Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 6: 7-86:7.Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!"
6:8.Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuningdan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan mautmengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumiuntuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparandan sampar, dan dengan binatang-binatang buasyang di bumi.Ini adalah pembukaan
METERAI YANG KEEMPAT; penghukuman yang keempat dari Allah Roh Kudus atas dunia, yaitu terjadi kegerakan
kuda hijau kuning=>
MAUT DAN KERAJAAN MAUTberkuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh penduduk bumi dengan pedang, kelaparan, sampar dan binatang buas.
Sekarang kita belajar dulu
tiga macam maut/kematian:
- Maut/kematian secara tubuh= meninggal dunia karena usia tua, penyakit dan sebagainya.
- Maut/kematian secara rohani= lebih berbahaya dari kematian tubuh, yaitu tubuhnya masih sehat tetapi rohaninya mati.
Efesus 2: 1
2:1. Kamu dahulu sudah matikarena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Kematian rohani adalah hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa; enjoydalam dosa sampai puncaknya dosa; tidak mau bertobat.
Kita harus waspada, juga terhadap dosa yang seringkali tidak disadari yaitu tidak mau beribadah.
"Tadi itu kesaksian seorang ibu yang sudah dipanggil Tuhan, soal apapun dia hanya ingat ibadah pelayanan. Saya dapat semangat juga. Saya gembala yang sehat, kalau tidak mau ibadah, bagaimana? Ibu yang sudah kesakitan, dan lain-lain selalu merindu untuk beribadah, bagaimana gembala yang masih sehat tidak mau beribadah? Itu satu dorongan."
Hati-hati, dalam Ibrani 10: 25, dosa tidak beribadah itu merupakan dosa kebiasaan--tidak merasa bersalah--sampai sengaja tidak mau beribadah. Bahaya sekali! Itu sama dengan maut secara rohani.
Juga hati-hati dengan puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Kalau terus dipertahankan, itu sama dengan maut secara rohani.
Maut secara rohani--kering dan mati rohani--ini kalau dilanjutkan akan masuk kematian kedua di neraka selamanya.
Kita harus hati-hati terhadap dosa-dosa yang tahu dan kita sadari, tetapi sering juga tidak kita sadari, yaitu dosa tidak mau beribadah. Sangat berbahaya. Tuhan tolong kita semua.
- Maut/kematian kedua di neraka.
Wahyu 20: 14
20:14. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
Kalau mati tubuh tetapi rohaninya hidup benar dan suci, ia akan dibangkitkan. Tetapi sekalipun tubuhnya sehat kalau rohaninya mati--terutama biasa dan sengaja tidak beribadah, termasuk berbuat dosa sampai puncaknya dosa--, ia akan masuk kematian yang kedua; lautan api belerang; neraka selamanya.
Inilah, maut dan kerajaan maut akan bergentayangan di bumi; menguasai seperempat bagian bumi untuk membunuh penduduknya. Ini akan terjadi.
Kita tidak usah memikirkan itu, tetapi kita berpikir
tempat yang aman dari maut, terutama kematian rohani dan kematian kedua/neraka.
1 Korintus 15: 25-2615:25. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
15:26. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Tempat yang aman dari maut adalah
selalu berada di bawah kaki Yesus, seperti yang dialami oleh wanita yang mengurapi Yesus.
Yohanes 12: 3, 712:3. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesusdan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
12:7. Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.
Salah satu bentuk selalu berada di bawah kaki Yesus adalah seperti wanita yang mengurapi kaki Yesus dengan minyak yang mahal harganya dan semerbak harumnya, untuk persiapan penguburan tubuh Yesus.
Artinya: kehidupan yang dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang terakhir--penguburan itu berarti yang terakhir bisa kita layani, setelah itu tidak bisa lagi--;
pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurnapada akhir zaman; setelah itu tidak ada lagi. Pelayanan kita sudah paling terakhir, sesudah itu tidak ada lagi.
Tingkatan pelayanan pembangunan tubuh Kristus akhir zaman:
- Mulai dari nikah; layani nikah rumah tangga!
- Penggembalaan; sebagai gembala, pemain musik dan lain-lain.
- Antar penggembalaan--kebaktian kunjungan. Kita berdoa, mungkin digerakkan untuk ikut serta, dana, berdoa dan sebagainya. Itu berada di bawah kaki Yesus; tempat yang paling aman dari serangan maut.
- Sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh sempurna; mempelai wanita yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai; kita bersama Dia selamanya, dan maut tidak berkuasa lagi.
Syaratuntuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus:
- Efesus 4: 11-12
4:11. Dan Ialah yang memberikanbaik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12. untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Syarat pertamauntuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus: harus hidup dalam kesucian. Itu yang penting. Bukan pandai/bodoh, kaya/miskin, itu tidak penting.
Bagaimanamanusia tanah liat bisa hidup suci? Tadi ada istilah membawa buli-buli berisi minyak untuk mengurapi Yesus.
Markus 14: 3
14:3. Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-bulipualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.
Ini cerita yang sama dengan Yohanes 12: 3 tadi; di sini dilengkapi--ayat menerangkan ayat di dalam alkitab, itulah firman pengajaran yang benar.
'ke atas kepala Yesus'= tadi di Yohanes 12: 3: dicurahkan di kaki Yesus, di sini ke atas kepala Yesus; berarti dicurahkan dari kepala sampai kaki/seluruh tubuh Yesus.
Ada istilah buli-buli/bejana. Sehebat apapun manusia di dunia ini, ia hanya buli-buli tanah liat yang gampang retak, hancur dan binasa.
Gampang retak= kecewa, putus asa dan tersinggung.
Gampang hancur= gampang berbuat dosa dan puncaknya dosa, sampai binasa.
Kalau diisi dengan perkara yang hebat-hebat dari dunia ini: gelar, kekayaan, kedudukan, nilainya naik di hadapan manusia menjadi buli-buli pualam--semacam marmer--, tetapi hancur juga kalau jatuh. Tetap sama.
Oleh sebab itu buli-buli tanah liat harus diisi dengan firman pengajaran yang benar (makan firman)--tadi Yesus duduk makan ('Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan').
Pemberitaan firman ada dua:
- Susu= firman penginjilan untuk membawa orang percaya Yesus dan bertobat. Kita sudah.
- Tetapi juga ada makanan keras. Harus diisi dengan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua--makanan keras. Itu yang bisa menyucikan kehidupan kita.
Kalau dipakai di dunia, kita memang harus pandai, ada gelar, dan sebagainya. Tetapi di dalam Tuhan; kerajaan sorga, bukan itu. Ini keadilan Tuhan. Yang penting adalah kesucian. Kalau di dunia, tergantung dari ijazahnya. Di dalam Tuhan bukan begitu, kalau seperti itu berarti Tuhan tidak adil. Yang dibutuhkan adalah suci. Kita bejana tanah liat harus diisi dengan makanan keras/firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yang sanggup menyucikan kita dari hati dan pikiran yang berisi keinginan jahat, najis dan kepahitan. Harus disucikan kalau kita mau dipakai oleh Tuhan.
Keinginan jahat= keinginan akan uang.
Keinginan najis= dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
Kepahitan hati= iri hati, benci, dendam.
Harus disucikan! Perbuatan dan perkataan disucikan, baru kita dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus--'memperlengkapi orang-orang kudus'; kita hidup suci, baru kita diperlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus; kita diangkat menjadi imam dan raja. Itu adalah jubah yang indah.
Sekali lagi, melayani bukan disiksa, tetapi hidup itu diperindah. Semakin suci, kita semakin dipakai, semakin jelas karunia Tuhan, semakin indah hidup kita. Itu rumusnya kerajaan sorga. Karena itu apa saja harus disertai dengan kesucian.
"Mungkin kita tidak bisa menyanyi, tetapi dengan kesucian, bisa. Mungkin tidak masuk akal, tetapi bisa. Itu karunia; kesucian dan karunia itu satu. Karunia adalah kemampuan ajaib dari Tuhan. Saya pengalaman waktu di jalan Johor, saya tidak pernah pegang komputer, hidupkan juga tidak tahu. Lalu disuruh Om Pong belajar karena bagian komputer yang tinggal satu orang mau pindah tiga hari lagi. Biasanya terima telpon--gampang, bisa--, sekarang belajar komputer. Bukan diajari apa, tetapi langsung disuruh ketik lagu--ada not do re mi dan garisnya itu. Saya belajar itu. Ketik, ketik, bisa jadi. Waktu itu pakai program WS (Word Star). Sesudah itu murid sekolah minggu di daerah saya dulu, yang saat itu lulus dari STTS datang ke Johor: 'Ketik lagu, om?': 'Iya': 'Pakai apa programnya?': 'WS.' Marah dia, dia katakan: 'Pembohong, tidak mungkin bisa, sulit itu.' Dia lulusan STTS. Saya bilang: 'Terserah.' Tidak percaya dia. Saya dari tidak tahu apa-apa, dalam satu hari bisa buat lagu. Secara manusia tidak mungkin. Karena itu saya berani berkata: kalau untuk pelayanan kerajaan sorga, yang penting adalah kesuciankarena di balik kesucian ada urapan dan karunia Roh Kudus,yang membuat semuanya bisa kita kerjakan."
- Syarat keduauntuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus: harus rela berkorban.
Tadi harga minyaknya tiga ratus dinar; sekarang menunjuk gaji setahun, karena dulu upah bekerja satu hari itu satu dinar, dipotong hari Sabat dan lain-lain, setahun kira-kira bekerja tiga ratus hari.
Jadi harus rela berkorban apapun juga; harus rela membayar harganya karena Tuhan sudah membayar harga di kayu salib.
"Karena itu, tidak heran kalau orang yang mengerti ini, seperti kesaksian tadi: seorang yang sakit mau beribadah, karena dia tahu harga yang dibayar oleh Yesus di kayu salib tidak sebanding sebenarnya dengan apa yang kita bayar hari-hari ini."
Semua harus dikorbankan untuk pelayanan pembangunan tubuh Kristus mulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh sempurna, kecuali satu: firman pengajaran yang benar. Pengajaran adalah Yesus sebagai Kepala. Kalau yang dipentingkan hanya bersekutu tetapi tanpa pengajaran benar, itu sama seperti tanpa kepala, dan akan ngawur. Persekutuan banyak ngawur, tidak tahu arahnya. Justru orang yang sudah di dalam penggembalaan yang ditarik ke luar sampai tidak bisa digembalakan lagi. Salah besar! Yang benar adalah orang-orang di luar Tuhan kita menangkan dan bawa ke penggembalaan. Itu ada kepalanya, ada arahnya.Sekarang tidak begitu, sudah ngawur, yang dipentingkan bekerja dan banyak orang, padahal yang sebelumnya digembalakan, sekarang tidak tergembala lagi.
"Saya diundang ke persekutuan, saya datang, saya arahkan untuk penggembalaan.
Banyak yang ngawur; tanpa kepala, hanya kumpul-kumpul tetapi tidak tahu arahnya mau ke mana. Apalagi disertai kebanggaan dan sponsor, bahaya, nanti Yudas ada di dalamnya."
Persekutuan tubuh Kristus tanpa firman pengajaran yang benar itu seperti tubuh tanpa kepala, tidak tahu arah yang dituju dan binasa selamanya.
Itulah syarat yang harus dipenuhi yaitu
KESUCIAN DAN RELA BERKORBAN. Minyak narwastu yang mahal harganya dikorbankan; harus rela membayar harga karena Yesus sudah melunaskan semuanya di kayu salib; Dia sudah membayar harga yang terlalu mahal di kayu salib. Tidak ada keraguan bagi kita. Tuhan tolong kita.
Kita sudah dipakai, hati-hati ada halangan dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus.
Halangan ini merupakan maut.
Ada pembangunan tubuh, maut bergentayangan di sana.
Halangan dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus:
- Markus 14: 3
14:3. Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.
Halangan pertama: kusta.
Di dalam kitab Imamat, orang kusta ini harus menutupi mukanya dan berseru: Najis! Najis!Dan orang lain tidak boleh mendekat; terasing; diasingkan dari rumahnya. Kusta ini menceraiberaikan tubuh Kristus.
Apa itu kusta?
- Putih tetapi kusta, artinya: kebenaran diri sendiri:
- Kebenaran di luar firman Allah; alkitab. Alkitab bilang: tidak boleh, dia bilang: boleh karena begini... begini.....
Inilah kebenaran diri sendiri; menutup-nutupi semua.
Ini yang menceraiberaikan.
"Coba di sini ada guru matematika. Di semua diktat, 2+2= 4. Lalu dia mengajar 2+2= 4,1. Tidak mungkin bisa satu, tetapi cerai berai."
Kembali ke alkitab! Akitab adalah kebenaran yang sebenar-benarnya, yang tidak perlu diragukan, didiskusikan, dan diseminarkan lagi. Kalau kebenaran alkitab masih dipertanyakan, lalu dari mana kebenaran itu? Lebih celaka lagi, bagaimana kita bisa sempurna?
Alkitab ini harus dibukakan rahasianya, bukan didiskusikan/diseminarkan, apalagi diputarbalikkan. Kebenaran itu hanya dalam firman Allah yang dibukakan; ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.
- Menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain, sampai menyalahkan Tuhan/pengajaran benar. Kita yang berdosa, tapi tidak mau mengaku, malah menyalahkan yang lain dan Tuhan/pengajaran yang benar.
Ini yang menceraiberaikan tubuh Kristus. Hati-hati, itu maut bekerja lewat kebenaran diri sendiri! Mulai dari dalam nikah tercerai berai karena kebenaran sendiri, penggembalaan dan fellowshipjuga tercerai berai karena kebenaran sendiri. Itu maut yang bekerja.
- Imamat 13: 45
13:45. Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis!
Kusta juga menunjuk pada dosa kenajisan:
- Mulai dari cara berpakaian, hati-hati.
Hanya orang kusta yang boleh pakai pakaian cabik-cabik. Pakaian itu fungsinya untuk menutupi daging yang telanjang. Dulu Adam dan Hawa begitu tahu telanjang, mereka menyemat daun pohon ara, tetapi namanya daun sebentar lagi hancur. Karena itu Tuhan membuatkan pakaian dari kulit binatang.
Jaga dosa kenajisan mulai dari cara berpakaian!Hati-hati, jangan sampai najis!
- Dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
Itu yang menceraiberaikan.
- Yohanes 12: 5-6
12:5. "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"
12:6. Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
Halangan kedua: dosa mencuri.
Di tengah pembangunan tubuh Kristus, maut mau menyusup. Hati-hati! Sebenarnya pembangunan tubuh Kristus adalah tempat paling aman--hidup suci, diberi jubah yang indah untuk melayani Tuhan, rela berkorban apapun untuk Tuhan dan diapakai dalam pembangunan tubuh Kristus--, tetapi maut masih terus bekerja lewat kusta dan dosa mencuri (mencuri milik Tuhan dan sesama)--keinginan akan uang.
Milik Tuhan= persepuluhan dan persembahan khusus.
Mencuri milik sesama= menipu, korupsi.
Ini adalah halangan dari pelayanan pembangunan tubuh Kristus, dan maut bekerja.
- Markus 14: 4-5
14:4. Ada orang yang menjadi gusardan berkata seorang kepada yang lain: "Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?
14:5. Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Lalu mereka memarahiperempuan itu.
14:5. Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Lalu mereka memarahiperempuan itu.
Halangan ketiga: gusar= marah tanpa kasih, marah tanpa sebab--orang berbuat baik, tetapi dia yang marah, padahal bukan uangnya dia--, marah dengan kebencian sampai terjadi perselisihan, pertengkaran dan lain-lain.
"Saya dulu begitu. Ada pengerja selalu laporan: 'Saya membesuk ini, saya tergerak memberi, om.': 'Bagus, bagus.' Kemudian begitu lagi: 'Saya tergerak memberi lagi, om.' Tapi setelah saya tanya bendahara, ternyata uang kas yang dia ambil. Saya katakan pada dia: 'Kalau kamu pakai uang kas, ya tergerak terus. Pakai uangmu sendiri!' Saya lengah juga, saya pikir baik hati juga dia. Orang ini lebih baik dari aku. Setelah dicek, pakai uang kas, ya tergerak terus. Coba pakai uangnya sendiri, tergerak atau tidak."
Yang boleh adalah marah dengan kasih, untuk menolong orang itu, sehingga bisa menyatu. Kalau marah tanpa kasih/tanpa sebab itu hanya menceraiberaikan, menimbulkan pertengkaran, kebencian dan lain-lain.
"Ini yang harus digumuli juga. Saya juga bergumul. Seringkali masalahnya sangat keterlaluan: 'masa begini terus?' sehingga marahnya juga sangat keterlaluan. Ya masih sempat minta maaf. Tadi dites, lumayan. Kalau tadi disuruh marah, ya.... marahnya sudah di ubun-ubun. Tapi kok bisa diam: 'sudah, sudah, sana.' Mungkin sudah di ubun-ubun, jadi tidak bisa marah lagi: 'Ya sudah selesai, sana.' Kalau diceritakan, saudara pasti terbelalak: 'Hah?' Tetapi terkadang juga masih lupa. Kita belajar."
- Halangan keempat: dusta.
Dibilang: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?", padahal dia pencuri.
Hati-hati! Dusta berarti tidak bisa bertobatlagi karena tidak bisa mengaku. Yang bisa adalah jadi sama dengan setan; benar-benar menuju kebinasaan.
Mari sungguh-sungguh!
Mohon pada Tuhan hari-hari ini, memang kita harus hidup suci dan rela berkorban--bayar harga untuk dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus mulai dari nikah, penggembalaan, antar penggembalaan. Tapi maut menyusup. Setan itu memang begitu, dia sudah kalah, tetapi tidak mau mengaku kalah; terus mengejar. Sampai raja Daud berkata: 'satu langkah jaraknya aku dengan maut'.
Maut terus membayangi lewat kusta--kebenaran diri sendiri--, pencurian, marah, dusta.
Semua dosa ini ada pada Yudas Iskariot.
Kisah Rasul 1: 16-181:16. "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.
1:17. Dahuluia termasuk bilangan kamidan mengambil bagian di dalam pelayanan ini."1:18. --Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.
'
Dahuluia termasuk bilangan kamidan mengambil bagian di dalam pelayanan ini'= ini yang bahaya, dahulu merupakan bilangan orang yang dipakai Tuhan--imam dan raja. Tetapi sekarang bagaimana? Maut bekerja.
Dulu dipakai, tetapi sekarang hilang karena empat dosa/halangan ini. Kita harus benar-benar waspada.
Yudas Iskariot mempertahankan empat dosa di atas:
- Kebenaran sendiri. Setiap Tuhan menegor dan mengingatkan dia, dia selalu berkata: 'bukan aku.' Sampai terakhir Tuhan bilang: 'Siapa yang mencelupkan roti bersama Aku, dialah yang menyerahkan aku,' tetapi dia jawab: 'bukan aku'. Kalau berkata: bukan aku--tidak mengaku--, berarti menunjuk yang lain.
- Pencuri.
- Gusar.
- Dusta.
Yudas ini imam dan raja--rasul--, punya jubah indah, tetapi mempertahankan empat dosa, sehingga mulai tidak setia--
kalau orang mempertahankan empat dosa ini, ia mulai tidak setia. Ada kebenaran sendiri saja, dulu semangat, sekarang mulai mundur. Jangan! Lihat Tuhan saja! Jangan lihat kesalahan orang! Apalagi ada dosa mencuri, gusar dan dusta.
Yudas mempertahankan empat dosa sehingga ia tidak setia sampai meninggalkan ibadah dan jabatan pelayanan--menggantung kecapi (Mazmur 137). Akhirnya menggantung diri, jatuh tertelungkup, perutnya pecah dan isi perutnya terburai ke luar. Ini berarti
gagal total, dipermalukan, dan menghancurkan tubuh Kristus; sama dengan membangun tubuh Babel/mempelai wanita setan yang sempurna dalam kejahatan, kenajisan dan kebusukan; berarti binasa selamanya.
Mari, ini pelajaran sederhana pada kesempatan hari ini. Meterai keempat, maut akan bergentayangan secara tubuh. Tetapi lebih dari itu, maut secara rohani--banyak hamba Tuhan yang kering dan mati rohani--, sampai menuju kematian kedua; kebinasaan.
Tempat yang paling aman adalah di bawah kaki Yesus--seperti wanita yang mengurapi Yesus. Artinya dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus. Sudah dipakai tetapi masih harus waspada terhadap dosa kusta, mencuri, gusar dan dusta. Penyelundup-penyelundup ini masih mau masuk.
Yudas mempertahankan ini dan dia benar-benar hancur, sampai menggantung diri.
Karena itu
Yesus rela digantung di kayu salib. Dia rela membayar harganya untuk kita. Karena itu kita jangan ragu-ragu membayar harga untuk Tuhan. Kalau kita sudah mengerti harga yang dibayar oleh Yesus--harganya terlalu mahal--kita tidak akan ragu-ragu membayar harga untuk Tuhan.
Yesus rela digantung di kayu salib untuk melepaskan kita dari dosa-dosa, terutama dari empat dosa penghalang pembangunan tubuh Kristus, supaya
kita bisa hidup benar, suci, berbau harum dan dipakai oleh Tuhandalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus. Bukan seperti Yudas yang berbau busuk, tidak ada harumnya sama sekali. Serahkan semua pada Tuhan!
Yudas tadinya luar biasa--dia rasul dan bendahara--, tetapi begitu kena empat dosa ini, langsung tidak ada bekasnya, benar-benar busuk. Harus waspada sungguh-sungguh!
Yesus sudah membayar harga, supaya kita bisa hidup benar dan suci, diberi jubah--kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus--dan berbau harum. Kita bawa bau harum di rumah tangga, supaya benar-benar rumah tangga damai dan menjadi satu. Kita bawa bau harum dalam penggembalaan, antar penggembalaan. Itu tugas kita.
Jangan bawa bau busuk seperti Yudas! Ada kesempatan--bukan saya setuju--, kalau siang ini kita sudah seperti Yudas, dengar firman, masih ada kesempatan sampai siang ini. Cukup sampai siang ini!
Selagi belum pecah--empat dosa sudah dikandung tetapi belum pecah, kalau sudah pecah tidak bisa lagi--,
lebih baik ditusuk pedang firman--dikeluarkan, diakui, dan diselesaikan di hadapan Tuhan, supaya kita bisa berbau harum di hadapan Tuhan. Ini yang ditunggu oleh Tuhan, Ia rela digantung supaya kita berbau harum di hadapan-Nya; ke mana-mana kita bisa membawa bau harum Kristus.
Dan tidak usah ragu,
kalau kita membawa bau harum, apapun yang kita korbankan, tidak akan hilang. Tetapi jangan karena emosi atau disuruh hamba Tuhan. Harus karena dorongan firman.
"
Kalau ada hamba Tuhan berkata: Tuhan bicara lewat om, kamu harus korban ini. Jawab saja: Oh, Tuhan belum bicara sama saya, om. Jangan mau! Harus karena dorongan firman saja. Saya tidak berani, nanti hamba Tuhan berpantun terus. Hamba Tuhan ini pandai berpantun. Lihat gorden di rumah orang: Oh, bagus ini, tetapi lebih pas di gereja. Orang yang takut akan Tuhan dan benar-benar ikut Tuhan, akan langsung melepas gordennya. Hamba Tuhan mau bilang apa, langsung dia lepas. Kasihan kalau orang tidak mengerti. Karena itu kasih rumus: Tuhan belum bicara sama saya, om."
Markus 14: 914:9. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."
Membaca ini, tidak rugi kalau digerakkan Tuhan, apapun yang harus kita korbankan.
Kalau kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus, apapun yang kita korbankan tidak sia-sia dan tidak hilang karena Tuhan selalu mengingat kita.
"
Diingat bupati saja senang. Ayah saya dulu veteran, batalyon Pak Sunandar. Temannya bupati di Situbondo. Baru diingat temannya saja, sudah mau dapat proyek kursi inpres sekabupaten, tetapi ayah saya tidak mau. Itu diingat bupati. Kalau diingat Tuhan bagaimana?"
Jangan ragu-ragu!
Kalau diingat Tuhan,
hasilnya:
- Yesaya 49: 15-16
49:15. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
49:16. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
'Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan'= diukir, ada di telapak tangan Tuhan.
'tembok-tembok di ruang mata-Ku'= ada perhatian Tuhan.
Hasil pertama: Tuhan mengingat kita sebagai bayi-bayiyang tidak berdaya; terutama secara jasmani.
Secara rohani, bayi tidak berbuat dosa.
Tetapi secara jasmani, bayi tidak bisa apa-apa. Tuhan ingat, kita ini secara jasmani biar hebat hanya seperti bayi di padang gurun yang tidak bisa apa-apa dan tidak berdaya. Sedangkan ada di kamar dengan berkaleng-kaleng susu, tidak bisa apa-apa, apalagi di tengah padang gurun--pasir semua.
Mari dalam kesulitan hari-hari ini, Tuhan tidak pernah tinggalkan kita sekalipun ibu kandung melupakan bayinya.
Dia ingat kita artinya: Dia memperhatikan, mempedulikan, mengerti keadaan kita, dan bergumul untuk kita; Dia memeluk kita dalam tangan anugerah-Nya yang besar:
- Dia sanggup memelihara dan melindungikita di tengah kesulitan dunia, kemustahilan, sampai zaman antikris, bahkan sampai hidup kekal.
Banyak yang kesulitan hari-hari ini, perbaikilah kesuciansampai bisa melayani Tuhan. Itu saja tugas kita. Lalu berkorban apapundan berbau harum. Itu saja. Tuhan akan mengingat kita dan Dia memeluk kita. Tidak mungkin dibiarkan!
- Tangan anugerah yang besar sanggup menyelesaikan masalahkita sampai yang mustahil, dan sanggup memberikan masa depanyang berhasil. Kaum muda perhatikan, boleh sekolah, kerja ini itu. Tapi kita hanya berusaha, yang menentukan adalah tangan anugerah Tuhan yang besar.
- Mazmur 144: 3-4
144:3. Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya?
144:4. Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat.
(terjemahan lama)
144:4. Bahwa manusia itu seumpama uapyang sia-sia dan umur hidupnyapun seperti bayang-bayang yang lalu.
Hasil kedua: Tuhan mengingat kita seperti uap/asapyang tidak tahan menghadapi angin; secara rohani. Begitu ada angin, asap hilang.
Secara rohani, angin menunjuk pada:
- Pencobaan. Seringkali tidak mampu dan menyangkal Tuhan--seperti penjahat di sebelah kiri Yesus. Inilah kita.
- Angin dosasampai puncaknya dosa. Baru harum, sudah hilang; Daud baru jalan-jalan di sotoh sudah jatuh. Itulah asap.
Siapa kita?
Tidak kuat kita.
Tuhan tahu secara rohani, kita hanya asap yang habis ditiup angin. Tadi secara jasmani, bayi bisa apa?
- Ajaran palsu, Kena ajaran palsu, lalu terhilang.
"Adik saya baru ketawa-tawa dengar ajaran lain, lama-lama bermusuhan dengan saya. Tetapi kemurahan Tuhan bisa kembali setelah sekian lama."
Mazmur 68: 3
68:3. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasikbinasa di hadapan Allah.
Inilah kita; ditiup angin lalu binasa--menjadi orang fasik; jahat. Ditiup angin pencobaan, jadi jahat dan menyangkal Tuhan seperti Petrus.
Ditiup angin dosa, jadi pezinah dan sebagainya.
Ditiup angin pengajaran palsu, jadi penentang yang benar dan lain-lain.
Secara rohani kita tidak berdaya: menghadapi dosa-dosa.
Mazmur 8: 5-6
8:5. apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
8:6. Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaandan hormat.
Tuhan memperhatikan dan mempedulikan kita untuk memulihkan kita; mengampuni dosa-dosa kita, apapun yang sudah kita hadapi. Kena tiup angin, sudah jadi apa kita ini? Tuhan siap untuk memulihkan kita; mengampuni dosa-dosa kita, supaya kita hidup benar dan suci; mengubahkan kita sedikit demi sedikit sampai satu waktu sempurna seperti Dia.
Disucikan dan diubahkan sama dengan diberi mahkota.
Mahkota dimulai dengan penundukan; taatdengar-dengaran--ya Abba, ya Bapa.
Sampai kalau Tuhan datang, kita benar-benar diubahkan jadi sempurna dan mendapat mahkota mempelai untuk layak menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai; kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, Firdaus, sampai Yerusalem baru, kekal selamanya.
Inilah, secara jasmani kita hanya bayi yang tidak berdaya, dan Tuhan mengingat kita. Dia memperhatikan, bergumul untuk kita; memeluk kita .
Secara rohani kita hanya asap yang hilang dan binasa oleh angin; tahu-tahu menjadi orang jahat, dan binasa.
"Banyak yang begitu. Kaum muda dari kecilnya baik, tahu-tahu hancur. Memang kita hanya asap. Tidak bisa apa-apa, karena itu perlu perhatian Tuhan hari-hari ini."
- Hasil ketiga: jasmani dan rohanitidak bisa, tetapi kalau masih bisa mengaku dosa, kita masih diingat Tuhan--penjahat di sebelah Yesus berkata: 'Dia tidak salah, kita yang salah. Yesus ingatlah aku jika Engkau datang kembali sebagai Raja.': 'Hari ini engkau ada Firdaus.'
Kalau kita ingat Tuhan sungguh-sungguh, Dia juga ingat kita.
Sudah gagal total semuanya seperti penjahat ini--jasmani dan rohani--, tetapi Yesus masih bisa menolong.
'Hari ini engkau di Firdaus,' artinya: kita dipulihkan dan bersuasana Firdaus.
Apapun keadaan hidup kita, serahkan pada Tuhan! Memang maut bergentayangan, kita hanya bayi dan asap. Kita tidak berdaya, tetapi kita berada di dalam tangan Tuhan; dalam perhatian Tuhan. Tuhan memperhatikan dan mempedulikan kita.
Serahkan hidup ini! Jangan putus asa, kecewa atau bangga dengan sesuatu, tetapi serahkan ke dalam tangan anugerah Tuhan yang besar!
Yang sudah berhasil dan indah, jangan sombong dan bangga, tetapi tetap dalam tangan Tuhan, tetap dalam perhatian Tuhan. Ingat Tuhan, dan Dia akan ingat kita juga.
Membaca ayat di Lukas 23, penjahat saja bisa ingat Tuhan dan diingat oleh Tuhan, apalagi kita hamba Tuhan/pelayan Tuhan/anak Tuhan. Apapun keadaan kita, kembali dalam pelukan tangan anugerah yang besar!
Ingat Tuhan dan biarlah Dia mengingat kita selama-lamanya; sampai garis akhir kita tetap ingat Tuhan dan Dia tetap ingat; tetap memperhatikan dan mempedulikan kita.
Jangan putus asa, kecewa atau bangga, tetapi serahkan semua dalam tangan anugerah yang besar apapun keadaan kita!
Mungkin tidak ada yang tahu keadaan kita, tetapi Tuhan yang tahu.
Kaum muda, mungkin ragu-ragu dengan masa depan dan lain-lain, serahkan pada Tuhan! Tuhan yang tahu, Dia mengerti sedalam-dalamnya keadaan kita.
Tuhan memberkati.