Matius 24: 29-31adalah keadaan pada masa kedatangan Yesus yang kedua kali, yaitu terjadi kegoncangan dan kegelapan. Tanda kegoncangan dan kegelapan:
- matahari menjadi gelap
- bulan tidak bercahaya
- bintang berjatuhan.
Ad. 1. Matahari menjadi gelap= malam hari = tidak ada kasih Allah. Yohanes 11:10, kalau berjalan mengikut Tuhan di malam hari, tanpa kasih, maka akan tersandung dan jatuh. II Petrus 1:10-11, terutama adalah tersandung dalam hal panggilan pilihan = tidak setia sampai meninggalkan ibadah pelayanan kepada Tuhan. Akibatnya adalah kehilangan hak penuh untuk masuk Kerajaan Surga = binasa untuk selamanya.
Kolose 4: 17, lewat kekuatan kasih Allah, kita akan menjalankan sepenuhnya pelayanan yang sudah Tuhan percayakan kepada kita. Kisah Rasul 20:24, kita harus berjuang untuk melayani sampai garis akhir.
Garis akhir manusia ada 2:
- meninggal dunia
- sampai kedatangan Yesus kedua kali.
1 Korintus 9: 25, ibadah dan pelayanan adalah perlombaan sampai garis akhir, sehingga menerima mahkota abadi, hak penuh untuk masuk Kerajaan Surga.
Dalam perlombaan untuk menerima mahkota abadi itu, ada syaratnya, Ibrani 12: 1-2, yaitu:
- menanggalkan beban dan dosa yang begitu merintangi.
Beban adalah dosa yang sudah kita perbuat, katakan, pikirkan. Menanggalkan beban dosa artinya saling mengaku dan saling mengampuni. Mengaku adalah dengan sejujur-jujurnya dan berani menanggung resiko apapun juga; jika diampuni jangan diperbuat lagi. Mengampuni adalah dengan tulus hati, kemudian melupakan. Saat mengaku dan mengampuni dengan benar, maka segala beban dosa sudah ditanggalkan.
Dosa yang merintangi = jerat dosa, ini juga harus diselesaikan. Jerat dosa ini dipasang setan pada tempat-tempat yang sering kita lalui.
1 Timotius 6: 9-10, jerat dosa: - dimulai keinginan jahat, yaitu keinginan akan uang, prakteknya:
- mencari uang dengan cara yang tidak halal.
- tidak setia sampai meninggalkan ibadah pelayanan karena mencari uang.
- mencuri milik Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus) dan milik sesama.
Keinginan jahat selalu berpasangan dengan keinginan najis.
- keinginan najis, yaitu dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan, ini juga merupakan jerat dosa. Jerat dosa ini seringkali datang saat kita tidak mau berjuang dalam ibadah pelayanan.
- Ulangan 12: 29-30, ajaran sesat.
2 Petrus 2: 1
Dalam menyelesaikan masalah, biar kita menggunakan pedang seperti Salomo. Pedang ini menunjuk pada firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Hanya pedang ini yang bisa menyelesaikan masalah terbesar di dunia, yaitu masalah nikah. Sayang Salomo di masa tua terjerat pengajaran sesat dan tidak bisa keluar lagi.
Yang membuat letih lesu dalam pelayanan adalah beban dosa dan dosa yang menjerat. Kalau ini sudah diselesaikan, maka semua akan menjadi enak dan ringan. Kita berada dalam perhentian, tidak pernah tinggalkan nikah, tidak pernah tinggalkan ibadah pelayanan, tidak pernah tersandung.
- Ibrani 12:2, penyucian perhatian,sehingga perhatian hanya tertuju pada Yesus yang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Kalau melayani Tuhan hanya melihat yang jasmani, akan menjadi seperti istri Lot, menjadi tiang garam.
Kita harus melihat Yesus, Imam Besar yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa, Ibrani 7: 26, prakteknya: - Hidup dalam kesucian= memandang dadanya Imam Besar
Di dada Imam Besar ada urim (firman) dan tumim (urapan Roh Kudus), yaitu pedang yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Jadi memandang Imam Besar berarti memperhatikan firman.
2 Petrus 1: 19
memperhatikan = mendengar dengan sungguh-sungguh dan dengan suatu kebutuhan, seperti memperhatikan pelita di tempat gelap. Dilanjutkan mengerti, percaya, sampai praktek firman.
Maka terang firman itu akan memancarkan sinar, menerangi yang gelap dalam hati, sampai hidup kita juga memancarkan terang firman mulai dari rumah tangga.
Matius 5: 14-16
Dalam nikah, suami yang memandang Imam Besar bisa mengasihi istri seperti dirinya sendiri, istri yang memandang Imam Besar bisa tunduk pada suami dalam segala sesuatu. Anak yang memandang Imam Besar taat pada orang tua. Kalau terang dalam nikah sudah ada, akan lanjut menjadi pelita di depan semua orang, sampai suatu waktu menjadi terang dunia, Mempelai Wanita Tuhan.
- Ibrani 12: 3, tabah= memandang tangan Imam Besar yang berlubang paku
Tangan Imam Besar membawa darah dan dupa. Melayani Tuhan harus tabah, sebab menghadapi darah, sengsara bersama Tuhan. Tetapi harus diimbangi dupa, yaitu penyembahan kepada Tuhan. Maka di situ kita akan tabah, kuat hati, tidak putus asa.
Semakin besar sengsara yang kita terima karena Tuhan, maka semakin besar sinar kemuliaan yang kita terima. Sinar kemuliaan itu adalah cahaya keubahan hidup. Di mana ada Shekinah Glory (kemuliaan yang rohani), maka segala masalah akan selesai, akan ada kemuliaan yang jasmani.
- Mazmur 107: 43, memandang lambungnya Tuhan, yaitu kita hanya hidup dari kemurahan Tuhan.
Mazmur 23: 1,6
Praktek hidup dari kasih karunia, kemurahan, dan kebaikan Tuhan adalah tergembala. Tergembala adalah mulai dari masuk kandang penggembalaan, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Setiap tarikan nafas kita adalah bukti kasih karunia, kemurahan, dan kebajikan Tuhan. Kasih karunia, kemurahan, dan kebajikan Tuhan bagaikan degup jantung yang selalu mengikuti kita, bagaikan matahari yang selalu terbit.
Ibrani 4: 16
kasih karunia, kemurahan, dan kebajikan Tuhan akan menolong kita tepat pada waktuNya. II Samuel 15:25-26, kasih karunia Tuhan tidak hanya menolong tepat pada waktuNya, tapi juga menjadikan semuanya baik.
Kejadian 19: 22-23
Mazmur 103: 4
kasih setia Tuhan sampai menjadi mahkota abadi untuk masuk Kerajaan Surga.
Tuhan memberkati.