Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita, Yesus Kristus.
Wahyu 14:6-13 adalah pemberitahuan tentang penghakiman/ penghukuman.
Wahyu 14:6-714:6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,
14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
Malikat pertama di ayat 6-7 memberitakan tentang dua hal:
- Injil yang kekal, yang terdiri dari Injil keselamatan (firman penginjilan, Kabar Baik) yang memberi kebenaran dan keselamatan, cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus (firman pengajaran, Kabar Mempelai) yang membawa pada kesucian dan kesempurnaan, serta Injil yang kekal yang membawa kita pada hidup kekal.
- Penghakiman/ penghukuman.
Ada 3 macam penghukuman:
- Ayat 7: penghukuman kepada mereka yang menolak Injil yang kekal, yang menolak Tuhan, yang tidak memuliakan Tuhan, dan tidak mau menyembah Tuhan.
- Ayat 8: penghukuman atas Babel.
- Ayat 9-11: penghukuman Allah atas mereka yang menyembah Antikris (binatang dan patungnya).
Kita pelajari tentang penghukuman yang kedua, yaitu penghukuman atas Babel.
Wahyu 14:8
14:8 Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."Malaikat menyampaikan penghukuman atas mereka yang mabuk dengan anggur percabulan Babel = tidak mabuk oleh anggur yang baru (anggur Roh Kudus) = kehidupan tanpa urapan Roh Kudus. Dalam Kisah Para Rasul 2, ketika para murid dipenuhi oleh Roh Kudus, mereka disebutkan sebagai orang mabuk.
Praktek sehari-hari hamba Tuhan yang mabuk dengan anggur percabulan Babel, atau kehidupan yang menolak urapan Roh Kudus:
- Menjadi hamba/ pelayan Tuhan yang egois dan mementingkan diri sendiri.
Yesaya 14:22-23
14:22 "Aku akan bangkit melawan mereka," demikianlah firman TUHAN semesta alam, "Aku akan melenyapkan nama Babel dan sisanya, anak cucu dan anak cicitnya," demikianlah firman TUHAN.
14:23 "Aku akan membuat Babel menjadi milik landak dan menjadi air rawa-rawa, dan kota itu akan Kusapu bersih dan Kupunahkan," demikianlah firman TUHAN semesta alam.
Kehidupan yang egois digambarkan sebagai rawa, hanya menerima air tetapi tidak mengalirkannya = hanya menerima berkat tetapi tidak mau memberi kepada yang lain. Air yang tergenang tidak bisa bermanfaat tetapi justru akan merusak. Kehidupan yang egois tidak bisa berguna bagi tubuh Kristus, justru hanya menjadi perusak. Kehidupan yang egois juga digambarkan sebagai kambing. Kehidupan yang tidak mau memberi dan mengunjungi anggota tubuh Kristus yang lemah dan membutuhkan. Kalau tidak mau memberi dan mengunjungi = perusak tubuh Kristus, menjadi kikir dan serakah seperti Yudas Iskariot. Mereka tidak bisa mengembalikan milik Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus) serta milik sesama yang membutuhkan.
2 Timotius 3:1-5
3:1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
3:3 tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,
3:4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
3:5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Orang egois = sukar, sulit, bahkan tidak bisa berubah, sekalipun sudah beribadah kepada Tuhan. Mereka menolak kuasa ibadah, yaitu firman pengajaran benar dan urapan Roh Kudus (anggur dari Sorga). Mereka mempertahankan 18 tabiat daging sehingga kehidupannya sendiri juga menjadi sulit.
Yehezkiel 47:11
47:11 Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.
Rawa menjadi tempat timbunan garam = timbunan dosa. Kehidupan yang egois hanya berbuat dosa sampai puncak dosa, sampai menjadi Laut Mati. Mereka tidak memiliki hidup rohani, sampai binasa selamanya dalam lautan api dan belerang.
Matius 25:45-46
25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Kalau Tuhan menunjukkan sesama yang membutuhkan, dan kita tidak mau menolong = kita menjadi egois. Tuhan selalu menggerakkan kita untuk melayani lewat pemberitaan firman, kesaksian, serta lewat kenyataan yang ada (contoh: saat kita melihat orang yang lapar dan membutuhkan, itu bukanlah kebetulan). Kalau kita digerakkan melayani, itu kemurahan Tuhan supaya kita diluputkan dari anggur percabulan Babel. Kalau kita sudah digerakkan Tuhan dan kita tidak mau melayani, akibatnya harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman, dan tidak bisa diperbaiki lagi, yang ada hanya kebinasaan selamanya.
- Tidak setia sampai meninggalkan ibadah dan pelayanan pada Tuhan.
Mazmur 137:1-4
137:1 Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.
137:2 Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.
137:3 Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"
137:4 Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing.
Pohon gandarusa di tepi sungai Babel = hamba Tuhan yang hidup dan beribadah hanya untuk kepentingan daging/ perkara-perkara jasmani di dunia.
Akibatnya adalah menggantung kecapi = tidak setia sampai berhenti melayani Tuhan. Sangat disayangkan jika untuk pekerjaan Tuhan kita menjadi tidak setia bahkan berhenti melayani Tuhan. Di dunia saja, mereka yang bekerja dan diberhentikan bisa melakukan demonstrasi, bagaimana jika dalam pekerjaan Tuhan tidak diberhentikan tetapi justru kita yang berhenti melayani Tuhan? Resikonya besar, sebab untuk pelayanan, Tuhan sudah berusaha membuka jalan bagi kita sampai rela mati di kayu salib.
Yang dijadikan contoh adalah kecapi, hati-hati pelayan Tuhan yang berkaitan dengan musik. Jangan karena merasa hebat dan tidak dihargai, atau karena kecewa, lalu berhenti melayani Tuhan. Penyebabnya adalah roh kesombongan, seperti yang terjadi pada Lucifer.
Matius 27:3-5
27:3 Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,
27:4 dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!"
27:5 Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.
Yudas Iskariot melayani hanya untuk mendapat uang perak/ kekayaan yang jasmani. Namun akhirnya Yudas Iskariot menggantung diri. Kehidupan semacam ini terkatung-katung di antara langit dan bumi, hidup dalam kesusahan.
Tidak setia = menggantung kecapi = menggantung diri, hidup dalam letih lesu, menanggung kebusukan dan dipermalukan, sampai binasa selamanya.
Galatia 3:13
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
Sebenarnya, cukup Yesus yang digantung di kayu salib dan menanggung semua penderitaan. Jika kita menggantung kecapi/ menggantung diri, artinya kita tidak menghargai bahkan menghina korban Kristus.
- Dikuasai roh-roh jahat, najis, kepahitan/ kebencian, yang mengarah pada puncak dosa, yaitu dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan.
Wahyu 18:2
18:2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
Kita harus hati-hati dalam hidup dan pergaulan sehari-hari, hati-hati dalam tontonan, sampai perbuatan puncak dosa.
Lukas 17:26-27
17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:
17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
Anggur percabulan Babel bekerja sejak zaman permulaan (zaman Nuh), sampai kepada zaman akhir (saat ini, menjelang kedatangan Yesus kedua kali). Yang harus menjadi perhatian kita, hanya 8 orang yang diselamatkan. Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. Itu sebabnya, kita harus berjuang dengan sungguh-sungguh dan keras untuk bisa terlepas dari anggur percabulan Babel serta penghukuman air bah, hujan api dan belerang, sampai hukuman di lautan api dan belerang, neraka selamanya.
Ada 3 hal yang harus kita pelajari dari zaman Nuh:
- Kita harus menjaga hati nurani.
Kejadian 6:5-8
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.
6:7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."
6:8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.
Hati nurani menjadi penentu nasib hidup kita di dunia sampai hidup kekal. Hati nurani yang baik adalah tempat menampung kasih karunia Tuhan yang lebih dari semua. Di luar kasih karunia Tuhan, kita akan binasa. Mengapa Nuh sekeluarga tidak terseret Babel? Karena mereka masuk dalam satu bahtera Nuh, artinya bagi kita sekarang adalah masuk dalam satu baptisan air yang benar. Baptisan yang benar = baptisan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, baptisan yang sama seperti yang diterima Yesus.
Matius 3:15-16
3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
Roma 6:4
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
1 Peter 3:20-21
3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Syarat baptisan air yang benar adalah bertobat, mati terhadap dosa.
Proses baptisan air yang benar adalah dikuburkan dalam air bersama Yesus, untuk bangkit dan menerima hidup Sorgawi.
Hasil baptisan air yang benar adalah hati nurani yang baik, yang taat dengar-dengaran pada Tuhan.
Jika kita tidak taat dengar-dengaran, kita pasti dikuasai dan dihanyutkan oleh Babel. Kasih karunia adalah kekuatan Tuhan untuk menolong kita supaya kita tidak bisa diseret oleh sungai Babel, dan kita tidak akan mabuk oleh anggur Babel. Dengan demikian, kita bisa hidup dalam urapan Roh Kudus (mabuk anggur Roh Kudus) = kita bisa hidup benar. Tidak taat pada firman atau pun segala sesuatu di luar firman = bukan kebenaran, tetapi hanya kebenaran diri sendiri.
2 Tawarikh 31:20-21
31:20 Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Allahnya.
31:21 Dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil.
Kalau kita memiliki hati nurani baik, maka kita bisa hidup dalam kebenaran (hidup dalam urapan Roh Kudus). Kita tidak membalas kejajatan dengan kejahatan, tetapi dengan kebaikan. Maka, kita memiliki masa depan yang indah dan berhasil oleh kasih karunia Tuhan.
- Kita harus menjaga supaya bisa tergembala, hidup benar dan suci.
Kejadian 6:15-16
6:15 Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.
6:16 Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas.
Bahtera Nuh ada 3 tingkat sesuai dengan kehendak Tuhan. Ini sama dengan Tabernakel memiliki 3 ruangan sesuai dengan kehendak Tuhan. Artinya, kita harus masuk sistem penggembalaan Tabernakel, yaitu kita harus selalu berada dalam Ruangan Suci (kandang penggembalaan, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok) untuk menjaga kita tetap hidup dalam kesucian. Hanya kehidupan yang menerima kasih karunia Tuhan, yang menerima hati nurani yang benar dan baik, yang bisa tinggal dalam penggembalaan yang benar dan baik. Kita bisa selalu mendengar dan dengar-dengaran pada suara Gembala.
Imamat 21:12
21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Di luar bahtera Nuh, hanya ada air bah. Tetapi di dalam kandang penggembalaan, kita dikhususkan sebagai biji mata Tuhan yang tidak bisa dijamah oleh Babel.
Kita menjaga kebenaran dan kesucian nikah dan rumah tangga kita, sampai masuk nikah rohani yang kekal dan sempurna. Delapan orang yang diselamatkan menunjuk 4 pasang mempelai.
Kita menjaga tahbisan, supaya tetap setia dan berkobar-kobar melayani Tuhan sampai Yesus datang kedua kali.
Dalam penggembalaan, kita dikhususkan menjadi biji mata Tuhan, sehingga kita mengalami perlindungan dan pemeliharaan Tuhan di tengah kesulitan dunia, bahkan ketika Antikris berkuasa di bumi selama 3,5 tahun. Di luar kandang penggembalaan, hanya air mata dan juga kotoran mata yang akan dibinasakan.
- Kita harus menjaga untuk selalu hidup dalam tangan kasih karunia Tuhan, jangan pernah terlepas dari tangan Tuhan.
Kejadian 7:16
7:16 Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina dari segala yang hidup, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh.
Caranya adalah kita harus menerima percikan darah, yaitu sengsara daging bersama Yesus tanpa dosa (tanda darah), yang diimbangi dengan banyak menyembah Tuhan (tanda dupa). Di mana ada darah dan dupa, akan ada 'Shekinah Glory'. Kita bisa mengalami keubahan hidup menjadi lemah lembut, pendiam, dan penurut.
- Lemah lembut = bisa menerima tegoran dan nasihat Tuhan, sehingga yang rebah bisa dibangkitkan, yang busuk bisa dipulihkan jadi harum.
- Pendiam = bisa mengoreksi/ menghakimi diri sendiri. Kalau ada dosa, kita harus mengaku dosa. Kalau orang lain mengaku dosa, kita harus mengampuni. Dosa yang menyebabkan air mata. Kalau kita banyak membuang dosa, maka air mata akan berkurang/ semakin dihapus, artinya kita semakin bahagia.
- Penurut = taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi. Kita mengulurkan tangan pada Tuhan, dan Tuhan sebagai Gembala Agung juga mengulurkan tanganNya pada kita.
Yohanes 10:27-28
10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
Dalam tangan Tuhan ada jaminan kepastian untuk hidup sekarang, masa depan yang berhasil dan indah, sampai hidup kekal. Tangan kita sendiri sangat terbatas, sekalipun mengandalkan kepandaian, pengalaman, kekuatan, modal, dsb., kita hanya sama seperti Petrus yang semalaman tidak menangkap apa-apa. Sehebat apa pun usaha kita, tangan kita hanya seperti tangan bayi yang tidak berdaya. Kita membutuhkan tangan Tuhan.
Tangan belas kasih Tuhan mampu memberi kemenangan bagi kita atas musuh-musuh. Semua masalah, yang sudah mustahil sekalipun, bisa diselesaikan oleh Tuhan. Semua dosa diselesaikan, sehingga kita bisa hidup benar dan suci. Sampai kemenangan terakhir, kita menang atas maut, artinya kita disucikan dan diubahkan sampai sempurna seperti Yesus, maut tidak berkuasa lagi. Kita layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali, kita masuk Firdaus, sampai Kerajaan Sorga yang kekal selamanya. Injil yang kekal membawa kita pada kekekalan.
Tuhan memberkati.