Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 4: 5
4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyaladi hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah. Di Pulau Patmos, rasul Yohanes melihat tujuh obor yang menyala-nyala di hadapan takhta; di atas gunung Sinai, Musa melihat pelita emas/kaki dian emas dengan tujuh lampu yang bersinar. Ini sama, yaitu tujuh obor sama dengan pelita emas dengan tujuh lampu yang bersinar--ini menunjuk pada kuasa Roh Kudus.
Pelita emas terdiri dari:
- Pokok--batang yang di tengah--, itulah pribadi TUHAN Yesus.
- Enam cabang(tiga di kanan dan tiga di kiri)--angka 6 adalah angka daging/manusia--: menunjuk pada gereja TUHAN/kehidupan kita semua.
Yohanes 15: 1-27, tentang pokok anggur yang benar, terkena pada pelita emas dengan tujuh lampu yang bersinar; sama dengan tujuh obor yang menyala.
Pokok anggur yang benar adalah pribadi Yesus ('
Akulah pokok anggur yang benar').
Ranting-ranting/carang adalah gereja TUHAN/kita semua.
Kala obor tadi menyala dan pelita bersinar, maka
carang harus berbuah.
Jadi, berbuah sama dengan bersinar; pelita emas yang bersinar sama dengan ranting-ranting pada pohon anggur yang berbuah.
Supaya gereja TUHAN--ranting-ranting--bisa berbuah/bersinar, kita harus memperhatikan
3 macam hubungan dalam Yohanes 15: 1-27:
- Yohanes 15: 1-8
Perikop: Pokok anggur yang benar.
Hubungan yang pertama: hubungan ranting dengan pokok anggur yang benar.
Ini menunjuk pada hubungan kita--gereja TUHAN--dengan Yesus sebagai pokok; yaitu:
- Hubungan kesetiaan.
Yohanes 15: 4
15:4. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
'Tinggallah di dalam Aku'= melekat.
Ranting harus selalu melekat pada pokok anggur yang benar. Kalau tidak, tidak akan bisa bisa berbuah atau bersinar.
Melakat pada pokok anggur yang benar, artinya:
- Pokok anggur yang benar adalah pribadi Yesus--firman pengajaran yang benar. Jadi, kita harus setia tergembalapada satu firman pengajaran yang benar--pokok anggur yang benar.
Satu firman pengajaran yang benar bukan berarti hanya di sini yang benar, tetapi firman pengajaran yang benar adalah:
- Firman yang tertulis di alkitab,
- diwahyukan/dibukakan rahasianya oleh TUHAN, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.
Harus sesuai dengan apa yang tertulis dalam alkitab; jangan ditambah dan jangan dikurangi! Harus setia pada satu firman pengajaran yang benar. Jangan dicabut, lalu dipindah, karena jangankan berbuah, tumpunpun tidak bisa. Jangan ada beberapa pokok! Cukup satu pokok ('Akulah pokok anggur yang benar').
- Melekat pada pokok anggur yang benar juga berarti kita harus setia dan berkobar-kobar dalam ibadah dan pelayanankepada TUHAN.
Inilah hubungan kesetiaan, sehingga carang tidak terlepas sedikitpun dari pokok.
- Hubungan kesucian.
Yohanes 15: 3
15:3. Kamu memang sudah bersihkarena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
'bersih'= suci.
'firman yang telah Kukatakankepadamu' = perkataan Yesus adalah firman yang dibukakan rahasianya, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab; sama dengan firman pengajaran yang benar; firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Dalam penggembalaan yang benar, kita mengalami penyuciansecara intensif oleh firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yang sanggup menyucikan kita dari dalam hati yang tidak kelihatan sampai ke mulut--sebab firman ini dikatakan oleh Yesus; keluar dari mulut TUHAN sendiri.
Inilah, tujuh obor yang menyala; sama dengan pelita emas dengan tujuh lampu yang bersinar; kalau di Yohanes 15, sama dengan ranting-ranting yang berbuah. Kita belajar syaratnya, supaya menjadi pelita emas yang bercahaya; menjadi kehidupan yang diurapi Roh Kudus--berbuah.
Syarat pertama: jaga hubungan kita dengan TUHAN--pokok anggur yang benar, yaitu yang pertama: hubungan kestiaan. Jangan terlepas sedikitpun! Kalau ranting terlepas sedikit, sudah susah, jangankan berbuah, mau tumbuhpun susah. Oleh sebab itu, kesetiaandalam ibadah pelayanan dan ketekunandalam penggembalaan yang dibina oleh firman pengajaran yang benar, tidak boleh dihalangi oleh apapun.
Kalau sudah setia, baru kita disucikan, yaitu penyucian dati hati--pusat kehidupan kita--sampai di mulut:
- Matius 5: 27-28
5:27. Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
5:28. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
=Penyucian hatidari keinginan najisdan keinginan jahat.
'berzinah'= perbuatan.
'memandang perempuan serta menginginkannya' = keinginan; belum berbuat, tetapi sudah ingin.
Ytang pertama: penyucian hatidari keinginan najis, yang satu paket dengan keinginan jahat.
Keinginan najis: mengarah pada dosa makan-minum (merokok, mabuk, dan narkoba) dan dosa kawin-mengawinkan (dosa percabulan dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks--homosek, lesbian, seks pada diri sendiri--, sampai nikah yang salah--perselingkuhan, kawin cerai). Ini harus disucikan!
Keinginan ini pusatnya di hati. Karena itu, kalau kita tidak kuat, biarlah kita melekat pada TUHAN, yaitu setia dalam penggembalaan, sehingga ada hubungan kesucian. Terima firman, dan kita akan disucikan. Tidak bisa lari! Kalau melekat, kita tidak bisa lari; akan selalu kena firman untuk disucikan.
Kalau baru satu kali kena tetapi kita tidak mau, kita tidak akan bisa disucikan. Kita harus tetap setia melekat, supaya kita disucikan secara intensif. Mungkin pertama kali, belum bisa karena ranting masih keras, tetapi kalau kita tetap melekat, lama-lama pasti disucikan.
Mulai dari hati. Kalau hati sudah terharu kerena kena tusuk pedang firman, selanjutnya pedang akan bekerja sampai di mulut.
Keinginan jahat: keinginan akan uang yang membuat kita menjadi kikir dan serakah.
Kikir: tidak bisa memberi.
Serakah: merampas milik TUHAN--persepuluhan dan persembahan khusus--dan milik orang lain.
Milik orang lain yaitu milik sesama yang membutuhkan--sedekah--dan milik sesama yang memang ia adalah pemiliknya--kalau kita meminjam dan lain-lain, harus dikembalikan.
Kita harus ingat pada sesama yang membutuhkan, seperti TUHAN katakan: 'Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan.....'
- Matius 5: 29
5:29. Maka jika matamu yang kananmenyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
Yang kedua: penyucian mata kanan--pandangan daging.
Pandangan daging/duniawi, artinya mengorbankan perkara rohani untuk mendapatkan perkara jasmani--seperti Lot.
Pandangan harus disucikan, supaya menjadi pandangan rohani, yaitu pandangan kepada Imam Besaryang duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
Artinya: mengutamakan TUHAN lebih dari semua; rela mengorbankan perkara jasmani untuk mendapat perkara rohani.
- Matius 5: 30
5:30. Dan jika tanganmu yang kananmenyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
Yang ketiga: penyucian tangan kanan.
Artinya: penyucian dari perbuatan-perbuatan dosa, menjadi perbuatan yang benar dan baik, yang berkenan kepada Yesus Imam Besar yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa.
- Matius 5: 31-32
5:31. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
5:32. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
'Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah' => ayat ini sering disalahartikan. Diarikan kalau isterinya berbuat zinah, boleh bercerai, lalu kawin lagi. Salah!
Di sini, kalau keras hati--tidak mau mengampuni--, akan bercerai, tetapi tidak boleh kawin lagi.
Sebenarnya berceraipun tidak boleh, tetapi kalau keras hati, mau bercerai itu terserah (Matius 19: 'Karena kamu keras hati, maka Musa memberikan surat cerai'), tetapi tidak boleh kawin lagi apapun alasannya. Harus ayat meerangkan ayat.
Markus 10: 10-12
10:10. Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu.
10:11. Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikanisterinya lalu kawindengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahanterhadap isterinya itu.
10:12. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."
Yang keempat: penyucian nikah, yaitu tidak boleh bercerai, tetapi saling mengaku dan saling mengampuni. Yang bersalah, mengaku, jika diampuni jangan berbuat lagi; yang benar, harus mengampuni dan melupakan, sehingga darah Yesus membasuh dosa-dosa kita dan nikah tetap menjadi satu--kesatuan nikah. Jangan diceraiberaikan!
- Matius 5: 37
5:37. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Yang kelima: penyucian mulut, sampai jujur--ya katakan: ya, tidak katakan: tidak--; tidak berdusta lagi.
Inilah bukti ranting ada hubungan dengan pokok anggur yang benar--pribadi Yesus; firman pengajaran benar. Bukan hanya teori, tetapi ada buktinya yaitu hubungan kesetiaan(setia tergembala pada satu firman pengajaran benar) dan hubungan kesucian.
Yohanes 15: 8
15:8. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyakdan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Sekalipun kita adalah ranting yang kecil dan tidak berdaya, tetapi jika hidup dalam kesetiaan dan kesucian, kita pasti BERBUAH LEBAT.
Galatia 5: 22-23
5:22. Tetapi buah Rohialah: kasih(1), sukacita(2), damai sejahtera(3), kesabaran(4), kemurahan(5), kebaikan(6), kesetiaan(7),
5:23. kelemahlembutan(8), penguasaan diri(9). Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Berbuah lebat yaitu memiliki sembilan buah Roh. semakin disucikan, buah Roh semakin jelas.
Hasilkalau kita sudah berbuah lebat:
- Yohanes 15: 1
15:1. "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
Hasil yang pertama: 'Bapa-Kulah pengusahanya' = kita sungguh-sungguh dipelihara dan dibela oleh TUHAN--hidup dari TUHAN--, sebab carang melekat pada pokok anggur.
"Kalau carang melekat pada pokok, yang mencari makan adalah pokok anggurnya, bukan kita. Kita hanya menghisap saja. Itulah keuntungan sistem penggembalaan. Kalau kita bisa melekat--setia dalam penggembalaan benar berdasarkan firman pengajaran yang benar dan setia dalam ibadah pelayanan ditambah kesucian--, maka 'Bapa-Kulah pengusahanya'."
Kita sungguh-sungguh hidup dari kermuahan TUHAN.
Kita ranting kecil yang tak berdaya--tidak punya ijazah, modal--tetapi hidup dari anugerah dan kemurahan TUHAN yang besar dan tidak ada habisnya, sehingga di mana saja, kapan saja, dan situasi apa saja kita bisa hidup di dunia, bahkan sampai hidup kekal. Luar biasa!
- Yohanes 15: 8
15:8. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Hasil yang kedua: kita diangkat menjadi MURIDTUHAN, artinya:
- Kita menjadi pewarisfirman pengajaran yang benarm artinya kita selalu mendapat pembukaan rahasia firman pengajaran benar.
- Kita diutusoleh TUHAN untuk memuliakan nama TUHAN ('Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan')--dipakai dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus; kegerakan Rh Kudus hujan akhir--, sampai satu waktu kita juga dipermuliakan bersama TUHAN. Jangan ragu-ragu!
Inilah hubungan pertama. Kalau mau bersinar atau berbuah--buah Roh--; menjadi kesaksian, maka semua akan treang--seperti tujuh obor yang menyala dan pelita emas yang bersinar. Yang gelap menjadi terang. Kita juga berbuah Roh, yang gelap menjadi terang, dan bisa dinikmati semua orang.
Mari, perbaiki hubungan dengan pokok! Setia dalam penggembalaan yang benar--berdasarkan satu firman pengajaran yang benar--dan setia dalam ibadah pelayanan. Kalau sudah melekat, kita tinggal disucikan secara intensif oleh pedang firman.
kita disucikan sediit demi sedikit. Mungkin hari ini belum bisa karena belum kuat. Besok datang lagi, diulang lagi, sampai satu waktu ranting bisa berbuah.
Biar kecil, kalau suci dan setia, kita akan berbuah; kita berada di dalam tangan anugerah TUHAN yang besar dan tidak ada habisnya. Tidak usah takut, TUHAN tolong kita semua.
- Yohanes 15: 9-17
Perikop: Perintah supaya saling mengasihi.
Hubungan yang kedua: hubungan ranting dengan ranting.
Ini menunjuk pada hubungan dengan sesama anak TUHAN--dimulai dari dalam nikah rumah tangga. Perbaiki hubungan dalam nikah, lalu meningkat pada hubungan dalam penggembalaan, antar penggembalaan, sampai nanti satu tubuh yang sempurna.
Hubungan dengan sesama yaitu hubungan saling mengasihi.
Yohanes 15: 12, 17
15:12. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
15:17. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Praktiksaling mengasihi:
- Roma 13: 8
13:8. Janganlah kamu berhutang apa-apakepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Praktik saling mengasihi yang pertama: jangan berhutang apa-apa, artinya:
- Jangan berhutang dosa! Harus menyelesaikan/melunaskan dosa-dosa lewat berdamai, yaitu saling mengaku dan saling mengampuni, sehinga.
darah Yesus mencabut akar-akar dosa dan kita tidak berbuat dosa lagi--hutang dosa lunas.
Kalau menyelesaikan/menutupi dosa lewat berbuat baik, itu sama dengan kebenaran sendiri, dosanya tetap.
- Jangan merugikan/berbuat jahat kepada sesama!
Jangan merugikan dalam bisnis, rumah tangga--suami kasar kepada isteri, isteri melawan suami--dan lain-lain.
Benar-benar dijaga. Jangan ada perkataan yang kasar!
- Roma 12: 17, 21
12:17. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
12:21. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Praktik saling mengasihi yang kedua: kita harus melakukan perbuatan baik terhadap sesama, sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan--kita bersinar/berbuah.
Kalau bisa membalas kejahatan dengan kebaikan, kita betul-betul meraskan kepuasan dari TUHAN; kita sungguh-sungguh merasa damai dan bahagia.
Kita harus belajar, mulai dari mendoakan orang yang merugikan kita. Mungkin pertama tidak bisa, tetapi lanjutkan. Kalau bisa mendoakan dia, berarti kita sudah tidak sakit hati lagi. Sudah selesai. Apalagi, kalau satu waktu kita bisa menolong dia, kita justru merasa bahagia, bukan marah.
Yohanes 15: 13-14, 16
15:13. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
15:14. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
15:16. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
'Kamu adalah sahabat-Ku'= naik tingkat. Tadi kita diangkat menjadi murid, sekarang menjadi SAHABATTUHAN.
Jika kita mengasihi sesama seperti diri sendiri sampai mengasihi musuh, kita akan BERBUAH TETAP--tidak rontok. Tadi, sudah berbuah lebat, sekarang berbuah tetap.
"Kalau hanya berbuah lebat, hanya sampai beberapa tahun saja, sesudah itu busuk dan rontok. Ini seringkali terjadi. Awalnya hebat, luar biasa, dipakai TUHAN, tetapi tahu-tahu sudah busuk dan rontok. Hubungan dengan TUHAN harus baik, tetapi hubungan dengan sesama juga harus dijaga, yaitu saling mengasihi sampai mengasihi musuh. Jangan terpancing! Jangan ada emosi atau kebencian. Rugi! Begitu kita benci, berarti sudah busuk. Tadi, buah lebat adalah kasih, sukacita dan sebagainya. Kalau ada kebencian, buahnya sudah busuk dan rontok. Rugi! Benar-benar kita jaga sampai berbuah tetap!"
Kalau kita berbuah tetap, hasilnya: kita diangkat menjadi sahabat TUHAN/sahabat mempelai. Hubungan kita meningkat: dari murid menjadi sahabat.
Sebagai murid, kita dipelihara dan dibela oleh TUHAN. Sekarang, diangkat menjadi sahabat. Contoh: Abraham dan Yohanes Pembaptis (Yohanes 3: 29: 'Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki..'--sahabat mempelai laki-laki, itulah Yohanes Pembaptis).
Luar biasa ini. Abraham adalah orang besar di zamannya dan Yohaens Pembaptis adalah orang terbesar, dan mereka diangkat menjadi sahabat Allah.
'Apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu' = kalau menjadi sahabat TUHAN, kita akan menjadi rumah doa--tempat yang paling menyenangkan dan dirindukan (home sweet home). Semua doa kita dijawab oleh TUHAN.
Kalau kita melakukan perbuatan baik sampai membalas kejahatan dengan kebaikan, kita akan bersinar dan berbuah tetap. Kita diangkat jadi sahabat Mempelai dan menjadi rumah doa.
Tadi, kalau ada buah-buah Roh, kita juga bersinar.
Inilah syarat supaya kita berbuah/bersinar hari-hari ini. Jangan gelap! Yohanes bukan melihat tujuh obor yang padam, tetapi menyala-nyala. Di gunung Sinai, Musa melihat pelita emas dengan tujuh lampu yang bersinar.
Bagi kita sekarang, mari menjadi ranting-ranting yang melekat pada pokok anggur dan menghasilkan buah lebat dan buah tetap--sinarnya tetap; tidak padam; dan ttidak busuk. TUHAN tolong kita semua.
- Yohanes 15: 18-27
Perikop: Dunia membenci Yesus dan murid-murid-Nya.
Hubungan yang ketiga: hubungan ranting dengan dunia. Ini yang harus diperhatikan baik-baik!
Yohanes 15: 18-19, 23-25
15:18. "Jikalau dunia membenci(1)kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci(2)Aku dari pada kamu.
15:19. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci(3)kamu.
15:23. Barangsiapa membenci(4)Aku, ia membenci(5)juga Bapa-Ku.
15:24. Sekiranya Aku tidak melakukan pekerjaan di tengah-tengah mereka seperti yang tidak pernah dilakukan orang lain, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, namun mereka membenci(6)baik Aku maupun Bapa-Ku.
15:25. Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci(7)Aku tanpa alasan.
Ada tujuh kali kebencian, sampai kebencian tanpa alasan--kebencian yang sempurna.
Sekalipun ada alasan, kita tidak boleh membenci, apalagi kalau benci tanpa alasan. Seharusnya ini terjadi di dunia, tetapi celakanya sekarang masuk di dalam gereja TUHAN dan rumah tangga anak-anak TUHAN.
Kita hidup di akhir zaman menghadapi dunia yang penuh kesukaran, kesulitan, kepahitan, kebencian, aniaya, bahkan sampai puncaknya, yaitu pembunuhan oleh antikris (Yohanes 16).
Ini semua disebut sebagai percikan darah--penderitaan tanpa dosa; penderitaan daging bersama Yesus; ujian; salib; nyala api siksaan.
Kita sudah ada hubungan yang baik dengan pokok--tergembala, disucikan sampai berbuah lebat--, sehingga kita menjadi murid-murid TUHAN. TUHAN yang menjadi pembela dan pemelihara. Kita kecil, tetapi hidup dalam kemurahan TUHAN yang besar yang tidak ada habisnya.
Hubungan ranting dengan ranting juga baik. Kita diangkat menjadi sahabat TUHAN--menjadi rumah doa dan doa kita dijawab TUHAN. Betapa indahnya hidup ini.
Tetapi terakhir, mengapa berhubungan dengan dunia? Kebun anggur memang tidak sembarangan ditanam--ada suhunya berapa, ketinggiannya berapa. Kita memang menghadapi dunia dengan segala kebencian dan kesukarannya.
Mengapa TUHAN izinkan kita menghadapi percikan darah/nyala api siksaan?Kita sudah berbuah lebat dan berbuah tetap, memang sudah bagus, tetapi masih kurang satu. Kalau tidak matang, tidak laku. Karena itu harus melewati percikan darah, yang di dalamnya ada Roh Kudus.
Tadi sudah dijelaskan, tujuh obor yang menyala-nyala; pelita emas menunjuk pada kuasa Roh Kudus. Ini yang dijanjikan TUHAN kepada kita.
Pada Ibadah Kenaikan TUHAN Surabaya, 05 Mei 2016, TUHAN memberikan dua janji, yaitu Dia akan datang kembali dan Dia akan mencurahkan Roh Kudus bagi kita semua
hari-hari ini kita menanti janji TUHAN: Roh Kudus--kekuatan baru--bagi kita semua.
1 Petrus 4: 12-14
4:12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaanyang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14. Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
TUHAN izinkan kita menghadapi percikan darah, supaya kita memiliki Roh kemuliaan--Roh Kudus; shekinah glory. Berarti kita sudah berada di ruangan maha suci.
Dulu, imam besar Harun satu tahun sekali masuk ke ruangan maha suci membawa dupa dan darah, kemudian memercikkan dua kali tujuh kali percikan darah, sehingga terjadi shekinah glory.
Sekarang, kita juga harus menghadapi percikan darah bersama Yesus. Jangan takut! Kalau kita mengalami percikan darah, berarti kita berada di tangan Yesus Imam Besar; darah ada di tangan Yesus; kita mengalami salib bersama Yesus. Tidak usah takut! Kita hanya ikuti jejak-Nya saja, Dia sudah pengalaman.
Kegunaan Roh kemuliaan:
- Kegunaan pertama: memberi kekuatan ekstrasupaya kita tidak kecewa, putus asa, dan menolak TUHAN, dan tidak tinggalkan TUHAN saat menghadapi percikan darah--aniaya, kesulitan dan lain-lain.
Kalau Roh Kudus tidak memberikan kekuatan ekstra, kita akan kecewa karena kita sudah setia, sudah tergembala, sudah hidup suci, sudah mengasihi sesama, tetapi malah mengalami sengsara.
Yohanes 16: 1-2
16:1. "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.
16:2. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
'orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah'= betul-betul kita akan diserbu, karena mereka merasa berbuat bakti bagi Allah dengan membunuh orang-orang kisten. Benar-benar gerakan besar, tetapi TUHAN sudah mendahului: 'Jangan kecewa dan menolak Aku!'
Kita tetap mengikut dan melayani TUHAN sampai garis akhir.
Ini kekuatan Roh Kudus, kalau daging tidak kuat. Kita sudah setia, suci, tidak berbuat dosa, tetap, tetapi diizinkan mengalami percikan darah. Ini merupakan cara TUHAN untuk membuat buah menjadi matang.
Kalau berbuat jahat, memang pantas menderita. Seperti penjahat di sebelah Yesus, akhirnya mengakui: 'Dia tidak salah, kalau kita ini pantas diapakan saja, sesuai dengan dosa kita.'
- Kegunaan kedua: Roh kemuliaan memberi kemuliaan, artinya mengubahkan kehidupan kita--berubah sama dengan berbuah--dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus; sama dengan BERBUAH MATANG. Buah harus matang!
Inilah jawabannya. Mungkin kita bertanya: 'Saya sudah berbuah lebat, sudah setia, sudah suci, sudah berbuah tetap, dan mengasihi sesama, tetapi kenapa saya harus menderita?' Kurang satu langkah. Sudah berbuah lebat, bagus. Sudah berbuah tetap, tidak rontok dan busuk, bagus. Tetapi kalau tidak matang, akan kecut terus. Harus matang!
"Mematangkan buah bukan dengan cara dikarbit. Kalau dikarbit, yang matang hanya luarnya. Buah dimatangkan dengan cara diperam, seperti Yesus diperam dalam kuburan selama 3 hari. Lalu Ia bangkit dalam tubuh kemuliaan--buah yang matang. Betul-betul diperam dalam penderitaan/salib TUHAN, sampai buah menjadi matang."
Yakobus 1: 2-4
1:2. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
1:3. sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
1:4. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuhdan tak kekurangan suatu apapun.
'ketekunan'= tetap tekun; tetap mengikut Yesus.
Berbuah matang, artinya menjadi sempurna seperti Yesus; kita menjadi MEMPELAI WANITAsorga yang sempurna.
Dari murid--dipelihara dan dipakai oleh Bapa di sorga--, kemudian diangkat menjadi sahabat-Nya--menjadi rumah doa, semua doa kita dijawab TUHAN--, lalu ditingkatkan lagi menjadi buah yang matang, yaitu mempelai wanita sorga yang sempurna.
Jangan mundur setapakpun! TUHAN tolong. Bercahaya/berbuah hari-hari ini. Biar Roh Kudus yang menolong, menguatkan, dan memuliakan kita.
Buah matang--buah manis--dimulai dari perkataan-perkataan yang manis, bagaikan anggur yang manis. Ini adalah perkataan mempelai wanita.
Kidung Agung 7: 9
7:9. Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihkudengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
"Hati-hati kaum muda. Jangan gunakan ayat-ayat di Kidung Agung untuk menulis surat! Biasanya anak muda menggunakan ayat-ayat di Kidung Agung, supaya romantis. Jangan disalahgunakan! Semua ini ada arti-arti rohaninya."
Mulai dari pasal 6, mempelai laki-laki memuji mempelai perempuan. Dilihat mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, bahkan sampai sandal dan telapak kakinya. Ingin yang sempurna. Salah satunya, buah manis--buah anggur yang matang--adalah perkataan yang manis bagaikan anggur.
Buah matang--kesempurnaan menjadi mempelai--dilihat mulai dari kata-katanya--buah bibir--, yaitu perkataan yang manis. Artinya: tidak ada dusta dan gosip, tetapi hanya ada perkataan yang benar dan baik.
Tadi disebutkan:
- 'mengalir kepada kekasihku'= Perkataan manis ini mengalir kepada 'kekasihku', artinya: menjadi saksibagi sesama; menguatkan sesama. Mungkin sesama kita dalam keadaan lemah, tetapi bisa dikuatkan lewat perkataan benar dan baik. Seperti dalam Yohanes 15 dikatakan: Kamu harus tetap bersaksi!
Yohanes 15: 26-27
15:26. Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
15:27. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."
kalau ada Roh Kudus, kita akan bersaksi, bukan bergosip atau berdusta.
Menghadapi apapun di dunia, jangan berdusta, bergosip atau mengeluh, tetapi bersaksi! Jaga perkataan benar dan baik!
Perkataan benar dan baik bagaikan air anggur yang manis. Mungkin ada sesama dalam kepahitan hidup, kesusahan, tidak puas, mari kita beri kata-kata manis--seperti memberi air anggur yang manis--, sehingga menyegarkan dan menguatkan sesama--air anggur selain mengandung kesegaran, juga mengandung kekuatan. Jangan sampai orang yang sudah kuat malah kita buat lemah! Kalau dibiarkan lemah, akan lumpuh dan tidak bisa apa-apa. Bahaya! Kata-kata ini menentukan!Kalau kata-kata pahit, akan rusak semua; kalau kata-kata manis, akan membangun.
- 'melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur' => 'orang yang sedang tidur', menunjuk pada Yesus yang tidur di buritan kapal, yang dilanda badai maut di tengah angin dan gelombang.
Jadi, perkataan manis artinya hari-hari ini kita banyak menyeru nama Yesus; menyeru 'haleluya!'
Kalau malam ini, kapal kehidupan kita sudah hampir tenggelam, hanya satu yang ditunggu oleh TUHAN. Tadinya Yesus dibiarkan tidur dan merasa diri bisa, tetapi semua sia-sia dan baru berseru: 'Yesus, tolong, Haleluya.' Inilah perkataan manis yang ditunggu oleh TUHAN. Percuma lari sana sini, justru akan semakin tenggelam.
Mari, menyeru nama Yesus, dan Ia akan meneduhkan angin dan gelombang. Yesus berseru: 'Diam, tenang!' Semua menjadi teduh; angin dan gelombang menjadi teduh.
Malam ini, mungkin kita sudah dihantam angin badai dan gelombang dalam bidang ekonomi, kesehatan, rumah tangga, sekolah, masa depan, kesucian dan sebagainya, dan kita sudah hampir tenggelam, serukan nama Yesus! Kita menyeru nama Yesus dan Ia akan meneduhkan angin dan gelombang tepat pada waktunya.
Teduh berarti damai sejahtera. Ini nomor satu. Mungkin belum ditolong tetapi ada damai sejahtera, semua enak dan ringan; semua beban ditanggung oleh Yesus.
Dalam kebaktian kaum muda tadi malam, damai sejahtera adalah seperti bayi digendong--enak dan ringan. Semua letih lesu dan beban berat sudah ditanggung oleh Yesus di kayu salib.
Semua selesai pada waktunya, semua berhasil dan indah pada waktunya. Kalau laut sudah teduh, kapal kecil dan sederhanapun bisa berlayar--mudah untuk mencapai masa depan yang berhasil dan indah.
"Tidak usah bantuan dayungpun bisa. Dulu saya waktu masih SMP sering ke laut. Kalau lautnya tenang, saya turun dari kapal, lalu saya berenang dan kapalnya saya dorong, bisa. Coba kalau ada badai, biar pakai dayung tidak bisa, pakai mesinpun seringkali tidak bisa."
Semua masalah yang mustahil selesai. Kekayaan dan kepandaian tidak bisa menghadapi angin dan gelombang. Hhnya bisa dihadapi dengan menyeru nama Yesus, dan semua diselesaikan.
Sampai jika Yesus datang kedua kali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia--buah yang matang dan hanya menyeru: Haleluya. Kita terangkat di awan-awan yang permai bersama dengan Dia, sampai duduk di takhta sorga bersama Dia selamanya.
Rasul Yohanes melihat takhta sorga, nanti kita juga akan berada di sana selama-lamanya.
Jangan takut! TUHAN menolong kita semua. Apapun yang kita hadapi, ujian apapun yang kita hadapi, mari menyeru nama Yesus malam ini.
- Jaga hubungan dengan TUHAN lewat kesetiaan dan kesucian.
- Jaga hubungan dengan sesama lewat saling mengasihi mulai dari dalam nikah rumah tangga.
- Jaga hubungan dengan dunia ini.
Jangan kecewa dan putus asa, tetapi berbuah matang. Perkataan-perkataan manis harus ada di dalam dunia ini. TUHAN menolong kita semua.
Menghadapai ketenggelaman, sengsara, ujian, kita hanya menyeru nama Yesus.
Apa keadaan kita malam ini? Mungkin belum berbuah atau berbuah busuk, hampir tenggelam dan lain-lain, mari menyeru nama TUHAN. Yang sudah berhasil dan indah--sudah baik, sudah selesai semua--tetap berseru nama TUHAN, karena ombak datang sekonyong-konyong, tidak bisa dipikirkan, begitu mendadak.
Tetap ada hubungan dengan TUHAN sampai bisa menyeru nama-Nya. Jangan ragu-ragu! Serahkan hidup kepada TUHAN. Masih ada kesempatan malam ini. Perkataan yang manis membangunkan Dia.
TUHAN memberkati.