Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita berada pada kitab Wahyu 2-3, tentang 7 jemaat bangsa kafir yang mengalami penyucian terakhir--percikan darah--, supaya bisa sempurna (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).

Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di LAODIKIA(diterangkan mulai dariIbadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015). Ini adalah jemaat yang terakhir--jemaat ketujuh; menunjuk pada keadaan jemaat bangsa kafir di akhir zaman--kita semua.

Wahyu 3: 21-22
3:21.
Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
3:22. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."


Kita sudah mempelajari, keadaaan rohani sidang jemaat Laodikia adalah suam-suam kuku, artinya secara jasmani kaya--tidak kekurangan apa-apa--tetapi secara rohani kosong--melarat, malang, miskin, buta dan telanjang. Akibatnya dimuntahkan oleh TUHAN--tidak berguna, najis, jijik, terpisah/terbuang dari TUHAN selamanya. Kita harus berjuang melawan keadaan suam-suam kuku.

Ayat 21 => JANJI TUHANkepada jemaat Laodikia--kita semua--yang menang bersama Yesus atas keadaan suam-suam kuku, yaitu duduk bersanding bersama Yesus di takhta sorga selama-lamanya.

Inilah tujuan utamadan tujuan akhirdari pengikutan dan pelayanan kita kepada Yesus; yaitu menjadi mempelai wanita sorga yang duduk bersanding dengan Yesus mempelai pria sorga di takhta sorga selama-lamanya.

Jangan hanya terbatas pada tujuan jasmani saja! Itu dicela oleh TUHAN. Sekalipun yang jasmani kaya tetapi kalau rohaninya tidak kaya, maka itu artinya suam-suam kuku dan akan dimuntahkan selamanya oleh TUHAN. Mari, kita berjuang supaya kita kaya secara rohani--tidak suam-suam--, sampai duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga.

Mempelai wanita dari bangsa kafir--Laodikia/kita semua--yang duduk bersanding dengan Yesus sebagai mempelai pria sorga di takhta Yerusalem baru, digambarkan seperti keledai yang ditunggangi Yesusdalam perjalanan terakhiruntuk masuk ke kota Yerusalem--sekarang menunjuk pada Yerusalem baru.
Arti rohaninya adalah kegerakan Roh Kudus hujan akhir--kegerakan kuda putih--, yaitu kegerakan pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--mempelai wanita sorga.

Pelayanan pembangunan tubuh Kristus dimulai dari dalam nikah. Sebagai suami harus mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar; isteri harus tunduk kepada suami; anak taat dengar-dengaran pada orang tua. Ini melayani dalam nikah. Kalau dalam nikah tidak bisa, maka yang lain tidak mungkin bisa.
Kalau dalam nikah sudah bisa melayani, akan lebih membesar dalam penggembalaanmasing-masing gereja--sebagai gembala harus memberi makan sidang jemaat--; kalau dalam penggembalaan sudah bisa menjadi satu, akan membesar antar penggembalaan--ibadah kunjungan--, sampai nanti Israel dan kafirmenjadi satu tubuh Kristus yang sempurna. Siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan permai.
Tubuh = isteri/mempelai wanita.

"Jadi, bukan ditentukan nanti. Saya selalu katakan, seperti orang sekolah. Harus ditentukan mulai sekarang. Kalau sekarang nilainya hanya 3 atau 4, tetapi: Gampang, nanti naik kelas. Tidak mungkin. Demikian juga nanti kita duduk di takhta sorga, mulai dari sekarang keledai--kita semua--harus ditunggangi oleh Yesus. Harus masuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir."

Jadi, supaya kita bisa duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga, maka SEKARANG INIkita harus aktif dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir/kegerakan kuda putih atau kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; mempelai wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba--nikah yang rohani/sempurna--(Wahyu 19: 9).

Alkitab dibuka dengan nikah yang jasmani di kitab Kejadian, namun sudah dihancurkan oleh setan. Tetapi syukur, Alkitab ditutup dengan kitab Wahyu; nikah yang sempurna antara Kristus dengan sidang jemaat. Oleh sebab itu, ikuti kegerakan pembangunan tubuh Kristus. Kita harus menjaga nikah kita sampai masuk dalam nikah yang rohani/sempurna.

Sesudah itu, kita masuk Firdaus yang akan datang--kerajaan 1000 tahun damai--(Wahyu 20). Dulu, TUHAN menciptakan Adam dan Hawa lalu ditempatkan di Taman Firdaus. Karena mereka berbuat dosa, mereka diusir ke dalam dunia. Tetapi nanti kita akan dikembalikan dalam kerajaan 1000 Tahun Damai.

Sesudah itu, kita masuk Yerusalem baru--langit dan bumi yang baru--(Wahyu 21-22). Baru kita duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga--Yerusalem baru--yang kekal.

Kalau tidakmasuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir, maka akan masuk dalam kegerakan kuda liar--kegerakan daging-- yang menuju Babel; mempelai wanita setan yang akan dibinasakan.
Pada kebaktian Tutup Buka Tahun, dalam Keluaran 32 keadaan bangsa Israel bagaikan kuda liar. Tidak mau tergembala, terserah masing-masing, sampai masuk penyembahan berhala. Termasuk gembalanya--Harun--juga kacau pada waktu itu. Kita harus berhati-hati!

Markus 11: 7-8
11:7. Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya
11:8. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.

Syaratsupaya keledai bisa ditunggangi Yesus menuju Yerusalem baru--bangsa kafir bisa masuk dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna: harus menyerahkan diri sepenuh pada TUHAN.

"Kita harus waspada. Banyak orang mengatakan: 'Saya menyerahkan diri sepenuh pada TUHAN.' Sekalipun sudah sekolah Alkitab atau menjadi hamba TUHAN seperti saya, belum tentu sepenuh. Masih harus diperiksa penyerahan dirinya."

Ada 3 macam penyerahan diri kepada TUHAN:

  1. Markus 11: 8
    11:8. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijauyang mereka ambil dari ladang.

    Penyerahan diri yang pertama: penyerahan ranting--penyerahan daging.

    Ranting adalah kayu; sekalipun kuat tetapi jika terkena panas dan hujan, lama-lama akan rapuh dan hancur. Itulah manusia daging.
    Penyerahan ranting/penyerahan daging artinya menyerahkan diri kepada TUHAN tetapi masih tetap mempertahankan kedagingan, yaitu hawa nafsu daging, keinginan daging, ambisi daging, tabiat daging, pikiran daging, emosi daging dan sebagainya.

    Matius 16: 21-23
    16:21. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalemdan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuhdan dibangkitkan pada hari ketiga.
    16:22. Tetapi
    Petrus menarik Yesus ke sampingdan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
    16:23. Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "
    Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkanmanusia."

    Sebagai contoh adalah PETRUS, hamba TUHAN yang hebat. Apalagi yang masih muda, yang masih baru; harus sungguh-sungguh!
    Petrus menyerahkan diri kepada TUHAN--ketika Petrus sedang menjala ikan, lalu Yesus memanggil, dan Petrus meninggalkan semuanya--, tetapi tetap mempertahankan pikiran daging, sehingga Petrus menolak salib.

    Ketika Yesus mengatakan bahwa Ia hendak pergi ke Yerusalem untuk menanggung penderitaan sampai mati di kayu salib, Petrus menarik Yesus ke samping, maksudnya bukan membela Yesus tetapi pikiran dagingnya yang muncul--kalau Yesus disalib, berarti Petrus juga akan ikut disalib.
    Padahal, kalau Yesus tidak disalib, maka semua manusia akan binasa.

    "Petrus adalah gambaran hamba TUHAN yang tidak peduli jemaatnya mau apa; mau makan apa, terserah. Yang penting dirinya enak; selamat. Gembalanya berlibur ke kota Batu, tidak peduli jemaatnya mau mendengar firman apa. Seringkali kami hamba TUHAN memiliki pikiran daging: 'Waktuku untuk keluarga, waktuku untuk istirahat dan lain-lain.' Hati-hati! Katanya menyerahkan diri, tetapi belum sepenuh."

    Petrus menolak salib artinya:

    • Tidak mau mengalami sengsara daging bersama Yesus.
    • Tidak mau berkorban--waktu, tenaga, pikiran--untuk TUHAN, malah mengorbankan TUHAN dan orang lain.

    Akibatnya:

    • Menjadi sandungan bagi orang lain dan mudah tersandung.
      Orang yang tidak mau berkorban untuk pekerjaan TUHAN, akan menjadi batu sandungan, sebab ia suka mengorbankan TUHAN dan orang lain; kalau hamba TUHAN, mengorbankan sidang jemaat.

    • Petrus menyangkal TUHAN saat menghadapi sengsara.
      Saat Petrus ditanyai oleh seorang budak: 'Apakah mengenal Yesus?', dia menyangkal. Kalau dia menjawab: Mengenal Yesus, jangan-jangan dia juga akan ditangkap.

      Bukan hanya saat menghadapi sengsara, tetapi saat menghadapi sesuatu yang enak bagi daging--godaan--juga bisa menyangkal Yesus. Sesuatu yang enak bagi daging--mungkin soal uang. Bekerja dengan cara tidak benar, yang penting untung banyak. Ini sudah menyangkal Yesus. Juga soal jodoh, yang penting mendapat yang enak bagi daging. Hari-hari ini kita diuji. Bagaimana penyerahan kita kepada TUHAN?

      "Saya selalu mengatakan kepada siswa-siswi Lembaga Pendidikan El-Kitab "Kristus Ajaib": 'Kamu bertahan di sini tanpa handphone dan sebagainya; bertahan atau tidak bertahan bukan bergantung dari apa. Setelah lulus, menjadi pengerja; bertahan atau tidak bertahan. Lalu setelah menjadi hamba TUHAN, sampai diizinkan tidak makan, tidak minum; bertahan atau tidak bertahan adalah bergantung dari penyerahannya dulu bagaimana.' Kalau penyerahannya sepenuh, maka akan bertahan. Kita juga yang melayani sebagai zangkoor dan lain-lain, bagaimana penyerahannya? Kalau penyerahannya masih seperti Petrus--penyerahan ranting--pasti menyangkal TUHAN."

    • Petrus menjadi sama dengan setan.
      Markus 16: 23
      16:23. Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

      Kalau dalam hidup ini, pandangan kita selalu mencari yang enak bagi daging--menolak salib--, kita akan menjadi sama dengan setan. Tetapi kalau pandangan kita adalah salib--sekalipun sakit bagi daging--, kita akan menjadi sama dengan Yesus.

      "Kalau dalam bersekolah, bekerja, ibadah, dan perjodohan selalu mencari yang enak bagi daging, percayalah, satu waktu: 'Enyahlah Iblis.' Tetapi kalau kita selalu mencari salib, sekalipun dianggap bodoh--salib adalah kebodohan bagi orang yang akan binasa--tetapi satu waktu kita menjadi sama dengan Yesus. Bertahan! tidak lama lagi TUHAN datang."

    Tetapi untunglah, Petrus tertolong oleh kokok ayam--sederhana dan diulang-ulang--; sekarang menunjuk pada firman penggembalaan. Artinya:

    • firman pengajaran yang benar, yang dipercayakan oleh TUHAN kepada seorang gembala, untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan setia--kalau gembala tidak setia, maka jemaat akan tercerai-berai--, berkesinambungan, teratur dan diulang-ulang, sehingga menjadi makan rohanibagi sidang jemaat dan jemaat bertumbuh ke arah kedewasaan rohani.

    • Firman penggembalaan juga merupakan peringatankepada Petrus--kita semua--sampai kita berhenti berbuat dosa. Waktu Petrus mendengar kokok ayam, dia teringat akan perkataan Yesus, bahwa dia akan menyangkal Yesus 3 kali sebelum ayam berkokok.

      Oleh sebab itu, perlu firman yang diulang-ulang. Kalau firman tidak diulang, kita tidak akan kuat.
      Yesus memberitakan tentang kematian-Nya di kayu salib secara berulang-ulang, tetapi murid-murid masih lupa. Sudah diulang masih lupa, apalagi kalau tidak diulang.

      Inilah keampuhan sistem penggembalaan yang menjadi peringatan bagi kita, supaya jangan sampai menjadi seperti setan--mulai dari tidak mau bertobat sampai tidak bisa bertobat.
      Tetapi biarlah kita bertobat sampai menjadi sama seperti Yesus.

  2. Markus 11: 8
    11:8. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang.

    Penyerahan diri yang kedua: 'menghamparkan pakaian di jalan' = penyerahan yang tidak sungguh-sungguh/setengah-setengah.

    Setelah keledai lewat, pakaiannya diambil lagi; artinya menyerahkan diri hanya untuk mendapatkan perkara duniawi--uang, kedudukan dan lain-lain.
    'di jalan' = dunia.

    "Kami hamba TUHAN juga dikoreksi. Saya selalu tegas, bukan untuk menghina, tetapi untuk memeriksa diri, jangan-jangan dulu menyerah menjadi hamba TUHAN karena sulit sekolah atau bekerja. Akibatnya, nanti hanya mencari perkara dunia. Bukan panggilan TUHAN, tetapi karena pelarian saja."

    Contohnya: YUDAS ISKARIOT.

    Sekarang pekerjaan TUHAN/jabatan pelayanan menjadi suatu profesi, bukan tahbisan. Kelihatannya menyerahkan diri/melayani TUHAN, tetapi di balik itu hanya mencari perkara dunia.
    Menjadi profesi, artinya jabatan pelayanan sama dengan jabatan di dunia; menjadi pegawai negeri, ada gajinya dan sebagainya. Khotbah 1 jam dapat berapa, main musik dapat berapa.

    Akibatnya: menjadi pengkhianat--menjual Yesus--; menjadi sama dengan antikris yang akan dibinasakan selamanya. Gereja TUHAN menjadi pasar--ada roh jual beli di dalamnya.
    'antikris' = roh jual beli.

    Yudas tidak bisa tertolong seperti Petrus, sebab:

    • Yudas tidak tergembala.
      Yudas tidak sempat mendengar kokok ayam--tidak pernah makan firman penggembalaan. Inilah gunanya tergembala. Petrus masih bisa mendengar kokok ayam--firman penggembalaan--, sehingga ada peringatan dari TUHAN.

      Seperti si bungsu yang meninggalkan rumah bapanya, meninggalkan ladang bapanya sampai ke ladang babi. Yang diingat pertama kali bukan di rumah bapa ada kekayaan dan lain-lain, tetapi 'makanan' di rumah bapa. Akhirnya, si bungsu bisa kembali ke rumah bapanya.

      "Mungkin sekarang kita dihina: 'Buat apa firman lama-lama? Terlalu begini-begitu..' Orang tidak menyadari, bahwa satu waktu ini akan dibutuhkan. Saat-saat tarikan dunia, daging, dan dosa begitu kuat, hanya kekuatan firman penggembalaan yang bisa mengembalikan kita. Bukan kekuatan yang lain."

      Yudas seringkali berfellowship dengan orang farisi dan ahli taurat yang ajarannya bertentangan dengan ajaran Yesus--menentang firman pengajaran yang benar--; ia tidak tergembala, sehingga tidak ada kesempatan untuk ditolong.

    • Yang kedua: Yudas menggantung diri = menghina kurban Kristus.
      Seharusnya hanya Yesus yang digantung di kayu salib untuk mengampuni segala dosa kita--sampai dosa Yudas juga bisa diampuni--kalau mau mengaku.

      Tetapi Yudas menggantung diri, artinya ia putus asa di dalam dosa-dosanya.
      Banyak orang sudah berbuat dosa, lalu putus asa. Jangan!Itu menghina kurban Kristus. Masih ada kesempatan untuk diampuni.

    • Yang ketiga: Yudas tidak setia sampai tinggalkan jabatan pelayanan. Akhirnya Yudas binasa selamanya.

    2 macam penyerahan diri ini salah/tidak tepat, yaitu yang pertama penyerahan rantingyang berbau daging--menolak salib--; yang kedua berbau dunia/pengaruh dunia.

  3. Markus 11: 1, 7, 11
    11:1. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
    11:7. Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan
    mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya.
    11:11.
    Sesampainya di YerusalemIa masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya.

    Penyerahan diri yang ketiga adalah penyerahan diri yang benar yaitu: penyerahan diri sepenuh pada TUHAN.

    Diwakili oleh 2 ORANG MURIDyang mengalasi keledai dengan pakaiannya, lalu keledai ditunggangi oleh Yesus sampai masuk ke kota Yerusalem.

    2 macam penyerahan yang tadi--masih dengan pikiran daging dan ada pengaruh dunia--, tidak akanmasuk Yerusalem tetapi berhenti di tengah jalan.

    2 murid dalam arti rohanimenunjuk pada:

    • Murid = orang yang selalu menerima pelajaran/ajaran. Jadi, murid yang pertama menunjuk pada firman pengajaran yang benar;
    • murid yang kedua menunjuk pada urapan Roh Kudus.

    Kalau ada firman, maka selalu ada urapan Roh Kudus. Kita mengingat berita natal: orang majus jika hanya dituntun oleh bintang--tuntunan Roh Kudus--, maka tidak akan sampai ke kandang. Justru sampai ke Herodes, karena tidak ada firman. Bintang penting, tetapi kalau tidak ada firman, arahnya lain. Lalu Herodes menyuruh untuk menyelidiki. Mereka menyelidiki dalam kitab suci, lalu sampailah mereka ke Betlehem--bintang ditambah firman, baru bisa sampai ke kandang Betlehem.

    "Tidak boleh kita mengatakan: 'Yang penting ada urapan.' Kalau tidak ada firman, ke mana arahnya? Tidak tahu arahnya ke mana."

    Jadi, 2 murid artinya firman pengajaran benar dalam urapan Roh Kudus; disebut juga firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua(Ibrani 4: 12-13).

    Ada firman penginjilan, tetapi juga ada firman pengajaran.
    Firman penginjilanmembawa orang-orang berdosa, supaya percaya Yesus dan diselamatkan--kedatangan Yesus pertama kali.

    "Seperti saya sekeluarga. Bukan anak hamba TUHAN, bukan anak orang Kristen. Dulu mencari keselamatan di kuburan, minum air kembang. Setelah mendengar firman penginjilan/injil keselamatan, bisa percaya Yesus, bertobat dan lain-lain."

    Tetapi untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali, harus ada firman pengajaran/firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Firman penginjilan disebut susu, tetapi firman pengajaran disebut makanan keras.
    Bayi-bayi/jiwa baru memang butuh susu, tetapi kalau sudah bertahun-tahun harus ada pengajaran/makanan keras, supaya pertumbuhan rohaninya tidak abnormal.

    Jadi, penyerahan diri sepenuh harus didorongoleh firman pengajaran benar dalam urapan Roh Kudus--firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua/firman penyucian. Bukan didorong oleh yang lain-lain.
    Semua yang didorong oleh firman adalah kekal, sebab firman itu kekal.

    Kalau ibadah pelayanan kita didorong oleh firman pengajaran benar, maka ibadah pelayanan kita menjadi kekal. Kalau kita mau menikah didorong oleh firman pengajaran benar, maka nikah kita juga kekal. Bukan hanya karena cantik, ganteng atau kaya; itu tidak akan kekal.

    Praktik penyerahan diri sepenuh kepada TUHAN, yang didorong oleh firman pengajaran benar dalam urapan Roh Kudus--firman penyucian:

    • Roma 12:1-2
      12:1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmusebagai persembahan yang hidup, yang kudusdan yang berkenankepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
      12:2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

      Praktik pertama penyerahan diri sepenuh kepada TUHAN: bisa mempersembahkan tubuh/kehidupan kita kepada TUHAN, dengan syarat:

      • tubuh yang hidup.
        Dulu, bangsa Israel tidak boleh membawa binatang korban yang setengah mati, tetapi harus binatang yang hidup.

        Tubuh yang hidup artinya dikuasai oleh Roh Kudus. Kalau dikuasai oleh daging, berati tubuh yang mati.

        Yohanes 6: 63
        6:63. Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.

        Dari mana kita bisa mendapatkan urapan Roh Kudus? Dalam alkitab, Roh Kudus digambarkan sebagai pelita emas. Pelita emas artinya ketekunan dalam ibadah raya--persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-karunia-Nya.
        'urapan dan karunia Roh Kudus' = ada kesaksian, ada pelayanan dan lain-lain.

        Kalau kita tekun dalam ibadah raya, itu bagaikan pelita tetap menyala, selalu ada minyaknya dan tidak pernah padam. Roh Kudus membuat kita setia dan berkobar-kobardalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Ini tubuh yang hidup.
        Hidup = aktif.
        Mati = pasif.

      • Syarat kedua: tubuh yang kudus= dikuasai oleh firman pengajaran benar, yang lebih tajam dari pedang bermata 2.
        Yohanes 15: 3
        15:3. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakankepadamu.

        'firman yang telah Kukatakan' = tubuh kita kudus karena dikuasai oleh firman yang telah Yesus katakan. Itulah firman yang dibukakan rahasianya--ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab. Ini firman pengajaran/pedang firman yang menyucikan kita.

        "Dulu kalau kita menerima pelajaran fisika dan matematika, rumus diterangkan rumus, baru hasilnya. Itu pelajaran. Kalau tidak memakai rumus, itu namanya mencontek. Kalau hamba TUHAN tidak memakai ayat, gawat."

        Kalau ayat diterangkan dengan pengetahuan, lawakan--bukan perkataan TUHAN--, mungkin membuat kita senang, tertawa-tawa tetapi tidak bisa menyucikan. Itu bedanya.
        Mendengar firman bukan untuk tertawa-tawa. Di alkitab, kita mendengar firman sampai hati terharu/ditusuk pedang (Kisah Para Rasul 2: 37). Ini yang berguna dan menghasilkan tubuh yang kudus.

        Di mana kita mendapatkannya? Lewat meja roti sajianyaitu ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci--persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran benar dan kurban Kristus.
        Dalam setiap ibadah pendalaman alkitab, kita disucikan oleh pedang firman--roti--sehingga mengalami pertumbuhan rohani.

        Jadi, rohani bertumbuh, bukan dari sudah berapa tahun ikut TUHAN, tetapi kalau disucikan.
        Disucikan artinya menyadari, menyesali, mengaku dan meninggalkan dosa.

      • Syarat ketiga: tubuh yang berkenan kepada TUHAN--ini dikaitkan dengan baptisan air ('Inilah Anak-Ku yang Ku kasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan').
        Tubuh yang berkenan, dikuasai oleh kasih Allah.

        Bagaimana kita bisa menerima kasih Allah? Lewat mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan--persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
        Kita dikuasai kasih Allah, sehingga tidak ada lagi kebencian, kepahitan, dendam; tetapi hanya mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatudan mengasihi sesama seperti diri sendiri--tidak merugikan sesama--, bahkan sampai mengasihi musuh--membalas kejahatan dengan kebaikan.

        Membalas kebaikan dengan kebaikan, itu biasa. Tetapi kalau membalas kejahatan dengan kebaikan, itu baru luar biasa dan betul-betul nikmat.

      Jadi, kita bisa menyerahkan diri sepenuh kepada TUHAN lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok--ruangan suci--; kandang penggembalaan.
      Gembala harus lebih dulu berada di kandang penggembalaan, lalu domba-domba juga berada di kandang, sehingga bisa menyerahkan diri sepenuh kepada TUHAN.

      Mengapa dulu bangsa Israel bisa mempersembahkan binatang yang tidak bercacat, kudus dan hidup? Karena penggembalaan. Kalau membeli di pasar, sulit untuk mencari domba yang tidak bercacat.

      Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita bersekutu dengan Allah Tritunggal sehingga kita mengalami penyuciandari:

      • Pengaruh dagingdengan segala hawa nafsunya--seperti Petrus--, sehingga kita tidak menolak salib, tetapi mau memikul salibbersama TUHAN dan kita tidak akan pernah menyangkal TUHAN.

      • Pengaruh dunia--kekayaan, kesibukan, kesukaan, dan kesusahan dunia--yang sering membuat kita tidak setia dalam ibadah pelayanan, bahkan meninggalkan ibadah pelayanan--menjadi pengkhianat seperti Yudas.
        Ini yang harus disucikan, sehingga kita tetap setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN sampai garis akhir.
        'Garis akhir' = sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN Yesus datang kedua kali.

        "Kalau sudah sibuk, selalu ada alasan untuk tidak setia. Termasuk gembalanya juga tidak setia. Kadang-kadang sibuk juga. Sibuk dengan keluarga, dengan ini-itu dan lain-lain. Juga kesukaan dunia. 'Saya mau menikmati ini dulu..' Kalau sudah ada kekayaan yang berlimpah, menjadi tidak setia. Kesusahan juga. 'Mengapa tidak beribadah?': 'Saya sedang susah,', sehingga tidak setia dalam ibadah pelayanan. Ini yang harus disucikan."

      • Pengaruh dosa:

        1. Dosa Yudas, yaitu mencuri milik TUHAN--dosa kejahatan.

          "Mulai dari saya, kalau gembalanya seorang pencuri, tidak tahu sidang jemaat mau jadi apa."

          Yudas mencuri milik TUHAN, sehingga binasa. Sekarang pencurian yang dahsyatadalah mencuri kepercayaan TUHAN kepada seorang gembalatentang persepuluhan dan persembahan khusus--'Siapa yang memberi makan tepat pada waktunya, maka dia diangkat menjadi pengawas milik TUHAN.'

          Salah satu milik TUHAN adalah persepuluhan--perkara yang terkecil. Jangan sampai gereja besar, tetapi ada masalah dengan perkara kecil/uang! Benar-benar memalukan.

          Kalau gembala tidak dipercaya lagi oleh TUHAN tentang persepuluhan, berarti tidak dipercaya juga soal makanan/pembukaan firman, sehingga sidang jemaat lapar rohani, kering rohani, dan binasa.

        2. Juga dosa kenajisan, yaitu:

          1. Dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
          2. Dosa kawin mengawinka.

      Kalau kita mengalami penyucian dari pengaruh daging--tidak menyangkal, tetapi memikul salib--, pengaruh dunia--tidak berkhianat, tetapi setia berkobar-kobar--dan pengaruh dosa, maka hasilnya:

      • kita akan mengalami damai sejahtera.
        Semua menjadi enak dan ringan. Itulah penggembalaan. Raja Daud mengatakan: 'TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang.'

        Padahal menghadapi padang gurun dan binatang buas, tetapi tenang-tenang saja.
        Dunia boleh bergoncang, tetapi dalam penggembalaan kita merasa damai sejahtera. Gembala yang Baik telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita untuk mengalahkan pengaruh daging, dunia, dan dosa.

        "Selalu saya ibaratkan seperti lautan. Kalau lautannya teduh, sekalipun kapalnya sederhana, bisa jalan. Mungkin kita tidak pandai, gaji tidak terlalu besar, tetapi kalau teduh, maka semua jalan dan lancar. Tetapi sekalipun gaji besar, kapalnya besar dan hebat, kalau ada tsunami, semua kandas dan hancur. Yang penting ada damai sejahtera. Ini yang dicari di dunia. Amerika membelanjakan berjuta-juta dolar untuk menciptakan kedamaian di Timur Tengah, tetapi tidak pernah bisa, sampai sekarang."

      • 'Tak kan kekurangan aku' =

        1. kita dipelihara oleh TUHAN secara berkelimpahan, di tengah padang gurun dunia yang sudah tandus dan sulit; artinya kita dipelihara sampai mengucap syukurkepada TUHAN.

          "Kelimpahan bukan dari berapa juta, tetapi sampai mengucap syukur kepada TUHAN. Ada yang gajinya besar tetapi korupsi, itu berarti kurang. Tetapi berapapun gaji kita, kalau kita mengucap syukur, berarti sudah berkelimpahan."

        2. kita disucikan sampai tidak bercacat cela--sempurna.

    • Roma 12: 2
      12:2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
      pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

      Praktik kedua penyerahan diri sepenuh kepada TUHAN: dalam kandang penggembalaan kita mengalami penyucian dan pembaharuan.

      Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, artinya:

      • tajam yang pertamauntuk memotong/menyucikan kita dari dosa--tangan yang mencuri dipotong, tetapi kalau dipotong saja akan cacat.

      • tajam yang keduauntuk membaharui kita--menjadi tangan yang bisa memberi.
        Juga lidah yang berdusta, harus dipotong/disucikan, lalu dibaharui menjadi berkata benar.

      Itulah penggembalaan, firman diulang terus-menerus. Datang saja! Setiap kita datang ibadah, apapun keadaan kita, kita disucikan sampai lama kelamaan kita sudah dibaharui. Doakan gembala untuk bisa menyampaikan firman yang sungguh-sungguh dari TUHAN. Pasti kita disucikan dan diubahkan.

      "Saya baru menerima e-mail dari pendengar di Kuching, Serawak. Mereka satu keluarga merupakan pendengar firman jarak jauh. Dulu, yang memimpin doa dan sebagainya adalah isterinya; suaminya tidak dipercaya. Sebab kerohanian dan hidup suaminya payah. Sekarang sesudah beberapa tahun mendengar, suaminya bisa dipercaya oleh isterinya. Jadi, dia yang memimpin doa, memimpin semua di rumah. Ini namanya keubahan hidup. Dulu dia dicela, karena isterinya dari kepercayaan lain. Tetapi sekarang mereka berbahagia."

      Dalam penggembalaan, selain mengalami penyucian, kita juga mengalami pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, mulai dari hati nurani.
      Hati merupakan pusat kehidupan rohani kita. Kalau hati berubah, maka semua berubah.

      Pembaharuan hati nurani dimulai dari baptisan air yang benar.
      Kalau baptisannya benar, maka kita masuk dalam penggembalaan benar dan kita terus dibaharui.

      1 Petrus 3: 20-21
      3:20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
      3:21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu
      baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah-oleh kebangkitan Yesus Kristus,

      Baptisan air, ada yang benar dan ada yang tidak benar. Kalau baptisannya tidak benar--tidak dikubur--, berarti belum dibaptis.
      Syaratbaptisan air yang benar adalah bertobat--berhenti berbuat dosa, kembali kepada TUHAN; mati terhadap dosa.

      Roma 6: 4
      6:4. Dengan demikian kita telah dikuburkanbersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkandari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

      Pelaksanaanbaptisan air yang benar: orang yang sudah mati terhadap dosa harus dikuburkan dalam air bersama Yesus, kemudian bangkit/keluar dari dalam air bersama Yesus untuk mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi--langit terbuka--, yaitu memiliki hati nurani yang baik, sehingga hidup diurapi Roh Kudus yaitu hidup dalam kebenaran--bukan lagi hati yang cenderung jahat seperti pada zaman Nuh.

      Semua harus benar, mulai dari pribadi harus benar, KTP dan SIM harus benar, naik motor harus benar, bekerja harus benar, sekolah benar, nikah benar, ibadah dan pelayanan benar, pengajaran benar. Kalau tidak benar, bukan hidup sorgawi sebab: 'Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya.'

      Matius 3: 16
      3:16. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari airdan pada waktu itu juga langit terbukadan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,

      'Yesus segera keluar dari air' = keluar dari kuburan air.

      Yesus sebenarnya tidak berdosa, jadi tidak perlu dibaptis. Mengapa Yesus mau dibaptis? Untuk melakukan kehendak Bapadan untuk memberi teladanbaptisan air yang benar kepada kita--keluar dari air.

      Kalau sudah hidup benar--hati nurani baik/tulus--, maka kita bisa digembalakandengab benar dan baik, sehingga mengalami pembaharuanterus-menerus sampai bisa membedakanantara yang benar dan yang tidak benar; yang baik dengan yang tidak baik. Tidak perlu bertanya lagi.

      Yudas tidak bisa digembalakan sebab hatinya tidak tulus--sekalipun digembalakan oleh Yesus sendiri.

      Roma 12: 2
      12:2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

      Bisa membedakan: dimulai dari pengajaran yang benar--pribadi TUHAN--dengan pengajaran yang tidak benar.
      Sebab dalam Keluaran 32, bangsa Israel tidak bisa membedakan. Harun--hamba TUHAN--setelah membangun patung lembu emas, dia berkata: 'Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!'

      Sekarang banyak orang yang tidak tulus hatinya, lembu dibilang Allah, Allah dibilang lembu--yang benar jadi salah, yang salah jadi benar.
      Hanya orang yang tulus hatinya, yang bisa membedakan pengajaran benar dengan pengajaran tidak benar. Kalau benar katakan: Benar, kalau tidak benar katakan: Tidak benar. Jangan: 'Benar, tetapi...'; 'Tidak benar, namun...'

      Kalau sudah bisa membedakan antara pengajaran benar dan tidak benar, maka bisa membedakan tahbisan yang benar dan tidak benar; nikah yang benar dan tidak benar; sampai bisa membedakan segala sesuatu yang benar dan tidak benar, sehingga kita tidak berbuat dosa.

      "Banyak juga yang salah. Gembala yang dikatakan baik adalah yang suka memberi. Baik, tetapi belum tentu gembala. Kalau memberi makan, itu baru gembala. Saya bilang, ketua yayasan di luar Kristen lebih baik. Di Malang begitu, kalau sudah memberi, ribuan orang kampung diundang. Sampai masuk di koran. Jangan salah! Suami baik bukan berarti yang bisa memberi uang banyak. Orang tua juga bisa memberi uang. Tetapi kalau mengasihi isteri seperti diri sendiri, sekalipun belum bisa memberi uang; itu baru suami. Jangan dibalik-balik!"

      Hati nurani yang baik adalah hati nurani yang taat dengar-dengaran. Ini yang dicari TUHAN dan bisa ditunggangi TUHAN.

    Jadi, mulai dari bisa mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus, berkenan kepada TUHAN--digembalakan oleh TUHAN; keledai tertambat pada pokok anggur yang benar--, sesudah itu mengalami penyucian dan pembaharuan--hati yang baru, sampai hati yang taat dengar-dengaran.
    Hidup benar, bisa membedakan yang benar dengan tidak benar, tidak berbuat dosa lagi, sampai taat dengar-dengaran. Inilah kehidupan yang ditunggangi oleh Yesus.

    Kalau kita sudah taat, mau tidak mau Yesus harus menunggangi. Kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus--kita menjadi takhta TUHAN di bumi. Nanti kita bisa duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga, sekarang kita menjadi takhta TUHAN di bumi.

    "Orang taat, mudah saja. 'Saya lapar, tolong ambilkan ini', maka dia ambilkan. Tetapi orang yang tidak taat, itu susah. Misalnya saya haus, butuh air, tetapi malah diambilkan laptop. Karena laptop harganya lebih mahal dari segelas air. Kalau tidak taat, yang sederhana menjadi sulit."

    Mazmur 11: 4
    11:4. TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.

    Kalau kita menjadi takhta TUHAN--kita dipakai dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus--maka di situ ada mata TUHAN--da pandangan belas kasih TUHANuntuk selalu memperhatikan, mempedulikan dan bergumul untuk kita. TUHAN memandang dengan pandangan belas kasihan, bukan pandangan untuk menghukum.

    Sebaliknya, kita hanya memandang TUHAN. Hari-hari ini, sebagai pelayan TUHAN, kita hanya memandang TUHAN. Jangan memandang yang lain!

    Mazmur 123: 1-2
    123:1. Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.
    123:2. Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah
    mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.

    Mari, hari-hari ini kita hanya memandang TUHAN; artinya menyembah TUHAN dan berkata-kata dengan TUHAN--menunjukkan segala dosa dan masalah kita--; mengulurkan tangan pada TUHAN--hanya berharap belas kasih TUHAN, sampai TUHAN berbelas kasih kepada kita.
    Jangan berhenti!Seringkali kita baru satu bulan berdoa dan berpuasa, kita berhenti karena tidak ditolong. Tetapi kita harus terus memandang TUHAN sampai Ia berbelas kasih pada kita.

    Kalau TUHAN sudah berbelas kasih pada kita, berarti Dia sudah memandang kita; Ia sudah mendengar suara kita dan sudah mengulurkan tangan-Nya kepada kita.

    Hasilnya:

    • Markus 8: 1-3
      8:1. Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata:
      8:2. "
      Hati-Ku tergerak oleh belas kasihankepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan.
      8:3. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh."

      = Yesus memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan.
      Kalau TUHAN sudah berbelas kasih, 5 roti dan 2 ikan bisa untuk memberi makan 5000 orang. Luar biasa.

      Hasil yang pertama: tangan belas kasih TUHAN mampu memelihara kehidupan kitadi tengah kemustahilan.

      Sekalipun gaji kita tidak cukup, kita tidak perlu bingung, asal kita dipakai TUHAN; menjadi takhta TUHAN. Dia tidak menipu kita. Kalau kita melayani TUHAN, kita tidak bergantung pada apa yang ada di dunia. TUHAN mampu memelihara hidup kita.

      "Saya bersaksi, saya ada atau tidak ada jemaat bisa hidup. Berarti saya tidak bergantung pada jemaat, tetapi bergantung pada TUHAN."

    • Markus 1: 40-41
      1:40. Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."
      1:41.
      Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."

      Hasil yang kedua: ada kuasa kesembuhan:

      • Penyakit jasmani disembuhkan.
        Dulu, menyembuhkan orang sakit kusta sama seperti membangkitkan orang mati--mustahil.

      • Penyakit ekonomi, penyakit rumah tangga disembuhkan.
      • Penyakit dosa disembuhkan.

      Penyakit apa saja, TUHAN sanggup untuk menyembuhkan. Asal Dia berbelas kasih, maka Dia mempedulikan dan memperhatikan kita.

    • Lukas 7: 13-14
      7:13. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
      7:14. Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu,
      bangkitlah!"

      Hasil yang ketiga: ada kuasa kebangkitanuntuk menghapus segala kemustahilanl; menyelesaikan masalah yang mustahil.

      Masalah nikah dan buah nikah--mungkin anak-anak kita sudah nakal, merokok, narkoba, mari, selain dididik, tetapi kita juga harus banyak memandang TUHAN, sampai Ia berbelas kasihan pada kita.

      'Jangan menangis!' = apa yang membuat kita banyak menangis hari-hari ini, TUHAN akan menghapus air mata kita, sampai di Yerusalem baru tidak ada lagi setetespun air mata.

Mari, TUHAN sedang memandang kita. Kalau kita menjadi keledai yang ditunggangi TUHAN--menjadi takhta TUHAN--, maka TUHAN sedang memandang kita. Ia memperhatikan, mempedulikan dan bergumul untuk kita. Mari, kita menyembah Dia, sampai Dia berbelas kasihan pada kita.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 11 Maret 2020 (Rabu Sore)
    ... disampaikan dengan api emosi yang merugikan kita semua tetapi dengan api kasih Allah yang menolong baik sidang jemaat maupun hamba Tuhan. Inilah penghormatan gembala terhadap sidang jemaat. Timotius . Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. 'Penatua-penatua' gembala. Sikap sidang jemaat ...
  • Ibadah Doa Malang, 26 April 2016 (Selasa Sore)
    ... Pembaharuan lewat baptisan air sama dengan pembaharuan hati nurani. Petrus - yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya di mana hanya sedikit yaitu delapan orang yang diselamatkan oleh air bah itu. Juga kamu ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 23 Juli 2014 (Rabu Sore)
    ... contoh Petrus. Petrus tidur saat diajak oleh Tuhan berdoa di taman Getsemani sehingga Petrus yang hebat bisa menyangkal Tuhan saat menghadapi sengsara. Kita semua HARUS mengalami percikan darah sengsara daging bersama Yesus mengalami Getsemani untuk bisa mencapai kesempurnaan. Malam ini kita belajar mengenai doa penyembahan. Timotius - Pertama-tama aku menasihatkan Naikkanlah permohonan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 08 November 2015 (Minggu Sore)
    ... Akibatnya jemaat Laodikia dimuntahkan artinya terpisah selamanya dari TUHAN kalau dimuntahkan tidak mungkin diambil lagi binasa. Dibakar Matius sekam untuk dibakar binasa selamanya. Hanya luar terus yang dalamnya tidak mau Nanti akan dibakar selama-lamanya. Yesaya - . Wahai Ributnya banyak bangsa-bangsa mereka ribut seperti ombak laut menderu Gaduhnya suku-suku bangsa mereka ...
  • Ibadah Doa Puasa Malang Session I, 08 Januari 2013 (Selasa Pagi)
    ... kegagalan Musa. Dia bukan melayani Tuhan malah menjadi pembunuh. Sesudah itu Musa menyembunyikan mayat orang Mesir dalam pasir. Artinya mau menyelesaikan masalah dalam hidup nikah pelayanan dll dengan cara-cara dunia misalnya dusta menyalahkan orang lain dll. Sepertinya masalah selesai tetapi suatu waktu akan terbongkar dan semakin busuk dan hancur. Masalah ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 10 November 2020 (Selasa Sore)
    ... mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. 'menangislah aku dengan amat sedihnya' mengeluh dan mengerang. Kalau kita berusaha sungguh-sungguh untuk mendapat pembukaan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 07 Januari 2023 (Sabtu Sore)
    ... mengawinkan . Kalau dibiarkan akan binasa selamanya. Lukas . Sebab mereka tidak dapat mati lagi mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah karena mereka telah dibangkitkan. Yang kedua anak Tuhan yang mengakui dan mengalami kuasa kebangkitan Yesus sehingga hidup seperti malaikat di sorga sekalipun masih hidup di dunia. Kita ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 20 Agustus 2009 (Kamis Sore)
    ... kita. Korintus salib adalah tempat untuk kita mengaku dosa dan tempat kita mendapat pengampunan dosa. Menolak salib tetap hidup dalam dosa dan akan binasa. Filipi - praktek menjadi seteru salib Kristus Hidup seperti binatang kesudahannya adalah kebinasaan baik cara hidupnya pergaulannya tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah. Hanya mengutamakan perkara-perkara ...
  • Ibadah Raya Malang, 08 Agustus 2021 (Minggu Pagi)
    ... diam di atas bumi akan menyembahnya yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba yang telah disembelih. Wahyu Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis atau orang yang melakukan kekejian atau dusta tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 11 Februari 2017 (Sabtu Sore)
    ... namun karena sikapnya yang tidak malu itu ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Sikap dalam doa adalah sikap yang tidak malu tidak tahu malu yaitu ketulusan kejujuran hati seperti bayi yang menangis kepada Tuhan. Kejadian - Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.