Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 6: 5-6
6:5.Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitamdan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
6:6.Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."
Ini adalah pembukaan
METERAI KETIGA.
Meterai pertama: kegerakan kuda putih (diterangkan pada
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 13 Maret 2017sampai
Ibadah Doa Surabaya, 10 April 2017).
Meterai kedua: kegerakan kuda merah (diterangkan pada
Ibadah Jumat Agung Surabaya, 14 April 2017sampai
Ibadah Doa Surabaya, 10 Mei 2017).
Ini semua merupakan penghukuman.
Sekarang, meterai ketiga--penghukuman yang ketiga dari Allah Roh Kudus--atas dunia ini, yaitu terjadi
kegerakan kuda hitam, artinya: terjadi
KELAPARANsecara dobel: secara jasmani dan terutama secara rohani; sampai secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar, itu satu harga yang mahal sekali.
Kelaparan ini sudah dinubuatkan di kitab Amos.
Amos 8: 11-148:11."Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparanke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
8:12.Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.
8:13.Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus;
8:14. mereka yang bersumpah demi Asima, dewi Samaria dan yang berkata: Demi allahmu yang hidup, hai Dan! serta: Demi dewa kekasihmu yang hidup, hai Bersyeba! mereka itu akan rebahdan tidak akan bangkit-bangkit lagi."
Inilah kelaparan yang menimpa bumi, baik kelaparan jasmani maupun rohani.
Kelaparan rohani adalah
kelaparan dan kehausan akan firman Allah, tetapi celakanya di ayat 12 dikatakan:
mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya, artinya:
tidak ada kesempatan lagi untuk mendengarkan firman Allah. Ini betul-betul kelaparan.
Kalau sekarang lapar, kita masih bisa mendengar firman. Tetapi satu waktu akan terjadi kelaparan namun tidak bisa mendengar lagi. Ini benar-benar kelaparan dan rohani.
Akibatnya:
- Rebah/jatuh dan tidak bangkit-bangkit lagi.
Artinya: hidup dan enjoydalam dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinknan (dosa percabulan dengan berbagai ragamnya: perselignkuhan, peyimpangan: laki-laki dengan laki-laki, wanita dengan wanita, sampai pada nikah yang salah). Kita harus hati-hati!
- Tidak bisa bangkit lagi, artinya: tidak bisa bertobat; jadi sama seperti setan, dan itu berarti binasa untuk selamanya.
Biarlah kita
menghargai pemberitaan firman Allahsekarang ini. Jangan abaikan firman Allah! Mengapa? Karena apapun keadaan, kejatuhan, kenajisan dan kegagalan kita, selama kita masih bisa mendengar firamn Allh, masih ada kuasa kebangkitan dari firman Allah untuk menolong kita baik secara rohani: bisa terlepas dari dosa/bertobat, hidup benar dan suci, dan secara jasmani: segala masalah masih bisa ditolong.
Kita harus menghargai pemberitaan firman Allah!Luar biasa TUHAN.
Musa menghadapi laut Kolsom di ddpan, bleakang ada musuh--Firaun dan tentaranya--, kiri kanan tidak bissa lewat. Hukumnya hanya satu yaitu mati. Pertolongan TUHAN bukan dengan cara dunia, tetapi hanya dengan firman:
Angkat tongkatmu, Musa!Selesai semua. Kita harus yakin
di dalam pembukaan firman ada pembukaan jalan dari TUHAN, bahkan pembukaan pintu sorga bagi kita semua.
Mengapamanusia, termasuk hamba TUHAN/pelayan TUHAN bisa mengalami kelaparan roani--kelaparan akan firman--? Karena
hati nuraninya cenderung jahat; tidak baik.
"
Kalau kita makan makanan jasmani, akan sampai di lambung, kemudian diproses untuk dibagi ke seluruh tubuh. Kalau lambung bermasalah, lebih baik tidak makan, tidak peduli sekalipun lapar; karena sekali makan, sakit. Begitu juga yang rohani, kalau hati tidak baik--hati nurani yang cenderung jahat--, tidak akan bisa menerima makanan firman Allah. Hati-hati!"
Praktik hati nurani yang jahat--cenderung jahat dan najis; hati nurani juga termasuk pikiran--:
- Amos 8: 5
8:5.dan berpikir: "Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu,
Praktik pertamahati nurani yang jahat dan najis: hati yang cenderung jahat dan najis memiliki neraca palsu. Apa itu? Mengecilkan efa--timbangan gandum (firman)--dan membesarkan syikal--timbangan uang.
Mengecilkan efa dan membesarkan syikal artinya: dalam ibadah pelayanan terjadi tiga hal:
- Yang pertama: dalam ibadah pelayanan tidak mengutamakan firman Allah, tetapi perkara jasmani, padahal ibadah pelayanan itu soal sorga--perkara rohani. Yang ditonjolkan hanya kemakmuran dan hiburan.
Ini kesalahan hamba TUHAN, dan ini yang laku.
Kalau di geraja diberikan perkara rohani, orang bosan. Yang laku adalah kemakmuran dan hiburan; firman sedikit; firman tidak diutamakan lagi.
- Yang kedua: kesalahan jemaatyaitu sibuk mencari perkara jasmani sehingga tidak ada kesempatan untuk mendengar firman.
Ini kurang ajarnya setan, sekarang manusia termasuk hamba TUHAN/pelayan TUHAN disuruh ke sana ke mari untuk mencari perkara jasmani, sampai tidak bisa mendengar firman. Nanti saat firman sudah tidak ada lagi, manusia disuruh mencari firman; sudah tidak ada lagi, dan manusia akan rebah. Hati-hati!
- Yang ketiga: sikap yang salah dalam mendengar firman; ada firman, tetapi sikapnya yang salah.
Ini hati nurani yang jahat; dikaitkan langsung dengan firman karena tempat firman Allah itu di hati--dalam Tabernakel ditunjukkan dengan alat: meja roti sajian; meja menunjuk pada hati dan pikiran. Hati dan pikiran seharusnya tempatnya roti, tetapi sekarang jadi masalah, yaitu:
- Kesalahan pertama: tidak disiapkan roti; tidak mengutamakan firman.
- Kesalahan kedua: sibuk mencari yang jasmani sampai tidak mau mencari roti--tidak bisa mendengar firman; tidak ada kesempatan mendengar firman.
- Kesalahan yang ketiga: rotinya sudah disiapkan, tetapi sikapnya salah yaitu mengantuk, bosan. Ini cara makan yang salah; seperti Eutikhus.
Eutikhus mendengar firman yang disampaikan oleh rsul Paulus. Paulus menyampaikan firman sampai tengah malam/fajar menyingsing--menunjuk pada kabar memeplai ('pada tengah malamterdengar suara: Lihat Mempelai datang, songsonglah Dia!'). Eutikhus bosan dan mengantuk sehingga ia jatuh dari lantai tiga ke lantai satu--mengalami kejatuhan rohani. Kaum muda hati-hati! Eutikhus ini masih muda. Tetapi kita semua juga hati-hati!
Jangan sampai mengantuk, bosan atau berbincang-bincang saat pemberitaan firman! Itu sudah merupakan kejatuhan dan tinggal tunggu praktiknya; entah jatuh di mana. Ini sungguh-sungguh serius!
"Saya dituntut menyampaikan firman dengan sungguh-sungguh; menyampaikan bobot firman. Sidang jemaat juga harus sungguh-sungguh. Ini menentukan nasib kita saat menghadapi kelaparan yang akan datang."
Eutikhus mengantuk dan jatuh--mengalami kejatuhan--padahal berhadapan dengan rasul Paulus.
Mari kita hargai firman sungguh-sungguh! Kalau sudah bosan, mengantuk atau main-main saat mendengar firman, bahaya, itu sudah jatuh dari lantai tiga ke lantai satu; tinggal menunggu praktiknya: bisa jatuh di kejahatan, kenajisan, atau kepahitan sampai meninggalkan TUHAN. Padahal bukan salahnya TUHAN, tetapi dia sendiri. Dia sudah diberi firman, tetapi dia tidak mau menerimanya.
Sebenarnya, masalah apapun bisa dihadapi dengan firman: menghadapi laut Kolsom, firman berkata: Ulurkan tanganmu, angkat tongkat!, orang yang mati tangan kanannya, firman berkata: Ulurkan tanganmu!, langit dan bumi yang kosong dan campur baur, firman berkata: Jadilah terang!; semua bisa dilakukan oleh firman. Karena itu kita harus hati-hati dengan sikap kita pada firman.
Pemberitaan firman secara lisan atau tertulis harus diperhatikan baik-baik!
2 Tesalonika 2: 15
2:15.Sebab itu, berdirilah teguhdan berpeganglahpada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
Lewat media apapun, bisa, kuasa firman tidak bisa dibatasi. Sikap kita dalam mendengar firman jangan seperti Eutikhus!
Perbaiki sikap dalam mendengar firman baik secara lisan/langsung, maupun tertulis!
"Kalau dulu dengan mengirim surat, sulit sekali, belum ada fotocopy. Sekarang bisa fotocopy, bisa lewat internet, kaset. Ini semua pemberitaan firman yang harus diperhatikan untuk mengatasi kelaparan akan firman yang akan datang. Kita saksikan semua! Kita sendiri sungguh-sungguh kemudian kita bisa saksikan pada yang lain."
Inilah praktik hati yang jahat dan najis. Yang pertama: mengecilkan efa dan membesarkan syikal sehingga terjadi tiga hal: tidak mengutamakan firman, tetapi diarahkan pada hiburan--pendeta yang salah--, terlalu sibuk ke sana ke mari untuk mencari perkara jasmani sampai tidak ada kesempatan untuk mendengar firman--jemaat yang salah--, dan sudah ada firman tetapi mengantuk, bosan dan lain-lain--sikap yang salah.
- Praktik keduahati nurani yang jahat dan najis: mendengarkan firman tetapi tidak melakukannya--praktiknya beda. Ini sama dengan tidak taat dengar-dengaranpada firman.
Hati adalah landasan. Kalau hati bisa menerima firman, luar biasa--langit bumi ini diciptakan oleh firman; semua karena firman. Kalau hati bisa menampung firman, betul-betul luar biasa.
Mari perbaiki sikap kita hari-hari ini!
Bagaimanamendapatkan hati nurani yang baik?
- Lewat baptisan air yang benar.
1 Petrus 3: 20-21
3:20.yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21.Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah mati terhadap dosa--bertobat--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus, sehingga bangkit--keluar dari dalam air--bersama yesus untuk mendapatkan hidup baru, itulah hait nurani yang baik--hati yang taat dengar-dengaran--; bisa menikmati pemberitaan firman sampai taat dengar-dengaran.
- Lewat tangisan kepada TUHAN.
Di kitab Wahyu 5, rasul Yohanes yang dibuang ke pulau Patmos menangis dengan amat sedihnya, bukan karena perkara jasmani: tidak ada makanan atau karena sendirian dan sebagainya, tetapi ia menangis untuk mendapat pembukaan firman.
Jadi, kita harus menangis dengan sedih, artinya: sungguh-sungguh memohon--tadi di 1 Petrus 3: 21 dituliskan: memohonkanhati nurani yang baik--:
- Memohon pembukaan rahasia firman Allah, yang merupakan kebutuhan kita.
- Memohon supaya kita mendapat kekuatan dari TUHAN untuk mempraktikkan firman Allah yang benar.
Jadi, setiap kita mau beribadah, kita memohon sungguh-sungguh; menangis sungguh-sungguh. Kalau gembala menangis untuk mendapat pembukaan firman dan jemaat juga menangis untuk mendapat firman, TUHAN akan selalu memberikan pembukaan firman Allah kepada kita. Ada pembukaan firman; kita bisa menikmati dan praktik firman, sehingga kita terluput dari kelaparan yang akan datang, yang melanda bumi.
Proses ketaatanpada firman Allah:
Roma 10: 16-1910:16.Tetapi tidak semua orangtelah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?"
10:17.Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
10:18.Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi."
10:19.Tetapi aku bertanya: Adakah Israel menanggapnya? Pertama-tama Musa berkata: "Aku menjadikan kamu cemburu terhadap orang-orang yang bukan umatdan membangkitkan amarahmu terhadap bangsa yang bebal."
Ayat 16: '
tidak semua orang'= ada yang tidak bisa menerima kabar baik, apalagi kabar mempelai; ini yang nanti masuk dalam kelaparan.
Ayat 19: '
bukan umat'= bangsa kafir.
Kita bangsa kafir mendapat kemurahan TUHAN sehingga bisa menerima firman, karena seharusnya firman hanya untuk bangsa Israel. Tetapi karena Israel menolak, firman diberitakan sampai ke ujung bumi; sampai kepada bangsa kafir.
Proses ketaatan:
- Yang pertama: ayat 17: 'pendengaran oleh firman Kristus'= kita mendengarfirman Kristus--firman dalam urapan Roh Kudus--sehingga bisa mendengar dengan sungguh-sungguh dan dengan suatu kebutuhan--seperti orang lapar makan roti (bangsa Israel); dan seperti anjing menjilat remah-remah roti (bangsa kafir).
- Yang kedua: ayat 19: 'Adakah Israel menanggapnya?'= dalam urapan Roh Kudus kita bisa menanggapifirman secara positif yaitu bisa mengertifirman--firman Allah menjadi pengertian dalam hidup kita, bukan pengetahuan.
Buktinya: banyak berdiam diri, tidak berbantah-bantah; tidak bersungut; tidak bertengkar.
Mari, setiap kita mendengar sesuatu, kita tenang saja. Itu tanda kalau kita mengerti firman. kalau tidak mengerti firman, musuhnya belum berbuat apa-apa, kita sudah menyerang lebih dulu. Jangan! Banyak berdiam diri saja!
- Yang ketiga: percaya/yakin akan firman sehingga firman menjadi imandi dalam hati.
Buktinya: kenyang, artinya: mengalami kepuasan--seperti makan, nasi masuk ke lambung.
Kalau firman sudah menjadi iman di dalam hati, kita akan mengalami kepuasan rohani--selalu mengucap syukur--dan bisa mengoreksi diri, bukan menghakimi.
Mengoreksi diri artinya: banyak mengaku dosa pada TUHAN dan sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi (hidup benar)--'dengan hati kita percaya dan dengan mulut kita mengaku'.
Orang yang puas pasti hidup dalam kebenaran. Kalau tidak benar, tidak akan puas.
Perempuan Samaria kawin cerai lima kali, itu tanda tidak ada kepuasan. Kalau tidak benar, mau berapa kalipun kawin cerai, tidak akan puas. Kalau benar, akan puas. Sekalipun hidup kita sederhana, kalau benar, akan puas. Kaya dan hidup benar, akan puas. Bukan soal kaya miskinnya, yang penting adalah benar atau tidak! Biarpun kaya raya, kalau tidak benar, tidak akan puas. Tidak ada masalah kaya atau miskin, yang penting benar atau tidak.
Mari, ditekankan proses ini, supaya tidak jatuh dalam kelaparan! Sekarang praktik-praktiknya:
- Kalau mengerti firman, jangan banyak bicara atau menulis lewat media-media sosial, tetapi kita banyak berdiam diri. Ada serangan musuh, tidak usah direspon!
Kalau menyerang musuh, itu tanda tidak mengerti firman; kalau merespon, lebih tidak mengerti firman lagi.
- Percaya firman, buktinya: hati kita puas--selalu mengucap syukur--dan hidup dalam kebenaran--koreksi diri.
- Roma 10: 21
10:21.Tetapi tentang Israel ia berkata: "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Kukepada bangsa yang tidak taatdan yang membantah."
'Aku telah mengulurkan tangan-Ku'= pemberitaan firman adalah uluran tangan TUHAN.
Yang keempat: setelah yakin akan firman, dalam urpaan Roh Kudus kiita bisa mempraktikkanfirman--taat dengar-dengaran. Ini sama dengan mengulurkan tangan kepada TUHAN--sementara dalam pemberitaan firman, TUHAN mengulurkan tangan kepada kita--; kita hidup dalam tangan anugerah TUHAN yang besar. Ini adalah tempat yang paling aman dan tenteram, kita tidak akan pernah jatuh atau rebah selama-lamanya, dan tidak ada seorangpun yang bisa merebut kita dari tangan TUHAN (Yohanes 10).
Perhatikan!Orang kaya bisa jatuh rebah, orang miskin bisa jatuh, gereja besar bisa jatuh, gereja kecil bisa jatuh, tetapi orang taat tidak bisa jatuh.
Kita semua belajar sampai taat dengar-dengaran!
Jadi, posisiorang yang taat benar-benar adalah berada di dalam tangan anugerah TUHAN yang besar. Kita aman dan tenteram, tidak akan pernah jatuh.
"Kaum muda, masa-masa kenalan atau pacaran, hati-hati, jangan merasa kuat! Tidak dilarang kalau memang dari TUHAN. Berdoa dulu pada TUHAN, lalu tanya pada orang tua, kalau setuju, silahkan pendekatan sampai pacaran. Saya senang menikahkan orang, tetapi jangan di luar tangan TUHAN! Kalau di luar tangan TUHAN, habis. Saat-saat perkenalan dan lain-lain, tambah waktu untuk mendengar dan menikmati firman!
Bapak/ibu yang banyak tugas ke luar sendirian, banyak dengar firman! Harus berada di dalam tangan TUHAN! Kalau terus menerus tidak sempat dengar firman, bahaya, kita sudah ada di luar tangan TUHAN; itu sudah kejatuhan dan tinggal tunggu--jangankan taat, mendengar saja tidak sempat. Bukan mengutuk, tetapi kalau sudah mengabaikan firman, itu sudah jatuh dan tinggal tunggu praktknya: jatuh di kejahatan--tahu-tahu korupsi--, kecewa, putus asa atau jatuh dalam kenajisan."
Mari, semua kembali ke dalam tangan anugerah TUHAN yang besar.
Itulah proess untuk bisa taat.
Ada
tiga hal yang harus dikorbankan supaya kita bisa taat dengar-dengaran pada firman--kalau tidak ada pengorbanan, tidak akan bisa taat--:
- 1 Raja-raja 17: 12-13
17:12.Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagikudan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
17:13.Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagikusepotong roti bundar kecildari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
Yang pertama: belajar dari janda Sarfat. Kalau mau taat harus berkorban. Dia sudah katakan: Ini untukku, anakku, sesudah itu kami mati--egois.
Untuk bisa taat dengar-dengaran, janda Sarfat--bangsa kafir--harus mengorbankan KEPENTINGAN DIRI SENDIRI; artinya: bisa memberi waktu, tenaga, uang dan sebagainya untuk pekerjaan TUHAN/pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Egois harus dibuang!
Kalau egois, akan mati. Tetapi kalau menyerahkan keegoisan kepada TUHAN, kelihatan rugi dan sebagainya, tetapi Dia tidak pernah menipu kita, dan kita akan hidup dalam tangan anugerah TUHAN yang besar.
1 Raja-raja 17: 15
17:15.Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.
Ayat 13: 'buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil'= TUHAN hanya menuntut sepotong roti bundar kecil. Mungkin yang kita berikan pada TUHAN kecil, tidak ada artinya, tidak berharga di mata manusia, tetapi kalau itu menyangkut kepentingan kita, serahkan!
Sebagai gantinya: kita hidup dalam tangan anugerah TUHAN yang besar, yang bisa memelihara kitadi zaman yang sulit, sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun, bahkan sampai hidup kekal.
Serahkan yang kecil-kecil dan kita akan hidup dalam tangan anugerah TUHAN yang besar. TUHAN menjamin kita semua.
- Yohanes 21: 3, 6-7
21:3.Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
21:6.Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamudi sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannyadan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
21:7. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
(terjemahan lama)
21:3. Maka kata Simon Petrus kepada mereka itu, "Aku hendakpergi menangkap ikan." Maka sahut mereka itu kepadanya, "Kami pun hendak pergi besertamu." Maka pergilah mereka itu berperahu; maka pada malam itu suatu pun tiada yang didapatinya.
Dulu murid-murid dipanggil TUHAN menjadi penjala manusia tetapi setelah Yesus mati mereka mau kembali menjadi penjala ikan.
'Kami pergi juga dengan engkau'= roh tidak taat itu gampang menular; kalau taat, susah.
"Dulu kami jadi guru kalau mengajak murid-murid ke geraja hari sabtu, paling banyak 2-3 mobil. Tetapi kalau diajak ke Tretes, berderet-deret mobilnya. Perkara rohani itu memang susah. Kita banyak berdoa."
Yang kedua: belajar dari Petrus. Kalau mengikuti kehendak/logika, akan gagal total--'malam itu mereka tidak menangkap apa-apa'--dan telanjang--'sebab ia tidak berpakaian'.
Jadi, untuk taat dengar-dengaran, kita harus mengorbankan KEHENDAK DIRI SENDIRI/LOGIKA. Harus diserahkan pada TUHAN!
Praktiknya: tidak memaksakan kehendak diri sendiri.
Tadi, praktik mengorbankan kepentingan diri sendiri: memberikan roti untuk TUHAN; bisa memberi untuk pekerjaan TUHAN.
Kalau memaksa kehendak diri sendiri/logika, pasti gagal dan telanjang.
Kita harus menerima kehendak TUHANyang bertentangan dengan kehendak daging. Memang di situ ujiannya.
"Kaum muda hati-hati soal jodoh! Jangan kehendak sendiri, tetapi banyak berdoa pada TUHAN. Kalau memaksakan kehendak sendiri yang di luar firman, pasti gagal dan telanjang! Ini bahaya! Kalau tidak ditolong, akan binasa. Soal apa saja: pekerjaan dan lain-lain, banyak berdoa pada TUHAN sampai mendapat kehendak TUHAN. Kalau memaksakan kehendak sendiri, bisa, tetapi akan gagal sampai telanjang."
Biarlah kita menerima kehendak TUHAN seklaipun sakit bagi daging. Ini sama dengan taat dan TUHAN akan mengulurkan tangan anugerah-Nya yang besar kepada kita.
Hasilnya: tangan anugerah TUHAN yang besar menciptakandari yang tidak ada menjadi ada.
Yohaens 21: 11
21:11.Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekorbanyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
TUHAN katakan: Tebarkan jalamu!Tidak masuk akal, tetapi murid-murid menerima kehendak TUHAN--kembali pada kehendak TUHAN.
Tangan anugerah TUHAN yang besar menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada:
- Dari tidak ada anggur jadi ada anggur--pesta di Kana. Nikah dan buah nikah akan merasakan kebahagiaan kalau kita tidak memaksakan kehendak diri sendii tetapi menerima kehendak TUHAN.
Kembali pada alkitab/kehendak TUHAN, kembali pada nikah yang mula-mula!
Adam dan Hawa diciptakan begitu mulia dan bahagia--dalam suasana Firdaus dan air anggur yang manis. Itu tandanya. Kembali pada alkitab! Merasa pahit getir? Kembalilah pada kehendak TUHAN! Singkirkan kehendak sendiri dan terima kehendak TUHAN! Pasti manis.
- Dari tidak ada ikan jadi ada ikan--153ekor ikan--:
- Angka 3= pembaharuantubuh, jiwa dan roh.
Efesus 4: 21-25
4:21.Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
4:22. yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
4:23. supaya kamu dibaharuidi dalam roh dan pikiranmu,
4:24. dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25. Karena itu buanglah dustadan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
'menanggalkan manusia lama'= daging/tubuh.
'pikiran'= jiwa.
Tubuh, jiwa dan roh dibaharui sampai:
- Tidak ada dusta(ayat 25).
Petrus yang hebat bisa menyangkal--dusta--, apalagi kita. Hati-hati! TUHAN tolong kita semua.
- Tidak marah tanpa kasih.
Efesus 4: 26
4:26.Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
Marah tanpa alasan/kasih, sampai terjadi pertengkaran dan lain-lain, jangan! Petrus marah dengan emosi sampai memutus telinga Malkus--orang tidak bisa mendengar firman. apakah senang kalau suami/isteri tidak mau mendengar firman karena bertengkar terus? Jangan!
Petrus bisa marah dengan emosi yang meledak-ledak sampai memutus telinga Malkus--jadi sandungan bagi orang lain.
"Kalau terlanjur, mohon maaf, saya kadang kelewat pada pengerja, tetapi setelah itu saya sadar, saya yang minta maaf. Kamu senang ya, om yang minta maaf terus? Tidak apa-apa, dari pada saya simpan-simpan. Selesaikan! Petrus jatuh di sini."
Manusia baru adalah marah dengan kasih, untuk menolong dan mengangkat orang yang kita marahi.
- Angka 5= lima jabatan. Kalau sudah disucikan dan dibaharui, kita akan diperlengkapi dengan jabatan dan karunia Roh Kudus, sehingga kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Kita diberi jubah indah, sehingga hidup itu semakin indah.
"Kaum muda, kalau dipakai TUHAN, itu benar-benar bunga yang sedang berkembang (dalam kitab Kidung Agung). Kalau tidak dipakai TUHAN, akan dipakai dalam pembangunan Babel--kesempurnaan dalam kejahatan dan kenajisan--; menjadi layu sebelum berkembang. Tidak nampak indahnya lagi, sudah habis hidup itu; hancur hidup itu."
Efesus 4: 11-12
4:11.Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12.untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Ayat 11= lima jabatan pokok, kalau dijabarkan: ada pemain musik dan lain-lain.
Mari, semua dipakai, mulai dari nikah. Layani nikah; kembali pada pelayanan di dalam nikah, supaya jangan munafik! Kita melayani semua, tetapi nikah tidak dilayani--nikah bertengkar terus--, itu munafik.
"Kalau ditinggal suami atau isterinya entah ke mana, jangan marah dan lain-lain! Jaga dan kita doakan, supaya TUHAN ampuni. Ini pelayanan nikah. Kalau ada suami, isteri, anak, orang tua, layani yang baik, sesuai dengan firman: suami mengasihi isteri, isteri tunduk pada suami, anak-anak taat pada orang tua."
Kemudian melayani dalam penggembalaan, antar penggembalaan sampai menjadi tubuh yang sempurna--mempelai wanita sorga.
- Angka 1= memjadi satu tubuh Kristus; dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Jangan ikuti kehendak sendiri!
Kalau mengikuti kehendak sendiri, akan hancur semua: nikah hancur, semua hancur. Jangan! Serahkan pada TUHAN; kita taat saja! Dia akan pakai kita semua. Dari tidak ada anggur menjadi ada anggur; hidup itu benar-benar manis di hadapan TUHAN. Kemudian menpapat angka 153: dibaharui, diberi jabatan dan dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus. TUHAN siapkan semua bagi kita.
- Filipi 2: 8-11
2:8.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9.Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10.supaya dalam nama Yesus bertekuk lututsegala yang ada di langit(setan)dan yang ada di atas bumi(nabi palsu)dan yang ada di bawah bumi(antikris),
2:11. dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Yang ketiga: puncak ketaatan, kita belajar dari Yesus.
Untuk taat kita harus mengorbankan SELURUH HIDUPkitakepada TUHAN.
Yesus mengorbankan seluruh hidup-Nya di kayu salib; Ia taat sampai mati di kayu salib. Bagi kita sekarang, mengorbankan diri sendiri sama dengan taat sampai daging tidak bersuara; tidak ada lagi suara daging.
Kita mengulurkan tangan pada TUHAN dan kita hidup dalam tangan anugerah TUHAN yang besar untuk memberikan kemenanganatas setan tritunggal:
- Setan tritunggal adalah sumber masalah, klaau menang berarti semua masalah yang mustahil selesai.
- Setan tritunggal adalah sumber air mata, kalau menang berarti air mata dihapus dan mengalami kebahagiaan.
- Setan tritunggal adalah sumber penyakit dan sumber segala yang tidak baik. Serahkan pada TUHAN, Dia yang memberikan kemenangan kepada kita.
Masalah dosa dan puncaknya dosa, serahkan pada TUHAN! Taat sampai daging tidak bersuara lagi, kita bisa hidup benar dan suci.
Dosa apapun, selesaikan sungguh-sungguh, jangan tunggu! Kita tidak tahu kedatangan TUHAN kedua kali; kita tidak tahu garis akhir kita meninggal dunia atau hidup sampai Tuahn datang kedua kali. Tidak perlu tahu dan tidak ada yang tahu. Yang penting kita siap yaitu hidup benar dan suci. Buang dosa! Kalau setan: Nanti saja, tunggu dulu, dan saat TUHAN datang, habis.
- Setan adalah sumber kegagalan, kalau menang berarti kita dibuat menjadi berhasil dan indah pada waktunya.
Inilah pelajaran ketaatan supaya tidak masuk kelaparan tetapi ada di dalam tangan anugerah TUHAN yang besar. Kita aman dan tenteram. Masalah apa saja--seperti janda Sarfat--, serahkan pada TUHAN dan kita akan dipakai TUHAN. Kehendak sendiri--seeperti Petrus--, serahkan! Dan terakhir, taat sampai daging tidak bersuara. Yang gagal menjadi berhasil dan indah.
Filipi 2: 112:11.dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Kalau TUHAN datang, kita akan dibaharui sampai sempurna seperti Dia, tidak salah dalam perkataan. Kita menyambut kedatangan-Nya di awan-awan yang permai dengan:
Haleluya, dan tentu saja sangat berbahagia kalau bisa bersama dengan satu keluarga kita.
Lidahbukan untuk mencaci maki ssuami/isteri/anak/orang tua, tetapi
berdoa supaya keluarga kita semua ada di awna-awan saat TUHAN datang kembali.
Jangan masuk kelaparan! Pasti terjadi kelaparan, tetapi mulai sekarang kita gunakan keempatan untuk mendengar firman sampai taat dengar-dengaran--mengulurkan tangan--! Hidup yang kecil, terbatas dan tak berarti ini, serahkan pada tangan anugerah TUHAN yang besar!
Yang sudah berhasil, jangan sombong, tetapi tetap dalam tangan TUHAN, tetap hargai firman!
Kesempatan siang ini, mungkin kita terlalu kecil, terlalu tak berarti, tetapi ada tangan anugerah yang besar.
Kaum muda, jangan salahkan siapa-siapa kalau hidupmu kecil. Ada rencana TUHAN untuk meletakkan engkau di tangan anugerah yang besar, supaya bisa memuliakan nama-Nya. Kalau hidup kita besar hari-hari ini, jangan sombong, tetapi tetap merendahkan diri dan menyerahkan semua dalam tangan anugerah TUHAN yang besar; tetap memuliakan TUHAN, mengakui bahwa semua ini dari TUHAN.
Jangan batasi anugerah TUHAN yang besar untuk pribadi, keluarga dan sidang jemaat! TUHAN mampu menolong. Kalau suami, isteri, anak, orang tua tidak tahu, jangan marah, ada rencana TUHAN untuk menunjukkan tangan anugerah-Nya yang besar.
TUHAN memberkati.