Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 16: 15
16:15. "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri.Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."
CAWAN KEENAMditumpahkan ke atas
SUNGAI EFRAT, sehingga
MENJADI KERING AIRNYA DAN MENJADI JALAN BAGI RAJA-RAJA UNTUK MENGADAKAN PERANG HARMAGEDON(diterangkan pada
Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 07 Juli 2022).
Kedatangan Yesus kedua kali seperti pencuri, artinya tidak diketahui/diperkirakan waktunya oleh siapapun juga.
Oleh sebab itu kita harus selalu berjaga-jaga, yang dikaitkan dengan:
- Pakaian, supaya tidak telanjang dan tidak kelihatan kemaluannya (sudah diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 31 Juli 2022sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 04 Agustus 2022).
- Waktu, supaya tidak lengah dan tertidur (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 07 Agustus 2022).
AD. 2Markus 13: 3513:35. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,
Ada empat jaga malam(diterangkan pada
Ibadah Raya Surabaya, 07 Agustus 2022):
- Menjelang malam--18:00-21:00.
- Tengah malam--21:00-00:00.
- Larut malam--00:00-03:00.
- Pagi-pagi buta--03:00-06:00.
AD. 4: PAGI-PAGI BUTA/FAJAR MENYINGSINGYohanes 21: 1-421:1. Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut.
21:2. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.
21:3. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
21:4. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
(terjemahan lama)
21:4. Setelah terbit fajarterdirilah Yesus di pantai; tetapi tiada diketahui oleh murid-murid itu bahwa Ialah Yesus.
'
Setelah terbit fajar' = fajar menyingsing.
Apa yang harus dijaga pada pagi-pagi buta?
Berjaga-jaga soal tahbisan/ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Mengapa harus dijaga?Untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, dan untuk hidup kekal di sorga, karena satu-satunya kegiatan manusia di dunia ini yang bisa tembus sampai ke takhta kerajaan sorga hanya ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Wahyu 22: 322:3. Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
Sesibuk apapun kita, jaga tahbisan kepada Tuhan!
Semua aktivitas di dunia berakhir di liang kubur, kecuali ibadah pelayanan. Ibadah pelayanan adalah satu-satunya jerih payah yang tidak sia-sia di dunia ini.
Dua hal yang harus diperhatikan dalam tahbisan:
- Ketaatan.
Yang dibutuhkan dari seorang hamba adalah ketaatan. Masalah kebodohan dan sebagainya masih bisa ditolong, tetapi kalau tidak taat, tidak akan ada artinya.
Petrus tidak taat. Ia sudah diangkat menjadi penjala manusia, tetapi setelah Yesus mati, ia kembali menjadi penjala ikan lagi. Secara manusia, masuk akal. Waktu masih ada Yesus, Yesus yang bertanggung jawab untuk memberi makan--lima roti dua ikan untuk lima ribu orang--, setelah Yesus mati, siapa yang mau memberi makan? Kalau ikut Tuhan dengan logika, bahaya.
Jangan sampai kita terperangkap oleh logika!Saul terperangkap pada logika, sehingga tidak taat saat. Ketika Samuel belum datang, Saul yang membakar korban untuk Tuhan padahal seharusnya Samuel yang membakar korban. Baru saja Saul membakar korban, Samuel datang. Inilah ketidaktaatan. Masuk akal tetapi tidak sesuai dengan firman Tuhan.
Roh tidak taat ini cepat berkembang dan memengaruhi pelayan Tuhan yang lain. Karena itu Tuhan tidak biarkan orang tidak taat dalam rumah Tuhan.
Begitu Petrus mau menangkap ikan, murid-murid yang lain mengikuti dia, sehingga semua menjadi tidak taat pada firman.
Bahaya! Orang tidak taat akan berhadapan dengan Tuhan.
Ukuran Tuhan dalam ibadah pelayanan adalah ketaatan--bukan kehebatan.
Matius 7: 21-23
7:21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
'melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga' = taat dengar-dengaran.
Ayat 22 = ukuran Tuhan bukan jenis pelayanan atau keberhasilannya--ratusan bahkan ribuan jemaat--, tetapi ketaatan.
'Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu' = menyampaikan firman.
Pada akhir zaman banyak orang merasa dipakai Tuhan dan hebat dalam pelayanan, tetapi sebenarnya tidak taat pada firman Tuhan, sehingga ditolak dan diusir oleh Tuhan. Dulu Adam dan Hawa diusir dari taman Eden ke dunia--dunia merupakan penjara; tempatnya orang berdosa. Kalau di dunia diusir lagi, berarti menuju neraka, binasa selamanya.
Lebih baik sekarang Tuhan berterus terang pada kita. Firman pengajaran yang benar isinya adalah saat Tuhan berterus terang untuk menunjukkan kesalahan dan dosa-dosa kita. Lebih baik sekarang dari pada nanti Tuhan berterus terang, tetapi tidak ada kesempatan lagi. Tuhan hanya ingin ketaatan, dan itu yang membuka pintu sorga.
Orang yang menolak firman pengajaran yang benar akan merasa hebat, tetapi diusir oleh Tuhan, sampai binasa selamanya.
Salah satu contohnya dalam kitab Timotius: wanita tidak boleh mengajar laki-laki. Ayatnya sudah jelas, tetapi banyak yang melanggar.
Bagaimana bisa taat?Masuk baptisan air yang benar.
1 Petrus 3: 20-21
3:20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Pada zaman Nuh, hanya delapan orang yang taat.
Baptisan air yang benar artinya kita dibaptis seperti Yesus dibaptis--sesuai kehendak Tuhan--, yaitu orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup yang baru; hati nurani yang baru, yaitu taat dengar-dengaran. Hati nurani yang keras--tidak taat--, diubahkan menjadi hati nurani yang baik--taat dengar-dengaran.
"Mari persiapkan, yang mau ikut baptisan, dengarkan firman, minta hati yang taat kepada Tuhan. Inilah landasannya. Hati yang taat bisa membuka pintu di sorga, apalagi pintu di dunia. Yang sudah baptisan, kalau tidak benar pelaksanaannya, berarti belum dibaptis (kalau belum dikubur, berarti belum dibaptis), lalu hasilnya, apakah hati kita taat dengar-dengaran atau melawan firman. Kalau masih melawan firman, berarti hati belum taat (hati nurani belum baik)."
- Kesetiaan.
Petrus tidak setia--dari penjala manusia menjadi penjala ikan--, yaitu tidak setia sampai meninggalkan ibadah pelayanan kepada Tuhan. Ini banyak terjadi di akhir zaman.
Penjala manusia adalah jabatan dari Tuhan, sedangkan penjala ikan adalah profesi di dunia. Hati-hati! Jangan sampai jabatan pelayanan dicampur dengan profesi untuk mencari uang.
Kesetiaan dimulai dari tidak mau terhalang sampai tidak bisa terhalang oleh apapun--kesetiaan sudah menjadi karakter dalam hidup kita.
"Saya selalu memberikan contoh yang gampang, seperti membuat jus. Kalau mangganya manis (karakternya manis), ditekan seperti apapun yang keluar akan manis. Kalau dihalangi apapun juga tetap bisa beribadah. Ini berarti sudah menjadi karakter dalam kehidupan kita."
Akibat tidak taat dan tidak setia:
- Yohanes 21: 3
21:3. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
Akibat pertama: tidak menangkap apa-apa; sama dengan tidak bisa berbuat apa-apa; tidak berbuah apa-apa= gagal total dalam segala hal.
Dalam Yohanes 15--perumpamaan ranting melekat pada pohon anggur yang benar--, Tuhan berkata: 'di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.'
"Saya selalu ingat lagu awan setapak tangan. Kalau kita taat dan setia seringkali diremehkan. Kalau taat, diturunkan pangkatnya. Disuruh mengubah laporannya, tidak mau, maka diturunkan pangkatnya. Ini bagaikan awan setapak tangan di tengah mendung (tidak ada efeknya), tetapi ini akan membesar sampai sama mulia dengan Tuhan. Kalau tidak taat, kelihatannya cepat naik pangkat, tetapi begitu jatuh habis semuanya. Mari sungguh-sungguh taat dan setia kepada Tuhan."
Kalau tidak taat dan setia tinggal tunggu waktu untuk gagal total dalam segala bidang baik bidang jasmani ataupun rohani. Hati-hati kaum muda! Nikah rumah tangga juga bisa gagal.
- Yohanes 21: 7
21:7. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
Akibat kedua: telanjang.
Artinya: hidup dalam suasana kutukan: letih lesu, beban berat, susah payah, hidup dalam dosa dan enjoydi dalam dosa, sampai dipermalukan.
Orang telanjang tidak berbahagia, malah sengsara sampai binasa selamanya di neraka.
Ini yang terjadi pada Petrus dan kawan-kawan, hamba Tuhan yang diangkat oleh Tuhan sendiri, karena menggunakan logika. Adam dan Hawa, ciptaan semula/sulung juga dipengaruhi logikanya, sehingga tidak taat dan tidak setia.
Tuhan tidak rela kalau semua pelayan-Nya harus gagal dan telanjang. Karena itu
Ia sebagai Imam Besar dan Gembala Agung datang kepada kita dengan ketajaman pedang firman Tuhan--sebilah pedang tajam keluar dari mulut-Nya. Inilah firman yang dikatakan oleh Tuhan; firman yang dibukakan rahasianya, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.
Yohanes 21: 5-621:5. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
21:6. Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamudi sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua
menyucikan mulai dari hati dan pikiranyang merupakan gudangnya dosa dan mengakibatkan kegagalan, ketelanjangan, dan kebinasaan.
Ayat 5= sudah semalaman tidak menangkap apa-apa, capek, lalu ditanya:
Adakah kamu mempunyai lauk-pauk?Semestinya Petrus mengamuk. Ini adalah
penyucian perasaan/hati.
Tuhan menunjukkan kegagalan Petrus untuk menyucikan hati/perasaan Petrus. Hati yang gampang marah, tersinggung, dan mogok, disucikan oleh Tuhan.
Petrus jujur mengaku bahwa ia tidak ada lauk-pauk.
Setiap pemberitaan firman adalah uluran tangan belas kasih Tuhan. Ketika Petrus menjawab:
Tidak ada. Artinya Petrus mengakui segala kegagalan dan dosanya, sehingga Tuhan menyucikan dan mengangkat dari kegagalan-kegagalan.
Perasaan gampang kecewa, bangga, marah, tersinggung, putus asa dan sebagainya disucikan oleh Tuhan, bahkan
Ia mengangkat kita dari kegagalan. Ini yang penting. Saat pedang firman menunjukkan kesalahan dan dosa kita, jangan tersinggung, marah, putus asa, dan kecewa, tetapi mengaku segala dosa dan kegagalan kita kepada Tuhan--rendah hati.
Kalau kita marah dan tersinggung sampai meninggalkan Tuhan, kita tidak akan tertolong sampai binasa selamanya.
Kalau ada keberhasilan, jangan bangga, tetapi mengakui bahwa semua hanya karena Tuhan.
Ayat 6=
penyucian pikiran/logika. Secara logika tidak mungkin menebarkan jala di siang hari, apalagi di tepi pantai.
Petrus mengalami penyucian pikiran, sehingga ia
menerima firman pengajaran yang tidak masuk akal bahkan mustahil--Petrus melakukan perintah Tuhan.
Ini yang dikehendaki oleh Tuhan, yaitu penyucian hati dan pikiran.
Tugas kita hanya menerima (mendengar), percaya, dan mempraktikkan firman.
Kalau hati dan pikiran sudah disucikan oleh pedang firman, kita akan memiliki hati dan pikiran Yesus yaitu
taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi--Yesus taat sampai mati di kayu salib.
Dalam Filipi 2: 5-8 ada tujuh pikiran dan perasaan Yesus, yaitu:
- Ayat 5= penyerahan diri sepenuh.
- Ayat 6 = tidak mempertahankan apa yang menjadi milik-Nya; tidak mempertahankan reputasi.
- Mengosongkan diri.
- Mengambil rupa seorang hamba--menjadi hamba.
- Menjadi sama dengan manusia.
- Merendahkan diri.
- Taat sampai mati di kayu salib. Ini adalah puncaknya.
Kalau kita taat ada hasil yang meningkat sampai sempurna seperti Dia. Kalau tidak taat dan tidak setia, akan ada akibatnya--akibat berakibat sampai kebinasaan. Pilih sendiri!
Hasilketaatan:
menangkap 153 ekor ikan.
"
Tahu ada seratus lima puluh tiga ekor ikan karena dihitung. Sehelai rambutpun dihitung oleh Gembala Agung dan Imam Besar. Kita sebagai gembala, kalau ada jemaat yang mengalami sesuatu, tidak bisa bilang: Biarkan saja. Harus dihitung; masih didoakan, diperjuangkan."
Yohanes 21: 1121:11. Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekorbanyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
Menangkap seratus lima puluh tiga ekor ikan, artinya:
kehidupan yang dihitung oleh Tuhan; sama dengan tergembala dengan benar dan baik.
Yehezkiel 20: 3720:37. Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
'
tongkat gembala-Ku' = firman penggembalaan.
'
memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu' = kalau sudah dihitung berarti menjadi milik Tuhan. Tidak bisa diganggu gugat.
Kita selalu berada di kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Di dalam Tabernakel terdapat tiga ruangan: halaman--percaya, bertobat, baptisan air--, ruangan suci, dan ruangan maha suci--kesempurnaan; hadirat Tuhan.
Kita sudah selamat--halaman--, tetapi belum sempurna--ruangan maha suci--, karena itu kita harus tinggal di dalam ruangan suci (kandang penggembalaan).
"
Dulu ada orang bilang: Pengajaran Tabernakel kan Taurat. Tabernakelnya memang Taurat, tetapi pengajarannya menggenapi Taurat. Kalau pengajaran Tabernakel dianggap Taurat, kita belum bisa beribadah. Pelita emasnya saja tiga puluh empat kilogram, berapa sekarang? Kita masih mengumpulkan uang, belum bisa beribadah. Jangan terkecoh! Taurat sudah dirombak, sekarang penggenapan Taurat, yaitu pengajarannya."
Di dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat, sekarang menunjuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya--kita minum.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci--kita makan.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa--kita bernafas.
Domba-domba benar-benar dihitung/dipelihara sampai ujung rambutpun dihitung oleh Tuhan--diberi minum, makan, dan bernafas/sirkulasi udara yang baik--, sehingga bisa bertumbuh.
Banyak ikan di lautan yang beredar-edar, tetapi yang ditangkap hanya 153 ekor. Sedikit sekali. Sama seperti zaman Nuh, hanya sedikit yang masuk bahtera, tetapi yang lainnya mengejek.
Begitu juga dengan penggembalaan, banyak kali kita diejek.
"
aum muda yang mau mendapatkan pekerjaan, lalu diinterview: 'Pak, kalau rabu, jumat saya ibadah...' Jawabannya: Saya juga aktivis gereja, tetapi tidak segitunya. Bagaimana kamu bisa berhasil/kaya kalau kamu cuma ibadah terus. Ini menghina. Logis, pada zaman begini. Ada juga dokter spesialis di Medan, tidak praktik karena beribadah. Lalu ditanya oleh dokter lain: Kamu tidak praktik ya?: Paginya. Mereka heran. Inilah penggembalaan, di luar logika manusia."
Kalau hati dan pikiran kita disucikan, kita akan tergembala dengan benar dan baik, dan dihitung oleh Tuhan.
Di dalam penggembalaan, Tuhan yang bertanggung jawab atas hidup kita. Hanya sedikit kehidupan yang mau tergembala.
Praktik kehidupan tergembala--153= 100 + 50 + 3--:
- 100= 10 x 10= mendengar dan dengar-dengaran pada firman.
Jadi, 100 artinya ketaatan yang sudah menjadi karakter--taat sampai daging tidak bersuara. Menghadapi situasi, kondisi apapun tetap taat dengar-dengaran.
- 50= angka Roh Kudus--Pentakosta; kepenuhan Roh Kudus. Roma 12: 11
12:11. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Urapan Roh Kudus membuat kita setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali, bahkan selamanya.
100 dan 50 adalah angka Tabernakel--panjang 100 hasta, lebar 50 hasta. Itulah penggembalaan. Mari, kita semua harus tergembala.
Musa melihat kerajaan sorga, lalu Tuhan perintahkan untuk membuat sorga di bumi, itulah Tabernakel, supaya di bumi seperti di sorga. Kalau masuk Tabernakel, kita masih di bumi tetapi sudah bersuasana sorga. Kalau kita taat dan setia, kita akan bersuasana sorga.
Dari seluruh luasnya padang gurun, yang taat dan setia hanya 100 x 50 hasta--sangat sedikit. Artinya: hanya sedikit kehidupan yang mau tergembala dengan benar dan baik.
Tadi, dari banyaknya ikan di laut, hanya 153 ekor yang ditangkap. Dua saksi ini sudah sah.
Akibat tidak tergembala:
Matius 9: 36
9:36. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelahdan terlantarseperti domba yang tidak bergembala.
- Lelah= letih lesu, beban berat, dan susah payah.
- Terlantar= tidak ada yang tanggung jawab, terutama untuk keselamatan jiwanya.
- Diterkam binatang buas, artinya jatuh dalam dosa dan puncaknya dosa, tersesat dalam ajaran palsu, sampai binasa selamanya.
- 3= manusia terdiri dari tubuh, jiwa, roh. Tuhan juga Tritunggal--Allah Bapa, Allah Anak, dan Roh Kudus. Setan juga tritunggal--Setan, Antikris dan nabi palsu.
Tubuh, jiwa, dan roh dibaharui oleh kuasa firman pengajaran yang benar.
Efesus 4: 21-25
4:21. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
4:22. yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
4:23. supaya kamu dibaharuidi dalam roh dan pikiranmu,
4:24. dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25. Karena itu buanglah dustadan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
'menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus'= angka 3 adalah orang yang menerima pengajaran.
Ayat 22= 'manusia lama' = tubuh. Tubuh harus ditanggalkan/dibaharui.
Ayat 23= jiwa--pikiran--dan roh--hati-- dibaharui, sehingga kita menjadi manusia baru.
Ayat 24= kalau tubuh, jiwa, dan roh dibaharui, kita akan menjadi manusia baru.
Kalau hati dan pikiran diubahkan maka tubuh--perbuatan dan perkataan--diubahkan.
Bukti tubuh, jiwa, roh kita dibaharui oleh kuasa firman pengajaran adalahtidak berdusta lagi--jujur; ya katakan: ya, tidak katakan: tidak. Mulai dari jujur soal firman pengajaran yang benar/pribadi Tuhan.
Kalau kita yakin pada firman pengajaran yang benar, kita akan berhadapan dengan organisasi gereja dan keluarga.
"Tadi saya bersaksi di Malang. Dulu saya bersaksi kepada keluarga, jangankan datang, malah dimusuhi (dicaci maki). Sudah didoakan saja, akhirnya mereka bisa datang dan semuanya berkumpul."
Ibadah pelayanan dan pengajaran adalah soal hati, tidak bisa saling memaksa. Kalau kekeluargaan harus tetap baik. Jangan karena ibadahnya beda, lalu saling blocksatu dengan yang lain. Dalam pengajaran yang penting tunjukkan kalau kita manusia baru--tubuh, jiwa, dan roh dibaharui.
Kemudian kita jujur soal dosa--kalau salah, mengaku. Kalau tidak mau mengaku dosa--hanya menyalahkan orang--, akan jadi manusia darah daging yang nanti sama dengan Setan, bapa pendusta yang tidak bisa berubah lagi.
Kalau mau melekat pada Allah Tritunggal kita harus jujur. Kalau dusta terus, akan melekat pada Setan tritunggal. Hati-hati!
Selanjutnya, kita bisa jujur dalam segala hal.
Jadi, praktik orang tergembala adalah:
taat, setia, dan jujur. Inilah kehidupan yang dihitung oleh Tuhan. Tuhan memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul untuk mengulurkan tangan kasih karunia-Nya kepada kita--1 + 5 + 3= 9 (angka kasih karunia). Kita hidup dalam tangan belas kasih Tuhan yang tidak terbatas, bukan hidup dari dunia.
Hasilnya:
- Tuhan sanggup memindahkan dari suasana padang gurun ke suasana sorga. Kita hidup dalam dunia yang penuh kutukan tetapi merasa kebahagiaan sorga.
- Markus 6: 39-40
6:39. Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua dudukberkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
6:40. Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluhorang.
Ayat 41 = pemecahan lima roti dua ikan untuk memberi makan lima ribu orang laki-laki, belum termasuk perempuan dan anak-anak.
Kalau tidak tergembala, akan sama seperti ikan yang ke sana kemari. Kalau tergembala, kita duduk-duduk saja dan Tuhan yang bekerja. Tangan belas kasih Tuhan menambahkan semuanya bagi kita. Yang penting kita mantap dalam penggembalaan.
Hasil kedua: tangan belas kasih Tuhan sanggup mengubahkan suasana padang gurun menjadi padang rumput.
Artinya: Tuhan memelihara kita secara ajaib:
- Secara jasmani kita dipelihara di tengah kesulitan dunia sampai Antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun. Kita kenyang dan sehat secara jasmani.
- Secara rohani kita tenang, damai sejahtera. Semua enak dan ringan.
Kenyang dan tenang, itulah penggembalaan.
- Amsal 15: 8
15:8. Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.
Jujur dan taat sama dengan menjadi rumah doa. Doa orang jujur dijawab oleh Tuhan.
Hasil ketiga: Tuhan mengulurkan tangan kasih-Nya untuk melakukan mujizat-mujizatbagi kita.
Tuhan ditinggalkan seorang diri di kayu salib. Kalau kita menderita sampai seperti ditinggalkan seorang diri, jangan putus asa, datang pada Tuhan, dan mujizat pasti terjadi. Dia seorang diri mampu mengadakan mujizat. Periksa ketaatan, kesetiaan, dan kejujuran!
Ada mujizat pertolongan Tuhan--secara jasmani--, yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Secara rohani kita diubahkan sampai kalau Tuhan datang kembali kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia. Kita tidak salah dalam perkataan. Kita menjadi rumah doa terbesar di awan-awan yang permai dengan suara: Haleluya. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, Kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru--rumah doa yang kekal selamanya.
Jangan merasa ditinggalkan sendiri, tidak berharga, tidak bisa apa-apa. Kalau kita tergembala, kita akan dihitung oleh Tuhan. Kita diperhatikan, dipedulikan, dan Tuhan mengulurkan tangan belas kasih-Nya kepada kita. Tuhan tolong kita semuanya.
Tuhan memberkati.