Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.
Wahyu 6: 12-176:12. Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyatdan matahari menjadi hitambagaikan karung rambut dan bulan menjadi merahseluruhnya bagaikan darah.
6:13. Dan bintang-bintang di langit berjatuhanke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
6:14.Maka menyusutlahlangit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
6:15.Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16.Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
6:17.Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
Ini adalah pembukaan
METERAI yang KEENAM; penghukuman yang keenam dari Allah Roh Kudus atas dunia (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017), yaitu terjadi gempa bumi yang dahsyat, yang mengakibatkan:
- Ayat 12-13: kegelapan(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017) sampai Ibadah Doa Surabaya, 27 Oktober 2017).
- Ayat 14: kegoncangan; untuk menggeser iman dan kesetiaan kita lewat pengaruh dunia, sampai tenggelam (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 29 Oktober 2017sampai Ibadah Doa Surabaya, 10 November 2017).
- Ayat 15-17: ketakutan.
AD. 3 KETAKUTANWahyu 6: 15-176:15.Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16.Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karangitu: "Runtuhlah menimpa kamidan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
6:17.Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
Ada
tiga macam ketakutanyang ditimbulkan oleh gempa bumi secara rohani:
- Kejadian 3: 9-10
3:9.Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
3:10.Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
Ketakutan yang pertama: ketakutan di Taman Eden karena tidak taatsehingga manusia menjadi telanjang--Tuhan perintahkan: Semua buah pohon di taman boleh dimakan, kecuali satu.Justru yang satu itu yang dimakan.
Tidak taat= berbuat dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk dan narkoba) dan kawin mengawinkan (percabulan, penyimpangan seks, sampai nikah yang salah). Begitu Adam dan Hawa diusir ke dalam dunia, manusia terus berbuat dosa.
Taman Eden sekarang menunjuk pada suasana kelimpahan, tetapi ada ketakutan.
Jadi, berlimpah--kekayaan, kepandaian, kedudukan yang tinggi--tidakmenjamin kebahagiaan dan damai sejahtera.
Sehebat apapun manusia di bumi, kalau berbuat dosa sampai puncaknya dosa (telanjang), ia pasti ketakutan.
Akibatnya: diusir dari Taman Eden ke dalam dunia; bersuasana kutukan: letih lesu, berbeban berat, susah payah, air mata, dan kalau dibiarkan akan binasa.
Yang hebat saja kalau berbuat dosa akan masuk dalam kutukan, apalagi yang tidak hebat. Jangan berbuat dosa! Terlalu riskan kalau tidak taat.
Inilah gempa rohani; manusia dibuat setan untuk tidak taat dan akhirnya berbuat dosa terus. Saat itulah manusia menjadi ketakutan.
- Matius 14: 30-31
14:30.Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah iadan mulai tenggelamlalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
14:31.Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
Ketakutan yang kedua: ketakutan menghadapi angin dan gelombangdi tengah lautan dunia sehingga tenggelam.
Tadi karena ketakutan akibat berbuat dosa, manusia sudah kehilangan Firdaus; kehilangan kebahagiaan, semuanya hilang, dan hanya ada letih lesu, beban berat. Kalau dibiarkan akan binasa.
Sekarang ketakutan karena menghadapi angin dan gelombang di lautan dunia, artinya ketakutan karena pencobaanyang menyangkut kesulitan mencari kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk menjangkau masa depan. Sekarang semua sulit.
Angin juga menunjuk pada ajaran, ibadah, dan penyembahan palsu. Ini yang menimbulkan ketakutan. Sekarang, justru yang palsu yang digemari; yang benar didesak sehingga ketakutan--dianggap kebenaran sendiri dan sebagainya.
Akibatnya: menimbulkan banyak pertanyaan: Bagaimana mungkin? Mana yang benar?Pertanyaan-pertanyaan itu tanda kebimbangan, sehingga mulai tenggelam; kering dan mati rohaninya.
Ketakutan dan kebimbangan mengakibatkan:
- Kematian tubuh; tenggelam di lautan dunia.
Lukas 21: 25-26
21:25."Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26.Orang akan mati ketakutan karena kecemasanberhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
Penyakit di akhir zaman adalah stres, yang menimbulkan kematian jasmani.
- Ketenggelaman, kekeringan dan kematian rohani. Mulai tidak bergairah dengan perkara rohani--sudah hampir tenggelam. Kalau dibiarkan akan menuju kematian kedua; tenggelam di lautan api dan belerang selamanya. Kita harus hati-hati!
Setan memang menghantamkan masalah-masalah sampai kita ketakutan. Hati-hati!
Petrus hamba Tuhan yang hebat tetapi bisa ketakutan di tengah lautan dunia, apalagi kita. Harus ekstra hati-hati!
Tadi di Taman Eden, Adam dan Hawa, orang hebat--manusia pertama--, juga bisa kalah.
- Wahyu 6: 15-17
6:15.Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyike dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16.Dan mereka berkata kepada gunung-gunungdan kepada batu-batu karangitu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kamiterhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
6:17.Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
'bersembunyi'= ketakutan.
Ketakutan yang ketiga: ketakutan untuk memandang kemuliaan Yesus saat Dia datang kembali kedua kali--mereka bersembunyi di gunung-gunung dan batu-batu karang.
Bagi orang dunia, Yesus datang kedua kali sebagai Hakim yang adil untuk menghakimi dan menghukum dunia; tetapi bagi kita Dia datang sebagai Mempelai Pria Sorga dan Raja segala raja, untuk mengangkat kita dalam kemuliaan.
Mengapa takut?Karena keras hati--'bersembunyi di batu-batu', artinya mempertahankan batu/kekerasan hati. Sudah beribadah melayani tetapi tidak mau berubah; tetap mempertahankan manusia darah daging yang melawan Tuhan.
Ini sama seperti keadaan bangsa Israel di Rafidim, yang mau melempari Musa dengan batu. Bukan teguh hati, tetapi keras hati.
Kitab Keluaran adalah perjalanan Israel keluar dari Mesir menuju ke Kanaan. Ada batu keras. Sekarang perjalanan kita keluar dari dunia menuju ke awan-awan yang permai sampai ke Kanaan Samawi (Yerusalem baru) juga ada batu keras. Dulu tidak bisa masuk Kanaan karena keras hati, sekarang tidak mampu memandang Yesus.
Keluaran 17: 1-4
17:1.Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada airuntuk diminum bangsa itu.
17:2.Jadi mulailah mereka itu bertengkardengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkardengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"
17:3.Hauslahbangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlahbangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"
17:4. Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"
'bertengkar'= mulai dalam nikah bertengkar terus, itu berarti keras hati--batu keras.
Praktikkeras hati:
- Haus= tidak ada kepuasan; tidak mengalami kepuasan sorga sehingga bersungut-sungut dan bertengkar--saling menyalahkan dan menghakimi, bahkan menyalahkan Tuhan.
- Kalau sudah haus, akan mencari kepuasan di duniasampai jatuh dalam dosa:
- Dosa kejahatan= perbuatan-perbuatan jahat yang merugikan dan menyengsarakan orang lain, bahkan membalas kebaikan dengan kejahatan.
Bangsa Israel sudah dipimpin Musa keluar dari Mesir, sudah enak, tidak dicambuk lagi dan lain-lain, tetapi menyalahkan Musa--membalas kebaikan dengan kejahatan.
Kalau sudah bersungut dan bertengkar, akhirnya akan melempar batu--jatuh dalam dosa.
- Dosa kenajisan= puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
Inilah batu keras; tetap mempertahankan manusia darah daging, tidak mau berubah; orang yang selalu melawan Tuhan. Bahaya!
Karena itu dalam ibadah pelayanan kita selalu berdoa dan berusaha, supaya kita bisa memuaskan hati Tuhan sehingga Tuhan juga memuaskan kita. Jangan sampai haus dalam ibadah pelayanan! Kalau haus, semakin beribadah melayani, akan semakin keras hati--sekeras batu karang.
Akibatnya: bersembunyi di celah-celah batu karang dan ditimpa batu karang, binasa selamanya-- bersembunyike dalam gua-gua dan celah-celah batu karangdi gunung dan berkata: "Runtuhlah menimpa kami'."
Jalan keluarnya:
Keluaran 17: 5-617:5.Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmuyang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.
17:6. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batuitu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
Musa harus memukul gunung batu--batu karang--dengan tongkatnya supaya keluar air. Hanya ini jalan keluarnya.
Artinya: gunung batu/batu karang menunjuk pada Yesus.
1 Korintus 10: 3-410:3.Mereka semua makan makanan rohani yang sama
10:4. dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohaniyang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
Batu karang dipukul dengan tongkat= Yesus yang disalib.
Yesus rela mati di kayu salibuntuk menanggung segala dosa, ketakutan, kekerasan hati kita dan sebagainya, dan mencurahkan air kehidupan Roh Kudus sebagai minuman rohani. Waktu di Getsemani Yesus juga ketakutan menghadapi salib; tanda kalau Ia manusia biasa.
Jalan keluar dari pihak Tuhan sudah dilakukan.
Dari pihak kita, ada dua kemungkinan:
Matius 21: 4421:44.(Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancurdan barangsiapa ditimpa batuitu, ia akan remuk.)"- Kalau keras hati dan melawan Tuhan, ia akan ditimpa oleh batu karang sehingga hancur dan binasa--tetap keras hati dan menolak kurban Kristus.
- Kalau menjatuhkan diri ke atas batu karang, ia akan hancur.
Jatuh di atas batu karang artinya:
menghargai kurban Kristussehingga kita bisa
hancur hati; kita mengakui segala kekurangan, dosa, ketidaktaatan, masalah yang menakutkan untuk sekarang dan masa depan kita.
Salib Yesus adalah tempat untuk mengaku segala kekurangan dan kelemahan kita, bukan kehebatan kita.
Siang ini jangan sampai tetap keras hati--menyembunyikan dosa-dosa di balik gunung--, satu waktu akan ditimpa batu karang dan hancur karena melawan dan menghina kurban Kristus.
Tetapi biarlah kita menghargai kurban kristus, apa yang membuat kita tidak puas, serahkan pada-Nya; yang membuat bertengkar, serahkan semua! Semua ditanggung Yesus di kayu salib, dan
Dia akan mencurahkan Roh Kudus kepada kita.
Kalau semua tidak ada yang tahu, tidak apa-apa, yang penting Tuhan tahu apa yang membuat kita tidak puas, apa yang membuat kita takut, tidak taat dan sebagainya. Serahkan, akui semua, Dia tanggung semuanya seperti meminum air anggur asam yang pahit dan Dia gantikan dengan air anggur yang manis--air kehidupan Roh Kudus. Biar siang ini kita bisa minum Roh Kudus.
Kalau Roh Kudus dicurahkan, akan terjadi
pembaharuandari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus; manusia daging yang selalu ketakutan diubahkan menjadi
takut akan Tuhan.
Mari, siang ini, ketakutan apapun, serahkan pada Tuhan! Kita bernafas dengan takut akan Tuhan. Mau berbuat apa saja, kalau bernafas dengan takut akan Tuhan kita ingat ada Tuhan; ada remnya, karena udara ini dikuasai setan yang bisa mendorong untuk berbuat dosa dalam sekejap mata--seperti orang bernafas. Urusan kita adalah takut akan Tuhan, dan ketakutan yang lain menjadi urusan Tuhan.
Praktik takut akan Tuhan:
- Amsal 8: 13
8:13.Takut akan TUHANialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Praktik pertama: membenci dosa sampai dusta. Ini kunci. Kalau masih berdusta, sampai kapanpun kita tidak akan pernah berubah; batu keras tidak pernah berubah.
Kalau tidak berani berdusta, biar kita najis dan jahat, kita masih bisa diubahkan. Sekalipun dia baik, kalau berdusta, ia tidak akan pernah berubah, sampai binasa. Perhatikan baik-baik!
Berdusta sama dengan melawan Tuhan dan mengandalkan setan. Kalau jujur, kita mengandalkan Tuhan.
- Yosua 24: 14
24:14.Oleh sebab itu, takutlah akan TUHANdan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
Praktik kedua: beribadah melayani Tuhan dengan setia dan tulus ikhlas.
Kalau hamba/pelayan Tuhan tidak setia, berarti ia melawan Tuhan; apalagi kalau sengaja tidak melayani. Mari sungguh-sungguh hari-hari ini! Jangan seenaknya tidak melayani! Jadilah setia hari-hari ini! Halangan besar jadi kecil, halangan kecil jadi tidak ada. Kekuatan Roh Kudus mampu meratakan gunung-gunung. Berdoa pada Tuhan!
- Pengkhotbah 12: 13
12:13.Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allahdan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.
Praktik ketiga: taat dengar-dengaran pada firman Tuhan, sampai daging tidak bersuara lagi. Ini akhir dari semuanya; kembali ke tempat dari mana asalnya ketakutan.
Dulu, ketakutan dimulai dari Taman Eden karena tidak taat, padahal sebelumnya Adam dan Hawa bahagia, tidak ada setetespun air mata. Mulai saat itu ketakutan melanda dunia.
Sekarang kita mau kembali ke Firdaus, tidak ada lagi ketakutan; kita membenci dosa dan dusta, kemudian setia, dan tinggal satu langkah lagi: taat dengar-dengaran, itu yang menghapus segala ketakutan.
1 Petrus 5: 5-6
5:5.Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklahkepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
5:6. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Tunduk= taat. Yesus taat sampai mati di kayu salib; kita taat sampai daging tidak bersuara--kita mengangkat tangan pada Tuhan.
Ketaatan dimulai dari keluarga:
- Suami yang taat pada firman= mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar, serta memperhatikan anak-anak.
- Isteri= tunduk pada suami dalam segala hal, jangan mengajar dan memerintah suami; jangan menjadi kepala atas suami, supaya setan jangan jadi kepala dalam nikah itu.
Kalau suami tetap menjadi kepala, Yesus yang akan jadi kepala dalam nikah itu.
- Anak-anak= taat dan membahagiakan orang tua.
Sekeluarga mengangkat tangan; kesempatan siang ini, kita berdoa, supaya sekeluarga mengangkat tangan pada Tuhan--taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara. Kalau tidak kuat, lihat Yesus! Kembali pada Yesus! Apapun keadaan kita, Dia masih rela menerima. Kembali pada ketaatan!Itu jalan untuk kembali ke Firdaus.
Kalau suami mengasihi isteri, isteri tunduk pada suami, dan anak taat pada orang tua, sekalipun ia sederhana, bisa membawa pada suasana Firdaus.
Mari kita sekeluarga mengulurkan tangan pada Tuhan, dan Tuhan akan mengulurkan tangan anugerah yang besar, yang sekuat maut kepada kita.
Inilah hidup kita. Jangan ditimpa batu! Datang pada kurban Kristus, hancur hati, akui semua kelemahan kita! Seperti perempuan yang anaknya kerasukan setan berkata pada Tuhan: Tolonglah aku,bukan: Tolonglah anakku.
"Saya sebagai gembala juga belajar, jangan hanya salahkan jemaat. Saya juga masih kurang berdoa; jemaat menghadapi masalah ini itu."
Mari membanting diri di atas kurban Kristus! Akui semua! Biar Roh Kudus menolong kita menjadi kehidupan yang taat--buang dosa, dusta, dan kembali setia, sampai taat. Kita mengulurkan tangan pada Tuhan dan Dia mengulurkan tangan anugerah yang besar kepada kita.
Hasilnya:
- Tangan anugerah Tuhan sanggup meninggikan kitapada waktunya. Kita hanya menunggu waktu Tuhan.
Meninggikan kita, artinya:
- Memulihkan kita, diangkat dari kejatuhan-kejatuhan, supaya kita tetap hidup benar dan suci.
Kejatuhan apapun siang ini--bukan saya setuju, tetapi kalau sudah terlanjur--serahkan pada Tuhan!
Sudah jahat dan najis, serahkan semua! Tuhan akan pulihkan untuk hidup benar dan suci.
- Diangkat dari kegagalan menjadi berhasil dan indah pada waktunya.
- Dipakai Tuhan dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, mulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh Kristus terbentuk di awan-awan yang permai saat Yesus datang kembali.
- Ibrani 4: 16
4:16.Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Hasil kedua: tangan anugerah Tuhan diulurkan untuk menolong kitatepat pada waktunya; menyelesaikan semua masalah yang mustahil tepat pada waktunya. Dulu awal ketakutan karena tidak taat, sekarang kita kembali pada ketaatan; dulu anugerah Tuhan yang besar di Firdaus kemudian jadi kutukan, sekarang kembali pada anugerah Tuhan yang besar.
Kalau ada keluarga kita yang masih terpisah, doakan, supaya satu waktu sekeluarga bisa mengangkat tangan pada Tuhan. Kita berbahagia.
- Kalau Tuhan datang kembali kita ditinggikan di awan-awan yang permai; disucikan dan diubahkansampai sempurna untuk menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Kita bersama Dia selamanya, tidak ada lagi ketakutan dan air mata, tetapi bahagia selamanya bersama Dia, mulai dari Firdaus (kerajaan Seribu Tahun Damai) sampai di Yerusalem baru.
Semoga sekeluarga kita ada di dalam Tuhan dan bisa mengangkat tangan kepada-Nya. Kalau belum, kita doakan.
Jangan putus asa dan kecewa, tetapi juga jangan bangga dengan sesuatu. Hidup kita dari tangan anugerah yang besar. Dia sanggup melakukan apapun. Dia tidak pernah menipu kita.
Sekeluarga semua ada dalam tangan anugerah yang besar, jangan ada yang di luar.
Jangan ada yang ditimpa batu karang, tetapi sama-sama hancur hati di atas kurban Kristus, sama-sama menyembah Dia, tidak ada yang keras hati.
Kaum muda, apapun yang kau risaukan, serahkan pada Dia! Semua indah, selesai, dan sempurna pada waktunya; kita bersama Dia selamanya. Semua yang pahit dan hancur sudah Dia tanggung di kayu salib, dan semua yang baik, indah, dan manis Dia berikan kepada kita.
Tuhan memberkati.