Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Kita mempelajari
Wahyu 3: 7-13, sidang jemaat yang keenam, yaitu
SIDANG JEMAAT FILADELFIA(
diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 08 Maret 2015).
Malam ini, kita mempelajari ayat 12-13 (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 01 Juni 2015).
Wahyu 3: 12-13
3:12 Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokogurudi dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.
3:13 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."
JANJI TUHANkepada sidang jemaat Filadelfia yang menang--sekarang kepada kita--yang sudah menang atas segala pencobaan yang melanda seluruh dunia, yaitu kita
DIJADIKAN SOKOGURUatau tiang penopang di dalam bait Allah, di Yerusalem baru--kerajaan Sorga yang kekal.
TUHAN menunjukkan kerajaan Sorga kepada Musa, kemudian Musa diperintahkan untuk membuat kerajaan Sorga di bumi, itulah Tabernakel/Kemah Suci (Keluaran 25-40).
Dari sini, kita dapatkan bahwa untuk menjadi tiang penopang/sokoguru di Yerusalem baru, kita harus belajar dari tiang-tiang di Tabernakel (diterangkan pada
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 01 Juni 2015):
- Tiang halaman; pintu pelataran.
- Tiang pintu kemah; pintu kedua.
- Tiang pintu tirai; sudah masuk ruangan maha suci = kita masuk kerajaan Sorga; pintu ketiga.
Malam ini, kita masih belajar lagi tentang pintu ketiga; kita belajar dari
4 tiang pintu tirai; sudah masuk ruangan maha suci; kesempurnaan untuk masuk Yerusalem baru.
Tiang pintu tirai dibuat dari
kayu penaga, tetapi disalut dengan emas murni, sehingga tidak kelihatan lagi kayunya.
Kayu penaga = manusia darah daging yang rapuh.
Artinya: memang hanya kayu--manusia rapuh--, tetapi sudah disalut dengan emas murni, sehingga tidak kelihatan kayunya. Ini menunjuk pada manusia sempurna yang sudah terangkat ke Sorga.
TUHAN berjanji menjadikan kita tiang penopang di Yerusalem baru, sebab itu kita belajar kepada orang-orang--manusia sempurna--yang sudah pernah terangkat ke Sorga, ayitu:
- Henokh,
- Musa,
- Elia,
- Tuhan Yesus.
Malam ini kita belajar dari
ELIA.
Kita akan mempelajari bagaimana proses Elia naik ke Sorga, supaya kita betul-betul bisa menjadi tiang penopang dalam kerajaan Sorga--Yerusalem baru.
2 Raja-raja 2: 1-2, 4, 6, 8, 10-11
2:1. Menjelang saatnya TUHAN hendak menaikkan Elia ke sorgadalam angin badai, Elia dan Elisa sedang berjalan dari Gilgal.
2:2. Berkatalah Elia kepada Elisa: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Betel." Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu pergilah mereka ke Betel.
2:4. Berkatalah Elia kepadanya: "Hai Elisa, baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Yerikho." Tetapi jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu sampailah mereka di Yerikho.
2:6. Berkatalah Elia kepadanya: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke sungai Yordan." Jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu berjalanlah keduanya.
2:8. Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan berjalan di tanah yang kering.
2:10. Berkatalah Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi."
2:11. Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorgadalam angin badai.Proses Elia naik ke sorga, lewat 4 langkah:
- Harus berada di Gilgal.
- Harus berada di Betel.
- Harus berada di Yerikho.
- Harus menyeberangi sungai Yordan.
Kita akan mempelajari satu per satu.
- harus berada di GILGAL.
Yosua 5: 8-9
5:8. Setelah seluruh bangsa itu selesai disunat, maka tinggallah mereka di tempatnya masing-masing di perkemahan itu, sampai mereka sembuh.
5:9. Dan berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu." Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgalsampai sekarang.
Dulu, Elia harus ke Gilgal supaya bisa naik ke Sorga. Begitu juga dengan kita sekarang, supaya bisa terangkat ke Sorga dan menjadi tiang penopang, maka kita harus ke kota Gilgal secara rohani.
Di Gilgal, TUHAN menghapuskan cacat cela bangsa Israel lewat sunat. Dulu, sunat secara jasmani, sekarang dalam arti rohani.
Kolose 2: 11-12
2:11. Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,
2:12. karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.
Sunat secara rohani adalah BAPTISAN AIR(halaman Tabernakel).
Supaya bisa masuk Sorga, maka kita harus masuk baptisan air, tidak bisa tidak. Dalam Yohanes 3 disebutkan, jika tidak dilahirkan baru, jangankan masuk ke Sorga, melihatpun tidak bisa.
Kita harus mengalami sunat Kristus/sunat yang rohani--baptisan air--, supaya kita terlepas dari cacat-cela/terlepas dari dosa-dosa.
Banyak macam baptisan air, tetapi hanya satuyang menyelamatkan; banyak bahtera, tetapi hanya 1 bahtera Nuh yang menyelamatkan.
“Jangan menambah dan mengurangi firman. Terutama soal baptisan air. Jangan berkata, 'Nanti kalau di kutub bagaimana?' Itu namanya logika; logika tidak menyelamatkan manusia. Jadi, firman harus tepat, kita membaca ayat yang diterangkan ayat. Jangan menambah dan mengurangi firman dengan logika, tetapi baca firman apa adanya.”
Baptisan air yang benaryaitu:
- Sesuai alkitab/menurut kehendak Allah.
Yohanes Pembaptis sebenarnya tidak mau membaptis Yesus; seharusnya Yohanes Pembaptis yang dibaptis oleh Yesus. Tetapi Yesus mengatakan: 'Biarlah kita melakukan kehendak TUHAN'.
- Kita harus dibaptis seperti Yesus dibaptis; sebab Dia adalah Kepala dan kita adalah Tubuh. Kepala dan Tubuh harus satu baptisan.
Pelaksanaanbaptisan air yang benar, yaitu kehidupan yang sudah bertobat/mati terhadap dosa harus dikuburkandi dalam air bersama Yesus--di dalam nama Bapa, Anak Laki-laki dan Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus Kristus; sehingga keluar dari air/bangkitbersama Yesus untuk mendapat hidup baru--langit terbuka--, hidup sorgawi, yaitu hidup dalam kebenarandan menjadi senjata kebenaran; sudah meninggalkan cacat cela. Kalau langit tidak terbuka, bagaimana kita bisa menjadi tiang penopang di Yerusalem baru? Tidak akan bisa!
Kalau dulu setelah disunat, bangsa Israel terlepas dari cacat cela Mesir. Begitu juga dengan kita, setelah masuk dalam baptisan air, kita berpindah dari hidup duniawi/manusia daging menjadi hidup sorgawi. Ada harapan untuk menjadi tiang penopang di kerajaan Sorga. Kita harus hidup dalam kebenaran; semua harus benar. Kalau sudah hidup benar, maka kita bisa menjadi senjata kebenaran.
Senjata kebenaranyaitu hamba TUHAN dan pelayan TUHAN yang beribadah melayani TUHAN dengan setiadan benar. Mulai dari seorang gembala, harus setia dan benar. Kalau seorang gembala/pemimpinnya tidak setia dan benar, bagaimana dengan yang lain? Tidak mungkin bisa setia dan benar.
“Saya selalu mengatakan, bahwa ini tanggung jawab kita para pelayan--musik dan lain-lain--untuk selalu setia dan benar. Bagaikan pelor. Kalau kita menjadi senjata kebenaran, maka orang yang datang ditembak dengan senjata/peluru setia dan benar, sehingga orang yang tidak setia dan benar, satu waktu bisa menjadi setia dan benar. Tetapi kalau ditembak dengan peluru tidak setia dan benar, justru orang yang dulunya setia dan benar, pulang dari ibadah akan menjadi tidak setia dan benar. Ini serius. Bukan berarti di sini yang paling benar. Tidak. Tetapi kita sama-sama belajar.”
Dalam Matius 6, disebutkan: 'Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya', artinya kita mengutamakan ibadah pelayananlebih dari segala perkara di dunia.
Matius 6: 31-33
6:31. Sebab itu janganlah kamu kuatirdan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
'bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah' = bangsa kafir.
Bangsa kafir mencari apa yang dimakan, diminum dan dipakai sampai tidak bisa setia dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Tetapi lewat baptisan air, kita terlepas dari dosa--termasuk terlepas dari kekuatiran--, supaya kita bisa menjadi hamba kebenaran/menjadi senjata kebenaran. Kita bisa beribadah melayani TUHAN dengan setia dan benar--tanpa kekuatiran.
Kekuatiran inilah yang membuat kita tidak bisa setia dan benar.
“Kekuatiran membuat kita tidak bisa setia. Setiap kali mau datang beribadah, selalu kuatir. Baru terdengar bunyi guruh, sudah kuatir nanti flunya kambuh. Kekuatiran juga membuat kita tidak bisa benar. Mau tidak menyontek, kuatir nanti tidak lulus UNAS. Yang lain satu kelas menyontek semua, kalau tidak menyontek nanti malu, seorang diri tidak lulus.”
Jadi, melayani TUHAN dengan setia dan benar, sama dengan terlepas dari kekuatiran. Kita bisa mengutamakan ibadah pelayanan lebih dari segala perkara di dunia; mencari lebih dahulu kerajaan Sorga dan kebenarannya.
Orang semacam ini yang bisa masuk ke Sorga seperti Elia. Hidupnya memang di dunia, tetapi yang dicari adalah Sorga. Kalau orang dunia, yang dicari hanya yang duniawi, yaitu makan-minum dan lain-lain. Tetapi orang yang sudah dibaptis, 'carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya'. Hidupnya sudah berbeda.
Yang belum baptisan air, mari berdoa kepada TUHAN, supaya bisa masuk dalam baptisan air yang benar. Yang sudah baptisan air, yang sudah benar pelaksanannya, perhatikan hasilnya, yaitu hidup dalam kebenaran. Semua harus benar. Jangan ada satupun yang tidak benar!Sebab kalau kita tahu ada satu yang tidak benar dan kita pertahankan, maka yang lain menjadi percuma. Oleh sebab itu, jangan sengaja mempertahankan yang tidak benar!Kita harus lepas dari yang tidak benar.
“Sebab itu sayang sekali, kalau saat baptisan air tidak ditanya. Kalau saya, sebelum jemaat masuk dalam baptisan air, selalu saya tanya, 'Apa ikatan yang tidak bisa lepas hari-hari ini? Semua tutup mata dan mengangkat tangan'. Saya datangi orangnya. Ada bermacam-macam ikatan. Ada yang masih terikat dengan jimat-jimat. Setelah baptisan air harus berjanji, agar menyerahkan jimat-jimat yang ada, lalu saya bakar. Ada juga yang terikat dengan dosa-dosa. Saya tanya, 'Berani percaya bahwa baptisan bisa menolong?' Tadi di mobil, saya berbincang-bincang, ada seseorang yang setelah dibaptis mengalami kelepasan dari dosa. Ini baptisan air yang benar. Jadi, bukan memaksa-maksa orang supaya dibaptis dan selamat. Tetapi kita harus mengerti dahulu dengan sungguh-sungguh, setelah itu baru terlepas dari dosa.”
Jika kita berani bertindak untuk mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, hasilnya: 'maka semuanya akan ditambahkan kepadamu', artinya segala kebutuhan kita yang jasmani hanya bonus dari TUHAN/merupakan tanggung jawab dari TUHAN.
Jangan dibalik!Kalau kita mencari yang di bumi lebih dari perkara sorga, maka tidak mungkin menjadi tiang penopang.
Ini masih baru langkah yang pertama. Apakah baptisannya benar? Apakah hasilnya benar? Kalau baptisannya sudah benar, maka hasilnya juga benar. Kita hidup dalam kebenaran--semua harus benar, mulai dari KTP, SIM dan lain-lain--dan kita menjadi senjata kebenaran--beribadah melayani TUHAN dengan setia dan benar; kita sudah ada hubungan dengan Sorga (langit sudah terbuka).
'ditambahkan kepadamu' = tanda tambah adalah tanda salib, artinya:
- seluruh kehidupan kita sudah menjadi tanggung jawab Yesus yang sudah mati di kayu salib; seluruh kehidupan kita hanya dari kayu salib.
- selalu berkelimpahan, tidak pernah minus. Kita tidak pernah kekurangan dan selalu mengucap syukur kepada TUHAN.
Sering kali kita tidak berani untuk disunat; tidak berani masuk baptisan air. Kita tetap mempertahankan yang jasmani. Bagaimana mungkin bisa masuk kerajaan Sorga? Mari beralih untuk mengutamakan yang rohani. Bukan berarti, 'Om, berarti saya tidak usah sekolah/tidak usah bekerja?' Tetap harus sekolah yang hebat dan bekerja dengan keras, tetapi utamakan dulu kerajaan Sorga. Itu sudah BERALIH DARI DUNIA MENUJU SORGA. Elia sudah mau naik ke Sorga, maka dia harus ke Gilgal dahulu. Ini langkah yang pertama.
- harus berada di BETEL.
Kejadian 28: 16-19
28:16. Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya."
28:17. Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."
28:18. Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.
28:19. Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.
Betel, artinya rumah Allah = pintu gerbang Sorga.
Kalau tadi baptisan air, di dalam Tabernakel adalah Halaman.
Sesudah masuk baptisan air/masuk halaman Tabernakel, maka kita harus masuk ke dalam ruangan suci= kandang penggembalaan.
Ada 3 macam alatdi dalam ruangan suci--ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:
- Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya, termasuk kebaktian persekutuan = persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya.
- Meja roti sajian: ketekunan dalan ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci = persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
- Mezbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan = persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Jadi, setelah masuk baptisan air--kita lepas dari dosa, kemudian hidup benar dan menjadi senjata kebenaran--, maka kita harus masuk dalam kandang penggembalaan/harus TERGEMBALA.
Siapayang harus masuk kandang penggembalaan/harus tergembala? Semua jabatan pelayanan harus tergembala. Mulai dari jabatan gembala, rasul, guru, nabi, penginjil, pemain musik dan lain-lain.
Mengapa?Supaya pelayanan kita mengarah kepada pembagunan tubuh Kristus yang sempurna, mempelai wanita TUHAN; menjadi satu kawanan dengan satu gembala; satu Tubuh dengan satu Kepala. Inilah sistem penggembalaan. Kalau tidak, maka akan tercerai-berai.
Di dalam kandang penggembalaan, maka tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar. Kita bukan digembalakan oleh manusia, tetapi oleh pokok anggur yang benar, yaitu pribadi Yesus Gembala Agung lewat firman pengajaran yang benar.
Yohanes 15: 3 (tentang pokok anggur yang benar)
15:3. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakankepadamu.
Jika kita digembalakan oleh Yesus sebagai Gembala Agung lewat firman pengajaran benar, maka kita mengalami pembersihan/penyucian secara intensif. Inilah kelebihan dari sistem penggembalaan.
Disucikan dari apa?
Yohanes 13: 10-11
13:10. Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
13:11. Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."
Kita disucikan secara intensif dari dosa Yudas Iskariot, yaitu:
- Keinginan jahat= keinginan akan uang, yaitu kikir dan serakah.
Kikir: tidak bisa memberi, terutama untuk pekerjaan TUHAN.
Serakah: merampas hak milik orang lain, terutama haknya TUHAN, yaitu perpuluhan dan persembahan khusus.
Mulai dari seorang gembala, kalau gembalanya seorang pencuri seperti Yudas, maka hancurlah semuanya. Jadi, kita semua sama-sama bertanggung jawab. Domba-domba sudah dibeli oleh darah Yesus, sehingga gembala tidak bisa macam-macam. Kalau tidak, maka gembala berhutang darah yang tidak bisa dibayar dengan apapun.
Demikian juga domba-domba, tidak bisa macam-macam, karena sudah dibeli oleh darah Yesus. Kalau tidak sungguh-sungguh, maka akan berhutang darah yang tidak bisa dibayar dengan apapun.
- Keinginan najis, yang mengarah pada dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan.
Kalau ada keinginan jahat, maka akan diikuti dengan keinginan najis. Semua pusatnya ada di hati.
Hati merupakan pusat kehidupan rohani kita. Hati merupakan gudangnya dosa. Kalau hati diisi dengan keinginan jahat--termasuk iri, benci, dan dendam--dan keinginan najis, maka perbuatan dan perkataan kita menjadi jahat dan najis. Ini yang harus disucikan terlebih dahulu.
Kalau ini disucikan, maka perkataan, perbuatan dan seluruh hidup kita disucikan. Mulai dari hati, harus disucikan dari keinginan jahat dan keinginan najis, sehingga kita memiliki hati yang taat dengar-dengaran/melakukan kehendak Allah. Yang membuat kita tidak taat adalah keinginan jahat dan najis.
Taat dengar-dengaran adalah sifat domba, yaitu mendengar suara gembala--makan firman penggembalaan--, sampai dengar-dengaran--praktik firman.
Kalau makan yang jasmani, kita makan sampai di lambung, lalu makanan mendarah daging. Kalau makan yang rohani, kita mendengar firman sampai dengar-dengaran, itu artinya firman mendarah daging dalam kehidupan kita.
Kalau kita melakukan kehendak Allah/taat dengar-dengaran, maka TUHAN yang bertanggung jawab.
Matius 7: 21
7:21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Kuyang di sorga.
Jika kita sudah tergembala sampai taat dengar-dengaran, maka PINTU SORGA SUDAH TERBUKAbagi kita. Jika pintu Sorga terbuka, maka semua pintu di dunia juga pasti terbukabagi kita; mulai dari pintu pekerjaan, studi, masa depan, semuanya terbuka bagi kita, asal pintu Sorga terbuka dulu.
Jadi, TUHAN menunggu kita lebih dulu, mungkin kita merasa, 'Om, kok pintu masih tertutup bagi saya?'
TUHAN menunggu kita supaya:
- Kita ke Gilgal dahulu.
Kita masuk baptisan air yang benarsampai hidup benar. Mari, cari dahulu perkara Sorga. Jangan hanya mencari yang duniawi sampai menghalangi perkara Sorga! Tetapi carilah dahulu kerajaan sorga dan kebenarannya, maka TUHAN akan menambahkan semuanya dari kayu salib, TUHAN memelihara kehidupan kita dan tidak pernah berkekurangan--selalu berkelimpahan dan mengucap syukur.
- Kita bisa tergembala= taat, supaya pintu Sorga terbuka bagi kita.
Kalau pintu sorga sudah terbuka, masa pintu di dunia tidak dibuka?
TUHAN tidak mau kalau hanya yang di dunia yang terbuka terus, padahal pintu Sorga tertutup. 'Apa artinya kamu mendapat seluruh harta dunia, tetapi tidak selamat?' Tidak ada artinya.
Apalagi kalau (maaf) hanya untuk mendapatkan uang beberapa ratus ribu, beberapa juta/ratus juta, tetapi kita harus berbohong/menipu, sama dengan menutup pintu Sorga.
Kalau kita sudah taat, maka pintu Sorga terbuka dan pintu di dunia otomatis terbuka. Kita tidak perlu bingung. Kita tinggal berjalan, tidak usah menyentuh pintunya, tetapi pintunya sudah terbuka sendiri. TUHAN mampu melakukan apa saja bagi kita, asalkan ada tanda-tanda pintu Sorga sudah terbuka.
Kaum muda, tidak usah pusing soal masa depan. Memang harus kuliah yang baik; yang tidak bisa kuliah harus bekerja dengan baik. Sama saja. Yang penting, kalau ada tanda pintu Sorga terbuka, maka pintu di dunia juga akan terbuka. Inilah langkah kedua, sudah semakin dekat lagi.
Tadi, kita beralih dari suasana dunia kepada suasana Sorga; carilah dahulu kerajaan Sorga dan kebenarannya. Sekarang, pintu Sorga sudah terbuka.
- harus berada di YERIKHO.
2 Raja-raja 2: 4
2:4. Berkatalah Elia kepadanya: "Hai Elisa, baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Yerikho." Tetapi jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu sampailah mereka di Yerikho.
Yerikho artinya lembah yang berbau harum, itulah dunia dengan segala pengaruhnya.
1 Yohanes 2: 15-17
2:15. Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
2:16. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan dagingdan keinginan mataserta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
2:17. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
'dunia ini sedanglenyap', bukan akanlenyap. kita tidak tahu dunia sedang lenyap berapa persen. Tinggal menunggu waktu, sama seperti antikris yang sedangdatang. Sekarang mungkin masih 10%, kita tidak terasa. Nanti kalau sudah 20% makin bingung, 50%: 'kok begini?', 70% sudah mulai goyah.
Ada 3 hal di dalam dunia:
- Keinginan mata; mengarah pada dosa makan minum.
Seperti Hawa yang melihat buah yang dilarang TUHAN, lalu dia memakannya, sehingga dia langsung terjun dari Firdaus ke dunia.
Dosa makan minum = merokok, mabuk, narkoba.
- Keinginan daging; mengarah kepada dosa kawin mengawinkan.
Kedua dosa ini--dosa makan minum dan dosa kawin-mengawinkan--saling bekerja sama, sebab keduanya merupakan puncaknya dosa.
Contoh orang yang dipikat dan ditarik oleh keinginan mata dan daging, yaitu raja Herodes. Dia ditarik oleh pengaruh dunia--keinginan mata dan keinginan daging.
Dia melihat isteri Filipus, saudaranya dan dia ambil.
- Keangkuhan hidup;
- Mengandalkan sesuatu di dunia lebih dari TUHAN; akibatnya tidak mungkin naik, seperti terkena gravitasi dunia ini.
- Mempertahankan dosasekalipun sudah tahu yang benar, apalagi jika enjoydalam dosa dan marah jika ditegor.
Perhatikan kaum muda!Kalau di rumah dinasihati/ditegor oleh orang tua yang benar, jangan marah! Kalau marah, itu merupakan keangkuhan.
Akibatnya, diikat oleh dunia dan tidak bisa naik ke sorga.
Jika marah kalau dinasihati/ditego-- baik melalui firman maupun secara pribadi--, maka ia akan enjoydi dalam dosa. Ini yang berbahaya.
Jadi keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup memikatdan mengikathamba TUHAN-pelayan TUHAN.
Akibatnya, tidak mengasihi TUHAN= mengasihi dunia, sehingga ia sedang lenyap bersama dunia, sampai hancur dan binasa selamanya bersama dunia. Tidak main-main!
Kalau kita diikat oleh dunia, berarti tidak bisa naik ke atas tetapi malah turun ke bawah/ke lembah; tadi, Yerikho artinya lembah.
Jadi, ada orang-orang yang naik ke atas--ke Sorga--, tetapi ada juga orang-orang/pelayan-pelayan TUHAN yang turun ke bawah sebab melawan.
Dalam Perjanjian Lama, seperti Korah dan kawan-kawannya, tidak naik ke atas malah turun ke bawah.
Dalam Perjanjian Baru, Petrus hampir tenggelam; turun ke bawah. Tetapi untunglah dia masih bisa berseru kepada TUHAN.
Mari, malam ini. Jika kita mengejar yang dunia, maka kita semakin merosot. Mari, berseru kepada TUHAN, Dia masih menolong kita. Saat-saat sudah kritis, Petrus masih diberi pilihan, mau memilih 11 teman yang lain, atau memilih satu, yaitu Yesus. Sekarang kita mau memilih 1000 pendeta/1000 teman yang mengatakan 'itu boleh', atau memilih satu yaitu TUHAN; sekalipun kita hanya sendirian dengan TUHAN.
Kita memang diperhadapkan pada pilihan. Apakah kita mau terangkat atau mau tenggelam? Tidak dipaksa, tinggal memilih.
Hati-hati terhadap pengaruh dunia yang dahsyat!
Bagaimana menandingi lembah yang berbau harum/dunia dengan segala pengaruhnya? Yaitu ditandingi dengan mencium bau dupa.
Bau harum dunia hanya bisa dikalahkan dengan bau dupa yang harum; itulah DOA PENYEMBAHAN.
Doa yang diajarkan Yesusyaitu:
- doa 1 jam/doa penyembahan.
'Simon, tidak sanggupkah engkau berjaga-jaga satu jam saja?'
- doa penyembahan ditambah puasa.
- doa semalam suntuk.
Mari, gunakan kesempatan untuk mencium bau dupa, supaya kita tidak merosot. Kalau yang rohani merosot, maka yang jasmani juga merosot. Mari, naikkan dupa! Hanya itu saja. Tidak ada jalan lain untuk menandingi bau harum dunia.
Matius 17: 1-4 adalah naik ke gunung. Kalau dunia, sama dengan turun ke lembah; Yerikho adalah lembah.
Ada bermacam-macam lembah:
- Akhan = lembah kesukaran (lembah Akhor). Ini mengerikan.
- Di dalam kitab Yehezkiel ada lembah tulang kering; lebih mengerikan lagi.
- Korah = lembah maut.
- Daud = lembah kekelaman; saat ia jatuh dengan Batsyeba.
Lembah hanya bisa ditandingi dengan dupa; naik ke gunung penyembahan. Kita tinggkatkan doa penyembahan hari-hari ini.
Matius 17: 1-4
17:1. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
17:2. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
17:3. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.
17:4. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
'betapa bahagianya kami berada di tempat ini' = sekalipun berada di gunung yang dingin dan mungkin tidak ada persiapan, tetapi begitu menyembah, Petrus tidak ingin turun karena merasa bahagia; tidak terpengaruh lagi dengan lembah di bawah.
Ketika Yesus mengadakan mujizat--memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan, atau saat Yesus membangkitkan orang mati--tidak disebutkan Petrus berbahagia. Tetapi saat di gunung, sekalipun dingin diterpa angin, tetapi Petrus mengatakan, 'betapa bahagianya kami'.
Dalam doa penyembahan kita memandang wajah Yesus yang bersinar bagaikan matahari terik, sehingga kita mengalami kasih Allahyang sempurna dan kita mengalami kebahagiaan sorga dalam situasi apapun, sekalipun di tengah penderitaan.
Jadi, hidup kita sudah BERSUASANA SORGA--di proses pertama tadi: kita masih mencari pintu Sorga, kemudian pada proese kedua: pintu terbuka--, kita tetap berbahagia sekalipun dalam penderitaan, sehingga kita tidak akan mencari kepuasan semu di dunia, kita tidak akan jatuh di lembah lagi, tetapi tetap berada di gunung yang tinggi. Kita hidup di dunia, tetapi bersuasana Sorga.
Suasana lembahberbau harum, tetapi sangat mengerikan. Lot memandang Sodom dan Gomora seperti taman sorga. Jadi, dunia ini menyamarkan diri seperti taman sorga, padahal di dalamnya api belerang.
Sebaliknya, suasana di gunung, kelihatan mengerikan dan penderitaan bagi daging, tetapi sebenarnya bersuasana sorgayang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun. Kita sudah semakin dekat untuk terangkat ke Sorga.
- harus menyeberangi SUNGAI YORDAN.
Sungai Yordan = sungai kematian = pintu tirai terobek untuk masuk ruangan maha suci.
Elia membelah sungai Yordan dengan memukulkan jubahnya.
Jubah, artinya perjalanan hidup, dan juga berarti pelayanan.
Membelah sungai Yordan dengan memukulkan jubah ke sungai Yordan, artinya JUBAH DICELUP DALAM DARAH/PERCIKAN DARAH--penderitaan bersama Yesus, baik dalam perjalanan hidup kita--sudah jujur, tetapi disalahkan dan sebagainya--maupun dalam pelayanan--merasa sengsara dalam pelayanan.
"Kalau sudah ada tanda darah dalam ibadah pelayanan, itu sudah betul. Saya diajar oleh guru saya. Memulai pelayanan, saya tidak makan dan minum. Tidak punya uang juga. Itu sudah betul. Kalau saya lari, habis. Jadi jangan cari yang sudah mendapatkan semua dalam pelayanan. Gawat! Mulailah dengan memukul jubah ke sungai Yordan, merasa 'kok begini ya ibadah pelayanan? Saya capek, di gereja masih 1 jam lebih.' Itu sudah betul."
Dari 12 anak Yakub, hanya Yusuf yang jubahnya dicelup dalam darah, sedangkan yang lainnya enak-enak.
Tetapi ingat! Saat jubah dipukul ke sungai Yordan--mengalami percikan darah--, maka sungai Yordan tersebak--mujizat terjadi. Jangan takut mengalami penderitaan bersama Yesus!
Kalau jubah dicelup dalam darah, maka setan tidak bisa menjamah kita. Sekalipun mungkin kita di PHK, tetapi setan tidak bisa menjamah dan nanti TUHAN akan mengganti yang lain.
MengapaTUHAN izinkan percikan darah; ujian; sengsara daging tanpa dosa?
- 1 Petrus 4: 12-14
4:12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaanyang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14. Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Yang pertama: TUHAN izinkan kita mengalami percikan darah, supaya kita mendapatkan Roh Kemuliaan/shekina glory; kalau dulu, saat imam besar Harun memercikan darah, maka terjadi shekina glory.
Kegunaan Roh Kemuliaan:
- memberikan kemuliaan secara jasmani, yaitu mujizat secara jasmani. Begitu jubah dipukulkan, maka air sungai Yordan tersebak airnya; artinya ada jalan keluardari segala masalah sampai yang mustahil, yang gagal menjadi berhasil dan indah, yang hancur menjadi baik.
- Juga kemuliaan secara rohani= mujizat rohani, yaitu keubahan hidupdari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Manusia daging tidak bisa naik ke Sorga, sebab itu harus berubah menjadi manusia rohani. Kita mengalami ujian, supaya kita bisa semakin naik. Kalau kita lulus saat menghadapi ujian, maka kita akan semakin naik sampai satu waktu kita sudah berada di awan-awan; sudah berada di takhta Sorga, duduk bersanding dengan Doa dan menjadi tiang penopang.
Semakin luar biasa ujiannya, maka semakin luar biasa Roh Kemuliaan--semakin luar biasa mujizat dan keubahan hidupnya.
Apa yang harus diubahkan untuk masuk Yerusalem baru?
Wahyu 21: 27
21:27. Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.
Pembaharuan oleh Roh Kemuliaan, yaitu tidak boleh ada dusta. Mulut hanya berkata benar-baik, bersaksi dan hanya menyembah TUHAN. Inilah yang boleh masuk Yerusalem baru.
- Wahyu 7: 13-14
7:13. Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putihitu dan dari manakah mereka datang?"
7:14. Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Yang kedua: TUHAN izinkan kita mengalami percikan darah, supaya kita memiliki pakaian mempelai/pakaian putih berkilau-kilauan.
Tadi, sudah punya tubuh rohani/tubuh yang mulia, tetapi kalau tidak berpakaian, kita juga tidak akan terangkat.
Tetapi masih ada satu lagi. Kalau mau duduk bersanding dengan Yesus di takhta--menjadi tiang penopang di Yerusaelm baru--, maka kita harus memiliki mahkota.
Yakobus 1: 12
1:12. Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupanyang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Kalau kita sudah lulus ujian, maka ada mahkota tersedia bagi kita.
Sudah ada tubuh yang mulia, pakaian mempelai dan mahkota, maka kita bisa MENJADI TIANG PENOPANG DI YERUSALEM BARUselama-lamanya.
Kalau tubuh diubahkan, maka mujizat-mujizat juga akan terjadi dalam kehidupan jasmani kita. Pakaian dan mahkota kita siapkan juga. Semua ini didapatkan lewat ujian/percikan darah. Dan jika Yesus datang kedua kali, kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia dan kita terangkat ke Sorga--ke Yerusalem baru--duduk bersanding dengan Dia selama-lamanya; menjadi tiang penopang di Yerusalem baru dan tidak akan pernah keluar dari sana selama-lamanya.
Inilah perjalanan kita. Harus sungguh-sungguh.
Mulai dari
baptisan air--carilah dulu kerajaan Sorga, setia dan berkobar dalam ibadah pelayanan, utamakan ibadah pelayanan--, sesudah itu
tergembala--hati taat untuk membuka pintu Sorga--, dan yang terakhir,
tingkatkan doa penyembahan--untuk melawan lembah. Kita terus berada di gunung. Suasana Sorga kita alami--dalam kebahagiaan-, jangan suasana dunia--air mata--lagi.
Kalau kita sedih, susah atau takut, banyaklah menyembah TUHAN sampai kita merasa bahagia dan damai sejahtera.
Yang terakhir, kita memang harus menghadapi ujian/salib, supaya kita bisa mempunyai Roh Kemuliaan; keubahan hidup dan pertolongan dari TUHAN, mempunyai pakaian dan mahkota. Dan jika Yesus datang, kita sungguh-sungguh menjadi tiang penopang, duduk bersanding dengan Dia selama-lamanya.
Perjalanan ke Sorga yang terakhir harus lewat ujian. Tidak bisa tidak! Biarlah mulut kit ahanya menyembah Dia.
Dalam penderitaan, jaga sikap; mata memandang Dia, mulut berseru pada-Nya, dan tangan diulurkan pada-Nya, kita hanya menyembah kepada TUHAN. Jangan mencintai dunia! Yang masih dalam ujian--baik ujian dalam nikah, pekerjaan, kesucian atau kesehatan--, berseru pada Yesus, serahkan semua pada TUHAN. Yang sudah baik, mengucap syukurlah pada TUHAN, tetap berdoa, dan jangan sampai jatuh.
TUHAN memberkati.