NUBUAT VII – Nubuat tentang Penghukuman atas Dunia saat Kedatangan Yesus Kedua Kali.
Seperti terjadi di zaman Nuh, demikianlah halnya saat kedatangan Yesus kedua kali, hanya sedikit yang diselamatkan. Tidak ada yang tahu tentang saat kedatangan Yesus kedua kali, kecuali hanya Bapa saja, sebab itu kita harus selalu
berjaga-jaga. Matius 24:41-42, berjaga-jaga dikaitkan dengan perempuan yang memutar batu kilangan. Memutar batu kilangan berarti sedang menggiling gandum untuk menjadi tepung, sampai menjadi roti yang tidak beragi dan diolah dengan minyak. Roti tidak beragi yang diolah dengan minyak menunjuk pada pembukaan rahasia Firman Pengajaran yang benar.
Sikap kita terhadap Firman Pengajaran yang benar menentukan nasib kita di kemudian hari, sebab akan terjadi pemisahan, apakah kita mau terangkat atau tertinggal?
Contoh: Marta dan Maria Gambaran dua perempuan, yang satu terangkat dan yang lain ditinggalkan.
MARTAGambaran kehidupan yang sibuk sekali melayani, namun tidak mendengar dan tidak dengar-dengaran pada Firman Pengajaran yang benar = tidak mau mendengar Firman, yang penting melayani = tanpa arah menuju Yesus sebagai Kepala Firman adalah komando dalam pelayanan kita.
Kalau kita melayani tanpa Firman = Tuhan tidak menjadi Kepala dalam pelayanan, justru diri sendiri yang menjadi kepala, atau bahkan Babel yang menjadi kepala (khotbah ibadah Minggu, 22 November 2009).
Kejadian 2:18, sebenarnya perempuan diciptakan sebagai penolong bagi laki-laki. Maria seharusnya menjadi penolong Yesus, namun Marta justru menyuruh Maria menolong dia. Akibatnya:
- Hidup dalam suasana kutukan, penuh duri-duri, suasana susah payah. Menikah ataupun melayani tanpa Firman = masuk suasana kutukan.
- Disesatkan oleh perempuan Izebel dan perempuan Babel.
- Ajaran Izebel dikaitkan dengan kejatuhan Hawa.
Wahyu 2:19-20, I Timotius 2:11-14,yakni ajaran yang memperbolehkan wanita mengajar dan memerintah di mana ada laki-laki. Kalau perempuan mau mengajar dan memerintah laki-laki (mau berkuasa) = memberi suami dan anak-anak makan buah terlarang.
Kita harus waspada! Hanya sedikit yang diselamatkan. Pengajaran adalah kepala atau komando. Kalau kepala sudah salah maka semua anggota tubuh pasti disesatkan juga. Waspada! Terutama para gembala, para kepala keluarga, juga para perempuan!
- Ajaran Babel.
Wahyu 17:4-5yakni ajaran yang mengajarkan / mengutamakan kemakmuran dan hiburan, sehingga pelayanan dijadikan seperti tontonan di dunia.
2 Petrus 2:1 Akibat daripengajaran sesat adalah kebinasaan.
MARIALukas 10:39, 42, Maria memulai pelayanannya dengan duduk di bawah kaki Yesus, mendengar dan dengar-dengaran pada Firman Pengajaran benar = menempatkan Yesus sebagai Kepala.
Sesuai surat Efesus, ada 3 penampilan Yesus sebagai Kepala:
- Efesus 1:22-23; I Korintus 15:25-26 Yesus sebagai Raja atas segala raja yang telah menang atas segala musuh, sampai musuh terakhir yakni maut / dosa telah dikalahkan.
Sebab itu, kita harus menjadi raja-raja, bukan dalam arti / ditafsirkan semua harus kaya, tetapi raja-raja adalah kehidupan yang menang atas dosa, tidak dijajah dan tidak diperbudak oleh dosa.
Matius 11:28-30, saat ini, Tuhan mengundang kehidupan yang letih lesu dan berbeban berat.
Dosa adalah penyebab suasana letih lesu dan beban berat (suasana kutukan) bahkan sampai membawa manusia pada kebinasaan. Selama hati nurani masih baik, kalau ada dosa pasti merasa letih lesu dan beban berat.
Kita belajar pada Yesus, prakteknya:
- Mengaku dosa = rendah hati Yesus di atas kayu salib mengakui dosa kita, mengapa seringkali kita tidak mau mengakui dosa kita sendiri? Kehidupan yang tidak mau mengaku dosa ataupun kehidupan yang mengulangi dosa adalah kehidupan yang sombong!
- Mengampuni dosa orang lain = lemah lembut Kita harus bisa mengampuni dosa orang lain serta melupakannya.
Kalau sudah tidak ada dosa sendiri maupun dosa orang lain, maka kita bisa hidup benar.
Hasilnya:
Amsal 10:2, “Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut.â€
Yesaya 32:17, di mana ada kebenaran, di situ ada ketenangan / damai sejahtera (hati tidak tertuduh lagi).
Matius 11:30, di mana ada ketenangan, Tuhan sanggup menjadikan semua enak dan ringan, apapun keadaan hidup kita saat ini, dalam kesulitan maupun dalam keadaan diberkati. Sampai kita mengalami saat yang paling ringan, kita bisa terangkat saat Yesus datang kedua kali.
- Efesus 4:15-16Yesus sebagai Imam Besar, Kepala pelayanan.
Sebab itu, kita harus menjadi imam-imam yakni seorang yang memangku jabatan pelayanan, seseorang yang beribadah dan melayani dalam pembangunan Tubuh Kristus.
Apa yang harus kita teladani dari Imam Besar?
Ibrani 5:8-10, Yesus taat dengar-dengaran, sekalipun harus menderita sampai mati di atas kayu salib.
Kita harus menjadi imam-imam yang taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara.
Prosesnya: mendengar Firman, mengerti, percaya, dan taat pada Firman.
Ingat di zaman Nuh, tidak taat = habis binasa dalam penghukuman Tuhan.
Contoh ketaatan: Abraham diperintahkan Tuhan menyembelih Ishak. Abraham tidak membantah tetapi taat saja. Jika kita taat, segala sesuatu menjadi tanggung jawab yang menyuruh. Namun, jika kita tidak taat maka segala resiko ditanggung diri sendiri.
Contoh: Petrus dan kawan-kawan Tidak taat --> ada hubungan dengan setan, sumber kegagalan dan kehancuran Taat --> ada hubungan dengan Imam Besar di sebelah kanan tahta Allah Bapa, di mana ada hikmat dan kuasa untuk memberi keberhasilan.
Pengkhotbah 10:10 Imam Besar, yang telah lebih dulu taat, mengulurkan tanganNya untuk membuat segala sesuatu jadi berhasil.
- Efesus 5:22-23, 25-29 Yesus sebagai Mempelai Pria Surga.
Yesus sebagai Mempelai Pria Surga dan kita (gerejaNya) adalah mempelai wanitaNya.
Tugas Mempelai Pria adalah berkorban nyawa untuk bisa mengulurkan tanganNya pada kita:
- Untuk mengasuh dan merawati = memelihara, memberi kehangatan kasih, melindungi (hidup kita aman), juga menyehatkan kita.
- Untuk memandikan = menyucikan dan mengubahkan kita lewat Baptisan Air dan pekerjaan air hujan Firman Pengajaran.
Sesudah menyelam dalam Baptisan Air, kita harus menyelam / mendalam dalam Firman Pengajaran yakni lewat ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci. Kita akan terus disucikan sampai sempurna dan tidak bercacat cela.
Jangan kita mau menjadi kepala sendiri, kita tidak akan mampu! Berikanlah tempat kepada Yesus untuk menjadi Kepala atas hidup kita.
Apa yang harus diubahkan? Kelemahan yang menyebabkan kejatuhan Hawa adalah pada telinga dan mulut.
- Kejadian 3:1-2, telinga Hawa mau mendengar ajaran lain karena merasa kuat.
Setan menambah kata “jangan†--> ajaran sudah jelas berbeda dari perintah Tuhan, kenapa masih didengar?
Ingat Salomo! Adalah kerugian besar kalau kita membuka telinga untuk mendengar ajaran lain, juga gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Telinga harus direnovasi / diubahkan menjadi telinga yang mendengar dan dengar-dengaran pada Firman Pengajaran benar.
- Kalau telinga rusak maka mulut ikut rusak, mulut Hawa menambah dan mengurangi Firman.
Mulut harus diubahkan: batasi perkataan kita dengan kata-kata yang sesuai Firman! Tuhan menolong kita.
Markus 7:37 “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikanNya mendengar, yang bisu dijadikanNya berkata-kata.â€
Kalau telinga dan mulut baik, maka semua juga menjadi baik, sampai yang terbaik, kita di awan-awan permai menyambut Tuhan datang kedua kali, lanjut selama-lamanya kita bersama Dia di Surga yang kekal.
Tuhan memberkati.