Salam sejahtera dalam kasih sayangNya Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 6:126:12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.Pembukan meterai keenam yaitu hukuman Allah Roh Kudus yang keenam atas dunia ini yaitu terjadi gempa bumi yang dahsyat baik secara jasmani terutama secara rohani, yang mengakibatkan :
- Kegelapan di dalam dunia
Wahyu 6:12-13
6:12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitambagaikan karung rambut dan bulan menjadi merahseluruhnya bagaikan darah.
6:13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhanke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
- Kegoncangan di dalam dunia
Wahyu 6:14
6:14 Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
- Terjadi ketakutan di dalam dunia
Wahyu 6:15-17
6:15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
6:17 Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?
ad. 3. Ketakutan.
Ada tiga macam ketakutan:
- Ketakutan melanda Adam dan Hawa (orang hebat), dan terjadi di taman Eden (suasana kelimpahan).
Kejadian 3:9-10
3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
Yaitu ketakutan karena berbuat dosa, tidak taat tidak dengar-dengaran, sehingga telanjang, kehilangan kemuliaan, kehilangan gambar Allah Tritunggal.
Jadi kekayaan, kepandaian, kedudukan, kehebatan, tidak menjamin kebahagiaan hidup. Sehebat apa pun manusia di bumi secara jasmani ataupun rohani tetapi jika tidak taat tidak dengar-dengaran pada firman Allah, maka pasti berbuat dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan-minum dan kawin mengawinkan). Sehingga pasti bersuasana ketakutan, hidup dalam kutukan dan kebinasaan.
Jadi, yang menentukan kebahagiaan di bumi sampai di akhirat nanti bukan kaya/miskin, pandai/ bodoh, tetapi berbuat dosa (tidak taat) atau tidak berbuat dosa (taat dengar-dengaran).
- Ketakutan melanda Petrus hamba Tuhan yang hebat.
Matius 14:30-31
14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlahia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
Petrus ketakutan menghadapi angin dan gelombang di tengah lautan dunia, yaitu :
- Ketakutan karena gelombangpencobaan-pencobaan, masalah-masalah yang mustahil, kesulitan-kesulitan dalam kebutuhan hidup sehari-hari, dan dalam menjangkau masa depan.
- Ketakutan menghadapi anginajaran-ajaran palsu, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan-pertanyaan. Sampai menimbulkan kebimbangan akan pengajaran yang benar. Jika bimbang maka tidak pasti tenang, tidak mendapat apa-apa, sampai tenggelam di lautan api belerang.
Lukas 21:25-26
21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
Ketakutan atau stress adalah pembunuh utama di akhir zaman. Ketakutan menimbulkan kematian jasmani, tetapi juga menyebabkan kematian secara rohani, yaitu tidak bergairah lagi dalam perkara rohani, dalam ibadah pelayanan, tidak mau beribadah melayani sampai tidak bisa lagi beribadah melayani Tuhan. Juga tidak mau menyembah Tuhan sampai tidak bisa lagi menyembah Tuhan. Sehingga membawa kepada kematian yang kedua, api belerang neraka selamanya.
- Ketakutan melanda orang-orang hebat di bumi.
Wahyu 6:15-16
6:15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
Yaitu ketakutan untuk memandang Yesus yang datang kembali kedua kali sebagai Raja segala raja, sebagai Mempelai Pria Sorga, sebagai Hakim yang adil untuk menghakimi dan menghukum dunia ini.
Mengapa ketakutan memandang Yesus yang akan datang kembali kedua kali? Karena keras hati = bersembunyi di batu-batu = mempertahankan manusia darah daging yang tidak mau disucikan dan tidak mau diubahkan oleh firman pengajaran yang keras yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Ini seperti keadaan bangsa Israel di Rafidim yang menolak rencana Tuhan, yang keras hati dan selalu menyalahkan firman, menyalahkan Musa, menyalahkan Tuhan.
Keluaran 17:1-4
17:1 Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.
17:2 Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"
17:3 Hauslahbangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"
17:4 Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"
Praktek keras hati adalah haus, yaitu tidak mengalami kepuasan secara jasmani dan rohani.
Akibatnya:
- Bersungut-sungut, bertengkar, saling menyalahkan, saling menghakimi.
- Mengejar kepuasan semu di dunia, sehingga jatuh dalam dosa yaitu dosa kenajisan (makan-minum, kawin-mengawinkan) dan dosa kejahatan (melempar batu), artinya perbuatan-perbuatan yang merugikan/ menyengsarakan orang lain sampai membalas kebaikan dengan kejahatan.
- Mencobai Tuhan = melawan firman pengajaran benar.
Keluaran 17:7
17:7 Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHANdengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"
Keadaannya orang keras hati adalah bersembunyi di batu karang, ditimpa batu karang sampai binasa selamanya.
Wahyu 6:16
6:16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
Keluaran 17:5-6
17:5 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.
17:6 Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itudan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
Tidak semua tua-tua diajak. Mengapa? Karena ada yang keras hati, ada yang memihak yang salah.
Jalan keluarnya adalah Musa harus memukul gunung batu/ batu karang dengan tongkat sampai mengeluarkan air.
1 Korintus 10:3-4
10:3 Mereka semua makan makanan rohani yang sama
10:4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
Gunung batu/ batu karang = Yesus Kristus.
Dipukul dengan tongkat = disalib.
Jadi, jalan keluarnya adalah Yesus harus mati di kayu salib untuk menaggung segala dosa dan kekerasan hati kita, bangsa Israel maupun bangsa Kafir, dan mencurahkan air Roh Kudus kepada kita.
Dari pihak Tuhan, batu karang sudah mau dipukul dengan tongkat sampai mengeluarkan air sudah terjadi, pencurahan Roh Kudus sudah terjadi. Sekarang dari pihak kita.
Matius 21:44
21:44 [Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.]"
Menyikapi gunung batu yang dipukul mengeuarkan air/ menyikapi Yesus yang sudah mati di kayu salib ada dua kemungkinan:
- Ditimpa batu karang artinya tetap keras hati, tetap mempertahankan dosa sehingga harus dihukum, hancur dan binasa.
- Jatuh di atas batu karang/ korban = hancur hati.
Praktek hancur hati:
- Percaya Yesuslewat mendengar firman yang benar yang diurapi Roh Kudus dengan sungguh-sungguh, dan mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi (bertobat).
- Masuk baptisan air yang benar.
Roma 6:2,4
6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkanbersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkandari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Orang yang sudah mati terhadap dosa (bertobat) harus dikubur dalam air bersama Yesus, kemudian bangkit dari kuburan air bersama Yesus, untuk mendapat hidup baru, hidup Surgawi, hidup dalam kebenaran.
Matius 3:16
3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
Maka semua dosa dan kutukan dosa (air anggur asam, empedu yang pahit) sudah diminum/ ditanggung Yesus di kayu salib. Yesus mencurahkan Roh Kudus/ anggur baru/ air kehidupan untuk mengubahkan kita dari manusia daging yang ketakutan menjadi manusia rohani yang takut akan Tuhan.
Pengkhotbah 12 : 13
12:13 Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.
Takut akan Tuhan adalah berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran apa pun resikonya sampai daging tidak bersuara lagi. Sehingga kita tidak berbuat dosa, tetap hidup benar dan suci. Kita beribadah melayani Tuhan dengan setia dan tulus ikhlas.
Yosua 24:14-15
24:14 Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengantulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
Taat dan setia sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan.
Yesaya 11:1-3
11:1 Suatu tunasakan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuhdari pangkalnya akan berbuah.
11:2 Roh TUHANakan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
11:3 ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
Keadaan orang yang takut akan Tuhan adalah seperti Yesus di kayu salib, seperti tunggul tidak berdaya apa-apa, tidak bisa apa-apa, tidak berharga apa-apa, tidak ada yang mempedulikan malah diinjak-injak, tidak ada harapan. Tetapi saat kita takut akan Tuhan, Tuhan akan mencurahkan Roh Kudus dengan tujuh manifestasinya kepada kita, sehingga kita bisa bertunas dan berbunga.
Hasilnya:
- Bertunas = mati jadi hidup.
Roh Kudus sanggup memelihara keidupan kita di tengah kemustahilan dunia, sanggup memerintahkan berkat kepada kita, yang mustahil menjadi tidak mustahil. Semua diselesaikan.
- Berbunga = diberi karunia-karunia Roh Kudus sesuai jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita. Sehingga pelayanan kita berkenan kepada Tuhan dan hidup menjadi berhasil dan indah.
- Berbuah = berubah, sampai menghasilkan 9 buah Roh.
Galatia 5:22-23
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Kasih, sukacita, damai sejahtera (gambar Allah Bapa).
Kesabaran, kemurahan, kebaikan (gambar Anak Allah).
Kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (gambar Allah Roh Kudus).
Kita kembali kepada gambar Allah Tritunggal. Wajah menjadi berseri, bahagia, tidak ada air mata. Kita berserah kepada Tuhan sampai saat Tuhan datang kedua kali, kita diubahkan menjadi sempurna dan terangkat di awan-awan permai untuk memandang Tuhan muka dengan muka selama-lamanya.
Tuhan memberkati.