Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Wahyu 8Secara garis besar, wahyu 8 terkena pada
dua loh batu.
Wahyu 6 terkena pada tongkat Harun, artinya kuasa Roh Kudus.
Wahyu 7 terkena pada buli-buli emas, artinya firman Allah.
Inilah isi dari gereja Tuhan.
Pengertian dua loh batu secara rohani:
- Pengertian pertama dari dua loh batu: ditinjau dari pengalamannya:
- Keluaran 32: 19
32:19.Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itudari tangannya dan dipecahkannyapada kaki gunung itu.
Musa naik ke gunung Sinai untuk menerima Tabernakel dan dua loh batu. Loh batu ini berasal dari Tuhan semua baik batu maupun tulisannya. Kemudian ia membawa dua loh batu ke bawah, dan ternyata bangsa Israel menyembah berhala. Salah satu hukum dalam dua loh batu adalah siapa yang menyembah berhala harus mati. Kalau Musa tetap membawa dua loh batu ke bawah, mati semua bangsa Israel. Karena itu ia memecahkan dua loh batu.
Pengalaman pertama: dua loh batu yang mula-mula dipecahkan= pengalaman kematian.
Dua loh batu yang mula-mula menunjuk pada pribadi Yesus--semua berasal dari Allah: kasih--yang harus mati di kayu salib. Kalau Ia tidak mati, kita semua yang mati, karena itu cukup satu orang yang mati, supaya kita semua bisa hidup, baik bangsa Israel maupun kafir.
- Keluaran 34: 29
34:29.Ketika Musa turun dari gunung Sinai--kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu--tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahayaoleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN.
Kemudian Musa naik lagi ke gunung Sinai, tetapi berbeda dari yang mula-mula. Tuhan perintahkan Musa untuk mengambil batu, kemudian dia pahat menjadi seperti dua loh batu yang mula-mula, baru ia bawa ke atas untuk ditulisi oleh Tuhan, setelah itu dibawa Musa ke bawah. Bedanya sekarang adalah kulit muka Musa bercahaya.
Pengalaman kedua: dua loh batu yang baru dibawa Musa turun sehingga kulit mukanya bercahaya= pengalaman kebangkitan dan kemuliaan.
Kesimpulan: dua loh batu ditinjau dari pengalamannya menunjuk pada pengalaman kematian dan kebangkitan= kurban Kristus/salib Kristus.
Jadi, DASAR IBADAH PELAYANANkita harus SALIB/kurban Kristus--pengalaman kematian dan kebangkitan bersama Yesus--, sehingga kita tidak akan bisa dikalahkan oleh apapun; ibadah pelayanan kita menjadi kuat; tidak bisa disandung dan dijatuhkan oleh apapun. Kita bisa beribadah melayani Tuhan sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali.
1 Petrus 2: 21-25
2:21.Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderitauntuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
2:22.Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
2:23.Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
2:24.Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
2:25.Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembaladan pemelihara jiwamu.
'jejak-Nya'= jejak salib; jejak dengan tanda darah.
Praktikpengalaman kematian dan kebangkitan bersama Yesus:
- Praktik pertama:
- Ayat 24: 'mati terhadap dosa'= pengalaman kematian, yaitu sengsara daging untuk mematikan dosa; berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan.
Banyak orang berpikir pengalaman kematian adalah tidak makan, tidak bisa beli baju, memang bisa, tetapi kalau sampai di situ, orang di luar Yesus lebih banyak yang mengalami itu. Bukan begitu.
Pengalaman kematian adalah mati terhadap dosa; saat miskin tidak mencuri; saat kaya tidak sombong dan berfoya-foya, dan tidak berbuat dosa. Bukan soal kaya miskinnya tetapi yang penting mati terhadap dosa.
Mati terhadap dosa yaitu tidak ada dusta, dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi kebaikan (ayat 22-23).
- Ayat 25: 'hidup untuk kebenaran'= pengalaman kebangkitan, yaitu hidup dalam kebenaran.
Segala aspek hidup kita harus benar, mulai dari yang kecil-kecil: KTP, SIM.
'Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh'= kalau sudah punya pengalaman salib, kita akan mengalami kesembuhan secara jasmani--kesehatan ekonomi, tubuh; semua sehat--dan secara rohani--damai, tidak ada stres dan ketakutan.
- Praktik kedua: tergembala(ayat 25: 'Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembaladan pemelihara jiwamu').
Kita harus tergembala dengan benar dan baik, mulai dengan selalu berada di kandang penggembalaan, terutama kandang penggembalaan secara rohani--ruangan suci Tabernakel--; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Ini merupakan pengalaman salib--kematian dan kebangkitan. Untuk masuk kandang, sama dengan masuk pintu sempit. Kalau tidak mau memikul salib, tidak mungkin mau masuk, apalagi gembalanya.
Inilah pelajaran tentang dua loh batu--salib.
Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok mutlak hari-hari ini karena merupakan jejak Yesus; benar-benar pengalaman salib bersama dengan Yesus:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya; domba diberi minum, supaya rohaninya segar, tidak kering, sehingga kita bisa bersaksi dan lain-lain.
Kalau kering, mulutnya akan berbicara macam-macam.
Kering dimulai dari mulut yaitu berdusta dan bergosip. Jangan!
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus; domba diberi makan, sehingga kuat, supaya
- Tidak tersandung dan terjatuh dalam dosa-dosa dan puncaknya dosa.
Puncaknya dosa:
- Dosa makan minum= merokok, mabuk, dan narkoba. Sekarang tawaran di mana-mana, sampai di sekolah juga sudah terjadi.
- Dosa kawin mengawinkan= percabulan dengan berbagai ragamnya:
- Dari pandangan, telinga, mata, mulut, perasaan, perbuatan dan sebagainya.
- Penyimpangan: laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan.
- Nikah yang salah. Kita harus hati-hati!
- Tidak jatuh dan tersandung dalam ibadah pelayanan; kita tetap kuat beribadah melayani sampai Tuhan datang kembali.
Kesalahan kita adalah tidak makan tetapi disuruh bekerja. Tidak akan kuat! Ia melayani, tetapi sebenarnya sudah jatuh dan pingsan--sudah suam-suam dan lain-lain.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya; bernapas dengan kasih Allah sampai hidup kekal karena kasih adalah kekal.
Di dalam kandang penggembalaan tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal (ayat 25), sehingga
- Setan tritunggal tidak bisa menjamah; kita mengalami perlindungandari Allah Tritunggal. Buktinya: damai sejahtera, semua enak dan ringan.
- Kita mengalami pemeliharaansecara berlimpah dari Tuhan, yaitu selalu mengucap syukur kepada Tuhan--'Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku'.
Perlindungan dan pemeliharaan Tuhan akan terus berlanjut sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun, penghukuman atas dunia dengan tiga kali tujuh penghukuman, dan kiamat. Bahkan kita mengalami pemeliharaan secara rohani yaitu sampai kita sempurna seperti Yesus.
Sudah terbukti saat Mesir dihukum tetapi Israel tenang di Gosyen.
Inilah pentingnya dua loh batu. dilihat dari pengalamannya, ternyata sekarang dua loh batu menunjuk pada salib. Jangan takut salib! Takut salib sama dengan Musa tidak mau menerima dua loh batu.
Mari, terima dua loh batu--salib--, yaitu pengalaman kematian dan kebangkitan! Kalau sudah hidup benar, pasti bisa tergembala. Kita mengalami perlindungan dan pemeliharaan Tuhan sampai kita sempurna.
Inilah dasar ibadah pelayanan kita yaitu salib. Kalau tidak mau salib, pasti mudah tersandung dan terjatuh. Tetapi kalau ada salib kita tidak akan bisa dikalahkan oleh apapun.
- Pengertian kedua dari dua loh batu: ditinjau dari beritanya, yaitu firman pengajaran yang benar.
Sekarang kita kenal dengan istilah kabar mempelai.
Dua loh batu memuat sepuluh hukum--menunjuk pada firman Allah/firman pengajaran yang benar; wahyu dari Tuhan.
Firman pengajaran yang benar= tertulis dalam alkitab, dan dibukakan rahasianya oleh Tuhan yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.
Untuk apa dua loh batu?Kita menerima dua loh batu--kabar mempelai--untuk didengar dan dipraktikkan.
"Mulai dari saya, terima wahyu dari Tuhan, dipraktikkan dulu, setelah itu baru dikhotbahkan. Jangan terbalik! Kita banyak mendengar firman untuk bahan khotbah. Salah! Dengar firman untuk dipraktikkan dulu, setelah itu baru dikhotbahkan--sudah jadi pengalaman hidup baru dikhotbahkan--, sehingga ada cap darah Yesus yang tidak bisa dilawan. Jemaat juga, terima firman, praktikkan dulu, baru disaksikan, di situ ada cap darah Yesus yang tidak bisa diganggu gugat oleh apapun.
Saya punya pengalaman secara pribadi, saat saya tidak bisa makan dan minum. Saya diajarkan: hamba Tuhan sepenuh seperti saya tidak boleh utang. Saya tidak mau utang, dan bisa lolos. Saya sudah bertekad, kalau diizinkan mati, ya sudah. Tetapi lolos, Tuhan kirimkan orang yang tidak saya duga, dia mengaku dulu sudah les sekian tahun tidak pernah bayar, dan saat itu dia bayar. Setelah itu diuji di malang, keramik mau naik, kalau tidak cepat ambil, nanti tambah besar biayanya. Saya tanya: 'Ada uangnya?': 'Belum.': 'Tidak usah.' Tabung dulu, sampai selesai tokonya saya tanya, ternyata malah uang saya yang lebih. Praktik dulu baru dikhotbahkan. Orang mau bilang apapun tidak akan mampu, karena ada cap darah Yesus.
Saudara juga, kalau praktik firman dulu baru disaksikan, tidak ada yang bisa mengganggu gugat; ada cap darah Yesus di hati."
Kesalahan kita adalah firman tidak dipraktikkan tetapi kita bersaksi, sehingga orang mencela dan tidak mau datang lagi. Praktik dulu, baru khotbahkan atau saksikan. Itulah arah pelayanan kita.
Tadi salib adalah dasar ibadah pelayanan kita--mati, bangkit, dan tergembala.
Sekarang, TAAT DENGAR-DENGARANpada dua loh batu menentukan arah pelayanan kita.
Matius 7: 24
7:24."Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
ARAH PELAYANANkita adalah mendirikan rumah di atas batu karang; sama dengan PEMBANGUNAN RUMAH ROHANI/ TUBUH KRISTUS YANG SEMPURNAdengan dasar batu karang yaitu kurban Kristus--yang diterangkan pada point pertama di atas.
"Jadi arah pelayanan kita bukan hanya untuk gereja, terlalu kecil. Kalau untuk gereja, maaf, saya tidak mau ibadah persekutuan di Malang, Medan, Jakarta dan lain-lain, lebih baik kumpulkan uang untuk gereja kita ini. Kita di sini belum punya gereja, tetapi masih menyewa. Tidak apa-apa, karena pembangunan tubuh Kristus yang lebih penting."
Pembangunan tubuh Kristus dimulai dari nikah. Sungguh-sungguh dalam nikah! Taat semua, jangan saling menyalahkan! Kalau ada yang belum taat, kita dulu yang mulai taat, tidak usah melawan, satu waktu dia akan dimenangkan. Kemudian pelayanan di penggembalaan, antar penggembalaan, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna; mempelai wanita yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Kalau firman tidak dipraktikkan, bangunan akan rubuh! Harus praktik firman!
- Pengertian ketiga dari dua loh batu: ditinjau dari isinya--menunjuk pada kasih Allah:
- Loh batu pertama--empat hukum--= mengasihi Tuhan lebih dari semua; mengasihi Tuhan dengan segenap tubuh, jiwa, dan roh.
- Loh batu kedua--enam hukum--= mengasihi sesama seperti diri sendiri, bahkan mengasihi orang yang memusuhi kita--membalas kejahatan dengan kebaikan.
Kalau digabung, inilah kasih Allah yang sempurna.
KASIHadalah MOTOR PENGGERAK IBADAH PELAYANAN.
Tadi dasar ibadah pelayanan: salib--tidak bisa dirobohkan--, kemudian arah ibadah pelayanan: membangun tubuh Kristus sempurna lewat praktik firman, dan sekarang motor penggerak ibadah pelayanan: kasih Allah.
Bekerja di dunia, motor penggeraknya adalah uang, kepandaian. Tetapi bekerja di ladang Tuhan motor penggeraknya adalah kasih Tuhan, bukan uang. Kalau uang, ladang Tuhan akan menjadi ladang Yudas.
Kasih itu kekal, berarti ibadah pelayanan kita kekal selamanya; kasih mendorong kita untuk tetap setia berkobarsampai selamanya.
Kalau kita datang ibadah bukan karena kasih, perbaiki. Kalau bukan karena kasih, rugi, tidak kekal--padahal kita nanti sampai melayani Tuhan siang malam di depan takhta sorga.
Mari terima dua loh batu! Artinya, terima salib/kurban Kristus--pengalaman kematian dan kebangkitan; kita hidup benar dan tergembala. Ini adalah dasar pelayanan.
Kemudian terima firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, dan praktikkan! Kita mengarah pada pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Yang terakhir kita menerima kasih Allah. Kita mengasihi Tuhan dan sesama.
Jika kita memegang dua loh batu (ada salib, firman, dan kasih Allah), maka posisi kita adalah bersandar di dada Tuhan--mendengar degup jantung Tuhan; hanya merasakan kasih Allah; kita berada dalam pelukan tangan kasih Tuhan. Di dalam dunia kita hanya seperti bayi atau domba sembelihan, tidak bisa apa-apa. Harus bersandar pada Tuhan! Kita hanya menangis kepada Tuhan.
Hasilnya:
- Roma 8: 35-37
8:35.Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
8:36.Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
8:37.Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Hasil pertama: tangan kasih Tuhan memberikan kekuatan ekstrauntuk bertahan menghadapi apapun; kita tidak akan pernah kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan, tetapi tetap mengasihi Dia apapun yang kita hadapi. Kita bertahan untuk mengikut dan melayani Dia sampai garis akhir apapun yang kita hadapi.
Kalau mudah kecewa, berarti di luar pelukan tangan Tuhan.
- Roma 8: 37
8:37.Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Hasil kedua: kita menjadi lebih dari pemenang, artinya kita lemah tak berdaya tetapi menang atas musuh yang lebih kuat, karena tangan kasih Tuhan yang berperang ganti kita.
Kita tinggal bersandar, dan Dia yang berperang--cara berperang kita lain dengan cara dunia. Serahkan semua kepada Tuhan! Kita hanya berusaha, tetapi Tuhan yang menentukan, biar tangan kasih-Nya yang berperang ganti kita.
Contoh: Musa menang atas lembu emas. Dia memecahkan dua loh batu, tetapi dia juga menghancurkan lembu emas--kemenangan atas lembu emas.
Lembu emas artinya:
- Pemberhalaan yaitu keras hati--berhala di dalam diri kita, ini yang paling banyak.
Keluaran 32: 9
32:9.Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
Salah satu wujud keras hati adalah kebenaran sendiri.
Kebenaran sendiri=
- Kebenaran di luar alkitab.
- Menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain dan Tuhan.
- Putih tetapi kusta. Kalau kedapatan kusta, akan diasingkan, tidak boleh di rumah sendiri. Artinya: mencerai-beraikan tubuh Kristus mulai dari nikah, penggembalaan.
Hancurkan kebenaran sendiri--lembu emas dihancurkan--, dan kita memakai kebenaran dari Tuhan, artinya:
- Kembali pada alkitab (satu Kepalayaitu Yesus). Mau apapun, kembali pada alkitab!
- Saling mengaku dan mengampuni (satu tubuh). Darah Yesus yang akan membasuh dosa kita, dan kita bisa hidup benar.
Ini berarti kita menuju kesatuan tubuh Kristus--satu Kepala dan satu tubuh.
- Keadaan rohani yang suam-suam.
Keluaran 32: 18
32:18.Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan--bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
Tidak kalah tidak menang= tidak panas tidak dingin= tidak mati tidak bangkit= suam-suam, seperti jemaat Laodikia. Hati-hati!
Pengertian suam-suam:
- Ibadah dibuat ramai-ramai, tetapi tanpa kebenaran dan penyucian--'menyanyi berbalas-balasan'. Yang ditekankan hanya pada ramainya, bukan kebenaran dan penyucian, sehingga gereja menjadi pasar. Ini yang bahaya karena membuat Yesus marah--'Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.'
- Menggembar-gemborkan perkara jasmani tetapi tanpa penyucian.
- Tidak bergairah lagi dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan. Bahaya!Jemaat Laodikia kaya dan hebat, tetapi sebenarnya miskin, telanjang.
Akibatnya: dimuntahkan oleh Tuhan.
Muntah artinya sesuatu yang menjijikkan dan tidak berguna--jatuh dalam kenajisan.
Hati-hati kaum muda! Kalau sudah tidak bergairah lagi dalam ibadah pelayanan, bahaya, pasti menuju ladang babi, tidak mungkin tidak. Jangan! Sudah diberkati Tuhan, jangan sampai suam! Tuhan tolong kita semua.
- Dosa-dosa sampai puncaknya dosa, dan masalah-masalah di dalam sidang jemaat yang seringkali di luar kemampuan manusia.
Yang mana kita? Hati keras? Suam-suam? Dosa sampai puncaknya dosa--tidak bisa berhenti berbuat dosa--? Menghadapi masalah yang mustahil? Mari ambil sikap untuk menerima salib--pengalaman kematian dan kebangkitan; hidup benar dan tergembala--, firman pengajaran--kesucian--, dan kasih Tuhan--mengasihi Tuhan dan sesama, tidak boleh ada benci atau iri. Kita akan berada di dalam tangan Tuhan.
Biarkan Tuhan yang berperang ganti kita untuk menghancurkan lembu emas. Kita berkemenangan: dari berdosa menjadi benar, masalah mustahil menjadi tidak mustahil, suam-suam menjadi semangat, keras hati menjadi lembut hati--kebenaran dari Tuhan.
- Hasil ketiga: tangan kasih Tuhan sanggup mengadakan mujizat terbesar yaitu mengubahkan kitadari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus--dulu kulit muka Musa bercahaya, bukan penuh debu dari gunung Sinai, karena memegang dua loh batu.
Mungkin wajah kita sekarang muram--susah payah--, kesempatan sekarang ini, terima dua loh batu. Tangan kasih Tuhan akan berperang ganti kita, Dia sanggup mengubahkan kita menjadi manusia rohani--wajah bercahaya/berseri.
Wajah apa yang kita bawa? Putus asa? Muram? Kuatir? Capek? Buruk--jahat dan najis--? Biarlah tangan kasih-Nya mengubahkan menjadi wajah berseri, artinya hati damai; kuat teguh hati, hanya berserah dan berseru kepada Tuhan, tetap kuat menantikan kedatangan Tuhan kedua kali.
Yang sudah loyo, kesempatan mari menjadi kuat dan segar. Tuhan jamah kita dengan tangan kasih-Nya. Jangan terpisah dari kasih Tuhan! Begitu terpisah, setan akan menghancurkan, dan wajah tidak berseri.
Kita pulang dengan wajah berseri. Sampai kalau Tuhan datang kembali wajah kita bercahaya bagaikan matahari seperti Musa dan Yesus, untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai.
Kasihi Dia sungguh-sungguh! Tanpa kasih, semua tidak ada artinya, wajah kita akan muram. Biar kasih-Nya yang menolong kita.
Hanya Tuhan dan kita sendiri yang tahu sejauh mana kita mengasihi Dia. Dia sudah mengasihi kita dengan berkorban segala-galanya karena Dia tahu kita hanya domba sembelihan dan bayi-bayi yang tak berdaya.
Kalau kita tidak mengasihi Tuhan atau kurang mengasihi Dia, saat itu ada jarak, dan setan akan masuk, sehingga hidup kita hancur. Wajah mulai muram, susah, persoalan mulai datang, air mata mulai turun, mulai bosan, tidak bahagia. Itu tanda masih jauh dari Tuhan. Setan memanfaatkan sedikit celah saja untuk memporak-porandakan hidup kita; membuat kita susah payah di dunia. Serahkan kepada Dia!
Kalau ada yang mengalami demikian, ada kasih Tuhan. Kaum muda, jangan sampai masa remaja muda hidupmu sudah payah. Tuhan tolong kita, sampai bahagia dan wajah berseri. Relakan yang di dunia ini untuk bisa bersandar di dada Tuhan! Kita menyerah, dan tangan Tuhan yang bekerja. Dia sanggup menghapus kemustahilan, air mata, dosa-dosa, kekuatiran, dan ketakutan kita. Kita kuat dan segar di dalam Dia.
Tuhan memberkati.