Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Wahyu 6: 7-8
6:7. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempatberkata: "Mari!"
6:8. Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor
kuda hijau kuningdan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan mautmengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparandan sampar, dan dengan binatang-binatang buasyang di bumi.

Ini adalah pembukaan METERAI yang KEEMPAT; penghukuman yang keempat dari Allah Roh Kudus atas dunia, yaitu terjadi kegerakan kuda hijau kuning/kuda kelabu, yang mengakibatkan MAUT DAN KERAJAAN MAUTmenguasai seperempat bagian dari bumi untuk membunuh penduduk bumi dengan pedang, kelaparan, sampar dan binatang buas (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 16 Juli 2017).

Ada tiga macam maut/kematian:

  1. Maut/kematian secara tubuh/jasmani karena penyakit, usia tua dan sebagainya.
  2. Maut/kematian rohani--ini yang ngeri, kalau maut secara tubuh masih bisa dihiburkan, tetapi secara rohani tidak bisa dihiburkan--:

    1. Hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
    2. Mengikuti ajaran-ajaran palsu/sesat.
    3. Tidak setia dalam ibadah pelayanan.

    Inilah maut/kematian rohani yang memisahkan kita dengan Tuhan, sampai satu waktu terpisah selamanya. Kalau dibiarkan terus, akan sampai pada maut yang ketiga.

  3. Maut/kematian yang kedua; kematian di lautan api dan belerang; neraka untuk selamanya.

Raja Daud mengatakan: Hanya satu langkah jaraknya aku dengan maut. Setiap langkah hidup atau setiap detak jantung benar-benar diancam maut, baik maut secara tubuh--kematian begitu mendadak--, dan terutama maut secara rohani--Daud dalam keadaan menang berperang, ia berjalan-jalan di atas sotoh rumah, tahu-tahu jatuh berbuat dosa; juga tidak setia, lagi menggebu-gebu dalam ibadah pelayanan tahu-tahu hilang. Itulah maut; satu langkah jaraknya kita dengan maut, yang mau membawa kita pada kematian yang kedua (neraka selamanya; kebinasaan selamanya).

1 Korintus 15: 25-26
15:25.Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
15:26.Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.

Puji syukur pada Tuhan, Yesus sudah mati di kayu salib, bangkit dan naik ke sorga. Ia menjadi Raja di atas segala raja yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa untuk mengalahkan maut, dan sekaligus melepaskan kita dari maut. Itu sebabnya kalau kita percaya dan mengikuti Yesus, kita juga harus menang atas maut, dan kita akan duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga selama-lamanya.

1 Korintus 15: 55-58
15:55. Hai mautdi manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
15:56. Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

15:57. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenanganoleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
15:58. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih,
berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

'kemenangan oleh Yesus Kristus'= kemenangan itu dari Yesus/kuasa Tuhan.

Ayat 58= BUKTI kalau kita sudah menang atas maut dan kerajaan maut(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 06 Agustus 2017):

  1. Berdirilah teguh dan jangan goyah--iman--(diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 06 Agustus 2017).
  2. Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan--kesetiaan--(diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 06 Agustus 2017).
  3. Jerih payahmu tidak sia-sia.

AD 3. JERIH PAYAHMU TIDAK SIA-SIA
Sehebat apapun jerih payah manusia, semuanya akan menjadi sia-sia, paling maksimal hanya sampai liang kubur, bahkan banyak yang pensiun lebih dulu.

Tetapi ada satu jerih payah yang bisa sampai ke sorga--ini yang sering kita abaikan dan remehkan, bahkan hamba Tuhan juga meremehkan.
Wahyu 22: 3
22:3. Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

Satu-satunya jerih payah yang tidak sia-sia di dunia adalah ibadah pelayanan kepada Tuhan, yang membawa kita sampai duduk di takhta sorga; duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga.
Ini yang harus digarisbawahi.

"Sekali lagi, saya selalu katakan: seperti sistem timbangan. Bukan berarti tidak usah kerja lagi. Tetap kerja, sekolah dan lain-lain, tetap sungguh-sungguh dan keras. Tetapi ingat, semua itu sia-sia. Sekarang, ibadah pelayanan itu sampai di takhta. Karena itu harus ada timbangan. Kalau untuk yang sia-sia di dunia kita bisa berkorban apa saja, bagaimana untuk ibadah pelayanan yang tidak sia-sia?Kalau sampai kurang dari yang jasmani, berarti timbangannya salah."

Kalau kita sungguh-sungguh dalam pekerjaan dan sekolah di dunia ini yang hanya bersifat sia-sia, seharusnya kita lebih sungguh-sungguh dalam ibadah pelayanan--satu-satunya yang membawa kita ke takhta sorga untuk duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga selamanya. Itu maksudnya.

Mari berjuang! Kerja dan kuliah yang keras, bagus itu. Tetapi bagaimana untuk ibadah pelayanan? Harus lebih dari itu, karena ini tidak sia-sia.
Markus 10: 28-30
10:28. Berkatalah Petrus kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!"
10:29. Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,
10:30. orang itu sekarang pada masa ini juga akan
menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, kita menerima janji yang dobel. Tuhan tidak menipu kita. Di dunia kerja dapat upah, dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan kita menerima janji yang dobel:

  1. Upah seratus kali lipat. Jangan disalahartikan, kasih rumah satu, nanti dapat seratus rumah. Itu judi; lagi-lagi di gereja banyak diajarkan judi togel. Bukan begitu, tetapi ini secara rohani.
  2. Hidup kekaldi sorga; menang atas maut.

Syaratuntuk menerima janji yang dobel:

  1. Syarat pertama untuk menerima janji yang dobel= 'seratus kali lipat'= harus memiliki angka 100.
    100= 10 x 10; angka 10 menunjuk pada hukum Tuhan. Sepuluh pertama: mendengar hukum Tuhan; sepuluh kedua: dengar-dengaran pada hukum Tuhan.

    Jadi, angka 100 artinya: mendengar dan dengar-dengaran pada hukum Allah apapun resikonya, sampai daging tidak bersuara.
    Seperti Nuh, membuat bahtera, ia diolok-olok; Abraham harus menyembelih Ishak. Masing-masing beda resikonya. Kalau Yesus, Ia taat sampai mati di kayu salib.

    Dari manabisa ada penundukan/ketaatan? Dari hati nurani yang baik lewat baptisan air.
    1 Petrus 3: 20-21
    3:20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taatkepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
    3:21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu
    baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,

    Pada zaman Nuh, banyak yang tidak taat--hanya delapan yang taat.
    Bagaimana kehidupan kristen--hamba Tuhan/pelayan Tuhan--bisa taat dengar-dengaran? Ini banyak pertanyaan.

    "Ada seorang kaum mudi yang berkata: Aku tidak mau di sini, karena semua tunduk, taat. Apa-apaan itu gereja? Jadi yang bagus menurut dia adalah melawan. Aneh juga. Bukan aneh, tetapi dari hatinya."

    Dari mana bisa taat sampai daging tidak bersuara? Baptisan air yang menentukan.
    Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah mati terhadap dosa--bertobat--harus dikuburkan dalam air sehingga bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus untuk mendapatkan hidup baru, yaitu hati nurani yang baik.

    Menjadi hamba Tuhan/pelayan Tuhan sumbernya adalah hati, bukan otak.
    Kalau pakai otak, Nuh tidak mau taat, Abraham juga tidak mau mempersembahkan anaknya.
    Seperti Musa, melayani dua orang mau menggunakan otak, akhirnya membunuh, bukan melayani.

    Harus menggunakan hati. Ini keadilan Tuhan. Kalau menggunakan otak, saya paling tidak bisa.
    Hati ini penentunya, yaitu hati nurani yang baik/hati yang taat dengar-dengaran!

    Jadi,ibadah pelayanan yang benar harus didorong oleh ketaatan pada firman pengajaran yang benar; melakukan kehendak Tuhan, bukan mengikuti pikiran sendiri. Itu yang membuka pintu sorga, dan pintu-pintu di dunia juga terbuka.
    Banyak kita melayani Tuhan tetapi pintu tertutup, bahkan pintu sorga tertutup.

    Matius 7: 21
    7:21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Kuyang di sorga.

    Kalau kita beribadah melayani Tuhan dengan didorong oleh ketaatan pada firman pengajaran yang benar, pintu sorga akan terbuka dan pintu-pintu di dunia juga akan terbuka bagi kita.

  2. Markus 10: 30
    10:30. orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang,
    sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.

    Syarat kedua untuk menerima janji yang dobel: harus disertai sengsara dan aniaya karena Yesus--percikan darah/salib. Ini adalah nilai tambah.

    Seperti Ester; semua gadis di balai perempuan cantik-cantik, tetapi Ester yang dipilih karena ia memiliki nilai tambah yaitu taat. Ia taat pada Mordekhai, ayah angkatnya, dan taat juga pada Hegai, gembalanya. Mau masuk menghadap raja, kalau orang lain sudah minta macam-macam, tetapi Ester menuruti pesan dari Hegai. Ini nilai tambah.

    Bagi kita sekarang, nilai tambahnya adalah salib. Kalau ibadah pelayanan disertai salib, itu nilai tambahnya.
    Nilai tambah dalam kabar mempelai adalah salib. Kalau yang lain tidak mau, disuruh khotbah saja: Nanti saja.

    "Karena itu saya selalu katakan: kalau bapak/ibu/saudara datang ibadah merasa capek, itulah salib. Kita sudah belajar tentang kelaparan, sekarang dihina. Dulu bahtera Nuh dihina, Yusuf mengumpulkan gandum juga diolok. Sekarang juga: firman dua jam, tidak efisien, otak manusia hanya bisa empat puluh menit--pakai otak lagi. Kalau ada Roh Kudus, rasul Paulus berkhotbah sampai fajar menyingsing, hanya satu yang mengantuk (Eutikhus) karena berada di jendela. Seringkali kita tidak bisa mendengar firman yang lama karena berada di jendela, dengar sana sini. Tidak akan bisa; hanya mengantuk dan lemah rohaninya."

    Harus ada tanda salib/sengsara/percikan darah! Kalau sudah sengsara, itu sudah betul.

    "Kalau hari sabtu saya umumkan: besok minggu ibadah, kaum muda gunakan hari libur! Itu nilai tambah. Seharusnya hari libur untuk kepentingan kita, tetapi kita gunakan untuk Tuhan lebih dulu, itu merupakan nilai tambah. Pulang kuliah harus ibadah dulu padahal ada tugas, itu nilai tambah/salib karena Yesus."

    Mengapaharus ada nilai tambah/salib--tidak pernah minus--?
    1 Petrus 4: 12-14
    4:12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaanyang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
    4:13. Sebaliknya,
    bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
    4:14. Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab
    Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

    Di balik salib/percikan darah ada shekinah glory. Dulu tiap kali Harun memercikkan darah, ada awan kemuliaan. Sekarang: Roh kemuliaan/urapan Roh Kudus di tengah kita. Ini nilai tambahnya kita.

    Kalau sudah ada Roh kemuliaan, hasilnya:

    1. 2 Korintus 4: 3-4
      4:3. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
      4:4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak
      melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

      Hasil pertama: kita dipercaya untuk memberitakan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.

      Kabar baik/penginjilan, baik, tetapi ditingkatkan pada cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus; firman pengjaaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
      Kalau tidak ada salib dan Roh kemuliaan, yang ada hanya pedang berkarat. Orang mendengar malah lari. Tetapi kalau ada salib dan Roh kemuliaan, pembicara dulu yang kena pedang--pedang yang tajam. Asal kita mau terus mendengar firman, mungkin pertama: Bagaimana ini?, lama-lama: Dulu aku begini, sekarang kok tidak lagi?Itu berarti sudah mengalami pekerjaan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus/kabar mempelai.

      Kita sudah menerima firman pengijilan--percaya, bertobat, yang belum baptisan atau baptisannya belum sesuai, mari segera disesuaikan (naik bahtera Nuh, jangan bahtera lain)--, tetapi setelah itu lanjutkan ke kabar mempelai. Tidak bisa bercanda lagi. Harus ada salib! Pedang atau penyucian itu sama dengan salib; sakit bagi daging.

      Pelayanan yang dibina oleh kabar mempelai berbeda. Harus ada salib dan Roh kemuliaan, supaya pedangnya tajam.

      "Bukan hanya saya yang menyampaikan pedang yang tajam, tetapi saudara juga lewat nyanyian atau kesaksian. Semua menyampaikan pedang tajam yang sudah kita alami, menyucikan kita, dan bekerja dalam hidup kita. Orang yang mendengar bisa merasakan ketajaman pedang itu."

      Harus ada nilai tambah--salib--, di situ ada Roh kemuliaan.

    2. Efesus 3: 16
      3:16. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nyadi dalam batinmu,

      Hasil kedua: kita menjadi kuat teguh hati; tahan banting.

      Tadi, dengan adanya salib kita dipakai untuk memberitakan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus/kabar mempelai, demi penyempurnaan gereja Tuhan; demi kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.

      Kemudian yang kedua: supaya kita kuat teguh hati; tahan uji/tahan banting.
      Baru mendengar firman satu jam lebih sudah tidak tahan, bagaimana kalau mendengar pencobaan? Mendengar firman yang merupakan janji Tuhan: Tuhan ampuni dosamu, Tuhan tolong kamu, Tuhan sembuhkan,tidak kuat. Bagaimana kalau mendengar pencobaan? Akan lari!

      Nanti, goncangan itu seperti di Yohanes 6, orang baru diberi makan roti--lima roti untuk lima ribu orang--mereka berkata: Yesus luar biasa, tetapi setelah Tuhan menyampaikan perkataan yang keras, lari semua, tinggal dua belas, dari dua belas lari lagi satu karena tidak kuat. Nanti, kegoncangan terjadi justru saat mendengar firman penyucian. Mari tahan uji!

      Tahan uji, artinya:

      1. Tidak kecewa, putus asa dan meninggalkan Tuhan apapun yang kita hadapi tetapi tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sampai garis akhir--sampai meninggal atau sampai Tuhan datang.
        Ini gunanya salib dan Roh kemuliaan.

      2. Tetap berbahagia di tengah penderitaan--dinista tetapi bahagia--; tetap percaya dan berharap Tuhan di tengah penderitaan; tidak menyangkal Tuhan sampai garis akhir.

      Ini gunanya. Melayani Tuhan bukan sekedar melayani, tetapi harus melakukan kehendak Tuhan; harus ada rambu-rambunya, ada komandonya. Kalau pelayanan itu perlombaan, ada komandonya dan garis finishnya. Semua diatur oleh alkitab.

      Kemudian, ditambah sengsara/salib--nilai tambah--supaya kita dipakai dalam memberitakan kabar mempelai untuk penyatuan tubuh Kristus yang sempurna.

      Lalu kita tahan uji. Kalau tidak diisi firman, tidak akan kuat. Tuhan tolong kita.

    3. Roma 8: 15
      8:15. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

      Hasil ketiga: hanya berseru: ya Abba, ya Bapa; terserah Engkau, Tuhan.

      "Saya heran kalau ada orang yang tidak mau taat. Sedih sekali saya. Itu pertanda bukan Roh Tuhan, tetapi roh daging. Kalau Roh Tuhan, hanya akan berkata: ya Abba, ya Bapa! Sampaipun Yesus mau disalib, Ia hanya berkata: ya Abba, ya Bapa! Ini kekuatan dari Roh kemuliaan."

      'ya'= jujur.
      'ya Abba, ya Bapa!'= taat.
      JUJUR DAN TAAT, itu saja.

      Roh kemuliaan membuat kita dipakai Tuhan, kemudian tahan uji--tidak akan mundur setapakpun. Mana bisa mundur? Waktu Harun memercikkan darah, dan pada zaman Salomo, awan kemuliaan menutupi Bait Suci, jangankan loncat-loncat, berdiripun tidak kuat. Mana bisa mundur? Bukan mundur, tetapi justru tersungkur di bawah kaki Tuhan--setia dan berkobar-kobar--; tidak bisa bergerak ke mana-mana. Inilah kekuatan Roh kemuliaan.

      "Kalau kita bisa tekun dalam tiga macam ibadah, itu pemandangan yang mengherankan.
      Pendetanya saja heran, padahal pendeta seratus persen: Dia yang khotbah terus? Mulai mencaci-maki: Monopoli! Padahal dia sendiri tidak mampu. Bukan saya menghina, tetapi ada Roh kemuliaan. Kalau kita sendiri, tidak kuat, saya juga tidak kuat.
      "

      Roh kemuliaan ini yang harus kita terima lewat salib!

      Mari, jujur dan taat dengar-dengaran; mengulurkan tangan: terserah Engkau, Tuhan; ya Abba, ya Bapa, bukan kehendakku yang jadi, tetapi kehendak-Mu.Yesus tahu tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan mau bikin apa saja, bisa. Waktu itu Yesus mau diapakan, bisa, tetapi Ia berkata: Bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang jadi.

Inilah melayani Tuhan dan menang atas maut. Bukan bodoh, tetapi justru jujur dan taat itu menang atas maut.
Jujur dan taat, kita hanya mengulurkan tangan pada Tuhan, dan Dia akan mengulurkan tangan kemurahan dan kebajikan-Nya; tangan kuasa-Nya kepada kita, untuk mengadakan mujizat bagi setiap kehidupan, sampai kehidupan yang sudah gagal, jatuh atau ditelan maut sekalipun, masih ditolong oleh Tuhan. Yang penting jujur dan taat. Kalau sudah jatuh, jangan terus di situ, tetapi kembali taat!

Itu gunanya tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan. Tangan kuasa Tuhan harus disertai dengan tangan kemurahan dan kebajikan-Nya.

Hasilnya:

  1. 2 Samuel 12: 7, 11-13, 24
    12:7. Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu!Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
    12:11. Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.
    12:12. Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan."
    12:13. Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "
    Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
    12:24. Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan
    perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini

    Daud jujur dan taat. Kalau Herodes, melawan saat ditegor Yohanes Pembaptis: Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!Malah Yohanes Pembaptis ditangkap dan dipancung kepalanya.

    Ini bedanya orang tergembala dan tidak. Kalau tergembala, pohon tidak berbuah tiga tahun mau ditebang, masih dimohonkan oleh penjaganya, supaya diberi waktu lagi satu tahun lagi. Kalau di pinggir jalan langsung habis. Tuhan tolong kita semua.

    Hasil pertama: dipulihkan nikahnya--'perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki'.

    Inilah tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan, dan tangan kuasa Tuhan kepada kehidupan yang hebat. Daud--raja--kuat dan hebat, punya kedudukan, kekayaan, kepandaian, tetapi tidak kuat melawan dosa dan puncaknya dosa. Itulah manusia, siapapun dia. Daud berzinah dengan Batsyeba--istrinya orang--dan membunuh suami Batsyeba. Harusnya sudah ditelan maut; gagal total dalam nikah rumah tangga dan pelayanan; harusnya binasa.

    Tetapi bersyukur Daud mendengar dan menerima firman yang keras, yang disampaikan oleh nabi Natan--dari pada ketawa-ketawa tapi tidak tahu arti, tidak tahu mau ke mana. Daud jujur dan taat--mengaku dosa; mengulurkan tangan: terserah Tuhan, saya memang sudah salah--, dan tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan, dan tangan kuasa Tuhan mengangkat Daud. Ini adalah kuasa pengangkatan.

    Daud diangkat dari kejatuhan:

    • Memulihkan kerohanian Daud; pribadinya sehingga bisa hidup benar dan suci,
    • memulihkan nikah dan buah nikahnya--Batsyeba dinikahi dengan baik dan akhirnya mempunyai anak--,
    • memulihkan pelayanannya sehingga menjadi benar dan berkenan pada Tuhan.
      Terakhir, Daud mempersiapkan semua untuk pembangunan Bait Allah pada zaman Salomo--pelayanan Daud dipulihkan. Artinya: dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus.

      Daud tidak boleh membangun, tapi dia ikut mempersiapkan; ikut ambil bagian.

    Orang hebat tetapi gagal; ketika jatuh benar-benar paling hancur. Tetapi masih ada tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan. Yang penting jujur dan taat, masih ada pengangkatan dari Tuhan.

  2. Yohanes 4: 46-50, 52-53
    4:46. Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit.
    4:47. Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.
    4:48. Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya."
    4:49. Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati."
    4:50. Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!"
    Orang itu percayaakan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
    4:52. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang."
    4:53. Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya.

    Pegawai istana--bangsa kafir--punya kedudukan, kekayaan, kepandaian, tetapi tidak mampu melawan penyakityang membawa maut, baik secara jasmani maupun rohani.

    Demam secara rohani artinya suam-suam kuku/tidak dingin dan tidak panas:

    • Tidak dingin= tidak ada damai sejahtera.
      Kedudukan tidak membuat damai. Sebentar lagi ada pergeseran, mulai tidak tenang; tidak damai. Kalau tidak damai, bahaya, akan stres, kuatir, dan membawa pada kematian jasmani dan rohani--kering.

    • Tidak panas= tidak setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
      Kalau sudah tidak setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, akan mengarah pada pembangunan Babel--kejahatan dan kenajisan--dan binasa. Babel adalah pelacur besar, artinya: tidak setia.

      "Karena itu saya paling takut. Kemarin saya saksi di Tana Toraja, om Pong waktu itu ke Ngawi, saya menggantikan beliau mengajar, beliau datang agak malam, masuk dan duduk di kantor. Saya duduk juga di situ. Begitu baru sampai, om Pong berkata: 'Hehh....lebih baik capek dipakai dari pada capek menganggur.' Itu yang saya pegang. Menganggur itu capek juga. Dulu hari Jumat libur, waduh....kadang-kadang sampai satu hari saya tidak mandi. Capek. Capek kalau tidak khotbah. Lebih baik sekarang pagi sore mengajar, berkhotbah. Enak. Dulu masih ada liburnya, sekarang sudah tidak ada--Senin sampai Senin. Yang penting jaga diri, makanan dan istirahat. Itu saja. Tidak ada kesempatan mau ini itu. Dengar berita sebentar, berdoa, istirahat. Begitu saja."

      Kalau tidak setia, akan mengarah pada Babel, bahaya! Pikiran bahaya, semuanya bahaya. Itu maut dan kebinasaan.

    Hasil kedua: pegawai istana jujur mengaku kalau tidak ada yang bisa menolong, dan taat--ia percaya dan pergi. Dan Tuhan mengulurkan tangan kemurahan dan kebajikan-Nya kepada orang yang gagal menghadapi penyakit dan nikah-buah nikah, disertai dengan kuasa kesembuhan.

    Penyakit jasmani dan rohani disembuhkan, kita menjadi kehidupan yang setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanansampai Tuhan datang--jadi biji mata Tuhan sendiri--, ada damai sejahtera, semua enak dan ringan.

  3. Lukas 5: 4-6
    5:4. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
    5:5. Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya,
    aku akan menebarkan jala juga."
    5:6. Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.

    Salib menjadikan kita jujur dan taat.
    Tuhan izinkan semua terjadi supaya bisa jujur dan taat: Daud mengalami kejatuhan supaya jujur dan taat, ada penyakit jasmani dan rohani supaya kita hanya mengulurkan tangan; jujur dan taat.

    Akui kekurangan kita dan taat pada Tuhan. Itu saja yang Tuhan tunggu. Dan di situ ada kuasa pengangkatan dan kesembuhan.

    Hasil ketiga: kuasa penciptaan; dari tidak ada ikan jadi ada ikan.

    Petrus bekerja secara jasmani tetapi gagal. Bekerja tidak mendapat apa-apa: kami bekerja keras sepanjang malam, tapi nol. Ini pelajaran: kalau kita hanya mengandalkan kepandaian, pengalaman, modal, dan lain-lain dalam bekerja/ekonomi tetapi tanpamengandalkan Tuhan/firman pengajaran yang keras, satu waktu kita akan gagal total; tidak akan menangkap apa-apa. Ini laut tenang sudah gagal, apalagi kalau laut bergelora, orangnya juga akan tenggelam.

    Tambah dengan firman! Petrus ini dobel.
    Waktu masih kerja, ia gagal, sekarang sudah jadi hamba Tuhan, Petrus gagal lagi.

    "Itulah saya. Dulu tidak bisa makan dan minum sudah mau pergi. Sama seperti Petrus, sudah gagal total."

    Yohanes 21: 3, 5-6
    21:3. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
    21:5. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "
    Tidak ada."
    21:6. Maka kata Yesus kepada mereka: "
    Tebarkanlah jalamudi sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

    Petrus gagal dalam pelayanan; disuruh menangkap manusia tetapi kembali menangkap ikan.
    Banyak kegagalan kita, mari serahkan pada Tuhan, jujur dan taat. Biar tangan Tuhan yang bekerja.

    Ayat 5= untunglah Petrus menerima firman yang keras. Tadi pegawai istana juga menerima firman yang keras--anaknya sakit dan Tuhan katakan: Pulanglah!--, tapi dia percaya.

    Di sini juga, sudah gagal, tetapi ditanya--"Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada.". Biasanya marah, tetapi Petrus jujur.

    Ayat 6= taat. Sudah siang hari, di pinggir pantai, disuruh menangkap ikan, dan dapat ikan besar-besar (ayat 11).

    Secara jasmani dan rohani Petrus gagal. Tetapi ia mengulurkan tangan sehingga Tuhan mengulurkan tangan kemurahan dan kebajikan dengan kuasa penciptaan:

    • Menciptakan dari tidak ada menjadi ada, untuk memelihara kita secara ajaib dan berkelimpahan--sampai mengucap syukur kepada Tuhan. Ini secara jasmani, dan secara rohani: kuasa penciptaan Tuhan memulihkan pelayanan dalam tahbisan yang benar. Mari, kembali pada tahbisan yang benar.

      Secara jasmani Petrus gagal, tetapi ditolong oleh Tuhan; dari tidak ada menjadi ada.
      Kita juga, masalah ekonomi serahkan kepada Tuhan! Usaha apapun, tambah dengan jujur dan taat kepada firman. Biar tangan Tuhan yang bekerja.

      Roma 11: 29
      11:29. Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.

      Biar kita gagal dalam melayani, catat baik-baik: Tuhan tidak pernah menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.

      "Saya dipanggil sebagai gembala, Dia tidak pernah menyesali kasih karunia-Nya, sekalipun saya sempat salah dan gagal, tapi Tuhan tolong."

      Saudara pemain musik, semuanya, ayo kembali! Dia tidak seperti kita. Kalau kita bisa menyesal, tapi Dia tidak pernah menyesal, asal kita mau jujur dan taat.

      Yudas, sayang, sebenarnya dia sudah diberi kesempatan--Dia tidak pernah menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya--: 'Siapa yang mencelupkan roti bersama Aku, dialah itu.Kalau Yudas jujur: 'Aku, Tuhan,'dia selamat, tidak akan diusir oleh Tuhan. Tetapi Yudas tidak jujur.

      "Tadi saya sudah bersaksi, di Toraja siang-siang isteri sempat berbicara sesuatu, saya langsung jawab: 'Stop!' Saya tidak membentak, tetapi hatiku sudah lain. Jadi saya minta maaf pada isteri. Banyak gagal. Tetapi mari jujur dan taat pada Tuhan, Dia masih sempat mengangkat kita."

    • Menciptakan dari tidak ada anggur menjadi ada anggur; nikah rumah tangga menjadi manis kembali.

    Lukas 5: 7
    5:7. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lainsupaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

    Untung ingat teman. Kalau tidak, akan tenggelam.
    Jadi sesudah diberkati, hati-hati. Jangan lupa Tuhan--pemberi berkat--dalam bentuk persepuluhan dan persembahan khusus. Jangan lupa memberi untuk sesama yang membutuhkan, juga ibadah-ibadah kunjungan. Dan jangan lupa diri--menghambur-hamburkan berkat; salah menggunakan berkat untuk daging. Tuhan tolong kita semua.

    Lukas 5: 8-11
    5:8. Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
    5:9. Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;
    5:10. demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
    5:11. Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

    Ayat 8= begitu menangkap ikan, bukan sombong, tetapi tersungkur di kaki Tuhan.
    Kuasa penciptaan sama dengan kuasa pembaharuan; menciptakan kita menjadi manusia baru seperti Yesus--dari penjala ikan menjadi penjala manusia.

    Apa yang harus diubahkan?

    • Egois; kepentingan sendiri; kepentingan daging= 6,
    • kebenaran diri sendiri; kebenaran daging= 6,
    • kehendak sendiri; keinginan, hawa nafsu dan kehendak daging= 6.

    Yesus bisa saja memakai kehendak-Nya: Aku tidak salah, Bapa, Aku tidak mau disalib.Tetapi Yesus berkata: Bukan kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu.
    Dia juga tidak egois. Kalau egois, mati semua kita.
    Dia juga benar, tidak berdosa, tidak boleh disalib, tetapi tidak cocok dengan kehendak Tuhan--kehendak Tuhan adalah Dia harus disalib.
    Banyak kita bertentangan karena kebenaran sendiri, tetapi tidak sesuai dengan firman. Itu yang membuat pertentangan hari-hari ini.
    Yesus relakan itu semua saat harus disalib.

    Kalau mempertahankan kepentingan--6--, kebenaran--6--dan kehendak sendiri--6--; 666 menunjuk pada binatang buas; ia akan tampil sebagai binatang buas; hamba Tuhan tampil sebagai binatang buas kalau mempertahankan ini semua; tampil sebagai penjahat di sebelah Yesus--pendeta jadi penjahat. 

    Sebaliknya, kalau penjahat--binatang buas--mau jujur, percaya dan taat, ia bisa menjadi hamba Tuhan yang boleh kembali ke Firdaus.
    Lukas 23: 40-43
    23:40. Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
    23:41. Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
    23:42. Lalu ia berkata: "
    Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
    23:43. Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga
    engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

    Kalau penjahat saja ditolong, apalagi kita hamba Tuhan, pasti ditolong. Jangan sampai mempertahankan 666, tetapi serahkan kepada Tuhan! Biar Tuhan membaharui kita sampai sempurna, dan kita layak untuk menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali di awan-awan yang permai dengan sorak sorai: Haleluya, masuk Firdaus dan Yerusalem baru/kerajaan sorga.

    Ini jerih payah yang tidak sia-sia.

Kita hanya mengangkat tangan kepada Tuhan hari-hari ini.
Mengapa Tuhan izinkan kegagalan, sesuatu yang tidak baik dan lain-lain? Tuhan tunggu kita mengangkat tangan kepada Dia.

Sehebat apapun manusia: Daud tidak kuat melawan dosa dan puncaknya dosa, pegawai istana tidak mampu menghadapi penyakit (masalah-masalah), dan Petrus tidak mampu menghadapi ekonomi dan pelayanan. Siapa kita? Mereka orang-orang hebat tetapi tidak mampu; gagal semua. Seharusnya semua binasa, tetapi masih ada uluran tangan yang berlubang paku. Sampai penjahatpun masih ditolong oleh Tuhan, apalagi kita, asal kita mau melembut. Jujur dan taat: Saya mau kembali, Tuhan.Tuhan mau menerima kita. Penjahatpun diterima oleh Tuhan asal jujur dan taat. Akui kegagalan, kesalahan, penderitaan, kejahatan dan kenajisan kita! Yang sudah berhasil, jangan sombong, tetapi bersyukurlah pada Tuhan dan mohon supaya Tuhan tetap memegang. Kaum muda, mungkin kamu kesulitan akan masa depanmu, serahkan pada Tuhan!

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 28 Mei 2012 (Senin Sore)
    ... Golgota untuk membuktikan bahwa Ia adalah Kepala yang bertanggung jawab atas tubuhNya sampai mati dikayu salib. Tidak perlu lagi kita takut atau kuatir sebab Yesus adalah Kepala yang bertanggung jawab atas tubuhNya. Mengapa Yesus sebagai Kepala harus mati di bukit Golgota Efesus - . Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 15 Juni 2017 (Kamis Sore)
    ... bait Allah yang rohani yaitu tubuh Kristus. Terjadi peralihan dari pembangunan bait Allah jasmani kepada pembangunan bait Allah yang rohani yaitu tubuh Kristus. Mengapa demikian Sebab bait Allah jasmani dibangun dalam sistim Taurat. tahun menunjuk hukum pada loh batu pertama dan hukum pada loh batu kedua yaitu hukum Taurat. Bait ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 06 Oktober 2016 (Kamis Sore)
    ... dengan pikiran yang demikian --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani ia telah berhenti berbuat dosa-- supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia tetapi menurut kehendak Allah. Untuk berhenti berbuat dosa bertobat. Wahyu Tetapi orang-orang penakut orang-orang yang tidak percaya orang-orang keji orang-orang pembunuh orang-orang sundal tukang-tukang sihir penyembah-penyembah ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 19 November 2012 (Senin Sore)
    ... satuny bentuk kasih Allah adalah memberikan AnakNya yang tunggal kepada kita dengan cuma-cuma Yohanes . Cara memelihara kasih Allah Ibrani - . Peliharalah kasih persaudaraan . Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat. . Ingatlah akan orang-orang hukuman karena ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 14 Agustus 2016 (Minggu Siang)
    ... pelayanan--diangkat menjadi imam dan raja-- untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. Tadi kalau mempertahankan enam dosa kita tidak bisa bergaul. Tetapi kalau kita mau disucikan kita bisa diperlengkapi dengan jabatan pelayanan untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Pembangunan tubuh Kristus adalah Mulai ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session I Malang, 17 Januari 2017 (Selasa Malam)
    ... Katanya kepada mereka Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya Akan tetapi mereka menjawab dia Belum bahkan kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus. Lalu kata Paulus kepada mereka Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis Jawab mereka Dengan baptisan Yohanes. Kata Paulus Baptisan Yohanes adalah ...
  • Ibadah Raya Malang, 15 Juli 2012 (Minggu Pagi)
    ... atas dosa. Kalau kita masih mempertahankan dosa itu sama dengan mengolok-olok Yesus. Memahkotai Yesus dengan mahkota duri. Sebenarnya mahkota Yesus sebagai Raja segala raja adalah pelangi mahkota kemuliaan. Memahkotai Yesus dengan mahkota duri sama dengan mengolok-olok kemuliaan Yesus sebagai Raja. Prakteknya adalah perbuatan dan perkataan memilukan Tuhan memedihkan hati orang tua ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 09 Juni 2024 (Minggu Siang)
    ... kepada-Ku maka Aku akan kembali kepadamu firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali . Bolehkah manusia menipu Allah Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus . Kamu telah kena kutuk tetapi kamu ...
  • Ibadah Raya Malang, 05 Februari 2012 (Minggu Pagi)
    ... Petrus selamat. Dua saksi ini muncul saat Yesus membersihkan Bait Allah. Yohanes - Jawab Yesus kepada mereka Rombak Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali. Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari Saksi ...
  • Ibadah Natal Kaum Muda Remaja Malang, 23 Desember 2017 (Sabtu Sore)
    ... ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia. Herodes menyembunyikan yang busuk jahat dan najis di dalam hatinya. Dia bilang mau menyembah tetapi dinyatakan lewat mimpi--pembukaan firman--bahwa ia mau membunuh Yesus. Ini sama dengan kemunafikan dusta--tabiat setan. Hati-hati orang Farisi ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.