Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 7: 177:17. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."Kita belajar tentang
aktivitas Tuhan di takhta sorgayaitu:
- Ayat 15b-16: membentangkan kemah-Nya; sama dengan mengembangkan sayap-Nya atas hidup kita; naungan sayap Tuhan atas kehidupan kita. Kita dinaungi mulai di dunia sampai menerima naungan yang kekal di sorga selamanya. Kita hidup di padang gurun dunia, kita butuh naungan dari Tuhan (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Juni 2018sampai Ibadah Doa Surabaya, 06 Juli 2018).
- Ayat 17: Tuhan tampil sebagai Gembala yang baik untuk menggembalakan dan menuntun kita ke mata air kehidupan/sungai air kehidupan, itulah takhta kerajaan sorga yang kekal selamanya. Padang gurun juga tandus, butuh air, karena itu kita dituntun ke mata air kehidupan mulai sekarang sampai puncaknya yaitu takhta sorga (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 08 Juli 2018).
Wahyu 22: 1
22:1. Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luardari takhta Allahdan takhta Anak Domba itu.
'mengalir ke luar'= berarti mata airnya ada di sana.
Jadi, sungai air kehidupan sama dengan mata air kehidupan, itulah takhta sorga.
AD. 2
Tadi dituliskan: '
akan menggembalakanmereka', artinya: firman penggembalaan yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala adalah firman pengajaran yang benar, yang diulang-ulang, dan sanggup menuntun kita sampai ke mata air kehidupan/takhta sorga selamanya. Kita butuh firman penggembalaan yang diulang-ulang--diulang, mungkin jatuh, diulang lagi, sudah siap, makin maju, begitu seterusnya sampai ke takhta sorga.
Proses firman penggembalaan menuntun kita sampai ke mata air kehidupan--kalau kita mengikuti sungai, kita akan sampai ke mata air--:
Yehezkiel 47: 1-1247:1.Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalirdari bawah bagian samping kanan dari Bait Suciitu, sebelah selatan mezbah.
47:2.Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
47:3.Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki.
47:4.Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang.
47:5.Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
47:6.Lalu ia berkata kepadaku: "Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?" Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai.
47:7.Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana.
47:8.Ia berkata kepadaku: "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar,
47:9.sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.
47:10.Maka penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak.
47:11.Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.
47:12.Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."Air yang keluar dari Bait Suci sama dengan air yang keluar dari takhta Allah--ini adalah nubuatannya.
- Proses pertamafirman penggembalaan menuntun kita sampai ke mata air kehidupan: ayat 1-3= sungai air kehidupan--Roh Kudus--sudah sampai di pergelangan kaki.
Pergelangan kaki menentukan kita bisa berdiri atau tidak, artinya: Roh Kudus mengurapi kita sehingga kita memiliki pendirianyang teguh= iman kepada pribadi Yesus--masuk pintu gerbang Tabernakel.
Dulu Musa naik ke atas gunung Sinai dan Tuhan memperlihatkan kerajaan sorga kepadanya, lalu Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat kerajaan sorga di bumi, itulah Tabernakel--terdiri dari tiga ruangan: halaman, ruangan suci, dan ruangan maha suci. Ruangan suci di mana terdapat tabut perjanjian, di situlah takhta sorga. Mari kita ikuti, dari luar sampai menuju takhta.
Praktikmasuk pintu gerbang Tabernakel/pintu gerbang sorga--belum sampai di takhta sorga--:
- Kisah Rasul 4: 12
4:12.Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Praktik pertama masuk pintu gerbang sorga: kita harus percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya Juruselamat; Yesus adalah satu-satunya manusia yang tidak berdosa tetapi harus mati di kayu salib untuk menebus dan menyelamatkan manusia berdosa. Ini harus menjadi keyakinan kita.
- Praktik kedua masuk pintu gerbang sorga: tidak pernah menyangkal nama Yesus apapun resikonya sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali. Begitu menyangkal kita keluar lagi dari pintu gerbang.
Hati-hati! Tanpa Roh Kudus kita tidak akan kuat--Petrus yang hebat bisa menyangkal Tuhan.
- Praktik ketiga masuk pintu gerbang sorga: berpegang teguh pada satu firman pengajaran yang benar dan tidak diombang-ambingkan ajaran palsu--sesudah penginjilan, ada pengajaran.
Firman pengajaran yang benar artinya: tertulis dalam alkitab dan diwahyukan oleh Tuhan yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.
Hati-hati dengan ajaran palsu yang menghasilkan ibadah palsu dan penyembahan palsu--penyembahan pada antikris--, yang akan dibinasakan selamanya.
Pintu gerbang hanya untuk masuk, tidak boleh keluar. Kalau bimbang terhadap pribadi Yesus, akan keluar dan hilang keselamatan. Pendirian harus teguh!
Kalau daging, tidak akan percaya Yesus; kalau ada Roh Kudus, baru bisa mantap untuk percaya Yesus.
- Yehezkiel 47: 4
47:4.Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang.
Proses kedua firman penggembalaan menuntun kita sampai ke mata air kehidupan: sungai air kehidupan--Roh Kudus--sudah sampai di lutut, artinya: Roh Kudus mengurapi perjalananhidup kita--lutut untuk berjalan--; dalam Tabernakel ditunjukkan dengan alat mezbah korban bakaran.
Praktiknya: bertobat, berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan; mati terhadap dosa.
"Saya ada pengalaman seorang ibu di Medan, lututnya sakit, dia bisa berdiri tetapi tidak bisa berjalan. Kalau dibantu tongkat, bisa berjalan sedikit."
Tadi pergelangan untuk berdiri. Sekarang Roh Kudus mengurapi perjalanan hidup kita, supaya berkenan kepada Tuhan.
Kalau tidak diurapi Roh Kudus, kita akan berbuat dosa terus. Tetapi setelah ada urapan Roh Kudus, ada rem untuk berhenti berbuat dosa.
Prosesnya: Roh Kudus menyadarkankita akan dosa-dosa sehingga kita bisa menyesalidosa, dan mengakuinyakepada Tuhan dan sesama. Kalau daging berbuat dosa dianggap biasa--karena itu hati-hati saat minta nasihat!
Dulu binatang korban dibakar untuk pengampunan dosa, tetapi sekarang semua sudah digenapkan oleh kurban Kristus di kayu salib. Jadi sekarang kita mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, sehingga darah Yesus mengampuni dosa kita dan jangan berbuat dosa lagi--bertobat.
Kalau mengulang-ulang dosa, berarti lututnya goyah, disentuh sedikit sudah jatuh (mohon maaf, ini untuk menerangkan). Kalau terus berbuat dosa, ia akan lumpuh, tidak bisa berjalan. Bahaya, akan masuk pada puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan--lumpuh di tempat tidur/tilam.
Sudah diampuni, berhenti berbuat dosa!
Jangan mengulang-ulang dosa apapun dosa kita pada saat ini.
Mari, miliki iman yang kuat. Kalau bimbang pada pengajaran yang benar/pribadi Yesus, akan tenggelam--seperti Petrus--; tidak akan pernah naik.
Kemudian bertobat. Kalau mengulang-ulang dosa, akan lumpuh--jatuh dalam dosa makan minum dan kawin mengawinkan, berarti binasa selamanya.
- Yehezkiel 47: 4
47:4.Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang.
Proses ketiga firman penggembalaan menuntun kita sampai ke mata air kehidupan: sungai air kehidupan--Roh Kudus--sudah sampai di pinggang, artinya: baptisan air--pada wanita, (maaf) pinggang sama dengan pinggul, di mana terdapat kandungan; bicara soal kelahiran.
Di dalam Tabernakel ditunjukkan dengan alat bejana pembasuhan.
Harus urut mulai dari percaya Yesus--masuk pintu gerbang--, bertobat, baru dikubur dalam baptisan air! Jangan lompat-lompat! Banyak kali gembala salah, orang cepat-cepat dibaptis, supaya menjadi anggota gereja. Salah! Yang benar adalah baptisan air untuk menjadi anggota tubuh Kristus. Karena itu syaratnya harus benar yaitu percaya Yesus dan bertobat.
Roma 6: 4
6:4.Dengan demikian kita telah dikuburkanbersama-sama dengan Dia oleh baptisandalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkandari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Baptisan air yang benaradalah orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi yaitu hidup dalam urapan Roh Kudus; hidup dalam kebenaran.
Semua aspek hidup kita harus benar. Kita harus berani berkata: Tidak,pada sesuatu yang tidak benar, apapun resikonya dari pada kita diusir dari kerajaan sorga. Isi dari kerajaan sorga adalah kebenaran--'Carilah dulu kerajaan sorga dan kebenarannya.' Kalau kita tidak benar, kita akan diusir dari sorga. Kalau hidup benar, berarti menjadi penduduk sorga.
Kita harus peka--memiliki hati nurani yang baik. Kita mempertahankan status sebagai warga negara sorga. Kerajaan sorga bukan soal kaya atau miskin, tetapi benar atau tidak benar--orang di luar Tuhan banyak yang kaya.
Kalau hidup benar, itu kerajaan sorga, kalau tidak benar, bukan kerajaan sorga.
Kalau sudah hidup benar, kita akan diselamatkan dan diberkati oleh Tuhan.
- Yehezkiel 47: 5
47:5.Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
Proses keempat firman penggembalaan menuntun kita sampai ke mata air kehidupan: Roh Kudus adalah sungai air kehidupan yang tidak bisa diseberangi--pintu kemah Tabernakel--, artinya: kepenuhan Roh Kudus dan Roh Kudus meluap-luap dalam kehidupan kita.
Kita sudah kepenuhan Roh Kudus, tetapi masih harus sampai meluap-luap--minyak persediaan. Lima gadis bodoh punya pelita dan minyak, tetapi tidak punya minyak persediaan--hanya kepenuhan Roh Kudus--, satu waktu minyaknya tidak cukup. Karena itu harus ada minyak persediaan.
Di sini juga, kita sudah masuk baptisan air dan kepenuhan Roh Kudus, sesudah itu harus dipelihara terus sampai Roh Kudus meluap-luap.
Jangan sampai kepenuhan Roh Kudus tetapi sebentar lagi kering, karena urutannya tidak sesuai--dipaksa untuk kepenuhan; seperti ibu mengandung tiga bulan dipaksa melahirkan, keluar darah, tetapi sebentar lagi tidak ada kehidupan. Hanya waktu itu saja kepenuhan, setelah itu kering, ke gereja saja malas. Jangan dipaksa-paksa, tetapi biarkan, yang penting ada kerinduan yang terus bertambah-tambah sampai bayi lahir, dan bayi bertumbuh terus--Roh Kudus bertumbuh terus dalam hidup kita. Itulah baptisan Roh Kudus. Kalau tidak ada kerinduan, tidak akan bisa juga.
Banyak kesalahan soal kepenuhan Roh Kudus.
Tadi, baptisan banyak yang salah juga--belum bertobat/mati terhadap dosa--, tetapi sudah dikubur, akhirnya jadi pemberontak. Harus ikuti urutan yang benar!
Buktikita menerima kepenuhan Roh Kudus dan meluap-luap dalam Roh Kudus: 'sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi', artinya:
- Bukti pertama menerima kepenuhan Roh Kudus dan meluap-luap dalam Roh Kudus: kita sudah masuk ruangan suci, tidak bisa keluar lagi; tidak bisa jalan-jalan, karena ada papan-papannya.
Kalau berada di halaman Tabernakel, pembatasnya hanya kain, sehingga masih bisa jalan-jalan atau loncat-loncat.
Ruangan suci= kandang penggembalaan, artinya: kita tergembala dengan benar dan baik, bukan kristen jalanan= ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya; domba diberi minum.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus; domba diberi makan secara dobel sehingga ada kekuatan ekstra dan mengalami pertumbuhan.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya; domba bernapas dengan kasih Allah untuk mencapai hidup kekal karena kasih Allah adalah kekal.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal sehingga setan tritunggal tidak bisa menjatuhkan kita dalam dosa-dosa, menyandung dalam pelayanan--kita tetap melayani Tuhan sampai garis akhir--, dan menyesatkan kita--di dalam kandang tidak sembarangan yang memberi makan--; arahnya tetap ke takhta sorga.
Kalau jalan-jalan, bahaya, diberi jerat, bisa tersandung dan jatuh, atau berhenti melayani Tuhan.
Di dalam kandang penggembalaan kita sama seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar, mau tidak mau pasti berbunga--dipakai Tuhan dalam pembangunan tubuh Kristus mulai dari nikah, penggembalaan (lebih indah), antar penggembalaan (lebih indah lagi), sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna (paling indah)--, dan berbuah manis. Tinggal tunggu waktu!
Selama belum dipakai, hidup itu belum indah.
Jangan mundur! Buah manis tidak langsung muncul--awal berbuah masih kecut tetapi sudah ada buahnya. Ikuti terus, tekuni, tambah hari buah akan bertambah besar dan bertambah manis--kebahagiaan sorga. Jangan hiraukan yang lain-lain! Kita masih melihat kok belum baik, tekuni, jangan mundur, satu waktu buah manis akan kita rasakan!
"Gembala juga sering tidak tekun Yang datang ibadah pendalaman alkitab hanya dua tiga orang sudah malas lalu ibadah pendalaman alkitab ditutup, diganti ibadah doa. Tidak tekun. Harus tekun sekalipun yang datang satu dua orang, nanti satu waktu akan berbuah manis; ada kebahagiaan sorga."
'Bapa-Kulah pengusahanya'= ada pemeliharaan yang ajaib dari Tuhan. Bukan jemaat atau gaji pemelihara kita, itu semua sarana, tetapi Tuhan Gembala yang baik yang memelihara kita sampai menyerahkan nyawa-Nya bagi kita semua.
Jangan bergantung pada gaji, tetapi pokok anggur yang benar--Gembala yang baik. Dia mati supaya kita hidup. Kita mengalami pemeliharaan jasmani dan rohani, sampai hidup kekal.
Di dalam penggembalaan, dagingnya sudah tidak bisa bebas. Kalau daging mau bebas, itu yang membuat kita tersandung, dijatuhkan, bahkan tidak mengarah lagi ke takhta sorga. Lebih baik kita berada di dalam kandang penggembalaan sampai berbuah manis.
- Bukti kedua menerima kepenuhan Roh Kudus dan meluap-luap dalam Roh Kudus: taat dengar-dengaran pada suara gembala, sampai daging tidak bersuara lagi; tidak mengikuti kehendak sendiri, tetapi kehendak Tuhan/firman.
Contoh: Abraham taat untuk mempersembahkan anaknya--Tuhan hanya menguji dia, setelah itu ada domba. Kalau taat sepertinya habis. Bukan, itu adalah ujian ketaatan, di balik itu ada kuasa Tuhan yang bekerja.
Belajar untuk taat sampai daging tidak bersuara lagi!
Inilah tanda Roh Kudus meluap-luap yaitu tergembala dan taat sampai daging tidak bersuara. Roh Kudus akan terus meluap-luap/melimpah, sampai Ia mencurahkan kasih Allahdalam hidup kita, yang mendorong kita untuk bersaksi; mengundang yang lain.
Roma 5: 5
5:5.Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudusyang telah dikaruniakan kepada kita.
Kita sudah menerima berkat dari Tuhan, bagikan pada yang lain--bersaksi--, sampai kita bisa menyembah Tuhan--kita sampai di ruangan suci.
Kita menyerahkan semua kepada Tuhan; bergumul bersama dengan Tuhan; berserah dan berseru kepada Tuhan; kita hanya mengangkat tangan kepada Tuhan, mengaku sudah tidak bisa apa-apa lagi--pintu tirai Tabernakel terobek; daging tidak bersuara lagi. Dan Tuhan akan mengulurkan tangan Roh Kudus/tangan kuasa-Nya kepada kita. Dia memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk kita.
Hasilnya:
- Yehezkiel 47: 8-9
47:8.Ia berkata kepadaku: "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar,
47:9.sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.
Di Laut Asin tidak ada kehidupan--virus dan bakteri juga tidak bisa hidup karena kadar garamnya tinggi--, tetapi kalau ada sungai air kehidupan, semua jadi hidup.
Hasil pertama: tangan Roh Kudus sanggup memelihara kita secara ajaib. Yang penting kita punya iman, hidup benar--bertobat--, tergembala dengan baik, dan taat sampai daging tidak bersuara--tirai terobek. Kita akan melihat pribadi Tuhan yang mengulurkan tangan kepada kita.
Secara jasmani kita dipelihara secara ajaib di tengah kemustahilan.
Secara rohani kita dipelihara untuk bisa hidup benar dan suci di tengah dunia yang sudah bengkok, hancur, rusak--Laut Asin tempat menimbun garam; menunjuk pada dosa-dosa Babel yang bertimbun-timbun.
Ikuti jalannya Tuhan sekalipun sakit bagi daging! Jalan sesuai dengan kehendak Tuhan! Tetap jalan lurus--sesuai dengan kehendak Tuhan--, supaya ada Tuhan ada di sana--'Yohanes Pembaptis berseru: Luruskanlah jalan bagi Tuhan!'
Kalau mengambil jalan sendiri di luar firman, itu adalah jalan buntu dan kebinasaan.
"Untuk bisa lurus, sulit. Sampai hamba Tuhan seniorpun juga tersandung kalau ada yang lurus: Oh pendeta itu, payah dia itu, dia maunya lurus saja. Kalau tidak lurus, berarti ular. Di kantor kalau kita mau jalan lurus, akan disandung. Tetapi ingat, jalan lurus adalah tempat lewatnya Yesus. Jangan takut! Siapa yang menyandung kita akan berhadapan dengan Yesus sendiri. Kita harus jalan lurus hari-hari ini di tengah-tengah dunia yang bengkok."
- Hasil kedua: air asin menjadi tawar=
- Mujizat rohani terjadi yaitu pembaharuan hidup; Roh Kudus sanggup mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus Ini adalah mujizat rohani yang terbesar.
- Mujizat jasmani terjadiyaitu segala masalah yang mustahil bisa diselesaikan oleh Roh Kudus.
Firman penggembalaan menuntun kita dan Roh Kudus terus menguasai kita mulai dari halaman--percaya Yesus--, masuk ruangan suci--kandang penggembalaan--, sampai tirai terobek. Tinggal satu langkah yaitu tabut perjanjian--ruangan maha suci/kesempurnaan.
Pembaharuan hidup dimulai dari hati damai sejahtera. Tidak boleh ada asin atau pahit!
Tinggal pilih, hati mau diisi Roh Kudus atau perkara yang pahit--kepahitan hati, putus asa dan lain-lain--dan asin--dosa. Jaga hati damai!
Damai sejahtera artinya: tidak merasakan lagi apa-apa yang daging rasakan: ketakutan, kekecewaan, kepahitan, kenajisan, kejahatan dan lain-lain, tetapi hanya merasakan kasih Allah. Takut pada sesuatu, serahkan pada Tuhan, menjadi takut akan Tuhan. Apa saja yang daging rasakan--merasa najis, jahat dan sebagainya--, robek semua!
Kita hanya mengasihi Tuhan lebih dari semua. Kita bekerja dan kuliah yang keras, tetapi tetap utamakan Tuhan! Kita bergantung hanya pada Tuhan, bukan yang lain!
Kemudian kita mengasihi sesama seperti diri sendiri. Ingat sesama mulai dari rumah tangga, tidak perlu ada pertengkaran. Untuk apa bertengkar? Mau jadi air asin? Mau mengalami kematian jasmani dan rohani semua? Untuk apa? Tidak usah! Tetap jaga hati damai! Ingat kebaikannya, terutama dulu saat pacaran dan baru menikah! Kalau mau bertengkar, ingat, jaga hati damai.
Terakhir, sampai mengasihi orang yang memusuhi kita (membalas kejahatan dengan kebaikan).
Kalau tidak damai, justru kebaikan dibalas dengan kejahatan seperti setan.
Kalau hati damai, wajah akan berseri--di dalam ruangan maha suci ada shekinah glory(kemuliaan). Sekarang, wajah kemuliaan adalah wajah berseri. Wajah buruk, muram, pucat diubahkan semua. Dan langkah-langkah hidup kita adalah langkah-langkah mujizat.
Kita terus diubahkan, dan mujizat jasmani terus terjadi, sampai satu waktu kita sempurna seperti Yesus--wajah bagaikan matahari yang terik. Ini sama dengan tabut perjanjian; kita sudah sampai di takhta sorga. Kita menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai--tabut perjanjian--, masuk Firdaus, dan sampai di takhta sorga--mata air kehidupan, di mana tidak ada lagi air mata.
Semakin diubahkan--hati damai--, wajah semakin berseri--mujizat rohani--, dan mujizat jasmani terjadi. Yang asin jadi tawar; semua masalah selesai dan lain-lain. Tambah damai, wajah tambah berseri, air mata tambah dihapuskan, sampai nanti di takhta sorga tidak ada lagi air mata. Kita sampai di mata air kehidupan.
Jaga hati!
Nahum 2: 10
2:10.Ketandusan, penandusan dan penindasan!Hati menjadi tawardan lutut goyah! Segenap pinggang gemetar, dan muka sekalian orang menjadi pucat pasi.
Kalau kering/tandus--tidak ada Roh Kudus--; tidak ada damai, pasti menindas. Kalau kering, lututnya sudah goyah--tidak bisa hidup benar--, pinggangnya gemetar--tidak bisa lahir baru--, dan mukanya pucat pasi--tidak bisa menjadi sama dengan Yesus. Orang semacam ini akan menindas orang lain--mulai dari dalam nikah--, sampai dia sendiri ditindas oleh antikris dan binasa selamanya.
Dimulai dari hati!
Yang bagus adalah Roh Kudus mengalir hari ini, supaya hati menjadi damai. Apapun masalah kita, kita pulang dengan wajah berseri; Roh Kudus mengalir dalam hidup kita.
Inilah proses menuju mata air kehidupan--takhta sorga.
Jangan sampai kering! Kalau kering, akan menindas, dan tidak bahagia; tidak bisa mengasihi, tetapi menindas yang lain.
Jangan sampai kaum muda menjadi kering; susah hidupnya, tidak damai. Tuhan tolong.
Sungguh-sungguh, penentuan nasib hidup kita semua. Roh Kudus yang menentukan semuanya.
Kalau Roh Kudus mengalir di hati, wajah akan berseri, hidup jadi indah dan bahagia; hati kita damai, tidak merasakan apa-apa lagi yang daging rasakan tetapi hanya mengasihi Tuhan dan sesama.
Ada kerinduan, kejujuran:
Tuhan, saya tidak mau kering, hidup saya susah hari-hari ini, belum pernah merasakan kebahagiaan.Mungkin secara jasmani sangat sulit dan mustahil, sediakan hati damai, itu saja. Usaha apa saja, silakan, tetapi jangan lupa hati damai untuk menampung semuanya.
Mungkin persoalan nikah dan buah nikah, sediakan hati damai; masalah apa saja, masa depan, sediakan hati damai sejahtera. Apa yang pahit, getir, najis, jahat, takut, kuatir, tidak bahagia, serahkan kepada Tuhan sampai hati damai sejahtera!
Mungkin tidak ada yang tahu, tetapi Yesus tahu sampai kedalaman hati kita.
Bawa semua: pribadi, nikah, pekerjaan, sekolah, masa depan, kehidupan rohani dan lain-lain! Biar Roh Kudus mengalir di sana. Kita pulang dengan wajah berseri, dan mujizat terjadi, sampai kita sempurna seperti Dia.
Tuhan memberkati.