Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Kita berada pada kitab Wahyu 2-3 (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).
Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di
LAODIKIA; jemaat yang ketujuh--jemaat yang terakhir. Ini merupakan gambaran dari jemaat akhir zaman (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015). Inilah keadaan kita semua.
Wahyu 3: 20
3:20. Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
TUHAN Yesus berdiri di muka pintu dan mengetok. Ini sama dengan panjang sabarnya TUHAN; Dia menunggu sampai kepala-Nya berembun (Kidung Agung--diterangkan pada
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 28 September 2015); kesabaran TUHAN lewat pemberitaan firman pengajaran benar yang berisi tegoran, nasihat, bahkan hajaran untuk menantikan, supaya kita membuka pintu hati bagi Dia.
Ada 2 kemungkinan yang terjadi saat Yesus mengetok pintu hati kita:
- Matius 21: 12-13
21:12. Lalu Yesus masuk ke Bait Allahdan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
21:13. dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
Kemungkinan yang pertama (positif): jika kita membuka pintu hati--mau menerima firman yang keras dan tajam--, maka TUHAN Yesus masuk untuk menyucikan hati kita, sehingga kita bisa menjadi rumah doa. Rumah doa sama dengan tempat hadirat TUHAN dan kita diberkati oleh TUHAN.
Cirimenjadi rumah doa adalah gemar berdoa, bersaksi, dan menyembah TUHAN.
- Matius 21: 17
21:17. Lalu Ia meninggalkan merekadan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.
‘Ia meninggalkan mereka’ = keluar dari Bait Allah.
Kemungkinan yang kedua (negatif): jika kita keras hati--menutup pintu hati; menolak firman pengajaran benar--, maka TUHAN meninggalkan kehidupan kita, sehingga keadaan kita seperti jemaat Laodikia yang suam-suam kuku--Yesus ada di luar; tidak ada Yesus; hanya menggembar-gemborkan perkara jasmani (‘aku kaya ..’), padahal sebesar apapun gerejanya, orang di luar TUHAN masih lebih hebat; sebanyak apapun kekayaannya, orang di luar TUHAN banyak yang lebih kaya.
Akibatnya: menjadi sarang penyamun.
Yesus tidak pernah memaksa. Kalau tidak mau membuka pintu hati, maka Ia akan tinggalkan semua, sehingga kehidupan itu menjadi suam-suam kuku; hanya gembar-gembor yang jasmani tetapi rohaninya terpuruk; hanya dimuntahkan oleh TUHAN--jijik, najis, tidak berguna--dan menjadi sarang penyamun--sarangnya kejahatan, kenajisan--; terkutuk dan menuju kebinasaan.
Cirikalau menjadi sarang penyamun: gemar bergosip, berdusta, memfitnah dan sebagainya.
Kita harus waspada hari-hari ini. Mana yang harus kita pilih? Pilihlah yang pertama! Kalau TUHAN mengetok pintu hati--lewat tegoran, nasehat firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, bahkan sudah menghajar--
melembutlah; buka pintu hati dan terima firman pengajaran yang benar, supaya Yesus masuk; kita disucikan dan kita menjadi rumah doa.
Pelajaran malam ini adalah bagaimana prosesnya supaya kita
MENJADI RUMAH DOA.
Untuk menjadi rumah doa, ada
3 rumah yang harus kita lalui:
- rumah tangga/nikah diperhatikan (paling kecil).
Kalau rumah tangganya kacau, tidak akan bisa menjadi rumah doa.
Efesus 5: 31
5:31. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Tujuan menikahadalah menjadi SATU DAGING.
Ini banyak salah, apalagi hamba TUHAN.
"Mau menikah supaya ada yang main musik dan membantu pelayanan. Celaka! Itu kesalahan kami hamba TUHAN. Kalau hanya untuk main musik, sudah banyak orang yang bisa. Ada lagi kalau pegawai: ‘Dia bekerja, aku bekerja, nanti bisa mencicil rumah.’ Masa menikah untuk mencicil rumah. Bukan itu tujuannya. Salah besar! Tujuan menikah adalah menjadi satu daging."
Kalau tujuannya sudah salah, maka nikah akan hancur.
"Saya selalu ajarkan pada kaum muda. Kalau sudah waktunya pacaran; tujuan pacaran adalah untuk menikah dan tujuan menikah adalah untuk menjadi satu daging. Dengan jalan inilah, baru bisa mengarah kepada rumah doa. Pikirkan baik-baik untuk menjadi satu daging!"
Syaratsupaya nikah menjadi satu daging:
- Melakukan kewajiban di dalam nikah rumah tangga, yaitu:
- Efesus 5: 22-24
5:22. Hai isteri, tunduklah kepada suamimuseperti kepada Tuhan,
5:23. karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:24. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu
Isteritunduk kepada suaminya sendiri dalam segala sesuatu. Ini kewajiban mutlak dari isteri. Kalau masak dan sebagainya, itu bukan kewajiban mutlak.
Istilah tunduk, artinya
- banyak berdiam diri--banyak koreksi diri oleh ketajaman firman. Kalau banyak mengomel, nikah tidak akan bisa menjadi satu. Apa yang menjadi kekurangan, diakui pada TUHAN dan suami; jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
- tidak mengajar dan memerintah laki-laki.
"Beda kalau minta tolong. Ada yang salah juga--murid-murid saya. Isterinya sudah membawa dua anak, membawa tas, dan kopernya, tetapi suaminya malah enak-enak jalan. Kenapa itu? Ternyata jawabannya: ‘Karena tidak boleh memerintah laki-laki.’ Itu ngawur! Bukan begitu. Kalau minta tolong, boleh, tetapi mengajar dan memerintah laki-laki, tidak boleh."
- Efesus 5: 25
5:25. Hai suami, kasihilah isterimusebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
Suamimengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar pada isteri. Ini kewajiban mutlak dari suami. Kalau hanya memberi uang, banyak isteri bisa kerja; banyak orang tua isteri yang kaya.
Tidak berlaku kasar berarti
- tidak ada perkataan kasar (perkataan yang menyakiti),
- tidak ada perbuatan yang kasar (kekerasan),
- tidak memaksakan kehendak sendiri kepada isteri, tetapi semuanya harus sesuai dengan kehendak TUHAN.
Memang, suami sebagai kepala dari isteri. Isteri sebagai tubuh dan anak-anak sebagai tangan; tetapi di atas suami, ada Yesus sebagai kepala dari suami. Inilah kehendak dari TUHAN.
Jadi suami tidak bisa memaksakan kehendak sendiri kepada isteri, yang tidak sesuai firman. Dalam hal apa saja, harus sesuai dengan firman yang benar.
- Efesus 6: 1-3
6:1. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
6:2. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3. supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
Anak-anakhormat dan taat dengar-dengaran kepada orang tua. Ini kewajiban mutlak seorang anak.
- Orang tuajangan membuat tawar hati/kecewa anak. Kapan ini terjadi? Kalau orang tua memaksakan kehendak kepada anak, yang tidak sesuai firman atau orang tua menyetujui anaknya untuk berbuat salah--menyetujui anak melawan firman.
Kalau di dalam nikah, semua melakukan kewajibannya lebih dulu, maka haknya tidak akan hilang. Jangan menuntut hak! Kalau saling menuntut hak, bisa bertengkar.
Contoh tidak menuntut hak tetapi melakukan kewajiban:
- Isteri tetap tunduk kepada suami, sekalipun suaminya bengis.
- Suami tetap mengasihi isteri dan tidak berlaku kasar, sekalipun isterinya suka melawan.
Lakukanlah kewajiban dahulu! Kalau sudah melakukan kewajiban, maka hak kita 100% akan diberikan oleh TUHAN. Jangan saling menunggu! Kalau saling menunggu, itu namanya menuntut hak. Contoh menuntut hak: ‘kamu dulu yang tunduk, baru aku bisa mengasihi dan tidak kasar lagi.’ Jika demikian, tidak akan bisa! Harus melakukan kewajiban dulu.
1 Korintus 7: 3-4
7:3. Hendaklah suami memenuhi kewajibannyaterhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
7:4. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.
Terjemahan yang tepat seharusnya: ‘isteri tidak berhak atas tubuhnya sendiri, tetapi hak suaminya' dan 'suami tidak berhak atas tubuhnya sendiri, tetapi hak isterinya’.
Jika suami, isteri, anak, dan orang tua melakukan kewajibannya masing-masing, maka semua menerima haknya masing-masing:
- Suami menerima haknya, yaitu isteri menjadi hak suami 100% yang tidak bisa diganggu gugat.
- Isteri menerima haknya, yaitu suami menjadi haknya isteri 100% yang tidak bisa diganggu gugat.
- Orang tua menerima haknya, yaitu anak menjadi haknya orang tua 100% yang tidak bisa diganggu gugat. Begitu juga sebaliknya; orang tua menjadi haknya anak 100%.
Kalau sudah melakukan kewajiban lebih dulu, maka nikah akan menjadi satu daging. Jika nikah sudah menjadi satu daging, akan masuk kesatuan yang lebih besar lagi, yaitu perjamuan kawin Anak Domba di awan-awan yang permai saat TUHAN datang kedua kali; kita bertemu Dia di awan-awan.
Efesus 5: 31-32
5:31. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
5:32. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Perjamuan kawin Anak Domba, sama dengan nikah yang rohani, yaitu nikah yang sempurna antara Kristus dengan kita di awan-awan yang permai untuk selama-lamanya.
Jadi, kalau mau menjadi rumah doa, perhatikan dulu rumah tangga, supaya menjadi satu daging, sehingga ada harapan untuk menjadi rumah doa. Anak-anak, jangan mengacau, tetapi mendukung kesatuan nikah orang tua.
- Syarat kedua supaya nikah bisa menjadi satu daging: yang rohani harus sama.
Dua menjadi satu ini sulit secara daging; rambutnya sudah berbeda, seleranya juga beda, tabiatnya juga beda. Oleh sebab itu, TUHAN berikan perkara-perkara rohani--firman dan Roh Kudus--yang harus sama, untuk menyatukan daging yang tidak sama.
Kalau rohani sudah sama, maka jasmani yang tidak sama bisa disatukan. Kalau dagingnya tidak sama dan rohaninya tidak sama, sampai kapanpun tidak akan bisa menyatu.
Perhatikan kaum muda! Yang jasmani berbeda, maka yang rohani jangan berbeda(dalam firman, Roh Kudus, kasih, ibadah dan baptisan), supaya bisa mencapai satu daging.
TUHAN mengetok pintu hati kita. Kalau kita mau membukanya, maka Dia akan masuk dan memperbaiki nikah rumah tangga kita.
Jadi, syarat supaya nikah rumah tangga menjadi satu, yaitu:
- Lakukanlah kewajiban dulu--jangan menuntut hak--; isteri tunduk, suami mengasihi, anak-anak taat.
- Kalau yang jasmani tidak sama, maka yang rohani harus sama. Firman Allah, Roh Kudus, kasih, ibadah, baptisan, dan iman, semuanya harus sama; ada satu kesatuan yang rohani, supaya yang jasmani--daging--bisa menjadi satu.
Perhatikan dua syarat ini, supaya nikah rumah tangga bisa menjadi satu daging!
- Rumah Allahdiperhatikan.
1 Korintus 3: 16
3:16. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allahdan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
Rumah Allah atau Bait Allah adalah kehidupan kita sebagai anak TUHAN, hamba TUHAN/pelayan TUHAN; ada kegiatan di dalam Bait Allah; sama dengan menjadi tempat dari Roh Kudus yang mengurapi, memenuhi dan meluap-luap dalam kehidupan kita.
Imamat 21: 12=> kudusnya para imam
21:12. Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
‘ia’ = imam-imam.
Syaratsupaya Roh Kudus bisa mengurapi, memenuhi dan meluap-luap dalam hidup kita: imam-imam--pelayan TUHAN, hamba TUHAN--harus berada di tempat kudus--ruangan suci; kandang penggembalaan.
Kandang penggembalaan secara jasmani adalah organisasi gereja; bisa berbeda-beda. Tetapi kandang secara rohani harus sama, yaitu ruangan suci dalam kerajaan sorga. Musa naik ke gunung Sinai, melihat kerajaan sorga dan TUHAN perintahkan Musa untuk membuat sorga di bumi; itulah Tabernakel atau Kemah Suci (mulai Keluaran 25).
Sekarang, ruangan suci menunjuk pada kandang penggembalaan. Ada tiga macam alat dalam ruangan suci--sudah hancur--, sekarang menunjuk pada ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:
- Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya (ada kesaksian, nyanyian). Dalam kebaktian umum, Roh Kuduslah yang berperan untuk memberikan karunia-karunia; karunia main musik, menyanyi, bersaksi dan sebagainya.
- Meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah (Yesus) di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
- Mezbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa dan roh kita melekat erat pada Allah Tritunggal, sehingga kita tidak bisa dijamah oleh setan.
Hasilnya:
- Pengkhotbah 4: 12
4:12. Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.
'dua orang'= suami isteri; terutama suami isteri bisa bertahan; suami isteri bisa menyatu, tidak bisa tercerai berai.
'tali tiga lembar'= ketekunan dalam 3 macam ibadah.
Firman yang didapatkan dari ketekunan dalam 3 macam ibadah--firman penggembalaan--, itulah yang mengikat suami isteri, sehingga semakin mantap menjadi satu daging, sampai tidak bisa diceraiberaikan. Kalau anak-anak ikut juga, betapa indahnya.
Hasil pertama: kesatuan nikah semakin mantap; tidak bisa diceraikan.
Inilah rahasianya! Nikah sudah sekian tahun senang, masa-masa enak, tahu-tahu cerai, ini karena tidak diikat oleh tali dari sorga. Kalau hanya diikat oleh tali dunia--tali kekayaan--, tidak akan mampu.
Harus diikat dengan tali dari sorga--firman penggembalaan dalam 3 macam ibadah pokok--, sehingga kesatuan nikah semakin mantap dan tidak bisa diceraiberaikan oleh apapun.
Kalau anak-anak ikut, akan mantap juga dalam kesatuan orang tua.
- Imamat 21: 12
21:12. Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
‘jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya’ = tidak melanggar kesucian = hidup dalam kesucian.
Hasil kedua: kita bisa hidup dalam kesucian. Roh Kudus mampu menyucikan kita dan membuat kita setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan sampai garis akhir; sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN datang kembali.
Kalau daging, tidak akan mampu; bisa bosan, malas, lemah karena usia tua. Kalau ada Roh Kudus, baru mampu.
Jadi, yang menentukan kita bisa setia berkobar-kobar atau tidak, bukan dari muda atau tuanya usia kita--banyak anak muda yang tidak ibadah--, tetapi suci atau tidaknya hidup kita. Jika semakin suci--semakin diurapi--, kita akan semakin setia berkobar-kobar.
Kalau kesucian merosot--urapan merosot juga--mulai mundur teratur--mulai banyak mencari alasan. Kalau kesucian turun--urapan turun--, maka dagingnya yang maju; daging inilah yang mencari-cari alasan.
Sebenarnya untuk ibadah, TUHAN sudah berjuang:
- Untuk bangsa Israel; TUHAN memperjuangkan ibadah dengan menghukum Mesir 10 kali. Firaun yang hebat, bisa hancur karena menghalangi bangsa Israel beribadah kepada TUHAN.
- Kalau untuk kita bangsa kafir--perjanjian baru--; Yesus rela dihukum mati di kayu salib, supaya terbuka jalan, sehingga bangsa kafir bisa beribadah kepada TUHAN.
Perjuangan TUHAN sampai mati di kayu salib. Tidak mungkin Ia biarkan kita tidak bisa beribadah; Dia akan tetap memperjuangkan ibadah kita sampai dengan hari ini. Tinggal kita mau atau tidak!
Halangan apapun bisa ditembus oleh kurban Kristus dan Roh Kudus.
Justru kalau ada masalah, jangan gampang menyerah.
"Saya menghadapi masalah juga di Malang. Anak-anak kuliah di Malang justru OSPEKnya hari Sabtu dan Minggu, tidak selesai-selesai. Saya suruh kirim surat dan saya yang tanda tangan. Bisa ibadah. Jadi jangan cari alasan. Kalau ada alasan, doa, serahkan kepada TUHAN, dan TUHAN pasti buka jalan."
Kalau kesucian turun--urapan turun--, maka daging yang maju untuk mencari alasan. Kalau mencari 1 saja alasan untuk tidak beribadah, maka setan akan sediakan sekeranjang alasan.
"Begitu juga kami gembala. Kalau disucikan dan diurapi, mau tidak masuk satu kali, bisa berpikir 1000 kali: ‘Lebih baik khotbah, dari pada nanti mikir sampai tidak bisa tidur beberapa hari’. Jadi lebih baik melayani, ini sungguh-sungguh dari hati saya yang paling dalam. Saya sudah bersaksi beberapa kali--minta ampun jika dianggap sombong--; Tiap jumat, saya pagi-pagi berangkat ke Medan--melayani ibadah PA pagi dan sore--; Sabtu pagi ke Jakarta--melayani ibadah PA. Sesudah itu, melayani ibadah kaum muda. Minggu, melayani pagi sore. Tidak ada ampun. Mohon urapan Roh Kudus dari TUHAN. Itu kekuatan saya."
Kesucian dan urapan Roh Kudus membuat kita setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
Ibrani 1: 7
1:7. Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."
Pelayan TUHAN, hamba TUHAN yang melayani dalam kesucian dan setia berkobar-kobar, maka ia menjadi pelayan TUHAN bagaikan nyala api.
Wahyu 1: 14
1:14. Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
Mata TUHAN bagaikan nyala api. Tadi, pelayan TUHAN yang setia berkobar-kobar bagaikan nyala api.
Jadi, pelayan TUHAN yang suci dan setia berkobar-kobar bagaikan biji matanya TUHAN sendiri.
Banyak kali, ini hanya slogan: ‘Kita adalah biji mata TUHAN’, Padahal gembalanya tidak pernah khotbah. Salah! Kalau tidak pernah melayani, itu matanya tertutup; bukan biji mata, tetapi kotoran mata.
Kalau biji mata--mata TUHAN menyala-nyala, berarti terbuka terus; melayani TUHAN dengan suci, setia dan berkobar-kobar.
Jika sudah menjadi biji mata TUHAN, kita benar-benar mendapatkan perhatian khusus dari TUHAN--dilindungi dan dipelihara secara khusus oleh TUHAN--untuk menghadapi keadaan dunia yang sudah sulit, sampai menghadapi antikris yang berkuasa di bumi selama 3,5 tahun. Harta, ijazah tidak bisa menolong, tidak berlaku lagi. Hanya biji mata TUHAN yang bisa bertahan.
Kaum muda, perhatikan! Kalau dari daerah bisa ke kota, harus berjuang. Jangan yang jasmani saja, tetapi yang rohani juga--ibadah pelayanan diperjuangkan. Itu justru yang menunjang.
Kalau kita sudah bisa menjadi biji mata TUHAN, sudah luar biasa; satu butir pasirpun tidak boleh masuk.
Kaum muda, sekolah dan kerja yang keras, tetapi jangan lupa, paling tepat adalah menjadi biji mata TUHAN--suci dan setia berkobar-kobar--yang lain adalah urusan TUHAN.
Inilah perhatian kita yang kedua, yaitu pada rumah TUHAN.
Artinya: suami isteri yang sudah menjadi satu daging, perhatikan untuk menjadi SATU PENGGEMBALAANdan SATU PELAYANAN, sampai menjadi biji mata TUHAN.
"Tadi bukan show, tetapi sesuai firman. Saya juga terkejut. Biasanya kesaksian satu orang, tetapi tadi satu rombongan. Saya bukan memuji. Satu rumah tangga--satu daging, anak-anak ikut di dalamnya. Kalau rumah tangga sudah satu daging, pasti satu penggembalaan dan satu pelayanan, sampai menjadi biji mata TUHAN. Mengapa sering bertengkar? Karena tidak satu daging. Kalau sudah satu daging, berarti satu tubuh dan tidak mungkin bertengkar. Kaum muda, perhatikan!Kalau nikah tidak satu daging, tidak akan menjadi satu penggembalaan, tidak akan menjadi satu pelayanan, tidak pernah menjadi biji mata TUHAN dan tidak akan pernah menjadi rumah doa. Sangat riskan!"
- Rumah doa.
Matius 21: 13
21:13. dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
Hati-hati! Ada rumah doa, ada sarang penyamun. Kita pilih rumah doa.
Matius 18: 19
18:19. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orangdari padamu di dunia ini sepakatmeminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
'dua orang'= terutama menunjuk pada suami isteri.
'sepakatmeminta'= berdoa.
Dua orang sepakat, tidak boleh tidak.
Tadi, nikah menjadi satu daging. Kalau sudah satu daging--penuhi kewajiban--pasti jadi satu penggembalaan, satu pelayanan, dan jadi biji mata TUHAN. Setelah itu menjadi rumah doa.
Syaratmenjadi rumah doa adalah dua orang harus sepaka--suami isteri harus SATU HATI.
Bagaimana bisa satu hati? Di dalam Tabernakel, hati pikiran digambarkan dengan meja. Supaya menjadi satu hati, maka meja diisi dengan 12 roti yang dibagi menjadi dua bagian (6-6). Angka 66 menunjuk pada Alkitab; firman pengajaran yang benar.
Jadi, harus diisi dengan satufirman pengajaran yang benar berdasarkan Allkitab. Kalau 2 pengajaran, berarti ada 2 meja, tidak bisa satu meja; tidak bisa satu hati.
Kalau diisi dengan satu firman pengajaran yang benar--satu hati--, maka bisa menjadi SATU SUARA; suara penyembahan: 'Yesus, Haleluya'; bukan suara yang lain. Kalau tidak satu pengajaran--tidak diisi firman pengajaran--, akan keras-kerasan menyebut nama-nama kebun binatang. Siapa lebih keras, itu yang menang.
Kalau menjadi rumah doa--tempat hadirat TUHAN--, maka doa kita dijawab oleh TUHAN.
Inilah 3 rumah yang harus diperhatikan. Mulai dari rumah tangga, rumah TUHAN, dan rumah doa.
Jangan keras hati! Jangan sampai TUHAN meninggalkan kita!Kesimpulan: kalau nikah rumah tangga menjadi
satu daging, pasti menjadi
satu penggembalaandan
satu pelayanan--menjadi biji mata TUHAN--dan pasti menjadi
satu hatidan
satu suarapenyembahan--menjadi rumah doa.
Masih ada kesempatan malam ini. Kembali pada rumah tangga yang satu daging; kembali pada satu penggembalaan dan satu pelayanan, supaya menjadi biji mata TUHAN dan semua tenang. Kalau diteruskan lagi, kita menjadi rumah doa--satu hati diisi satu firman pengajaran yang benar dan satu suara penyembahan kepada TUHAN dan doa dijawab oleh TUHAN; kita menjadi tempat hadirat TUHAN.
2 Tawarikh 7: 15-167:15. Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini.
7:16. Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Kutinggal di situ untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa.
Ayat 15= TUHAN mengatakan hal ini, ketika Salomo menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN.
‘
Aku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini’ = rumah doa.
Kalau sudah menjadi rumah doa; menjadi tempat hadirat TUHAN, maka ada
nama, hati, dan mata TUHANdi sana:
- ada mataTUHAN: berarti ada perlindungan dan perhatianTUHAN, baik secara jasmani dan rohani.
"Saya dulu pernah mengalami. Di kompleks saya ada markas tentara. Sudah dijaga tetapi kemalingan 3 hari berturut-turut. Kejadian pertama, gempar. Tetapi terjadi sampai 3 kali. Kalau ada mata TUHAN, Dia yang menjaga."
TUHAN menjaga kita dari musuh-musuh; terutama dari dosa-dosa, sampai puncaknya dosa. Dosa-dosa (kenajisan) ini juga bekerja selama 24 jam.
"Mahasiswa mungkin jam 2 pagi bangun kerjakan tugas. Tetapi karena lelah, lalu buka yang najis-najis. Perlu mata TUHAN secara jasmani dan rohani."
Kita sama-sama berjuang untuk menjadi rumah doa. Itu paling aman.
- Ada hatiTUHAN, berarti:
- Ada kasih TUHAN yang menghangatkan kita; memberi kebahagiaan sorgaatau kepuasan surga yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun juga.
Banyak yang mencari kepuasan di luar. Tetapi kalau ada kasih TUHAN dalam hati kita--nikah rumah tangga, penggembalaan kita--, sudah hangat, tidak perlu lagi cari kepuasan di tempat lain di diskotik atau gedung bioskop.
Kalau masih begitu, berat sekali. Apalagi hamba TUHAN, kalau masih merokok, mencari narkoba dan sebagainya, berat sekali. Ia akan menjadi sarang penyamun yang akan dibinasakan.
- Kasih TUHAN juga menyatukan, sehingga kita bisa saling mengasihi--tidak ada kebencian di dalam nikah dan penggembalaan--, bahkan bisa mengasihi musuh. Kalau sudah bisa mengasihi musuh, itu berarti sudah menjadi tiang penopang yang tidak bisa roboh.
Jika bisa mengasihi musuh, berarti sudah hangat dan tidak pernah beku dalam kasih.
- Ada namaTUHAN (‘nama TUHAN, nama yang berkuasa’): berarti ada kuasa TUHAN, sehingga terjadi mujizat-mujizat.
Isilah rumah tangga, rumah TUHAN dan rumah doa dengan pribadi TUHAN!
Terjadi mujizat-mujizat:
- Mujizat secara rohani: kita mengalami pembaharuan(keubahan hidup) dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Keubahan hidup dimulai dengan:
- Menyeru nama Yesus; mengaku nama Yesus; mengaku dosa.
Dosa ini yang bikin susah, letih lesu, beban berat, kecewa, putus asa, dan pahit. Jangan mau ditipu oleh setan! Kalau ada pesta seks, pesta narkoba, itu bohong dan membuat susah.
Paling susah adalah jika tidak bisa mengaku dosa. Selama masih bisa mengaku dosa--bisa melembut--, masih ada kesukaan sorga yang bisa kita alami--sekalipun kita sudah jatuh terpuruk dalam dosa.
Kalau kaum muda, mengaku dosa kepada TUHAN dan kepada orang tua, dan tidak mengulanginya lagi, sehingga TUHAN akan menolong; ada damai sejahtera, letih lesu, beban berat, air mata dan kegagalan dihapuskan oleh TUHAN.
Ada hubungan yang positif antara mengaku dosa dengan kelulusan.
"Saya menemukan 2 kali. Pandai sekali, tidak lulus-lulus, tetapi temannya yang diajari malah lulus. Dia tinggal di gereja, akhirnya sekolahnya sampai saya pindah. Akhirnya dia mengaku karena dia mendengar sesuatu. Dia minta ampun dan langsung beres. Sekarang dia bekerja dengan hebat. Satu anak lagi tidak lulus-lulus, kalau ke dosennya, diusir-usir. Kurang satu minggu, tidak bisa. Dia mengaku dosa dan saya doakan. Besok, justru dosennya yang mencari dan satu minggu selesai. Langsung wisuda."
Tidak ada yang mustahil kalau kita mengaku dosa. Mengaku dosa merupakan jalan tersingkat untuk ditolong oleh TUHAN.
- Taat. Nama Yesus juga didapat dari ketaatan (‘karena Dia taat sampai mati di kayu salib, sehingga dikaruniakan nama di atas segala nama’).
- Mengaku dosa ditambah dengan taat, maka mujizat jasmanijuga akan terjadi:
- Yang mustahil menjadi tidak mustahil,
- Yang gagal menjadi berhasil,
- Yang tidak ada menjadi ada,
- Yang hancur menjadi baik dan indah pada waktunya. Percayalah! TUHAN akan tolong kita semua.
- Sampai mujizat yang terakhir; saat TUHAN datang kembali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia. Kita menjadi mempelai wanita yang siap untuk terangkat di awan-awan yang permai, kita menjadi RUMAH DOA TERBESAR DAN SEMPURNA. Dari empat penjuru bumi, hanya satu suara: Haleluya, untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Wahyu 19: 6-7
19:6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Malam ini, kita praktik: kembali pada rumah tangga yang satu, kembali ke penggembalaan dan pelayanan--menjadi biji mata TUHAN--, kembali ke rumah doa. Kita satu hati dan satu suara untuk menyerukan nama Yesus. Apapun keadaan kita malam ini, mujizat akan terjadi.
TUHAN memberkati.