Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 18 dalam susunan Tabernakel terkena pada buli-buli emas berisi manna--iman yang sempurna; kehidupan yang sempurna seperti Yesus, seperti emas yang dibakar semakin murni, bukan hancur.
Kita semua adalah buli-buli tanah liat. Kalau hanya diisi dengan perkara dunia: kepandaian, kekayaan, dan kedudukan, tetap akan hancur sampai binasa selamanya.
Oleh karena itu harus diisi dengan firman pengajaran yang benar, sehingga kita mendapatkan kehidupan kekal karena firman Tuhan juga kekal.
Kalau tidak mau diisi dengan firman pengajaran yang benar, pasti akan diisi dengan roh kejahatan, kenajisan, dan kebencian untuk dipakai dalam pembangunan Babel--gereja palsu; pelacur besar; mempelai wanita Setan--yang akan mengalami penghukuman Allah yang terakhir dan terbesar sampai kiamat dan neraka selamanya.
Wahyu 18: 9-11, 17-18 18:9. Dan raja-rajadi bumi, yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, apabila mereka melihat asap api yang membakarnya.
18:10. Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya dan mereka akan berkata: "Celaka, celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!"
18:11. Dan pedagang-pedagangdi bumi menangis dan berkabung karena dia, sebab tidak ada orang lagi yang membeli barang-barang mereka,
18:17. Dan setiap nakhoda dan pelayar dan anak-anak kapaldan semua orang yang mata pencahariannya di laut, berdiri jauh-jauh,
18:18. dan berseru, ketika mereka melihat asap api yang membakarnya, katanya: "Kota manakah yang sama dengan kota besar ini?"Ada tiga golongan manusia yang harus mengalami hukuman bersama dengan Babel:
- Ayat 9-10= golongan raja-raja--kedudukan--(diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 01 Desember 2022).
- Ayat 11-16= golongan pedagang-pedagang--kekayaan.
- Ayat 17-20= golongan pelaut atau pelayar.
AD. 1: GOLONGAN RAJA-RAJAWahyu 18: 9-1018:9. Dan raja-rajadi bumi, yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, apabila mereka melihat asap api yang membakarnya.
18:10. Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya dan mereka akan berkata: "Celaka, celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!"
Golongan raja-raja adalah:
- Orang yang mempunyai kedudukan tinggi di bumi tetapi tidak mempunyai kedudukan rohani; sama dengan tidak menjadi imam dan raja, sehingga pasti terimbas oleh dosa Babel, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinkan (percabulan, tontonan yang tidak baik, perselingkuhan, kawin campur, kawin cerai, dan kawin mengawinkan).
Kalau dibiarkan akan binasa bersama dengan Babel.
Kedudukan di sorga yaitu imam dan raja. Penghuni sorga adalah imam-imam dan raja-raja, karena Yesus adalah Raja segala raja dan Imam Besar.
- Orang yang mempunyai kedudukan rohani--imam dan raja--tetapi melayani tidak sesuai dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus, dan hanya melayani untuk kepentingan sendiri. Ini yang terjadi hari-hari ini.
Seringkali kita diberikan Tuhan jabatan penyanyi, penginjil, tetapi setelah terkenal malah menjadi gembala. Akhirnya tidak bisa memberi makan domba-domba.
Orang semacam ini akan menindas dan memeras sidang jemaat yang dipercayakan Tuhan; termasuk menindas hamba Tuhan yang lain.
"Gembala saya pernah mengatakan: Seperti domba, susunya diperas terus sampai keluar darah, tidak tahu. Padahal ini tidak diberikan makan."
Kalau dibiarkan akan binasa bersama dengan Babel.
Hati-hati, kedudukan jasmani boleh tetapi harus disertai dengan kedudukan rohani. Sudah menjadi imam dan raja hati-hati, sebab masih banyak yang melayani hanya untuk keuntungan diri sendiri.
"Dulu saya juga sempat mau meninggalkan Malang karena tidak kuat. Tetapi untung ingat kesaksian om Pong. Saya pernah diundang di satu desa di Jawa Tengah, saya berdoa: 'Tuhan pindahkan aku di sini, gembala ini pindahkan di Malang.' Saya benar-benar tidak kuat. Ini tidak boleh, karena pelayanannya untuk kepentingan diri sendiri. Saat kita dipuji dan diberkati kita senang, tetapi saat dihina mau pergi. Akhirnya saya minta maaf kepada jemaat."
Oleh sebab itu
kita harus menerima panggilan dan pilihan Tuhan untuk menjadi imam dan rajayang bertabiat seperti Yesus sebagai Imam Besar dan Raja segala raja, yaitu
rendah hati, lemah lembut, dan sabar, sehingga kita hidup dalam kasih karunia Tuhan sampai hidup kekal selama-lamanya.
Rendah hati artinya mau direndahkan.
Mungkin kita juga mempunyai pengalaman. Kita disinggung lalu mau berhenti melayani, inilah tanda bahwa kita bukan melayani Tuhan, melainkan melayani kepentingan diri sendiri. Ujiannya yaitu saat ada sesuatu, kita tidak mau melayani lagi, lalu mulai menyalahkan, menindas, dan memfitnah orang lain. Inilah pelayanan hanya untuk kepentingan diri sendiri.
Matius 5: 13-14 5:13. "Kamu adalah garamdunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
5:14. Kamu adalah terangdunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Kedudukan warga negara sorga--kedudukan sorgawi--adalah menjadi
garam dan terang.
Kita menjadi garam yang berguna.
Menjadi terang sudah diterangkan pada
Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 01 Desember 2022.
Sekarang kita belajar tentang menjadi
garam yang berguna. Kalau tidak berguna--garam tawar--, hanya akan diinjak-injak oleh Antikris; disiksa, dianiaya tiga setengah tahun, sampai menyembah Antikris sehingga menjadi sama dengan Antikris untuk dibinasakan selamanya.
Apa yang harus kita lakukan untuk jadi garam yang berguna--imam dan raja yang berkenan kepada Tuhan; tidak terimbas dosa babel--?
- Garam harus tetap asin.
Markus 9: 49-50
9:49. Karena setiap orang akan digarami dengan api.
9:50. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Bagaimana caranya?
- Kita harus berdamai dengan Tuhan dan sesama.
Berdamai sama dengan mengaku dosa; datang ke kayu salib. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
Kita juga mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.
Hasilnya: darah Yesus membasuh segala dosa kita, sehingga hati kita mengalami damai dan tenang. Hati damai dan tenang adalah tempatnya Roh Kudus; sama dengan digarami oleh Roh Kudus--menjadi garam yang asin.
Kalau ada dosa yang dipertahankan, tidak ada Roh Kudus--menjadi garam yang tawar.
Jaga hati damai!
Jangan biarkan rasa tidak suka dan dosa-dosa yang kecil! Lama-lama bisa menumpuk menjadi fitnah, gosip--pahit hati.
Ada apa-apa, cepat selesaikan, kalau orang itu tidak mau, terserah, yang penting hati kita damai.
Efesus 4: 30-32
4:30. Dan janganlah kamu mendukakan Roh KudusAllah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
4:31. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
4:32. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
(terjemahan lama)
4:32. Hendaklah kamu murah hati di antara sama sendiri, dan lembut hati, sambil bermaaf-maafan sama sendiri, sebagaimana Allah juga di dalam Kristus sudah mengampuni kamu.
'fitnah' = salah jadi benar, benar jadi salah, karena sesuatu.
'mendukakan Roh Kudus'= tidak ada urapan Roh Kudus, sehingga membuat garam menjadi tawar.
Ayat 31= garam yang tawar.
Ayat 32= garam yang asin--tabiat Imam Besar.
Beberapa hal yang mendukakan Roh Kudus--hati tidak damai, garam yang tawar--adalah kepahitan, kegeraman, kemarahan pertikaian, dan fitnah. Harus dibuang dari antara kita, sehingga kita bisa memiliki tabiat Yesus, yaitu: ramah, penuh kasih mesra, dan saling mengampuni.
Pertahankan garam asin kalau tidak mau dihukum bersama dengan Babel!
- Tergembala dengan benar dan baik.
Orang tidak tergembala adalah sama seperti lautan luas yang tidak bisa tenang, selalu ditandai dengan angin dan gelombang. Lautan inilah yang diduduki oleh Babel (Wahyu 17: 15), sehingga orang yang tidak tenang pasti terimbas oleh Babel.
Gembala yang tidak tergembala, sidang jemaatnya akan mati rohani.
Sekalipun laut asin tidak mungkin jadi garam asin, hanya airnya saja yang asin. Tetapi setelah dialirkan ke tambak, baru bisa menjadi garam yang asin.
Air laut yang dialirkan ke tambak sama dengan tergembala. Di dalam penggembalaan daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya dibendung, supaya tidak diduduki oleh Babel. Waspada!
Tergembala= ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--tiga macam alat dalam ruangan suci--:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
Kita diberi minum.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
Kita diberi makan.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Kita bisa bernafas--doa adalah nafas orang kristen.
Mengapa harus ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok? Manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh. Tuhan terdiri dari Allah Bapa, Anak Allah, dan Roh Kudus.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, sehingga daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya dibendung.
Kalau keinginan tidak bisa dikontrol lagi, akan jadi hawa nafsu.
Daging dengan segala hawa nafsunya hanya memicu dosa sampai puncaknya dosa. Karena itu perlu dibendung, sehingga hati kita damai dan tenang. Kita menjadi tempatnya Roh Kudus--digarami oleh Roh Kudus. Kita menjadi garam yang asin.
Syarat tergembala dengan benar dan baik:
- Rendah hati.
1 Petrus 5: 6
5:6. Karena itu rendahkanlah dirimudi bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Ini adalah pasal penggembalaan--perikop: Gembalakanlah kawanan domba Allah.
Rendah hati artinya:
- Tidak jual mahal, tidak memberi harga yang tinggi pada diri sendiri.
Tuhan tidak pernah memaksa. Kalau jual mahal dan tidak mau melayani terus menerus, satu waktu tidak akan bisa melayani karena diganti oleh orang lain.
Contoh: Yudas diganti oleh Matias.
- Tidak mau menonjol. Kalau mau menonjol, pasti banyak menuntut.
Yang benar adalah kita hanya melakukan kewajiban kita dan tidak menuntut hak--doulos.
- Menyerahkan segala kekhawatiran kepada Tuhansebagai Gembala Agung, sehingga hati kita menjadi tenang dan damai. Tidak ada kekhawatiran lagi.
1 Petrus 5: 7
5:7. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Kita digarami oleh Roh Kudus, sehingga kita menjadi garam yang asin.
Tugas garam yang asinadalah memberi rasa enak kepada orang lain; menjadi berkat bagi orang lain; dan mencegah kebusukan diri sendiri karena dusta, dosa dan sebagainya.
Kita akan mengalami kuasa Tuhan untuk melindungi dan memelihara kehidupan kitayang kecil tak berdaya di tengah kesulitan dunia.
Akhir zaman ini dunia bertambah sulit. Kalau hanya bergantung pada kedudukan di dunia, satu waktu kita tidak bisa apa-apa lagi. Tetapi kalau menjadi garam yang asin, baik kedudukan tinggi atau sederhana, Roh Kudus akan menolong kita semuanya.
- Garam harus rela melarut atau hancur.
Artinya:
- Rela berkorban; sengsara daging karena Yesus untuk dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Semua harus dikorbankan untuk pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--waktu, tenaga, pikiran--, kecuali firman pengajaran yang benar/pribadi Yesus.
Pembangunan tubuh Kristus dimulai dari nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna.
- Tidak mementingkan diri sendiri--tidak egois.
Kalau egois tidak akan bisa bersekutu atau menikah. Seperti firman 'tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja,' artinya tidak baik kalau manusia egois. Kalau egois tidak akan bisa menikah.
Contoh: Abraham mengorbankan Ishak di atas gunung Moria. Di sanalah tempat Salomo membangun Bait Allah.
Di mana ada pengorbanan--sengsara karena Yesus--dan tidak egois, di sana Bait Allah dibangun.
Rela berkorban dan tidak egois adalah dasar yang kuat untuk pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Mulai dari nikah bisa kita layani sampai tubuh Kristus yang sempurna. Di dalam nikah keluarga bisa merasakan enak karena kita menjadi garam yang asin.
Kita tetap berkedudukan sebagai warga sorga; menjadi garam yang berguna , supaya tidak ikut dihukum bersama babel.
Bagaimana caranya menjadi garam yang berguna? Menjadi garam yang asin lewat berdamai dan tergembala, sehingga memberi rasa enak kepada yang lain.
Selanjutnya, garam harus rela melarut; ada pengorbanan dan tidak egois.
- Garam mau dikirim ke tempat-tempat yang tidak sesuai dengan kehendaknya; sama dengan taat sampai daging tidak bersuara.
Kalau sudah tiba di tempat pengiriman, tetap taat dengar-dengaran. Jangan melawan!
Saudara sekarang ada di mana? Di situlah garam harus asin. Mungkin kita juga berpikir: Kenapa punya suami ini, kenapa punya istri ini dan sebagainya?Sudah dikirim oleh Tuhan, harus tetap berada di situ. Yang penting taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi, seperti Yesus taat sampai mati di kayu salib. Itu adalah bau harum di hadapan Tuhan.
"Saya dipindahkan dari Gending ke Malang oleh om Pong, saya langsung bilang: 'Tidak mau, saya cukup di Gending.' Om Pong bilang: 'Jangan begitu, harus sesuai kehendak Tuhan.' Lalu saya minta ampun. Setelah di Malang saya mau pergi lagi, saya berdoa kepada Tuhan, supaya dipindahkan. Ini salah. Kalau Tuhan tidak berkemurahan, habis saya. Ternyata masih ada kemurahan Tuhan. Kita juga mungkin berpikir: Mengapa saya harus mempunyai suami atau istri ini? Kenapa harus di sini? Kalau bukan kemurahan Tuhan, kita akan hancur. Sekarang ini mari kembali kepada kemurahan Tuhan. Saya dikirim ke manapun, saya taat dengar-dengaran."
Efesus 5: 1-2
5:1. Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
5:2. dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Taat sampai daging tidak bersuara sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan--'Terserah Engkau, Tuhan'--, dan kita akan berbau harum di hadapan Tuhan. Kita selalu diingat oleh Tuhan.
Imamat 2: 13, 2
2:13. Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam.
2:2. Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
Korban sajian yang diberi garam kalau dibakar akan jadi korban api-apian yang berbau harum di hadapan Tuhan--diingat oleh Tuhan.
Kehidupan yang digarami oleh Roh Kudus--taat dengar-dengaran--selalu berbau harum di hadapan Tuhan, dan diingat oleh Tuhan, dan kita juga hanya ingat Dia.
Kita hidup dalam tangan belas kasih Tuhan.
Hasilnya:
- Mazmur 103: 11-14
103:11. tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
103:12. sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
103:13. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
103:14. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
Ayat 14= kita sering lupa diri, merasa menjadi emas dan hebat, sampai menekan orang lain. Kita harus sadar, kita hanyalah debu tanah liat yang banyak kekurangan kelemahan secara jasmani dan rohani.
Hasil pertama: Tuhan ingat kita hanya debu yang penuh kelemahan secara jasmani--tidak mampu apa-apa--dan rohani--tidak layak; banyak dosa-dosa.
Tuhan ulurkan tangan belas kasihnya untuk membentuk kita menjadi bejana kemuliaan-Nya.
Roma 9: 22-23
9:22. Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan--
9:23. justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nyayang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,
Hati-hati, ada benda kemurkaan dan benda kemuliaan. Kalau tidak taat, akan menjadi benda kemurkaan yang dibinasakan. Kalau taat, akan menjadi benda kemuliaan.
Tangan belas kasih Tuhan membentuk kita yang bagaikan tanah liat--tidak layak dan tidak mampu--, menjadi bejana kemuliaan Tuhan, yaitu menjadi imam-imam dan raja-raja yang memuliakan dan mengagungkan Tuhan.
Ini disebut juga bejana--buli-buli--belas kasih Tuhan, artinya kita hidup dari belas kasih dan kemurahan Tuhan.
Kalau sudah tidak bisa semuanya baik jasmani ataupun rohani, tinggal satu, yaitu belas kasih Tuhan. Yesus mati dengan empat luka utama untuk bangsa Israel. Tetapi karena belas kasihan -Nya, Dia rela lambung-Nya ditikam. Inilah luka kelima untuk bangsa kafir.
Kita akan ditolong dan dipelihara oleh belas kasih Tuhan, mulai hidup sekarang ini, masa depan, sampai hidup kekal selamanya.
Jadilah bejana kemuliaan Tuhan yang memuliakan dan mengagungkan Tuhan di manapun, kapanpun, dan situasi apapun. Kita juga menjadi buli-buli belas kasih Tuhan, sehingga kita hidup dalam belas kasihan Tuhan. Di tengah kemustahilan kita bisa hidup, ada masa depan yang berhasil dan indah, sampai hidup kekal selamanya.
- Yesaya 49: 14-16
49:14. Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku."
49:15. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
49:16. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
Ayat 14 = karena tekanan yang berat, sehingga bangsa Israel berkata: Tuhan telah melupakan aku.
Ayat 15 = sudah banyak ibu kandung membuang anaknya, tetapi belas kasih Tuhan tidak berubah (kasih Tuhan tidak bergeser).
Hasil kedua: Tuhan ingat bahwa kita hanya seperti bayi yang tidak bisa apa-apa.
Banyak ibu kandung sudah lupa dengan anak kandung, tetapi Tuhan tidak pernah melupakan kita. Kasih Tuhan tidak berubah sampai selamanya.
Tuhan mengukirkan kita di telapak tangan-Nya; tangan belas kasih-Nya menggendong kita yang tak berdaya. Dia bertanggung jawab atas hidup mati kita.
Dan Tuhan menanggung segala beban kita, dan memberi kita damai sejahtera, sehingga semua enak dan ringan.
Tuhan memberikan pertumbuhan rohani kepada kita, artinya menyucikan dan mengubahkan kitasampai layak masuk Yerusalem baru kekal selamanya.
Tuhan mengingat kita sebagai debu dan sebagai bayi.
Ada keistimewaan bagi seorang penjahat yang disalibkan di sebelah Yesus, dia berkata: Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.
- Tuhan mengingat kita pada saat kedatangan-Nya kedua kali di awan permai (Lukas 23). Dia menyucikan dan mengubahkan kitasampai sempurna.
Apapun kekurangan kita, yang penting menjadi garam yang asin--berdamai dan tergembala--, garam harus melarut--berkorban untuk pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, dan tidak egois--, dan tetap taat.
Kalau penjahat saja Tuhan ingat, apalagi kita sebagai imam dan raja, tentu sangat diingat oleh Tuhan. Jika Yesus datang kembali kita disucikan dan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk Yerusalem baru selamanya.
Tuhan ingat kita tidak berdaya; kita hanya seperti debu, bayi, dan penjahat di sebelah Yesus. Di luar tangan belas kasihan Tuhan kita akan mati. Tetapi di dalam tangan belas kasihan Tuhan ada harapan baru bagi kita.
Tuhan memberkati.