Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.
Wahyu 6: 12-176:12.Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyatdan matahari menjadi hitambagaikan karung rambut dan bulan menjadi merahseluruhnya bagaikan darah.
6:13.Dan bintang-bintang di langit berjatuhanke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
6:14.Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
6:15.Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16.Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
6:17.Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
Ada tiga kali tujuh penghukuman: tujuh kali penghukuman Allah Roh Kudus (meterai), tujuh kali penghukuman Anak Allah (sangkakala), dan tujuh kali penghukuman Allah Bapa (bokor).
Di sini merupakan pembukaan
METERAI yang KEENAM; penghukuman yang keenam dari Allah Roh Kudus atas dunia, sehingga terjadi gempa yang dahsyat, yang mengakibatkan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut, bulan menjadi merah seperti darah, dan bintang-bintang berguguran. Ini berarti terjadi
kegoncangan-kegoncangan dan kegelapan di bumi(diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017).
Sekarang kita membahas satu persatu.
MATAHARI MENJADI HITAM BAGAIKAN KARUNG RAMBUTIni berarti seperti malam hari yang gelap. Secara rohani, matahari menunjuk pada kasih Allah; kalau gelap berarti
tidak ada kasih Allah lagi.
Yohanes 11: 1011:10.Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya."
Kalau tidak ada kasih Allah,
akibatnya:
- Mudah tersandung--'kakinya terantuk'--, dan jatuh dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa: dosa makan minum (merokok, mabuk dan narkoba) dan kawin mengawinkan (percabulan, nikah yang salah). Akibatnya: tidak ada kasih lagi; matahari hitam bagaikan karung rambut, dan menuju pada kebinasaan.
- Tersandung dan jatuh dalam panggilan dan pilihan/ibadah pelayanan.
2 Petrus 1: 10-11
1:10.Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmumakin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
1:11.Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Tersandung dan jatuh dalam panggilan dan pilihan, artinya: tidak setiadalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, bahkan meninggalkan ibadah pelayanan/jabatan pelayanan sehingga kehilangan hak penuh untuk masuk kerajaan sorgayang kekal, dan binasa selamanya. Kalau beribadah melayani Tuhan, kita sudah ada 'tiket' untuk masuk kerajaan sorga, tetapi kalau tidak setia, 'tiket' mulai dirobek, sampai tidak berlaku lagi.
Kolose 4: 174:17.Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah, supaya pelayananyang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya.
Siang ini kita bicara tentang kasih Allah; pentingnya kasih Allah.
'
kaujalankan sepenuhnya'=
oleh kekuatan kasih Allah kita bisa melayani Tuhan sepenuhnya, tidak setengah-setengah. Yang belum melayani, berdoa; yang sudah melayani, jangan sampai tidak ada kasih, mulai merosot--tidak setia--dan meninggalkan pelayanan.
Kalau ditambah dengan kitab Kisah Rasul, kita melayani sepenuhnya sampai garis akhir.
Kisah Rasul 20: 2420:24.Tetapi aku tidak menghiraukan nyawakusedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhirdan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
'
aku tidak menghiraukan nyawaku'= rasul Paulus tidak menghiraukan nyawanya, apalagi waktu, tenaga, uang.
'
aku dapat mencapai garis akhir'=
oleh kekuatan kasih Allah--matahari yang bersinar--
kita bisa berjuang untuk melayani Tuhan sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau sampai Tuhan Yesus datang kembali. Itu kekuatan kasih Allah.
Kalau matahari sudah menjadi hitam bagaikan karung rambut, habislah kita, tidak sampai garis akhir sudah pensiun karena sudah tidak mampu. Kekuatan kita adalah matahari--kasih Allah.
Hati-hati terutama dengan sandungan dalam pelayanan!Untuk perkara rohani ini, jangankan orang luar, hamba Tuhanpun seringkali masih ragu. Kalau soal jasmani, percaya, dan ingat terus. Kalau yang rohani:
Apa itu?Kalau sudah terjadi baru menyesal tetapi tidak ada kesempatan lagi. Lebih baik mendengar firman sungguh-sungguh; biarlah matahari selalu bersinar.
1 Korintus 9: 259:25.Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
Mahkota abadi= mahkota mempelai; mahkota hidup kekal.
Jadi jelas,
beribadah pelayanan sama dengan kita masuk pertandingan/perlombaan secara rohani,
yang harus dilakukan sepenuhnya--jangan asal-asalan--,
dan sampai garis akhir.
"
Mau bertanding sepak bola, sudah menang 4-0, tetapi menit 89 keluar semua karena capek. Tidak bisa menang. Apalagi lomba lari seratus meter, sudah nomor satu, kurang dua centi berhenti, tidak menyentuh garis finish. Tidak bisa menang juga. Ini perjuangan kita yaitu sampai garis akhir."
Kita beribadah melayani sepenuhnya dan sampai garis akhir.
Hasilnya: kita akan mendapat mahkota abadi (mahkota kehidupan); hidup kekal, ditambah hak penuh untuk masuk kerajaan sorga yang kekal.
Jadi ini bukan enak-enakan. Ibadah pelayanan itu pertandingan--perjuangan. Yesus sendiri dua kali memperjuangkan ibadah:
- Untuk bangsa Israel, Dia menghukum Mesir sepuluh kali, supaya bangsa Israel bisa beribadah.
- Tetapi untuk bangsa kafir, Dia yang harus dihukum di kayu salib, supaya kita bisa beribadah melayani Tuhan.
Karena itu kita juga harus berjuang, supaya bisa beribadah melayani Tuhan sepenuhnya, dan sampai garis akhir sehingga kita memperoleh mahkota abadi plus hak penuh untuk masuk kerajaan sorga yang kekal.
Syarat perlombaan rohani--untuk mencapai mahkota/hak penuh masuk kerajaan sorga--:
- Ibrani 12: 1
12:1.Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekundalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Syarat pertamaperlombaan rohani: 'menanggalkan semua bebandan dosa yang begitu merintangikita':
- 'Beban' adalah dosa yang sudahkita lakukan, katakan, angan-angankan.
Biar dia pelari tercepat tetapi kalau memikul beban--misalnya gula seratus kilo--, pasti kalah. Beban harus ditinggalkan!
Menanggalkan beban sama dengan BERDAMAI.
Dosa apa saja yang sudah kita lakukan, katakan, pikirkan, harus diselesaikan. Itu beban dan mempengaruhi perlombaan kita, membuat kita lambat, tidak bisa mencapai garis finish karena beban terlalu berat.
Berdamai= saling mengaku dan mengampuni. Pelayanan tubuh Kristus mulai dari dalam nikah--mulai dalam nikah kita harus berlomba untuk bisa melayani sampai garis akhir--, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh sempurna.
Mari saling mengaku dan mengampuni mulai dari dalam nikah, supaya tidak berbeban berat. Kalau salah, kita mengaku dosa pada Tuhan dan sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau benar, kita siap mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.
Hasilnya: darah Yesus membasuh semua dosa; tidak ada lagi beban dosa; kita mengalami damai sejahterasehingga semua menjadi enak dan ringan.
Kalau sudah enak dan ringan, tidak ada orang yang mau meninggalkan rumah tangga dan pelayanan.
"Yang membuat hamba Tuhan berhenti melayani adalah beban dosa. Biar dia bicara apa saja, itu hanya alasan. Yang sebenarnya adalah matahari sudah hitam karena beban dosa yang ada di belakang. Pilih salah satu! Kalau kita mempertahankan dosa, matahari akan menjadi hitam; kalau kita berdamai, darah Yesus/kasih Allah menutupi dosa--matahari bersinar--sehingga kita mengalami damai sejahtera."
Kalau gelap, susah. Jangankan mau melayani, mau bergerak saja susah.
- 'Dosa yang begitu merintangi kita'= jerat dosa; dosa yang ada di depan, yang dipasang oleh setan pada jalan yang biasa kita lalui, untuk menyandung dan menjatuhkan kita.
Jalan hamba Tuhan yang biasa dilalui adalah jalan pelayanan, diberi dosa sombong: Oh hebat, luar biasa (dipuji-puji).Kalau termakan, dia sudah tersandung dan jatuh; merosot pelayanannya.
Yang bekerja juga hati-hati!
Setan itu punya pengalaman yang banyak tentang dosa-dosa, dia tahu di mana kelemahan kita. Kita harus hati-hati!
Kalau sudah tersandung dan jatuh dalam dosa, kita akan meninggalkan ibadah pelayanan. Itu tujuannya setan, orang itu sudah kehilangan hak penuh masuk kerajaan sorga; setan sudah menang. Kita harus bertahan.
"Nanti jadi trend, hamba Tuhan/gembala pensiun.
Dulu kalau bapak ibu di bawah tahun tujuh puluhan, hamba Tuhan/gembala-gembala berkhotbah semua, tidak ada ganti-ganti. Lalu trendnya sekarang ganti-ganti, ikut ganti-ganti. Nanti trendnya pensiun, ikuti pensiun. Bukan mengikuti alkitab/firman, tetapi keadaan zaman. Itu artinya dijerat sehingga tersandung dan jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa, kemudian meninggalkan ibadah pelayanan/panggilan Tuhan."
Itu saja, sudah cukup untuk membinasakan hamba/pelayan Tuhan. Hati-hati dengan dosa yang menjerat!
Jatuh dalam dosa dan meninggalkan ibadah pelayanan, itu berarti sudah jatuh. Kalau sudah jatuh, akan diikat dan diseret oleh setan menuju kebinasaan. Hanya itu saja.
Kalau sudah tersandung dan jatuh dalam dosa, sudah sulit untuk bangkit lagi, apalagi tidak mau mendengar firman, sampai kiamat tidak akan bisa bangkit lagi tetapi rebah--tinggalkan ibadah pelayanan.
HANYA KEKUATAN FIRMAN PENGAJARAN YANG BENAR, YANG BISA MELEPASKAN KITA DARI JERAT DOSA DAN IKATAN SETAN, sehingga bisa kembali hidup benar dan beribadah melayani Tuhan; kembali pada jubah yang Tuhan percayakan.
Bentuk dosa yang menjerat:
- 1 Timotius 6: 9-10
6:9.Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jeratdan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
6:10.Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Dosa pertama yang menjerat: jerat dosa yang sering tidak disadari yaitu cinta akan uang.
Bukan tidak boleh punya banyak uang, yang tidak boleh adalah cinta akan uang. Kalau di dalam hati sudah mengasihi uang/cinta akan uang/terikat oleh keinginan akan uang, maka matahari tidak bersinar, tidak bisa lagi mengasihi Tuhan.
Praktik ikatan akan uang:
- Mencari uang dengan cara tidak halal; tidak benar, dan tidak sesuai dengan alkitab.
- Beribadah melayani hanya untuk mencari uang/perkara dunia.
Itulah setan, sampaipun orang sudah datang ibadah masih dijerat.
"Terutama kami hamba Tuhan; Lempin-El "Kristus Ajaib", mau masuk Lempin-El mau apa? Dari pada tidak bisa kerja di mana-mana, lalu masuk Lempin-El, supaya dapat uang. Salah besar! Masuk Lempin-El adalah panggilan dan pilihan dari Tuhan."
Banyak kali kita beribadah melayani hanya untuk mencari perkara jasmani/uang.
- Meninggalkan ibadah pelayanan hanya untuk mencari uang. Itu sudah gejala terikat akan uang--keinginan jahat.
- Kikir dan serakah.
Kikir= tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan--pasif dalam pembangunan tubuh Kristus; berada di luar tubuh Kristus.
Waktu Musa membangun Tabernakel, permulaannya adalah persembahan khusus. Kita juga berkorban waktu, tenaga, apa saja yang Tuhan bebankan di hati kita, kecuali pengajaran yang benar tidak boleh dikorbankan.
Mau menikah kalau tidak sesuai dengan firman, jangan! Begitu juga untuk tergembala, kalau tidak ada pengajaran yang benar, jangan!
Tanpa pengajaran yang benar berarti tanpa kepala sehingga ngawur hidupnya, tidak ada arah ke Yerusalem baru. Begitu juga dalam fellowship, kalau tidak ada pengajaran yang benar, tidak ada artinya.
Serakah= merampas milik orang lain terutama milik Tuhanyaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
Inilah jerat dosa. Kita harus hati-hati; keinginan akan uang--keinginan jahat--satu level dengan keinginan najis. Kalau jahat pasti najis. Kalau sudah terjerat keinginan jahat--keinginan akan uang--, pasti sebentar lagi terjerat oleh keinginan najis. Banyak kenyataan yang sudah terjadi.
Di dalam alkitab, Yudas Iskariot terikat oleh keinginan akan uang sehingga perutnya pecah dan isi perut terburai keluar. Isi perut terburai keluar=> dari perut hati timbul kejahatan, kenajisan dan kepahitan.
Mari kalau mau berlomba, kita sekarang beribadah melayani dengan sepenuhnya, dan sampai garis akhir; sampai menjadi pemenang, mendapatkan mahkota dan hak penuh untuk masuk kerajaan sorga--pintu sorga terbuka bagi kita. Jangan sampai saat kita mengetok pintu, Tuhan katakan: Enyahlah!
Nomor satu: menanggalkan beban dan dosa yang begitu merintangi. Ini syarat pertama.
Menanggalkan beban dosa= berdamai. Kita mengalami damai sejahtera, sehingga semua enak dan ringan. Kita tidak akan meninggalkan pelayanan.
Kemudian, hati-hati dengan jerat dosa!
- Ulangan 12: 29-30
12:29."Apabila TUHAN, Allahmu, telah melenyapkan dari hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan apabila engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya,
12:30. maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jeratdan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanyatentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Akupun mau berlaku begitu.
Untuk hubungan keluarga, boleh, mau membantu apa, silahkan. Tetapi hubungan ibadah ini yang tidak boleh; bertanya saja jangan, apalagi beribadah bersama orang Kanaan. Kalau menanya-nanya, lama-lama jadi sama--'Akupun mau berlaku begitu'.
"Saya ingat beberapa tahun yang lalu, saya harus menghadiri pernikahan seorang anak sekolah minggu saya dulu. Mau datang malam, saya ibadah. Jadi datang waktu ibadah pemberkatannya. Saya sudah tahu kalau semuanya berbeda, jadi saya pikir saya datang telat saja. Ini manusia, karena tidak tegas. Itu dulu. Ternyata dia datang telat juga, jadi saya harus dengar khotbahnya karena sudah terlanjur masuk. Akhirnya apa? Yang berkhotbah ini melawak. Nanti sorenya saya berkhotbah di ibadah kaum muda, langsung di catatan istri saya ditulis: 'sudah sama, melawak juga'. Minggunya sama lagi. Bahaya! Bukan berarti di sini paling benar, tetapi lihat alkitab, jangan lihat saya. Kalau tidak benar, pasti akhirnya menjadi sama--'Akupun mau berlaku begitu.'"
Dosa kedua yang menjerat: ajaran sesatyang membinasakan. Dosa membinasakan; ajaran sesat juga membinasakan.
2 Petrus 2: 1
2:1.Sebagaimana nabi-nabi palsudahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
Ajaran sesat ini sudah ada sejak dulu. Jadi jangan sakit hati kalau ada ajaran palsu! Dari dulu memang sudah ada.
Dosa itu membinasakan. Jangan pernah berkata: Hanya dosa ini!Alkitab tidak berkata: dosa A membinasakan, dosa B tidak membawa maut.Tidak ada itu! Semua dosa baik kecil ataupun besar, membawa pada kebinasaan.
Begitu juga dengan ajaran palsu, sama-sama membawa pada kebinasaan. Kalau berkata: Semua sama, hanya tentang ini yang berbeda,itu sudah membinasakan; sudah membelokkan kita.
Jalan ke sorga itu lurus, coba berbelok sedikit saja, tidak akan bisa mencapai sorga.
"Seperti rel kereta api, satu lurus, satu belokkan sedikit saja, kita tidak akan pernah bertemu selamanya. Bukan fanatik bodoh-bodoh, tetapi harus sungguh-sungguh. Harus hati-hati hari-hari ini!"
Begitu tertarik, itu sudah jerat; kalau sudah ingin tahu atau tertarik pada dosa atau ajaran lain, itu sudah terjerat. Sering tidak sadar dia kalau sudah dijerat.
Kalau dijerat dosa, dia dijatuhkan; kalau dijerat ajaran sesat, dia dibelokkan. Hati-hati!
Salomo dari masa muda memegang pedang firman--firman pengajaran yang benar. Dia masih muda dan tidak punya pengalaman, kemudian dia diperhadapkan dengan masalah nikah dan buah nikah--dua orang perempuan sundal bertengkar karena salah satu anaknya mati--, tetapi dengan pedang ia bisa menyelesaikan masalah internasional--dari istana raja sampai kolong jembatan--yang tidak ada pakarnya sampai hari ini; tidak bisa dihitung korban nikah yang hancur.
Sayang di masa tua ia mengikuti isteri, menanya-nanya, akhirnya terjerat, dia melepaskan pedang, dan hancur semua.
Ini jadi contoh bagi kita. Sungguh-sungguh hari-hari ini!
Mengapa Salomo jatuh di masa tua?Karena merasa berpengalaman dan kuat.
Dengar! Semakin merasa berpengalaman dan kuat, akan semakin terjerat.
"Seperti binatang yang terjerat, kalau dia diam, jeratnya longgar, tetapi kalau dia semakin bergerak; semakin merasa kuat, akan makin terjerat."
Lebih baik merasa lemah, tidak mampu, tidak kuat dan tidak berani, dari pada merasa kuat dan berpengalaman tetapi semakin terjerat dan tidak bisa lepas; dia lepaskan pedang dan hancur semuanya.
Jadi, yang membuat letih lesu, beban berat, tersandung dan jatuh dalam nikah dan pelayanan adalah dosa-dosa dan ajaran-ajaran sesat. Kalau kita terlepas dari itu, kita akan mengalami damai sejahtera, semua menjadi enak dan ringan. Tidak ada yang meninggalkan nikah dan ibadah pelayanan. Nikah mencapai kesempurnaan, ibadah pelayanan juga mencapai kesempurnaan, kita bersama Tuhan dalam kerajaan sorga; ada hak penuh untuk masuk kerajaan sorga.
Ini syarat pertama dalam perlombaan yaitu beban dan jerat harus ditanggalkan.
- Ibrani 12: 2
12:2.Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaantekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Syarat keduaperlombaan rohani: mata hanya tertuju kepada Yesus sebagai Imam Besar dan Gembala Agung yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa.
Jangan melihat manusia! Kalau melihat manusia; menoleh kiri kanan, akan jadi seperti Musa. Munafik! Dia melayani dua orang: orang Mesir berkelahi dengan orang Israel, dia melihat orang--lihat kiri kanan--, lalu membunuh dan masukkan mayatnya di pasir.
Kalau melihat manusia, pasti munafik; tidak jujur, tulus dan benar; pelayanannya penuh dengan kemunafikan.
"Seperti Lempin-El, dengar suara saya, menyapu; tidak dengar, tidak menyapu. Tetapi ada juga, sudah dengar klakson mobil, tetap tidur.
Ternyata mirip dengan Lempin-El dulu di jalan Johor. Pdt Sadrakh--salah satu guru--bercerita: 'Tidak usah tanya, saya tahu om Yo ada di tempat atau tidak.' Begitu sampai di depan pintu, beliau sudah tahu. Kalau pintu gerbang terbuka, tidak ada orang, berarti om Yo pergi. Kalau beliau ada, semua siap di depan. Saya tahu dari beliau. Ternyata di Malang sama. Lihat orang, rugi! Kalau lihat Tuhan, senang. Saya mendapat giliran jaga malam waktu di Lempin-El, jam dua malam saya sendirian di pos tulis-tulis, catat-catat. Om Pong keluar, enak, saya dididik. Coba tidur, saya ditinggal."
Kalau lihat belakang/dunia--Sodom dan Gomora--, akan jadi tiang garam, tidak ada gunanya.
Praktikmelihat Yesus sebagai Imam Besar dan Gembala Agung yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa:
- Ibrani 7: 26
7:26.Sebab Imam Besaryang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
Praktik pertama melihat Yesus: memandang Yesus sebagai Imam Besar yang saleh/suci= memandang MULUT Yesusyang dari dalamnya keluar sebilah pedang tajam bermata dua.
Bagi kita sekarang artinya kita memperhatikan firman nubuat, supaya kita disucikan dari dalam hati; tidak gelap, tetapi matahari bersinar.
2 Petrus 1: 19
1:19.Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannyasama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsingdan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
'para nabi'= firman nubuat; firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
'fajar menyingsing'= matahari bersinar.
Kita harus memperhatikan firman nubuat seperti memperhatikan pelita di tempat gelap, artinya: kita mendengar firman dengan sungguh-sungguh dan dengan satu kebutuhan, sampai mengerti, percaya/yakin, dan mempraktikkannya. Hasilnya: kita mengalami penyucian mulai dari dalam hatikita yang gelap oleh keinginan jahat, najis dan kepahitan, sehingga kehidupan kita memancarkan terang kesucian ke luar--perbuatan, perkataan suci, seluruh hidup suci--; kita menjadi terang di dalam rumah tangga.
Mulai dari rumah tangga jadi pelita. Kalau suamimemperhatikan firman, seluruh hidupnya disucikan, tidak sulit untuk mengasihi isteri seperti diri sendiri, tidak berlaku kasar, dan bertanggung jawab atas aliran rohani dan jasmani dalam rumah tangga--makanan, kesucian, ibadah semua dari kepala.
Isteriyang memperhatikan firman, tidak sulit untuk tunduk pada suami dalam segala sesuatu dan banyak berdoa menyembah Tuhan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan suami dan anak-anak--menjadi rusuk.
Ada terang dalam nikah rumah tangga.
Anak-anak, kalau memperhatikan firman, bisa taat dengar-dengaran pada orang tua.
Kalau nikah terang, kegelapan gantang--ekonomi, dosa makan minum (merokok, mabuk dan narkoba)--, dan kegelapan tempat tidur--dosa percabulan yang mengakibatkan perselingkuhan dan perceraian--tidak bisa mempengaruhi. Lebih bertambah lagi, terang di depan semua orang, sampai menjadi terang dunia--suci seperti Yesus suci.
Mari perhatikan! Sekarang ini kita memandang Yesus. Apa artinya? Bukan hanya menutup mata lalu berkata: Kita memandang Tuhan.Itu ilusi! Bukan begitu! Memandang Yesus berarti memandang mulut-Nya yang dari dalamnya keluar pedang. Kita mengalami penyucian sampai nikah menjadi terang.
Anak-anak ikut andil juga. Kalau anak-anak taat, nikah akan menjadi terang ditambah indah; kalau tidak taat, hancurlah nikah itu. Jadi nikah indah atau tidak bergantung pada anak-anak.
- Ibrani 12: 3-4
12:3.Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
12:4. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
Praktik kedua memandang Yesus: memandang Yesus yang tekun menanggung bantahan--kuat teguh hati/tabah.
Kita juga harus kuat teguh hati.
Ini sama dengan memandang TANGAN Yesusyang membawa darah dan dupa, untuk percikan darah--sengsara daging. Kita berani memandang tangan Yesus yang membawa darah dan dupa.
Darahmenunjuk pada sengsara.
Dupamenunjuk pada penyembahan.
Imbangi! Saat-saat mengalami sengsara, kita imbangi dengan banyak menyembah, bukan mengomel. Itu artinya kita masuk percikan darah.
Tuhan mengizinkan kita masuk percikan darah, supaya kita mengalami kemuliaan Tuhan.
Mari tabah/kuat teguh hati saat menghadapi percikan darah!
Lihat tangan Yesus yang membawa darah dan dupa! Kita harus kuat teguh hati saat menghadapi percikan darah; sengsara daging bersama Yesus.
Bagaimana bisa kuat?Naikkan doa penyembahan! Kalau bersungut, mengomel, kita akan kecewa, putus asa, dan hancur semua. Kalau dalam rumah tangga, salahkan suami/isteri, bersungut, mengomel, hancur semua. Tetapi justru banyak menyembah Tuhan saat sengsara datang. Itu orang yang kuat teguh hati.
Kita tidak kecewa, putus asa dan tinggalkan Tuhan sehingga kita mengalami kemuliaan Tuhan--shekinah glory--; keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, yaitu jujur; jujur soal pengajaran, tempat tidur, dan keuangan, baru bisa jujur dalam segala hal. Di dalam nikah yang penting adalah kejujuran--terang.
Jujur soal pengajaran yang benar= kalau pengajaran itu benar, mari dukung dan praktikkan; kalau tidak benar, hindari.
Jujur dalam segala hal= menjadi rumah doa.
Inilah memandang tangan Tuhan yang membawa darah dan dupa. Jangan takut! Memang ada percikan darah, tetapi imbangi dengan dupa--menyembah Tuhan--sampai kuat teguh hati. Kita tidak kecewa, putus asa dan tinggalkan Tuhan, tetapi tetap mengucap syukur pada Tuhan, dan Roh kemuliaan datang, kita mengalami keubahan menjadi orang yang jujur (rumah doa). Doa kita dijawab oleh Tuhan. Yang tidak bisa dipikir dan dilakukan, serahkan pada Dia!
Jangan mengomel atau salahkan orang lain!
- Ibrani 4: 14-16
4:14.Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
4:15. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
4:16. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karuniauntuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Praktik ketiga memandang Yesus: melihat dada Imam Besar= melihat HATI Yesus.
Kalau bisa melihat mulut Yesus--suci--, tangan-Nya--tabah, kuat --, sebentar lagi kita bisa melihat hati-Nya yang penuh kasih dan belas kasihan/kemurahan kepada kita semua.
Dia Gembala Agung dan Imam Besar, itu yang kita lihat: kita disucikan menjadi terang di rumah tangga, lihat tangan-Nya (percikan darah) supaya kita menjadi rumah doa.
Terakhir, lihat hati-Nya yang penuh kasih dan kemurahan kepada kita.
Kenapa kita membutuhkan kasih?Karena kita hanya domba sembelihan, hanya ditelan maut, tidak bisa apa-apa; empat kakinya sudah diikat. Hanya butuh kasih Tuhan. Itulah isi hati Tuhan yang mengasihi domba-domba sembelihan; domba yang tidak berdaya di akhir zaman.
Kita hanya domba sembelihan, hanya bisa mengangkat tangan kepada Tuhan; hanya bisa memandang Dia, berseru kepada Dia, dan mengangkat tangan kepada Dia, dan Dia Imam Besar dan Gembala Agung akan mengulurkan tangan belas kasih-Nya kepada kita.
Roma 8: 35-37
8:35.Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
8:36.Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
8:37.Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
"Tadi lagu kaum muda tentang pedang firman, lagu zangkoor tentang kasih. Itulah yang kita butuhkan hari-hari ini."
Sehebat apapun kita di dunia, kita hanya domba sembelihan. Yang kita butuhkan hanya satuyaitu uluran tangan belas kasih Yesus Imam Besar dan Gembala Agung. Jangan ragu! Itu yang ada di dada Yesus, bukan kemarahan, kekecewaan; darah-Nya tetap merah. Daud jatuh, tetapi masih ada belas kasih Tuhan.
Apapun keadaan kita, angkat tangan, pandang Dia, dan berseru pada Dia, dan Dia akan mengulurkan tangan kasih-Nya bagi kita.
Hasilnya:
- Ayat 35= 'Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?'= tangan kasih Gembala Agung sanggup membuat kita bertahanmenghadapi pencobaan dan maut, supaya:
- Kita tetap berpegang teguh pada pedang firman pengajaran yang benar, dan hidup benar. Jangan berbuat dosa saat menghadapi apapun!
- Kita tetap setia berkobardalam ibadah pelayanan.
Menghadapi pedang, kelaparan dan lain-lain, buktikan bahwa tangan kasih Gembala Agung yang memeluk kita, sanggup membuat kita bertahan menghadapi pencobaan. Kita tidak kecewa, putus asa dan meninggalkan Tuhan, tetapi tetap pegang teguh firman pengajaran yang benar dan hidup benar.
- Kita tetap percaya dan berharap Tuhan.
Tandanya kita damai sejahtera.
Kalau hati tidak damai--kuatir--, berarti tidak bertahan. Kalau bertahan/hati damai, kita tenang saja, kita percaya dan berharap pada Tuhan.
- Ayat 37: 'lebih dari pada orang-orang yang menang'= tangan kasih Gembala Agung sanggup menjadikan kita lebih dari pemenang.
Artinya: sekalipun kita kecil dan tidak bedaya, tetapi bisa menang atas musuh yang lebih hebat karena kasih Tuhan yang berperang ganti kita; bukan kita yang berperang. Daud melawan Goliat, bisa menang.
Banyak orang berkata: masalah saya ini tidak semudah membalikkan telapak tangan; sulit.Tetapi kalau ada tangan kasih Gembala Agung, Dia sanggup menyelesaikan masalah yang mustahil dalam hidup kita--lebih mudah Dia menolong kita dari pada membalikkan telapak tangan. Percayalah!
Jangan remehkan kasih Tuhan!
- 1 Petrus 5: 6
5:6.Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Hasil ketiga: tangan kasih Gembala Agung sanggup meninggikan dan mengangkat kitapada waktunya:
- Diangkat dari kejatuhan--seperti Daud, seharusnya ia binasa, tetapi masih ada pengangkatan dari Tuhan. Kalau kita menempatkan diri sebagai domba-domba yang digembalakan, masih ada pengangkatan dari Tuhan.
- Kemerosotan jasmani dan rohani dipulihkan.
- Kegagalan menjadi berhasil dan indah.
- Dipakai oleh Tuhan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir (pembangunan tubuh Kristus). Dipakai itu diangkat, bukan disengsarakan; lebih ringan lagi hidup itu dan lebih indah.
- Diubahkan sampai sempurna seperti Yesus, tidak salah dalam perkataan, hanya berseru: Haleluyauntuk menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Kita bersama Dia selamanya.
Kita hanya domba sembelihan. Pandang Yesus saja! Mari berlomba!
- Beban dan jerat dosa tinggalkan semua; kita enak dan ringan.
- Kemudian, mata memandang Dia:
- Suci--pandang pedang firman--; kita menjadi terang di rumah tangga sampai terang dunia.
- Tabah--pandang tangan-Nya yang membawa darah dan dupa--; kita kuat menghadapi percikan darah, sampai menjadi rumah doa (jujur).
- Pandang dada-Nya! Jangan ragu.
"Saya selalu menggarisbawahi perkataan opa Totaijs. Sampaipun sudah sakit parah, beliau selalu menasihati: Jangan ragukan kasih Allah!"
Menghadapi apa saja, jangan ragukan dada Yesus! Kasih-Nya tidak berubah, darah-Nya tetap merah. Belas kasih-Nya bagi bangsa kafir tidak berubah apapun keadaan kita, asalkan kita mau memandang Dia dan menyeru nama-Nya.
Ada pengangkatan, pertolongan, ada semua di dalam Dia. Lebih mudah Dia menolong kita dari pada membalikkan telapak tangan.
Ada pengalaman kecil, akui:
Engkau baik, Engkau tidak meninggalkan aku.Jangan sekedar menyanyi, tetapi ingat yang dulu! Domba sembelihan dibela oleh Tuhan. Sesudah kita ingat semua, jangan ragukan kasih Allah! Kasih-Nya tetap dari dulu, sekarang dan sampai selamanya.
Dalam keadaan terpuruk, ingat kasih-Nya! Dalam keadaan diberkati, semua berhasil, ingat juga kasih-Nya! Jangan terpisah dari kasih-Nya!
Ingat semua yang sudah Tuhan lakukan bagi kita sekalipun kita jahat, najis atau gagal! Darah Yesus tetap merah; kasih-Nya tak berubah. Kita hanya berkata:
Aku mengasihi Engkau, Tuhan, aku mau kembali kepada-Mu. Sembah Dia, kalau tidak bisa berkata-kata lagi, sebut:
Yesus.
Tuhan memberkati.