Salam sejahtera dalam kasih sayang-Nya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman Tuhan, biarlah damai sejahtera dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan ditengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 1: 13-16=penampilan pribadi Yesus dalam 4 keadaan yang sebenarnya (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 03 Februari 2014):
- Wahyu 1: 13= Yesus tampil dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, dengan tanda berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki dan dada-Nya berlilitkan ikat pinggang dari emas (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 03 Februari 2014).
- Wahyu 1: 14= Yesus tampil dalam kemuliaan sebagai Raja diatas segala Raja, dengan tanda rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah dan mata-Nya bagaikan nyala api (sudah diterangkan mulai dariIbadah Raya Surabaya, 23 Februari 2014).
- Wahyu 1: 15= Yesus tampil dalam kemuliaan sebagai Hakim yang adil, dengan tanda kaki-Nya bagaikan tembaga yang berkilau dan suara-Nya bagai desau air bah (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 Maret 2014).
- Wahyu 1: 16= Yesus tampil dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga.
Suami = kepala = Mempelai Pria.
Istri = tubuh = mempelai wanita.
Nanti kepala dengan tubuh menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kalau kita mengenal Yesus sebagai Bapa yang baik, masih ada anak yang terhilang. Kalau mengenal Yesus sebagai Tabib, saat sudah sembuh tidak butuh Tabib lagi. Kalau mengenal Yesus sebagai pemberi berkat, setelah diberkati tidak butuh lagi. Jika mengenal Yesus sebagai Mempelai Pria surga/kepala, baik sehat atau sakit tetap membutuhkan kepala (tidak ada tubuh yang tidak membutuhkan kepala). Jadi untuk selama-lamanya kita membutuhkan kepala.
Pengenalan kita terhadap pribadi Yesus harus semakin meningkat sampai mengenal Dia sebagai kepala (Mempelai Laki-laki surga). Kita sebagai tubuh Kristus yang sempurna (mempelai wanita surga) tidak akan terpisah lagi dengan Yesus dan saat Yesus datang kedua kali, kita akan terangkat di awan-awan (mulai diterangkan dari Ibadah Raya Surabaya, 30 Maret 2014).
Malam ini, kita masih mempelajari bagian yang ke-4, yaitu
YESUS TAMPIL DALAM KEMULIAAN SEBAGAI MEMPELAI PRIA SURGA
Wahyu 1: 161: 16. Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintangdan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
Ini menunjuk penampilan pribadi Yesus dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga, dengan 3 tanda:
- Tangan kanan-Nya memegang tujuh bintang (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 30 Maret 2014),
- dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 06 April 2014),
- wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik (mulai diterangkan dari Ibadah Paskah Surabaya, 20 April 2014).
Malam ini, kita masih membahas tanda yang ketiga yaitu
wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik“
sinar bagaikan matahari yang terik” = sinar kemuliaan. Wajah-Nya bersinar-sinar yaitu menyinarkan sinar kemuliaan.
Diatas gunung yang tinggi, Yesus pernah mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes, dan tiba-tiba wajah Yesus berubah menyinarkan sinar matahari. Ini seperti yang dilihat Rasul Yohanes di Pulau Patmos. Ini merupakan doa penyembahan. Jadi
dalam penyembahan yang benar, kita bisa melihat wajah Yesus yang menyinarkan sinar kemuliaan, sehingga kita mengalami
keubahan hidup(
pembaharuan) dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus dimulai dari
wajah(
panca indera).
Kita sudah mempelajari pembaharuan
telinga,
mata,
mulutpada Ibadah Raya Surabaya, 27 April 2014. Malam ini, kita masih melanjutkan tentang pembaharuan wajah (panca indera) yaitu
pembaharuan kulit(
indera peraba).
Kulit (indera peraba) dibaharui =
kulit (
indera peraba)
diurapi oleh Roh Kudus,
sehingga perasaan dagingnya sudah tidak ada lagi. Peraba/perasaan daging yang belum diubahkan, contohnya: gampang tersinggung dan sebagainya.
Kemarin kita sudah mendengar, kalau
telingadiubahkan, hanya mendengar Firman.
Kalau
matadiubahkan, hanya melihat ladang Tuhan.
Kalau
mulutdiubahkan, hanya berkata benar.
Kalau masih daging, mulut ini berdusta, mata melihat yang porno atau yang tidak baik, dan sebagainya.
Praktek sehari-hari kulit (
indera peraba)
diurapi oleh Roh Kudus,
antara lain:
- 1 Yohanes 2: 27
2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
= tentang antikris.
“ada pengurapan” = urapan Roh Kudus.
“Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain” = ini maksudnya bukan berarti kita tidak perlu diajar oleh pendeta, tetapi ini soal antikris. Jika kulit kita sudah diurapi Roh Kudus, nanti akan peka terhadap antikris (ajaran palsu).
Praktek pertama jika kulit sudah diurapi Roh Kudus adalah peka untuk membedakan pengajaran yang benar dan tidak benar(ajaran sesat), sehingga kita tidak perlu diajar oleh orang lain tentang ajaran sesat.
Jika tidak cocok dengan Alkitab, ini ajaran yang tidak benar. Jadi tetap harus ada gembala yang bertugas untuk memberi makan sidang jemaat (bukan tamu-tamu yang memberi makan jemaat).
1 Timotius 4: 1-2
4:1. Tetapi Roh dengan tegasmengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesatdan ajaran setan-setan
4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai capmereka.
Ajaran sesat bisa lewat siapapun juga, terutama melalui:
- orang yang terdekat dengan kita. Misalnya: lewat suami, istri, atau anak (seperti Salomo lewat istrinya). Salomo memegang pengajaran yang benar/pedang mulai dari muda, tetapi dimasa tua, istri Salomo memberikan ajaran lain. Akhirnya Salomo membuang pengajaran yang benar/pedang dan menerima ajaran istrinya, sehingga Salomo runtuh.
- orang yang memiliki kedudukan.
Seperti contoh di Alkitab: setelah Yesus mati, Petrus dari penjala manusia kembali menjadi penjala ikan (“aku hendak menangkap ikan”), lalu diikuti oleh murid-murid yang lainnya (“aku juga, kami juga”). Petrus diikuti oleh yang lainnnya, sebab Petrus memiliki kedudukan sebagai murid yang paling senior (biarpun ajarannya salah masih diikuti juga).
Ajaran sesat itu memberikan materai/cap pada hati nurani ('hati nuraninya memakai capmereka'), sehingga kehidupan itu menjadi bimbang/raguterhadap firman pengajaran yang benar. Akibatnya: gugur dari iman. Dan orang semacam ini sulit untuk kembali kepada pengajaran yang benar dan binasa untuk selamanya.
Jika kulit (indera peraba)diurapi oleh Roh Kudus, maka:
- kita menjadi peka dan tegasuntuk MENOLAK AJARAN-AJARAN YANG SESAT(ragi-ragi). Ragi itu sedikit tetapi merusak dan menghancurkan.
Di Alkitab ada dituliskan tentang ragi:
- ragi orang Farisi= ajaran-ajaran tentang poligami(satu laki-laki dengan banyak istri).
Juga termasuk ragi kawin cerai, yaitu sudah menikah dihadapan Tuhan (sudah diteguhkan), lalu bercerai, kemudian menikah lagi dengan yang lain dan diteguhkan oleh pendeta lagi.
Hati-hati terhadap ragi kawin cerai, sebab “apa yang sudah dipersatukan oleh Tuhan, tidak boleh diceraikan oleh manusia”.
- ragi babel= ajaran babel (perempuan babel), yaitu ajaran tentang kemakmuran dan hiburan daging.
Yang diajarkan di gereja hanyalah berkat daging, kemakmuran daging, dan hiburan daging, bukan yang rohani lagi dan tanpa penyucian. Akibatnya: menuju perempuan babel/pelacur besar.
Ditandai dengan juga tidak setia(pelacur merupakan gambaran kehidupan yang tidak setia).
Dalam Wahyu 17: 5, sementara kita menjadi mempelai wanita Tuhan yang sempurna, ada juga mempelai wanita setan yang sempurna dalam kejahatan dan kenajisan.
Ditandai dengan kenajisan (tidak ada kesucian, hanya berkat, hiburan jasmani saja) dan tanpa kesetiaan.
Pelacur itu tidak setia, terutama gembala-gembala seenaknya saja.
Jadi, gembala harus setia terlebih dahulu untuk memberi teladan bagi domba-domba.
Kalau gembala sudah tidak setia, arahnya sudah lain dan menuju ke pelacuran (perempuan babel).
- kita peka dan tegasuntuk BERPEGANG TEGUH DAN TAAT DENGAR-DENGARAN PADA FIRMAN PENGAJARAN YANG BENAR.
Pengajaran yang benar adalah:
- tertulis di Alkitab.
Saat menghadapi setan, Yesus selalu berkata “ada tertulis”, artinya kembali ke Alkitab. Jika firman itu ada tertulis di Alkitab, setan kalah(setan tidak bisa menjamah kita).
Kalau di rumah dan di gereja kita tidak mau membaca Alkitab, akan menjadi sasaran setan. Mungkin di rumah sulit membaca Alkitab, sebab itu saat di gereja harus banyak membaca Alkitab.
- Firman yang dikatakan oleh Yesus sendiri.
Dalam Yohanes 15: 3, “kamu memang sudah bersih/suci, karena firman yang Ku katakankepadamu”.
Firman yang dikatakan oleh Yesus artinya firman yang dibukakan rahasianya, diwahyukan oleh Tuhan yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain (bukan ayat diterangkan lawakan).
Ayat itu merupakan perkataan Yesus, jika diterangkan dengan ayat, itulah perkataan Yesus. Jadi seluruh firman adalah perkataan Yesus. Inilah yang menyucikan kita.
Kesaksian:
"saya mengajar siswa-siswi Lembaga Pendidikan Elkitab, saya katakan 'untung saya ini'. Dulu saya menjadi guru, saya pelawak. Semua ketawa sampai guru lain berkata 'kelas apa itu'. Untung jadi pendeta, saya tidak jadi pelawak, sebab Yesus tidak mungkin melawak."
1 Petrus 1: 22
1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
Kalau taat dengar-dengaran, kita akan disucikan.
“kepada kebenaran” = kepada firman pengajaran yang benar.
Jika kita sudah peka dan tegas untuk berpegang teguh pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran, hasilnya: kita hidup dalam kesucian dan bisa memiliki perasaan kasih yang tulus ikhlas kepada sesama (saling mengasihi).
Jika suami istri dalam rumah tangga memiliki perasaan yang baik (diurapi oleh Roh Kudus), memegang firman yang benar dan mempraktekkan. Hasilnya: suami istri hidup suci, bisa saling mengasihi dengan tulus ikhlas, tidak akan ada pertengkaran, perceraian dan menjadi bahagia.
Demikian juga anak dengan orang tua dan di dalam jemaat yang berpegang pada firman dan mempraktekkan firman, maka bisa hidup suci, saling mengasihi dengan tulus ikhlas, tidak akan ada pertengkaran dan semua berbahagia.
Perhatikan Kaum Muda!Kasih itu berasal dari kesucian. Jika kasih tanpa kesucian itu “gombal”. Seringkali pada masa-masa pacaran untuk membuktikan kasih, lalu minta yang najis-najis, itu “gombal”.
Kaum muda jaga permulaan nikah (masa-masa pacaran) didalam kesucian, supaya bisa saling mengasihi dengan tulus ikhlas. Itulah yang menyatukan kita. Jika saling mengasihi dengan tulus ikhlas, kita menjadi satu kesatuan:
- nikah menjadi satu dan bahagia.
- penggembalaan bisa menjadi satu dan bahagia.
- antar penggembalaan/antar gereja bisa menjadi satu.
- sampai satu tubuh yang sempurna.
Jadi, kasih yang berasal dari kesucian adalah kasih yang tulus ikhlas (tanpa pamrih).
- Lukas 9: 44-45
9:44 "Dengarlah dan camkanlahsegala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
9:45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.
“camkanlah segala perkataan-Ku ini” = ini merupakan perasaan terdalam.
“Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."= Yesus akan disalibkan.
Lukas 9: 44-45judulnya adalah “pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus” = salib.
Ayat 45 = murid-murid tidak mengerti, sebab perasaannya daging. Jika perasaannya daging, maka anti salib (tidak mau salib).
Praktek kedua jika kulit sudah diurapi Roh Kudus adalah bisa mengerti dan memahami tentang salib(korban Kristus), sekalipun tidak enak/sengsara bagi daging.
Contoh salib:
- kita semestinya istirahat di hari Minggu, tetapi masih datang beribadah.
- besok ibadah pendalaman Alkitab, banyak yang dari jauh-jauh kembali beribadah lagi.
Semua yang kita lakukan, jika dibandingkan dengan korban Kristus, semua tidak ada artinya. Jika kita memahami dan mengerti tentang korban Kristus, kita tidak ragu-ragu berkorban untuk Dia(tidak ragu sengsara daging bagi Dia), sebab korban-Nya terlalu besar bagi kita.
Kesaksian:
"Pengalaman saya yang tak terlupakan, baru sekolah Alkitab, sudah diijinkan tidak makan, tidak minum, dan tidak ada uang. Saat itu saya marah, tetapi begitu Tuhan tunjukkan salib “mana lebih menderita dengan Aku”, langsung saya menangis “Engkau Tuhan lebih menderita”. Sekalipun saat ini saya tidak ada beras, tidak ada apa-apa, saya akan tetap mengikut Tuhan, karena penderitaan Tuhan jauh lebih besar dari apa yang saya alami."
Kita jangan kecewa dan putus asa!sebab penderitaan yang dialami Tuhan jauh lebih besar dari pada apa yang kita alami saat ini.
Kalau perasaannya belum dibaharui, banyak orang menolak salib (menjadi seteru salib).
Filipi 3: 17-19
3:17. Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Kenyataan yang ada sekarang adalah banyak pelayan Tuhan/hamba Tuhan/anak Tuhan yang tidak mau mengerti salib, tidak mau memahami salib, menolak salib dan menjadi seteru salib Kristus. Seperti murid-murid yang tidak mengerti dalam Lukas 9: 45. Murid-murid adalah gambaran dari hamba Tuhan.
Mengapa tidak mau mengerti salib,menolak salib dan menjadi seteru salib?sebab pikirannya hanya tertuju kepada perkara daging/perkara dunia ('pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi')= mengorbanlan perkara-perkara rohani untuk mendapatkan perkara jasmani. Mengikut Tuhan, tetapi pikirannya hanya tertuju kepada perkara daging. Menjadi hamba Tuhan bukanlah panggilan Tuhan lagi, tetapi untuk mencari perkara daging. Ini yang berbahaya.
Mengorbankan perkara-perkara rohani untuk mendapatkan perkara jasmani (berbuat dosa untuk mendapatkan perkara jasmani), contohnya:
- supaya kaya, lebih baik korupsi daripada mengikuti firman.
- menyontek untuk mendapatkan nilai yang bagus.
"Saya ajarkan kepada kaum muda untuk rela berkorban. Jika besok ada ujian dan nanti sore ada kebaktian, siang hari harus belajar, tidak usah tidur siang, malam tetap datang kebaktian, nanti setelah pulang dari kebaktian, diulangi belajar sedikit sambil berdoa dan Tuhan akan tolong. Itulah salib."
Jika indera peraba/kulit diurapi oleh Roh Kudus, maka kita peka dan tegasuntuk MENGERTI, MEMAHAMI, BAHKAN BERPEGANG TEGUH PADA SALIB KRISTUS. Ini seperti Musa memegang tongkat. Jika tongkat/salib dilepas. maka ular yang datang. Jika kita datang di gereja hanya untuk enak-enak daging, tidak ada penyaliban daging, maka ularlah yang datang (kasih tulus ikhlas yang bagaikan merpati hilang dan ularnya yang banyak).
Kita beribadah jangan cari yang enak-enak bagi daging, tetapi yang ada salibnya. Itu yang betul. Jika ada salib, tidak ada ular.
Wujud sehari-harijika kita peka dan tegas untuk mengerti, memahami, bahkan berpegang teguh pada salib Kristus adalah:
- bertobat.
1 Petrus 4: 1-2
4:1. Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
Bertobat adalahsengsara daging untuk berhenti berbuat dosa, kembali kepada Tuhan dan hidup menurut firman Tuhan (hidup dalam kebenaran).
Kesaksian:
"Kemarin ini juga saya saksikan di Medan. ayah saya merokok dari umur 17 tahun sampai 65 tahun, lalu mau berhenti merokok. Saya sayang sama ayah saya dan saya doakan, tetapi waktu itu saya belum menjadi hamba Tuhan, saya masih guru disini. Saat proses berhenti dari merokok, ayah saya 3 hari tidak keluar dari kamar karena lemas. Nasehat saya salah juga saat itu karena saya bukan hamba Tuhan “kalau begitu merokok lagi saja, sedikit sedikit”. Sebenarnya ini tidak boleh, dosa itu tidak boleh berhenti sedikit demi sedikit (sedikit demi sedikit nanti menjadi bukit). Kalau mau berhenti dari dosa, harus hari ini juga. Untunglah didoakan-didoakan lagi, sampai satu waktu datang lagi, ia membeli rokok dimana saja, terasa pahit semuanya. Akhirnya berhenti merokok."
Inilah gambaran bahwa untuk bertobat itu merupakan sengsara daging. Sama seperti orang yang biasa korupsi harus berhenti korupsi atau orang yang bisa menyontek, harus berhenti menyontek.
Sebaliknya, sekalipun tidak makan, kalau tetap berbuat dosa, itu bukanlah salib.
- rela berkorban apapun untuk Tuhan, baik waktu, tenaga, pikiran, uang dan sebagainya. Ini seperti Yesus yang rela berkorban nyawa untuk kita.
Kalau kita masih perhitungan kepada Tuhan, itu belum memegang salib.
Kita sudah sepakat bahwa kita dipakai kemanapun, bayar masing-masing, termasuk saya pun juga bayar sendiri. Kita berkorban supaya ada tanda salib, bukan sombong. "Saya kesana kemari bukanlah untuk mencari uang, tetapi saya rindu untuk memegang salib dan memberitakan salib."
Kesaksian:
"Sejak dari saya pengerja, bapak pendeta Pong almarhum sebagai guru saya, menyuruh saya kemanapun, tidak boleh mengambil kolekte tetapi tidak diberikan ongkos. Saya seringkali pucat, tetapi Tuhan selalu memberkati dan menolong saya."
- berdamai:
- yang salah, mengaku dosa kepada Tuhan (vertikal) dan kepada sesama (horisontal), jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
Dalam mengaku dosa ini tidak peduli tingkatan siapa yang lebih tinggi, melainkan siapa yang salah harus mengaku.
Misalnya: suami kepada istri, istri kepada suami, anak kepada orang tua, orang tua kepada anak, Gembala kepada jemaat, jemaat kepada Gembala.
- yang benar, mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.
Jika tidak memegang salib, mau mengaku dosa itu susah.
Kesaksian:
"Pengalaman saya ini tidak terlupakan dalam mengaku dosa kepada istri saya. Waktu itu saat baru-baru menikah, ada suatu masalah, lalu saya berkata “kali ini saya benar, saya tidak mau mengaku” tetapi istri saya menjawab “saya juga benar”. Saya kaget dan berpaling, tetapi Tuhan berbicara “dibelakang kamu ada berapa jemaat, mau di kemanakan jemaat itu?”. Memang saat saya mau mengaku dosa, itu seperti naik gunung Golgota, padahal jaraknya cuma 3 meter. Hati ini merasa susah sekali karena takut nanti gimana dan ada gengsi. Tetapi, setelah mengaku dosa “maafkan ya, saya salah”, ternyata jawaban istri saya “aku yang salah”. Malah rangkulan. Begitulah berdamai.
Kepada pengerja, jika saya salah, saya minta ampun juga, sekalipun saya ada alasan membentak pengerja karena kesalahannya memang besar."
Jika sudah berdamai (saling mengaku dan mengampuni), darah Yesus menghapus dosa-dosa kita/menyucikan kita dari dosa. Hasilnya: hati kita damai sejahtera.
Yang membuat hati kita damai atau tidak, bukanlah harta, miskin atau kaya, tetapi ada dosa atau tidak!Selama dosa masih kita pertahankan (dosa orang lain atau dosanya sendiri), maka tidak akan damai sejahtera.
Kalau sudah damai sejahtera, maka semuanya menjadi enak dan ringan. Jadi, jika kita berani memikul/memegang salib, justru hidup kita akan enak dan ringan(tidak merasa berat).
Kalau tidak damai (tidak ada salib), ular akan datang (hatinya goyang terus). Jika hati sudah damai, ular tidak bisa masuk.
Kesimpulan:
jika indera peraba (kulit) diurapi oleh Roh Kudus, maka kita mempunyai
kepekaan dan ketegasanuntuk:
- berpegang teguh pada pengajaran yang benardan taat dengar-dengaran.
- berpegang teguh salib Kristus.
Jika kita berpegang teguh pada pengajaran yang benar dan salib Kristus,
kita tidak mungkin disesatkan, tetapi kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna(pembangunan rumah Allah yang rohani).
Inilah dasar pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, bukan babel.
Efesus 2: 19-20
2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.DASARpembangunan tubuh Kristus yang sempurna(
mempelai wanita surga) adalah
- 'para rasul dan para nabi'.
“para rasul” = perjanjian baru. “para nabi” = perjanjian lama.
Perjanjian baru + perjanjian lama = Alkitab (pengajaran yang benar).
Jadi dasar pembangunan tubuh Kristus yang sempurna adalah pengajaran yang benar.
Kalau kita semua kembali ke Alkitab, semua menjadi satu.
"Saya seringkali menangis. Dulu saya mengajar les matematika. Bukunya beda-beda pengarangnya, tetapi bisa satu. Itu ilmu dunia. Kenapa ajaran di gereja beda-beda padahal Alkitabnya satu?"
Alkitab jangan ditambah dan dikurangi.
- 'Kristus Yesus sebagai batu penjuru' = korban Kristus(salib Kristus).
1 Petrus 2: 6-7
2:6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
2:7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
“sebuah batu penjuru yang mahal” = Yesus.
“Batu yang telah dibuangoleh tukang-tukang bangunan” = Yesus yang disalibkan.
Jadi dasar pembangunan tubuh Kristus yang sempurna adalah “batu penjuru” = Yesus yang disalibkan = korban Kristus = salib Kristus.
Inilah dua dasar yang didapatkan dari bagaimana perasaan kita. Kalau pengajaran itu tidak benar, harus kita tolak dan kita berpegang pada salib Kristus.
Jika kita memiliki dua dasar ini, kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai wanita Tuhan yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali.
Kalau kita baca kitab Kejadian, Alkitab dibuka dengan nikah jasmani (Adam dan Hawa) yang hancur. Tetapi syukurlah, Alkitab ditutup dengan nikah yang rohani.
Sesudah ada dasarnya, masih ada
PELAKSANAANpembangunan(pembangunan diatas dasar) sampai dengan penyelesaian.
Pembangunan diatas dasar (pelaksanaan pembangunan) yaitu
kita harus
setia dan bekobar-kobardalam ibadah pelayanan
sesuaidengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus yang Tuhan berikan kepada kita.
Misalnya: tugas gembala memberi makan jemaat, tugas pemain musik adalah main musik, tugas penyanyi adalah menyanyi dan sebagainya
Jadi kita melayani harus sesuai dengan jabatan. Kalau kaki jadilah kaki, tangan jadilah tangan. Kalau kaki mau jadi tangan, mungkin bisa tetapi dipaksakan dan nanti akan merusak. Seringkali pelayanan ini banyak yang salah tempat,
Misalnya: gembala tidak memberikan makan jemaat, tetapi malah yang lain-lain.
Kita semuanya harus aktif dalam pembangunan tubuh Kristus, supaya tidak masuk dalam pembangunan tubuh babel (mempelai wanita setan dengan kejahatan dan kenajisan).
"
Saya rasa kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Sekarang dosa-dosa begitu dinyatakan sampai dosa sodomi yang merupakan dosa jaman Sodom dan Gomora. Dan tanda kedatangan Tuhan adalah dunia ini kembali pada jaman Sodom. Dosa diungkap semuanya. Bagaimana anak kecil yang tidak berdosa menjadi korban. Ini ngerinya pembangunan babel yang mulai dari dasar. Anak kecil itu dasar. Dia tidak tahu apa-apa. Kalau kecil sudah rusak, bagaimana hidup selanjutnya. Maafkan, saya tidak bermasuk porno."
Sekarang ini, dua pembangunan ini sedang gencar-gencarnya (pembangunan tubuh Kristus dan babel). Pembangunan tubuh babel sudah dimulai dari dasar, sekarang banyak pelecehan seksual pada anak kecil. Anak kecil = dasar.
Sekarang, pembangunan tubuh Kristus dasarnya sudah harus kuat (pengajaran yang benar dan korban Kristus harus sudah digenggam) dan lanjutkan pembangunan diatasnya (setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan).
Kita harus pilih salah satu!jika kita tidak aktif dalam pembangunan tubuh Kristus, kita akan aktif dalam pembangunan tubuh babel.
Hati-hati kaum muda!Kesaksian:
"
Saya sudah menjadi gembala sekitar 22 tahun, saya punya pengalaman banyak. Kalau kaum muda yang tadinya aktif dalam pembangunan tubuh Kristus lalu merosot. Ini ada tanda-tandanya, kesuciannya merosot bahkan sudah jatuh dalam dosa. saya tidak menakut-nakuti, tetapi itulah pengalaman saya."
Sebab itu, kita harus aktif dalam pembangunan tubuh Kristus supaya tidak dibelokan dan disesatkan menuju pembangunan babel.
Usia tua, muda, anak kecil adalah sasarannya babel semuanya.
Sebab itu harus aktif dalam pembangunan tubuh Kristus.
Tidak ada artinya jika kita kaya atau hebat, tetapi sudah diduduki oleh babel.
Babel tidak bisa ditanggulangi dengan kekuatan dunia, tetapi hanya bisa ditanggulangi oleh kekuatan pembangunan tubuh Kristus mulai dari dasar (
pengajaran yang benar dan korban Krsitus) dan
setia berkobar-kobar. Itulah benteng menghadapi babel.
Ezra 3: 10-11a3:10 Pada waktu dasarbait suci TUHAN diletakkan oleh tukang-tukang bangunan, maka tampillah para imam dengan memakai pakaian jabatandan membawa nafiri, dan orang-orang Lewi, bani Asaf, dengan membawa ceracap, untuk memuji-muji TUHAN, menurut petunjuk Daud, raja Israel.
3:11 Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian dan syukur: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nyakepada Israel!"
(terjemahan lama)3:11a. Maka menyanyilah mereka itu ganti-berganti, sambil memuji-muji dan mengucap syukur kepada Tuhan, sebab mahabaiklah Ia dan kemurahan-Nyaatas orang Israel kekal sampai selama-lamanya.“
Pada waktu dasar bait suci TUHAN diletakkan oleh tukang-tukang bangunan” = dulu Bait Allah secara jasmani pada zaman Ezra, sekarang dalam arti yang rohani.
“
tampillah para imam dengan memakai pakaian jabatan” = aktif dalam pembangunan tubuh Kristus,
sesuaidengan jabatan pelayanan.
"
Saya seringkali memberi contoh seumpama mau membangun gereja ini. Tukang batu yang bisa melakukannya (jabatan tukang batu). Coba tukang batagor suruh bikin. Seringkali kita salah. Jabatannya bukan disitu, tapi disuruh disitu. Sama seperti seperti tukang batagor disuruh jadi tukang batu, sehingga digoreng semua batanya. Ini yang paling banyak adalah gembala yang tugasnya memberi makan, tetapi tidak memberi makan (tukang batu diganti tukang batagor), sehingga tembok rumah tidak akan jadi, jadi bata goreng semua dan hancur."
Ayat 11= “
kasih setia-Nya” = “
kemurahan-Nya” (dalam terjemahan lama).
Kalau sudah ada
dasarpembangunan tubuh Kristus(berpegang pada pengajaran yang benar dan korban Kristus) dan
ada pelaksanaanpembangunan(pelayanan dengan setia berkobar-kobar sesuai dengan jabatan), maka
Yesus sebagaiImam Besar hadir ditengah-tengah kita dengan mengulurkan tangan kemurahan dan kebajikannyayang lebih besar dari apapun, yang tidak habis-habisnya, yang selalu baru setiap pagi
(“
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”).
Kemurahan dan kebajikan Tuhan inilah
KUNCI DAUD. Daud adalah gembala 2-3 ekor domba, tetapi bisa menjadi raja karena kemurahan dan kebajikan Tuhan.
Kita menghadapi akhir jaman yang sulit. Tetapi biarlah, kalau ada dasar bait Allah dan setia berkobar-kobar, maka Yesus hadir sebagai Imam Besar.
Raja Daud mengatakan “
kemurahan dan kebajikan Tuhan, mengikuti aku seumur hidupku” = setiap detak jantung kita/langkah-langkah hidup kita berada didalam tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan.
Tuhan adil, Tuhan tidak melihat kekayaan, kemiskinan, bodoh, pandai, tetapi yang Tuhan lihat adalah
DASAR DANKESETIAANdalam ibadah pelayanan sesuai jabatan. Jika itu ada, Tuhan mengulurkan tangan kemurahan kebaikanNya kepada kita.
Tangan kemurahan dan kebaikan Tuhan yang pernah dialami oleh raja Daud, akan kita alami saat ini.
Hasilnya:
- Hagai 2: 19-20
(2-19) Perhatikanlah mulai dari hari inidan selanjutnya--mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasarbait TUHANperhatikanlah
(2-20) apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohonanggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari iniAku akan memberi berkat!"
Hasil pertama: tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan yang besar sanggup:
- memberikan berkat= memelihara dan melindungi kita, mulai sekarang di zaman yang sulit, sampai zaman antikris berkuasa di bumi 3,5 tahun, sampai hidup kekal.
- “apakah pohon belum bebuah?”= mengangkat dari kegagalanmenjadi berhasil, indah dan bahagia pada waktu-Nya.
- mengangkat kita dari kejatuhan= memulihkan kita yang sudah jatuh dalam dosa atau kenajisan, sehingga bisa hidup benar dan suci (seperti raja Daud yang jatuh dalam dosa dengan Betsyeba, semestinya Daud mati, hancur, tetapi masih ada tangan kemurahan kebajikan Tuhan).
- Matius 7: 24-25
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuhsebab didirikan di atas batu.
Hasil kedua: tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan memberikan kekuatan ekstra, sehingga tahan uji dalam menghadapi pencobaan-pencobaan dari setan tritunggal:
- hujan lebat= setan dengan roh jahat, roh najis, dan roh durhaka. Kita akan tahan uji, tidak berbuat dosa dan tetap hidup benar.
- angin kencang= nabi palsu dengan angin/ajaran-ajaran palsu dan roh dusta. Kita menghadapi nabi palsu dengan kejujuran (tidak berdusta).
Setan bisa menyamar menjadi malaikat terang, ini hanya menyerupai, tetapi tidak sama. Dalam Wahyu 13, “nabi palsu seperti domba, tetapi suaranya seperti naga”. Inilah roh kepalsuan, roh dusta.
Hati-hati!Diluar kelihat baik sekali, tetapi begitu berbicara, begitu kejam.
Itu namanya nabi palsu, bahkan sampai ibadahpun dipalsukan.
- banjir= antikris dengan kekuatan mammon (ekonomi). Kita kuat dan tidak rubuh, kita tetap melayani Tuhan sampai Tuhan Yesus datang.
- Mazmur 136: 1-4
136:1. Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
136:2 Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
136:3 Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
136:4 Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
“kasih setia-Nya” = “kemurahan-Nya” (dalam terjemahan lama).
Hasil ketiga:tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan mampu melakukan keajaiban besarseorang diri.
Yesus di kayu salib berseru "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: 'Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?' . Yesus di kayu salib seorang diri dengan tangan kemurahan dan kebajikanNya untuk mengadakan mujizat besar/keajaiban besar atas hidup kita.
Keajaiban besar:
- Keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus = mujizat rohani= mujizat yang terbesar.
Kalau sakit jadi sembuh, setan dan dukun bisa melakukannya, kita ke gereja jangan hanya mencari seperti ini.
Keubahan hidup dimulai dari ketaatan dankejujuran. Dalam Efesus 4, pembaharuan dimulai dari ketaatan dan kejujuran. Kalau masih berdusta, itu belum mengalami keubahan dan mujizat.
- jika mujizat rohani terjadi, mujizat jasmanijuga terjadi, yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Kalau orang lain tidak mau menolong, jangan marah. Itulah kesempatan bagi kita hanya berharap Tuhan seorang diri dan Dia sanggup menolong kita.
Asalkan ada dasar dan setia berkobar-kobar, langkah-langkah hidup kita adalah langkah mujizat, yang rohani terus diubahkan dan yang jasmani akan terus ditolong Tuhan.
- sampai jika Yesus datang ke dua kali, terjadi mujizat yang terakhiryaitu kita akan diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia, menjadi tubuh Kristus yang sempurna, mempelai wanita yang siap menyambut kedatangan-Nya ke dua kali di awan-awan permai “berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin anak domba”. Kita bersama dengan Dia untuk selama-lamanya.
Ada
kemurahan dan kebajikan Tuhan, apapun keadaan kita, Tuhan akan tolong kita semuanya.
Tuhan memberkati.