Matius 24: 29-31= keadaan pada masa kedatangan Yesus yang kedua kali.
Menghadapi badai dasyat, hanya bisa ditolong lewat kemuliaan Tuhan (ay. 30).
Kita bisa menerima kemuliaan Tuhan lewat doa penyembahan.
Matahari menjadi gelap= malam hari (sudah dipelajari)= matahari terbenam= tidak ada kasih Allah lagi. Ini badai yang sangat dasyat, betul-betul badai maut. Sebab tanpa kasih Allah, semuanya tidak ada gunanya.
Kasih itu kekal. Kalau tidak ada kasih Allah, artinya tidak kekal, binasa untuk selamanya, tidak ada tempat dalam tubuh Kristus.
3 hal yang menyebabkan matahari terbenam:
- Efesus 4: 26= marah tanpa kasih, marah tanpa sebab, marah dengan emosi yang meledak-ledak, marah sampai membenci= membunuh. Contohnya adalah Kain terhadap Habel.
Kejadian 4: 4-8
Akibat marah sampai membunuh, muka Habel jadi muram, tidak ada kemuliaan lagi, tidak berseri-seri.
- Imamat 11: 24= kena bangkai, ada kontak dengan bangkai, bersentuhan dengan bangkai.
Kena bangkai, artinya pergaulan-pergaulan yang mematikan rohani.
Pergaulan itu antara lain:
- pergaulan-pergaulan dengan ajaran sesat.
- pergaulan-pergaulan dosa yang membuat pikiran berdosa dan perbuatan dosa.
Kalau sudah mati rohani, maka akan jatuh bangun dalam dosa dan tidak terasa lagi, tidak ada penyesalan lagi.
Orang semacam ini, wajahnya jadi buruk seperti anjing dan babi.
2 Petrus 2: 17, 20-22
Semakin berbuat dosa, hidup itu akan semakin buruk, sampai satu waktu jadi buruk seperti anjing dan babi, tidak ada kemuliaan lagi.
- Keluaran 22: 26-27= mengambil jubah gadai.
Roma 3: 23
= semua orang sudah kehilangan jubah kemuliaan dan telanjang karena jatuh dalam dosa. Dan ini sama dengan menggadaikan jubah kemuliaan dan kesucian. Tidak ada kebenaran dan kesucian lagi.
Orang telanjang/orang berbuat dosa ini sama dengan mempermalukan dirinya sendiri dan sama dengan mempertontonkan dagingnya, hidup hanya untuk dipermalukan.
Jadi, sudah tidak sepatutnya kita membicarakan dosa orang lain. Sebab, sebenarnya, ia sudah mempermalukan dirinya saat berbuat dosa. Dan ini sudah berat bagi dirinya sendiri.
Sikap kita adalah harus mengembalikan pakaian gadai sebelum matahari terbenam. Artinya sekarang adalah:- tidak membicarakan dosa-dosa orang lain.
- berdamai satu dengan yang lain. Saling mengaku dan saling mengampuni.
Membicarakan dosa orang lain, itu sama dengan menelanjangi orang yang sudah telanjang.
Tidak mau mengembalikan pakaian gadai sampai matahari terbenam, artinya suka membicarakan salah orang lain, apalagi yang belum jelas (bisa memfitnah). Dan orang semacam ini juga tidak mau mengampuni, yang otomatis tidak suka mengakui dosanya sendiri. Orang yang memfitnah, dalam hidupnya sudah tidak ada kasih Allah lagi.
Matius 16: 21-23
Berdamai= salib. Yesus rela disalib untuk mengembalikan pakaian gadai itu.
ay. 23= tidak mengembalikan pakaian gadai (kehidupan yang tidak mau berdamai), hidup itu memiliki wajah setan.
Di kayu salib, Tuhan mengakui dan mengampuni dosa-dosa kita. Dan ini bagaikan memberikan pakaian gadai pada kita. Dan ini yang ditarik oleh Petrus. Artinya, Petrus tidak mau menerima salib, yaitu tidak mau berdamai, tidak mau mengakui dosa dan mengampuni dosa orang lain. Sehingga, sekalipun hebat, yang ada pada Petrus bukanlah wajah kemuliaan, tapi wajah setan. Hidupnya sama seperti setan yang akan dibinasakan.
Allah itu adalah kasih, sehingga Ia rela korbankan AnakNya di kayu salib. Ia tidak rela kalau anak-anak Tuhan binasa seperti setan.
1 Yohanes 4: 8, 10
Tuhan ingin menolong kita yang punya wajah muram, wajah buruk, bahkan sampai pada wajah setan sekalipun.
Yesus mati di kayu salib dengan wajah yang sangat buruk, sampai seburuk setan (Yesaya 52: 13-14).
Yesus sebenarnya adalah Anak Allah yang wajahNya penuh dengan kemuliaan.
Tapi dikayu salib, wajahNya telah menjadi buruk, supaya anak Tuhan dengan wajah buruk, bisa diubahkan menjadi wajah kemuliaan seperti Yesus.
Dan jalan satu-satunya adalah lewat kasih Allah yang dipancarkan lewat kayu salib. Apapun keadaan kita, ada sinar matahari dari kayu salib untuk mengubahkan kita menjadi wajah kemuliaan.
Yeremia 31: 11-14
Matahari yang disinarkan, itu adalah kasih kemurahan dan kebajikan Tuhan.
Kegunaan kasih kemurahan dan kebajikan Tuhan:
- ay. 11= untuk membebaskan kita dari musuh-musuh kita, dari masalah-masalah kita yang membuat kita muram dan putus asa.
- ay. 12b= untuk memberkati dan memelihara hidup kita sehingga kita tidak terlantar dan merana lagi.
- ay. 13= untuk menghiburkan hati yang duka, menghapus air mata sampai membahagiakan kita.
- untuk mengubahkan kita, dari wajah muram, wajah buruk, dan wajah setan, membuat wajah kita berseri-seri. Praktiknya adalah:
- saling mengasihi dan saling menghargai (ditinjau dari kisah Kain dan Habel).
- hidup dalam kebenaran dan kesucian (ditinjau dari persoalan kena bangkai).
- saling berdamai satu dengan yang lain (ditinjau dari cerita Petrus).
Dan satu waktu, saat Yesus datang kembali, kita diubahkan jadi sama mulia dengan Tuhan, kita siap menyambut kedatanganNya yang kedua kali.
Matius 13: 41-43
ay. 42= akibat dari kehidupan yang tidak mau memanfaatkan kasih Allah, tetap tinggal pada wajah muram, wajah buruk dan wajah setan.
Tidak peduli apa keadaan kita malam ini. Tapi yang jelas, malam ini ada matahari kasih kemurahan Tuhan yang mampu mengubah wajah kita menjadi berseri-seri.
Tuhan memberkati.