Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 9: 7
9:7. Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kudayang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia,
Ayat 7-12 bicara tentang
belalang dan kalajengking. (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Maret 2019).
Belalang menunjuk pada roh jahat dan najis yang keluar dari lobang jurang maut (ayat 2-5).
Di sini, rupa belalang sama seperti kuda yang dipersiapkan untuk peperangan, itulah peperangan rohani, terutama
peperangan dalam penaburan benih firman pengajaran yang benar--ini adalah peniupan sangkakala; bunyi sangkakala menunjuk pada firman pengajaran yang benar.
Penginjilan sudah banyak diberitakan--untuk menyambut kedatangan Yesus pertama kali--, tetapi sekarang untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali butuh firman pengajaran, dan ini yang diperangi oleh roh jahat dan najis.
Kuda menunjuk pada kecepatan atau kekuatan.
Belalang--roh jahat dan najis--menggunakan kecepatan dan kekuatannya untuk menguasai hati dan pikiran anak Tuhan, untuk dua hal:
- Supaya hati dan pikiran kita menjadi tanah yang tidak baikdalam pertumbuhan firman pengajaran yang benar--tanah di pinggir jalan, tanah semak duri, dan tanah berbatu--, sehingga benih firman tidak bertumbuh dan berbuah rohani, berarti tidak bisa sempurna--buah rohani yang tertinggi adalah buah kesempurnaan (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Maret 2019sampai Ibadah Doa Surabaya, 08 Maret 2019).
Buah ketekunan saja tidak ada, apalagi buah kesempurnaan. Sekarang, sudah jarang hamba Tuhan yang tekun untuk menyampaikan firman, apalagi sidang jemaatnya. Baru masuk gereja satu kali, sudah bangga sekali.
Kehidupan semacam ini akan tertinggal saat Yesus datang kembali, dan binasa selamanya.
Tanah hati yang tidak baik= mau dengar firman dan senang, tetapi mendengar dengan emosi--tanah berbatu--, begitu ada pencobaan sudah tidak kuat, dan akhirnya tidak bertumbuh.
"Saya menerima telepon dari murid saya: 'Om, orang yang paling lama di sini, sejak saya merintis, mau keluar.': 'Kenapa?': 'Karena tidak bisa praktik firman; tidak kuat.' Itulah tanah hati yang tidak baik."
- Supaya hamba/pelayan Tuhan tidak mengutamakan firman pengajaran yang benar; tidak mempedulikan firman pengajaran yang benar; tidak mau menerima firman pengajaran yang benar dalam setiap ibadah pelayanan kepada Tuhan--pemikirannya dibelokkansupaya tidak memikirkan firman.
Ini merupakan keluh kesah dan sekaligus teguran Yesus kepada banyak orang.
Yohanes 6: 25-27
6:25.Ketika orang banyakmenemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"
6:26.Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
6:27.Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
Banyak orang senang bertemu dengan Yesus, tetapi bukan karena perkara rohani melainkan yang jasmani, karena roh jahat dan najis menguasai hati dan pikirannya.
Banyak pemikiran yang salah tentang ibadah pelayanan kepada Tuhan dari hamba/pelayan Tuhan karena dikuasai roh jahat dan najis, yaitu hanya memikirkan dan mencari berkat jasmani: keuangan, kedudukan, pekerjaan, perjodohan dan sebagainya, bahkan kematian--'Kalau aku di gereja di sana lalu mati, ramai, tetapi di sini hanya dua orang anggotanya, yang mengubur hanya dua orang nanti.' Ini banyak terjadi.
Pemikiran tentang berkat jasmani termasuk perjodohan sudah salah, apalagi tentang kematian, tambah salah lagi.
Pemikiran seperti ini tidak menghiraukanmakanan rohani/firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua/sangkakala. Makan racunpun, boleh, artinya: ajaran yang salah tentang iman, baptisan, kepenuhan Roh Kudus, penyembahan, nikah dianggap tidak apa-apa--seperti makan racun.
Akibatnya: mengalami kematian rohani sampai kebinasaan selamanya.
Markus 7: 24-307:24.Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.
7:25.Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.
7:26.Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.
7:27.Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anakkenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
7:28.Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
7:29.Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
7:30.Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
'
Siro-Fenisia'= bangsa kafir.
'
anak-anak'= bangsa Israel; anak Allah.
'
anjing'= bangsa kafir; anak setan. Inilah keadaan kita.
Sebenarnya bangsa kafir tidak layak untuk menerima dan makan roti kehidupan, bahkan tidak boleh makan roti kehidupan--firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Keadaan bangsa kafir tanpa firman pengajaran yang benar:
- Keadaan pertamabangsa kafir tanpa firman pengajaran yang benar: seperti kambing, bukan domba, artinya:
- Egois sehingga menjadi kikir dan serakah.
Kikir= tidak bisa memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan--Matius 25: 42-45: '...sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.'
Jangan egois; 'yang penting aku sudah enak.'
Di dalam penggembalaan--di bawah pohon ara--memang sudah enak, tetapi harus keluar dari situ untuk melihat langit terbuka. Mari, kita memberi dan mengunjungi mulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan. Ingat semua! Jangan egois!
Kalau egois akan dikutuk oleh Tuhan.
- Menjadi batu sandungan--rumput yang hijau dia makan, air yang jernih dia minum, sesudah itu kakinya menginjak-injak rumput yang tersisa, dan airnya dibuat keruh, sehingga yang lain tidak dapat apa-apa.
Jadi batu sandungan artinya membuat orang lain tidak mau mendengar dan makan firman pengajaran karena sulah tingkah laku kita yang tidak sesuai dengan firman.
- Keadaan keduabangsa kafir tanpa firman pengajaran yang benar: seperti anak perempuan yang dirasuk setan.
Artinya:
- Durhaka kepada Tuhan--tidak setia dalam ibadah sampai meninggalkan ibadah.
Ibrani 10: 25-27
10:25.Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakanoleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
10:26.Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
10:27.Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Dosa kebiasaan= tidak setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, dan tidak merasa bersalah. Gembala tidak datang ibadah tidak merasa bersalah lagi, apalagi jemaat.
Dosa sengaja= memang sengaja tidak mau beribadah sekalipun ada kesempatan, sampai satu waktu tidak bisa beribadah melayani Tuhan--seperti Yudas Iskariot digantikan oleh Matias--; sama dengan kedurhakaan yang akan mengalami api penghukuman.
Inilah nasibnya bangsa kafir tanpa roti kehidupan--firman pengajaran yang benar. Karena itu belalang menghalangi kita untuk beribadah. Kalau tidak bisa dihalangi, setelah bisa beribadah, hati dan pikirannya diarahkan pada yang lain; bukan untuk firman tetapi perkara jasmani, sehingga hidupnya tetap seperti kambing atau anak perempuan yang kerasukan setan.
- Durhaka terhadap sesama, terutama durhaka dalam nikah, yaitu tidak setia dan benar dalam nikah. Ini sama dengan durhaka kepada Tuhan, Pencipta nikah.
Harus setia dan benar dalam nikah untuk mencapai nikah yang sempurna.
Kalau seorang berkhianat, tidak bisa lagi ditegor, silakan, tetapi kita tetap setia kepada Tuhan dan nikah. Mungkin isteri tinggalkan suami, suami tetap sendiri--setia kepada Tuhan dan setia dalam nikah. Begitu juga sebaliknya.
Tuhan akan memberi kekuatan sehingga bisa bertahan; Roh Kudus berperang melawan belalang; Roh Kudus memberikan hati dan pikiran yang percaya pada kekuatan firman.
Hati-hati dengan belalang yang membelokkan hati dan pikiran ke arah yang jasmani tetapi melawan Tuhan/durhaka kepada Tuhan, sehingga mengalami penghukuman.
- Tidak taat dengar-dengaran pada firman, sama dengan berbuat dosa dan puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba), dan kawin mengawinkan (percabulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan suami isteri sah, hubungan sejenis, nikah yang salah: kawin campur, kawin cerai, dan kawin mengawinkan).
- Keadaan ketiga bangsa kafir tanpa firman pengajaran yang benar: 'tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing'= seperti anjing--lidah menjilat muntah, bukan remah-remah roti.
Lidah menjilat muntah= perkataan sia-sia: dusta, gosip, fitnah, menghujat--pengajaran benar dikatakan: tidak benar, dan membela ajaran yang tidak benar. Hati-hati!
Inilah keadaan bangsa kafir tanpa roti kehidupan.
Akibatnya: hanya menderita sengsara, penuh air mata, stres--anak perempuan ini tidak bisa tidur--, tidak tenang, tidak bahagia, mengalami kehancuran nikah dan buah nikah, dan menghadapi kemustahilan. Kalau dibiarkan akan binasa untuk selama-lamanya.
Seharusnya seperti inilah keadaan bangsa kafir, yaitu tidak bisa makan roti kehidupan.
Tetapi puji syukur kepada Tuhan,
oleh kemurahan-Nya terbuka kesempatan bagi bangsa kafir untuk bisa mendengar dan dengar-dengaran pada firman kehidupan, yaitu:
- Matius 15: 24
15:24.Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
Yang pertama: sebagian dari bangsa Israel menjadi domba yang terhilang.
- Kisah Rasul 13: 46
13:46.Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknyadan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.
Yang kedua: sebagian Israel menolak firman kehidupan.
Bangsa Israel menolak firman, sehingga menjadi domba yang terhilang. Tetapi kalau bangsa kafir menolak firman, akan menjadi sama seperti kambing, anjing, dan dirasuk setan. Tidak bisa lainnya. Tuhan tolong kita semua.
Oleh sebab itu
bangsa kafir harus pandai menggunakan kesempatan selubang jarum, karena kita bergantung pada orang lain--kalau seluruh Israel menerima firman, kita tidak akan bisa menerima firman. Mari, gunakan kesempatan selubang jarum untuk bisa mendengar dan dengar-dengaran pada roti kehidupan/firman pengajaran--seperti anjing menjilat remah-remah roti.
Mulai sekarang, bagaimana sikap kita untuk bisa mendengar dan dengar-dengaran pada firman pengajaran? Kita harus memikirkan--hati dan pikiran dikuasai Roh Kudus, bukan belalang--, supaya kita bisa berperang melawan roh jahat dan najis;
kita bisa mantap untuk memikirkan, menghargai, dan merindukan firman pengajaran yang benar lebih dari apapun di bumi. Ini berarti Roh Kudus menang melawan belalang--kalau manusia, banyak pertimbangan:
Kalau aku ikuti firman, nanti begini...begitu.Kalau ibadah hanya memikirkan yang jasmani, kekeluargaan, terlalu jauh, apalagi memikirkan nanti kalau mati bagaimana, terlalu jauh, sangat jauh sekali.
"Ini terjadi, ada hamba Tuhan berkata: Jangan fellowship di situ, nanti kalau mati, siapa yang mau datang? Ternyata hamba Tuhan juga dihinggapi belalang, sampai memikirkan kematian. Tidak usah bingung!
Dulu ada jemaat, seorang ibu janda di Malang yang membuka warung sendiri, tiba-tiba meninggal. Saya ke sana untuk memberikan peti dan semuanya, beres, tinggal menguburkannya. Saya datang ke ketua RTnya tetapi dilarang untuk dikuburkan di sana. Saya tanya: 'Waktu dia masih hidup bayar pajak? Ada KTPnya?': 'Iya.': 'Kalau mati kok ditolak? Kalau hidup dianggap warga, kalau mati dibilang bukan warga. Baiklah, pak RT, kalau begitu terima kasih, tugas saya sudah selesai, saya pulang.': 'Oh, jangan pak.' Bingung semua kalau tidak ada yang menguburkan. Pasti dikuburkan. Akhirnya pak RT yang cari tanahnya."
Proses bangsa kafir makan firman pengajaran yang benar:
- Roh Kudus mengurapi kita untuk bisa mendengar firmanpengajaran yang benar dengan sungguh-sungguh, dan dengan suatu kebutuhan--seperti anjing menjilat remah-remah roti; sangat butuh dan teliti.
- Roh Kudus mengurapi kita untuk bisa mengerti firmanpengajaran yang benar.
- Roh Kudus mengurapi untuk percaya pada firmanpengajaran yang benar sekalipun bertentangan dengan logika kita--firman menjadi iman di dalam hati--sehingga wanita ini bisa berseru: Benar, Tuhan.
Kita hanya berseru: Benar, Tuhan,artinya kita selalu membenarkan firman Tuhan; tidak mengkritik atau menyalahkan firman pengajaran yang benar.
"Sampai hari ini banyak yang mengkritik kabar mempelai--pengajaran yang diwahyukan Tuhan kepada Pdt. Van Gessel (alm.). Banyak kali dikatakan: pengajaran porno dan lain-lain. Saya sendiri pernah berhadapan dengan seorang hamba Tuhan senior--termasuk murid Pdt. van Gessel--tetapi sekarang sudah dipanggil Tuhan. Dia bercerita kepada saya--dia tidak tahu saya digembalakan oleh Pdt. In Juwono (alm.). Dia berkata: 'Pdt In Juwono berkhotbah: Wanita tidak boleh mengajar. Porno itu.' Waktu itu saya belum menjadi hamba Tuhan, sehingga saya beranggapan tidak sopan kalau memberitahu beliau karena beliau lebih tua dari Pdt. In Juwono. Pemikirannya sudah bukan lagi seperti Pdt. van Geseel (alm.) yang hanya memikirkan perkara sorga. Sekarang dibalik oleh belalang supaya fokus pada dunia sehingga melupakan yang rohani."
Saat Tuhan perintahkan Abraham untuk mempersembahkan anaknya, ia percaya sekalipun logikanya memberontak, dan dia lakukan. Ini kekuatan Roh Kudus. Jangan batasi kuasa Roh Kudus! Kalau daging tidak akan kuat.
Mari, biar Roh Kudus membangkitkan kita kembali sampai kita berkata: Benar, Tuhan,kita menerima firman. Kalau kita yakin firman itu benar, berarti kita mengakui kita yang salah. Inilah bukti kita percaya firman pengajaran yang benar, yaitu kita banyak mengakui kesalahan dan kekurangan kita kepada Tuhan dan sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kita benar-benar mengerti dan percaya firman--makan nasi sudah sampai di lambung dan kita kenyang/puas.
- Roh Kudus mengurapi kita untuk praktik firmanpengajaran yang benar.
Hasilnya:
- Perbuatan imanyaitu perbuatan benar dan baik, sampai membalas kejahatan dengan kebaikan.
- Perkataan imanyang setara dengan doa penyembahan yang dikaitkan dengan iman, untuk mendapatkan belas kasih Tuhan.
Yohanes 15: 7
15:7.Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalahapa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Wanita ini dalam keadaan susah, anaknya dirasuk setan, datang pada Yesus, tetapi Dia berkata: 'tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing'. Kalau dia menjawab: 'Tuhan, kasar sekali,' habislah dia. Tetapi karena dia berkata: Benar, Tuhan,hati Tuhan tergerak oleh belas kasihan--sama seperti bayi Musa, saat ia menangis, ia tidak dibunuh tetapi diangkat jadi anak oleh puteri Firaun.
"Saya bercerita, dua kali kami akan mengalami celaka besar. Yang pertama: saat saya belum di GPT, saya mengurus Pekan Kebaktian Rohani Kaum Muda di Selepetan Saya diantar sepupu saya--saya masih kuliah dan dia masih SMA. Naik mobil kemudian terjadi serempet Kernetnya turun bawa kunci untuk membuka roda, dia lari dari jauh, kami sudah berpikir: Hancur kami. Kami hanya berdua. Saya membuka pintu lalu lari tetapi dengan tangan mohon maaf. Dia langsung berhenti. Kalau saya tidak minta maaf, mungkin sudah tidak ada di sini. Itulah belas kasih. Manusia saja bisa, apalagi Tuhan. Yang kedua saat di Probolinggo mau ke Bromo, serempet juga. Di POM bensin dikejar, turun semua penumpangnya. Saya langsung loncat--kebetulan saya bisa bahasa madura--, dari jauh saya berteriak: Minta maaf...minta maaf. Mereka berhenti. Kalau tidak, mungkin POM bensinnya juga ikut dibakar. Itulah belas kasih."
Apapun keadaan kita, sampai ada kata-kata iman. Isi dengan firman, pikirkan firman, dan praktikkan, sampai ada perbuatan dan perkataan iman untuk mendapat belas kasih Tuhan.
Contoh:
- Bapak.
Kejadian 22: 5, 12-14
22:5.Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
22:12.Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
22:13.Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
22:14. Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
'kami akan sembahyang'= maksudnya Ishak akan disembelih.
'kamikembali kepadamu'= kata-kata iman--seharusnya ia berkata: Sesudah itu akukembali, karena Ishak sudah dikorbankan.
Abraham memiliki perkataan iman karena ia yakin Tuhan bisa membangkitkan orang mati.
'TUHAN menyediakan'= Jehovah Jireh.
Seorang laki-laki--gembala, ayah--menghadapi Ishak yang harus dipersembahkan kepada Tuhan.
Artinya: menghadapi masalah nikah, kemustahilan, kita hanya bisa menaikkan doa penyembahan yang dikaitkan dengan iman, untuk mendapat belas kasih Tuhan, Jehovah Jireh. Dia menciptakan dari tidak ada menjadi ada; mustahil jadi tidak mustahil.
Istilah 'menyediakan' artinya mempersiapkan kita menjadi mempelai yang siap sedia.
Wahyu 19: 6-7
19:6.Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7.Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
- Ibu.
Markus 7: 29-30
7:29.Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
7:30.Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Matius 15: 24
15:24.Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-dombayang hilang dari umat Israel."
Wanita mengetok hati Yesus sebagai Gembala--'Aku diutus hanya kepada domba-dombayang hilang dari umat Israel'; domba ada kaitan dengan gembala--; sama dengan doa penyembahan yang dikaitkan dengan iman untuk mendapat belas kasih Tuhan sebagai Gembala.
Tugas Gembala adalah memelihara tubuh, jiwa, dan roh kita, memulihkan nikah dan buah nikah, dan mencari yang hilang. Mungkin dari keluarga kita ada yang terhilang, kita berseru kepada Tuhan untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang.
- Kaum muda.
Wahyu 22: 20-21
22:20.Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
22:21.Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.
'Amin, datanglah, Tuhan Yesus!'= kata-kata iman terakhir--saat Yesus datang kembali kedua kali--, yaitu mengetok hati Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga.
Tunjukkan kekurangan dan kelemahan kita secara rohani--dosa-dosa dan lain-lain--! Tadi secara jasmani--bapak-bapak--: ekonomi susah, tetapi Tuhan sanggup mengubahkan dari tidak ada menjadi ada; mustahil jadi tidak mustahil.
Kemudian, ibu-ibu fokus pada nikah dan buah nikah yang terhilang atau hancur-hancuran, datang kepada Tuhan, jangan bergosip dan lain-lain.
Terakhir, kaum muda dan kita semua banyak kekurangan dan kelemahan, datang kepada Tuhan.
Efesus 5: 25-27
5:25.Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26.untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27.supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Kita semua banyak kekurangan dan kelemahan; dikuasai roh jahat dan najis. Serahkan kepada Tuhan! Dia rela mati untuk memandikan kita dengan baptisan air dan air hujan firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Dia menyucikan dan membaharuikita semua dari manusia daging menjadi manusia rohani, mulai dari jujur/tulus. Inilah tempatnya Yesus sebagai JehovahJireh, Gembala Agung, dan Mempelai Pria Sorga. Dia memandikan yang busuk, cacat cela, dan hancur.
Jujur, kita akan jadi rumah doa, dan mujizat akan terjadi.
Sampai jika Yesus datang kembali kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, tidak salah dalam perkataan--hanya berseru: Haleluya--, untuk menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai. Kita dan seluruh keluarga kita bersama Dia selamanya Yang sudah terhilang kita doakan supaya semua ada di sana, tidak ada yang ketinggalan.
Ketok hati Tuhan, supaya Ia berbelas kasihan kepada kita--kata-kata iman. Yakin, Tuhan akan menolong kita semua.
Bangsa kafir memang seharusnya binasa, tidak tertolong, tidak ada pertolongan, tidak ada harapan, tetapi lewat remah-remah roti--pembukaan firman dan kurban Kristus--kita bisa menghasilkan kata-kata iman yang menggerakkan hati Tuhan. Jangan berharap pada yang lain, apalagi pada kuasa kegelapan/dukun-dukun. Jangan! Biarlah kita hanya berseru kepada Tuhan.
Jangan putus asa atau bangga dengan sesuatu, tetapi pikirkan Tuhan/firman lebih dari semua. Kalau Dia berbelas kasih, semua bisa terjadi, tidak ada yang mustahil.
Tanpa roti dari sorga, kaum muda tidak mampu. Kata-katanya hanya perkataan sia-sia--menjilat muntah--, begitu juga dengan perbuatan dan pikirannya. Tetapi kesempatan ini, Tuhan mau mengisi dengan remah-remah roti sampai keluar perkataan iman. Yakin, Tuhan akan menolong kaum muda, tidak ada yang terhilang dan gagal. Mujizat pasti terjadi sampai pada kesempurnaan.
Bapak-bapak dan ibu-ibu, mari merendahkan diri. Kita bertanggung jawab atas semuanya.
Apapun keadaan kita, gunakan kata-kata iman:
Saya percaya, Tuhan.Tidak ada yang mustahil bagi Dia.
Tuhan memberkati.