Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Mulai malam ini kita mempelajari Kitab Wahyu 2-3.
Wahyu 2-3 dalam susunan tabernakel ini menunjuk tentang
tujuh percikan darah di depan tabut perjanjian, artinya penyucian terakhir bagi sidang jemaat (gereja Tuhan), sehingga gereja Tuhan menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti Yesus untuk bisa layak menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali di awan-awan yang permai.
Sebelum mengalami penyucian yang terakhir, kita harus mengalami penyucian mulai dari yang pertama terlebih dahulu.
Ada empat macam sarana penyucian:
- sarana penyucian pertama: darah Yesus.
Darah Yesus menyucikan kita dari dosa masa lalu. Dosa masa lalu yaitu dosa yang sudahkita lakukan, katakan dan angan-angankan = dosa yang sudah terjadi.
1 Yohanes 1: 7,9
1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kitadan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Proses penyucian dosa masa lalu:kita harus mengaku dosa sejujur-jujurnya kepada Tuhan (vertikal) dan kepada sesama (horisontal), maka saat itu darah Yesus aktif dalam dua hal:
- mengampuni/menutupi dosa-dosa kita, sehingga tidak ada bekasnya lagi (seperti kita tidak pernah berbuat dosa itu).
Misalnya: kita sudah mencuri, tetapi kita sudah mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama dan diampuni. Jika sudah diampuni, ini seperti kita tidak pernah mencuri (tidak ada bekasnya lagi). Itulah kekuatan darah Yesus.
- menyucikan kita dari akar-akar dosa(mencabut akar-akar dosa), sehingga kita tidak berbuat dosa lagi (mengalami kelepasan dari dosa) = hidup dalam kebenaran.
Jika akar dosa belum dicabut, nanti bisa tumbuh lagi. Kita sudah mengaku dan diampuni, tetapi jika akar dosanya masih ada, nanti akan tumbuh lagi. Ini seperti rumput yang mati pada waktu kemarau, tetapi setelah ada air setetes saja, rumput bisa tumbuh lagi. Oleh sebab itulah akar dosa harus dicabut.
Benar = terang. Benar dengan benar selalu menyatu. Dalam 1 Yohanes 1: 7 ('beroleh persekutuan seorang dengan yang lain'), jika kita hidup dalam kebenaran (hidup dalam terang), maka kita bisa bersekutu satu dengan yang lain = masuk persekutuan tubuh Kristus:
- mulai dalam nikah. Kalau suami benar/terang dan istri benar/terang akan menjadi satu.
- dalam penggembalaan. kalau gembala benar/terang dan jemat benar/terang akan menjadi satu. Tidak usah dipaksakan atau diapa-apakan, akan menjadi satu sendiri.
Persekutuan tubuh Kristus yang benar seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar dan pasti berbuah manis. Dalam nikah, penggembalan, antar gereja berbuah manis, sampai tercapai tubuh yang sempurna.
Hati-hati!Benar dengan salah (terang dengan gelap) tidak mungkin menjadi satu.
Ada juga, gelap/tidak benar dengan gelap/tidak benar bisa menjadi satu, inilah persekutuan carang kering yang akan dibinasakan. Carang kering ini akan jatuh, sebab tidak ada pokoknya. Carang kering ini bersekutunya di tempat sampah, tidak akan berbuah, bahkan hanya untuk di bakar.
Kita sudah mempelajari Yesus tampil sebagai Hakim yang adil (Wahyu 1: 15, diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 Maret 2014sampai Ibadah Doa Surabaya, 26 Maret 2014), Yesus akan mengakimi kita, termasuk dosa-dosa masa lalu. Dosa-dosa masa lalu akan dipertanggung jawabkan, sebab itu dosa masa lalu harus diselesaikan (kita mengalami penyucian dari dosa masa lalu).
Contoh: Daud.
Daud adalah raja yang hebat, tetapi jatuh dalam dosa yang hebat:
- jatuh dalam dosa kejahatan: membunuh suami Batsyeba. Suami Batsyeba (Uria) ini sengaja dibunuh dengan diperintahkan untuk maju berperang di tempat musuh yang hebat, lalu ditinggalkan dan akhirnya mati.
- jatuh dalam dosa kenajisan: Daud berzinah dengan istri orang lain.
Setelah jatuh dalam dosa yang hebat, Daud menjadi sangat hina, tidak berharga dihadapan Tuhan, bahkan menuju kebinasaan. Ini merupakan pelajaran bagi kita. Semakin tinggi kedudukan yang kita peroleh (baik dalam pekerjaan Tuhan ataupun dalam dunia ini), semakin banyak berkat yang kita terima (baik berkat rohani ataupun jasmani), jangan sampai kita membanggakan itu semuanya.
Sebaliknya kita harus selalu mengucap syukur dan menyerah sepenuh kepada Tuhan, supaya kita tetap dipegang oleh Tuhan dan tidak jatuh seperti Daud.
Sekalipun Daud sudah jatuh begitu hebat/begitu dalam, tetapi masih ada jalan (itulah kekuatan darah Yesus untuk mengampuni dosa).
Mazmur 51: 1-5,19
(51:1). Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,
(51-2) ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.
(51-3) Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
(51-4) Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
(51-5) Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
(51-19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!” = Daud jatuh dalam dosa yang besar membutuhkan kasih setia, rahmat yang besar. Dulu, dalam perjanjian lama dalam bentuk darah binatang yang digunakan untuk pengampunan dosa, tetapi sekarang kasih setia, rahmat yang besar dalam wujud darah Yesus.
Jika sudah berbuat dosa yang besar, itu menjadi sangat hina dan sangat tidak berharga dihadapan Tuhan = semakin hebat kedudukan (seorang raja), jika jatuh dalam dosa, maka semakin tidak berharga.
“jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah” = saat Daud mengaku dosa (“hancur hati”), Daud menjadi sangat berharga dihadapan Tuhan (“tidak akan Kaupandang hina”).
Orang yang berbuat dosa itu sangat hina, tetapi orang yang berani mengaku dosa itu sangat berharga dihadapan Tuhan.
Jalan keluarnya: Daud hancur hati, sehingga dia mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama (nabi Natan) dan Daud mengalami KASIH SETIA TUHAN YANG BESAR:
- untuk mengampuni dosa-dosanya yang hebat.
- untuk mengalami pemulihan dari Tuhan = Daud diangkat menjadi sangat berharga dihadapan Tuhan (menjadi biji mata Tuhan sendiri). Daud tidak dihukum, tetapi diselamatkan dan diberkati oleh Tuhan.
Biarlah malam ini kita mencontoh Daud. Biarlah kita menggunakan kasih setia Tuhan yang besar untuk mengampunidosa-dosa masa lalu dan untuk memulihkankita.
Kalau kita mempertahankan dosa, maka hukuman yang datang.
Kalau kita mengaku dosa, maka kasih setia Tuhan yang besar mengampuni/menutupi dosa seperti kita tidak pernah berbuat dosa.
- sarana penyucian ke dua: firman penyucian= firman pengajaran yang benar.
Firman penyucian ini untuk menyucikan dosa-dosa masa sekarang.
Dosa-dosa masa lalu (beban-beban dosa) sudah diampuni. Kita masih berjalan, tetapi ada jerat-jerat, perangkap-perangkap, lubang-lubang, tali-tali dosa didepan yang dipasang oleh setan, supaya kita jatuh/tersandung lagi.
Dimana kita bisa disucikan sekarang ini?di ruangan suci = kandang penggembalaan. Terdapat tiga macam alat di ruangan suci = ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
Kalau sudah berada di kandang, semuanya dibatasi. Binatang yang di luar kandang itu buas. Di dalam kandang penggembalaan, maka dagingdengan segala keinginannya, hawa nafsunya, tabiatnya (kasar dan lain-lain) sedang dibendung, sehingga kita bisa hidup suci dan dalam urapan Roh Kudus.
Daging inilah yang penuh dengan keinginan untuk jatuh dalam dosa, sebab itu daging harus dibendung/dikandangkan.
Kuat-kuatnya daging saat berusia 12-17 tahun (perkembangan daging yang dahsyat). Oleh sebab itu kita harus mencontoh Yesus dan Yusuf:
- Yesus usia 12 tahun sudah berada di Bait Allah.
- Yusuf usia 17 tahun sudah biasa menggembalakan domba-dombanya.
Jadi, usia 12-17 tahun merupakan usia yang efektif untuk mulai masuk dalam kandang penggembalaan, sebab usia 12-17 tahun ini perkembangan daging dengan segala keinginannya begitu cepat dan kuat.
Yang memiliki anak usia 12-17 tahun harus dilatih dan dibawa dalam kandang penggembalaan.
Pengetahuan, kekayaan dan sebagainya tidak bisa membendung daging, HANYA PENGGEMBALAANyang bisa membendung daging.
Dengan apa kita mengalami penyucian dosa-dosa masa sekarang?
Yohanes 15: 3
15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakankepadamu.
“sudah bersih” = suci.
“Kukatakan” = “Ku” (ditulis huruf besar) itulah Yesus.
Jawabannya adalah dengan firman yang dikatakan oleh Yesus sendiri = firman yang dibukakan rahasianya oleh Tuhan, diwahyukan/diilhamkan oleh Tuhan yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab (tertulis dalam Alkitab). Ini disebut juga dengan firman pengajaran yang benar= firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua = firman penyucian.
Jika firman itu merupakan wahyu/ilham dari Tuhan, maka ada ketajamannya untuk menyucikan kita dari dosa-dosa masa sekarang yang menghalangi dan menjerat kita.
Inilah bedanya!Kalau firman diterangkan dengan lawakan, pengetahuan, bukan dari ayat-ayat dalam Alkitab, itu tidak ada ketajaman untuk menyucikan dosa. Oleh sebab itu kita harus bertekun dalam membaca Alkitab atau mendengar firman yang berasal dari Alkitab.
1 Timotius 4: 13
4:13 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
1 Timotius 4 ini pasal tentang tahbisan.
Ini merupakan nasehat dari Rasul Paulus: kita harus tekun untuk membaca kitab suci.
Di rumah masing-masing, gunakan kesempatan untuk membaca kitab suci secara berurutan (dari Kejadian sampai Wahyu), supaya kita bisa mengikuti pemberitaan firman penggembalaan. Pemberitaan firman penggembalaan itu juga berurutan. Ini seperti 12 roti pada meja roti sajian. Rotinya disusun menjadi 2 susun (6-6), jadi tidak sembarangan, tetapi disusun dengan teratur dan rapi. Kalau kita membaca kitab suci dari Kejadian sampai Wahyu berurutan dan diulang-ulang terus, nanti akan menjadi pengajaran yang benar.
Di dalam ibadah (gereja), kita harus tekun membaca dan mendengar kitab suci, supaya menjadi suatu pengajaran yang benar, sehingga:
- iman kita akan dibangun diatas batu karang yang kokoh.
- rohani kita akan bertumbuh ke arah kedewasaan rohani, itulah kesempurnaan (disucikan sampai sempurna).
Yang namanya bertumbuh rohani bukan hanya jumlahnya bertambah, melainkan disucikan sampai sempurna.
Kesaksian:
"Saya diundang dalam gereja-gereja seringkali saya melihat satu atau beberapa orang, kalau waktu membaca firman pertama kali, masih senang. Sistem kita memang ayat menerangkan ayat, lalu membaca lagi, masih senang, baca lagi, masih senang, baca lagi, kecut sudah dan ditutup Alkitabnya. Jika satu ayat diterangkan “kami ke Amerika, dll”, ini malah senang. Inilah bedanya, tidak ada ketajamannya, tidak ada kekuatan untuk menyucikan. Kalau ayat menerangkan ayat, ada kekuatan untuk menyucikan dan membangun rohani.
Kalau membaca Alkitab, akan menjadi pengajaran yang benar. Misalnya: seperti buku matematika. Kalau gurunya baca buku matematika dan muridnya juga baca buku/diktat matematika yang benar, maka menjadi pengajaran yang benar. Coba tidak membaca buku yang benar, lalu mengajar matematika, nanti bisa-bisa 2 + 2 = 4,1. Ini tidak benar."
Di dalam ibadah, jangan malah membaca yang lain, mendengar dongeng-dongeng yang tidak ada ayatnya, ilustrasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, sebab itu yang membuat iman runtuh (bukan dibangun diatas batu karang yang kokoh) dan kita tidak pernah disucikan.
Kesaksian:
"Banyak saya ditentang oleh hamba Tuhan “baca yang ini, yang itu”, tetapi saya tidak mau. Ajaran dari guru saya satu saja yaitu membaca Alkitab, ditambah juga catatan-catatan yang saya peroleh dari guru-guru kami yang berdasarkan Alkitab. Itu saja sudah cukup."
Firman pengajaran adalah:
- Mazmur 119: 11
119:11. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosaterhadap Engkau.
“janji-Mu” = firman-Mu.
Firman pengajaran yang benar adalah rem supaya kita tidak berbuat dosa. Kita masih bisa jatuh dalam dosa, tetapi ada remnya. Saat mau berbuat dosa (mau menabrak dosa), direm, sehingga tidak jadi berbuat dosa.
- Mazmur 119: 105
119:105. Firman-Mu itu pelitabagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Firman pengajaran yang benar adalah pelita bagi kaki kita, supaya kita tidak tersandung dan tidak jatuh pada jerat-jerat dosa.
Jerat dosa ini dipasang oleh setan pada tempat-tempat dimana yang biasa kita lewati:
- dalam ibadah pelayanan:
- kesombongan: merasa sudah hebat karena kotbahnya dipuji orang. Jika demikian itu sudah jatuh.
- keputus asaan/kekecewaan: hamba Tuhan yang sudah malas melayani (gulung tikar).
Kesaksian:
"Banyak teman-teman yang gulung tikar. Bapak Pendeta In Juwono Almarhum selalu mengatakan “rumus Alkitab itu selalu berlaku, ada 4 macam tanah, tetapi hanya 1 tanah yang baik. Kalau dari satu angkatan Lempin-El, ada 25% yang jadi hamba Tuhan, itu memang sudah seturut dengan Alkitab”.
Kalau satu angkatan Lempin-El 60 orang, lalu ada 15 orang jadi hamba Tuhan yang benar, itu sudah luar biasa dan sudah memenuhi.
Jadi, banyak yang gugur karena putus asa dan kecewa, sehingga Lempin-El banyak dikecam “apa itu, lulusan Lempin-El jual bakso”, ada memang, maaf bukan berarti jual bakso itu hina, tidak! Ini maksudnya sudah lain, Sekolah Alkitab kok malah ke situ.
“lulusan Lempin-El jadi kondektur” ada juga, inilah dikecam. Ini bukan salah Lembaga Pendidikan nya (Lempin-El nya), tetapi orangnya yang salah. Mungkin dulu panggilannya bagaimana? sebenarnya hanya pelarian dan lain-lain."
Kita semuanya jangan putus asa dan kecewa. Daud pun sudah hina, tetapi menggunakan sarana penyucian darah Yesus dan masih bisa tertolong.
Jerat itu dipasang oleh setan (bukan dari siapa-siapa), tujuannya adalah agar semuanya menjadi Yudas, tidak mau melayani lagi, putus asa dan kecewa. Biarlah malam ini kita menggunakan sarana pedang untuk memutuskan jerat dosa.
- jerat dosa-dosa sampai dengan puncaknya dosa(dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan).
- dalam pekerjaan.
"Saya sering mengatakan, Direktur dipasang jerat pada sekretarisnya. Sebab itu kita harus hati-hati! Mungkin di jalan raya juga dipasang jerat, ini sudah banyak kejadian waktu tahun berapa itu. Maafkan, saya dulu juga guru. Guru-guru yang banyak terjerat, di pinggir jalan dipasang jeratnya (biasa dilalui saat pergi ke sekolah). Guru laki-laki naik sepeda motor, lalu ada guru perempuan mencari bemo, akhirnya merasa kasihan dan dibonceng, lama-lama malah terjerat. Tadinya hanya bermaksud baik, tetapi lama-lama terjerat. Kita harus hati-hati! Hanya pedang lah yang bisa memutuskan jerat."
- dalam kuliah.
- dalam rumah tanggayang biasa kita lewati.
- dalam segalanya.
Jerat juga dipasang pada tempat yang gelap, sebab itu kita membutuhkan firman (“firman menerangi jalan kita”).
Tempat yang gelap:
- pergaulan yang tidak baik.
Didalam Kitab Ulangandituliskan tentang pergaulan yang tidak baik.
Kalau masuk Kanaan, Tuhan katakan “jangan bergaul dengan mereka” = jangan tanya-tanya bagaimana kamu beribadah? Allah mu siapa? Pengajaranmu bagaimana? Jangankan belajar, bertanya pun tidak boleh.
Kaum muda hati-hati kalau belajar kelompok, jangan di tempat yang gelap (remang-remang), sebab disitu banyak setannya.
Kita harus waspada!Setan itu umurnya sudah 6000 tahun, dilawan oleh Profesor siapapun tidak akan bisa.
"Kita jangan meremehkan “cuma bonceng satu kali”, jangan, sebab nanti bisa terjerat. “Bagaimana Om? jadi ditinggalkan saja?” Kalau saudara berbelas kasih, berikan ongkos taxi, daripada nanti terjerat. Besok jangan lewat sana lagi, sebab ada juga yang sengaja seperti itu. Mari kita menggunakan kebijaksanaan dari firman (dari Tuhan). Kita minta hikmat dari Tuhan."
Ulangan 12: 29-30
12:29 "Apabila TUHAN, Allahmu, telah melenyapkan dari hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan apabila engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya,
12:30 maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jeratdan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah merekadengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Akupun mau berlaku begitu
Pergaulan yang tidak baikyaitu
- pergaulan dosa, sampai puncaknya dosa.
“jadi saya tidak bisa kuliah Om, sebab banyak orang berdosa dalam kelompok saya?”
Kuliah boleh saja, tetapi hati-hati agar jangan terjerat, jangan ikut larut dalam pergaulan-pergaulan dosa. Misalnya: jika ada teman yang berdusta, malah tertawa-tertawa. Kita jangan ikut-ikut, kalau perlu malah bersaksi “jangan begitu, itu dosa”.
- pergaulan ajaran-ajaran lain(ibadah yang lain) = ajaran yang tidak benar, ajaran palsu.
Jangankan mendengar, bertanya pun tidak boleh! Hati-hati, sebab kita bisa larut didalamnya. Harus ada ketegasan(perpisahan yang jelas), sebab terang dengan gelap tidak bisa menyatu.
- hati.
Yang paling gelap itulah hati. Uang diletakkan didalam hati.
1 Timotius 6: 9
6:9 Tetapi mereka yang ingin kayaterjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jeratdan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
“mereka yang ingin kaya” = ingin (keinginan) itu di hati.
Keinginan akan uang/ikatan akan uang (“ingin kaya”) menjerat kita menjadi:
- kikir= tidak bisa memberi, baik untuk pekerjaan Tuhan maupun untuk sesama yang membutuhkan.
- serakah= merampas hak orang lain dan hak-Nya Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus).
Kalau gembala sudah terjeratdengan keserakahan (tidak membayar perpuluhan), bagaimana mau jalan? bagaimana mau menuntun jemaat ke surga? Tali-tali jerat harus diputuskan dengan pedang.
Gembala yang tidak terjerat, bisa menuntun jemaat ke surga, tetapi sidang jemaat yang terjerattidak akan bisa mengikuti.
Contoh: Yusuf.
Yusuf dijerat oleh istri Potifar (jerat dosa, jerat keuangan). Kalau Yusuf mau tidur dengan istri Potifar, dia akan mendapatkan kedudukan, uang, dapat semuanya.
Kejadian 39: 10
39:10 Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannyaitu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
“Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf” = menjerat Yusuf.
Yusuf merupakan kehidupan yang tergembala (dari usia 17 tahun) dan Yusuf bisa menggunakan pedang firman untuk memutuskan jerat-jerat dosa, sehingga dia tetap menjaga kesucian hidupnya secara pribadi dan kesucian nikahnya.
Yusuf bersaksi kepada istri Potifar dan menolak untuk tidur dengan istri Potifar “semuanya sudah diserahkan kepadaku untuk diurus, tetapi engkau adalah istri Potifar, itu semuanya adalah milik Potifar” = Yusuf menghargai nikah.
Kalau kita mau berharga dihadapan Tuhan, hargailah nikah.
Perhatikan kaum muda!
Kalau sudah tidak menghargai kesucian nikah (di masa muda saat berpacaran sudah jatuh bangun dalam dosa), biarpun kita pintar, hebat, tetapi itu tidak berharga dihadapan Tuhan.
Lewat kekuatan pedang firman, kita harus jaga kesucian nikah: mulai permulaan nikah, perjalanan nikah, sampai kesempurnaan nikah (perjamuan kawin Anak Domba Allah).
Karena Yusuf mempertahankan kesucian hidup dan nikahnya, akhirnya Yusuf dipenjara (terbatas)
"Banyak kali orang mengatakan “Kita mesti sedikit-sedikitlah jangan ikuti firman terus supaya dapat uang”.
”inilah kalau firman saja, cuma dipenjara, jangan-jangan masuk liang tutupan (1 x 1 ), begini tidak bisa, begitu tidak bisa, habis”. Kalau mau suci-suci, firman-firman, itulah penjara, tetapi disana ada kasih setia Tuhan yang besar.
Saya sering ditegor “jangan cuma firman-firman terus lah, terbatas kan dab orang tidak mau datang?”. Biarkan saja, sekalipun dikatakan “malah nanti keluarga tidak mau datang”, Itu terserah. Semua bilang “jangan firman-firman saja, tetapi kasih”."
Kalau tidak ada firman, itu kasih daging. Kalau Yusuf tidak berpegang firman dan berkata “kasihan istri Potifar sudah ingin”, itu namanya kasih daging.
Jadi, firman dulu, baru kasih.
Firman dipraktekkan, kita suci, baru ada kasih dari Tuhan. Yusuf mengasihi istri Potifar dan ia mengatakan “jangan, jaga nikah”. Itulah kasih yang benar, sekalipun dia dipenjara.
Kalau Yusuf mengikuti hawa nafsunya, mengikuti kemauan istri Potifar, Yusuf dapat uang, kedudukan, tetaoi itu bukan kasih melainkan daging.
Karena kita mempertahankan kesucian, kebenaran dalam bekerja, mungkin tidak ada yang berlangganan lagi, tidak ada orang yang datang, bahkan habis, biarkan saja! Kita tidak hidup dari mereka semuanya, tetapi kita hidup dari kasih setia Tuhan yang besar.
Kejadian 39: 20-21, 23
39:20 Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
39:21 Tetapi TUHAN menyertai Yusufdan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
39:23 Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Sekalipun Yusuf dipenjara, tetapi KASIH SETIA TUHAN YANG BESARmembuat Yusuf berhasildan indahpada waktu-Nya = mempunyai masa depan yang berhasil, indah dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun.
Kaum muda tidak usah takut akan nilai-nilai (jangan menyontek) dan lain-lain, nanti kasih setia Tuhan yang membuat berhasil dan indah pada waktu-Nya. Dalam pekerjaan, nikah, dan dalam apapun pertahankan kesucian seperti Yusuf.
Kesaksian:
"Banyak orang mengatakan “kalau firman, firman siapa yang mau berfellowship?” Saya bilang “terserah!” Fellowship itu wajar, tetapi Tuhan selalu buka jalan. Saya tidak ada pikiran ke Amerika dan ke Australia, tetapi bisa ke Amerika dan ke Australia. Tuhan yang membuka jalan, manusia yang menutup jalan “jangan datang, jangan datang” Saya bilang “tidak apa-apa, tidak masalah”. Jika Tuhan yang membuka jalan, tidak ada satu orang pun yang menghalangi. Itu soal fellowship. Soal yang lain-lain, pintu penjara, sudah dipenjara dan tidak bisa apa-apa, tetapi jika Tuhan yang buka pintu, bisa berhasil dan indah pada waktu-nya, bahkan tidak ada yang bisa menghalangi."
- sarana penyucian ke tiga: hajaran.
Ibrani 12: 10
12:10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
“Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya” = dihajar supaya kita bisa suci.
Hajaran ini untuk penyucian dosa masa sekarang. Pedang dan hajaran untuk penyucian dosa masa sekarang.
Mengapa harus ada hajaran?sebab kita menolak firman pengajaran yang benar = menolak uluran tali kasih Tuhan.
Dalam penggembalaan, tali terus diulurkan, mau diikat oleh Tuhan. Maksudnya adalah supaya tidak kemana-kemana, tetapi dimiliki oleh Tuhan (kalau ada talinya itu berarti dimiliki Tuhan). Sekeras dan setajam apapun firman pengajaran dalam sistem penggembalaan, itu merupakan tali kasih Tuhan.
Jangan tolak Firman pengajaran sekeras apapun!
Tali-tali kasih Tuhan yang ditolak akan dipintal menjadi cambuk untuk menghajar kita. Kita dihajar ekonominya, keuangannya, dalam pelayanan dan lain-lain, sekalipun sakit bagi daging, tetapi itu tetap merupakan kasih Tuhanuntuk mengembalikan kita pada kesucian.
Jika ada hajaran dari Tuhan, kita harus cepat mengoreksi diri dengan mendengarkan firman. Jika kita kembali pada kesucian, semuanya menjadi baik dan selesai (berhenti hajaran).
Jika hajaran ditolak (tidak kembali pada kesucian dan tetap mempertahankan dosa-dosa), maka kehidupan itu akan dibiarkan oleh Tuhan, dianggap anak haram, tetapi dia tinggal menunggu waktu untuk dihukum selama-lamanya (sudah berada didalam hukuman).
Raja Daud jelas mengatakan “jangan iri kepada orang fasik”. Kita seringkali seperti itu, “saya yang setia kok cuma begini ya, itu yang enak-enakan, orang Kristen korupsi, kok malah enak ya”. Itu namanya sudah dibiarkan oleh Tuhan dan kita jangan iri, sebab dia tinggal menunggu hukuman untuk selamanya. Seperti firman mengatakan “apa gunanya harta di dunia, kalau kamu kehilangan nyawa, tidak selamat?” Ini tidak ada artinya.
Tadi, penyucian masa lalu contohnya adalah Daud. Setelah ditegor oleh nabi Natan, Daud mengaku dosa dan hancur hati, tidak salahkan orang, tidak mengamuk. Raja Herodes ditegor soal nikah oleh nabi Yohanes Pembaptis “tidak halal engkau mengambil istri Filipus saudaramu” . Setelah ditegor, Raja Herodes mengamuk, memasukkan Yohanes Pembaptis ke penjara dan memancung kepalanya. Itulah kelebihan Daud dan kasih setia Tuhan yang besar tetap berlaku bagi Daud. Kalau sombong, kasih setia Tuhan akan dicabut.
Contoh: Yunus.
Yunus 1: 1-4
1:1. Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian:
1:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
1:3 Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
1:4. Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.
“Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis” = Yunus diperintahkan ke Niniwe tetapi melarikan diri ke Tarsis = tidak taat pada pengajaran yang benar.
ay. 3= 'mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis' = kalau ada orang yang tidak taat, maka setan sudah menyediakan sarananyauntuk menjerumuskan kita.
Jika kita tidak taat, tetapi dapat berkat, itu bukanlah berkat, melainkan godaan dari setan. Banyak kali kita tidak taat kepada firman (firman bilang A, tetapi kita melakukan B), sekalipun semuanya lancar, lalu kita bilang “Puji Tuhan semuanya diatur oleh Tuhan, luar biasa Tuhan”. Padahal di depan itu sudah ada badai (sebentar lagi luar biasa badainya).
Yang benar, jika kita tidak taat, harus minta ampun kepada Tuhan.
Tidak taat= melarikan diri jauh dari Tuhan, tetapi dekat dengan setan, dekat dengan kejahatan dan kenajisan, sehingga hidupnya tidak suci lagi. Jika ini dibiarkan, akan menuju kebinasaan/neraka.
Jangan main-main dengan firman!Jika firman A, lakukan A, jangan ditawar-tawar dan kita tinggal mentaati/mempraktekkan firman.
Yunus ini gambaran hamba Tuhan/pelayan Tuhan.
Saat Yunus melarikan diri ke Tarsis, yang kena badai adalah satu kapal.
Artinya: jika ada satu orangimam/pelayan Tuhan tidak suci(mulai gembala, zangkoor dll), maka akibat ditanggung oleh dia sendiri, tetapi sidang jemaat juga mendapatkan/mengalami imbasnya.
Kita yang melayani Tuhan pada bagian apa saja harus ikut bertanggung jawab. Sebaliknya, jika seorang imam suci, semua jemaat akan mengalami imbasnya.
Keluaran 3: 5
3:5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
Musa lari ke Median saat dikejar oleh Firaun dan dia melihat semak duri terkena api tetapi tidak terbakar, lalu terdengar suara “Musa tanggalkanlah kasutmu, sebab tempat dimana engkau berdiri itu tempat yang suci”. Jadi, kalau imam itu suci, dimana imam itu datang/berdiri, tempat sekitarnya menjadi suci dan hadirat Tuhan ada disana, sehingga sidang jemaat yang datang mengalami pertolongan Tuhan.
Tanggung jawab/tugas setiap imamsupaya pelayanan kita berada dalam kesucian, sehingga berimbas pada jemaat dan hadirat Tuhan dirasakan oleh sidang jemaat dan jemaat mengalami penyucian serta pertolongan dari Tuhan.
"Saudara jangan berprasangka buruk, kalau menjadi imam-imam harus mengisi formulir dan lain-lain. Maksud saya tidak untuk mempersulit, tetapi untuk bertanggung jawab dihadapan Tuhan. Malah, saya capek-capek masih memeriksa daftar hadir. Dulu saat kami digembalakan oleh Bapak Pendeta In Juwono dan Bapak Pendeta Pong Dongalemba, daftar hadir tetap diisi, tetapi yang tahu adalah koordinatornya. Sekarang saya sendiri yang memeriksa, tujuannya nomor satu, untuk saya doakan. Jika banyak tidak masuk, tidak saya tegor dulu, tetapi saya doakan. Kalau lewat doa sudah bisa “terima kasih Tuhan”, ini pasti ada masalah. Kalau tetap tidak bisa, akan saya telepon “ayo datang beribadah” dan saya besuk. Itu maksudnya, supaya kita bertanggung jawab, bukan ada maksud yang lain. Sebenarnya saya capek, ingat waktu jadi guru lagi, tetapi tidak apa-apa, demi pelayanan kita berimbas yang positif kepada jemaat."
Yunus 2: 1-2,6-7
2:1. Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu,
2:2 katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
2:6 di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawakudari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.
2:7 Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.
“Dalam kesusahanku” = gagal total, ada air mata = tenggelam di dasar lautan.
Karena tidak taat, tidak suci, maka Yunus dihajar dengan keras oleh Tuhan, tetapi kasih setia Tuhan yang besar tidak ditarik dari Yunus.
Yunus dihajar dengan keras dan akibatnya Yunus sampai tenggelam di dasar lautan (ditelan ikan sampai ke dasar lautan). Artinya:
- gagal total.
- dalam kesusahan, penderitaan, air mata.
- letih lesu, beban berat = tidak bergairah lagi dalam perkara rohani.
- menghadapi kemustahilan.
- sampai kebinasaan.
Dalam hajaran habis-habisan, Yunus tidak mengamuk, tetapi Yunus hancur hatiartinya Yunus bisa mengaku dosa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, sehingga:
- kasih setia Tuhan yang besar mengampunidosanya.
- Yunus bisa hidup dalam kebenaran(tidak berbuat dosa lagi).
- Yunus kembali taat dengar-dengaran(Yunus berjanji akan ke Niniwe lagi).
- Yunus berdoakepada Tuhan = mengaku sudah tidak bisa apa-apa lagi, hanya bergantung kepada kasih setia Tuhan yang besar.
Akhirnya, Tuhan mendengarkan doa Yunus dan Tuhan mengulurkan tangan KASIH SETIA NYA YANG BESAR, maka:
- Yunus bisa diangkat kembali, Yunus dipulihkankembali oleh Tuhan dan semua masalah diselesaikan oleh Tuhan.
- Yunus dipakai kembali oleh Tuhanuntuk kemuliaan dan keagungan nama Tuhan.
- sarana penyucian ke empat: diterangkan pada ibadah berikutnya.
Malam ini, mungkin kita seperti:
- seperti Daud. Gunakan kasih setia Tuhan yang besar (dengan mengaku dosa), sehingga kita dipulihkan, diselamatkan dan diberkati oleh Tuhan (kita tidak dihukum).
- seperti Yusuf yang sedang menghadapi jerat dosa. Kita harus tetap dalam penggembalaan, gunakanlah pedang dan jaga kesucian. Biarlah kasih setia Tuhan yang membuat kita berhasil dan indah.
- seperti Yunus yang tidak taat (dalam pelayanan). Kita merugikan banyak jemaat, membuat jemaat terkena imbas dan badai. Dalam hajaran kita harus kembali kepada Tuhan, jangan mengamuk, jangan bersungut, tetapi bisa hancur hati (mengaku dosa). Biarlah kasih setia Tuhan mengampuni sampai kita bisa berdoa kepada Tuhan, kita mohon kasih setia Tuhan yang besaruntuk memulihkan rohani (pelayanan), jasmani, rumah tangga, sampai semuanya dipulihkan oleh Tuhan.
Sampai Tuhan Yesus datang ke dua kali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia.
Tuhan memberkati.