Matius 25:31-3225:31. "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
25:32. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembalamemisahkan domba dari kambing,Pada saat kedatangan Yesus kedua kali, Yesus tampil dalam 2 penampilan:- Yesus tampil sebagai Raja di atas segala raja yang memerintah di atas tahta kemuliaan, maka kita harus tampil sebagai raja-raja, yakni kehidupan yang berkemenangan atas musuh-musuh (dosa, dunia, daging) sehingga kita juga bisa duduk di tahta kemuliaan.
- Yesus tampil sebagai Gembala, maka kita harus tampil sebagai domba-domba yang tergembala, supaya kita tidak tersesat dan terhilang, tetapi tetap bersama Yesus sampai duduk di tahta kemuliaan.
Domba-domba tergembala bukan pada manusia atau organisasi gereja, namun pada pokok Firman Pengajaran benar = seperti carang yang melekat pada pokok anggur yang benar, maka cepat atau lambat;
- Kehidupan yang tergembala pasti akan berbuah manis.
- Wahyu 7:17
7:17. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
Kehidupan yang tergembala juga mengalami tuntunan tangan Gembala Agung sampai tiba di tahta Allah. Kita dintuntun menuju masa depan yang indah sampai di tahta kemuliaan, tempat Tuhan Yesus bersemayam.
Matius 15:24-2615:24. Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." 15:25. Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." 15:26. Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Tuhan Yesus datang sebenarnya hanya untuk menyelamatkan bangsa Israel (domba Tuhan), yakni keturunan asli dari Abraham, Ishak, dan Yakub.
2 Petrus 2:222:22. Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."Bangsa Kafir sebenarnya hanya seperti anjing dan babi.
- “babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.”
= Bangsa Kafir yang selalu berkubang dalam dosa yang mendarah daging (perbuatan-perbuatan dosa yang mendarah daging).
= Manusia darah daging yang tidak mewarisi Kerajaan Surga.
1 Korintus 15:50
15:50. Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.
- “Anjing kembali lagi ke muntahnya,”
= Bangsa Kafir yang hidup dengan perkataan sia-sia, diantaranya mulai dari dusta, perkataan porno/najis, lawak/jenaka yang seringkali tidak baik (apalagi jika disampaikan di mimbar), perkataan yang melemahkan iman orang lain, perkataan yang menjadi sandungan, fitnah, dsb.
Kalau seseorang sudah berdusta, perkataan yang lainnya pasti juga salah. Semuanya akan mendatangkan penghukuman dan kebinasaan kekal.
Matius 12:36
12:36. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
Bagaimana supaya kehidupan bangsa Kafir yang bagai anjing dan babi bisa menjadi domba Tuhan?Kehidupan bangsa Kafir harus mengalami 3 macam pembaharuan, yakni:
- Pembaharuan lewat Baptisan Air.
Efesus 5:25-26
5:25. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26. untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
Supaya babi tidak mandi di dalam kubangan dosa lagi, maka bangsa Kafir harus mandi dalam baptisan air (istilah lama: pemandian air).
1 Petrus 2:1
2:1. Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
Syarat baptisan air yang benar: Bertobat = mati terhadap dosa, mulai dari 5 dosa:
- kejahatan dan kenajisan.
- tipu muslihat.
- kemunafikan.
- kedengkian.
- Fitnah.
Roma 6:4
6:4. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Dalam terjemahan bahasa apapun, pelaksanaan baptisan air yang benar adalah kita dikuburkan (diselamkan) bersama Yesus dalam air.
1 Petrus 2:2
2:2. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Hasil baptisan air yang benar: kita bangkit dalam hidup yang baru, sama seperti bayi yang baru lahir, tandanya:
- hidup dalam kebenaran.
- selalu rindu akan air susu yang murni dan yang rohani = selalu menikmati, mendengar dan dengar-dengaran pada Firman Penggembalaan yang benar= menjadi domba-domba yang tergembala.
Memang untuk taat dengar-dengaran seringkali kita harus membayar harga yang mahal (berkorban).
Kalau kita tidak taat, lebih mahal lagi harga yang harus kita bayar.
Contoh: Saul tidak mau membunuh semua ternak orang Amalek (tidak taat, tidak mau membayar harga untuk korban persembahan kepada Tuhan).
Akibatnya: Saul harus kehilangan seluruh kerajaannya, bahkan sampai anak-cucunya turut menanggung.
Jika kita mau taat, hasilnya:
Posisi kita adalah seperti bayi yang hidup dalam tangan Gembala Agung. Kehidupan kita akan mengalami ketenangan, kenyang/terpelihara, mengalamipertumbuhan sampai kesempurnaan.
Kita harus waspada!
Jangan menerima sesuatu yang tidak senada dengan Firman Penggembalaan! Kalau dipaksakan akan sakit, tidak bertumbuh, sampai mati/binasa.
- Pembaharuan lewat Firman Pengajaran benar dalam Urapan Roh Kudus.
Efesus 5:25-27
5:25. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26. untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27. supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Sesudah mandi dengan air, kita harus mandi dalam Firman Pengajaran benar (dalam kitab Keluaran: air hujan Firman Pengajaran), yakni Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua manapun.
Setelah kita mengalami pertumbuhan sampai bisa menjadi imam dan raja, masih perlu lebih lanjut diselamkan dalam air hujan Firman Pengajaran benar, terutama dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci.
Lewat ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, Firman Pengajaran benar mendarah daging dalam hidup kita, sedangkan dosa-dosa semakin terdesak keluar.
Kita mengalami penyucian dan pembaharuan terutama dari 6 dosa yang mendarah daging. Enam dosa ini membawa pemisahan terhadap Tuhan dan sesama.
1 Korintus 5:11
5:11. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul(1), kikir(2), penyembah berhala(3), pemfitnah(4), pemabuk(5) atau penipu(6); dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
(Berhala = segala sesuatu yang membuat kita tidak bisa mengasihi Tuhan.)
Lewat ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, ada kekuatan untuk kita disucikan dari 6 dosa tersebut sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran dan kemurnian (kesucian sampai dalam hati).
1 Korintus 5:8
5:8. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Hasilnya:
Kita hidup dalam suasana pesta(kebahagiaan Surga)yang tidak bisa dipengaruhi apapun yang dari bumi ini.
Hati-hati dalam melangkah!
Banyak orang di dunia ini mengejar harta, ijazah, dsb. sampai meninggalkan kebenaran dan kemurnian.
- Pembaharuan lewat Doa Penyembahan.
Hakim-hakim 7:5-6
[terjemahan baru]
7:5. Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun minum air, dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Barangsiapa yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat, haruslah kaukumpulkan tersendiri, demikian juga semua orang yang berlutut untuk minum.”
7:6. Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya berlutut minum air.
[terjemahan lama]
7:5. Hata, maka disuruhnya orang banyak itu turun ke tempat air, lalu firman Tuhan kepada Gideon: Barangsiapa yang menjilat menghirup dari pada air itu dengan lidahnya seperti anjing menjilat, ia itu hendaklah kauasingkan; demikianpun segala orang yang bertelut hendak minum.
7:6. Maka adalah bilangan segala orang yang telah menghirup dengan mulutnya dari pada tangannya, tiga ratus orang banyaknya; maka segala orang yang lain itu telah bertelut hendak minum air.
Saat hendak berperang, Tuhan memerintahkan Gideon supaya memilih sebagian orang saja. Ternyata, ada 300 orang yang menjilat/menghirup air seperti anjing menjilat air.
Artinya: supaya anjing tidak lagi menjilat muntah, maka bangsa Kafir harus menjilat/menghirup air kasih Allah yakni lewat doa penyembahan.
Penting untuk kita bertekun dalam Ibadah Doa Penyembahan!
Dalam doa penyembahan, kita mengalami kasih Allah dicurahkan dalam hidup kita sehingga kita tidak akan kembali menjilat muntah. Banyak gunakan lidah untuk menyembah Tuhan, baik secara pribadi di rumah, rumah tangga, maupun bersama-sama di gereja.
Kalau tidak mau menjilat air kasih Allah, pasti banyak menjilat muntah = banyak salah dalam perkataan sia-sia.
Dalam doa penyembahan, kita (terutama bangsa Kafir) mengalami kasih Allah/kemurahan/anugerah Tuhan di tengah dunia yang sudah gersang untuk menyegarkan dan membaharui hidup kita. Seperti Yesus yang berubah rupa di atas gunung, dalam doa penyembahan kita mengalami pembaharuan mulai dari panca indera, terutama mulut.
Kita mohon kepada Tuhan supaya kita bisa menyembah Dia dan diubahkan.
Mulut yang dibaharui menghasilkan perkataan-perkataan yang didorong oleh kasih Allah, yakni:
- Perkataan yang benar, tidak dusta, jujur:
- Jujur dalam mengaku dosa.
Jangan ada kebenaran diri sendiri, menyembunyikan dosa, apalagi menyalahkan orang lain! Jangan juga membenarkan/membela yang salah hanya karena anak, suami, istri, keluarga, ataupun yang lainnya!
- Jujur dalam segala hal.
- Tidak ada lagi perkataan sia-sia, perkataan kotor, fitnah, dsb.
- Mulut digunakan untuk bersaksi.
Kita bersaksi tentang Firman Penginjilan pada orang-orang yang masih di luar Yesus, tetapi juga bersaksi/memperkenalkan Firman Pengajaran pada jiwa-jiwa yang sudah percaya Yesus.
- Mulut digunakan untuk banyak menyembah Tuhan.
Dalam doa penyembahan kita mengagungkan Tuhan, mempercayakan segenap hidup kita kepada Tuhan.
Kidung Agung 4:3a
4:3. Bagaikan seutas pita kirmizibibirmu, dan elok mulutmu.
Mulut yang digunakan untuk perkataan benar dan jujur, bersaksi, serta menyembah Tuhan = bibir Mempelai Wanita yang bagai seutas pita kirmizi.
Pita kirmizi berwarna merah menunjuk pada darah Yesus / kasih Allah.
Yosua 2:1, 18-19
2:1. Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ.
2:18. sesungguhnya, apabila kami memasuki negeri ini, haruslah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela tempat engkau menurunkan kami, dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta seluruh kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu.
2:19. Setiap orang yang keluar nanti dari pintu rumahmu, harus sendiri menanggung akibatnya, kalau darahnya tertumpah, dan kami tidak bersalah; tetapi siapapun juga yang ada di dalam rumahmu, jika ada orang yang menciderainya, kamilah yang menanggung akibat pertumpahan darahnya.
Pada saat keruntuhan Yerikho (suatu kota perdagangan yang hebat) semuanya hancur kecuali Rahab dan keluarganya diselamatkan karena memiliki tanda pita kirmizi.
Rahab menunjuk pada kehidupan bangsa Kafir, bahkan perempuan sundal (najis, banyak kesalahan).
Semua manusia berdosa, namun jika kita mau menggunakan mulut untuk mengaku dosa (jangan diulangi lagi), bersaksi, dan menyembah Tuhan, maka ada tanda pita kirmizi.
Perlu kita perhatikan:
- “haruslah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela …”(dalam arti rohani), kalau tidak maka pasti hancur dan habis binasa bersama Yerikho (dunia).
- “Setiap orang yang keluarnanti dari pintu rumahmu, harus sendiri menanggung akibatnya,”
Kita harus saling mengingatkan dan menasehati, jangan justru ikut-ikutan dengan sesama yang salah. Nasib kita tidak bisa bergantung satu kepada yang lain. Jangan mau dibodohi dengan mengikuti gembala atau siapapun yang salah!
Kalau kita tidak mau menasehati sesama yang salah, kita berhutang darah!
Kalau kita mendukung (menyetujui) sesama dalam dosa/kesalahan, maka sama-sama akan binasa!
Sebaliknya, jika kita memiliki bibir mempelai, hasil yang kita terima:
- Kemurahan dan anugerah Tuhan memberi kehidupan dan pemeliharaan secara langsung, sekalipun kita berada di tengah kehancuran dan kemustahilan dunia.
Waspada! Jika menyembunyikan dosa, justru apa yang tadinya pandai, kaya, dsb. akan menjadi porak poranda dan hancur.
- Kemurahan dan anugerah Tuhan memberi perlindungan dan keselamatan pada pribadi dan nikah kita, baik secara jasmani(terhadap bencana alam, kecelakaan, kesulitan, dll.) juga secara rohani(terhadap dosa-dosa sampai puncak dosa) sehingga tidak akan mati rohani.
- Lewat tanda pita kirmizi, dulu Rahab yang Kafir dan sundal bisa masuk dalam silsilah Yesus = dipakai menerima kedatangan Yesus pertama kali.
Matius 1:1, 5
1:1. Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
1:5. Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
Bagi kita sekarang, kita menerima kemurahan dan anugerah Tuhan untuk bisa menyambut kedatangan Tuhan kedua kalidi awan-awan yang permai, dengan mulut yang tidak bersalah lagi. Saat itu hanya ada 1 bahasa, yakni bahasa Surga, “Haleluya”.
Wahyu 19:6-7
19:6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Lewat 3 macam pembaharuan, Tuhan mau menolong kehidupan yang tadinya bagai anjing dan babi untuk bisa dipakai bagi kemuliaan namaNya.
Tuhan memberkati.