Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai sejahtera dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.

Wahyu 5: 5-10
5:5. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itudan membuka ketujuh meterainya."
5:6. Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor
Anak Dombaseperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
5:7. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
5:8. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
5:9. Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan
membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
5:10. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Siapayang layak/dapat membuka tujuh meterai dan membuka gulungan kitab/membukakan rahasia firman? (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 09 Januari 2017)

  1. Ayat 5= Yesus sebagai singa dari suku Yehuda dan tunas Daud yang telah menang (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 15 Januari 2017sampai Ibadah Raya Surabaya, 22 Januari 2017).

  2. Ayat 6-10= Yesus sebagai Anak Domba yang telah tersembelih (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 Januari 2017).

AD. 2. YESUS SEBAGAI ANAK DOMBA YANG TELAH TERSEMBELIH

Pembukaan firman Allah dikaitkan dengan Yesus sebagai Anak Domba yang telah tersembelih, artinya: pembukaan firman Allah mendorong kita untuk mengalami PENEBUSAN DAN PENDAMAIAN.

Yang dilihat oleh rasul Yohanes di pulau Patmos sama dengan yang dilihat oleh nabi Yohanes Pembaptis.
Yohanes 1: 29
1:29. Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

Tadi, di kitab Wahyu rasul Yohanes melihat Yesus sebagai Anak Domba yang telah tersembelih. Di sini, nabi Yohanes Pembaptis melihat Yesus sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Kalau digabung, ini menunjuk pada pribadi Yesus sebagai Penyelamat/penebus dosa manusia--dosa dunia--, itulah dosa bangsa Israel dan bangsa kafir.

Manusia di dunia adalah bangsa Israel dan bangsa kafir.
Bangsa Israel--umat pilihan TUHAN--, ditebus dan diselamatkan, begitu juga dengan kita bangsa kafir.

Bagaimana caranya?
Yohanes 19: 32-34
19:32. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;
19:33. tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
19:34. tetapi
seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Yesus--manusia yang tidak berdosa--sudah mati dengan empat luka utama--dua di tangan, dua di kaki--untuk menebus dosa bangsa Israel; menyelamatkan bangsa Israel yang berdosa.
Di ayat 34, ada prajurit Romawi yang menikam lambung Yesus dengan tombak; ini adalah luka kelima.

Luka kelima pada lambung Yesus yang ditombakadalah luka yang terbesar dan terdalam--menembus jantung hati--, yang mengeluarkan darah dan air. Ini adalah untuk menebus dosa bangsa kafir; untuk menyelamatkan bangsa kafir yang berdosa.

Jadi, bangsa kafir mengalami penebusan dosa/mendapatkan keselamatan, jika menerima tanda darah dan tanda airyang keluar dari lambung Yesus.

TANDA DARAH(mezbah korban bakaran)=

  • Percaya/iman kepada Yesussebagai satu-satunya Juruselamat lewat mendengar friman.
  • Bertobat--berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN; mati terhadap dosa.

Jika bangsa kafir mau mengalami penebusan dari dosa/mendapatkan keselamatan, kita harus percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat dan bertobat.

Kalau imannya benar--dari dalam hati--, yaitu iman lewat mendengar firman--firman masuk dalam hati; menjadi iman--, itu akan menjadi remdan kita pasti bisa bertobat. Kalau iman hanya di mulut, tidak bisa bertobat.

Wahyu 21: 8
21:8. Tetapi orang-orang penakut(1), orang-orang yang tidak percaya(2), orang-orang keji(3), orang-orang pembunuh(4), orang-orang sundal(5), tukang-tukang sihir(6), penyembah-penyembah berhala(7)dan semua pendusta(8), mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Ini adalah delapan dosa yang menenggelamkan kita di lautan api dan belerang:

  1. Mulai dari 'penakut'= takut pada sesuatu di dunia sampai melawan TUHAN.
    Ini sering terjadi.
    Seringkali kita mendadak diperhadapkan, mungkin di kantor, di sekolah; kita takut pada sesuatu sampai perkataan dan tindakan kita tidak sesuai dengan firman TUHAN--melawan TUHAN.
    Perkataan yang tidak sesuai dengan firman misalnya berdusta.

    Kita harus waspada! Ini seringkali mendadak; kejutan.
    Oleh karena itu, kita harus selalu berdoa, supaya kita selalu punya hati nurani yang baik. Sekalipun ada kejutan, kalau hati nurani kita baik, bisa keluar yang baik.

    Kita sama-sama belajar, mohon hati nurani yang baik, supaya apapun yang diperhadapkan kepada kita, jawaban dan perbuatan kita tetap sesuai dengan firman; tetap takut akan TUHAN.

  2. 'tidak percaya' = bimbang.
  3. 'keji'= jahat.
  4. 'pembunuh'= kebencian.
  5. 'sundal'= dosa kawin mengawinkan, termasuk dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba).
  6. 'tukang-tukan sihir'= dukun-dukun, jimat-jimat dan lain-lain.
  7. 'penyembah berhala'= sesuatu yang menghalangi kita untuk mengasihi/mengutamakan TUHAN.
    Jangan-jangan diri kita sendiri yang menjadi berhala. Kita terlalu menyayangi diri sendiri sampai tidak mau berkorban untuk TUHAN, tidak bisa mengutamakan TUHAN. Itu adalah penyembahan berhala.

  8. 'pendusta'= penutupnya adalah dusta.

Kita harus berhenti dari delapan dosa ini!

TANDA AIR(kolam pembasuhan)= baptisan air.

Tadi, delapan dosa menenggelamkan/menguburkankita dalam lautan api dan belerang. Lebih baik delapan dosa dikuburkan dalam baptisan air.

Roma 6: 4
6:4. Dengan demikian kita telah dikuburkanbersama-sama dengan Dia oleh baptisandalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Baptisan air yang benaryaitu orang yang sudah bertobat--terutama dari delapan dosa--, harus dikuburkan dalam air bersama Yesus, sehingga bangkit--keluar--dari dalam air bersama Yesus untuk mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi--langit terbuka.

Hidup sorgawi artinya Roh Kudus turun ke atas kita; kita mengalami baptisan Roh Kudus--pintu kemah Tabernakel--, sama dengan hidup dalam urapan Roh Kudus dengan tujuh wujud-Nya/tujuh manifestasi-Nya.
Tadi, Roh Kudus disebut sebagai: 'ketujuh Roh Allah', bukan berarti Roh Allah ada tujuh, tetapi Roh Kudus memiliki tujuh manifestasi/wujud.

Mari, tenggelamkan delapan doa dalam baptisan air! Kita akan bangkita dalam hidup baru yaitu hidup yang mengalami baptisan Roh Kudus; hidup dalam urapan Roh Kudus dengan tujuh manifestasi-Nya.

Kalau sudah hidup dalam urapan Roh Kudus dengan ketujuh wujud-Nya, praktiknya:

  1. Praktik yang pertamahidup dalam urapan Roh Kudus dengan ketujuh wujud-Nya:

    • Hidup dalam kebenaran--bersinar; tujuh wujud Roh Kudus itu seperti pelita emas dengan tujuh lampu. Hidup kita sudah bersinar. Segala aspek hidup kita harus benar. Ini adalah pelita yang mulai menyala.

    • Dilanjutkan, lebih menyala lagi, yaitu menjadi senjata kebenaran. Kalau sudah hidup dalam kebenaran--pelita menyala--, akan lebih menyala lagi kalau ditingkatkan oleh urapan Roh Kudus, yaitu menjadi senjata kebenaran.

      Senjata kebenaran adalah imam-imam dan raja-raja, itulah hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang beribadah melayani TUHAN dengan setia dan benar, dan setia berkobar-kobar sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN datang kembali. Itu adalah pelita yang menyala.

    Inilah kehidupan yang mengalami penebusan oleh Yesus sebagai Anak Domba. Kita bangsa kafir yang tadinya manusia berdosa, mendapatkan pembukaan firman yang mendorong kita untuk melihat Yesus sebagai Anak Domba yang tersembelih--dilihat oleh rasul Yohanes--dan Yesus sebagai Anak Domba yang mengangkut dosa dunia--dilihat oleh nabi Yohanes. Kalau digabung, inilah Yesus sebagai Penebus atau Pendamai dosa dunia.
    Mari, kita lihat lewat pembukaan firman.

    Bagaimana Yesus menebus kita? Bangsa kafir harus percaya, bertobat, masuk baptisan air, dan hidup dalam urapan Roh Kudus dengan tujuh manifestasi-Nya--seperti pelita yang menyala.
    Kita hidup dalam kebenaran. Semua aspek kehidupan harus benar: secara pribadi: perkataan, perbuatan dan pandangan harus benar, secara berkelompok/persekutuan: dalam nikah, penggembalaan, di kantor harus benar. Semua harus benar.

    Dan ditingkatkan lagi yaitu menjadi senjata kebenaran--menjadi imam dan raja.

    Yesus sebagai singa Yehuda artinya Ia sebagai Raja.
    Kalau Yesus sebagai Penebus/Pendamai--Anak Domba yang telah tersembelih--, artinya Ia sebagai Imaam Besar dan kita adalah imam-imam dan raja-raja. Kita beribadah melayani TUHAN sesuai dengan jabatan yang TUHAN percayakan kepada kita dengan setia berkobar-kobar dan setia-benar sampai garis akhir. Jangan sampai pelita padam!

    Justru di akhir-akhir banyak yang padam. Kalau belajar dari cerita tentang sepuluh gadis, justru menjelang kedatangan mempelai pria, mereka tertidur dan lima pelitanya hampir padam, bahkan padam! Justru saat tinggal sedikit, padam, tidak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki.

    Itu gunanya pembukaan firman. Yang belum menjadi imam, maju; yang belum baptisan, maju. Yang sudah, firman mengingatkan: jangan mundur, tetapi pertahankan dan terus maju sampai garis akhir! Itu gunanya pembukaan firman yaitu mendorong kita terus. Kalau tidak dengar firman, ia akan terhilang.

  2. Wahyu 5: 6
    5:6. Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

    Praktik yang keduahidup dalam urapan Roh Kudus dengan ketujuh wujud-Nya: bagaikan mempunyai tujuh mata.

    Hidup dalam urapan Roh Kudus dengan ketujuh wujud-Nya, itu bagaikan punya tujuh mata--angka tujuh menunjuk pada kesempurnaan.
    Artinya: mata kita tertuju kepada Yesus sebagai Imam Besaryang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa, yang membawa kita kepada kesempurnaan. Ke situ pandangan kita, jangan kepada yang lain hari-hari ini!

    Ibrani 12: 2
    12:2. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

    Bangsa kafir sudah ditebus. Dia rerla disembelih--mati di kayu salib--, mari kita teirma tanda darah dan tanda air: percaya, bertobat, bpatisan air dan menerima urapan Roh Kudus.

    Yang pertama: urapan Roh Kudus ini bagaikan pelita emas dengan tujuh lampu.
    Kita hidup dalam kebenaran--pelita mulai menyala--dan menjadi senjata kebenaran--lebih menyala lagi--; kita menjadi imam-imam dan raja-raja (hamba TUHAN/pelayan TUHAN0.

    Yang kedua: karena Roh Kudus bermata tujuh, kita juga seperti bermata tujuh, artinya mata/pandnagan hanya tertuju kepada Yesus sebagai Imam Besar yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa, yang sanggup membawa kita kepada kesemprunaan.

    Jadi, kalau pandangan kita tertuju pada Yesus, kita bisa sempurna.
    Biar kita kafir--anjing dan babi--, kalau pandangan tertuju pada Yesus Imam Besar: kita menjadi imam dan raja, kita bisa sempurna.

    Kita masih banyak kekurangan sebagai hamba TUHAN/pelayan TUHAN. Karena itu sebagai imam dan raja, mata jangan melihat ke lain-lain tempat. Kalau melihat pada yang lain, akan tersandung dan jadi sandungan. Tidak usah! Mata tetap memandang pada Yesus Imam Besar yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa, yang sanggup membawa kita kepada kesempurnaan.

    Jangan lihat sana-sini seperti Musa! Akhirnya ia memukul dan membunuh orang--kebencian. Bukan melayani, tetapi benci, iri dan dendam! Isteri Lot lihat Sodom Gomora--kekayaan dan lain-lain--, akhirnya jadi tiang garam--rapuh, hancur, tidak ada gunanya. Kelihatan hebat, tetapi sebenarnya hancur, tidak berguna.

    Marilah, dengan kelemahan dan kekurangan kita, kita hanya memandang Yesus Imam Besar yang diuduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa. Dia sanggup membawa kita pada kesempurnaan.

    Mari, hanya ke sanalah pandangan imam-imam dan raja-raja, baru bisa sempurna. Kalau lihat orang, jangankan sempurna, malah ia jadi pembunuh--hanya bergosip, fitnah dan lain-lain. Jadi hamba TUHAN saja tidak bisa. Kalau menoleh pada harta, kelihatannya dahsyat tetapi ia akan menjadi tiang garam. Dipandang dari tiangnya, tidak ada gunanya--rapuh--, dilihat dari garamnya, tiang garam itu garam yang tawar, tidak ada aritnya, tidak ada gunanya, dan hanya untuk diinjak-injak.

    Praktik/pengertian mata/pandangan tertuju kepada Yesus Imam Besar yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa--ini adalah orang yang ditebus dan diurapi oleh Roh Kudus--:

    • Ibrani 7: 26
      7:26. Sebab Imam Besaryang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,

      Praktik/pengertian yang pertama: 'saleh, tanpa salah, tanpa noda'= melihat Yesus sebagai Imam Besar yang suci dan sempurna, sehingga kita sebagai imam dan raja bisa meneladani Yesus untuk HIDUP DALAM KESUCIAN.

      Bagaimana imam bisa hidup suci?Harus berada di ruangan suci, tidak bisa lainnya.
      Imamat 21: 12
      21:12. Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusantempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

      Perikop: Kudusnya para imam.
      'tempat kudus'= ruangan suci.

      Bagaimana caranya kita sebagai imam dan raja bisa meneladani Yesus untuk hidup dalam kesucian? Seorang imam harus selalu berada di dalam ruangan suci, yaitu kandang penggembalaan sama dengan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Termasuk gembalanya.

      "Oleh karena itu, selalu saya katakan, sistem penggembalaan adalah yang paling enak. Kita tidak ditipu. Saudara tahu siapa saya, isterinya berapa, riwayat nikahnya bagaimana. Kalau orang lain yang datang, kita hanya tahu dia hebat tetapi tidak tahu, apakah dia pernah kawin cerai, berapa isterinya dan lain-lain. Kita hanya ditipu."

      Harus berada di ruangan suci/kandang penggembalaan, tidak bisa tidak! Kalau imam--nabi, rasul, gembala, guru, pemain musik dan lain-lain--keluar dari ruangan suci, ia akan melanggar kesucian.

      "Ini ayat yang mengatakan, bukan saya. Kalau saya yang mengatakan, itu menghakimi, tetpai ini ayat yang mengatakan: pasti melanggar kesucian dan tidak ada urapan lagi, sudah mulai lawak-lawak, kering rohani."

      Kalau memandang Yesus, kita bisa selalu berada di kandang penggembalaan. Kalau memandang orang lain, tidak akan bisa. Jangan membanding-bandingkan dengan orang lain! Yang aman adalah lihat Yesus!

      Ruangan suci/ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok yaitu:

      1. Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya; domba-domba diberi minum, supaya tidak kering rohani.

      2. Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Allah Anak di dalam firman pengajaran dan kurban kristus; domba-domba diberi makan, supaya ada kekuatan baru dalam mengikut dan melayani TUHAN. Kita tidak jatuh dan tidak tersandung.

        Kalau kerja tetapi tidak diberi makan, akan ambruk juga.

      3. Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan= persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya; domba-domba bernafas.
        Tanpa kasih, semua yang dilakukan seperti melakukan tetapi tanpa nafas.
        Dalam 1 Korintus 13 disebutkan: 'jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.'

        Doa itu penting, supaya kita bisa bernafas, ada sirkulasi udara yang baik.

      Firman sudah mengatakan: Seorang imam JANGAN keluar dari ruangan suci!
      Sehebat apapun hamba TUHAN atau pendeta, kalau tidak berada di kandang, ia sudah melanggar kesucian. Coba ditelusuri, pasti ada pelanggaran! Harus di dalam ruangan suci!

      Di dalam ruangan suci, kita justru sedang disucikan oleh TUHAN.
      Kalau kita tekun dalam kandang penggembalaan--tiga macam ibadah--, kita akan mengalami pertumbuhan rohani ke arah kedewasaan rohani; mengalami penyucian yang bertambah-tambah ke arah kesempurnaan. Itu jelas!

      Sejelek-jeleknya kita, kalau masih berada di kandang, mungkin kita mau pergi ke mana, masih ada halangannya, masih dipegang oleh TUHAN. Di kandang tidak bisa bebas, tetapi masih bisa dibentuk. Senajis dan sekotor apapun, kalau masih mau berada di kandang, kita masih bisa dibersihkan dan dipelihara. Tetapi kalau sudah keluar, jangankan mau dibersihkan, dikejar untuk dipegangpun tidak bisa.

      Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, roh kita melekat kepada Allah Tritunggalsehingga tidak bisa dijamah oleh setan tritunggal. Ini yang penting! Kalau sudah ada di tangan setan, siapa yang mau merebut? Tidak ada! Susah!

      "Seperti firman di Malang tadi pagi tentang perempuan Kanani yang anaknya dirasuk setan. Mau bagaimana? Hanya kesusahan dan air mata. Tidak bisa diapa-apakan, sudah ada di dalam tangan setan. Itulah keadaan bangsa kafir yang berada di luar kandang."

      Sehebat apapun kita, siapapun kita, jika di luar kandang tidak akan mampu. Ujung-ujungnya, hidupnya--perkataan dan perbuatannya--seperti anjing dan babi--ada di dalam tangan setan. Tidak bisa ditolong!
      Tetapi kalau di dalam kandang, setan tidak bisa menjamah; masih bisa ditolong TUHAN yaitu kita mengalami pertumbuhan ke arah kedewasaan rohani; mengalami penyucian yang bertambah-tambah. Satu waktu akan sadar--mungkin firman yang keberapa kali. Mungkin awalnya masih tertawa, mungkin marah saat ditusuk firman, tetapi masih mau datang. Itu yang penting. Satu waktu dia pasti akan mendapatkan jamahan TUHAN--pertumbuhan rohani dan penyucian yang bertambah. Ini yang dipakai oleh TUHAN.

      Yesaya 52: 11
      52:11. Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya, sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah TUHAN!

      'mengangkat perkakas rumah TUHAN'= mengangkat perkakas Tabernakel.
      Dulu pembangunan Tabernakel/Rumah Allah yang jasmani, sekarang pembangunan Bait Allah rohani--tubuh Kristus.
      Syaratnya adalah adalah kesucian.

      Kalau kita sudah disucikan, kita pasti dipercaya dan dipakai oleh TUHANdalam pelayanan pembangunan Tabernakel rohani/tubuh Kristus yang sempurna--mempelai wanita TUHAN.

      Inilah melihat Yesus yang suci, yaitu kita harus hidup suci. Kita bisa berada di ruangan suci, mengalami kesucian yang bertambah-tambah dan bisa dipercaya dan dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--mempelai wanita sorga.

      Yesaya 52: 12
      52:12. Sungguh, kamu tidak akan buru-buru keluardan tidak akan lari-lari berjalan, sebab TUHAN akan berjalan di depanmu, dan Allah Israel akan menjadi penutup barisanmu.

      (terjemahan lama)

      52:12. Karena adapun kamu akan keluar itu bukannya dengan gopoh-gopoh; adapun kamu akan berjalan itu bukannya seperti orang lari, karena TUHAN juga akan berjalan di hadapan mukamu, dan Allah orang Israelpun akan menjadi tutup tentaramu.

      Sekali lagi, dipakai oleh TUHAN itu bukan disiksa, tetapi justru hidup kita 'tidak tergopoh-gopoh'--tidak pontang-panting. Artinya: TUHAN yang bertanggung jawab dan berjuang untuk memerintahkan berkat kepada kita.

      Karena kita berjuang untuk berada di ruangan suci, kita berjuang untuk dipakai TUHAN dengan berkorban apapun, jangan pikir Dia penipu, tetapi TUHAN juga berjuang untuk memerintahkan berkat kepada kita. Kita tidak usah potang-panting.

      "Di dunia sekarang pontang-panting, kita tidak perlu. TUHAN yang memerintahkan berkat. Bukan berarti malas, tidak perlu bekerja; tidak. Biasa saja, tidak sampai mengganggu semuanya itu."

      Ada TUHAN yang berjalan di depan dan TUHAN yang menutup barisan, artinya aman, damai sejahtera, ketenangan--tidak ada ketakutan--hidup kita mulai teratur dan tersusun rapih, semua menjadi enak dan ringan. Asalkan kita memandang TUHAN, Imam Besar yang suci. Jangan memandang yang lain! Jaga kesucian hari-hari ini!

      "Mari, TUHAN tidak pernah menyiksa kita. Perumpamaan saya yang paling mudah adalah seperti bata merah. Sebelum dibawa ke sini untuk dijadikan bangunan, posisinya di luar sana. Digunakan orang untuk latihan karate, ditendang, dibanting dan lain-lain. Kalau dulu saat saya masih kecil, saya masih nakal, bata merah di luar saya pasrah ke alat pemasrah es. Kalau tukang esnya tutup, alat pemasrahnya tetap di situ. Jadi saya pakai, bata merahnya saya pasrah. Bayangkan bata merah dipasrah, sakit. Makanya lebih baik bata merah dipakai untuk bangunan. Kalau mau dipaku, di sini harus lapor dulu sebab gedung ini ada yang punya. Jangan sembarangan. Itu contoh gampangnya saja."

      Efesus 2: 21
      2:21. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam TUHAN.

      'rapih tersusun'= asalkan suci, hidup kita pasti rapih tersusun. Kalau kaya, pandai, belum tentu rapi; tetapi kalau suci, pasti hidup kita rapih tersusun.

      Tadi, hidup kita tidak tergopoh-gopoh. TUHAN yang berjuang untuk memerintahkan berkat kepada kita.

      "Seumpama tokonya jauh dari pasar, seperti yang pernah saya saksikan. Tokonya masuk ke dalam, jauh. Saya kira tokonya yang terang, di jalan besar. Ternyata di jalan kecil, sudah jalannya kecil masih masuk lagi ke jalanan yang lebih kecil, lalu masih masuk lagi. 'Lho, yang mana tokonya? Yang ini?': 'Bukan, yang di sana,': 'Mobil bisa masuk?': 'Tidak bisa.' Tidak bisa saya pikirkan. Kalau TUHAN yang memerintahkan berkat, mau apa? Saya bertanya: 'Ada orang yang tahu tokonya?' Baru saya berkata begitu, sudah ada dua orang yang datang mencari barang di toko itu, mau beli. Tapi yang dibeli tidak baik, rokok. Tapi orang ini tegas: 'Saya tidak menjual rokok.' Bayangkan, seharusnya itu yang paling laris di desa. Tapi dia tidak mau jual."

      Itu istilah tidak pontang-panting, bukan kita yang ke sana ke mari mencari berkat, tetapi TUHAN yang memerintahkan berkat--'Kamu duduk diam saja, TUHAN yang memerintahkan berkat.'

      Lalu hidup kita aman, tenang, damai sejahtera dan tersusun rapih. Hidup kita rapih tersusun sampai nanti menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna.

      Semoga ini kita alami sedikit demi sedikit. Pelan-pelan. Jangan takut! Memang suara setan: 'Nanti kalau kamu melayani akan begini-begitu,' itu sama dengan singa mengaum. Lanjutkan saja, pandang Yesus Imam Besar yang suci! Jaga kesucian di dalam ruangan suci! Sudah cukup! Yang lain menjadi tanggung-jawab TUHAN. TUHAN tolong kita semua.

    • Ibrani 12: 3
      12:3. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahanyang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

      Praktik/pengertian yang kedua: melihat Yesus Imam Besar yang tabah/kuat teguh hati--'tekun menanggung bantahanyang sehebat itu terhadap diri-Nya'--, sehingga kita bisa meneladani Yesus, yaitu menjadi hamba TUHAN dan pelayan TUHAN yang TABAH; KUAT DAN TEGUH HATI.

      Contohnya seperti Daniel yang tetap kuat dan teguh hati sekalipun diperhadapkan dengan gua singa.

      Hamba TUHAN dan pelayan TUHAN yang kuat dan teguh hati artinya:

      1. Berpegang teguh pada firman pengajaran benar dan dengar-dengaran.
        Jangan mau diombang-ambingkan ajaran lain! Seperti Daniel yang diperhadapkan kepada ajaran palsu dan penyembahan palsu: Siapa yang tidak mau menyembah raja, akan dimasukkan ke dalam gua singa.

        Ajaran palsu dan penyembahan palsu bukan menyembah Raja segala raja, tetapi raja Nebukadnezar.
        Hati-hati! Di alkitab, disebutkan: Yesus sebagai Raja segala raja, ada tandingannya yaitu Beelzebul, artinya raja lalat. Ini juga mau disembah, ada penyembahan Beelzebul.

        Sekarang kita mau pilih yang mana? Pengajaran benar dengan penyembahan benar atau pengajaran palsu dengan penyembahan palsu?

        Daniel diperhadapkan dengan pengajaran palsu, tetapi dia tetap berpegang teguh pada pengajaran yang benar apapun resikonya--sekalipun diperhadapkan dengan gua singa.

      2. Tetap hidup benar dan suciapapun resikonya.
        Di manapun kita berada, kita harus tetap hidup benar dan suci apapun resikonya.

      3. Tidak putus asa dan kecewa tetapi tetap mengucap syukur kepada TUHAN.
      4. Tetap setia dan berkobar-kobardalam ibadah pelayanan yang benar kepada TUHAN.
      5. Tetap menyembah TUHAN.

      Karena Daniel kuat dan teguh hati, ia menjadi hamba TUHAN yang hidup. Kalau bimbang, tenggelam dan mati.
      Daniel 6: 20-22
      6:20. Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa;
      6:21. dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "
      Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?"
      6:22. Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu!


      Kalau kita kuat dan teguh hati, kita akan menjadi hamba Allah yang hidup. Artinya kita hidup dari kemurahan TUHAN; di mana saja, kapan saja, situasi apa saja kita bisa hidup, sampai hidup kekal.

      Seperti Daniel yang bisa hidup di gua singa. Ini orang yang kuat teguh hati/tabah.
      Kalau bimbang: 'Dari pada aku mati di gua singa, lebih baik memilih ajaran palsu dan penyembahan palsu,' malah akan mati rohani dan binasa selamanya.

      Tetapi karena ia rela mati untuk pengajaran yang benar, ia menjadi hamba Allah yang hidup. Di mana saja, kapan saja, situasi apa saja, bisa hidup karena kemurahan TUHAN, sampai hidup kekal selamanya. TUHAN tolong kita. Jangan mundur-mundur, tetapi terus maju!

      Menghadapi gua singa, terus maju! Kalau ada alasan untuk tidak beribadah, bandingkan dengan Daniel! Kita hanya menghadapi sesuatu, tetapi Daniel menghadapi gua singa.

      "Baru melihat singanya satu saja, sudah takut, belum guanya. Ngeri sekali. Saya sudah pernah cerita, bukan singa tetapi harimau. Saya melihatnya di hutan. Baru melihat seekor harimau saja, saya sudah sebut-sebut: 'Darah Yesus.' Tidak mampu. Kalau gua singa, saya kira, baru mendengar suaranya saja sudah pusing. Tetapi Daniel tidak mundur sedikitpun, oleh sebab itu dia disebut sebagai hamba Allah yang hidup. Hidupnya betul-betul dari TUHAN."

    • Ibrani 2: 17-18
      2:17. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihandan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
      2:18. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.


      Praktik/pengertian yang ketiga: melihat Yesus Imam Besar yang penuh dengan belas kasihan dan anugerah yang besar.

      "Seperti lagu zangkoor tadi: 'Anugerah TUHAN yang Besar.' Itu tema yang tidak pernah habis. Mau ke mana lagi kita? Hanya kepada anugerah TUHAN yang besar."

      Kita bisa meneladani Yesus yang penuh belas kasih dan anugerah, yaitu kita hidup BERGANTUNG SEPENUHNYA KEPADA BELAS KASIH DAN ANUGERAH TUHAN YANG BESAR.

      Kapankita bisa mengaku hidup kita bergantung dari belas kasih dan anugerah TUHAN yang besar? Saat kita bisa tersungkur menyembah TUHAN, menyerahkan segala sesuatu kepada TUHAN; menyembah TUHAN--mengangkat dua tangan dan menyeru nama TUHAN. Kita mengaku hanya hidup bergantung dari tangan anugerah TUHAN yang besar.

      Menghadapi apa saja, nomor satu kita harus tersungkur di bawah kaki TUHAN. Maria menghadapi Lazarus yang sudah mati selama empat hari. Saat dia keluar dari rumah, orang mengira dia mau meratap di kuburan, tetapi dia tersungkur di hadapan TUHAN. Itu yang nomor satu.

      Menghadapi tawaran apapun, kita tersungkur terlebih dahulu di bawah kaki TUHAN, mengaku kita tidak bisa apa-apa, kita hanya hidup dari anugerah TUHAN. Sungguh-sungguh! Kita hanya mengangkat tangan, menyeru nama-Nya, dan mengaku bahwa kita hidup dari tangan anugerah TUHAN yang besar. Maka Dia akan mengulurkan tangan anugerah-Nya yang besar kepada kita semuanya.

      Pada kesempatan ini, terlalu banyak masalah yang dihadapi, mungkin masalah sulit dan mustahil hari-hari ini, mari biasakan, mulailah dengan tersungkur di bawah kaki TUHAN!Siswa-siswi yang menghadapi ulangan, boleh belajar dan lain-lain, tetapi mulailah dengan tersungkur di bawah kaki TUHAN. Mengaku tidak bisa apa-apa, tidak layak apa-apa, banyak kelemahan, memohon ampun pada TUHAN, hanya mengangkat tangan dan menyeru nama Yesus, hanya bergantung pada tangan anugerah TUHAN yang besar. Itu saja dan TUHAN akan mengulurkan tangan belas kasih dan anugerah-Nya yang besar kepada kita.

      Hasilnya:

      1. Matius 14: 14
        14:14. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihankepada mereka dan Ia menyembuhkanmereka yang sakit.

        'tergeraklah hati-Nya'= tersungkur di bawah kaki TUHAN artinya kita mengaku tidak bisa apa-apa, tidak layak, tidak mampu, memohon ampun kepada TUHAN, kita hanya mengangkat tangan--menyerah dan menyeru nama Yesus. Itu yang menggerakkan hati TUHAN.
        Terus tersungkur sampai hati TUHAN tergerak oleh belas kasihan!

        Kalau hati-Nya sudah tergerak oleh belas kasihan, Ia akan mengulurkan tangan anugerah yang besar kepada kita.

        "Kaum muda, di pelajaran injil Lukas 11, nanti akan kita pelajari: doa sama dengan mengetok pintu. Dalam pelajaran fisika, ketokan itu ada getarannya. Doa, itulah yang menggetarkan hati TUHAN. Klaau hati TUHAN sudah tergetar, tidak bisa ditahan. Kita juga, kalau melihat orang dalam kekurangan di jalan, kalau hati kita sudah tergetar, pasti kita beri. Tidak mampu kalau hati sudah tergetar. Tinggal itu saja yang kita lakukan yaitu tersungkur sampai menggetarkan hati TUHAN, sampai Ia berbelas kasihan kepada kita."

        Hasil yang pertama: 'Perikop: Yesus memberi makan lima ribu orang'= tangan anugerah TUHAN yang besar sanggup untuk memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan.
        Artinya: tangan anugerah yang besar sanggup memeliharahidup kita di tengah kesulitan dan kemustahilan dunia, sampai zaman antikris berkuasa selama 3,5 tahun di bumi.

        Oleh karena itu, banyak tersungkur hari-hari ini! Tahun ini adalah tahun penyembahan. Banyak tersungkur sampai menggetarkan hati TUHAN! TUHAN tolong kita semuanya.

      2. Hasil kedua: tangan anugerah TUHAN yang besar juga menyembuhkan.
        Artinya: menyelesaikan segala masalah sampai yang mustahil.

        Biarlah masalah-masalah mulai terurai. Mungkin banyak masalah yang bertumpuk-tumpuk sampai kita stres, banyaklah tersungkur. Kita boleh berusaha memakai cara-cara yang jasmani, itu terserah, tetapi yang rohani adalah kita harus lebih banyak tersungkur. Lebih banyak masalah, lebih banyak tersungkur di bawah kaki TUHAN.
        Kalau banyak masalah, berarti kurang tersungkur di bawah kaki TUHAN. Mari ditambah tersungkurnya.

        "Nanti hari Selasa, ada doa semalam suntuk di Malang. Ada kesaksian dari seseorang, setelah doa semalam suntuk, ada pembukaan jalan dari TUHAN. Tinggal lanjut dalam pergumulan, biar TUHAN tolong kita semua."

      3. Mazmur 103: 4
        103:4. Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,

        (terjemahan lama)
        103:4. Yang menebus jiwamu dari pada kebinasaan serta memakotai engkau
        dengan kemurahandan beberapa rahmat.

        Senang sekali kalau bicara Dia Imam Besar. Mari kita pandang Dia. Dia suci, mari ikuti suci. Hidup kita tidak potang-panting lagi, tetapi hidup kita rapih teratur, aman, dan sejahtera. Dia yang memerintahkan berkat kepada kita.

        Dia tabah, mari kita tabah juga. Apapun yang kita hadapi, terutama menghadapi ajaran palsu hari-hari ini--ibadah palsu dan penyembahan palsu--, jangan mau! Itulah hamba Allah yang hidup. Kita tetap hidup: pelayanan hidup, semua hidup sampai hidup kekal. Tidak akan mati; tidak akan diterkam oleh singa. TUHAN tolong.

        Kemudian, pandanglah Dia yang penuh belas kasihan! Kita tersungkur saja, berharap Dia.

        'kasih setia' = 'kemurahan'.

        Hasil yang ketiga: tangan belas kasih dan anugerah TUHAN yang besar sanggup memberikan mahkota abadi--mahkota mempelai--kepada kita.
        Artinya: menyucikan dam mengubahkankita sampai sempurna seperti TUHAN.

        Dimahkotai artinya:

        1. Mulai dari mahkota yang tidak layu artinya tetap bergairah dalam perkara rohani; bergairah pada Mempelai Pria Sorga.
          Maaf, dalam alkitab terjemahan lain disebutkan: berahi terhadap Mempelai Pria Sorga.

          Mari, kita berahi terus dalam perkara rohani. Tidak bisa dihalangi. Jangan loyo! Kalau loyo, sudah hilang.

        2. Mahkota ada di kepala artinya tunduk/taat dengar-dengaransampai daging tidak bersuara lagi.

        3. Mahkota adalah gambaran dari keberhasilan.
          Artinya: hidup kita menjadi berhasil dan indah.

        4. Sampai sempurna, kita betul-betul mendapatkan mahkota mempelai untuk menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali di awan-awan yang permai. Kita bersama Dia selamanya.

Saya merindukan kita semua untuk segera tersungkur di bawah kaki TUHAN. Mari, serahkan semua kepada TUHAN! Mungkin sudah bertahun-tahun tidak bisa, mari, kita kurang tersungkur. Jangan menyalahkan TUHAN, jangan menuntut TUHAN! Sebab kita memang masih banyak kekurangan, kita hanya tanah liat, kita serahkan semua kepada TUHAN.
TUHAN tolong kita semua.

Dia Imam Besar tidak pernah menipu kita. Dia selalu mengulurkan tangan belas kasih-Nya. Kaum muda, bapak, ibu, mari, serahkan kepada Dia!
Yang berhasil, mengakui semua dari uluran tangan TUHAN: 'Saya tidak bisa apa-apa.' Yang masih gagal, jangan loyo dan putus asa, tetapi serahkan semua kepada Dia!

Mungkin orang tua tidak tahu, suami-isteri tidak tahu, anak-orang tua tidak tahu, tetapi TUHAN yang tahu. Jangan marah! TUHAN yang tahu. Kita sembah Dia!

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 19 April 2017 (Rabu Sore)
    ... dan selalu menuntut sesuatu. Matius - . Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. . Katanya kepada mereka Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. . Kira-kira pukul dua belas dan pukul ...
  • Ibadah Raya Malang, 20 Februari 2022 (Minggu Pagi)
    ... kebenaran firman Allah yaitu berkata benar hanya memuji bersaksi dan menyembah Tuhan. Ucapan suara perkataan harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman. Perkataan buah kehidupan. Matius - . Tetapi Aku berkata kepadamu Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. . Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 29 September 2017 (Jumat Malam)
    ... hidup . Nantikanlah TUHAN Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu Ya nantikanlah TUHAN Di sini kita belajar doa penyembahan yaitu mata memandang kepada Tuhan--'carilah wajah-Ku' dan mulut menyeru nama-Nya. Hasilnya Ayat Tuhan selalu menyertai kita sekalipun semua orang meninggalkan kita. Kita tidak sendiri tetapi Tuhan beserta kita semua. Ayat Tuhan menuntun kita di ...
  • Ibadah Raya Malang, 29 Juli 2012 (Minggu Pagi)
    ... kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya yaitu kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu. Korintus Musuh yang terakhir yang dibinasakan ialah maut. Yesus sebagai Kepala mati di Golgota untuk mengalahkan maut supaya kita sebagai tubuh-Nya juga mengalahkan ...
  • Ibadah Persekutuan Poso II, 10 Agustus 2022 (Rabu Pagi)
    ... menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel. Petrus - Tetapi kamulah bangsa yang terpilih imamat yang rajani bangsa yang kudus umat kepunyaan Allah sendiri supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada ...
  • Ibadah Raya Malang, 02 November 2014 (Minggu Pagi)
    ... tempat yang dalam. Ini sama dengan yang terjadi dalam Matius - . Matius - Setelah pergi dari sana Yesus masuk ke rumah ibadat mereka. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepada-Nya Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia. Tetapi Yesus berkata ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 02 Maret 2017 (Kamis Sore)
    ... puncaknya dosa. Akibatnya Terpisah dari Tuhan. Yesaya - Sesungguhnya tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu sehingga Ia tidak mendengar ialah segala dosamu. Sebab ...
  • Ibadah Doa Ucapan Syukur Malang, 29 Desember 2009 (Selasa Sore)
    ... menang atas dosa adalah berdamai dengan Tuhan dan sesama. Berdamai dengan Tuhan adalah mengaku dosa dengan sejujur-jujurnya kepada Tuhan maka darah Yesus akan menutupi dosa kita. Berdamai dengan sesama adalah mengaku dosa dengan sejujur-jujurnya kepada sesama dan jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau ada sesama yang minta ampun juga harus bisa ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 11 Mei 2024 (Sabtu Sore)
    ... pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. . Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya. . Ia menyetujuinya dan mulai dari waktu itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka tanpa setahu orang banyak. Mengapa Yudas Iskariot mengkhianati ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 27 Oktober 2014 (Senin Sore)
    ... ular dalam kehidupan tersebut. Bukti kalau ada ular yaitu Musa lari karena takut akan digigit ular. Di manapun kita berada dan dalam kondisi apapun setiap pelayan Tuhan harus tetap memegang salib disertai dengan rela sengsara daging artinya rela menderita untuk berhenti berbuat dosa dan sengsara daging tanpa dosa mungkin dosa itu ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.