Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.
Wahyu 6: 12-17--kita masih membahas ayat 12 (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017)
6:12. Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyatdan matahari menjadi hitambagaikan karung rambut dan bulan menjadi merahseluruhnya bagaikan darah.
6:13. Dan bintang-bintang di langit berjatuhanke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
6:14. Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
6:15. Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16. Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
6:17. Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
Ini adalah pembukaan
METERAI yang KEENAM; penghukuman yang keenam dari Allah Roh Kudus atas dunia (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017), yaitu terjadi gempa yang dahsyat, yang mengakibatkan:
- Matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut (sudah diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 01 Oktober 2017).
- Bulan menjadi merah seperti darah (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 04 Oktober 2017).
- Bintang-bintang berguguran.
Ini semua akan terjadi secara jasmani, tetapi gempa bumi yang dahsyat secara rohani adalah dunia dengan segala pengaruhnya: kesibukan, kesulitan, kejahatan, kenajisan, kebencian dan lain-lain. Ini yang menghantam kita sampai matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut--tidak ada kasih Allah lagi; kehidupan yang tersandung--, bulan menjadi merah seperti darah, dan bintang-bintang berguguran.
AD. 2:
BULAN MENJADI MERAH SEPERTI DARAHArtinya:
- Penebusan oleh darah Yesus sudah selesaisehingga tidak ada lagi pengampunan dosa.
- Lupa akan pengampunan dosa--sudah mendapat pengampunan, tetapi terus mengulangi dosa--, sampai tidak mendapat pengampunan lagi.
2 Petrus 1: 9
1:9. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.
Ini sama dengan
buta rohani. Kita sudah beberapa kali belajar pengertian buta rohani. Siang ini kita maju satu langkah.
2 Korintus 4: 3-44:3.Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4:4.yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Pengertian
buta rohaniadalah
kekerasan hati; menolak cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus/firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua/kabar mempelai. Dia mau menerima penginjilan/kabar baik--percaya Yesus, diselamatkan dan diberkati--, tetapi menolak kabar mempelai.
Ketika Yesus memecah-mecahkan lima roti dan dua ikan untuk lima ribu orang, orang begitu antusias. Ini menunjuk pada firman penginjilan. Tetapi begitu Yesus mengajar, mereka lari semua mengundurkan diri, tinggal dua belas murid, Yesus masih menantang lagi:
Kamu tidak pergi?Ternyata satu murid--Yudas Iskariot--pergi karena mempertahankan dosa. Sudah diampuni tetapi terus berbuat dosa, sampai tidak ada pengampunan lagi; rohaninya menjadi buta, tidak mau menerima firman pengajaran yang menunjuk dosa-dosa. Ini yang bahaya!
Kalau tidak mau makanan keras/firman pengajaran--hanya mau susu/makanan bayi-bayi--,
akibatnya: tingkat rohaninya hanya seperti anak kecil/bayi, sehingga:
- Gampang disesatkan dan diperdaya oleh ajaran-ajaran palsu, termasuk gosip dan dongeng. Kalau masih mudah dimakan gosip, berarti kita masih anak kecil.
Sekarang firman juga banyak berupa dongeng, tidak perlu ayat. Kalau kita senang, berarti kita anak kecil. Tetapi kalau firman itu keras dan tajam, dan kita mau menerima berarti kita orang dewasa.
- Anak kecil juga tidak bisa menjadi mempelai wanita Tuhanyang sempurna; gereja Tuhan yang sempurna harus dewasa rohaninya.
"Pernah terjadi, anak umur dua belas tahun dinikahi, akhirnya yang pria dipenjara sekalipun orang kaya."
- Tidak punya biji mata, artinya: tidak tahu arah ke Yerusalem baru; binasa selamanya.
Amsal 7: 2
7:2. Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu.
Firman pengajaran itu seperti biji mata, kalau menolak firman pengajaran berarti tidak punya biji mata (buta), artinya: tidak tahu arah ke Yerusalem baru/kota terang/kerajaan sorga, dan itu berarti kebinasaan selamanya.
Inilah kebutaan rohani, yaitu kekerasan hati. Firman penginjilan dia terima, tetapi tidak mau menerima firman pengajaran yang berguna untuk menyucikan, mendewasakan dan menyempurnakan, karena dia terus bertahan pada dosa. Nanti kena firman lagi, akhirnya tidak mau lagi mendengar firman.
Contohorang buta rohani: Bartimeus.
Markus 10: 4610:46.Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.
Dulu secara jasmani, sekarang dalam arti rohani.
Tanda-tanda buta rohani:
- Tanda pertama buta rohani: 'duduk di pinggir jalan'.
Artinya: tidak tergembala:
- Kakinya yang beredar-edar= tidak tekun dalam kandang penggembalaan/tiga macam ibadah pokok.
Akibatnya: bertemu dengan singa yang juga beredar-edar, yang akan membinasakan, bukan bertemu Tuhan. Kalau di kandang, kita akan bertemu Tuhan--mulai lahir, Yesus di kandang.
- Hatinya beredar-edar= tidak bisa menikmati/bersungguh-sungguh mendengar dan mempraktikkan firman penggembalaan. Ini yang akan jatuh dalam kelaparan rohani, sampai rebah dan tidak bangkit-bangkit lagi; dia hidup dalam dosa, enjoydalam dosa dan puncaknya dosa, sampai binasa selamanya.
Tidak ada kemampuan untuk bangkit dari dosa.
Ini pengertian duduk di pinggir jalan, bisa kakinya yang beredar, atau hatinya yang beredar-edar.
Di sinilah pentingnya penggembalaan. Kita berdoa, supaya kita semua bersungguh-sungguh dalam penggembalaan, kalau tidak, hanya akan diterkam singa dan jatuh dalam kelaparan.
- Tanda kedua buta rohani: 'mengemis'.
Artinya: hanya meminta; tidak mau sampai tidak bisa memberi; tidak bisa berkorban waktu, uang, tenaga, pikiran dan lain-lain untuk pekerjaan Tuhan; sangat perhitungan untuk pekerjaan Tuhan/ibadah pelayanan.
Atau sebaliknya, beribadah melayani hanya untuk mencari perkara-perkara jasmani/keuntungan jasmani dengan menghalalkan segala cara. Hati-hati! Kalau di rumah Tuhan sudah menghalalkan segala cara, bagaimana hidupnya di dunia?Lebih ngeri lagi! Ini benar-benar gejala buta rohani.
Di rumah Tuhan yang dicambuk oleh Tuhan adalah meja untuk berjual beli--untuk mencari keuntungan jasmani dengan menghalalkan segala cara. Apa yang tidak boleh, diperbolehkan di rumah Allah sekarang terjadi, hanya untuk mencari keuntungan-keuntungan jasmani; tidak sesuai dengan firman.
- Markus 10: 50
10:50.Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
Tanda ketiga buta rohani: : 'memakai jubah kumal'--pengemis tentu memakai jubah yang kumal/jubah yang lama.
Artinya: tetap mempertahankan hidup lama; tidak mau disucikan oleh firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Kalau ada firman yang menunjukkan dosa-dosanya, satu kali dia masih bertahan, dua kali bertahan, sampai satu waktu tidak mau lagi. Ini artinya mempertahankan jubah lama.
Berbeda kalau orang mendengar firman yang menusuk dosanya: Aduh..ampun, Tuhan, saya belum bisa.Tetapi dia masih mau dengar: Aku mau terlepas, Tuhan.Satu waktu dia bisa terlepas.
Tetapi kalau keras hati, firman akan semakin keras, akan terjadi dua kemungkinan: hatinya yang keras bisa hancur kena firman sehingga ia bisa mengaku, atau ia semakin keras dan keluar, tidak mau menerima firman lagi; mengundurkan diri, tidak lagi mengikut Yesus.
Yohanes 6: 66
6:66.Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diridan tidak lagi mengikut Dia.
Mempertahankan hidup lama= tidak mau disucikan oleh pedang firman sampai mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Yesus, berarti ia mengikuti ajaran palsu dan keinginan telinganya untuk mendengar ajaran palsu, gosip dan dongeng, yang tidak pernah menyucikan dia; tidak pernah menunjukkan dosanya. Itu yang dia senang.
Mamur 109: 29
109:29.Biarlah orang-orang yang mendakwa aku berpakaikan noda, dan berselimutkan malunya sebagai jubah.
(terjemahana lama)
109:29. Biarlah segala pembenciku berpakaikan kehinaan, dan diselubungnya dirinya dengan malu seperti dengan sehelai kain selimut.
'berpakaikan kehinaan'= jubah kumal.
Permulaan jubah lama adalah suka mendakwa orang lain. Kalau kita suka mendakwa/menghakimi orang lain, kita tidak akan ada kesempatan untuk mengoreksi/menghakimi diri sendiri; tidak ada kesempatan untuk mengakui dan meninggalkan dosa-dosa. Ini yang bahaya. Di situ dosa-dosa terus dipertahankan. Kalau sudah kumal, satu waktu akan telanjang dan binasa selamanya.
- Tanda keempat buta rohani: menderita; hidup dalam kutukan, susah payah, air mata, dan kalau dibiarkan, sampai ratap tangis dan kertak gigi di dalam api neraka selamanya.
Jadi selama masih ada penebusan oleh darah Yesus, mari lepaskan dosa. Kalau tidak, akan lupa pengampunan sampai tidak ada pengampunan lagi. Rohaninya buta, mulai menolak firman pengajaran yang benar. Karena itu ayat menuliskan:
yang terdahulu jadi terkemudian. Ini akan terjadi. Yang terdahulu dalam firman pengajaran bisa menjadi terkemudian karena dia terus mempertahankan kesalahan dosa, kesalahan tahbisan, dan kesalahan nikah, sampai satu waktu tidak ada pengampunan. Pasti matanya buta dan menolak pengajaran yang keras.
Tetapi saat itu Yesus lewat di sana;
Dia tidak rela kalau anak/hamba/pelayan Tuhan buta rohani sampai binasa. Oleh sebab itu
Dia lewat di tempat Bartimeus duduk untuk melawat dan menolong dia. Ini adalah belas kasih Tuhan.
Markus 10: 4610:46.Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.
Demikian juga sekarang ini,
Yesus lewat di tempat kita saat iniuntuk melawat dan menolong kita, terutama dari kebutaan rohani, atau masalah yang lain.
Kapan Yesus melawat kita?Saat pemberitaan firman pengajaran yang benar, keras dan diulang-ulang.
Kalau hanya satu kali pemberitaan firman--seperti Yesus hanya jalan sekali--, ada yang dapat, tetapi ada juga yang tidak dapat. Tetapi kalau diulang-ulang--Dia berjalan, balik lagi mungkin tadi ada yang belum--, itulah kesempatan Yesus untuk melawat dan menolong kita.
Saat firman pengajaran yang diulang-ulang/firman penggembalaan diberitakan, saat itu
Yesus sedang lewat sebagai Imam Besar dan Gembala Agungyang berbelas kasihan untuk menolong kita semua.
Jadi, pemberitaan firman pengajaran yang keras dan diulang-ulang--firman penggembalaan--adalah saat di mana
Yesus sedang lewat di tengah kita, dan mengulurkan tangan kepada kita, untuk menolong kita semua. Kalau Yesus tidak lewat, Bartimeus tidak akan pernah tertolong seumur hidupnya. Tetapi karena Yesus lewat di tempat itu--bukan kebetulan, tetapi Yesus memang sengaja lewat--, Bartimeus bisa tertolong.
Mari pada kesempatan siang hari ini,
saat-saat pemberitaan firman ini bukan kebetulan.
"Tadi kesaksian: ditolong Tuhan dalam pemberitaan firman, biasanya sering ke belakang, tetapi waktu itu bisa dengar firman, tidak ke belakang sama sekali. Bukan kebetulan. Saya ingat pengalaman Pdt Pong Dongalemba (alm.) waktu di Belanda, saya saksinya. Opa Totaijs kalau di rumah entah berapa puluh kali ke belakang karena gangguan di usus. Tetapi waktu ibadah terakhir beliau datang, kira-kira tiga jam lebih, tidak keluar sama sekali. Sampai selesai bersaksi, baru keluar ke kamar mandi. Ini pekerjaan firman. Tadi itu di Semarang, saya tidak kenal juga, ada seorang yang maju dan saya doakan. Dia berkata: 'Saya sehat, saya baik.' Baru siang ini jelas kalau itu papanya yang tadi bersaksi. Selama ibadah dia tidak keluar juga, padahal pagi itu ibadah lama juga, firman Tuhan dua jam lebih. Inilah kekuatan firman. Firman sama dengan pribadi Tuhan."
Karena itu kalau firman diulang-ulang dan dibukakan jangan bosan! Justru kita enak. Kalau Yesus jalan dan sudah hilang, kita bisa terluput. Tetapi Yesus terus lewat sampai kita bisa tertolong.
Kalau firman sudah diulang-ulang dan ia tidak tertolong berarti ia sudah berada di puncaknya keras hati, sudah tidak bisa lagi, dia akan mengundurkan diri dan meninggalkan Tuhan.
Bersyukur kalau ada pemberitaan firman, kalau tidak, hanya sampai di situ sampai binasa--Bartimeus sampai mati tetap di situ. Kalau kita ada masalah, tetapi tidak ada pemberitaan firman, kita hanya berhenti di situ sampai binasa. Tetapi
kalau ada pemberitaan firman, apalagi firman diulang-ulang, masih ada harapan besar bagi kita untuk ditolong.
Semakin diulang, semakin ada harapan besar untuk kita ditolong. Bukan membosankan kalau firman diulang.
"
Banyak kali logika manusia: ganti-ganti yang khotbah, supaya segar. Itu logika manusia, tetapi dari Tuhan adalah penggembalaan. Tuhan bertanya pada Petrus: Simon, adakah engkau mengasihi Aku? Gembalakanlah domba-domba-Ku--beri makan domba-domba-Ku. Ini sistemnya sorga; mulai dari Yesus lahir ada di dalam penggembalaan--kandang. Ini yang mau dirubah oleh sistem/logika manusia sehingga tidak pernah dijamah oleh Tuhan; hanya dijamah oleh orang yang berkhotbah; emosinya yang dijamah."
Siang ini Tuhan datang dengan firman pengajaran yang benar, Ia lewat di tengah kita, dan Ia mengulurkan tangan kepada kita untuk menolong kita semua.
Proses Yesus lewat untuk mengulurkan tangan-Nya dan menolong kita:
- Proses pertama: Yesus lewat untuk mendekati kita manusia berdosa--Yesus dari kota lain datang ke Yerikho untuk mendekati Bartimeus yang ada cacatnya.
Mengapa begitu? Karena manusia berdosa tidak ada kekuatan dan kemampuan untuk mendekati Tuhan, malah lari dari Tuhan. Begitu Adam dan hawa berbuat dosa, mereka lari saat Tuhan memanggil mereka.
Tuhan mendekati kita lewat pemberitaan firman pengajaran yang keras, yang menunjukkan dosa-dosa kita.
Sikap kita: sungguh-sungguh dalam pemberitaan firman Allah, saat itulah kita mendekati Tuhan.
Jadi, saat firman disampaikan, Tuhan sedang mendekati kita, dan kalau kita bersungguh-sungguh dalam pemberitaan firman--sungguh-sungguh mendengar--, kita juga mendekati Tuhan.
Saat kita bisa menikmati firmanpengajaran yang keras--ingin mendengar firman terus--, itu adalah saat di mana kita paling dekat dengan Tuhan; saat bertemu dengan Tuhan.
"Coba saja kalau saudara bicara dengan orang yang tidak disukai, ingin lari saja. Tetapi kalau menyenangkan, beda."
Berdoa pada Tuhan supaya kita bisa menikmati setiap pemberitaan firman yang keras dan diulang-ulang.
Ini langkah pertama untuk menerima lawatan dan pertolongan Tuhan yaitu perhatikan saat-saat mendengar firman!
- Markus 10: 49
10:49.Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."
Proses kedua: Yesus memanggil kita.
Kapan itu?Saat firman pengajaran yang keras menunjuk segala dosa dan keadaan kita. Ini lebih dekat lagi.
Yesus memanggil, berarti kita mempunyai hubungan secara pribadi dengan Tuhan.
Jadi, mari berdoa, yang pertama: untuk bisa menikmati firman, dan yang kedua: Tuhan, tunjukkan kekuranganku!
"Tadi malam kaum muda bersaksi di Malang. Dia punya dosa ini itu, lalu dia berdoa: Tuhan, tunjukkanlah apa yang harus aku lakukan? Firman datang dan dia langsung menangis saat firman diberitakan: Ini jawabannya. Ini dekat dengan Tuhan--hubungan pribadi dengan Tuhan. Dia tidak usah cerita pada siapapun, tetapi hanya pada Tuhan. Selama firman dia hanya bisa menangis."
Kita mengalami hubungan secara pribadi dengan Tuhan; mungkin yang lain tertawa-tawa atau mengantuk tetapi kita menangis. Ini yang kita doakan hari-hari ini.
Karena itu pemberitaan firman jangan dianggap siksaan.
"Seringkali kalau ada acara: natal dan lain-lain, yang dianggap merusak acara justru pemberitaan firman. Gawat! Benar-benar sudah merosot."
Saat pemberitaan firman justru Yesus lewat dan mendekati kita karena kita tidak mampu mendekati Dia. Kalau sudah bisa menikmati, kita sudah paling dekat dengan Dia; kita sudah bertemu dengan Yesus. Ditambah lagi kalau firman menunjuk dosa kita--Tuhan memanggil kita--, ada hubungan pribadi. Orang lain tidak merasa, tetapi kita merasa sesuatu. Itu hubungan pribadi dengan Tuhan.
Saat firman menunjukkan dosa dan lain-lain, itulah saat yang paling tepat untuk mencurahkan isi hati kepada Tuhan, bukan kepada yang lain. Kita mengaku sejujur-jujurnya segala dosa dan keadaan kita kepada Tuhan. Kalau diampuni jangan berbuat dosa lagi. Itu sama dengan tidak ada jarak dengan Tuhan; sudah menyatu dengan Tuhan; tidak terpisah dari Tuhan.
Dosa ini yang memisahkan kita dengan Tuhan. Begitu ada jarak antara kita dengan Tuhan, setan masuk di tengah-tengah. Itu caranya setan yaitu membuat jarak antara kita dengan Tuhan. Selama kita menyatu dengan Tuhan, setan tidak bisa menjamah kita.
Tetapi begitu ada jarak, dia langsung masuk; dosa sedikit saja sudah membuat jarak dengan Tuhan.
Tiga murid di gunung bersama Tuhan, yang lain di lembah, ada sakit ayan, tidak bisa apa-apa karena terpisah dari Tuhan dan setan yang berkuasa. Begitu Yesus turun, baru selesai.
Pemberitaan firman ini yang harus diutamakan. Berdoa supaya kita tidak ada jarak dengan Tuhan!
Kalau mengulang dosa, bulan akan menjadi merah seperti darah, dan akhirnya buta. Jangan mengulang-ulang dosa! Kalau sudah diampuni, jangan berbuat dosa lagi, supaya tidak terpisah dengan Tuhan.
Yesaya 59: 1-3
59:1.Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
59:2.tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmuialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
59:3.Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.
Sekalipun sudah dekat--sudah menikmati firman--, kalau masih mempertahankan dosa, tidak bisa juga dijamah oleh Tuhan. Sekat dosa ini yang harus dibuang. Kalau ada dosa, Tuhan tidak bisa mendengarkan kita dan mengulurkan tangan-Nya kepada kita.
Begitu dosa selesai, Tuhan siap mendengar seru doa kita dan mengulurkan tangan ajaib-Nya kepada kita.
- Markus 10: 51
10:51.Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"
Proses ketiga: kalau sudah tidak ada jarak lagi, Tuhan siap mendengarkan kita--'Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?'--, dan siap mengulurkan tangan-Nya kepada kita.
Tuhan mau mendengar apa permintaan dan kebutuhan kita sekarang. Ini semua terjadi di dalam pemberitaan firman; kita bisa merasakan.
Kalau sudah menikmati firman, lalu dosa-dosa dan keadaan kita ditunjukkan, dan kita bisa mengaku, sekarang kita bisa menyerah pada Tuhan, Dia siap mendengar dan mengulurkan tangan. Doanya sudah berbeda; sambil mencucurkan air mata.
"Saya pernah cerita guru sekolah minggu bilang ke anak-anak sekolah minggu: Tulis apa yang kamu mau minta untuk hadiah natal. Saya panggil guru sekolah minggunya: Jangan begitu, nanti kalau ada yang minta mobil, minta keluarganya yang sudah meninggal supaya dibangkitkan bagaimana? Hanya Yesus yang bisa bertanya: Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
KenapaYesus bisa berkata demikian? Karena Dia sudah melakukan segala-galanya di kayu salib sampai Dia berseru: Sudah selesai!
Siang ini apa yang kita kehendaki? Serukan! Yesus sudah siap karena Dia sudah melakukan segala-galanya di kayu salib sampai berseru: Sudah selesai!Setelah itu Dia mati, dan kata-kata itu tidak bisa ditarik kembali. Dia sanggup menyelesaikan semua; dosa yang merupakan beban terberat bisa Dia selesaikan, apalagi masalah yang lain. Jangan ragu-ragu!
Sikap kita: jawaban kita nomor satu adalah 'Rabuni, supaya aku dapat melihat!', artinya: supaya dapat melihat Yesus; dapat melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus/firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua lewat mendengar dengan sungguh-sungguh sampai menikmati, mengerti, percaya/yakin dan praktik firman.
Hari-hari ini mohon pembukaan firman pada Tuhan!
Saat kita bisa praktik firman, saat itu mata kita bisa melihat Yesus. Kekurangan kita adalah tidak sampai praktik, sehingga kita masih buta. Ada yang mendengar firman tetapi mengantuk, bagaimana bisa melihat Tuhan? Ada yang sudah baik dalam mendengar sampai yakin, tetapi praktiknya beda.
Praktik firman sama dengan mengangkat tangan iman kepada Tuhan. Abraham yakin/iman, sehingga ia taat untuk mempersembahkan anaknya.
Hasilnya: Tuhan mengulurkan tangan belas kasih-Nya kepada kita.
Iman ditambah belas kasih sama dengan mujizat terjadi. Siang ini, ada pemberitaan firman, Dia lewat dan mau memanggil kita. Jangan terpisah lagi dengan Tuhan sampai Dia bertanya: Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?. Dan kita hanya menjawab: Saya rindu pembukaan firman. Itu sama dengan melihat Yesus/menyembah Yesus. Dengar sungguh-sungguh, mengerti, percaya dan praktikkan firman/taat sampai daging tidak bersuara lagi! Kita mengangkat tangan iman--menyembah Tuhan--, dan Dia mengulurkan tangan belas kasih-Nya sehingga terjadi mujizat di tengah-tengah kita--bukti Yesus lewat adalah terjadi mujizat di tengah-tengah kita--:
- Mazmur 119: 18
119:18.Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaibandari Taurat-Mu.
Yang pertama: mujizat keubahan hidupdari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Awalnya: bisa melihat segala kekurangan dan kelemahan diri sendiri.
Ini mujizat terbesar, yang sama dengan melihat Yesus. Semakin lihat firman/Yesus, kita semakin tahu kekurangan dan kelemahan kita sehingga kita tidak berani menghakimi orang lain; kita mendoakan saja.
Seperti rasul Paulus berkata: Aku manusia paling berdosa,berarti tidak bisa mendakwa orang lain.
Mari, kita semakin banyak memeriksa diri sendiri, mengaku, diampuni dan tinggalkan dosa, supaya kita semakin bercahaya.
"Tadi di Malang juga soal keluarga, Nuh sekeluarga mendapat kasih karunia Tuhan, bukan hanya Nuh saja. Tadinya hanya Nuh yang dapat kasih karunia, tetapi bisa dipancarkan pada keluarganya."
Kita juga, kalau bisa melihat kelemahan kita, lalu kita akui, tidak sadar dari diri kita ada cahaya kemuliaan Tuhan yang dipancarkan mulai dari keluarga kita, sehingga mereka yang buta/ada di dalam gelap bisa bercahaya juga--bisa diselamatkan dan diubahkan. Tanggung jawab kita.
"Jangan lepas tanggung jawab di dalam nikah! Berani menikah, harus tanggung jawab! Berani punya anak, jangan lepas tanggung jawab. Harus tanggung jawab! Sungguh-sungguh hari-hari ini. Anak-anak pada orang tua jangan pernah berkata: Tidak usah pikirkan aku! Tidak boleh! Itu paling egois. Coba kalau anak Nuh ada di luar bahtera, apakah Nuh bersukaria? Tidak mungkin, dia akan berusaha. Itulah nikah. Mari kita pancarkan cahaya Injil kemuliaan yang sudah mengerjakan hidup kita. Kita mengaku dosa dan kelemahan kita, kita diampuni, tinggalkan itu, dan kita diubahkan."
Tugas kita hari-hari ini adalah bercahaya.
- Mujizat jasmani juga terjadi: buta menjadi melek; mustahil menjadi tidak mustahil.
Yang rohani sudah Tuhan ubahkan, yang jasmani sudah Tuhan tolong, sekarang Tuhan bertanya lagi: Aku sudah berbuat segala-galanya di kayu salib, sekarang apa yang engkau perbuat untuk Aku?
Kalau kita sudah merasa semua karena kemurahan dan belas kasih Tuhan, apa yang kita perbuat untuk Tuhan? Mengikuti Yesus dengan sungguh-sungguh.
Markus 10: 52
10:52.Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesusdalam perjalanan-Nya.
Kita mengasihi Dia lebih dari semua, melayani Dia lebih dari semua, dan menyerahkan hidup kita kepada Dia. Itu yang bisa kita perbuat untuk Dia.
Sampai pengikutan terakhir ke Yerusalem baru--dulunya ini merupakan perjalanan Yesus ke Yerusalem--, kesempurnaan dan kebahagiaan bersama Tuhan dalam kerajaan sorga yang kekal.
Apa keadaan kita? Dia lewat di dalam pemberitaan firman. Mari sungguh-sungguh nikmati, Dia memanggil, akui semua. Dan Dia bertanya:
Apa yang kamu butuhkan?:
Tuhan, saya mau menikmati firman/melihat wajah-Mu sampai mempraktikkannya apapun resikonya.Kita sudah mengangkat tangan iman kepada Tuhan, dan Dia akan mengulurkan tangan belas kasih-Nya kepada kita.
Hasilnya: mujizat terjadi, kita bisa melihat kekurangan kita.
Saat Yesus lewat jangan bawa kelebihan kita, tetapi kelemahan kita.
Tunjukkan! '
Ini kelemahan saya, Tuhan, tetapi saya mau mengasihi Engkau, saya mau sungguh-sungguh.' Tuhan akan menolong kita semua sampai ke Yerusalem baru kekal selamanya.
Bawa semua kelemahan, dosa, kekurangan, kesakitan, kejatuhan dan apa saja yang hancur! Dia sedang lewat di tengah kita. Jangan membawa yang hebat kepada Tuhan, barulah itu ada artinya.
Tuhan bertanya kepada kita:
Apa yang engkau perbuat untuk-Ku?Jangan bersungut pada Tuhan, tetapi memuji dan menyembah Dia! Jangan ragu! Serahkan hidup pada Tuhan!
Di saat tidak ada yang tahu, saat itulah panggilan Tuhan secara pribadi kepada kita. Tuhan tahu sedalam-dalamnya keadaan kita. Tuhan melihat sampai kedalaman hati kita semua. Kaum muda, Tuhan sangat mengasihi engkau, jangan buang sia-sia masa mudamu!
Curahkan semua isi hati kepada Tuhan. Tidak apa-apa kalau sudah jatuh, gagal, sampai detik ini tidak apa-apa, Tuhan masih menerima semua. Keluar dari tempat ini, kita sudah sungguh-sungguh berubah.
Tuhan memberkati.