Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita berada pada kitab Wahyu 2-3, tentang 7 jemaat bangsa kafir yang mengalami penyucian terakhir--percikan darah--, supaya bisa sempurna (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).

Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di LAODIKIA(diterangkan mulai dariIbadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015). Ini adalah jemaat yang terakhir--jemaat ketujuh; menunjuk pada keadaan jemaat akhir zaman--kita semua.

Wahyu 3: 21-22
3:21.
Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
3:22. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."


JANJI TUHANkepada jemaat Laodikia--kita semua--yang menang bersama Yesus atas keadaan suam-suam kuku, yaitu duduk bersanding bersama Yesus di takhta sorga selama-lamanya; artinya kita sebagai mempelai wanita sorga--isteri/tubuh Kristus yang sempurna--duduk bersanding dengan Yesus--Mempelai Pria Sorga/suami/kepala--di takhta kerajaan sorga untuk selama-lamanya.

Jadi, kita mengikut dan melayani TUHAN bukan hanya di dunia, tetapi sampai bisa duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga--takhta Yerusalem baru--selama-lamanya.

Hubungan antara Mempelai Pria dan mempelai wanita adalah hubungan nikah yang rohani--HUBUNGAN KASIH. Dalam Tabernakel ditunjukkan dengan 2 loh batu.
Jadi, kita mutlak menerima kasih Allah--2 loh batu--supaya kita bisa duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga selama-lamanya.

Dua loh batu terdiri dari 2 bagian:

  1. Loh batu pertama: berisi 4 hukum, yaitu mengasihi TUHAN dengan segenap tubuh, jiwa, roh kita; mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 07 Desember 2015sampai Ibadah Raya Surabaya, 13 Desember 2015).

  2. Loh batu kedua: berisi 6 hukum, yaitu mengasihi sesama yang mengasihi kita, mengasihi sesama seperti diri sendiri; bahkan sampai mengasihi orang yang memusuhi kita (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 14 Desember 2015sampai Ibadah Doa Surabaya, 23 Desember 2015).

2 loh batu ini tidak bisa dipisahkan. Kalau mengasihi TUHAN, pasti mengasihi sesama. Kalau mengasihi sesama seperti diri sendiri, pasti mengasihi TUHAN. Ini seperti mata uang logam yang ada gambar depan dan gambar belakang. Kalau hanya ada gambar depannya, tetapi tidak ada gambar belakangnya, itu tidak laku. Begitu juga dua loh batu. Kalau hanya mengasihi TUHAN, tetapi membenci sesama, itu tidak laku. Mengasihi sesama, tetapi tidak mengasihi TUHAN--tidak mau ibadah dan sebagainya--, itu tidak laku. Kedua-duanya harus berjalan bersama-sama. Kita utamakan TUHAN; utamakan ibadah pelayanan lebih dari apapun di dunia; kemudian mengasihi sesama seperti diri sendiri, sampai mengasihi orang yang memusuhi kita.

Mengasihi sesama seperti diri sendiri sampai mengasihi orang yang memusuhi kita sama dengan SALING MENGASIHI--apa yang ingin sesama lakukan kepada kita, itulah yang kita lakukan.

1 Yohanes 4: 12, 18
4:12. Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurnadi dalam kita.
4:18. Di dalam kasih
tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Kalau kita bisa saling mengasihi--loh batu kedua--, maka kita bisa mengasihi TUHAN lebih dari semua; ini berarti kita memiliki kasih yang sempurna.
Bukti memiliki kasih sempurna: tidak ada ketakutan lagi.

Menjelang kedatangan Yesus kedua kali, ketakutan ini melanda dunia, bahkan menjadi pembunuh utama.
Lukas 21: 25-27
21:25. "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26.
Orang akan mati ketakutankarena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
21:27. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

Ketakutan (stress) akan melanda segala bidang (takut ekonomi, masa depan, jodoh, penyakit dan sebagainya), sehingga hormon dalam tubuh bekerja tidak baik dan menjadi pembunuh utama secara jasmani; terutama secara rohani--kalau kuatir, membuat kita tidak bisa berdoa dan sebagainya, sampai mati rohaninya, bahkan membawa kepada kematian kedua itulah neraka selama-lamanya.

"Saya pernah cerita, hanya karena infeksi tenggorokan, sudah stress, seperti mau mati. Seharusnya dihadapi dengan ketenangan."

Ketakutan adalah bukti tidak ada kasih. Kalau ada kasih yang sempurna--dua loh batu--, tidak ada ketakutan, tetapi hanya ada penyerahan sepenuh kepada TUHAN.
Ketakutan ini melanda dari zaman ke zaman:

  1. zaman permulaan--dari Adam sampai Abraham--: diwakili oleh Adam dan Hawa (ketakutan di taman Eden). Saat TUHAN datang, Adam dan Hawa takut--lari.
  2. Zaman pertengahan--Abraham sampai kedatangan Yesus pertama kali--: murid-murid dalam ketakutan.
  3. Zaman akhir--dari kedatangan Yesus pertama kali sampai kedatangan Yesus kedua kali--: orang-orang di dunia ketakutan (Lukas 21).

Kita belajar dari Petrus. Petrus hamba TUHAN yang hebat--rasul yang berpengalaman dan dipakai oleh TUHAN--, tetapi dilanda ketakutan (kebimbangan) di lautan dunia, karena pengaruh angin dan gelombang.

Matius 14: 22-24, 26-31
14:22. Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
14:23. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
14:24. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan
diombang-ambingkan gelombang, karena anginsakal.
14:26. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut.
14:27. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
14:28. Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
14:29. Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
14:30. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin,
takutlah iadan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
14:31. Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau
bimbang?"

Petrus yang hebat bisa takut dan bimbang, apalagi kita. Kita harus hati-hati! Kita butuh kasih yang sempurna untuk melenyapkan ketakutan.
Perjalanan kita mengikut dan melayani TUHAN, bagaikan kapal yang menyeberangi lautan dunia, untuk mencapai pelabuhan damai sejahtera--duduk di takhta sorga sampai mencapai pelabuhan sejahtera--itulah Yerusalem baru. Inilah tujuan utama kita ikut TUHAN. Bukan hanya untuk mendapatkan ikan--yang lain itu hanya bonus.

Seringkali yang menjadi kesalahan kita adalah ikut TUHAN hanya untuk mendapat banyak ikan, padahal tujuan utama adalah sampai di pantai--pelabuhan damai sejahtera. Banyak kali kita menggembar-gemborkan berkat jasmani dalam rumah TUHAN, tetapi kalau tidak sampai ke pelabuhan, percuma semuanya.

Pengikutan kita kepada TUHAN harus semakin meningkat:

  1. pengikutan anak terhadap bapa (Dia Bapa yang baik), tetapi ada anak terhilang. Sebab itu masih harus meningkat.
  2. pengikutan domba kepada gembala, tetapi ada domba yang hilang. Sebab itu masih harus meningkat.
  3. puncak pengikutan kita kepada TUHAN; pengikutan tubuh--mempelai wanita/isteri--terhadap kepala--mempelai pria sorga--yang tidak bisa dipisahkan oleh apapun. Harus sampai di sini pengikutan kita.

Sebab itu, kita butuh kabar mempelai. Kalau kabar baik (penginjilan), memberitakan pribadi Yesus sebagai juruselamat, bapa yang baik, gembala yang baik, tabib yang ajaib dan lain-lain untuk menyelamatkan, menolong, dan memberkati kita, tetapi masih bisa terpisah.
Karena itu perlu kabar mempelai(firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua) yang meningkatkan pengikutan kita kepada TUHAN, sampai pengikutan mempelai yang tidak terpisahkan selama-lamanya. Di dunia tidak terpisah, sampai nanti duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga selama-lamanya. Ini adalah kekuatan dari kabar mempelai.

Praktik pengikutan tubuh terhadap kepala(pengikutan mempelai): masuk dalam pelayanan pembangunan/persekutuan tubuh Kristus yang sempurna. Ini adalah kegerakan yang gempar (diterangkan pada kebaktian tutup buka tahun).

Ada dua macam kegerakan: kegerakan kuda liar dan kegerakan kuda putih. Kalau hanya melihat yang jasmani, akan menjadi kegerakan kuda liar dan mengakibatkan suam-suam (seperti Laodikia yang kaya secara jasmani, tetapi rohaninya terpuruk). Tetapi kita masuk kegerakan kuda putih (kegerakan Roh Kudus hujan akhir)--pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Kegerakan Roh Kudus hujan akhir, dimulai dari nikah rumah tangga. Kabar mempelai ini yang menyatukan nikah. Kalau nikah sudah menjadi satu--suami dan isteri menjadi satu--, mulai membesar lagi dalam penggembalaan. Dalam penggembalaan menjadi satu, meningkat lagi pada antar gereja (antar penggembalaan). Sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna (internasional), untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai; sampai duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga.

Kalau nikah tidak menjadi satu, bagaimana bisa duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga? Suami isteri harus satu dulu!Seperti ayat: 'Suami meninggalkan ayah dan ibunya, kemudian menjadi satudengan isterinya.' Suami-isteri harus satu, baru setelah itu bisa duduk bersanding dengan Yesus di takhta.

Matius 14: 22
14:22. Sesudah itu Yesus segera memerintahkanmurid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.

'Yesus segera memerintahkan' = ini perintah TUHAN dan tidak boleh diabaikan.

Jadi, yang diperintahkan untuk menyeberang hanyalah murid-murid; yang lainnya pulang--Kristen umum disuruh pulang.
Murid= hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang menerima firman pengajaran yang benar.

Jadi, kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna adalah kegerakan yang dipimpin oleh firman pengajaran yang benar--ada pokoknya. Kita sebagai carang-carang melekat pada pokok anggur yang benar--bukan pada pendeta atau organisasi gereja. Pokok anggur yang benar adalah Yesus (firman pengajaran yang benar).
Mau menikah, yang dilihat adalah firman pengajaran benar--ada Yesus atau tidak. Kalau tidak, akan tercerai berai. Begitu juga untuk masuk penggembalaan dan antar penggembalaan. Ini kegerakan yang benar.

Memang kegerakan pelayanan pembangunan tubuh Kristus bagaikan menyeberang lautan. Artinya: harus rela mengorbankan segala sesuatu--waktu, tenaga, pikiran, uang dan sebagainya--apalagi kita menghadapi angin gelombang. Semua dikorbankan, kecualifirman pengajaran benar tidak boleh dikorbankan. Firman pengajaran benar adalah pribadi Yesus sebagai kepala. Kalau menikah tanpapengajaran yang benar, itu seperti tubuh tanpa kepala, benar-benar ngeri. Penggembalaan tanpapengajaran yang benar, itu seperti tubuh tanpa kepala. Ini mengerikan; mungkin yang dibicarakan hanya uang terus. Terjadi perpecahan karena uang, padahal uang merupakan perkara kecil. Betul-betul gelap dan binasa selamanya.

"Sekali lagi, saya mengatakan: Betapa malunya kita. Kita ini besar, tetapi dihancurkan oleh masalah kecil itulah uang (uang merupakan perkara kecil). Ini karena tidak ada pengajaran yang benar. "

Kemudian,'Ia menyuruh orang banyak pulang'. Yang menyeberang hanya sedikit, yaitu murid-murid, sedangkan orang banyak pulang.
'Ia menyuruh orang banyak pulang'artinya, banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih--banyak yang menerima firman penginjilan--percaya Yesus, selamat dan diberkati--, tetapi sedikit yang menerima firman pengajaran--banyak yang menolak; banyak yang sudah menerima kabar baik, tetapi menolak firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua--tidak mau disucikan; tidak mau masuk dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Akibatnya: pulang kembali. Artinya: kembali pada hidup yang lama.

Contohnya adalah

  1. Seperti pelajaran murid-murid menjala ikan. Satu waktu jalanya mulai koyak. Sudah dijala dari lautan dunia (percaya Yesus, bertobat, diberkati), jalanya koyak dan ikannya masuk lagi ke lautan dunia. Tetapi pada penebaran jala kedua--firman pengajaran--sekalipun banyak ikan yang ditangkap, tetapi jalanya tidak koyak.

    Bukan kita anti pengijilan. Hanya karena penginjilan, kita bisa percaya Yesus dan diselamatkan, tetapi harus meningkat, maju terus dan jangan pulang!Kalau tidak maju, pasti pulang--kembali pada dunia dan hidup yang lama; dunia dosa-dosa, kedagingan, keduniawian dan pergaulan yang tidak baik. Ini berarti tenggelam di lautan api dan belerang, sampai binasa selamanya.
    Kaum muda, perhatikan! Jangan berhenti dan harus maju terus!

  2. Herodes senang kalau Yohanes Pembaptis menerangkan firman pengajaran yang benar (kabar mempelai). Tetapi ia mempertahankan nikah yang salah (ia mengambil isteri saudaranya), sehingga ia memenjarakan dan memenggal kepala Yohanes--menolak firman pengajaran.

    Kalau kita mau melepaskan dosa, kita akan bahagia saat mendengarkan firman pengajaran. Tetapi selama dosa dipertahankan, tidak akan bisa mendengar firman pengajaran benar.

    "Guru saya tanya: 'Kenapa hamba TUHAN menolak pengajaran benar?' Dulu saya pikir karena ijazahnya kurang tinggi. Setelah jadi hamba TUHAN (gembala), saya baru mengerti. Anak saya usia 4 tahun bisa mencatat firman, berarti bukan karena itu, tetapi karena mempertahankan dosa."

    Mari, di tahun baru ini, TUHAN mau mengangkat kita dari ketenggelaman. Tinggalkan lembah-lembah dosa! Ikuti Yesus dalam kegerakan hujan akhir. Maju terus--jangan pulang--dalam pembangunan tubuh Krisus yang sempurna.

  3. Salomo sudah memegang pedang firman dan sudah punya pengalaman kekuatan pedang firman--bisa menyelesaikan masalah nikah dan buah nikah. Saat 2 perempuan sundal memperebutkan anak, kemudian mereka tidur bersama-sama, lalu salah satu anaknya mati. Mereka memperebutkan anak yang masih hidup, lalu Salomo mengambil pedang: 'Bagi dua saja!', dan masalah beres.

    Salomo sudah mendengarkan firman pengajaran yang benar dan mempunyai pengalaman terhadap firman pengajaran yang benar, yaitu menolong masalah nikah dan buah nikah (masalah internasional yang tidak ada pakarnya). Masalah di bidang lainnya (masalah ekonomi) ada pakarnya, tetapi masalah nikah dan buah nikah hanya bisa diselesaikan lewat pedang.

    Tetapi sayang, ia mencampuradukkan ajaran benar dengan ajaran dari isterinya. Perhatikan!Kalau bimbang, lama-lama pasti lepaskan pedang--pengajaran benar.
    Kalau mendengar 2--benar dan tidak benar--, pasti yang benar yang ditinggalkandan mengambil yang tidak benar.

    Hawa mendengar suara ular dan suara TUHAN, akhirnya ia tinggalkan suara TUHAN. Jadi, harus ada satu pedang saja--'Sebilahpedang tajam yang keluar dari mulut Yesus.'

Hati-hati! Tadi banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih. Sudah terima pengajaran, harus hati-hati juga, karena yang terdahulu bisa menjadi terkemudian. Kita sungguh-sungguh! Jangan pulang, tetapi terima pengajaran!

Lukas 13: 22-24, 29-30
13:22. Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajardan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
13:23. Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan,
sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"
13:24. Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui
pintu yang sesakitu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.
13:29. Dan orang akan datang dari
Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatandan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.
13:30. Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada
orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."

Ayat 22= 'mengajardan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem'= sangat jelas, bahwa firman pengajaran mengarahkan kita ke Yerusalem baru. Karena itu, jangan bilang: Hanya beda sedikit! Seperti pelajaran tentang rel, kalau berbeda sedikit saja, pasti tidak akan pernah bertemu. Semakin hari semakin jauh, sampai tidak pernah bertemu lagi.
Jangan pernah berkata: Semuanya sama, hanya baptisan air yang berbeda; baptisan Roh Kudus yang berbeda; soal nikah berbeda (boleh kawin cerai dan sebagainya).

Ayat 24 = pengajaran dengan pintu sesak (pintu sempit) adalah satu. Kalau ada pengajaran, pasti ada salib. Bukan yang hura-hura atau yang enak bagi daging, tetapi penyaliban daging.

'Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan'= salib.

Jadi mengapa banyak orang pulang?karena firman pengajaran berkaitan dengan pintu sempit--salib atau penyaliban daging. Memang ini yang harus kita tempuh hari-hari ini. Firman pengajaran dan salib, itulah yang membawa kita masuk Yerusalem baru--dulu Yesus mengajar, kemudian menyeberang untuk melanjutkan perjalanan ke Yerusalem. Di balik salib--memang tidak enak untuk menyeberang, butuh pengorbanan apa saja--pasti ada kemuliaan--pelabuhan damai sejahtera/Yerusalem baru.

Contoh salib: hari minggu harus beribadah, ini bagaikan menyeberang. Hari senin, pulang kerja lalu masuk ibadah, ini bagaikan menyeberang, padahal lebih enak di rumah santai bisa tidur.

Kita sungguh-sungguh! Pengajaran dan salib adalah satu. Ini adalah kuncinya untuk bisa masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Pengajaran dan salib tidak bisa dipisahkan. Mulai dari gembala. Gembala harus memikul salib--berdoa, berpuasa, menyampaikan firman dan sebagainya--untuk membawa domba-domba masuk pintu sempit juga. Di balik salib ada kemuliaan; di dunia ini kita dipermuliakan sampai di Yerusalem baru. Tahun baru ini, jangan pulang, tetapi MAJU TERUS, PEGANG FIRMAN PENGAJARAN BENAR DAN SALIB!

Ada 2 halangan dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus:

  1. Matius 14: 24
    14:24. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.

    Halangan pertama; angin sakal.

    Angin sakal ini datang dari depan.
    Efesus 4: 14
    4:14. sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

    Angin sakal= angin pengajaran palsu, yang langsung menentangpersekutuan tubuh Kristus yang benar; langsung menentang firman pengajaran benar. Pokok dari persekutuan adalah pribadi Yesus--firman pengajaran yang benar.

    Contohnya:

    • Nikah yang benar ditentang. Alkitab mengajarkan tidak boleh kawin cerai, ini yang ditentang dengan berbagai alasan.
    • Wanita tidak boleh mengajar dan memerintah laki-laki, tetapi ditentang. Ini angin sakal.

    Ajaran yang tidak benar menghasilkan persekutuan yang tidak benar(mengarah kepada perempuan babel atau mempelai wanita setan).

    Tandanya:

    • didukung oleh kekuatan uang--mammon; melayani TUHAN dengan kekuatan uang.
      Wahyu 17: 3-5
      17:3. Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
      17:4. Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi
      dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
      17:5. Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."

      'Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk' = antikris (Wahyu 13).

      Sayap antikris= kekuatan uang.
      Sayang sekali, baru mau mengadakan ibadah persekutuan, malah cari sponsor dulu. Ngeri sekali.

      "Saya ajarkan murid-murid, mau membangun gereja dan sebagainya, jangan cari-cari sponsor. TUHAN di mana kalau seperti itu? Bukan mau menghantam, tetapi sungguh-sungguh. Seringkali hamba TUHAN telepon saya: 'Kita mau mengadakan KKR, sudah terkumpul sekian ratus hamba TUHAN, ini proposalnya.' Saya jawab: 'Stop, tidak usah.' Jika demikian, ini kebaktian kebangunan uang, bukan lagi yang rohani. Mengapa saya tidak mau? Kalau saya datang, berarti saya didukung sayap antikris dan hanya membangun tubuh babel, bukan tubuh Kristus. Serius! Waktu ke Medan, saya juga berhadapan dengan orang kaya. Ditanya: 'Apakah ada kolekte?' Saya jawab: 'Tidak ada.' Lalu bertanya lagi: 'Uangnya dari mana pak?' Saya jawab: 'Dari TUHAN (dari iman).' Terserah kalau saya mau diusir, tetapi penyandang dananya adalah TUHAN Yesus. Bukan sombong, tetapi kita punya TUHAN (pengajaran yang benar itulah pribadi TUHAN), hanya itu yang bisa."

      Dari sini saja, bisa dilihat ke mana arah KKR ini. Kalau gereja TUHAN, kekuatannya adalah sayap burung nasar.

      Wahyu 12: 14
      12:14. Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

      'selama satu masa dan dua masa dan setengah masa' = 3,5 tahun.

      Sayap burung nasar= firman pengajaran yang benar dan urapan Roh Kudus. Ini kekuatan gereja TUHAN yang benar--mempelai wanita TUHAN.
      Baru soal dana, bisa dilihat KKR itu mau dibawa ke mana.

      "Salah satu murid saya di Kalimantan diusir dari gereja, padahal dia sudah selesai membangun gereja (melanjutkan pembangunan gereja sampai selesai). Ia diusir karena tidak mau minta sumbangan dari pemerintah. Padahal pembangunan gerejanya sudah selesai. Yang dari dulu minta sumbangan malah tidak selesai. Saya bilang: 'Kamu sudah benar, jangan minta sumbangan, kalau diusir, nanti bangun gereja lagi.' Pasti TUHAN tolong. Sama-sama GPT, tetapi diusir, karena tidak mau minta sumbangan. Aneh sekali. Tetapi ini kenyataan yang ada. Dulu, saya di Gending, gereja mau ditutup oleh DANDIM (kepala Koramil). Saya katakan: 'Pak, kami bangun gereja tidak minta siapa-siapa, tidak minta pemerinah, kok mau ditutup?' Akhirnya dilindungi sampai hari ini. Saya katakan: 'Ibadah itu hubungan ke atas, Pak, tidak bisa dihalangi.' Seandainya, ini pekerjaan, saya bisa pindah. Tetapi ini ibadah, saya akan ibadah di mana saja, di tepi sungai, di pasar. Dia langsung melindungi. Ini kekuatan kita! Semuanya dari TUHAN."

    • praktik kedua persekutuan yang tidak benar: mencampuradukkan agama--ajaran-ajaran lain; bahkan agama lain dipelajari. Benar-benar angin sakal.
    • 1 Korintus 3: 3-4
      3:3. Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihanbukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
      3:4. Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?

      Praktik ketiga persekutuan yang tidak benar: ada iri hati dan perselisihan.

      Iri hati= tidak menghargai berkat TUHAN, pemakaian TUHAN, dan kemurahan TUHAN; seperti kakak-kakak Yusuf terhadap Yusuf (Yusuf memiliki kelebihan jubah indah). Seharusnya kalau ada orang yang dipakai TUHAN, kita belajar. Kita bersekutu dan lihat bagaimana ia dipakai oleh TUHAN; mungkin cara menyampaikan firmannya, doanya, atau puasanya. Kalau iri hati, mulai timbul gosip-gosip yang tidak baik dan inilah yang memecah-belah; seperti kakak-kakak Yusuf sampai menjual Yusuf.

      Hati-hati! Dalam rumah tangga, bisa saling menjual karena iri hati. Di Matius 10: 'Anak menyerahkan ayahnya dan ayah menyerahkan anaknya.' Kalau masih punya rohani yang sehat, tidak mungkin berbuat seperti itu. Kalau sudah ada iri hati, mata gelap, sampai adik sendiri bisa dibunuh (Kain membunuh Habel).

      Perselisihan= kebenaran sediri; menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain dan TUHAN--pengajaran yang benar.

      Jadi, yakinkan, yang berselisih itulah yang salah; yang benar, akan diam saja. Dari situ kita bisa lihat. Siapa yang ngotot, dialah yang salah. Mudah saja. Kembali pada alkitab dan kita akan jadi satu.

      Kalau benar dengan benar, sekalipun berjauhan, akan jadi satu. Tetapi kalau benar dengan salah, sekalipun diikat, tidak akan bisa jadi satu. Tetapi hati-hati, salah dengan salah juga bisa jadi satu (persekutuan carang yang kering), tetapi hanya untuk dibuang ke dalam api (dibakar)--seperti Ananias dan Safira. Kalau carang sudah lepas dari pokok--tidak ada pengajaran--, akan berkumpul di bawah (berada di tempat sampah). Terlihat rukun dan hebat, tetapi hanya untuk dibakar. Kita sungguh-sungguh malam ini.

    • 2 Tawarikh 26: 16-19
      26:16. Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupandi atas mezbah pembakaran ukupan.
      26:17. Tetapi imam Azarya mengikutinya dari belakang bersama-sama delapan puluh imam TUHAN,
      orang-orang yang tegas;
      26:18. mereka berdiri di depan raja Uzia dan berkata kepadanya: "Hai, Uzia, engkau tidak berhak membakar ukupan kepada TUHAN, hanyalah imam-imam keturunan Harun yang telah dikuduskan yang berhak membakar ukupan! Keluarlah dari tempat kudus ini, karena engkau telah berubah setia! Engkau tidak akan memperoleh kehormatan dari TUHAN Allah karena hal ini."
      26:19. Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah penyakit
      kustapada dahinya di hadapan para imam di rumah TUHAN, dekat mezbah pembakaran ukupan.

      'orang-orang yang tegas'= kalau mempertahankan yang benar, itulah orang yang hatinya lembut. Kalau mempertahankan yang salah, itu yang keras hati. Jangan dibalik-balik!

      Ayat 19= akhirnya raja Uzia diusir.

      Tanda keempat persekutuan yang tidak benar: melayani TUHAN, tetapi tidak sesuai dengan jabatan pelayanan dari TUHAN dan karunia Roh Kudus.

      Contohnya: bukan gembala, tetapi mau menjadi gembala. Akhirnya tidak bisa memberi makan, dan hanya mengelola gereja saja.

      Meja roti sajian menunjuk pada makanan bagi sidang jemaat--roti sama dengan firman. Kalau tidak ada makanan dari gembala, maka meja roti sajian akan jadi meja penukar uang--hanya pencatat uang. Ini terjadi sekarang. Melayani, tetapi tidak sesuai dengan jabatan dan karunia Roh Kudus, sehingga tidak membangun, tetapi merusak tubuh Kristus.

      Kalau tangan mau menjadi kaki, mungkin bisa--akrobat --, tetapi tidak akan kuat, sedangkan perjalanan kita ke Yerusalem baru adalah perjalanan ke kota di atas gunung. Berjalan dengan kaki saja, belum tentu mencapai puncak gunung, apalagi kalau berjalan dengan tangan, tidak mungkin, justru bisa jatuh di tengah jalan.

      "Seorang murid saya, saya telepon untuk mengundang natal. Dia minta didoakan dan minta firman yang ringan-ringan untuk bahan khotbah--biasanya saya kirimkan firman kaum muda. Dia kotbah di mana-mana (di rumah-rumah). Dia mengeluh: 'Pekerjaan susah sekarang, yang paling enak 'kerja Yesus' seperti Bapak.' (dia murid SMA). Maksudnya, punya uang, bangun gereja dan tinggal atur uang. Memang enak, kalau tidak kasih makan. Tetapi kalau kasih makan, bisa jungkir balik (berpuasa dan sebagainya). Saya katakan: Tidak begitu melayani TUHAN, kita bertanggung jawab sebagai gembala untuk memberi makan."

      Jalan keluarnyaadalah TEGAS; menegor sesuai dengan firman pengajaran benar. Kalau tegoran ditolak, akan jadi kusta--kebenaran sendiri--dan diasingkan, tidak bisa masuk pembangunan tubuh Kristus.

    Masih banyak tanda-tanda angin sakal--ajaran-ajaran palsu. Ini baru beberapa yang dikemukakan. Hati-hati hari-hari ini!

    "Saya sudah pernah saksikan. Gembalanya baik, memberi ini. Belum tentu seorang gembala kalau memberi-memberi. Ketua yayasan atau dermawan juga bisa memberi. Tetapi kalau bisa memberi makan jemaat, itulah gembala. Sekalipun dia belum bisa memberi--mungkin dia sendiri makan, tidak makan--, tetapi kalau bisa memberi makanan firman, itulah gembala. Jangan dibalik-balik! Demikian juga suami. Dia suami yang baik, memberi uang kepada isterinya, untuk beli apa saja. Ini belum tentu suami. Mungkin baru di PHK (tidak ada gajinya), tetapi kalau bisa mengasihi isteri seperti diri sendiri, itu baru suami. Jangan dibalik-balik. Mungkin seorang isteri bisa membantu suami; bisa membantu angsuran rumah, itu belum tentu isteri. Sekalipun tidak bisa apa-apa, tetapi kalau tunduk kepada suami, itulah isteri. Semuanya harus sesuai dengan jabatan. Kalau tidak sesuai, akan menjadi kusta dan tubuh Kristus bisa hancur."


  2. Halangan yang kedua: gelombang.
    Artinya:

    • dosa-dosa kejahatan dan kenajisan.

      Dosa kejahatan:

      • Kikir= tidak bisa memberi.
      • Serakah= merampas haknya TUHAN--persepuluhan dan persembahan khusus--, merampas hak sesama--korupsi, hutang tidak bayar.

      Dosa kenajisan:

      • dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
      • dosa kawin mengawinkan: dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks--homoseks, lesbian, seks terhadap diri sendiri--, nikah yang salah--kawin campur, kawin cerai, kawin mengawinkan.

      Mari, untuk apa memelihara gelombang? Biar semua berjalan tenang, buang dosa-dosa! Jangan pertahankan rumah tangga yang bergelombang, karena ada dosa kejahatan dan kenajisan.

    • masalah-masalahsampai yang mustahil atau pencobaaan di segala bidang.

Angin dan gelombang ini menghantam pelayan TUHAN/hamba TUHAN yang hebat. Contohnya:

  1. Yudas Iskariot seorang rasul yang hebat dan bendahara--kepercayaan TUHAN. Yudas dihantam oleh gelombang kejahatan-kenajisan dan angin pengajaran palsu dari imam-imam kepala--dia terus berfellowship dengan imam-imam kepala--, akhirnya ia tenggelam dan binasa.

  2. Petrus juga dihantam angin sakal dan gelombang, sehingga ia ketakutan dan bimbang; ia tidak punya kasih. Buktinya: Petrus menyangkal TUHAN-- tidak mengasihi TUHAN--, dan Petrus memutuskan telinga Malkus--tidak mengasihi sesama.
    Akibatnya; mulai tenggelam.

Kalau orang dalam ketakutan (kebimbangan), maka TUHAN dibilang: Hantu; hantu dibilang: TUHAN. Pasti terjadi, tidak bisa tidak! Harus tegas! Kalau sudah bimbang--ada dua--, pasti salah pilih.

Matius 14: 26
14:26. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut.

Kita mencari yang benar hari-hari ini. Semuanya yang sesuai alkitab--tahbisan, hidup sesuai, pengajaran dengan alkitab. Kalau tidak, pasti seperti Petrus dan mulai tenggelam.
'TUHAN dianggap hantu dan hantu dianggap TUHAN', artinya

  • firman pengajaran benar dianggap menakutkan, karena menunjuk dosa-dosanya.
    Kalau firman sembarang ambil, bahaya. Kalau tidak punya uang, besok khotbah tentang persepuluhan (Maleakhi 3).

    Tetapi kalau firmannya mengalir, tidak bisa dikena-kenakan. Herannya, orang yang masih menyimpan dosa selalu kena.
    Misalnya: ada yang tiap kali datang terkena firman 'anjing babi.' Kalau tetap keras, selamanya akan menjadi anjing babi, sampai tenggelam selamanya.
    Kalau pengajaran benar, tidak ada menunjuk-nunjuk, tetapi semua dari firman. Kalau kita dihantam firman, sampai mencucurkan air mata, seharusnya kita bersyukur, itulah ibadah yang benar.

  • Arti kedua: firman pengajaran benar dianggap merugikan--hantu itu merugikan, menyengsarakan--berapa jam mendengarkan firman; dia tidak ingat sengsara Yesus di kayu salib. Sekarang kita hanya mendengarkan sabda-Nya, dan Dia sudah berjuang sampai mati di kayu salib.

Sekalipun sudah bisa berjalan di atas air bergelombang--sudah mengalami pekerjaan firman pengajaran, sudah bersaksi, memberitakan firman pengajaran--, tetapi kalau takut atau bimbang (mendua hati), pasti tenggelam. Kita sungguh-sungguh hari-hari ini.
Yang sudah menjadi pengalaman, diragukan--menakutkan. Tetapi yang belum pasti--firman yang menarik, hanya dongeng-dongeng, lucu-lucu--malah diterima. Ini orang bimbang/takut; pasti salah pilih. Kita harus tegas hari-hari ini.

Sikap yang benar: DIAM DAN TENANG; jangan bimbang dan takut. Kalau ada kasih Allah, kita bisa diam dan tenang. Dalam Markus 4, Yesus dibangunkan dan berkata: Diam tenang, sehingga angin dan gelombang menjadi teduh.
Diam dan tenang adalah sikap orang yang beriman--percaya; tidak bimbang, tidak ada ketakutan; mengasihi TUHAN dan sesama.

Diam (berdiam diri)= memeriksa diri sendirilewat ketajaman pedang firman. Kalau tidak ada pedang dalam rumah TUHAN, maka tidak bisa koreksi diri, tetapi hanya menyalahkan orang terus (merasa benar sendiri). Kalau ada pedang tajam yang menusuk kita, kita bisa koreksi diri.

Kalau ada dosa, akui kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau tidak ada dosa, berdiam diri--jangan membela diri dan serahkan kepada TUHAN.

"Dulu, ada orang marah-marah soal uangnya orang dan bilang kalau dia berubah. Padahal dia marah-marah, tetapi dia bilang dia berubah. Ini kebenaran sendiri."

Kalau kita berdiam diri--tidak membela diri--, berarti kekuatan kita nol dan seratus persen kekuatan TUHAN. Dalam masalah apapun, diam. Kalau kita membela diri mati-matian--kekuatan kita seratus persen dan kekuatan TUHAN tidak ada--, dan kita pasti tenggelam.

Tenang, artinya

  1. menguasai diri untuk mantap dalam penggembalaan. Seperti Yakub yang tinggal di kemah, sedangkan Esau ke sana ke mari. Akhirnya Yakub yang mendapatkan segala sesuatu, dan Esau kehilangan segalanya.

    Daging ini banyak keinginannya. Jangan! Mantap dalam penggembalaan!

  2. menguasai diri untuk bisa berdoa menyembah TUHAN; percaya dan mempercayakan hidup hanya kepada TUHAN, bukan kepada yang lain
    1 Petrus 4: 7-8
    4:7. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimudan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
    4:8. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

    Ayat 7-8= kalau bisa tenang, maka ada kasih.

    Menguasai diri untuk bisa berdoa menyembah TUHAN= menyerukan nama TUHAN; mengulurkan tangan kepada TUHAN--percaya mempercayakan segenap hidup kita kepada TUHAN seratus persen. Maka TUHAN akan mengulurkan tangan kepada kita tepat pada waktu-Nya.

    Orang tenggelam pasti mengulurkan tangan--tangannya ke atas. Contohnya Petrus. Petrus dihajar oleh TUHAN. Selama ini Petrus menggunakan kekuatannya sendiri--turun tangan terus. Karena itu, TUHAN izinkan ia tenggelam, supaya ia mengulurkan tangan kepada TUHAN--mengangkat tangan.

    Malam ini, kita ulurkan tangan pada TUHAN.
    Seringkali kita andalkan kekuatan, kehebatan kita--turun tangan--, sedangkan TUHAN angkat tangan: 'Terserah kamu.' Malam ini, biarlah kita angkat tangan: 'Terserah Engkau TUHAN'; berdoa menyerukan nama TUHAN; mengulurkan tangan kepada TUHAN, maka TUHAN akan mengulurkan tangan-Nya tepat pada waktu-Nya.

    Hasilnya: begitu Petrus menyeru nama TUHAN--percaya dan mempercayakan diri sepenuh pada TUHAN--, maka TUHAN mengangkat Petrus:

    1. diangkat dari segala kemerosotan--lembah-lembah:

      1. diangkat dari lembah kebimbangan, jadi yakin.
      2. Diangkat dari lembah dosa, jadi benar--seperti Daud. Daud sudah jatuh di lembah yang kelam, tetapi masih bisa diangkat kembali oleh TUHAN.
      3. Diangkat dari lembah tulang kering (Yehezkiel)--kering rohani, jadi sungguh-sungguh mengalami kasih TUHAN.
      4. Diangkat dari lembah kesukaran (lembah Akhor) dan kegagalan, jadi berhasil dan indah.

        Waktu Akhan mencuri milik TUHAN, dia dibawa ke lembah Akhor (lembah kesukaran), sampai mati di situ.

      Lembah apapun, TUHAN bisa angkat. Ini janji TUHAN untuk tahun ini (dalam ibadah tutup buka tahun). Tahun ini merupakan tahun pengangkatan dari lembah-lembah.
      Kalau kita sungguh-sungguh, akan terjadi pengangkatan semuanya (ekonomi dan sebagainya). TUHAN tolong kita semua.

    2. Diangkat juga berarti dipakai dalam kegerakan hujan akhir--kegerakan pembangunan tubuh Kristus.
    3. Yang terakhir, diangkat berarti disucikan dan diubahkansampai menjadi sempurna seperti Dia. Kita menjadi mempelai wanita yang layak untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai, sampai masuk ke pelabuhan damai sejahtera--kita duduk bersama dengan TUHANdi takhta Yerusalem baru.

Apapun keadaan kita malam ini, jangan pulang, tetapi harus maju dan menyeberang--murid-murid harus menyeberang. Memang harus ada pengajaran yang benar sebagai pokok dan persekutuan yang benar.

Dalam menghadapi ajaran palsu--angin sakal, kita harus tegas.
Menghadapi gelombang, kita diam dan tenang; hanya berdoa, mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN akan ulurkan tangan untuk mengangkat kita dari ketenggelaman. Kita diangkat ke awan-awan, sampai ke takhta Yerusalem baru untuk selama-lamanya.

Semuanya tepat pada waktu-Nya. Kalau tidak tepat waktu, akan tenggelam dan habis.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 16 September 2017 (Sabtu Sore)
    ... dengan tidak mengasihi Tuhan. Beban jasmani yaitu menyengsarakan sesama termasuk kaum muda menyengsarakan orang tua. Ini sama dengan tidak mengasihi sesama. Jadi ibadah pelayanan ahli Taurat dan orang Farisi adalah tanpa kasih tanpa dua loh batu tidak ada kasih pada Tuhan dan sesama. Kehidupan ahli Taurat dan orang Farisi juga tanpa ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 23 Agustus 2015 (Minggu Sore)
    ... melumas mata supaya bisa melihat diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya Agustus . AD . MINYAK UNTUK MELUMAS MATAMinyak menunjuk pada minyak urapan Roh Kudus. Kita harus memiliki minyak untuk melumas mata artinya harus memiliki minyak urapan Roh Kudus supaya kita bisa MELIHAT PRIBADI YESUS. Mengapa harus melihat pribadi Yesus Wahyu - ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 24 Februari 2011 (Kamis Sore)
    ... benar. Kebenaran sama dengan keselamatan jadi tidak benar sama dengan tidak selamat. Firman Tuhan yang lebih tajam dari pedang tajam bermata dua manapun atau injil tentang kemuliaan Kristus atau makanan keras. Korintus - . Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga maka ia tertutup untuk mereka yang akan binasa ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 21 September 2018 (Jumat Malam)
    ... . Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. . Bukan kamu yang memilih Aku tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap supaya apa yang kamu minta kepada Bapa ...
  • Ibadah Doa Malang, 14 September 2017 (Kamis Sore)
    ... kejahatan mulutmu mengucapkan dusta lidahmu menyebut-nyebut kecurangan. Yaitu hidup dalam dosa mulai dalam hati perkataan perbuatan sampai puncaknya dosa enjoy dalam dosa. Ini sama dengan terpisah dari Tuhan kering rohani mati rohani. Maut kematian kedua yaitu neraka lautan api belerang. Wahyu - Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 21 April 2012 (Sabtu Sore)
    ... pengajaran yang benar dan berada di rumah Elisabet selama tiga bulan. Maria masih perawan tetapi bersedia mengandung bayi Yesus artinya kita harus ada kesediaan untuk menerima firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua apapun resiko yang kita hadapi. Maria juga setia menanggung bayi Yesus tidak digugurkan artinya ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 24 Juni 2015 (Rabu Sore)
    ... dalam hati kita bahkan mungkin semua dosa ada biarlah kita berdoa kepada TUHAN supaya kita bisa disucikan dan kita bisa naik gunung. Kalau hati disucikan dari dosa maka hati akan diisi dengan ketul roti di meja roti sajian ada ketul roti yang disusun bagian masing-masing ketul roti menunjuk pada firman pengajaran ...
  • Ibadah Raya Malang, 24 Mei 2009 (Minggu Pagi)
    ... bertemu Yesus dalam Pesta Nikah Anak Domba Wahyu . Manusia masuk ke dunia lewat nikah yang jasmani nanti kita juga akan keluar dari dunia lewat nikah yang rohani nikah yang sempurna Pesta Nikah Anak Domba. Nikah Kristen tidak hanya sampai di dunia tapi sampai mencapai Pesta Nikah Anak Domba. Setelah ...
  • Ibadah Raya Malang, 10 Juni 2012 (Minggu Pagi)
    ... Yesus bukan saja raja orang Yahudi tetapi Dia adalah Raja atas segala raja. Seandainya Dia tidak mengaku sebagai raja orang Yahudi maka Yesus juga tidak akan pernah diakui dan tidak akan pernah menjadi Raja segala raja saat kedatangan Tuhan kedua kali. Demikian juga kita harus berkata dan bersaksi benar tentang ...
  • Ibadah Doa Malang, 16 Juni 2018 (Sabtu Sore)
    ... malam juga adalah waktu menjelang kedatangan Tuhan kedua kali. Kita harus berjaga-jaga untuk menghadapi pelita yang hampir padam bahkam sudah padam. Kita harus berjaga-jaga supaya pelita tetap menyala. Ada pengertian pelita tetap menyala Selalu memperhatikan firman nubuat atau firman pengajaran sehingga kita bisa kuat dan teguh hati tidak bimbang oleh ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.