Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Kita berada pada kitab Wahyu 2-3, tentang 7 jemaat bangsa kafir yang mengalami penyucian terakhir--percikan darah--, supaya bisa sempurna (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).
Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di
LAODIKIA(diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015). Ini adalah jemaat yang terakhir--jemaat ketujuh. Ini menunjuk pada keadaan jemaat akhir zaman--kita semua.
Sekalipun ada banyak kelebihan, tetapi jika ada satu saja cacat cela, maka tidak ada artinya, tidak bisa menjadi sempurna dan tidak akan bisa terangkat saat Yesus kedua kali. Oleh sebab itu, harus mengalami penyucian terakhir sampai sempurna seperti Yesus.
Wahyu 3: 21-22
3:21. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
3:22. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."JANJI TUHANkepada jemaat Laodikia--kita semua--yang menang bersama Yesus, yaitu
duduk bersanding bersama Yesus di takhta sorga selama-lamanya; artinya mempelai wanita sorga--kita--duduk bersanding dengan Yesus--Mempelai Pria Sorga--di takhta sorga untuk selama-lamanya.
Mempelai wanita sorga = kita sebagai tubuh/isteri.
Mempelai Pria Sorga = Yesus sebagai kepala.
Ini adalah
tujuan utama dan tujuan terakhirkita mengikut dan melayani Yesus. Bukan hanya terpaku pada perkara-perkara jasmani di dunia ini, tetapi sampai duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga.
Hubungan Mempelai Pria dan mempelai wanita adalah hubungan nikah; sama dengan
HUBUNGAN KASIHyang tidak terpisahkan oleh apapun juga.
Dalam Tabernakel, ini digambarkan dengan 2 loh batu.
Jadi, untuk bisa duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga, maka kita
mutlak memiliki kasih Allah--2 loh batu. Tanpa kasih, semua akan sia-sia dan tidak akan pernah mencapai takhta sorga.
Dua loh batu terdiri dari 2 bagian:
- Loh batu pertama: berisi 4 hukum, yaitu mengasihi TUHAN dengan segenap tubuh, jiwa, roh kita; mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 07 Desember 2015).
- Loh batu kedua: berisi 6 hukum, yaitu mengasihi sesama seperti diri sendiri; bahkan mengasihi musuh.
Angka 6 = manusia.
AD 1. LOH BATU PERTAMAMalam ini, kita masih mempelajari: mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu.
Kita sudah mempelajari, mengasihi TUHAN lebih dari semua bukan hanya tidak mau berbuat dosa, tetapi sampai membenci dosa--kejahatan--dan dusta (diterangkan pada
Ibadah Doa Surabaya, 09 Desember 2015). Malam ini kita maju satu langkah.
Yakobus 1: 121:12. Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Perikop: Pengujian dan Pencobaan.
Praktikmengasihi TUHAN adalah menjadi kehidupan Kristen yang
tahan uji.
Kalau bangga, putus asa atau kecewa, berarti belum mengasihi TUHAN, tetapi lebih mengasihi sesuatu di dunia.
Kita akan mempelajari
perbedaanantara pencobaan dan ujian--sesuai dengan perikop pada Yakobus 1: 12.
PENCOBAANYakobus 1: 13-151:13. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
1:14. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikatolehnya.
1:15. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Pencobaan
berasal dari keinginan dagingyang
bertentangandengan kehendak TUHAN/firman TUHAN.
"
Dalam segala hal. Misalnya dalam pekerjaan, kita sudah tahu itu tidak sesuai firman tetapi tetap kita paksakan. Mungkin karena ada keuntungan besar, gaji besar dan lain-lain. Satu waktu terjadi sesuatu--kita dinyatakan korupsi dan lain-lain--, jangan mengatakan: 'Saya mengalami pencobaan dari TUHAN.' Itu salah."
Kehendak daging/keinginan daging memiliki kekuatan untuk
memikat/memukatdan
menyeretkita, supaya
keluar dari kehendak TUHAN/firman TUHAN. Seperti Hawa; TUHAN sudah berfirman: '
Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya, kecuali satu.' Akhirnya setan mengarahkan ke situ. Terlihat lebih menarik, lebih enak rasanya, juga mengandung janji menjadi sama dengan Allah. Tetapi dia sudah keluar dari kehendak TUHAN.
Saat kita
keluar dari kehendak TUHAN dan jatuh dalam dosa, maka saat itu
masalah dan pencobaan datang.
Jadi, pencobaan adalah penderitaan/masalah yang kita hadapi
karena kita berbuat dosa. Jika dalam pencobaan kita terus berbuat dosa/mempertahankan dosa--misalnya saat tidak punya uang, malah korupsi; saat tidak bisa mengerjakan soal ulangan, malah menyontek--, maka akan
berbuah maut/kebinasaan selamanya.
"
Dalam segala hal, jangan mengikuti keinginan sendiri! Memang terasa lebih hebat, lebih enak, lebih bagus dari pada firman, tetapi kita akan berbuat dosa dan satu waktu pasti datang pencobaan."
UJIAN.
1 Petrus 2: 192:19. Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Ujian adalah penderitaan/masalah yang kita hadapi
karena kehendak TUHAN--mendapat kasih karunia TUHAN--; sekalipun
kita tidak berbuat dosa--tanpa dosa. Misalnya, kita sudah jujur tetapi malah di-PHK.
Kehidupan yang mengasihi TUHAN, pasti tahan uji; tidak kecewa dan putus asa dalam menghadapi apapun juga.
Mungkin kita bertanya: '
Kalau dulu saya sudah terlanjur berbuat dosa, bagaimana? Dulu saya pernah korupsi, sekarang harus mengganti. Habis semua.' Mungkin kita salah dalam nikah, studi; kita sudah berbuat dosa dan sekarang mengalami masalah/pencobaan.
Seandainya kita sudah terlanjur jatuh dalam pencobaan karena keinginan sendiri, maka
jalan keluarnyaadalah
mengaku pada TUHAN dan sesamadengan sejujur-jujurnya. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Maka
pencobaan dialihkan oleh TUHAN menjadi ujian, dan pasti
ada jalan keluar--ada pertolongan TUHAN.
1 Korintus 10: 1310:13. Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Dalam pencobaan tanpa dosa--ujian--, maka Yesus tampil sebagai Imam Besar yang setia dan penuh belas kasihan, untuk:
- Memberi kekuatan ekstra, sehingga kita kuat menanggung apapun juga bersama TUHAN.
Kita tidak putus asa dan lain-lain. Mungkin pencobaannya belum selesai, tetapi kita bisa kuat.
- Memberi jalan keluar dari segala masalah--menyelesaikan masalah secara ajaib.
Apa yang tidak mungkin, bisa menjadi mungkin asal dosa diselesaikan. Kalau dosa bisa diselesaikan oleh TUHAN, apalagi hanya masalah.
Biarlah malam ini, jangan ada pencobaan karena ada dosa! Selesaikan dosa-dosa! Kalau berbuat dosa dan menyembunyikan dosa, akibatnya tidak ada jalan keluar, sampai menuju maut. Seperti gali lubang-tutup lobang--pencobaan yang tidak pernah selesai, sampai masuk ke lobang--binasa.
Ada 3 macam ujian dan kegunaannya:
- Yang pertama: ujian iman/kebenaran(halaman Tabernakel).
Ayub 23: 10-12
23:10. Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
23:11. Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.
23:12. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.
Kita menghadapi masalah yang berbeda-beda sampai yang mustahil, untuk mengalami ujian iman/kebenaran. Iman yang diuji akan timbul seperti emas.
"Banyak orang yang imannya pada waktu ditolong berkata: 'Yesus dahsyat.' Tetapi waktu belum ditolong: 'Bagaimana Yesus ini?' Orang yang di rumah sakit, kalau dokter sudah memvonis tidak bisa sembuh lagi, lalu kita bertanya: 'Pak, percaya Yesus?': 'Percaya.' Pasti, karena terdesak. Bukan iman yang semacam itu, tetapi iman yang diuji."
Sikapterhadap ujian iman adalah:
- Ayub 23: 12
23:12. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.
Sikap yang pertama terhadap ujian iman: 'dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya' = harus menyimpan firman Allah di dalam hati.
Bagaimana cara menyimpan firman Allah di dalam hati?:
- Mendengar firman dengan sungguh-sungguh; dengan suatu kebutuhan--seperti orang lapar.
- Mengerti firman.
- Percaya firman.
Maka firman Allah menjadi iman di dalam hati. Jika hati sudah diisi oleh iman/firman Allah, maka kita mendapatkan kekuatan dari TUHAN, supaya tidak kecewa dan putus asa menghadapi apapun juga, tidak tinggalkan TUHAN; tetapi selalu mengucap syukur kepada TUHAN; tetap percaya dan berharap TUHAN.
Kalau masalah makin bertambah, kita harus semakin banyak mendengar firman, supaya bisa tetap kuat dan mengucap syukur kepada TUHAN.
"Jangan salah! Ada yang berkata: 'Om, saya tidak datang ibadah lagi.': 'Kenapa?': 'Karena pencobaannya terlalu berat. Kalau Om yang mengalami, mungkin Om juga tidak bisa berkhotbah.' Justru dalam pencobaan, mari menyimpan firman."
Kalau tidak diisi firman, pasti kecewa, putus asa, bimbang dan tinggalkan TUHAN saat menghadapi pencobaan.
- Ayub 23: 11
23:11. Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.
Jangan menyimpang ke kiri dan ke kanan! Tetap ikuti jalan TUHAN, sekalipun orang berkata: 'Kamu mati kalau terus mengikuti firman TUHAN. Memang dunia begini, harus ke kiri dan ke kanan.'
Sikap yang kedua terhadap ujian iman: 'Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya' => kaki adalah perjalanan hidup dan perbuatan;harus tetap dalam iman, kebenaran, dan sesuai firman= harus tetap di jalan TUHAN/di jalan firman Allah.
Jangan mengambil jalan keluar sendiri di luar firman! Sekalipun itu terlihat lebih menarik dan lain-lain. Itu bukan jalan keluar, tetapi merupakan jalan buntuditambah kebinasaan.
Kalau sudah mengambil jalan keluar sendiri di luar firman, jarang bisa kembali. Kalau bisa kembali, itu kemurahan TUHAN.
1 Petrus 1: 6-7
1:6. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
1:7. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Hasilujian iman adalah kita memiliki iman bagaikan emas murni--iman yang permanen; yang sempurna, untuk:
- Menyelesaikan semua masalah sampai yang mustahil.
Ayub ditolong dua kali lipat oleh TUHAN. Bagi kita sekarang adalah pertolongan secara jasmani dan rohani.
- Bisa tetap hidup benar, sampai benar seperti Yesus benar.
- Bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Inilah, mengapa harus ada ujian iman. Kita tidak berdosa, tetapi harus mengalami masalah yang berbeda-beda bahkan yang mustahil. Sikap kita adalah menjaga hati--mendengar firman, jangan mendengar gosip--dan kaki-- perjalanan hidup dan perbuatan tetap sesuai firman.
Kalau sudah mencapai iman yang teruji, maka semua masalah selesai; kita hidup benar seperti Yesus benar, sampai kita bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
- Yang kedua: ujian pengharapan/kesucian(ruangan suci).
Mazmur 139: 23-24
139:23. Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
139:24. lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Kita menghadapi masalah yang berbeda-beda, sampai yang mustahil untuk menghadapi ujian kesucian.
Sikapkita saat menghadapi ujian kesucian adalah saat -saat yang tepat untuk menyelidiki--menyucikan--hati, pikiran dan seluruh hidup kita. Bukan saatnya menyalahkan orang lain. Kalau saat menghadapi ujian kita menyalahkan orang lain, maka tidak ada harapan.
Jika kita menghadapi ujian kesucian, maksud TUHAN adalah supaya pengharapan kita meningkat dan kesucian kita meningkat. Kalau tidak diuji, tidak akan mengalami peningkatan, tetapi malah cenderung merosot.
"Coba kalau kelas 3 SD tidak pernah ada ujian. Selamanya tetap kelas 3 SD. Nanti kalau usianya sudah tua, baru bingung. Tidak meningkat, bahkan merosot. Kalau dulu diuji, masih bisa menjawab; begitu sudah tua kalau diuji sudah lupa. Tetapi kalau diuji, mungkin sekarang gagal, harus tinggal kelas. Tetapi besok bisa mencoba lagi, sampai akhirnya naik kelas. Tidak mulus juga saya dalam menghadapi ujian iman. Kalau luput, mari cepat kembali."
Ada 3 macam penyucian/penyelidikan:
- Yang pertama: hati dan pikiran, sampai ginjal--batinharus disucikan dari 2 hal:
- Markus 7: 21-23
7:21. sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan(1), pencurian(2), pembunuhan(3),
7:22. perzinahan(4), keserakahan(5), kejahatan(6), kelicikan(7), hawa nafsu(8), iri hati(9), hujat(10), kesombongan(11), kebebalan(12).
7:23. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Hati dan pikiran--meja roti sajian--harus disucikan dari 12 keinginan jahat dan najis.
Keinginan jahat: mengarah kepada keinginan akan uang yang membuat kikir dan serakah.
Keinginan najis: mengarah kepada dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan.
Dosa makan minum = merokok, mabuk, narkoba.
Dosa kawin mengawinkan = dosa seks dengan berbagai ragamnya dan nikah yang salah.
- Wahyu 2: 18-21, 23
2:18. "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga.
2:19. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.
2:20. Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Kusupaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
2:21. Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya.
2:23. Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.
Yang kedua: penyucian batin/ginjal adalah penyucian terhadap wanita Isebel--ajaran Izebel, yaitu ajaran sesat yang memperbolehkan wanita mengajar dan memerintah laki-laki--wanita menjadi kepala dari laki-laki.
Susunan yang benar adalah Yesus kepala dari laki-laki, dan laki-laki kepala dari wanita.
"Bukan tidak boleh meminta tolong. Saya sudah pernah bercerita, ada isteri hamba TUHAN, sudah menggendong anak, tangan satunya lagi membawa tas, sedangkan suaminya berjalan santai-santai di depan. Lalu saya tegur: 'Kenapa begitu?' Dia menjawab: 'Saya takut kalau nanti wanita memerintah laki-laki.' Itu salah."
Jika wanita menjadi kepala dari laki-laki--baik dalam ibadah maupun rumah tangga--, berarti bukan Yesus yang menjadi kepala, tetapi ular, serigala dan burung--roh jahat dan roh najis.
Di taman Eden, ular yang menjadi kepala, sebab Hawa mau menjadi kepala dari Adam--Hawa memutuskan segala sesuatu.
Dibandingkan dengan kaki dian, kalau kedudukan dalam rumah tangga benar--suami menjadi kepala dari isteri--maka pelita menyala di atas kaki dian--ada terang. Kalau dibalik, maka nikah menjadi gelap.
"Soal penyucian ginjal ini, banyak orang yang tidak bisa menerima. Kita seringkali begitu. 'Soal wanita berkuasa, itu cuma di Korintus. Kita boleh.' Saya bilang, kalau soal wanita berkuasa, di Malang dan Surabaya ada banyak. Kalau berkat, dikatakan: Untuk siapapun. Itu namanya bukan pengajaran, tetapi mencuplik firman."
1 Timotius 2: 8, 11-14
2:8. Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
2:11. Seharusnyalah perempuan berdiam diridan menerima ajaran dengan patuh.
2:12. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
2:13. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
2:14. Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa.
Perikop: Sikap orang laki-laki dan orang perempuan dalam ibadah.
"Soal perempuan tidak boleh mengajar, banyak yang tidak bisa menerima. Ayatnya diputar balik, padahal ayatnya jelas, tinggal baca saja. Ada seorang murid saya di Lempin-El yang tidak bisa menerima soal perempuan tidak boleh mengajar. Lalu saya suruh baca ayat ini. Saya berkata: 'Kalau kamu masih tidak setuju, kamu yang khotbah, jelaskan tentang ayat ini.' Akhirnya dia menyerah."
TUHAN berfirman: 'Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas,' artinya wanita boleh melayani apa saja, kecuali satu, yaitu tidak boleh mengajar dan memerintah laki-laki. Sampai hari ini, satu buah yang dilarang oleh TUHAN ini yang terus ditawarkan oleh ular. Dan terjadilah peristiwa taman Eden, sehingga ular yang menjadi kepala. Akibatnya, kita tidak bisa kembali ke taman Eden dan binasa. Untuk apa kita membuang semua buah pohon dalam taman, hanya untuk mengambil yang satu ini?
Mengalami penyucian batin, artinya menempatkan Yesus sebagai kepala. Dia sudah mati di bukit tengkorak, sebagai bukti bahwa Ia bertanggung jawab atas tubuh-Nya--sidang jemaat dan nikah rumah tangga.
Saat mengalami ujian kesucian, periksa hati dan pikiran--ginjal!
- Mazmur 139: 24
139:24. lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Yang kedua: penyucian kaki--perjalanan hidup yang suci/bersih. Tidak boleh ada kaki kotor, tetapi harus disucikan.
Yohanes 13: 10-11
13:10. Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
13:11. Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."
Penyucian kaki kotor = penyucian dari dosa Yudas Iskariot, yaitu
- pencuri = mencuri milik TUHAN--persepuluhan dan persembahan khusus.
"Soal keuangan adalah ujian untuk meningkatkan pengharapan dan kesucian. Saya diuji. Saat pertama kali datang ke Malang, saya tidak punya apa-apa. Saya harus memelihara ibu janda dan 9 orang pengerja. Kemudian saya disodori pengeluaran sekian. Tetapi harus tetap bisa memberi persepuluhan. Om Pong berkata pada saya: 'Kalau kurang, kamu cari sendiri ya.' Dalam hati saya berkata: Lebih baik di Gending dan jalan Johor. Tetapi TUHAN tolong, saya tetap bisa memberi persepuluhan. Lalu ada ujian lagi. Beberapa hamba TUHAN usul untuk memberi persepuluhan ke Malang, karena saya sudah dipakai dalam beberapa kebaktian persekutuan. Kalau saya terima, saya mencuri. Akhirnya saya kembalikan ke pusat. Itu bukan hak saya."
- Pengkhianat = tidak setia dalam ibadah pelayanan/jabatan pelayanan. Yudas tidak setia, sampai jabatannya diambil alih oleh orang lain--digantikan oleh Matias.
Kalau mulai tidak setia dalam ibadah pelayanan, hati-hati!Bisa dialihkan kepada orang lain dan kita tidak mendapat kesempatan lagi.
- Munafik = Yudas mencium Yesus di taman Getsemani, tetapi untuk menjual Dia.
Ciuman seharusnya tanda kasih/pendamaian. Murid yang lain lari, hanya Yudas Iskariot yang mendekati dan mencium Yesus. Terlihat dahsyat, hebat, padahal munafik. Hati-hati!
"Om Yo seringkali mengatakan: 'Pemain sandiwara paling ulung adalah hamba TUHAN.' Makanya kita jangan terkecoh. Belum tentu. Di luar terlihat baik, padahal di dalam lain. Banyak kali kita menjual firman pengajaran--menjual Yesus--hanya untuk mendapat uang."
- Pendusta.
Orang semacam ini tidak ada harapan, tidak bisa diharapkan, dan tidak punya pengharapan untuk menanti/menyambut kedatangan Yesus kedua kali; binasa seperti Yudas Iskariot.
- Mazmur 26: 2-3
26:2. Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
26:3. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
Yang ketiga: penyucian mata, yaitu pandangan hanya tertuju kepada Yesus Imam Besar.
Kita hanya berharap pada kasih setia TUHAN dan hidup dalam kebenaran. Jangan melihat orang! Kalau melihat orang, pasti membunuh seperti Musa.
Ketika menghadapi orang Israel dan orang Mesir yang berkelahi, Musa melihat orang--melihat ke kiri dan ke kanan. Begitu tidak ada orang, dia membunuh orang Mesir--tidak bisa melayani. Kalau melihat TUHAN, bisa melayani.
Buktimata melihat Yesus Imam Besar adalah kita menjadi pelayan TUHAN/hamba TUHAN yang setia dan benar--melayani dengan berikat pinggang.
Yesaya 11: 5
11:5. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Lukas 17: 8
17:8. Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Yang dinilai TUHAN bukan soal hebat atau tidak hebat. Tetapi setia dan benar. Lebih berguna seorang pengerja yang setia, dari pada seorang gembala yang tidak setia--tidak mau memberi makan jemaat.
Kalau melayani dengan setia dan benar, itu bagaikan memberi makan dan minum TUHAN--memuaskan hati TUHAN--; dan urusan makan-minum kita, masa depan kita sampai hidup kekal adalah urusan TUHAN.
Kaum muda, semua dicatat oleh TUHAN. Yang penting setia dan benar saja. Nanti sesudah saudara lulus kuliah, baru bisa merasakan pembelaan dari TUHAN. TUHAN tidak akan menipu kita.
"Dalam hati saya: 'Kalau saya bisa mulai dari TK sudah melayani TUHAN, saya mau kembali.' Saya sudah veteran, waktu SMA masih belum sungguh-sungguh. Sesudah SMA baru sungguh-sungguh. Sayang sekali. Kalau dari TK, lebih lagi TUHAN perhatikan."
1 Yohanes 3: 2-3
3:2. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Lewat ujian pengharapan, kita akan disucikan sampai suci seperti Yesus suci.
- Yang ketiga: ujian kasih(ruangan maha suci).
Yakobus 1: 12
1:12. Berbahagialahorang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Ujian kasih menghasilkan 3 hal:
- Kebahagiaan sorgayang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun di dunia. Kita berbahagia dalam menghadapi masalah apa saja.
- Wahyu 2: 10
2:10. Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
'sepuluh hari' = '10' adalah angka kasih (2 loh batu).
Hasil yang kedua: setia sampai mati--sampai TUHAN Yesus datang kedua kali.
- 1 Yohanes 4: 17-18
4:17. Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
4:18. Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Hasil yang ketiga: tidak ada ketakutan; yang ada hanya damai sejahtera,sama dengan kasih yang sempurna--sempurna seperti Yesus sempurna.
Tadi, ujian iman adalah
benar seperti Yesus benar.
Ujian pengharapan/kesucian adalah
suci seperti Yesus suci.
Ujian kasih adalah
sempurna seperti Yesus sempurna.
Semakin kita diuji, maka iman, pengharapan, dan kasih kita semakin meningkat. Seperti naik gunung. Saat lulus ujian, dari tahap satu naik ke tahap dua. Lulus ujian lagi, meningkat ke tahap tiga dan seterusnya.
Kalau memiliki iman, pengharapan, dan kasih yang teruji, itu sama dengan
kita sudah berada di puncak gunung. Seperti Yesus naik ke puncak gunung bersama 3 murid--Petrus--gambaran dari pengharapan--, Yakobus--gambaran dari iman--dan Yohanes--gambaran dari kasih.
Matius 17: 1-217:1. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanessaudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
17:2. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
Kalau kita mengalami ujian iman, pengharapan, dan kasih yang semakin meningkat, artinya kita naik ke
puncak gunung penyembahan--seperti Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes. Kita bisa menyembah TUHAN.
Dalam ujian iman,
jaga hati dan kaki. Tetap hidup benar.
Dalam ujian pengharapan,
hati, pikiran dan ginjal, kaki harus disucikan.
Dalam ujian kasih,
jangan takut!Tetap setia dan tetap bahagia, menyerah sepenuh pada TUHAN.
Dalam menghadapi ujian apapun, kita hanya memandang Yesus sebagai Imam Besar dan menyeru nama Yesus--menyerahkan segenap hidup pada TUHAN. Maka terjadi mujizat.
Mulai dari mujizat rohani, yaitu
keubahan hidupdari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Kalau terjadi keubahan hidup, maka mujizat jasmani juga terjadi.
Matius 17: 317:3. Maka nampak kepada mereka Musa dan Eliasedang berbicara dengan Dia.
Mujizat rohani belajar dari Musa dan Elia.
MUSA.
Musa pernah
putus asa. Saat Israel putus asa karena diperbudak oleh Mesir, lalu Musa diutus TUHAN untuk melepaskan bangsa Israel. Tetapi Musa mengatakan: '
Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku?'Musa yang hebat bisa putus asa, apalagi kita. Musa putus asa
dalam menghadapi kesulitan--tidak mau melayani lagi. Ini yang harus diubah.
Keluaran 6: 8-116:8. Lalu Musa mengatakan demikian kepada orang Israel, tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu.
6:9. Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa:
6:10. "Pergilah menghadap, katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, bahwa ia harus membiarkan orang Israel pergi dari negerinya."
6:11. Tetapi Musa berkata di hadapan TUHAN: "Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!"
Mungkin kita juga ada yang putus asa seperti Musa; tidak mau lagi beribadah dan melayani.
ELIA.
Elia lebih lagi. Setelah menyembelih 450 nabi Baal, lalu Izebel mengancam akan membunuh Elia, ia ketakutan dan ingin mati. Elia orang hebat-- mengadakan banyak mujizat--tetapi begitu menghadapi wanita Izebel--ajaran palsu--, ia
minta mati.
1 Raja-raja 19: 419:4. Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
Dua orang hebat ini bisa putus asa, siapa kita? Mungkin di dalam hati kecil kita: '
Masa bisa ya? Percuma rasanya.'
Mari, malam ini kita berubah. Jika iman, pengharapan, dan kasih diuji, mari naik ke gunung!
Serukan nama Yesus!Kalau sudah putus asa, serukan nama Yesus; sampai putus asa dirubah menjadi
kuat dan teguh hati. Kita tetap setia dan berkobar-kobar melayani TUHAN sampai garis akhir--tidak putus asa seperti Musa.
"
Saya juga pernah putus asa. Waktu mau menjadi hamba TUHAN, diizinkan tidak bisa makan dan minum. Saya mau lari. Saya tidak kuat. Tetapi dalam penyembahan, saya berkata, 'Sekalipun besok saya digaji 100 kali lipat, saya tetap pilih Engkau TUHAN.'"
Kalau Elia ingin mati, kita harus berdoa pada TUHAN meminta perpanjangan umur, supaya bisa melayani TUHAN.
Mari, kita kuat dan teguh hati--tetap menyembah TUHAN. Seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego: '
Kalau TUHAN menolong, aku tetap menyembah TUHAN. Kalau TUHAN tidak menolong, aku tetap tidak mau menyembah patung.' Ini mujizat rohani, dan mujizat jasmani juga terjadi. Seperti Musa yang membelah laut Kolsom, dan Elia yang membuat hujan turun setelah terjadi kekeringan.
Sampai mujizat terakhir, saat TUHAN datang kedua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan TUHAN, untuk diangkat dan
duduk bersanding dengan Diadi takhta sorga selamanya.
Jangan putus asa! Ada ujian iman--masalah yang berbeda-beda sampai yang mustahil--tetapi tujuannya sama yaitu supaya kita meningkat sampai ke gunung. Ujian apa saja, menghadapi penyakit dan lain-lain, naik ke gunung saja. Menyerahkan semuanya kepada Yesus; kuat dan teguh hati, hanya percaya pada TUHAN, Ia sanggup mengadakan mujizat di tengah-tengah kita.
TUHAN memberkati.