Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dilimpahkan Tuhan di tengah-tengah kita.
Wahyu 19: 1-5=> nyanyian atas jatuhnya Babel.
Wahyu 19: 119:1. Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya!Keselamatandan kemuliaandan kekuasaanadalah pada Allah kita,
Setelah Babel dikalahkan dan dihukum sampai ditenggelamkan dalam laut--binasa di neraka--, terdengaralah suara nyanyian dari himpunan besar orang banyak di sorga dengan perkataan:
Haleluya.
Haleluya artinya puji Tuhan--suatu kemenangan.
Perkataan Haleluya tidak sembarangan, tetapi dikaitkan dengan tiga hal:
- Keselamatan.
Artinya: hanya orang yang punya tanda keselamatan yang bisa menyerukan: Haleluya. (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 09 Februari 2023).
Kalau tidak yakin sudah selamat, tidak akan bisa menyeru: Haleluya. Kalau sudah yakin bahwa sudah selamat, pasti bisa menyeru: Haleluya.
"Tadi saya di Malang juga bersaksi. Saya pernah menolong orang yang kerasukan Setan. Pertama di mana Setannya? Sakit di perut, sakit ini, semuanya sudah, yang terakhir di mulut. Saya suruh sebut: Yesus. Mulai bisa sebut Yesus. Lalu saya suruh sebut: Haleluya. Tidak bisa. Lama-lama bisa menyebut: Haleluya. Sudah selesai. Itu namanya selamat. Kalau tidak bisa berkata: Haleluya, lalu dia meninggal dunia, dia tidak akan selamat. Ini berarti tidak ada keyakinan kalau sudah selamat (tidak bisa menyebut: Haleluya). Ditindih oleh roh jahat, sehingga tidak bisa menyebut: Haleluya. Tetapi kalau bisa berkata: Haleluya, dia selamat."
- Kemuliaan= mengalami kemuliaan Tuhan.
- Kekuasaan= mengalami kuasa Tuhan.
Jadi, kita harus yakin dengan keselamatan, kemuliaan, dan kekuatan kuasa Tuhan.
AD. 2: KEMULIAANKolose 3: 43:4. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
'
menyatakan diri kelak' = datang kembali kedua kali.
Jika Yesus datang kedua kali di awan permai dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, kita juga akan ditampilkan dalam kemuliaan sebagai mempelai wanita sorga. Kita bersama dengan Yesus selama-lamanya.
Untuk bisa ditampilkan dalam kemuliaan seperti Yesus, mulai sekarang
kita harus mengikuti jejak-Nya Yesus, yaitu:
- 1 Petrus 2: 21-24a
2:21. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
2:22. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
2:23. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
2:24a. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa,
Yang pertama: jejak kematian/pengalaman kematian. yaitu mati terhadap dosa--bertobat.
Yesaya 30: 14-15
30:14. seperti kehancuran tempayan tukang periukyang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak."
30:15. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobatdantinggal diamkamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenangdan percayaterletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
'seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang' = semua manusia sama seperti periuk. Kalau berbuat dosa, akan dibanting oleh Setan, sampai hancur.
Keadaan orang yang mengalami kematian bersama Tuhan seringkali seperti tempayan yang hancur lebur--karena dosa atau karena Tuhan. Kalau hancur lebur karena dosa, kita harus mengaku, diampuni dan tidak berbuat dosa lagi, sehingga menjadi pengalaman kematian bersama Tuhan.
Tempayan yang hancur lebur tidak dapat dipakai untuk apapun, artinya tidak berdaya, tidak bisa berbuat apa-apa, tidak berharga apa-apa.
Contoh: Ayub yang kaya dan hebat, tetapi menjadi tidak bisa apa-apa lagi--sakit tinggal kulit dan tulang.
Sikap yang benarsaat menghadapi jalan kematian adalah diam dan tenang:
- Diam= berdiam diri; koreksi diri, bukan menyalahkan orang lain.
Kita koreksi diri lewat ketajaman pedang firman. Jika ditemukan dosa, kita mengaku kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi--bertobat.
Jika tidak ada dosa, kita berdiam diri, tidak membela diri.
Praktikbertobat:
- Tidak berbuat dosa sampai tidak berdusta.
1 Petrus 2: 22
2:22. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak adadalam mulut-Nya.
Selama kita berdusta, tidak akan bisa bertobat--seperti setan.
Kalau ada dusta, pasti akan ada kebencian--Setan adalah bapa pendusta dan pembunuh (kebencian tanpa alasan).
Sebaiknya bertobat, tidak berbuat dosa, tidak berdusta. Kalau tidak ada dusta, tidak akan ada kebencian.
Yang dibenci adalah orang yang benar. Contohnya: kakak-kakak Yusuf membenci Yusuf yang benar.
Jangan menuduh orang. Kalau menuduh orang lama-lama bisa benci.
- Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi kebaikan.
1 Petrus 2: 23
2:23. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Kalau sudah bertobat, kita akan diselamatkan--tempayan tidak dibanting lagi.
- Tenang= menguasai diri, supaya tidak berharap pada yang lain tetapi hanya percaya dan berharap Tuhan, dan tidak kecewa, putus asa, dan tinggalkan Tuhan.
1 Petrus 4: 7
4:7. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Kalau sudah tenang, kita akan dapat berdoa kepada Tuhan. Kita bisa menyeru nama Yesus.
Yesaya30: 15
30:15. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percayaterletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
'dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu' = kekuatan kita adalah berdoa.
Jadi, diam--bertobat--dan tenang--berdoa--sama dengan mengulurkan dua tangan kepada Tuhan, dan Tuhan akan mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk menghardik angin ribut dan gelombang di danau yang menghantam perahu kehidupan kita.
Kalau masih ada dosa, doa tidak dijawab oleh Tuhan--'tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.' Dosa itulah yang menghalangi semunya.
Kalau diam dan tenang, hasilnya:
- Danau menjadi teduh, artinya: damai sejahtera sekalipun belum ditolong.
Markus 4: 39
4:39. Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
Semua menjadi enak dan ringan karena segala letih lesu, beban berat, susah payah sudah ditanggung oleh Yesus di kayu salib.
Hati damai artinya tidak merasakan lagi apa-apa yang daging rasakan (menyerah sepenuhnya kepada Tuhan): takut, bimbang, jahat, najis dan sebagainya, tetapi hanya merasakan belas kasih Tuhan. Semua yang berat sudah ditanggung Yesus di kayu salib.
- Semua masalah yang mustahil selesai pada waktu-Nya.
Inilah pengalaman kematian. Ada yang karena dosa-dosanya, seperti dibanting-banting, mari bertobat dan koreksi diri. Ada juga yang tidak berbuat dosa--pengalaman bersama dengan Tuhan--, tetapi juga dibanting-banting, mari diam dan tenang.
Diam berarti mengoreksi diri, kalau tidak ada dosa tidak usah membela diri. Kalau ada dosa, selesaikan, bertobat. Tenang berarti menguasai diri, jangan putus asa, kecewa, tinggalkan Tuhan, dan berharap kepada yang lain. Tetap percaya berharap kepada Tuhan.
Diam dan tenang bagaikan mengangkat tangan kepada Tuhan--menyeru nama Yesus--, dan Tuhan mengulurkan tangan untuk menghardik gelombang, sehingga semua masalah yang mustahil diselesaikan.
- 1 Petrus 2: 24b
2:24b. hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Yang kedua: jejak kebangkitan/pengalaman kebangkitan bersama Yesus.
Praktiknya:
- Hidup untuk kebenaran.
Roma 4: 25
4:25. yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkankarena pembenaran kita.
Kita manusia berdosa dibenarkan oleh Tuhan, dan kita hidup untuk kebenaran. Segala aspek hidup kita harus dalam kebenaran.
Secara pribadi harus benar sesuai dengan firman pengajaran yang benar--KTP, SIM, transportasi, sekolah, pajak, kerja dan sebagainya harus benar. Nikah juga harus benar.
Kalau mempertahankan sesuatu yang tidak benar, sekalipun sedikit, pasti akan menyimpang, dan tambah berpisah sampai tidak ketemu lagi.
Benar dengan tidak benar tidak mungkin menjadi satu. Tetapi tidak benar dan tidak benar bisa jadi satu. Hati-hati! Kalau sudah berpisah dengan seseorang, hati-hati, bisa dia yang benar atau kita yang benar. Karena itu harus diam--dengar firman, koreksi diri--, dan tenang--dengarkan firman, kuasai diri. Kalau itu sudah terjadi, maka kita akan berada dalam pengalaman kematian, lalu kita berada dalam pengalaman kebangkitan dan pasti hidup untuk kebenaran.
- Memikirkan perkara sorga lebih dari perkara di dunia. Lalu diikuti dengan aktivitas yang mengarah kepada perkara sorga.
Kolose 3: 1-2
3:1. Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
3:2. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
'di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah' = Yesus Imam Besar; Gembala Agung, Raja, Mempelai Pria Sorga.
Kalau kita memikirkan perkara sorga, kita akan terdorong untuk mencari perkara sorga lebih dari apapun--mengutamakan ibadah pelayanan lebih dari semua atau kita setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanankepada Tuhan. Dia adalah Imam Besar, dan kita harus menjadi imam-imam.
Kalau hidup benar, pasti setia berkobar-kobar. Kita menjadi pelayan Tuhan yang setia dan benar. Ini adalah ikat pinggang.
Semua ukurannya adalah kebenaran. Yang Tuhan nilai adalah benar dan setia.
Jadi, jalan kebangkitan adalah menjadi imam dan raja; pelayan Tuhan yang beribadah melayani Tuhan dengan setia dan benar.
Yesaya 11: 5
11:5. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggangtetap terikat pada pinggang.
'Ia' = Yesus.
Jadi, setia dan benar adalah perhiasan mempelai--ikat pinggang mempelai. Tidak bisa hanya setia atau benar saja, tetapi harus setia dan benar.
Lukas 17: 7-8
17:7. "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8. Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah akusampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Kita semua harus setia dan benar. Di ladang Tuhan--penggembalaan--mari setia, benar, dan baik sebagai gembala, zangkoor, pemain musik dan sebagainya. Ini yang dinilai oleh Tuhan.
Pelayan Tuhan yang beribadah melayani Tuhan dengan setia dan benar sama dengan memberi makan minum Yesus, artinya mengenyangkan, menyenangkan, dan memuaskan Tuhan.
Kenapa kita seringkali tidak puas? Periksa diri sendiri, apakah kita sudah setia dan benar dalam ibadah pelayanan? Kalau belum berarti belum memuaskan hati Tuhan.
Kalau ibadah pelayanan kita memuaskan Tuhan--setia dan benar--, Dia pasti akan memuaskan kita, sehingga:
- Kita bisa mengucap syukur--tidak bersungut atau bertengkar--, dan menjadi saksi Tuhan; tidak ada gosip.
- Urusan makan minum kita adalah urusan Tuhan. Artinya: Tuhan yang sanggup memelihara kehidupan kita di tengah kemustahilan dunia sampai Antikris berkuasa di bumi tiga setengah tahun. Yang penting mulai sekarang kita menjadi pelayan Tuhan yang setia dan benar. Tuhan akan membuka jalan bagi kita.
"Saya mengalami. Tidak ada yang bisa dimakan dan diminum, tetapi Tuhan kirimkan. Saya tidak ada hutang dan tidak boleh meminta seperti ajaran Lempin-El."
- 1 Petrus 2: 24
2:24. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
'hidup untuk kebenaran' = jejak kebangkitan.
'Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh'= bilur Tuhan sanggup menyembuhkan penyakit jasmani kita.
Penyakit jiwa juga disembuhkan.
Kalau sesuatu hal tidak bisa dipikirkan, jangan dipikir terus. Kalau dipikir terus, akan stres. Harus berjuang untuk mendengar firman dan berdoa. Serahkan semua kepada Tuhan--'Terserah Engkau, Tuhan.' Biarlah Tuhan yang bekerja.
- Wahyu 19: 11
19:11. Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Kalau setia dan benar, kita akan dipakai dalam kegerakan kuda putih. Artinya: dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir; pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Jejak kematian: diam dan tenang. Tuhan meneduhkan semua bagai lautan di dunia ini, kita menjadi damai, semua masalah selesai, bahkan ada masa depan. Apapun yang Tuhan berkatkan kepada kita lewat ijazah, gaji dan sebagainya, yang penting ada hati damai, sehingga ada masa depan berhasil dan indah. Hidup kita tidak bergantung pada gaji, tetapi bergantung kepada Tuhan.
"Di Malang ada yang marah saat saya katakan: Biarpun gaji kita besar, hidup kita bukan dari gaji. Biarpun gembala dipercayakan banyak jemaat, tetapi bukan hidup dari jemaat, tetapi dari Tuhan. Ada yang tersandung. Akhirnya Tuhan izinkan gajinya dipotong sampai minus. Baru dia menghadap saya dan mengaku. Dia mulai ditolong oleh Tuhan."
- 1 Petrus 2: 25
2:25. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Yang ketiga: jejak kemuliaan.
Praktiknya: kembali kepada Gembala, pemelihara jiwa kita.
Jadi, kita harus tergembala dengan benar dan baikuntuk diselamatkan bahkan disempurnakan oleh Tuhan.
Syaratnya:
- Berada di dalam kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
- Hanya mendengar dan dengar-dengaran pada suara gembala/firman penggembalaan, dan lari dari suara asing: ajaran lain yang bertentangan dengan alkitab, gosip dan sebagainya.
Suara asing benar-benar membuat domba mati rohani.
Berani mendengar suara daging sama dengan berani diusir dari Firdausdan menghadapi kutukan.
Contoh: Adam dan Hawa. Selama mendengar suara Tuhan, mereka ada di taman Eden (bersuasana taman Eden). Tetapi begitu mendengar suara ular satu kali, langsung habis semua. Sekalipun hanya dengar satu kali, itu sudah di cap dalam hati kita, satu waktu kita menghadapi sesuatu kita akan teringat.
Bangsa Israel sudah dicap lembu emas di Mesir--berhala Mesir. Dan saat Musa mencari firman (tabernakel; dua loh batu), mereka membuat lembu emas. Hati-hati! Suara asing ada cap Setan, dan satu waktu dalam keadaan terjepit akan terngiang, kita keluar dari suasana Firdaus menuju kutukan--letih lesu, beban berat, air mata sampai kebinasaan. Kalau firman pengajaran yang benar ada cap Tuhan. Mari kita tergembala dengan benar dan baik.
Yohanes 10: 11
10:11. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Gembala yang baik memberikan nyawa-Nya, bukan uang dan sebagainya.
Yohanes 15: 13
15:13. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Memberikan nyawa adalah bukti kasih. Yesus tampil sebagai Gembala baik yang memberikan nyawa kepada kita. Artinya:
- Yesus, Gembala yang baik mengasihi domba-domba lebih dari segalanya.
Untuk apa?Supaya kita bisa menjadi domba-domba yang baik; domba-domba yang tergembala dengan benar dan baik.
Kalau Yesus tidak menjadi teladan--tidak mengasihi kita sampai menyerahkan nyawa--, bangsa kafir akan tetap menjadi anjing dan babi--tidak mungkin menjadi domba, apalagi domba yang baik. Tetapi karena Yesus sudah menjadi teladan, hati kita akan terketuk untuk jadi domba yang tergembala dengan benar dan baik.
- Jaminan kepastian untuk pemeliharaan dan keselamatan hidup sekarang sampai hidup kekal selamanya.
Kalau tergembala, kita akan bertemu dengan Gembala yang baik, sehingga kita menjadi domba yang baik; semuanya sudah menjadi baik. Apa yang hancur dan najis akan mulai menjadi baik. Itulah kemuliaan.
Mendengar dan taat dengar-dengaran sama dengan mengasihi Yesus lebih dari segala sesuatu.
Yosua 23: 11
23:11. Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu.
'bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu'= bertekun dalam kandang penggembalaan demi nyawa kita.
Masuk kandang penggembalaan memang masuk pintu sempit, artinya penyaliban daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya--penderitaan bagi daging. Tetapi, di balik itu semua ada kemuliaan Tuhan. Di balik salib ada kemuliaan; di balik tujuh percikan darah ada shekinah glory.
2 Korintus 4: 16-17
4:16. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharuidari sehari ke sehari.
4:17. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
Jangan ragu untuk masuk kandang penggembalaan yang benar dan taat dengar-dengaran! Kita masuk pintu sempit--penyaliban daging dengan segala keinginan, hawa nafsunya--supaya terjadi kemuliaan.
"Suami, isteri, anak, orang tua yang belum masuk kandang penggembalaan mari diajak. Sudah berjerih lelah untuk yang jasmani, sekarang tinggal berjuang untuk yang rohani (demi nyawa kita). Cuma dua jam saja kebaktian pendalaman alkitab dan kebaktian doa penyembahan. Tuhan tolong kita semuanya."
Masuk pintu sempit; penyaliban/perobekan daging; percikan darah, supaya terjadi shekinah gloryatau kemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan yaitu keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Apa yang diubahkan dalam penggembalaan?Ada penundukan.
1 Petrus 5: 5
5:5. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklahkepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Ini adalah pasal penggembalaan: 'Gembalakanlah kawanan domba Allah'.
Penundukan= taat sampai daging tidak bersuara lagi, seperti Sarah terhadap Abraham--penundukan isteri terhadap suami. Dua kali Sarah diberikan pada laki-laki lain, tetapi Tuhan membela dia, dan pintu rahim Sarah juga terbuka. Di dalam penundukan kepada Tuhan ada kuasa menghapus kemustahilan.
Penundukan dalam nikah penting: istri tunduk pada suami; suami mengasihi istri seperti diri sendiri; anak taat pada orang tua.
Penundukan dalam penggembalaan: domba harus tunduk pada gembala lewat firman penggembalaan yang benar.
Ibrani 13: 17, 7
13:17. Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.
13:7. Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
Ayat 17= gembala.
Kalau domba tunduk, domba akan mengalami doa penyahutan dari Yesus Gembala Agung, dan gembala manusia--diangkat dari atas oleh Yesus dan dijunjung dari bawah oleh gembala manusia. Soal rohani dijaga--tidak jatuh dalam dosa dan tidak disesatkan--, dan yang jasmani juga pasti akan diangkat.
"Saya selalu mendoakan omset-omset yang menurun terkena pandemi. Gembala Agung yang mengangkat dan saya hanya menjunjung dari bawah: Tuhan tolong. Biarlah doa penyahutan bisa kita rasakan benar-benar lewat penundukan."
Roma 13: 1
13:1. Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.
Penundukan pada pemerintah: lewat peraturan-peraturan. Contohnya: kalau naik sepeda motor harus punya SIM C, pakai helm. Warganegara Indonesia yang berusia 17 tahun harus punya satu KTP. Pajak harus sesuai. Ikuti aturan-aturan.
Kalau sudah tunduk, kita akan menjadi domba yang baik--ada di kandang dan selalu dengar suara gembala--, hidup kita diubahkan menjadi taat sampai daging tak bersuara. Kita tunduk dalam nikah, penggembalaan, dan pemerintah. Kita menjadi domba yang baik, yang hanya mengulurkan tangan iman kepada Tuhan. Dan Dia mengulurkan tangan kuasa-Nya kepada kita.
Kita hidup dalam tangan Gembala Agung.
Hasilnya: tangan kasih Gembala Agung sanggup meninggikan kita pada waktu-Nya.
1 Petrus 5: 6
5:6. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Dalam kebaktian ibadah tutup buka tahun, tahun ini adalah tahun pengangkatan. Kalau mau diangkat harus dimulai dari tergembala dengan benar dan baik, lalu mengalami percikan darah--sengsara bersama Yesus, diinjak-injak dahulu, setelah itu baru bisa diangkat; direndahkan dulu dalam bentuk apapun, baru ditinggikan pada waktu-Nya.
Artinya:
- Diangkat dari kejatuhan dalam dosa sampai puncaknya dosa. Jika jatuh dalam dosa minta ampun. Kita diampuni, tidak berbuat dosa lagi, sehingga bisa hidup benar dan suci.
Diangkat berarti dipulihkan secara rohani.
- Kehidupan yang tidak setia dalam ibadah pelayanan, dipulihkan sehingga bisa setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
- Diangkat dari kegagalan, sehingga menjadi berhasil dan indah.
- Diangkat dari kemerosotan jasmani dan rohani.
- Ada mujizat dari Tuhan. Seperti orang yang sudah lumpuh 38 tahun bertemu dengan Tuhan, Tuhan berkata: Angkat tilammu!Tilamnya langsung diangkat dan menjadi sembuh. Inilah mujizat dari Tuhan; yang mustahil jadi tidak mustahil. Masalah mustahil selesai semuanya.
- Menyucikan dan mengubahkan kita sampai sempurna seperti Yesus saat Dia datang kembali. Mulai dari mulut disucikan sampai tidak salah dalam perkataan, sempurna seperti Dia. Jika Yesus datang kembali kedua kali, kita terangkat di awan permai, hanya terdengar satu suara yaitu sorak sorai: Haleluya(dari empat penjuru bumi menjadi satu suara: Haleluya).Kita masuk kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang) dan Yerusalem baru selamanya.
Biarlah kita ikuti jejak Tuhan untuk sampai pada kemuliaan, sehingga kita bisa berseru Haleluya. Ikuti jejak kematian, kebangkitan, dan kemuliaan. Tergembala sungguh-sungguh! Kita bergantung kepada tangan Gembala Agung.
Tuhan memberkati.