringan.
Damai sejahtera artinya: tidak merasakan apa-apa lagi yang daging rasakan--takut, stres, jahat, najis, letih lesu dan lain-lain--tetapi hanya merasakan semuanya enak dan ringan.
Jangan sampai masih muda tetapi sudah stres--masa-masa bunga sedang berkembang tetapi sudah layu lebih dulu. Jangan! Kalau sudah terjadi, serahkan kepada Tuhan sampai mengalami damai sejahtera! Sudah cukup semua ditanggung Yesus di kayu salib.
- Lembah Akhor= lembah kemustahilan/kesukaran.
Yosua 7: 24-257:24.Kemudian Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin Zerah, dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya dan segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah Akhor.
7:25.Berkatalah Yosua: "Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN pun mencelakakan engkau pada hari ini." Lalu seluruh Israel melontari dia dengan batu, semuanya itu dibakar dengan api dan dilempari dengan batu.
Waktu itu mereka menang atas Yerikho, musuh yang hebat, tetapi Akhan mencuri milik Tuhan, dan ia habis di lembah Akhor.
Mungkin hari-hari ini kita menghadapi masalah yang mustahil, Tuhan akan tolong. Sabar! Ada uluran tangan Tuhan, yang sama dengan sinar matahari--kasih kemurahan dan kebajikan Tuhan sama dengan sinar matahari yang menyinari baik orang baik maupun orang jahat.
Kita tidak setia, tetapi Dia tetap setia. Tetapi ini jangan jadi kebanggaan atau kesaksian, karena panjang sabar Tuhan ada batasnya. Dia tetap setia sekalipun kita tidak setia, supaya kita sadar dan kembali pada Dia sebelum panjang sabar-Nya habis.
Selama masih ada matahari, dari lembah duri bisa menjadi damai, percayalah Tuhan akan menolong.
Akhan mencuri milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus, sehingga membawa ia pada lembah kesulitan/kemustahilan.
Begitu juga dengan kita, kalau kita mencuri milik Tuhan kita akan masuk dalam lembah kesulitan/kemustahilan.
Sangat salah kalau persepuluhan tidak kita kembalikan karena kita kesulitan keuangan.
"Gejala-gejala ini sekarang juga menimpa hamba Tuhan. Betapa salahnya jika berkata: Kita mau KKR, jadi beli tiket pesawat pakai persepuluhan. Lebih baik tidak berangkat, itu berarti bukan dari Tuhan. Karena itu kita bersyukur berada di dalam pengajaran, sehingga kita tidak sembarangan."
Selama masih ada matahari, jangan putus asa dan mundur, karena bagi Tuhan lebih mudah dari pada membalikkan telapak tangan. Percayalah. Yang penting kita sungguh-sungguh mengembalikan milik Tuhan, hidup benar, setelah itu kita tinggal menunggu waktu Tuhan, yang mustahil akan menjadi tidak mustahil.
Kembali ke kandang penggembalaan, biar kita dituntun oleh Tuhan. Sekalipun kita ada di lembah, Tuhan mampu menolong.
- Lembah maut= dosa.
Raja Daud sudah jatuh dengan Batsyeba, dan suaminya dibunuh. Seharusnya Daud mati.
Apapun kejatuhan kita--bukan saya setuju dengan kejatuhan--, masih bisa ditolong Tuhan karena Dia sudah turun ke lembah maut. Dia bisa menolong apa saja.
Sampai kalau Tuhan datang, kemurahan dan kebajikan Tuhan mengubahkan kita menjadi sempurna--wajah kemuliaan. Kita diangkat di awan-awan yang permai, wajah bersinar bagaikan matahari terik, kita bertemu Tuhan selama-lamanya sampai kembali ke Firdaus.
Firdaus dijaga oleh empat malaikat perang, supaya manusia jangan bersuasana Firdaus dan jangan kembali ke Firdaus. Tetapi Tuhan mau memberikan empat lapis tudung kepada kita lewat sistem penggembalaan.
Yang sudah berhasil, jangan sombong. Ingat, pandang matahari, masih ada kemurahan dan kebajikan Tuhan.
Apapun keadaan kita, selama masih bisa melihat matahari terbit, masih ada kemurahan dan kebajikan Tuhan. Yang sudah berhasil ingat selalu: '
Kalau Engkau tidak turun ke lembah maut, saya sudah hancur.' Yang masih gagal dan jatuh, tetap ingat, masih ada kemurahan dan kebajikan Tuhan.
Yang menghadapi kemustahilan dan banyak air mata hari-hari ini, serahkan kepada Tuhan. Pandang wajah-Nya yang bersinar bagaikan matahari! Hidup kita hanya dari kemurahan-Nya.
Mungkin sudah mustahil, tidak bisa dipikir lagi, percayalah firman: selama masih ada matahari, masih ada kemurahan dan kebajikan Tuhan untuk menolong kita.
Tetaplah dalam kemurahan dan kebajikan Tuhan! Kembali ke kandang penggembalaan dan nikmati buah-buah firman-Nya!
Tuhan memberkati.