Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.

Wahyu 16: 8-9
16:8. Dan
malaikat yang keempatmenumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api.
16:9. Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka
menghujat nama Allahyang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobatuntuk memuliakan Dia.

CAWAN KEEMPATditumpahkan ke atas MATAHARI, sehingga matahari menjadi api yang menghanguskan manusia(diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 19 Mei 2022).

Matahari adalah gambaran dari kasih Allah yang besar, adil, dan sempurna, dan disinarkan kepada manusia berdosa supaya bisa hidup di dunia, selamat bahkan sempurna seperti Yesus--menjadi mempelai wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dan masuk kerajaan sorga selamanya.
Kalau menolak kasih Allah, pasti akan mengalami api penghukuman sampai binasa di neraka selamanya.

Ayat 9= pada waktu penumpahan cawan keempat, manusia sudah tidak bisa bertobat lagi. Ini yang penting! Masih hidup, bahkan sudah terkena penghukuman, tetapi tidak bisa bertobat lagi, malah menghujat Tuhan.

Sekarang hukuman belum datang, matahari masih normal bersinar untuk memberikan kehangatan, dan kita masih hidup, karena itu kita bisa dan harus bertobat.
Ibrani 9: 27-28
9:27. Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
9:28. demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

'sesudah itu dihakimi' = bertanggung jawab atas apa yang diperbuat, yaitu dosa-dosa yang sudah dilakukan, dikatakan, dan disimpan dalam hati dan pikiran.

'Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa' = saat Yesus datang kembali kedua kali, manusia sudah tidak bisa bertobat lagi, hanya tinggal bertanggung jawab. Oleh sebab itu, selama masih hidup dan penghukuman belum datang manfaatkan kesempatan untuk bertobat.

Kalau manusia sudah mati atau Tuhan sudah datang kembali kedua kali, tidak akan bisa bertobat lagi, dan hanya bertanggung jawab atas segala dosa untuk dihukum dengan api yang menghanguskan di neraka selamanya--perpanjangan sabar Tuhan sudah habis.
Kalau masih hidup tetapi hukuman sudah datang, tidak akan bisa bertobat lagi, malah menghujat Tuhan.

Yang tidak benar, termasuk bicara yang tidak benar, tidak perlu ada lagi. Urusan kita sekarang adalah bertobat, bukan yang lain.
Karena itu kita harus menggunakan perpanjangan sabar Tuhan untuk bertobat dan hidup benar. Apa saja yang tidak cocok dengan alkitab harus berhenti. Dalam pekerjaan, kehidupan sehari-hari, berbicara, dan berpikir harus benar dan tinggalkan yang salah.

Ada lima perkara yang dihukum oleh api yang menghanguskan:

  1. Dosa-dosa dan puncaknya dosa seperti dulu diterima oleh Sodom dan Gomora (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 29 Mei 2022sampai Ibadah Doa Malang, 31 Mei 2022).

  2. Pelayan Tuhan yang bekerja dengan api asing seperti Nadab dan Abihu (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 02 Juni 2022sampai Ibadah Raya Surabaya, 05 Juni 2022).

  3. Pelayan Tuhan yang rakus--bangsa kacauan yang selalu ingat Mesir, dan menghina manna--(diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 09 Juni 2022). Sekalipun sudah dipelihara secara berkelimpahan--setiap hari satu gomer manna, sama dengan tiga koma enam liter--, tetapi masih menuntut perkara dunia.

  4. Pelayan Tuhan yang meninggalkan ibadah pelayanan yang benar kepada Tuhan.
  5. Orang-orang yang suka menindas. Di manapun jangan menindas orang lain! Sebagai hamba Tuhan juga bukan untuk menindas orang lain.

AD. 4

Ibrani 10: 25-27
10:25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakanoleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
10:26. Sebab jika kita
sengajaberbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
10:27. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan
menghanguskan semua orang durhaka.

Semua orang Kristen tahu kalau mencuri dan membunuh adalah dosa, tetapi seringkali tidak tahu kalau tidak beribadah adalah dosa, bahkan hamba Tuhan tidak tahu, malah merasa hebat.
Ada dua tingkatan dosa tidak beribadah melayani Tuhan:

  1. Dosa kebiasaan. Artinya: tidak setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan dan tidak merasa berdosa, malah bangga. Ini yang bahaya! Kalau kita tidak setia dalam ibadah pelayanan seharusnya menangis, jangan tertawa. Tertawa dalam dosa berarti sudah dekat dengan api yang menghanguskan. Satu langkah lagi masuk dosa sengaja.

    "Kesaksian tadi itu mendorong saya sebagai gembala untuk bersungguh-sungguh. Rumahnya jauh dan harus bekerja. Kalau hari Minggu masih bisa mengatur waktu (berangkat siang). Dulu ibadah di Medan hari Minggu, sekarang hari Jumat. Dia bekerja sebagai pegawai negeri, paling tidak pulang kerja jam 4 sore, lalu mandi di rumah teman dan berangkat ibadah. Inilah perjuangan."

  2. Dosa sengaja. Artinya: sengaja tidak beribadah melayani Tuhan sekalipun ada waktu dan kesempatan. Ini adalah manusia durhaka. Sudah tahu salah, tetapi sengaja berbuat dosa, berarti sudah durhaka dan akan datang penghukuman.

Akibatnya
: dihukum dengan api yang menghanguskan mulai di dunia--sudah tidak bisa bertobat lagi--sampai binasa di neraka selamanya.

Mari, kita manusia berdosa, bangsa kafir sudah ditebus dengan darah yang mahal untuk memuliakan Tuhan mulai sekarang lewat beribadah melayani sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali kedua kali.

Yeremia 2: 13
2:13. Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.

'mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup' = meninggalkan Tuhan.
'kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air'= kolam kering.

Ibrani 10 dimulai dari perjanjian lama, seperti keadaan Israel yang dua kali berbuat jahat, yaitu:

  1. Meninggalkan Tuhan. Artinya: tidak setia sampai sengaja tidak mau beribadah melayani Tuhan--tinggalkan ibadah pelayanan kepada Tuhan.

  2. Menggali kolam yang bocor atau kering. Artinya: pergi kepada guru-guru palsu dengan pengajaran, ibadah pelayanan, dan penyembahan palsu--dalam 2 Petrus 2, mata air yang kering adalah guru-guru palsu.
    Penyembahan palsu sama dengan penyembahan berhala.

    Sejak zaman Israel sudah terjadi dosa kebiasaan dan dosa sengaja--meninggalkan ibadah pelayanan dan pergi ke guru-guru palsu (menyembah berhala)--, ini akan terjadi lagi pada zaman akhir; menjelang kedatangan Tuhan--Ibrani 10. Kita harus berhati-hati!

Contoh: raja Ahazia.
2 Raja-raja 1: 1-4
1:1. Sesudah Ahab mati, maka memberontaklah Moab terhadap Israel.
1:2. Pada suatu hari jatuhlah Ahazia dari kisi-kisi kamar atasnya yang ada di Samaria, lalu menjadi sakit. Kemudian dikirimnyalah utusan-utusan dengan pesan: "Pergilah,
mintalah petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, apakah aku akan sembuh dari penyakit ini."
1:3. Tetapi berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu: "Bangunlah, berangkatlah menemui utusan-utusan raja Samaria dan katakan kepada mereka: Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron?
1:4. Sebab itu beginilah firman TUHAN: Engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati." Lalu pergilah Elia.

'mintalah petunjuk kepada Baal-Zebub'= tidak meminta petunjuk pada Tuhan. Padahal bangsa Israel adalah umat pilihan Tuhan; sudah ditebus oleh Tuhan, tetapi pergi ke Baal-Zebub. Ini pelajaran bagi kita. Kalau menghadapi penyakit yang sudah tidak bisa lagi tertolong, jangan pergi ke dukun, tetapi ke Tuhan. Kalau pergi ke dukun akan sama seperti Ahazia.

Saat raja Ahazia sakit ia tidak lari kepada Tuhan--tidak beribadah melayani Tuhan yang benar--, tetapi lari kepada Baal-Zebub--ibadah pelayanan dan penyembahan palsu.

Akibatnya: raja Ahazia tidak dapat kesempatan untuk bertobat--tidak sembuh--, tetapi mati dalam penghukuman Tuhan, terutama mati rohani sampai kematian kedua yaitu nyala api penghukuman di neraka selamanya.
Sejak zaman Israel sampai sekarang masih terjadi terus. Saat menghadapi masalah atau ujian, apakah kita datang pada Tuhan atau Baal-Zebub? Banyak yang datang pada Baal-Zebub, dan tidak ada kesempatan untuk bertobat.

Baal-Zebub artinya raja lalat atau suami. Yesus adalah Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga yang mulia selamanya.
Raja lalat satu waktu akan mati, kalau Yesus Raja segala raja tidak akan mati selama-lamanya. Yesus mati, bangkit, dan naik ke sorga menjadi Imam Besar, Gembala Agung, Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga yang sudah mulia selama-lamanya.
Kalau raja lalat mati, akan merusak minyak urapan--bau.

Pengkhotbah 10: 1
10:1. Lalat yang matimenyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan.

'demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan' = hikmat dan kehormatan ditolak tetapi kebodohan diterima. Inilah tanpa urapan.

Lalat mati merusak dan membusukkan minyak urapan; sama dengan kehilangan minyak urapan, dan hanya manusia daging--tanpa urapan Roh Kudus.
Ini akibatnya kalau datang pada Baal-Zebub.

Pengajaran yang benar harus sesuai dengan alkitab. Mari dicocokkan dengan alkitab, kalau tidak cocok, jangan paksakan diri. Kalau tidak cocok dengan alkitab akan merusak minyak urapan. Kita yang datang dengan minyak urapan, pulang ibadah, kering--tanpa urapan; hanya menonjolkan manusia daging.

Praktik manusia daging:

  1. Galatia 5: 19-21
    5:19. Perbuatan dagingtelah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
    5:20. penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
    5:21. kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

    Praktik pertama: perbuatan-perbuatan dosa dan puncaknya dosa. Ia tidak masuk kerajaan sorga, tetapi hanya dipersiapkan untuk menerima api yang menghanguskan di neraka untuk selama-lamanya.
    Jangan ada lagi perbuatan daging: percabulan, kecemaran, hawa nafsu dan sebagainya. Kalau masih ada salah satu, bertobat--berhenti berbuat dosa dari ujung rambut sampai telapak kaki, bagian dalam, dan mau dibenarkan oleh Tuhan.

  2. Matius 25: 32-33
    25:32. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
    25:33. dan Ia akan
    menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nyadan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

    Praktik kedua: kebodohan, yaitu tidak mau tergembala dengan benar dan baik.
    Artinya:

    • Tidak mau tekun dan setiadalam tiga macam ibadah pokok; tidak mau jadi domba, tetapi jadi kambing.
      Yesus datang dari sorga ke dunia dan lahir di kandang. Artinya, kalau kita manusia berdosa mau masuk sorga, harus masuk kandang penggembalaan. Tidak ada jalan lain!

      Lewat kendang penggembalaan ada jaminan kita bisa naik ke sorga bersama dengan Yesus.
      Yesus lahir di kandang bukan menunjukkan kemiskinan, melainkan penggembalaan--dari surga ke bumi lewat penggembalaan dan dari bumi ke sorga lewat penggembalaan.

      Tiga macam ibadah pokok: ibadah raya, ibadah pendalaman alkitab, dan ibadah doa.

    • Tidak mau taatdengar-dengaran pada suara gembala.

Jadi orang yang menyembah Baal-Zebub adalah orang yang tidak benar--berbuat dosa--, tidak taat, dan tidak setia, berarti tanpa urapan.

Dulu memang ada bentuknya menyembah Baal-Zebub--penyembahan berhala--. Kalau sekarang, mulai dari gembala, pemain musik, guru sekolah minggu, semua imam-imam yang tidak setia, tidak benar--mengikuti perbuatan daging dan dosa--, dan tidak taat, itulah yang menyembah Baal-Zebub.

"Guru dan gembala saya, Pendeta Pong mengatakan: Bahasa Roh adalah salah satu tanda urapan Roh Kudus, tetapi tanda lain adalah setia. Kalau berbahasa Roh, tetapi tidak setia (gembalanya tidak ada), itu bukan urapan Roh Kudus."

Urapan Roh Kudus adalah setia, benar, dan taat--bahasa Roh hanya salah satu tanda. Jangan terkecoh hari-hari ini!
Oleh sebab itu kita harus menggunakan perpanjangan sabar Tuhan untuk bertobat--hidup benar--dan tergembala dengan benar dan baik.
Perpanjangan sabar Tuhan adalah kita masih hidup, Tuhan Yesus belum datang kembali kedua kali, dan penghukuman api menghanguskan belum datang.

Tadi, bertobat adalah hidup benar dan menjauhi perbuatan daging--dosa-dosa sampai puncaknya dosa--, sehingga Roh Kudus menolong kita--ada urapan Roh Kudus.
Kalau ada dosa yang mengikat dan kita berani berhenti berbuat dosa, itu berarti sudah ada urapan Roh Kudus. Setelah itu kita digembalakan--taat dan setia.

Contoh bertobat: sudah banyak beli mobil dari hasil korupsi, lalu berhenti korupsi sekalipun tidak bisa makan.
Ingat! Perpanjangan sabar Tuhan ada batasnya; tidak ada kesempatan untuk bertobat dan digembalakan, tetapi hanya menyembah Baal-Zebub dan menghadapi nyala api penghukuman.

Yohanes 21: 15-17
21:15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:16. Kata Yesus pula kepadanya untuk
kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:17. Kata Yesus kepadanya untuk
ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Ketika belum tergembala, Petrus berbuat dosa, tidak setia dan tidak taat. Tetapi setelah dialog dengan Tuhan--tiga kali mendengar suara Tuhan yang menunjuk pada ketekunan dalam tiga macam ibadah--, sudah lain.

Ayat 15-16 = Yesus bertanya kepada Petrus apakah ia mengasihi Dia dengan kasih agape(kasih Allah).
Ayat 17 = Yesus bertanya kepada Petrus apakah ia mengasihi Dia dengan kasih fileo(kasih sesama). Dan Petrus sedih.

Karena itu firman diulang-ulang dalam tiga macam ibadah, penting. Firman lebih diulang akan lebih mendalam sampai kedalaman hati--Petrus dari sombong menjadi agak sadar, sampai akhirnya firman yang diulang masuk dalam hati sehingga ia benar-benar menangis.
Bersedih artinya mengakui kesalahan dan kekurangannya, dan ia bertobat--hidup benar.

Yohanes 21: 18
21:18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmudan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

Di dalam kandang penggembalaan kita dibentuk dan disucikan sampai bertobat, hidup benar, setia, dan taat, sehingga kita bisa mengulurkan tangan kepada Tuhan. Kita menyembah Yesus, Raja segala raja, Imam Besar, Gembala Agung yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa, dan Mempelai Pria Sorga, yang segera datang kembali kedua kali.

Wahyu 19: 6-7
19:6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Ayat 6= Yesus sebagai Raja.
Ayat 7= Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga.

Ketika kita digembalakan, mendengarkan firman yang diulang-ulang untuk lebih maju dan mendalam sampai kedalaman hati, kita akan sadar dan minta ampun kepada Tuhan. Petrus ternyata tidak memiliki kasih, karena sudah menyangkal Yesus sebagai sahabat yang kelihatan, apalagi sebagai Tuhan yang tidak kelihatan. Petrus tidak punya kasih sesama, apalagi kasih Allah. Akhirnya Petrus bertobat--hidup benar, tinggalkan dosa, tidak berdusta, tidak menyangkal--, setia dan taat. Petrus bisa mengulurkan tangan untuk menyembah Tuhan.

Hanya imam yang SETIA, BENAR, DAN TAAT, yang bisa menyembah Yesus Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga dengan suara: Haleluyasampai di awan-awan yang permai. Dari empat penjuru bumi, dari segala bangsa, suku, bahasa menjadi satu suara: Haleluya. Ini adalah penyembahan yang benar.
Kalau tidak benar, tidak setia, dan tidak taat, hanya akan masuk penyembahan palsu--menyembah Baal-Zebub sebagai raja yang palsu.

Kalau tidak mau menyembah Raja, akan turun tulah. Kalau menyembah Raja, akan turun urapan Roh Kudus.
Zakharia 14: 17-18
14:17. Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.
14:18. Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk menghadap, maka kepada mereka akan turun tulah yang ditimpakan TUHAN kepada bangsa-bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun.

'kaum Mesir' = bangsa kafir.
'bangsa-bangsa' = bangsa kafir.
Hari raya Pondok Daun= ditandai dengan pernikahan.

Kalau tidak menyembah Yesus sebagai Raja dengan suara: Haleluya, akan turun tulah api yang menghanguskan.
Tetapi kalau kita menyembah Yesus dengan suara: Haleluya, Ia akan mencurahkan hujan Roh Kudus kepada kita.

Jangan salah memilih raja! Kalau Baal-Zebub, raja palsu/raja lalat. Kita menyembah Yesus Raja segala raja--raja yang asli--, kita sembah dengan suara: Haleluya. Syaratnya adalah tergembala dengan benar dan baik, setia, benar dan taat dengar-dengaran. Hujan Roh Kudus akan turun di tengah-tengah kita.

Kalau hujan Roh Kudus turun di tengah kita, hasilnya:
Yesaya 44: 3-6
44:3. Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.
44:4. Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai.
44:5. Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan
nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel."
44:6. Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.

  1. Ayat 5= Yakub jadi Israel= Roh Kudus sanggup mengubahkan/membaharui kitadari manusia daging menjadi manusia baru--dari pendusta menjadi jujur.
    Kalau jujur, kita akan menjadi rumah doa. Yakub artinya pendusta. Israel artinya jujur--pemenang, pendoa.

    Tanpa Roh Kudus, manusia daging akan berdusta. Tidak boleh ada lagi! Begitu ada salah omong, harus minta maaf, dan segera dicabut. Kepenuhan Roh Kudus itu dari lidah. Dusta jadi jujur dulu, baru setelah itu bisa berbahasa roh.
    Roh Kudus adalah Roh tak terbatas yang sanggup melakukan apa saja dalam hidup kita.

  2. Ayat 4= Roh Kudus sanggup memberi kekuatan ekstrakepada pohon gandarusa.
    Pohon gandarusa merupakan semak kecil yang lemah dan tak berdaya. Ini gambaran dari pelayan Tuhan yang kecil, lemah, dan tak berdaya. Tetapi oleh kekuatan Roh Kudus, bisa beribadah melayani Tuhan dengan setia berkobar-kobar sesuai dengan jabatan pelayan dari Tuhan sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali, bahkan selamanya di hadapan takhta sorga.

    Pohon gandarusa pernah ditemukan di tepi sungai Babel untuk menggantung kecapi--dalam kitab Mazmur. Tetapi kalau di sungainya Tuhan--sungai Roh Kudus--, akan semangat melayani Tuhan sampai garis akhir.

    Kita tidak akan tertarik oleh Babel dan pengaruh dunia: kesukaan, kesusahan, kesibukan, pergaulan, dosa-dosa dan sebagainya
    Kalau sudah menggantung kecapi, berarti kita sudah di tepi sungai Babel.

    Menggantung kecapi artinya tidak setia sampai berhenti melayani Tuhan; berhenti dari jabatan pelayanan.
    Berada di tepi sungai Babel artinya terpengaruh oleh kesibukan dunia.

    "Saya sangat sedih, kalau kita berhenti melayani karena usia (sudah tua). Ini berarti tidak senang jika diberikan panjang umur oleh Tuhan. Jangan berhenti melayani! Asalkan ada Roh Kudus, kita akan semangat melayani terus. Yang sudah melayani, mari bertahan, terus menang bersama dengan Tuhan, sampai dengan Tuhan datang kembali kedua kali. Jangan sampai menggantung kecapi!"

    Jangan berada di tepi sungai Babel tetapi di sungai air kehidupan!

  3. Ayat 3= Roh Kudus mampu melindungi dan memelihara kehidupan jasmani kitadi tengah kesulitan dunia sampai anak cucu, bahkan sampai Antikris berkuasa di bumi tiga setengah tahun. Kalau cara lain sudah tidak bisa lagi, maka Roh Kudus mampu menolong kita semuanya.
    Kalau Roh Kudus yang memberkati kita, tidak akan berhenti di tengah jalan--sampai anak cucu, cicit sampai Antikris berkuasa di bumi.

    Secara rohani, Roh Kudus memberikan kepuasan/kebahagiaan sorgasehingga kita tidak perlu mencari kepuasan di dunia atau kepuasan dunia dibawa masuk gereja. Kita mengucap syukur dan menjadi saksi Tuhan--kepuasan dalam hati meluap ke mulut.

  4. Roh Kudus mampu mengadakan mujizat jasmani: yang mustahil jadi tidak mustahil. Kalau sudah tidak bisa ditangani, tinggal berdoa kepada Sang Raja, sampai Roh Kudus dicurahkan sehingga yang mustahil menjadi tidak mustahil.
    Tuhan akan tolong kita. Jangan bimbang! Kalau bimbang, akan mulai tenggelam. Kalau yakin, semua akan selesai pada waktu-Nya.

    Jika Yesus datang kembali kedua kali Roh Kudus akan mengubahkan kita menjadi sempurna seperti Dia; kita menjadi mempelai wanita Tuhan yang siap untuk menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai.
    Dari empat penjuru bumi, kita bersorak-sorai dengan satu suara: Haleluya. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba (nikah yang sempurna), kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru selamanya.

Jangan salah pengajaran, ibadah pelayanan, dan menyembah! Kalau menyembah Baal-Zebub; raja lalat, akan hilang urapan, hanya berbuat dosa, bodoh, dan tidak tergembala untuk masuk nyala api siksaan.

Kita menyembah Raja segala raja. Setia, benar, dan taat sama dengan menyembah Yesus sebagai Raja dan Mempelai Pria.
Roh Kudus mampu mengubahkan kita. Kalau sudah diubahkan dari dusta menjadi jujur, semua akan bisa dilakukan.

Bangsa kafir tidak ada arti apa-apa. Hanya Roh Kudus yang bekerja di tengah-tengah kita.
Ada kesulitan, keputusasaan, kemustahilan; secara rohani mungkin berbuat dosa, menghadapi masalah ibadah pelayanan, pekerjaan, nikah, dan buah nikah. Serahkan pada Tuhan! Roh Kudus yang bekerja di tengah-tengah kita. Roh Kudus adalah sumber segala sesuatu dalam hidup kita.

Tunjukkan kekurangan dan kelemahan kita! Mantapkan bahwa kita mau bertobat dan hidup baru. Tuhan akan tolong kita semua. Kaum muda, serahkan hidup kepada Roh Kudus! Yang terbaik akan Dia lakukan. Mujizat pasti terjadi.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 21 Oktober 2010 (Kamis Sore)
    ... manusia seperti dirimu sendiri. Penggembalaan bukan hanya untuk menyelamatkan kita selamat - percaya Yesus tetapi sampai membawa kehidupan kita masuk pembangunan Tubuh Kristus yakni kita bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri menyatu dengan sesama kesatuan Tubuh. kita bisa mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu kesatuan Tubuh dengan Kepala kesatuan Mempelai Wanita ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 10 September 2012 (Senin Sore)
    ... itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya. imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memeterai kubur Yesus dan menjaga kubur Yesus dengan penjaga-penjaga sehingga secara manusia tidak mugnkin melihat kebangkitan Yesus. Jadi percikan darah menyucikan PIKIRAN kita terhadap sesuatu yang mustahil supaya kita yakin bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Kita sudah mendengarkan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 29 Maret 2009 (Minggu Sore)
    ... Roh Kudus hujan akhir yang digambarkan dengan Yesus menunggang keledai muda untuk masuk kota Yerusalem. Markus - sasaran kegerakan Roh Kudus hujan akhir adalah keledai muda. 'keledai' bangsa kafir Hakim-hakim . 'keledai muda' bangsa kafir yang masih muda. Dulu Musa dipakai Tuhan dan Yosua yang muda mendukung Musa. Di jaman akhir keledai muda yang ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 03 Juli 2011 (Minggu Sore)
    ... dan Ia harus disunatkan Ia diberi nama Yesus yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. . Dan ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan . seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan ...
  • Ibadah Doa Malang, 13 Desember 2011 (Selasa Sore)
    ... Petrus Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan roh memang penurut tetapi daging lemah. Salah satu bentuk berjaga-jaga dan berdoa adalah berjaga dan berdoa satu jam. Kegunaan berjaga-jaga dan berdoa satu jam adalah Wahyu mereka berkata Celaka celaka kota ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 16 Februari 2012 (Kamis Sore)
    ... dikatakan menurut peraturan Harun Imamat Lewi imam besar menurut peraturan Lewi tidak bisa membawa pada kesempurnaan. Sebab itu perlu ditetapkan imam besar lain yaitu Yesus menurut peraturan Melkisedek Perjanjian Baru . Buktinya Imam Besar Kayafas harus mengoyakkan jubahnya Matius melepaskan jabatannya sebagai imam besar sebab Yesus sudah tampil sebagai Imam Besar menurut ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 17 Desember 2016 (Sabtu Sore)
    ... Kristus. Mezbah dupa emas ketekunan dalam kebaktian doa penyembahan persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih. Jika kita mendengar dan dengar-dengaran pada suara gembala tekun dalam kandang penggembalaan sama dengan duduk dekat kaki Yesus sehingga kita tidak jatuh dan tidak tersesat. Mendengar dan dengar-dengaran pada perkataan Yesus. Yohanes Kamu memang sudah ...
  • Ibadah Doa Malang, 06 Agustus 2019 (Selasa Sore)
    ... undangan-Nya' berdiam diri dikaitkan dengan kesucian. Artinya kita harus selalu mengoreksi menghakimi diri sendiri lewat mendengar firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua Kabar Mempelai. Kabar Mempelai akan menunjuk dosa-dosa yang ada di dalam hati kita keinginan jahat dan najis perbuatan dosa sampai puncaknya dosa dan perkataan dosa ...
  • Ibadah Doa Malang, 26 Mei 2015 (Selasa Sore)
    ... berjalan di atas air. Kata Yesus Datanglah Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak Tuhan tolonglah aku Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya memegang dia dan berkata Hai orang yang kurang percaya mengapa engkau bimbang ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 04 Januari 2012 (Rabu Sore)
    ... tetapi Ia berkata kepada orang itu Pulanglah ke rumahmu kepada orang-orang sekampungmu dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.