Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 9: 20-219:20. Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobatdari perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhaladari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayuyang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan,
9:21. dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian.Ayat 13-19 merupakan peperangan besar yang membunuh sepertiga dari umat manusia (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 22 Mei 2019sampai dengan
Ibadah Raya Surabaya, 21 Juli 2019).
Tetapi masih ada manusia lain, yang tidak mati oleh peperangan itu. Mereka sudah melihat sepertiga dari umat manusia mati, tetapi mereka tetap tidak mau bertobat sampai tidak bisa bertobat--terus berbuat jahat.
Wahyu 22: 1122:11.Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"
Di akhir zaman memang terjadi dua arus kegerakan:
- Hamba/pelayan Tuhan yang maubertobat--hidup benar dan suci--akan bertambah benar dan suci, sampai tidak ada keinginan daging terutama keinginan akan uang, sehingga bisa mempersembahkan emas, perak, tembaga, kayu, dan batu untuk pembangunan Tabernakel jasmani--bukan menyembah emas, perak, tembaga, batu, dan kayu--; sekarang artinya: mempersembahkan waktu, tenaga, pikiran, sampai seluruh hidup untuk dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--Tabernakel rohani; mempelai wanita sorga yang memiliki kasih mempelai/kasih sempurna (dua loh batu; Wahyu 8 dan 9 dalam susunan Tabernakel terkena pada dua loh batu).
Inilah akhir dari Wahyu 9, yaitu secara positif: MEMILIKI DUA LOH BATU, artinya:
- Mengasihi Tuhan lebih dari semua; mengutamakan Tuhan lebih dari semua.
- Mengasihi sesama seperti diri sendiri bahkan mengasihi musuh--membalas kejahatan dengan kebaikan.
- Wahyu 9: 20-21
9:20. Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobatdari perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhaladari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayuyang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan,
9:21. dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian.
Arus yang kedua: manusia lain, yang tidak terbunuh oleh peperangan besar tetap tidak maubertobat--keras hati--, sampai tidak bisabertobat; ia tetap menyembah berhala dan berbuat dosa, terutama dosa pembunuhan, pencurian, sihir, dan percabulan:
- Pembunuhan= dimulai dari iri hati, kebencian tanpa alasan--seperti kakak-kakak Yusuf terhadap Yusuf--, kedengkian, lalu membunuh--mencerai-beraikan tubuh Kristus. Ini berarti tidak mengasihi sesama.
Kalau suci, kita akan membangun tubuh Kristus mulai dari nikah.
Kita bisa melayani dalam nikah dan menyatu dalam nikah bukan karena hebat atau kaya, tetapi suci.
Baik miskin maupun kaya atau apapun, kalau suci pasti bisa melayani nikah dan menyatu dalam nikah.
Tetapi kalau tidak suci, akan mencerai-beraikan--Yusuf dijual dan tiba ke negeri lain.
- Sihir= dukun-dukun--sudah terjadi banyak hal, tetapi tetap percaya dukun. Ini berarti tidak mengasihi Tuhan.
Hati-hati dalam gereja ada dukun modern--pendeta jadi dukun modern; tidak menggunakan kemenyan tetapi minyak urapan yang ditaruh di truknya dan lain-lain; sama dengan jimat-jimat. Kita harus hati-hati.
- Percabulan= dosa makan minum dan kawin mengawinkan--tidak mengasihi sesama.
Percabulan adalah hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami isteri sah atau hubungan sesama jenis. Itu sebenarnya tidak mengasihi sesama--kasih ditandai dengan kesucian.
Kalau suci, pasti ada kasih; kalau percabulan pasti tidak ada kasih.
Tanda pertama persekutuan yang benar--mulai dari nikah--adalah kesucian. Kalau tidak suci, tidak akan bisa melayani dalam nikah, dan nikah tidak akan bisa menjadi satu.
- Pencurian= mencuri milik sesama--tidak mengasihi sesama--, dan mencuri milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus--tidak mengasihi Tuhan.
Inilah kehidupan yang tidak bertobat; menyembah berhala dan mempertahankan empat dosa di atas sehingga hidupnya tanpa kasih; sama dengan TIDAK MEMILIKI DUA LOH BATU.
Hati-hati, sementara kitab Wahyu 8 dan 9 terkena pada dua loh batu, ternyata diakhiri dengan manusia yang menolak dua loh batu--tanpa kasih--, sehingga mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri. Tuhan tolong semuanya.
Roma 2: 4-5
2:4.Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nyadan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
2:5. Tetapi oleh kekerasan hatimuyang tidak mau bertobat, engkau menimbun murkaatas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
'kekerasan hatimu'= Tuhan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk bertobat, tetapi tidak mau karena keras hati.
Tuhan sudah menyediakan tiga sarana pokok supaya kita bisa bertobat dan harus bertobat:
- Kesabaran-Nya= Tuhan belum datang kembali, dan kita masih diberi panjang umur.
Ingat baik-baik! Perpanjangan umur yang Tuhan berikan harus digunakan untuk bertobat, bukan lain-lain.
- Kelapangan hati-Nya= semua jenis dosa yang diakui pasti diampuni oleh Tuhan.
Kalau manusia terbatas dalam mengampuni--hatinya sempit.
Contoh: mungkin isteri berkata kepada suaminya: Pak, uangnya habis.: Oh, tidak apa-apa, nanti Tuhan berkati.Tetapi kalau isteri berkata: Pak, aku selingkuh.Kalau ini belum tentu bisa mengampuni karena hati manusia terbatas.
Hati manusia terbatas tetapi hati Tuhan tidak terbatas. Jadi tidak ada alasan untuk tidak bertobat.
- Kemurahan-Nya= kita masih diberi tubuh--manusia memiliki tubuh, jiwa, dan roh.
Kalau ada tubuh berarti masih bisa bertobat, karena Yesus menebus dosa dalam bentuk tubuh manusia--Ia lahir menjadi manusia yang tidak berdosa.
Kalau sudah meninggal dunia--tidak ada tubuhnya--tidak bisa bertobat lagi.
Malaikat hanya memiliki roh, sehingga tidak bisa bertobat, kalau berbuat dosa, langsung jadi setan.
Binatang memiliki tubuh, bisa bertobat tetapi tidak perlu karena tidak punya roh yang kembali pada Tuhan.
Inilah tiga sarana yang Tuhan berikan, tetapi kalau keras hati--tidak mau bertobat sampai tidak bisa bertobat seperti setan sekalipun ia punya tubuh--, ia sedang menimbun murka Allah; kebinasaan selamanya.
Keras hati sama dengan batu keras; menjadi batu sandungan.
Matius 18: 6
18:6."Tetapi barangsiapa menyesatkansalah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernyalalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
'menyesatkan'= menyandung.
Kalau tidak mau bertobat karena kekerasan hati, firman datang, tetap tidak mau bertobat, sehingga hati semakin keras, firman diulang lagi, tetap tidak mau bertobat sehingga hati semakin keras, terus begitu, sampai tidak bisa bertobat--sekeras hati Firaun/sekeras batu kilangan.
Saat Israel mau keluar dari Mesir, Firaun menghalangi, sehingga Tuhan menghukum Mesir. Satu kali dihukum, belum bisa, dua kali, belum bisa, sampai sepuluh tulah baru Firaun kalah.
Karena itu firman perlu diulang. Satu kali dengar masih belum mau bertobat. Terus diulang, sampai satu waktu ada yang bisa bertobat kalau mau melembut, tetapi ada yang tidak mau mendengar firman lagi, berarti hatinya sudah sekeras batu kilangan, tidak bisa bertobat lagi, sehingga menjadi batu sandungan. Hati-hati!
Akibatnya:
- Lehernya diikat dengan batu kilangan.
Artinya:
- Batu kilangan digunakan untuk menggiling gandum secara jasmani--untuk makanan. Kalau digantungkan di leher berarti batunya tinggal satu, sehingga tidak bisa menggiling gandum; sama dengan mengalami kesulitan di bidang ekonomi.
Jadi berbuat dosa itu bukan membuat diri enak, tetapi mempersulit diri dalam segala hal.
Kaum muda, kalau ada sesuatu yang dipertahankan sekolah akan jadi sulit, pekerjaan sulit terus, sementara orang lain tidak kesulitan--seperti ada kaca.
Kalau ada dosa, seperti ada kaca di antara kita dan Tuhan. Kita berseru-seru, tetapi Tuhan tidak bisa menolong.
Kalau meninggalkan dosa, kaca akan terbuka dan Tuhan cepat menjangkau kita.
Jangan ditipu setan!
Dulu Akhan mencuri emas dan lain-lain yang seharusnya dibawa ke rumah perbendaharaan--sekarang menunjuk pada persepuluhan. Dia pikir enak. Tidak! Akhirnya ia sekeluarga dibawa ke lembah Akhor, artinya lembah kesukaran/kesulitan.
Sekarang artinya menghadapi kesulitan dalam segala hal. Periksa diri! Ada dosa yang masih dipertahankan. Biar firman yang bicara kepada kita masing-masing. Selesaikan!
- Secara rohani gandum menunjuk pada firman.
Batu kilangan digantungkan di leher artinya tidak bisa mengerti firman, sementara yang lain mengerti.
"Ada seorang yang bersaksi pada saya--teman di gereja lama--: 'Aku tidak mengerti dalam pengajaran, sampai aku mimpi didatangi pendetanya, lalu telingaku ditusuk, baru mengerti.' Itu karena ada sesuatu yang disembunyikan. Dulu saya sombong juga. Waktu guru bertanya: 'Kenapa hamba Tuhan tidak mengerti pengajaran?' Saya berpikir karena tidak sekolah atau sekolahnya kurang--dulu saya bekerja sebagai guru. Bukan! Yang benar adalah hamba Tuhan tidak mengerti firman pengajaran karena keras hati. Setelah punya anak, saya baru tahu, anak saya bisa mencatat firman saat masih kecil."
Kalau tidak mengerti firman, bahaya, hidupnya akan kosong--seperti rumah yang teratur, rapi, dan bersih tetapi kosong, sehingga tujuh setan masuk. Benar-benar menjadi sarang penyamun--tempat roh jahat dan najis. Ia tidak mengalami kepuasan, dan akhirnya jatuh dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan--jatuh dalam dosa Babel; binasa untuk selamanya.
Wahyu 18: 21
18:21.Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.
Tenggelam dalam dosa Babel sama dengan tenggelam dalam lautan api dan belerang untuk selama-lamanya.
- Ditenggelamkan ke dalam laut=
- Kegagalan total; hidup tidak indah lagi. Kalau sudah tenggelam, apa lagi yang mau diharapkan?
- Kemustahilan.
Mari periksa diri! Kalau seperti menghadapi jalan buntu, jangan-jangan sedang tenggelam karena kekerasan hati.
Menjadi batu sandungan artinya menjadi sandungan dan gampang tersandung. Ini adalah kekerasan hati dan kesombongan; tidak mau merendahkan diri. Tidak peduli kalau sudah menjadi sandungan bagi orang lain, dan mudah tersandung. Orang semacam ini sedang tenggelam.
Mengakhiri kitab Wahyu 9, mari
pertahankan dua loh batu/kasih lewat MELEMBUTuntuk bisa bertobat. Jangan tetap keras; tanpa kasih!
Kalau melembut kita bisa menerima kasih mula-mula dari kayu salib.
Praktiknya:
- Percaya Yesuslewat mendengar firman Kristus dengan kebutuhan yang sungguh-sungguh sampai mengerit dan percaya firman--menjadi iman dalam hati.
Firman Kristus= firman dalam urapan Roh Kudus.
- Bertobat. Setelah firman menjadi iman di dalam hati, firman akan menjadi rem sehingga kita tidak berbuat dosa lagi--bertobat--; berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan.
- Lahir baru--baptisan air dan baptisan Roh Kudus.
Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi--langit terbuka--yaitu mengalami baptisan Roh Kudus--kepenuhan/urapan Roh Kudus.
Kita tidak lagi mengikuti daging dengan segala hawa nafsunya dan dunia, tetapi Tuhan yaitu hidup benar dan suci.
Apapun dosa kita, masih bisa bertobat lewat tiga sarana yang Tuhan sediakan: kesabaran, kelapangan hati, dan kemurahan-Nya.
Kalau sudah hidup benar dan suci,
hasilnya--dikaitkan dengan batu dan leher, karena tadi batu kilangan diikatkan di leher--:
- 1 Petrus 2: 5
2:5.Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidupuntuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Yang pertama: kita menjadi BATU HIDUP, bukan batu sandungan.
Artinya: kita diangkat menjadi imam dan raja.
Pilih salah satu: jadi batu sandungan atau batu hidup! Kalau tidak mau menjadi batu hidup pasti jadi batu sandungan.
Imam dan raja adalah:
- Seorang yang suci.
- Seorang yang memangku jabatan pelayanan dari Tuhan bukan dari diri sendiri--sesuai dengan beban pelayanan yang diberikan Tuhan.
- Sesudah memangku jabatan pelayanan dari Tuhan, jabatan pelayanan harus dikerjakan, artinya seorang yang beribadah melayani Tuhan sesuai dengan jabatan pelayanan dari Tuhan dengan setia dan benar, setia dan berkobar sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali.
Dulu, dua belas murid merupakan batu hidup. Satu waktu mereka menjadi batu permata di Yerusalem baru.
Begitu juga dengan kita. Imam dan raja--batu hidup--harus berada di dalam ruangan suci untuk diproses sampai satu waktu menjadi BATU PERMATAdi Yerusalem baru.
Imamat 21: 12
21:12. Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Perikop: kudusnya pada imam.
Setelah menjadi ada imam, ada ketentuannya, bukan dari pendeta, yaitu imam tidak boleh keluar dari tempat kudus, itulah ruangan suci dalam Tabernakel.
Dulu, Tuhan memperlihatkan kerajaan sorga kepada Musa, lalu Ia perintahkan Musa untuk membuat kerajaan sorga di bumi, itulah Tabernakel, supaya di bumi sama seperti di sorga.
Tabernakel terdiri dari tiga ruangan: halaman--keselamatan--, ruangan suci, dan ruangan maha suci--kesempurnaan.
Kita sudah selamat tetapi belum sempurna, karena itu seorang imam harus berada di ruangan suci, sekarang artinya masuk dalam kandang penggembalaan--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, sehingga tidak bisa dijamah setan tritunggal--tidak bisa dijatuhkan, disesatkan, tersandung, dan tidak bisa menjadi sandungan--, dan kita mengalami penyucian dan pembaharuan oleh Allah Tritunggal lewat firman, Roh Kudus, dan kasih Allah, sampai kita menjadi batu permata di Yerusalem baru--dari batu hidup menjadi batu permata.
Wahyu 21: 19-20
21:19. Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,
21:20. dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.
Ini adalah dua belas permata yang berasal dai dua belas batu hidup, itulah dua belas rasul--Yudas Iskariot digantikan oleh Matias.
Lewat penggembalaan, batu hidup terus disucikan dan diubahkan--ditingkatkan--sampai menjadi batu permata di Yerusalem baru.
Wahyu 21: 11
21:11. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Pembaharuan dimulai dari:
- 'Jernih seperti kristal'= jujur.
- 'Yaspis' artinya nyala api= setia berkobar; kerinduan yang menyala-nyala.
Jadi, seorang imam harus jujur dan setia berkobar-kobar.
Bagaimana kita? Ada kerinduan atau kebosanan?
Tetapi kalau semakin disucikan dan dibaharui kita akan semakin setia berkobar, ditambah dengan jujur.
Inilah batu permata di Yerusalem baru--ada jaminan hidup sekarang sampai hidup kekal.
Pelihara kejujuran dan kesetiaan! Ada jaminan dan pembelaan dari Tuhan untuk hidup di dunia sampai masuk Yerusalem baru.
Mari melembut! Jangan tetap keras. Ada dosa yang diingatkan Tuhan, berhenti.
Yang belum baptisan air, nanti percaya Yesus dan bertobat, kemudian masuk baptisan. Yang sudah dibaptis dalam baptisan air yang benar, periksa hasilnya, yaitu hidup benar dan suci.
Kalau sudah hidup benar dan suci kita akan diangkat menjadi batu hidup.
- Tadi, batu kilangan ditaruh di leher--orang yang menjadi sandungan.
Yang kedua: kalau hidup benar dan suci, leher akan dikalungkan kasih setia Tuhan.
Amsal 3: 3
3:3. Janganlah kiranya kasih dan setiameninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
Kasih setia Tuhan menanggung dosa kita dan memberikan kalung kasih setia di leher. Kasih setia-Nya tidak bergeser dan berubah sedikitpun sekalipun kasih ibu kepada bayi kandung sudah bergeser.
Yesaya 49: 14-15
49:14. Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku."
49:15. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
Saat itu Israel dalam keadaan ditindas, mereka sudah putus asa, dan merasa Tuhan sudah meninggalkan mereka.
"Ada yang pernah berkata: Untuk apa kita datang beribadah siang-siang? Apa gunanya? Itu orang putus asa. Sama seperti yang dikatakan oleh Sion dulu. Ada gunanya!"
Kasih setia Tuhan tidak bergeser dan berubah sedikitpun apapun keadaan kita. Selama kita masih mau mendengar firman, kasih setia Tuhan masih berlaku atas kehidupan kita. Camkan baik-baik!
Daud sudah jatuh dengan Batsyeba, tetapi masih mengalami kasih setia Tuhan karena ia mau mendengar firman yang keras dari nabi Natan.
Leher dikalungkan kasih setia Tuhan= kita banyak menyembah Tuhan; menangis kepada Dia--leher menunjuk pada doa penyembahan.
Posisi kita: seperti bayi dalam pelukan tangan Tuhan; hanya menangis kepada Dia, berharap belas kasih-Nya yang besar dan tidak berubah sedikitpun.
Hasilnya:
- Mazmur 17: 7-8
17:7. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
17:8. Peliharalah akuseperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
Hasil pertama: tangan kasih setia Tuhan yangajaib/besarsanggup untuk melindungi dan memelihara kitayang kecil tak berdaya di tengah kesulitan dunia yang semakin membesar sampai zaman antikris.
Yang penting, jangan keras! Tuhan bicara apa pada kita, mari selesaikan semuanya, berubah, kembali menjadi bayi yang hanya menangis.
Untuk apa tetap keras hati? Lebih baik melembut, biar kasih setia Tuhan ada di sana, dan semua lancar.
Keadaan dunia semakin sulit, tetapi kita merasakan kasih setia Tuhan semakin besar dan ajaib, sampai nanti zaman antikris kita benar-benar mengaku bahwa kita hidup dari Tuhan.
Semua yang dari dunia hanya sarana, tetapi yang menghidupi kita adalah kasih setia Tuhan.
- Kejadian 39: 21-23
39:21. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nyakepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
39:22. Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.
39:23. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Di dalam penjara serba terbatas, tetapi kasih Tuhan tidak terbatas.
Tuhan izinkan kita menghadapi 'penjara', supaya kita mengakui bahwa kita hidup dari kasih setia Tuhan yang tidak terbatas, bukan modal kita.
Hasil kedua: tangan kasih setia Tuhan yang tidak terbatassanggup membuat kita yang terbatas menjadi berhasil dan indah pada waktunya.
Kita boleh berusaha, tetapi jangan bergantung pada itu semua. Ada keterbatasan, supaya kita terutama bergantung pada kasih setia Tuhan yang tidak terbatas oleh apapun. Itu sudah cukup bagi kita.
- Yesaya 54: 10
54:10. Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamudan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.
Hasil ketiga: kasih setia Tuhan yang tidak berubahsanggup untuk mengubahkan kitadari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, yaitu kuat teguh hati: tidak kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan tetapi tetap percaya dan berharap Tuhan; tetap menyembah Dia sekalipun Tuhan tidak menolong--seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego.
Kalau kuat teguh hati, kita akan mengalami damai sejahtera.
Biar tangan kasih setia Tuhan mengadakan mujizat rohani. Dan mujizat jasmani akan terjadi : semua menjadi baik dan selesai.
1 Tawarikh 28: 20
28:20. Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.
Semua selesai pada waktunya; yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Kita terus disucikan dan diubahkan sampai kalau Yesus datang kembali kita diubahkan menjadi sempurna untuk layak menyambut kedatangan-Nya di awan-awan yang permai--'segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai'. Kita bersama Dia selamanya.
Mari kuat teguh hati. Lihat Tuhan, bukan masalahnya. Baik ditolong atau tidak, yang penting kita mendapat kasih setia yang ajaib/besar, tak terbatas, dan tidak berubah, yang mampu mengadakan mujizat-mujizat di tengah kita.
Jangan membuang dua loh batu--tetap keras hati--, tetapi melembut sampai menjadi mempelai yang memiliki dua loh batu.
renungkan kasih setia yang ajaib/besar, tak terbatas, dan tak berubah, yang mampu mengadakan mujizat rohani dan jasmani!
Kita seharusnya sudah dihukum karena terlalu keras--mempertahankan dosa-dosa--, tetapi pada kesempatan ini Tuhan tidak menghukum, justru Dia mau memberikan kasih setia-Nya kepada kita.
Adakah kita masih ragu/bimbang? Serahkan semua pada Tuhan! Kita tinggal menunggu waktu Tuhan, Dia tidak pernah menipu. Tetap kuat teguh hati dan damai, sampai waktunya Tuhan tiba bagi kita! Sabar, mujizat pasti terjadi!
Tuhan memberkati.