Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 8: 3-4
8:3. Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyanuntuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
8:4. Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Ini adalah doa penyembahan orang-orang kudus di takhta sorga.
Doa penyembahan merupakan puncak dari ibadah pelayanan kita kepada Tuhan.
Ada
dua hal yang dipelajari dari doa penyembahan di takhta sorga:
- Mezbah dengan pedupaan emas--kita kenal dengan nama mezbah dupa emas (diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya, 05 Oktober 2018).
Mezbah dupa emas terbuat dari kayu penaga--kayu menunjuk pada manusia daging; penaga berwarna hitam--, artinya manusia daging yang berdosa. Ini yang mau dibentuk menjadi mezbah dupa--kehidupan yang menyembah--, bukan manusia hebat.
Syaratnya: harus disalut dengan emas murni--kesucian Roh Kudus.
Jadi, Roh Kudus yang menolong kita untuk bisa menyembah Tuhan bahkan menyembah dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan--hancur hati--sehingga doa kita dijawab oleh Tuhan.
Kemudian, pada mezbah juga ada tanduk-tanduk yang disalut dengan emas; menunjuk pada kekuatan Roh Kudus untuk:
- Bertahan; kita tidak akan terpisah dari kasih Yesus apapun yang kita hadapi. Kadang saat menghadapi penderitaan, kita meninggalkan Tuhan, tetapi mendapat berkat juga lupa Tuhan. Harus bertahan!
- Berperang/menyerang. Salah satu cara berperang dengan Roh Kudus adalah diam dan tenang; bukan kita yang berperang tetapi Roh Kudus yang berperang ganti kita.
- Kemenyan.
AD. 2: KEMENYAN
Kita sudah belajar tentang mezbahnya, kemudian di atas mezbah dibakar dupa--yang ditulis di sini hanya kemenyan.
Sebenarnya, ukupan terdiri dari beberapa bahan--dulu untuk ukupan disediakan bahan-bahan, seperti pada minyak urapan; untuk membuat minyak urapan dibutuhkan minyak zaitun ditambah dengan rempah-rempah. Jadi kalau orang membutuhkan minyak urapan--raja, imam, nabi--, akan dituangkan minyak urapan.
Tetapi sekarang, sejak Yesus mati di kayu salib, Roh Kudus sudah dicurahkan langsung dari sorga. Sekarang bahan-bahan itu dalam arti rohani. Demikian juga halnya dengan ukupan; dulu secara jasmani, sekarang dalam arti rohani.
Keluaran 30: 34-35=> perikop: mengenai ukupan yang kudus
30:34.Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar, kulit lokandan getah rasamala, wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen, masing-masing sama banyaknya.
30:35. Semuanya ini haruslah kaubuat menjadi ukupan, suatu campuran rempah-rempah, seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah, digarami, murni, kudus.
Bahan-bahan ukupan untuk doa penyembahan--secara rohani--:
- Getah damar atau mur (dalam terjemahan lama: Ambillah olehmu rempah-rempah yang harum baunya, yaitu getah murdan lawang).
Getah didapat dari pohon yang dilukai. Ini menunjuk pada darah Yesus--Ia dilukai dan mengeluarkan darah.
Ciri-ciri damar:
- Rasanya pahit, tetapi baunya harum dan merangsang/tajam.
Artinya: darah Yesus merupakan tanda kasih Tuhan kepada manusia lewat pengorbanan-Nya di kayu salib--pahit bagi Dia--untuk menyelamatkan manusia berdosa--berbau harum.
- Harganya mahal--kalau dilihat dari persembahan orang majus, terdapat mur.
Artinya darah Yesus yang mahal.
1 Petrus 1: 18-19
1:18.Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
1:19.melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Secara rohani, semua ini sudah digenapi oleh darah Yesus.
Darah Yesus menebus dan menyelamatkan manusia berdosa yang tidak punya harga di hadapan Tuhan menjadi sangat berharga--diselamatkan dan dibenarkan oleh Tuhan; hidup dalam kebenaran--sangat mahal di hadapan Tuhan; berbau harum di hadapan Tuhan. Sekalipun hebat, pandai, kalau berbuat dosa, maka bangsa kafir tidak ada harganya, malah hanya seharga anjing dan babi.
Dari hidup murah dibeli menjadi sangat berharga mahal, inilah yang mendorong kita untuk menyembah Tuhan--ada rasa ucapan syukur kepada Tuhan.
Kalau kita ingat dosa-dosa kita, tidak sulit bagi kita untuk menyembah Tuhan.
Kesimpulan:
- Doa penyembahan adalah memberi harga yang sangat mahal kepada KESELAMATAN ATAU KEBENARAN. Jangan tukar keselamatan dan kebenaran dengan apapun sekalipun dengan seisi dunia, apalagi hanya uang sekian juta atau dapat nilai lewat menyontek! Tuhan berkata: Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?
- Penyembahan memberikan harga yang sangat mahal kepada PENGAJARAN YANG BENAR, yang sudah Tuhan percayakan kepada kita lewat wahyu-Nya kepada Pdt van Geseel, tidak mau ditukar dengan apapun.
- Penyembahan adalah memberikan harga yang sangat malah kepada PANGGILAN DAN PILIHAN TUHAN. Jangan sedikit-sedikit minta istirahat atau berhenti! Ini orang yang tidak menyembah. Kalau orang menyembah, ia tidak akan mau kalau sampai tidak melayani--tidak segampang itu untuk tidak melayani--, karena ia sudah tahu hidupnya yang seperti anjing dan babi sudah dibayar mahal oleh Yesus di kayu salib.
Hargai keselamatan, kebenaran, pengajaran yang benar, dan pemakaian Tuhan dalam hidup kita lebih dari seluruh dunia!
Inilah penyembahan dari getah damar.
- Kulit lokan atau lawang (dalam terjemahan lama: Ambillah olehmu rempah-rempah yang harum baunya, yaitu getah mur dan lawang)--semacam kerang.
Untuk bisa dibuat menjadi ukupan, kulit lokan harus digiling/ditumbuksampai halus--dihancurkan--, kemudian dibakar, baru berbau harum.
Kalau tidak ditumbuk, tidak akan berbau harum.
Jadi, doa penyembahan merupakan PROSES PENGHANCURAN DAGING. Apa yang dihancurkan? Dulu kulit lokan, sekarang daging kita yang harus dihancurkan.
Artinya: doa penyembahan adalah proses atau pergumulan melawan daging dengan segala keinginan, hawa nafsu, ambisi, dan emosinya, yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga kita bisa MENURUTI KEHENDAK TUHAN. Inilah yang berbau harum di hadapan Tuhan.
Kalau menuruti kehendak daging--kerang belum dibakar--, akan amis sampai busuk.
Karena itu ibadah jangan seenaknya sendiri! Jangan mencari yang enak bagi daging, tetapi cari yang benar, yaitu beribadah untuk mendengarkan firman. Mungkin saat baru pertama mendengar, kaget atau mengantuk, karena sistem pengajaran. Tetap tekuni, pasti Roh Kudus menolong kita, sampai kita bisa menuruti kehendak Tuhan. Buang kehendak sendiri yang tidak sesuai dengan firman Tuhan!
Contoh: Yesus. Di taman Getsemani Ia berdoa: Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.Daging Yesus dengan segala keinginannya dihancurkan, dan hanya satu kata: Ya Abba, ya Bapa.
- Getah rasamala--rasanya pahit tetapi bisa menyembuhkan dan baunya harum; semacam obat.
Semua bahan-bahan yang dipilih ini berbau harum, karena doa penyembahan adalah menaikkan asap dupa yang berbau harum di hadapan Tuhan.
Tadi getah damar harus dilukai dulu pohonnya--darah Yesus yang menebus dosa kita. Kita menyingkirkan dosa dulu, baru kita berharga dan berbau harum di hadapan Tuhan.
Singkirkan dosa-dosa yaitu dosa sendiri, dosa warisan--termasuk adat istiadat yang tidak sesuai dengan firman. Mulai dari kehamilan, sudah ada adat istiadat yang melawan firman. Kalau tidak melawan firman, silakan, tetapi kalau sudah mengandung keselamatan di dalamnya, jangan.
Kalau sudah percaya Yesus tetapi masih percaya adat istiadat yang menyelamatkan, ia adalah orang yang sangat keras hati. Jangan! Sudah harus ditebus supaya berharga mahal.
Saya tidak berani banyak membahas soal adat karena masing-masing punya adat istiadat, tetapi hati nurani yang tahu. Saya tidak mengerti dengan jelas, tetapi hati nurani kita yang tahu.
Kemudian kulit lokan, artinya kehendak daging dihancurkan untuk menerima kehendak Tuhan.
Kita akan berbau harum di hadapan Tuhan.
Sekarang, getah rasamala artinya penyembahan yang benar tidak enak bagi daging--pahit--, apalagi ditambah puasa dan doa semalam suntuk.
"Ada satu orang ikut kami di Gending. Kalau menyembah saya hanya berkata: Haleluya, Yesus, dia protes: Apa itu, om? Memang tidak enak bagi daging. Tetapi kalau menaikkan doa permohonan yang banyak kata-katanya, dia senang. Doa penyembahan adalah memberi kepada Tuhan, tidak enak bagi daging, apalagi ditambah puasa.
Saya seringkali sudah lemas setelah selesai berkhotbah pada sesi kedua dan mau buka puasa, tetapi isteri saya yang menguatkan."
Doa penyembahan memang tidak enak bagi daging--siksa bagi daging--, tetapi berguna untuk dua hal:
- MEMBERI KESEGARAN BAGI JIWA DAN ROH KITA.
Artinya: hati kita mengalami damai sejahtera, sehingga semua menjadi enak dan ringan.
"Tahun 2000, saya juga diancam virus di dalam tubuh. Orang yang mendengar, pingsan waktu itu. Pertama saya panik, tetapi lama-lama tenang. Terserah Tuhan, mati hidup di dalam tangan Tuhan, bukan virus. Yang penting tenang."
- MENYEHATKAN ROHANI KITA.
Mungkin karena sesuatu hal kita sakit hati, lewat doa penyembahan bisa sehat kembali--tidak sakti hati. Kita bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua. Kalau jauh dari Tuhan--malas ibadah--berarti rohaninya tidak sehat; lewat doa penyembahan bisa kembali mengasihi Tuhan, mengasihi sesama, bahkan mengasihi orang yang memusuhi kita.
Inilah yang berbau harum di hadapan Tuhan.
Tadi, yang pertama: ada darah, kita berharga mahal. Beri harga mahal pada keselamatan dan kebenaran! Mau berbuat dosa, ingat darah Yesus yang mahal. Beri harga yang mahal pada panggilan dan pilihan! Beri harga yang mahal untuk pengajaran yang benar.
Yang kedua: ada kulit lokan, hancurkan daging untuk bisa menuruti kehendak Tuhan.
Yang ketiga: getah rasamala, kita mengalami damai sejahtera, ada kesehatan--kita bisa mengasihi Tuhan dan sesama--, dan kesegaran jiwa dan roh.
- Kemenyan--istilah sebenarnya adalah kemenyan putih yang tulen; menunjuk pada KESUCIAN.
Inilah bahannya doa penyembahan, yaitu sampai pada kesucian.
Kemenyan dipakai untuk mempersembahkan dupa dan wangi-wangian--kemenyan adalah bahan yang paling wangi di antara bahan lainnya.
Bahan-bahan lain, setelah dicampur kemenyan, bau kemenyan inilah yang menonjol
Matius 5: 8
5:8.Berbahagialah orang yang sucihatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Kalau hati kita suci, maka kita bisa menyembah Tuhan--melihat Tuhan dan berkata-kata dengan Dia.
Yohanes 9: 37-38 => cerita tentang orang buta yang disembuhkan
9:37.Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihatDia; tetapi Dia yang sedang berkata-katadengan engkau, Dialah itu!"
9:38. Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.
Matius 15: 19
15:19.Karena dari hatitimbul segala pikiran jahat(1), pembunuhan(2), perzinahan(3), percabulan(4), pencurian(5), sumpah palsu(6)dan hujat(7).
Pikiran jahat= prasangka buruk.
Pembunuhan= termasuk kebencian.
Sumpah palsu= dusta.
Hujat= memfitnah, bergosip yang tidak baik, sampai menghujat Tuhan--menyalahkan pengajaran yang benar, dan membenarkan yang salah.
Hati manusia umumnya dikuasai oleh tujuh keinginan jahat dan najis, dan kepahitan, sehingga hatinya gelap, matanya gelap--buta--, dan akhirnya hidupnya membabi buta--dia tidak melihat Tuhan.
Kalau ada tujuh keinginan jahat dan najis, dan kepahitan, berarti tujuh pelita padam--gelap.
Ini gunanya pedang firman. Kalau kita bisa mendengar dan dengar-dengaran pada pedang firman, pedang firman akan menyucikan hati kita dari tujuh keinginan jahat dan najis, dan kepahitan, sehingga pelita menyala--mata terang; bisa melihat Tuhan dan berkata-kata dengan Dia.
Kesempatan ini, apa saja yang terjadi, kita bisa melihat Tuhan dan berkata-kata dengan Dia. Jangan mencurahkan hati pada orang lain! Banyak terjadi kesalahan nanti: ada yang dibocorkan sana sini, ada yang tertarik karena mencurahkan hati pada lawan jenis dan sebagainya. Lebih baik mencurahkan hati kepada Tuhan, ceritakan semua kepada Dia--melihat Dia dan berkata-kata dengan Dia--, dan hasilnya:
- Mazmur 17: 15
17:15.Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puasdengan rupa-Mu.
(terjemahan lama)
17:15. Tetapi aku akan memandang hadirat-Mu dengan kebenaran, dan apabila aku bangun kelak aku akan dikenyangkandengan peta-Mu.
Hasil pertama: kita merasakan kepuasan dan kenyang--kepuasan dobel--yaitu:
- Kepuasan secara jasmani--kenyang--= pemeliharaan Tuhan yang ajaib secara jasmani kepada kita yang lemah tak berdaya dengan berkelimpahan--kita selalu mengucap syukur kepada Dia.
Kita bekerja, silakan, tetapi sertai dengan penyembahan kepada Tuhan--memandang wajah-Nya.
Gaji dan sebagainya hanya sarana, tetapi Tuhan yang memelihara secara jasmani sampai berkelimpahan.
- Kepuasan secara rohani= kebahagiaan sorga, sehingga tidak perlu lagi mencari kepuasan di dunia yang mengakibatkan jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa.
"Hamba Tuhan saja kalau bergaul tidak baik, payah betul. Menyangkut keuangan dan kesucian harus dicek semua, karena banyak yang jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa."
Karena itu kita harus banyak memandang wajah Tuhan, kita tidak akan mencari kepuasan di dunia, malah merasa berdosa. Sebenarnya masih taraf wajar tetapi kalau kita sudah banyak menyembah Tuhan dan mengalami kepuasan Tuhan, kita tidak akan mau berbuat itu. Bukan maksudnya merasa hebat, tetapi dari diri sendiri yang menolak; menjaga supaya jangan terjadi kejatuhan.
Daud adalah spesialis memandang wajah Tuhan; ada apa-apa, ia selalu memandang wajah Tuhan. Daud adalah raja, tetapi ia memandang wajah Tuhan, apalagi kita. Mari, banyak berdoa menyembah Tuhan sampai nanti menyembah di takhta sorga.
Mulai sekarang naikkan empat bahan ukupan ini:
- Getah damar= keselamatan dan kebenaran. Pertahankan panggilan dan pilihan, dan pengajaran yang benar!
- Kulit lokan= tabiat dan hawa nafsu daging dihancurkan supaya kita bisa menuruti kehendak Tuhan.
- Getah rasamala= menyembah memang sakit bagi daging, tetapi jiwa dan roh kita segar (ada damai, hidup menjadi enak dan ringan), dan rohani kita juga sehat (bisa mengasihi; tidak ada kebencian lagi, sampai rela mengasihi orang yang memusuhi kita)--, dan kemenyan--
"Dulu kalau saya berdoa dan mau menyebutkan nama orang yang menyakiti saya, saya berkata: Enak amat? Sudah membuat saya begini. Sekarang tertawa, dan saya doakan: Tuhan tolong, ampuni dan berkati dia. Sungguh-sungguh penghancuran daging--dia sudah membanting-banting saya, lalu mendoakan supaya Tuhan memberkati dia. Tidak ada lagi sakit hati, tetapi saling mengasihi."
- Kemenyan= kesucian. Jaga, mulai dari hati! Di luar orang bisa melihat, tetapi di dalam hanya Tuhan yang melihat. Kalau hati kita suci, mata kita akan terang, sehingga kita bisa melihat Tuhan dan berkata-kata dengan Dia, dan Dia juga melihat kita dan berkata-kata dengan kita.
- Mazmur 16: 8
16:8.Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Hasil kedua: tidak goyah, tetapi kuat teguh hati.
Artinya:
- Tetap berpegang teguh pada pengajaran yang benar, apapun yang terjadi.
- Tetap setia berkobar dalam ibadah pelayanan, apapun yang kita hadapi.
- Tidak kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan, apapun yang kita hadapi, tetapi tetap percaya dan berharap Tuhan; hanya mengangkat tangan kepada Tuhan; berserah dan berseru kepada Tuhan.
Dulu Petrus pernah goyah sampai tenggelam dan menyangkal Tuhan, tetapi bersyukur, setelah ia digembalakan; mengerti penggembalaan lewat tiga kali pertanyaan Tuhan: Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?; Gembalakanlah domba-domba-Ku,ia bisa mengulurkan tangan, sampai matipun ia tetap mengulurkan tangan kepada Tuhan.
Yohanes 21: 18-19
21:18.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmudan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
21:19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
Mengulurkan tangan kepada Tuhan= rela berkorban apapun untuk Tuhan--Petrus rela mati--; taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara, baru berserah dan berseru kepada Tuhan (menyembah Dia).
Ini bagaikan asap dupa harum yang naik ke hadirat Tuhan, dan Ia akan mengulurkan tangan belas kasih dan kuasa-Nya kepada kita--dulu kepada Petrus--; kita mengalami kuasa pengangkatan Tuhan.
1 Petrus 5: 5-6
5:5.Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
5:6.Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Tuhan mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk meninggikan kita pada waktunya--kuasa pengangkatan. Tidak usah ragu! Kalau kita bisa mengangkat tangan kepada Tuhan, Dia akan mengulurkan tangan untuk mengangkat kita tepat pada waktunya. Ini adalah pengalaman Petrus waktu ia hampir tenggelam.
Petrus diangkat dari ketenggelaman, artinya: diangkat dari kegagalan dan kejatuhan dalam dosa. Percayalah! Semua harus berada di dalam tangan Tuhan.
Apa yang merosot hari-hari ini? Kegagalan bisa menjadi berhasil dan indah; yang jatuh dalam dosa--bukan saya setuju--, berhenti, siang ini diangkat dan dipulihkan untuk kembali hidup benar dan suci.
Ada juga pengangkatan orang yang sakit lumpuh selama tiga puluh delapan tahun.
Yohanes 5: 6-8
5:6.Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
5:7. Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam ituapabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
5:8. Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammudan berjalanlah."
Orang lumpuh di tilam artinya:
- Tidak setia dalam ibadah pelayanan, biar diangkat menjadi setia. Banyak gembala lumpuh. Kalau gembalanya lumpuh, tidak tahu bagaimana nasib sidang jemaatnya.
Mari kembali setia menjelang kedatangan Tuhan, harus lebih setia dan giat. Dunia memang memacu kita untuk giat bersekolah dan bekerja, tetapi jangan lupa untuk giat beribadah melayani Tuhan. Jangan lumpuh! Biarpun hebat kalau lumpuh tidak ada gunanya.
- Ayat 7: 'tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu'= berharap orang lain, diubahkan menjadi berharap kepada Tuhan.
Kalau berharap manusia, akan mudah bangga, sebentar lagi kecewa.
Jika berharap Tuhan, tidak akan pernah kecewa atau bangga apapun yang kita hadapi, tetapi hanya mengucap syukur kepada Tuhan.
- Orang lumpuh ada di tempat tidur= kenajisan. Hati-hati! Memang ini dosa yang mengikat, termasuk dosa makan minum. Hati-hati! Jangan lengah! Kaum muda jangan lengah! Orang tua jangan lengah! Bahaya! Kembali pada kesucian!
- Kehancuran nikah dan buah nikah, bisa kembali pada nikah yang benar. Sadarlah, jangan lumpuh terus! Kalau lumpuh saat Tuhan datang tidak akan bisa terangkat--jalan saja tidak bisa apalagi naik.
Kembali pada nikah yang benar! Anak-anak kembali taat pada orang tua, suami mengasihi isteri, dan isteri tunduk pada suami. Jangan lumpuh--bertengkar terus--hari-hari ini!
- Kemustahilan: ekonomi, penyakit. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Pada kesempatan ini, kita mengulurkan tangan kepada Tuhan, dan Dia akan menolong kita semuanya. Sampai nanti jika Yesus datang kembali kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, tidak bercacat cela, dan kita benar-benar terangkat di awan-awan yang permai.
Sekarang naikkan asap dupa yang berbau harum mulai dari getah damar sampai kemenyan! Yesus akan turun untuk mengulurkan tangan; yang tenggelam Dia angkat; yang lumpuh Dia angkat. Semua dipulihkan.
Dan saat Yesus datang kembali, bukan hanya asap dupa yang berbau harum, tetapi orangnya juga naik ke atas, kita bersama Dia, tidak ada setetespun air mata--kekasih-kekasih kita yang meninggal dunia dibangkitkan semua. Semua berbau harum, dan kita bersama Dia selama-lamanya.
Kita berserah dan berseru kepada Tuhan. Dia tidak pernah meninggalkan kita, apapun yang kita hadapi.
Dia Imam Besar ada di sebelah kanan Allah Bapa untuk memonitor kita yang berada di tengah gelombang lautan dan kelumpuhan.
Memang kita berada di tengah gelombang lautan. Saya sebagai seorang gembala merasa sangat tidak berharga ketika melihat jemaat dalam pencobaan dan kesulitan. Saya tidak bisa menolong, tetapi ada Gembala Agung. Jangan putus asa! Manusia tidak bisa berbuat apa-apa, justru Gembala Agung datang kepada kita, yang penting ada asap kemenyan/dupa yang harum di hadapan-Nya.
Berseru kepada Dia apapun keadaan kita secara jasmani, rohani, dan rumah tangga!
Suami, isteri, anak, orang tua tidak tahu, kesempatan, jangan marah, Tuhan yang tahu.
Dengan hati tulus dan jujur, serukan kepada Tuhan di bidang apa kita membutuhkan jamahan tangan-Nya. Yang sudah berhasil jangan sombong, tetapi tetap dalam tangan Tuhan.
Tuhan memberkati.